Anda di halaman 1dari 89

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN

FIQIH PADA KITAB FATHUL QORIB DI PONDOK PESANTREN


HIDAYATUL MUBTADI-IN KECAMATAN RIMBO ULU
KABUPATEN TEBO

SKRIPSI

LENA SUSANTI

NIM.201172297

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021
IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN
FIQIH PADA KITAB FATHUL QORIB DI PONDOK PESANTREN
HIDAYATUL MUBTADI-IN KECAMATAN RIMBO ULU
KABUPATEN TEBO

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana


Strata Satu (S.1) pada program studi Pendidikan Agama Islam

LENA SUSANTI

NIM.201172297

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Lena Susanti
NIM : 201172298
Judul Skripsi : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fiqih Pada
Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi,29 April 2021

Pembimbing I,

Drs.H.Habibuddin Ritonga,M.Ag
NIP. 19590612198703001

iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi
36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di _
Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi :
Nama : Lena Susanti
NIM : 201172298
Judul Skripsi : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fiqih Pada
Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 29 April 2021

Pembimbing II,

Dr.Hj.Hindun,M.Pd.I
NIP. 197810032008012007

iv
v
vi
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk Almarhumah Ibunda tercinta ibu Suharti


yang dulu semasa hidupnya selalu memberikan semangat dan kasih sayang yang
luar biasa yang semoga ibuk ikut bahagia atas mencapaian ini. Dan
dipersembahkan untuk ayah yang bernama Luri yang selalu memberikan yang
terbaik untuk anak-anaknya, juga untuk keluarga yang senantiasa selalu
mendukung dan menguatkan, dan teruntuk calon suami Dedi Tarmadi sudah setia
menunggu dan sudi memberikan semangat hingga pecapaian titik ini, dan juga tak
lupa untuk sahabat-sahabatku Delvita Sari, Alfi Latifah, dan Alfina Fristya Safitri,
Hepiloka Seleksi, yang selalu sedia membantu ketika kala aku berada dalam
kesulitan. Dan juga untuk teman-teman seperjuangan teman-teman PAI C
angkatan 2017 yang sudah memberikan pengalaman baru selama duduk di bangku
perkuliahan kampus tercinta ini.

vii
MOTTO

…‫هللا ن َ ْف ًسا ِاالَّ ُو ْس َعهَا‬


ُ ‫…الَ ُي َ ِكّ ُف‬
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”.
(Al-Baqarah : 286 )

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayahnya serta anugrah yang tiada terkira. Sholawat dan salam
selalu tercurahkan kepadajunjungan kita Rasullah SAW yang telah mengajarkan
suri tauladan, dan yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang modern seperti yang kita rasakan sekarang dengan kemudahanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Metode Sorogan
Dalam Pembelajaran Fikih pada Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.

Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan


kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karena itu, hal
yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasih keada semua pihak yang
turut membantu penyelesaian skripsi ini. Terutama sekali kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof.Dr. H.Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rekor Universitah


Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Dekan I.
4. Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I selaku wakil Dekan II.
5. Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil Dekan III.
6. Bapak Muklis, M.Pd.I selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Bapak Habib Muhammad M.Ag selaku sekretaris Pendidikan Agama
Islam
7. Drs.H.Habibuddin Ritonga,M.Ag Selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Dr.Hj.Hindun,M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pemikirannya untuk mengarahkan penulis dalam

ix
9. Pimpinan Perpustakaan Universitas dan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi serta karyawan yang telah membantu
penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan skripsi
inimenyelesaikan skripsi.
10. Kyai Muhammad Shoim Yunus, selaku pengasuh Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In yang telah mengizinkan saya untuk melakukan riset
di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In kecamatan Rimbo Ulu
Kabupaten Tebo.
11. Uatad Alfyan Hadi Wibowo, selaku guru/ustad yang mengajar
pembelajaran fiqih pada Kitab Fathul Qarib menggunakan metode
Sorogan yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi-
informasi yang penulis butuhkan
12. Ustad Zainuddin, selaku ustad yang mengajar sorogan yang telah banyak
membantu dalam memberikan informasi dan juga memberikan motivasi
13. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI C angkatan 2017.
Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga
kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut serta memberikan
semangat, doa, motivasi, masukan, arahan, binaan, nasehat, dan
dukungan. Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, 29 April 2021

Lena Susanti
NIM.201172297

x
ABSTRAK
Nama : Lena Susanti
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Judul : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fikih Pada
Kitab Fathul Qarib Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo

Kata Kunci : Implementasi metode Sorogan dalam pembelajaran Fikih pada kitab
Fathul Qarib
Penelitian ini merupakan upaya untuk Implementasi Implementasi
Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fikih Pada Kitab Fathul Qarib Di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.
Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1). Bagaimana
Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fikih Pada Kitab Fathul
Qarib Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu
Kabupaten Tebo. (2). Bagaimana Pencapaian metode Sorogan dalam
pembelajaran fiqih pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan rancangan studi pengembangan ( research and
development). Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian lapangan, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian yaitu untuk proses
pembelajaran fikih pada kitab Fathul Qarib dengan menggunakan Implementasi
metode Sorogan dalam pembelajaran Fikih pada kitab Fathul Qarib karena metode
ini dianggap cocok untuk mempermudah dan membantu para santri dalam
membaca dan memahami kitab kuning dan metode ini dianggap sebagaimetode
yang mampu mempererat hubungan antara para santri dengan gurunya karena
penerapan metode ini ini dilaksanakan secara langsung satu-persatu santri
menghadap kepada gurunya, sehingga proses pembelajaran dapat lebih kondusif
karena ketika terdapat kesalahan dalam membaca kitab, maka secara langsung
guru membenarkan dengan memberikan penjelasan kepada santri yang sorogan.
Kendala yang dihadapi dalam Implementasi metode Sorogan dalam pembelajaran
Fikih pada kitab Fathul Qarib ialah adanya beberapa santri yang malas, terdapat
perbedaan kecerdasan, waktu yang terlalu sedikit, pembelajaran nahwu dan
shorof yang sebelumnya kurang maksimal, dan tidak focus karena terganggu
dengan hafalan-hafalan pelajaran lainnya. Namun dengan adanya metode sorogan
yang sangat membantu santri dalam membaca dan memahami kitab maka terdapat
pencapaian dan juga keuntungan bagi santri. Dengan diterapkannya metode
sorogan, santri sedikit demi sedikit akan terus terbiasa. Keuntuntungan yang
didaptkan, ketika terdapat perlombaan membaca kitab maka pondok pesantren
hidayatul mubtadi-in ini melahirkan banyak santri-santri yang dapat diikut
sertakan dalam perlombaan.

Keyword ; Metode Sorogan, Membaca Kitab, Pondok Pesantren

xi
ABSTRAK
Name : Lena Susanti
Faculty : Tarbiyah and Teacher
Addres : Implementation of the Sorogan Method in Jurisprudence Learning
in the Fathul Qarib Book at the Hidayatul Mubtadi-In Islamic
Boarding School, Rimbo Ulu District, Tebo Regency

Keyword : Implementationof the Sorogan Method in Jurisprudence Learning in


the Fathul Qarib Book
This research is an attempt to implement the Sorogan Method in Jurisprudence
Learning in the Fathul Qarib Book at the Hidayatul Mubtadi-In Islamic Boarding School,
Rimbo Ulu District, Tebo Regency. The main questions to be answered through this
research are (1). How to Implement the Sorogan Method in Jurisprudence Learning in the
Fathul Qarib Book at the Hidayatul Mubtadi-In Islamic Boarding School, Rimbo Ulu
District, Tebo Regency. (2). How are the achievements of the Sorogan method in fiqh
learning in the Fathul Qorib Book for students of the Hidayatul Mubtadi-In Islamic
Boarding School, Sukamaju Village, Rimbo Ulu District, Tebo Regency. To answer this
question, this study uses a qualitative approach with a research and development study
design. Based on the theoretical study and the results of field research, the researcher can
conclude that the research results are for the process of learning fiqh in the book Fathul
Qarib by using the implementation of the Sorogan method in learning Jurisprudence in
the book of Fathul Qarib because this method is considered suitable to facilitate and assist
students in reading and reading. understanding the yellow book and this method is
considered a method that is able to strengthen the relationship between the students and
the teacher because the application of this method is carried out directly one by one the
students face the teacher, so that the learning process can be more conducive because
when there is an error in reading the book, then directly the teacher justifies by giving an
explanation to the sorogan students. The obstacles faced in the implementation of the
Sorogan method in Jurisprudence learning in the Fathul Qarib book are the presence of
some students who are lazy, there are differences in intelligence, too little time, learning
nahwu and shorof which previously was less than optimal, and not focused because they
are disturbed by rote memorization of other lessons. . However, with the sorogan method
which is very helpful for students in reading and understanding the book, there are
achievements and benefits for the students. With the application of the sorogan method,
students will gradually get used to it. The advantage that was gained, when there was a
book reading competition, this Islamic boarding school hidayatul mubtadi-in gave birth to
many students who could be included in the competition.

Kata kunci : The Sorogan Method, Read the Book, Islamic Boarding Schol.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... iii


NOTA DINAS ................................................................................................................. iii
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI...............................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS, ................................................................................ Iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR, .................................................................................................. viv
ABSTRAK ..................................................................................................................... ivx
ABSTRACT .................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiiii
DAFTAR TABEL……………………………………….. ............................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………. ................................ xvv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................7
C. Fokus Penelitian ...................................................................................................6
D. Tujuan dan Kagunaan Penenlitian .....................................................................7
1. Tujuan Penelitian .............................................................................................7
2. Kegunaan Penelitian ........................................................................................8
BAB II ...............................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................9
A. Landasan Teori.....................................................................................................9
1. Definisi Implementasi.......................................................................................9
2. Metode Sorogan ................................................................................................9
3. Pembelajaran ..................................................................................................14
a. Pengertian Pembelajaran ..............................................................................14
4. Kitab Fathul Qarib.........................................................................................17
5. Pondok Pesantren ...........................................................................................19

xiii
B. Studi Relevan ......................................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................24
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................................24
B. Setting dan Subjek Penelitian............................................................................25
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................................25
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................27
E. Teknik Analisis Data ..........................................................................................28
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..............................................................30
G. Jadwal Penelitian............................................................................................33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................34
A.TEMUAN UMUM.................................................................................................34
1.Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Hidayaul Mubtadi-in .................. 34
2.Geografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In ............................................ 36
3.Visi dan Misi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In ...................................... 36
4.Sarana Pra sarana Pomdok PesantrenHidayatul Mubtadi-In .............................. 37
5.Struktur organisasi pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In ............................. 38
6. .......... Keadaan tenaga pendidikan dan kependidikan Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In ............................................................................................................. 39
B.TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN ............................................................43
BAB V PENUTUPAN ....................................................................................................56
A.Kesimpulan ............................................................................................................56
B.Saran ......................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................58

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………….…...32

Tabel 4.1 Sarana Pra Sarana…………………………………………………..36

Tabel 4.2 Tenaga kependidikan Sekolah formal……………………………..38


Tabel 4.3 Tenaga kependidikan Sekolah Diniyah……………………………40
Tabel 4.4 Nama Santri Sorogan Putri………………………………………...44
Tabel 4.5 Nama Santri Sorogan Putra………………………………………..45

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……………………………………………………………………...60

Lampiran 2……………………………………………………………………...62

Lampiran 3…………………………………...…………………………………67

Lampiran 4……………………………………………………………………...70

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana


penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka
lembaga yang berkembang di Indonesia banyak diwarnai dengan pola
pendidikan Islam. Pendidikan islam di Indonesia jika kita melihat dari
sejarahnya dan perkembangnya hingga saat ini banyak mengalami
kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya,
terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Pendidikan adalah usaha
sadar yang sengaja di rancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia . salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah melalui proses pembelajaran disekolah. (Hamadi, 2011;128)
Adapun dalil dasar Al-Quran mengenai Pendidikan Islam yaitu
terdapat dalam surat Al – Alaq ayat 1-5 :
ْ ‫) ِا ْق َز ْأ ِبا‬2 ( ‫ق‬
) 3 (‫س ِن َر ِّب َك ْاالَ ْك َز ٌم‬ ِ َ‫سا َن ِهنْ َعل‬َ ‫ق ْا ِال ْن‬َ َ‫ ) َخل‬1( ‫ق‬ َ َ‫ي َخل‬ ْ ‫ِا ْق َز ْأ ِبا‬
ْ ‫س ِن َر ِّب َك الَّ ِذ‬
َ ‫ ) َعلَّ َن ْا ِال ْن‬4 (‫ي َعلَّ َن ِبا ْلقَلَ ِن‬
)5 (ْ ‫سا َن َها لَ ْن يَ ْعلَن‬ ْ ‫اَلَّ ِذ‬
Artinya : “1. Bacalah,dengan (Menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpaldarah 3.
Bacalah,Tuhanmu lah yang maha mulia 4. Yang mengajar manusia dengan
Pena 5. Dia mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya ”( QS. Al-
Alaq ayat 1-5).
Berbagai jenjang dan jalur yang dapat ditempuh dalam proses
pendidikann adalah melalui berbagai jalur pendidikan. Diantara nya jalur
tersebut adalah pendidikan Informal, jalur pendidikan Formal, dan jalur
pendidikan Non Formal.
Jalur pendidikan Informal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan
melalui pendidikan keluarga, dengan menentukan dan melibatkan anggota

1
2

keluarga sebagai pendidik kodrati. Melalui jalur ini peran utama yang
dilibatkan dalam proses pendidikan adalah keluarga terutama ayah dan
ibu.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional memberikan penjelasan terhadap pendidikan
Nonformal yang berbunyi :
“jalur Pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan Pendidikan yang berfungi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap Pendidikanormal dalam
rangka mendukung Pendidikan sepanjang hayat”.

Jalur pendidikan Non-Formal disebut pendidikan luar sekolah, yang


berpengaruh langsung atau tidak atau tidak langsung pada perkembangan
anak-anak. Didalam jalur ini terdapat kegiatan-kegiatan kursus-kursus,
baik dibidang umum maupun khusus dibidang keagamaan misalnya di
pondok pesantren. Pendidikan Non Formal ialah jalur pendidikan yang
tujuannya untuk mengganti, menambah dan melengkapi pendidikan
formal. ( https://www.dosenpendidikan.co.id/pendidikan-non-formal/ )
dikutip pada Senin, 11 Januari 2021 pukul 10.54 wib
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dipimpin
oleh seorang ulama atau kyai. Melalui jalur pesantren seorang santri akan
di didik mandiri yaitu dengan tinggal sementara di Pondok Pesantren. Dan
dipesantren mereka akan dituntut untuk mengikuti pelajaran tentang
agama islam dan menerpakannya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk
dirinya sendiri dan untuk lingkungan sekitar ( Dhofier, 2011:44).
Kitab kuning sangat erat sekali hubungannya dengan pesantren.
Kitab kuning merupakan karya ulama-ulama terdahulu yang dibukukan
tanpa ada harokatnya dan artinya.sering juga dikenal dengan Kitab gundul
atau kitab kosongan. Kitab kuning merupakan kitab-kitab klasik yang yang
ditulis berabad-abad yang lalu. Unutuk masa sekarang kitab kuning
menjadi pembahasan yang serius dan banyak dikaji dalam podok-pondok
3

pesantren, madrasah salafiyah, bahkan sampai dikalangan aktivitas


akademik perguruan tinggi.(Rodiah,2019)
Dalam pembelajaran di pesantren diterapkan berbagai metode serta
model. Model dan metode tersebut diterapkan dengan melihat situasi
kondisi dan kepentingan dari masing-masing pesantren. Berbagai metode
tersebut diataranya adalah metodee sorogan, dan metode wetonan atau
bandongan.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Saerozi ( 2013:31 ) metode
sorogan diterapkan pada santri tingkat rendah. Mereka, seorang demi
seorang dengan membawa kitabnya, maju menghadap guru
masing0masing. Guru membacakan salah satu kaimat bahasa arab,
kemudian santri harus menerjemahkan dan menerangkan maksud kalimat
tersebut. Aktivitas santri dalam metode tersebut adalah menyimak kitab
dan memberi tanda-tanda khusus secara langsung pada tekssnya.
Keterampilan memberi tandaitu disebut ngesahi ( maknani ).
(Mufidah,2015:16)
Para santri yang sudah mampu mengikuti pelajaran dari seorang
kiyai akan duduk berkumpul mengitari kiyai. Ketika kiyai tersebut
membaca kitab kuning, santri memberikan tanda pada kitabnya. Inilah
yang disebut dengan metode wetonan. Di Sumatera di kenal dengan
metode halaqoh. ( Dhofier, 2011:54 ).
Metode Sorogan pembelajaran kitab kuning merupakan bagian yang
paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan pesantren, sebab metode
sorogan menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi guru
dalam membimbing murid. Kebanyakan murid-murid mengkaji di
perdesaan gagal dalam pendidikan dasar ini. Disamping itu banyak
diantara mereka yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya
mematangkan diri pada tingkat sorogan ini sebelum mengikuti pendidikan
selanjutnya di pesantren. Sebab pada dasarnya hanya murid-murid yang
telah menguasai metode sorogan sajalah yang dapat memetik keuntungan
dari metode bandongan di pesantren. ( Dhofier, 2011:54 ).
4

Menurut wawancara pertama yang dilakukan, menurut ustad Abdul


Kholiq yakni metode sorogan memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada
metode sorogan ini terdapat sebuah kelemahan dalam pelaksanaan metode
ini yakni, metode ini membuat murid/santri cepat bosan, karena metode ini
menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan juga kedisiplinan. Metode ini
menuntut ketekunan dalam pembelajarannya karena proses metode
berlangsung membutuhkan waktu yang cukup lama. Metode ini
membutuhkan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan sebuah
keberhasilan.
Namun metode sorogan ini juga memiliki kelebihan dalam proses
pembelajaran membaca kitab kuning, kelebihan dari metode ini ialah
sangat baik sekali jika santri tekun dalam mepelajari kitab kuning
menggunakan metode ini, karena setelah memahami cara baca kitab
kuning dengan metode sorogan ini, santri akan lebih mudah untuk
membaca kitab-kitab kuning. Karena metode sorogan ini membahas dan
mengajarkan kepada santri bagaimana dan seperti apa cara membaca kitab
kuning yang tentunya menjadi keluhan setiap santri bahwa betapa suitnya
membaca kitab kuning.
Salah satu upaya untuk mempersiapkan para santri sebagai penerus
ulama’adalah mampu menguasai Kitab Kuning. Antara lain dengan
mengajarkan kepada mereka bagaimana mereka dapat membaca kitab
kuning dengan baik dan benar sesuai kaidah nahwu dan shorof. Kemudian
dapat memahami isinya dengan baik agar nantinya mereka memiliki
pengetahuan agama islam yang mampu serta dapat menjawab setiap
permasalahan-permasalahan yang muncul.(Nurcolis,Majid:8)
Menurut Ustad Abdul Kholiq pada wawancara pertam, Kendala yang
muncul dalam mempelajari dan memahami kitab kuning bagi santri antara
lain, bahwa santri belum memahami ilmu nahwu dan shorof yang
dijadikan alat atau kunci utama untuk membaca kitab kuning. Sehingga,
dalam pembelajaran mereka sangat lambat. Denga demikian, mereka tidak
bisa memahami kitab kuning secara baik, sebab bahasanya saja tidak
5

menguasai. Sehingga hasil pembelajaran kitab kuning tidak maksimal,


termasuk Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In. Menjadi suatu
kebanggaan sendiri sebagai penulis sebagai alumni santri di pondok
tersebut ketika mengamati masih ada generasi muda di era modern, yang
mau menyempatkan waktu untuk mempelajari dan mendalami Kitab
Kuning. Meskipun kesibukan dan aktivitas santri banyak yang padat, santri
di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In bukan hanya belajar khusus
mempelajari Kitab Kuning. Akan tetapi, mereka para santri juga belajar di
pendidikan formal yaitu MTs dan juga MA. Disisi lain kebanyakan para
santri juga berasal dari luar daerah.
Kitab Kuning yang dipelajari di pesantren dan tang dalam
pembelajarannya menggunakan metode Sorogan salah satunya adlah Kitab
Fathul Qarib. Kitab ini karangan Syekh Muhammad bin Qasim as-Syafi’i
RA adalah termasuk Kitab Kuning. Pembahasan kitab ini mengenai ruang
lingkup fiqih. kitab ini diajarkan di banyak pesantren sebagai kitab Fiqih
dasar, disamping mempelajari kitab Ushul Fiqh, kitab Fiqih Mazhab
Syafi’i ini ditulis ulang dala format blog dan rujukan terjemahan karya
KH. Imron Abu Amar terbitan Menara Kudus ( kitab terjemahan Fathul
Qarib ).
Adapun kendala yang menghambat dari Metode Sorogan ini ialah :
1. Adanya kesulitan yang dialami oleh santri yaitu kesulitan membaca
pada teks atau kitab kuning itu sendiri, disebabkan karena kesulitan
pada ilmu nahwu dan sharaf mereka.
2. Disebabkan adanya sebagian santri yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan santri
yang lainnya.
Metode Sorogan pembelajaran Kitab Kuning merupakan bagian
yang paling sulit dari keseluruhan Metode Pendidikan Pesantren, sebab
metode Sorogan menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin
pribadi guru dalam membimbing murid. Kebanyakan murid-murid
mengkaji di pedesaan gagal dalam pendidikan dasar ini. Disamping itu
6

banyak diantara mereka yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya


mematangkan diri pada tingkat Sorogan ini sebelum mengikuti pendidikan
selanjutnya di Pesantren. (Dhofier, 2011:54 ).
Dari sebuah pengamatan awal di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-in yang berada di desa sukamaju, kecamatan Rimbo Ulu,
kabupaten Tebo, Jambi ini merupakan salah satu pondok pesantren yang
menerapkan metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning yaitu lebih
khususnya pada kitab Fathul Qarib. Peneliti menemukan permasalahan
yang terjadi pada pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode
Sorogan. Masalah yang ditemukan diantaranya ialah terdapat pada santri
yang mengalami kesulitan dalam membaca teks kitab kuning, yaitu lebih
khususnya pada ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof. Dan juga terdapat sebagian
dari beberapa santri dalam sattu kelompok yang lebih lambat dalam proses
belajarnya sehingga lebih lama dalam proses membaca kitab kuning
dibandingkan dengan beberapa santri yang lain. Metode sorogan ini
menuntut pada kejelian para santri dan juga kedisiplinan para santri untuk
belajar membaca kitab kuning.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut terkait Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In yang menggunakan Metode Sorogan melalui sebuah penelitian
yang diberi judul “IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM
PEMBELAJARAN FIQIH PADA KITAB FATHUL QORIB DI
PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IN
KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini di fokuskan pada Implementasi metode Sorogan dalam
Pembelajaran Kitab Fathul Qorib bagi santri kelas II Wushto khususnya
santri kelas II Wustho Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa
Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.
7

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, maka pertanyaan utama pada
penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran kitab athul Qorib melalui
metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qorib di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In, Desa Sukamaju Kecamatan imbo Ulu
Kabupaten Tebo ?
Di ajukan untuk memudahkan dalam menjawab pertanyaan utama
tersebut, berikut peneliti cantumkan beberapa pertanyaan rinciannya :
1. Bagaimana Implementasi metode Sorogan dalam Pembelajaran Fiqih
pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo ?
2. Apa kendala yang dihadapi pada implementasi metode Sorogan dalam
Pembelajaran Fiqih pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo
Ulu Kabupaten Tebo ?
3. Bagaimana Pencapaian metode Sorogan dalam pembelajaran fiqih
pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo ?

D. Tujuan dan Kagunaan Penenlitian


1. Tujuan Penelitian
a. Peneliti ingin mengetahui penerapan metode Sorogan dalam
Pembelajaran Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu
Kbupaten Tebo
b. Apa kendala yang dihadapi pada implementasi metode Sorogan
dalam Pembelajaran Fiqih pada Kitab Fathul Qorib bagi santri
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju
Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo ?
8

c. Peneliti ingin mengetahui Pencapaian metode Sorogan dalam


pembelajaran fiqih pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan
Rimbo Ulu Kabupaten Tebo?
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan daripenelitian ini terbagi pada dua kegunaan teoritis dan
praktis, antara lain adalah :
1. Teoritis
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan
peneliti untuk terus belajar dan belajar, juga sebagai penambah
wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan objek yang diteliti
khususnya lembaga yang diteliti dan juga dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai metode Sorogan dalam
Pembelajaran Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan imbo Ulu
Kbupaten tebo
2. Praktis
Diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam hal pendapatan
dan saran bagi lembaga yang diteliti guna menjadikan lembaga
yang dikelola menjadi lebih baik lagi, dengan berdasarkan pada
permasalahan dan mengacu pada teori-teori yang telah dicantum
dalam penelitian ini. Dan kegunaan lainnya antara lain sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Definisi Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI), Implementasi
adalah pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan secara umum adalah
suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun secara
cermat dan runic ( matang ). Dalam kalimat ini Implementasi itu
sebagai penyedia sarana untuk melaksanakan sesuatu yang
menebabkan dampak terhadap sesuatu.
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap (Hamalik 2013 : 237 ).
Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada pada
tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-
keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha
mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagaimana yang
telah diputuskan sebelumnya.
2. Metode Sorogan
a. Pengertian metode Sorogan
Metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk
melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran
tertentu. Dalam pengertian demikian maka meode pengajaran menjadi
salah satu undur dalam strategi ( Abdul Majid, 2014:131-132 )
Metode sorogan pembelajaran kitab kuning merupakan bagian
yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan pesantren, sebab
metode sorogan menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin
pribadi guru dalam membimbing murid ( Dhofier, 2011:54 ).

9
Sorogan berasal dari bahasa Jawa “Sorog” artinya sodor. Sorogan
adalah pengajian yang merupakan permintaan dari seorang atau beberapa
orang santri kepada Kyainya untuk diajarkan kitab. (Nurjannah, 2018)
Sorogan diartikan suatu metode yang ditempuh dengan cara guru
menyampaikan pelajaran kepada santri secara individual biasanya selain
di pesantren juga dilakukan di langgar, masjid, atau terkadang malah
rumah-rumah.
Metode sorogan merupakan ciri khas pesantren dalam metode
pembelajaran yang polanya menyodorkan kitab kepada guru/Kyai
sehingga metode sorogan menjadi semacam CBSA ( Cara Belajar Siswa
Aktif ) yang mana siswa akan membaca, dan menerjemahkannya di
hadapan guru/kyai, biasanya kitab kuning, kemudian siswa akan
membaca, dan menerjemahkan nya dihadapan guru/kyai, sementsrs itu
guru/kyai mendengarkan bacaan siswa/santri dan mengoreksi bacaan atau
terjemahannya jika diperlukan.(Dhofir,2011:55)
Menurut Wahyu Utomo, Metode Sorogan adalah sebuah sistem
belajar dimana para santri maju persatu untuk membaca dan menguraikan
isi kitab dihadapan seorang guru atau Kyai. Zamaksary Dhofir
menjelaskan bahwa metode sorogan ialah seorang murid mendatangi
guru yang akan yang akan membacakan beberapa baris Al-Quran atau
kitab-kitab bahasa Arab dan menerjemahkan kata demi kata ke dalam
bahasa tertentu yang pada gilirannya murid mengulangi dan
menerjemahkan kata perkata sepersis mungkin dengan yang dilakukan
gur/ustad. (Nurjannah, 2018)
Metode Sorogan merupakan metode andalan dan hingga saat ini
masih dipergunakan di lingkungan Pesantren untuk menyampaikan
materi yang diberikan ustadz atau Kyai kepada santrinya. Metode
Sorogan merupakan salah satu metode radisional dalam pelajaran yang
masih diterapkan di Pondok Pesantren di Indonesia.
Mastuhu dalam Ahmad Muthohar memandang bahwa dari segi
ilmu pendidikan, metode Sorogan sebenarnya adalah metode yag
modern, karena antara guru Kyai dan santri saling mengenal secara erat
dan guru menguasai benar materi yang seharusnya diajarkan. Murid juga
belajar dan membuat persiapan sebelumnya. Demikian pula, guru telah
mengetahui apa yang cocok bagi murid dan metode apa yang harus
digunakan khusus untuk menghadapi muridnya. ( Ahmad Muthohar,
2007:28 )
Pembelajaran dengan metode sorogan biasanya diselenggarakan
pada ruang tertentu yang disitu tersedia tempat duduk untuk ustadh atau
kyai sebagai pengajar, dan didepannyatersedia juga bangku kecil
ataumeja kecil untuk meletakkan kitab bagi santri yang menghadap.
Sementara itu, santri yang lainnya duduk agak menjauh sambil
mendengarkan apa yang disampaikan atau melihat peristiwa apa saja
yang terjadi pada saat temannya maju menghadap dan menyodorkan
kitabnya kepada ustad atau kyai sebagai bahan perbandingan baginya
pada saat gilirannya tiba.(Rodiah,2019).
b. Teknik Pembelajaran Metode Sorogan
Metode Sorogan ini dipandang salah satu metode yang efektif
untuk mengembangkan keahiran membaca kitab kuning, karena
penerapan metode ini didasarkan pada tujuan pengajaran pembacaan
tulisan arab yang tanpa harakat, dengan mennitik beratkan pada
bahasa arab, seperti nahwu, sharaf, dan mufrodatnya.
(Dhofir,2011:55)
1. Siswa berkumpul ditempat pengajian sesuai dengan waktuyang
ditentukan dengan masing-masing membawa kitab yang hendak di
kaji.
2. Seorang siswa yangmendapatkan giliran menghadap langsung secara
tatap muka kepada gurunya. Ia membuka bagian yang akan dikaji dan
meletakkannya di atas meja yang sudah tersedia didepan guru/ustad.
3. Guru membacakan teks dalam kitab itu, baik sambil melihat maupun
secara hafalan dan kemudian menjelaskan artinya dengan
menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Daerah.
4. Santri dengan tekun mendengarkan apa yang dibacakan guru dan
mencocokkan nya dengan kitab yang dibawanya.
5. Santri kemudian menirukan kembali apa yang dibacakan ustad atau
guru.
6. Guru/kyai mendengarkan dengan tekun apa yang dibacasantrinya
sambil memberikan koreksi-koreksi seperlunya.
Dengan sistem pengajaran metode Sorogan ini hubungan
antara ustadz dan santri bisa menjadi lebih dekat, sebab ustad dapat
mengenal kemampuan santri baik kognituf maupun pribadi mereka
satu persatu. Interaksi bimbingan pembelajaran pada metode sorogan
dapat dilakukan dengan cara guru membaca, santri membaca, dan
guru mendengarkan. Dapat pula guru membaca atau membetulkan
bacaan, dan santri menirukan bacaan berikutnya. Guru harus
membimbing dengan memberikan nasehat dan motivasi sampai
akhirnya santri bisa membaca dengan baik dan benar.
Teknik penyampaian materi dalam metode Sorogan adalah
sekelompok santri satu persatu secara bergantian menghada Kyai,
mereka masing-masing membawa kitab yang akan dipelajari
disodorkan kepada kyai. Kyai membacakan pelajaran yang berbahasa
Arab, kalimat demi kalimat kemudian menterjemahkan dan
menerangkan maksudnya, santri menyimak ataupun ngesahi (memberi
makna dan baris/harokat ) dengan memberi catatan pada kitabnya,
kemudian santri disuruh membaca dan mengulangi sepersis mungkin
seperti yang dilakukan guru/ustadz.(Melani,2020)
c. Kelebihan metode Sorogan
1. Terjadi hubungan yang erat dan harmonis antara guru dengan murid.
2. Memungkinkan bagi seorang guru untuk mengawasi, menilai dan
membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid dalam
menguasai bahasa arab.
3. murid mendapatkan penjelasan yang pasti tanpa harus mereka-reka
tentang interprestasi suatu kitab karena berhadapan dengan guru
secara langsung yang memungkinkan terjadinya Tanya jawab.
4. guru dapat meahami secara pasti kualitas yang telah telah dicapai.
5. keaktifan, kerajinan, ketekunan, kedisiplinan dan kesabaran dari
invidividu santri sangat menentukan keberhasilannya dalam menguasai
kitab kuning. (Jaelani,2018)
Adapun berdasarkan beberapa kelebihan yang dimiliki sistem
Sorogan ini dan betapa pentingnya sistem sorogan sebagai sarana yang
paling efektif untuk menyiapkan kader-kader ulama’ yang dapat
diandalkan kemampuannya dalam menguasai Kitab Kuning.
d. Kekurangan Metode Sorogan
1. tidak efesien karena hanya menghadapi beberapa murid ( tidak lebih
dari 5 orang ), sehingga jika menghadapi murid yang banyak, metode
ini kurang begitu tepat
2. membuatmurid cepat bosan karena metode ini menuntut kesabaran,
kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi.
3. Murid terkadang hanya menangkap kesan verbalisme semata terutama
mereka yang tidak mengerti terjemahan dalam bahasa tertentu.
(Jaelani,2018)
Kelemahan sistem Sorogan secara umum ialah bahwa sistem
ini kurang diminati oleh sebagian besar santri di Pesantren-pesantren
pada umumnya, hanya sebagian santri senior dan ustad junior yang
aktif mengikutinya. Menurut Zamaksary Dhofier, bawa sistem
Sorogan merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan sistem
pendidikan Islam radisional, karena sistem ini menuntut kesabaran,
ketekunan, kerajinan, ketaatan, dan kedisiplinan pribadi
santri.(Majid,2010:132)
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai
upaya(effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kea rah
pencapaian tujuanyang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula
dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang
mengodisikan/merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik
agar sesuai dengan tujuan pembelajaran ( Abdul Majid, 2014:109-110
).
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan,
dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang
relative menetap pada diri orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan
atau kompetensi dalam merancang atau mengembangkan sumber
belajar yang diperlukan. Dapat pula dikatakan bahwa pembelajaran
adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya
untuk membuat pelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang
maksimal ( Martinins Yamin, 2013;15 ).
Dengan demikian dari pengertian metode dan pembelajaran
diatas dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran adalah alat
untuk mencapai tujuan, maka tujuan itu harus diketahui dan
dirumuskan dengan jelas sebelum menentukan atau memilih metode
pembelajaran. Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar
siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar.
b. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak
berkebutuhan khusus ditandai dengan adanya kesulitan dalam
mencapai standard kompetensi yang telah ditentukan dengan
mengikuti pembelajaran konvensional.
Kesulitan belajar merupakan suatu kejadian atau peristiwa
yang menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pengajaran,
sejumlsh siswa mengalami kesulitan dalam menguasai secara
tuntas bahan yang diajarkan atau dipelajari ( Asrori, 2020:94).
Pada umumnyan kesulitan merupakan suatu kondisi
tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam
kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat
lagi untuk dapat mengatasi. (https://www.genpi.co/gaya-
hidup/44204/kenali-7-bentuk-gangguan-kesulitan-belajar-yang-
dialami-anak) diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 20:30 wib

Adapun 7 macam kesulitan dalam belajar ialah sebagai berikut :


1. Gangguan kemampuan membaca ( Disleksia )
Disleksia mencakup kesulitan dalam kemampuan dasar
membaca dan kesulitan untuk memahami hubungan antara suara,
huruf, dan kata sehingga dapat menyebabkan pengindapan
dyslexia kesulitan untuk memahami gagasan kalimat atau suatu
paragraph.
Pada penelitian ini peneliti menemukan adanya
kesulitan dalam membaca pada pembelajaran kitab Fathul Qarib
dengan menggunakan Metode Sorogan. Sebagian para santri
mengalami sebuah kesulitan dalam membaca kitab kuning,
dikarenakan kurangnya pemahaman mereka pada ilmu Nahwu
dan Sharaf sebagai kunci dalam membaca kitab kuning tersebut.
2. Gangguan kemampuan berhitung ( Dyscalculia )
Tanda yang paling umum dalam gangguan ini adalah
kesulitan perhitungan dasar dan sederhana serta kesulitan dalam
membaca angka pada jam.
3. Gangguna kemampuan menulis ( Dysgraphia )
Dysgraphia dapat disebabkan karena keslitan secara fisik
membentuk tulisan, huruf, dan angka ( dalam artian harfiah : sulit
menulis ), atau juga dapat berupa kesulitan dalam menuangkan
pikiran dalam bentuk tulisan.
4. Gangguan kemampuan Motorik ( Dyspraxia )
Gangguan kemampuan motoric berupa ganguan
koordinasi otak, mata, dan otot anggota gerak untuk melakukan
kegiatan yang membutuhkan komunikasi seperti berlari,
melompat, dan menggunting.
5. Gangguan kemampuan berbahasa ( Aphasia )
Aphasia merupakan kesulitan untuk memahami bahasa
yang diucapkan, serta juga hambatan kemahiran dalam berkata
serta kemampuan untuk memahami kata, kalimat, ataupun arahan.
6. Gangguan memproses informasi auditori visual
Gangguan ini terjadi karena otak yang kesulitan untuk
memproses suatu informasi yang masuk diterima oleh telinga dan
mata. Gangguan pada proses auditori melibatkan kemampuan
seseorang untuk membedakan suara atau lafal kata dengan suara
lainnya.
Sedangkan gangguan proses visual melibatkan
kemampuan untuk membedakan bentuk, angka, dan huruf,
mendeteksi kedalaman dan jarak atau gangguan koordinasi mata
dengan tangan.
7. Slow Learner
Slow Learner adalah siswa yang lambat dalam proses
belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa yang lain dan memiliki taraf
potensi intelektual yang sama. Apabila diamati, maa ada sejumlah
siswa yang mendapat kesulitan dalam mencapai hasil belajar
secara tuntas dengan variasi dua kelompok besar.
Kelompok pertama merupakan sekelompok siswa yang
belum mencapai tingkat ketuntasan, akan tetapi sudah hamper
mencapainya. Siswa tersebut mendapat kesulitan dalam
menetapkan penguasaan bagian-bagianyang sulit dari seluruh
bahan yang harus dipelajari.
Kelompok kedua, adalah kelompok siswa yang belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses
belajar yang sudah ditempuh tidak sesuai dengan karakteristik
murid yang bersangkutan.
Pada Slow Learner ini peneliti juga menemukan bahwa
pada pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode
sorogan ini pada santri-satri kelas 1 wustho ini tidak semua yang
mampu melakukan proses belajar dengan baik, dalam artian ada
sebagian santri yang mengalami lambat dalam pemahaman
pembelajaran khususnya pada Sorogan Membaca Kitab Fathul
Qorib.

4. Kitab Fathul Qarib


a. Pengertian Kitab Fathul Qarib
Kitab Fathul Qarib adalah sebuah kitab yang dikarang oleh
ulama’ terdahulu, merupakan salah satu kitab fiqih yang wajib
dipelajari kalangan pesantren salaf di Indonesia. Pengarang kitab ini
adalah Qosyim Al-ghozy. Kitab fiqih mazhab syafi’I ini berisi materi-
materi yang sangat ringkas, sederhana dan terbagi dalam bagian-
bagian yang banyak dan runtut agar mudah dipelajari. Kitab Fathul
Qarib merupakan slah satu kitab atau buku yang berisi tentang ilmu
dan mengetahui hokum-hukum syara’ yang berhubungan dengan cara
suatu amal dan diambil dari dalil-dalil yang terperinci dan tertentu (
Muhadjir Ambar, 2008: Muqoddimah ).
Fathul Qorib adalah kitab fiqih karangan Syekh Muhammad bin
Qasyim as-Syafi’I RA. Kitab ini diajarkan dibanyak pesantren sebagai
kitab fiqih dasar, disamping mempelajari kitab ushul fiqh, kitab fiqih
mazhab Syafi’I ini ditulis ulang dalam format blog dan rujukan
terjemahan karya KH.Imron Abu Amar, terbitan Menara Kudus (
Kitab terjemahan Fathul Qarib).
b. Isi dari Kitab Fathul Qarib
Isi dari kitab Fathul Qarib ini terdiri dari Muqaddimah dan
pembahasan ilmu fiqih yang terdiriatas 4 bagian, sebagaimana
lazimnya kitab fiqih. Diantaranya sebagai berikut :
1). bagian satu tentang ibadah
dalam bagian ini membahas tentang beberapa tata cara
pelaksanaan ibadah yang terdiri dari 5 pembahasan yaitu :
a). Bersuci
b). Shalat
c). Zakat
d). Puasa
e). Haji
2). bagian II tentang Muamalat
dalam bagian ini dibagi atas 2 sub pokokpembahasan, yakni:
a). Jual beli dan Muamalah lainnya
b). Bagian pasti warisan dan wasiat
3). Bagian III tentang Munakahat
dalam bagian ini membahas mengenai nikah dan yang
berhubungan dengan nikah.
4). Bagian IV tentang Jinayat
dalam bagian ini terdiri dari 8 pembahasan, diantaranya :
Jinayat, Had-had, Jihad, Hewan Buruan, Sembelihan, Qurban dan
Makanan, Lomba Balap dan Lomba Panah, Sumpah dan Nazar,
Keputusan dan Persaksian, Memerdekakan Budak atau Hamba
Sahaya.
5. Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok berasal dari bahasa Arab yaitu funduq yang berrti
hotel,tempat bermalam. Istilah Pondok diartikan juga dengan asrama.
Dengan demikian, pondok pesantren mrngandung tempat tinggal.
Sedangkan Pesanrtren berasal dari kata Santri, dengan awalan
Pe dan akhiran en yang berarti tempat tinggal santri. Soegarda
Purbakawatja menjelaskan Pesantren asal katanya adalah santri, yaitu
orang yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian,pesantren
mempunyaiarti tempat orang berkumpul untuk belajar agama islam.
( Dhofier, 2011; 41)
Pondok pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan wujud
proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional. Pesantren
dari segi historis tidak hanya identic dengan makna keislaman, tetapi
juga mengandung maknakeaslian Indonesia (indigenous). Sebab,
lembaga yang serupa pondok pesantren sebenarnya sudah ada sejak
masa kekuasaan Hindu-Budh. Sehingga Islam tinggal meneruskan dan
mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah ada.
(Nurcholis,2010:3 ).
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
Agama Islam umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang
Kiyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitab yang
ditulis dengan bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan. Para santri
bisa tinggal ditempat tersebut.
Menurut Johns Santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti
guru mengaji. Sedangkan menurut C.C. Berg berpendapat bahwa
istilah tersebut berasal dari istilah shastri yang dalambahasa India
berarti orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindu atau seorang
sarjana ahli kitab suci Agama Hindu. Kata Shastri berasal dari
shastra yang berarti buku-bukuagama atau buku-buku tentang ilmu
pengetahuan (Dhofier, 2011 : 4 ).
B. Studi Relevan
Studi relevan ini dimaksudkan untuk memperkuat penelitian serta
membandingkan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu,
maka dibawah ini penulis akan menyajikan beberapa study yang relevan :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Jaelani, mahasiswa jurusan PAI
UIN Mataram yang berjudul “Penerapan Metode Sorogan dalam
Pembelajaran Kitab Kuning Bagi Santri ingkat Wustho di Diniyah
Pondok Pesantren NU Abhariyah Jerneng Terong Tawah Kecamatan
Labu Api Lombok Barat Tahun Ajaran 2017/2018”. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar di Pondok
Pesantren NU Abhariyah pada pendidikan Diniyah tingkat Wustho.
Pengumpukan data dilakukan dengan mengadakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hasill penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode
sorogan di Diniyah Pondok Pesantren NU Abhariyah dilaksanakan
dengan dengan cara terjadwal. Santri yang mendapat giliran
menyodorkan kitab menghadap langsung secara tatap muka, setelah itu
ustadnya membaca teks dalam kitab dengan huruf arab. Lalu santri
dengan tekun mendengarkan penjelasan ustad dan mencocokkan
dengan kitab yang dibawanya dan santri juga menuliskan arti setiap
kosa kata apabila santri tersebut menemukan kesulitan setelah selsai
membaca oleh ustad santri kemudian menirukan kembali apa yang telah
dilakukan di Diniyah Pondok Pesantren NU Abhariyah.
Pada tingkat wustho menggunakan solusi-solusi dalam mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi oleh Wustho/kyai dengan cara
menambah guru bantuan agar kyai ada yang membantu dan selesainya
tidak membutuhkan waktu yang lama dan kyai dan sanntri bisa
mempunyai waktu istirahat yang cukup dan melengkapi segala
kekurangan-kekurangan dari kendala-kendala yang dihadapi ustad/kyai.
Persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian
penulis ialah sama sama penelitian yang dilakukan mengenai metode
sorogan yang berlaku pada kitab kuning.
Kemudian perbedaan nya terletak pada temuan khusus dan
umumnya, di penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada kitab
kuning di pesantren dalam artian lebih umum, sedangkan penulis
melakukan penelitian khusu yaitu metode sorogan pada kitab fathul
qorib.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jupriadi Saputra, mahasiswa jurusan
PAI UIN Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Penerapan Metode
Sorogan Dalam Pembelajaran Fiqh di Kelas X MA Nur Iman Mlangi
Sleman”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi.
Triangulasi yang digunakan sumber dan teknik. Analisis data dilakukan
dengan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1). Penerapan meode
sorogan dalam pembelajaran fiqh di kelas X MA Nur Iman mlangi
Sleman dilakukan diruangan kelas dimana siswa membaca,
menerjemahkan kitab kuning. Selain sebagai basis pesantren juga dapat
memperdalam pengetahuan Agama Islam dan tata bahasa Arab. (2).
Hasil penerapan metode sorogandi kelas X MA Nur Iman Mlangi
Sleman pada ranah kognitif siswa sudah berada pada tahap
mengevaluasi yaitu memecahkan masalah-masalah yang menjadi
perbedaan yang ada di masyarakat, dalam ranah afektif siswa telah
memiliki sikap yang baik secara keseluruhan sampai pada tahap
characterization sikap yang menetap pada diri siswa, dan pada ranah
psikomotorik siswa hanya berada pada kemampuan gerakan terbiasa
dalam membaca kitab belum berada pada kemampuan gerakan terbiasa
dalam membaca kitab belum berada pada tahap mahir untuk
menerjemahkan. (3). Faktor pendukung metode sorogan adalah
madrasah yang mengintegrasikan dengan budaya-budaya pesantren
seperti pembelajaran yang menggunakan kitab kuning dan juga
didukung oleh siswa yang hamper rata-rata nyantri dipesantren
sedangkan faktor penghambat metode sorogan adalah dikarenakan
kurangnya rujukan kitab kuning yang ada di madrasah maupun oleh
siswa itu sendiri.
Persamaan yang terjadi pada penelitian ini ialah sama-sama
menggunakan penelitian metode kualitatif, sama-sama meneliti
mengenai metode sorogan.
Perbedaan yang terjadi ialah terdapat pada penerapan metode
sorogan. Penerapan metode sorogan pada penelitian ini terjadi di materi
fiqih di kelas X MA,lebih tpatnya di pendidikan formal, sedangkan
yang penulis telilit yaitu penerapan metode sorogan pada santri wusto ,
lebih tepatnya pada ppendidikan non-formal.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nabella Faidza (15422605), mahasiswa
jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, yang berjudul IMPLEMENTASI METODE SOROGAN
DALAM MATA PELAJARAN AL-QURAN HADISTS KELAS VIII
DI MTS YAYASAN PEMBANGUNAN ISLAM PAKEM SLEMAN
YOGYAKARTA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII, kepala sekolah,
guru mata pelajaran Al-Quran Hadits. Objek penelitian ini merupakan
model penanaman metode sorogan. Teknik yang digunakan dalam
menentukan subyek penelitian ini menggunakan teknik purposive
Sampling yaitu memiliki kriteria tertentu untuk memperkuat alasan
menjadi subyek penelitiannya. Hasil penelitian menemukan metode
sorogan yang diimplementasikan di madrasah tersebut. Khususnya
dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits tidak di jalankan secara
konsisten dalam hal tahapan-tahapan metode sorogan pada umumnya.
Disebabkan karena waktu yang tidak memadai.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah sama-
sama menggunakan penelitan metode kualitatif.
Kemudian perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis
terletak pada teknik penelitian, dalam penelitian ini menggunakan
teknin purposive sampling, sedangkan penulis menggunakan teknik
snowball sampling.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksut
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Moleong, 2017:6).
Menurut Nasution seperti yang dikutip oleh Sugiyono, penelitian
kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya ( Sugiyono, 2017:205 ).
Pendekatan kualitatif digunakan karena permasalahan dalam
penelitian belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna.
Selain itu, penelitian ini bermaksud untuk memahami situasi sosial secara
mendalam, menemukan pola dan teori ( Sugiyono,2017 :399 ). Pendekatan
kualitatif bermanfaat untuk dapat lebih memahami setiap fenomena yang
sampai sekarang belum banyak diketahui ( Moleong,2017: 7 )
Permasalahan ,peristiwa, dan fenomena yang akan dideskripsikan
secara mendalam dalam penelitian ini adalah bagaimana Implementasi
metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul Qorib bagi santri
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan
Rimbo Ulu Kabupaten tebo. Selain mengamati, peneliti juga akan
berinteraksi langsung serta berusaha memahami objek penelitian secara
rinci dan mendalam.
Melalui pendekatan kualitatif ini, maka data yang didapat akan lebih
lengkap, mendalam, kredibel dan bermakna, sehingga tujuan penelitian
dapat dicapai.

24
25

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting
Lokasi yang dipilih pada penelitian ini ialah di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In desa Sukamaju Kecamatan Rmbo Ulu
Kabupaten Tebo. Alasan peneliti memilih penelitian di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In desa Sukamaju Kecamatan Rmbo
Ulu Kabupaten Tebo ini ialah peneliti ingin memberikan ide ataupun
solusi yang dapat membantu pesantren ini kedepannya lebih baik lagi
khususnya dalam bidang pembelajaran. Dan juga peneliti ingin
memperkenal kepada pembaca mengenai pembelajaran membaca kitab
kuning yaitu kitab fathul Qorib dengan menggunakan metode sorogan.
2. Subjek Penelitian
Subjek utama dalam penelitian ini adalah tenaga pendidik dan
peserta didik. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
secara sengaja dengan persyaratan sampel yang diperlukan.dalam
bahasa sederhana Purposive Sampling itu dapat dikatakan secara
sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-
orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik,ciri,kriteria)
sampel. (Lexy J Moleong,2011, hlm.5). Sedangkan yang menjadi Key
Informan ( informan kunci ) adalah guru sorogan yang mengajar santri
wustho kelas II, dan santri atau peserta didik.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data secara
langsung oleh peneliti melalui melalui wawancara dan observasi
terhadap informan penelitian. Sedangkan menurut Lofland bahwa :
26

“sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-


kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen, dan lain-lain”(Moleong,2017:157).
Melalui data primer ini data yang ingin peneliti peroleh adalah
sebagai berikut :
1. Implementasi metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Fathul
Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa
Sukamaju Kecamatan imbo Ulu Kbupaten Tebo
2. Kendala yang dihadapi pada implementasi metode Sorogan dalam
Pembelajaran Fiqih pada Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo
Ulu Kabupaten Tebo
3. Pencapaian metode Sorogan dalam pembelajaran fiqih pada Kitab
Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa
Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. (Sugiyono,2017:225).
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalanya dari biro static, majalah,
Koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi, data
sekunderberasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya,artinya
melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.
Melalui data sekunder ini data yang dapat diperoleh adalah
sebagai berikut :
1. History dan geografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.
2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa
Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo.
27

3. Profil Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Desa Sukamaju


Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo

2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik ( santri )
serta tenaga pendidik ( uatad ). Kemudian sumber data akan terus
dicari dari berbagai pihak sesuai dengan data yang diperlukan dalam
penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam upaya pengumpulan data yang berkaitandalam penelitian ini,
maka teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses
yang tersusun dari berbagaiproses biologis dan psikologis ( Sugiyono,
2017 : 145 )
Metode observasi yang peneliti gunakan ialah observasi
nonpartisipan, yaitu tidak ikut dalam kehidupan orang yang
diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan Implementasi pembelajaran kitab Fathul Qarib
dengan metode Sorogan di lokasi penelitian.
2. Wawancara ( interview )
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan
makna dalam suatu top tertentu ( Sugiyono, 2017 : 231 ).
Adapun wawancara yang digunakan ialah :
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur ini, peneliti telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun sudah disiapkan.
28

b. Wawancara Tak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Dalam wawancara ini peneliti dapat menemukan
permasalahan secara terbuka dan menemukan informasi secara
terperinci. Adapun informasi yang akan diwawancarai antara lain :
Ustad yang mengajarkan kitab kuning dan para santri tingakt
Wustho yang belajar kitab Fathul Qorib.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (Life History ), cerita,
biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumentasi yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar
patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif (Sugiyono,2017:240).
Dalam teknik dokumentasi penelitiakan mencari data-data
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian berupa penerapan
metode sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib santi kelas I
wustho di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Bolgan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, dan menemukan
29

pola, menemukan apa yang paling penting, dan yang dipelajari, dan
memutuskan yang dapat diceritakan kepadaorang lain (Moleong,2017:248)
Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara dedukatif. Dedukatif adalah suatu
proses berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum
kemudian dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis
data meliputi :

1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi(Sugiyono,2017:249).
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-halyang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhaian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data-data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung.
Masalah dalam membaca kitab Fathul Qorib dengan menggunakan
metode Sorogan diambil melalui wawancara dan observasi.

2. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisis data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Dalam penyajian data, maka
data terorganisasikan, tersusun dalam pola ubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami. Display data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang dipahami tersebut ( Sugiyono, 2017: 249).
30

Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti untuk dapat


mendeskripsikan data sehingga akan lebih mudah difahami mengenai
masalah membaca kitan Fathul Qarib dengan menggunakan metode
Sorogan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In, Tebo.
3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya ( Sugiyono, 2017:252).
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya
analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk menetapkan keabshahan data, maka diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengecekan
keabshahan temuan, diantaranya. :
1. Perpanjang Keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu
dilapangan kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal ini dilakukan
maka membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks membatasi
pada kekeliruan peneliti, danmengkonpensasikan pengaruh dari kejadian
atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu
dilapangan akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpul. ( Sugiyono, 2017:219 ).
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevandengan persoalan atau isu
31

yang sedang dicari kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal


tersbutsecara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol. ( Sugiyono, 2017:99). Hal ini diharapkan dapat mengurangi
distorsi data yang timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu
persoalan, ataupun kesalahan responden yang tidak benar dalam
memberikan informasi.

3. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
tekniik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,
2019: 241)
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan
atau sebagaipembanding terhadap data ini, terdapat empat macam teknik
pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori.
(Moleong, 2017:178 ).
Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang dideepan umum
dengan apa yang dikatannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, danorang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
32

Berdasarkan teknik triangulasi data tersebut diatas, maka maksud


untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data yang diperoleh di lapangan
dalam pelaksanaan metode Sorogan dalam pembelajaran kitab Fathul
Qarib Pondo Pesantren Hidayatul Mubtadi-in dari sumber observasi,
wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan keseluruhan data yang diperoleh di lapangan
dalam penelitian tersebut.
G. Jadwal Penelitian
Bulan Ke, Tahun 2020,2021
No Kegiata Agustus September November Desember Januari Februari Maret April Mei
n
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian X
2 Menyusun atau menulis X
konsep proposal
Mengajukan judul ke X
3
Fakultas untuk
persetujuan judul
4 Konsultasi dengan dosen X X X X X
pembimbing
5 Seminar proposal X
6 Izin atau perintah riset X
7 Pelaksanaan riset X
8 Penulisan konsep skripsi X

9 Konsultasi kepada dosen X


pembimbing
10 Penggandaan skripsi X
11 Munaqasah dan perbaikan X
Penggandaan skripsi dan X
12
penyampaian
skripsi kepada tim Penguji
dan Fakultas

Jadwal bisa berubah-rubah sesuai situasi dan kondisi.

33
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Hidayaul Mubtadi-
in
Pada tahun 1991 M. Pergilah K. M. Yunus beserta keluarga
hijrah menuju tanah seberang Indonesia bagian barat atas izin dan doa
restu K.H.Zuhdi (Pengasuh Pon-Pes Miftakhul Ulum Pati- Jawa Tengah
). Di Sumatera Sang Kyai Bertempat Tinggal Di Jalan Lawu Ujung
Unit VIII Kec. Rimbo Ulu Kab. Tebo Provinsi Jambi.
Hari berganti hari bulan berganti bulan masyarakat sekitar kian
memahami sosok sang Kyai sebagai guru ngaji dan pendakwah sejati.
Tidak Sulit bagi masyarakat untuk mengenal Kyai karena
keseharian beliau yang bisa membaur dengan keadaan masyarakat yang
bermacam- macam latar belakangnya. Kepercayaan masyarakat untuk
menitipkan putra- putri nya agar di didik oleh sang Kyai mulai tumbuh,
berawal dari 7 santri kemudian bertambalah menjadi sekitar 30 santri.
Kian hari kian bertambah santri yang belajar makin berkurang
pula tempat yang di gunakan untuk mengajar, maka masyarakat mulai
bergotong royong untuk membangun Mushola. Sungguh kerjasama
yang baik semangat yang luar biasa yang di rasakan oleh masyarakat
waktu itu.
Hingga terbangunlah sebuah musholla kecil yang terletak di
tengah- tengah lebat nya rumput ilalang pada waktu itu.
Alunan suara santri yang bertalu- talu melafalkan setiap huruf-
huruf Hijaiyah yang di ajarkan selalu menghiasi susasana pada sore hari
pada madrasah diniyah.
Dalam tahun ke 4 perjuangan nya masyarakat semakin
yakin akan perjuangan sang Kyai hingga tepatnya pada tahun 1995
masyarakat meminta .K.M. Yunus beserta keluarga menempati masjid

34
Agung. Dari situlah cikal bakal Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-in
di rintis. atas doa restu para masyayikh Pon-Pes Lirboyo Kediri.maka
diberilah nama "Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In"
Setelah berdirinya Pondok Pesantren maka mulailah berkembang
Unit- unit pendidikan yang ada di pondok pesantren hidayatul mubtadi-
in.
Madrasah Tsanawiyah
Madrasah Aliyah
Madrasah Diniyah Ula
Madrasah Diniyah Wustho
SDIT Al Yunusi
Ketika Pondok Pesantren kian menampakan perkembangannya
keluarga besar Pondok Pesantren harus kehilangan seorang pejuang
sejati seorang figur karismatik.
dengan di panggil nya Sang Pendiri Menghadap Sang Kholiq tepat
hari jumat wage dirumah sakit umum Tebo.
Selamat jalan sang Kyai perjuangan mu tidak akan pernah lekang
oleh waktu tak akan pernah sirna termakan oleh masa. semoga Amal
sang Kyai di terima di sisihnya. Amin. Dan Ahli Bait nya istiqomah
meneruskan perjuangan nya. Dan pimpinan Pondok Pesantren di
teruskan oleh K.H. Muhammad Shoim Yunus yaitu putra pertama dari
pendiri pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-in.
Kini zaman semakin berkembang, teknologi semakin canggih,
maka pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-in ini juga tidak tertinggal
dengan perkembangan zaman. Sehingga pada tahun 2011 mulai di buka
kursus atau ekstrakurikuler di pondok pesantren ini yang meliputi :
1. Kursus bahasa Inggris
2. Kursus Elektronik
3. Kursus Komputer ( multimedia )
4. Kursus Menjahit
Dengan berkembangnya program-program di pondok pesantren
ini maka semakin bertambah banyak pula santri yang belajar di pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-In ini.
Hingga pada tahun 2018 mulai kembali di buka program
pendidikan baru yaitu Madrasah Muallimin Muallimat ( M2 ).
Madrasah ini merupakan kolaborasi antara pendidikan formal dan juga
pendidikan non-formal. Madrasah ini berjalan sangat efektif di Pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi_in. Dan pengasuh pondok pesantren akan
terus mengembangkan kualitas pendidikan di pesantren Hidayatul
Mubtadi-in Rimbo Ulu kabupaten Tebo Jambi ini.

2. Geografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In


Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In ini bertempat di jalan
lawu, desa Sukamaju kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo. Lokasi
Pondok pesantren Hidayatul mubtadi-In ini berdiri di pertengahan
pemukiman warga.
Adapun batas-batas Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
sebagai berikut :
a. Sebelah Barat : TK Pertiwi
b. Sebelah Timur : Pemukiman Penduduk
c. Sebelah Utara : Kebun Karet milik warga
d. Sebelah Selatan : SMA 09 Tebo

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In


a. Visi
Mencetak generasi yang berakhlaqul karimah, berintegritas tinggi,
dan menguasai life skill
b. Misi
1). Menanamkan nilai-nilai luhur ajaran agama islam secara
paripurna pada semua santri
2). Memberi ruang gerak seluas-luasnya pada semua santri untuk
mengembangkan bakat dan potensinya masing-masing,
3). Membangun terciptanya masyarakat madani ( spil society )
sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam
4). Mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara dengan memberi
pencerahan dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat.
5). Berusaha membentengi masyarakat dari hal-hal negatif dengan
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

4. Sarana Pra sarana Pomdok PesantrenHidayatul Mubtadi-In


Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak akan terlepas dari
fasilitas, dimana fasilitas tersebut dibutuhkan para santri untuk
menunjang tercapainya tujuan belajar yang di harapkan. Adapun sarana
prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Sarana dan pra Sarana
No Jenis Jumlah

1 Ruang Kelas Aliyah 4

2 Ruang kelas Madrasah sanawiyah 6

3 Ruang kelas Madrasah Muallimin Muallimat 9

4 Ruang kelas SDIT 7

5 Masjid 1

6 Perpustakaan 1

7 Asrama Putra 3

8 Asrama Putri 9
9 Ruang Komputer 1

10 Kantor sekolah 1

11 Ruag Menjahit 1

12 Lapangan 2

13 Koperasi 1

14 Pos Kesehatan Pesantren 1

15 Gedung Aula Pertemuan 1

16 Gedung Toriqoh 1

17 Kamar mandi 3

18 Dapur 1

19 Gudang 1

5. Struktur organisasi pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In


Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In sebagai lembaga
pendidikan islam yang dipimpin oleh kepala yayasan yaitu K.H.
Muhammad Shoim Yunus serta dibantu oleh staf-staf lainnya. Untuk
mencapai tujuan yang optimal dalam segala urusan, maka diperlukan
sebuah tanggung jawab dan kerjasama yang baik dalam organisasi.
Adapun struktur organisasi PP Hidayatul Mubtadi-In Rimbo Ulu Tebo
ini ialah :
Pendiri Yayasan : K.H. Muhammad Yunus
Ketua Yayasan :K.H. Muhammad Shoim Yunus
Wakil ketua yayasan : K. Abdul Kholiq S.Pd
Sekretaris Yayasan : Zaimus Sulaha
Bendahara Yayasan : Ustad Zakaria
Bidang Pengembangan Yayasan : Ustad Hasyim Asyari

Ketua kepengurusan Santri ( OPSHI ) : Said Abdul Majid


Sekretaris : Via Almakmudah
Bendahara : Aprilia Puji Ningsing
Bidang Pendidikan : Sofyan Abdul Latif
Bidang Kesehatan dan kebersihan : Siti Maryamah
Bidang Keamanan :Ainun Nurja
Bidang Kesenian : Ubaidillah

6. Keadaan tenaga pendidikan dan kependidikan Pondok Pesantren


Hidayatul Mubtadi-In
Tabel 4.2 Tenaga kependidikan Sekolah formal
No Nama Tgl Ijazah PNS/ Mata
Lahir Terakhir Swasta pelajaran
yang
diajarkan

1 Abdul Kholiq, 13 – 01 SI SWASTA Fikih


S.Pd.I - 1981
2 Suparno, S. Ag 13 - 04- SI SWASTA Fikih
1975
3 SI SWASTA AkidahAkhl
01 – 02 ak &
Muhtadi, S.Pd.I
- 1975 Sosiologi

4 Ratiman, S.Pd.I 24-05- SI SWASTA Sejarah


1970
5 Edy Kurniawan, 02 – 09 SI SWASTA Bahasa

S. Pd - 1987 Inggris
6 Siti Qomariah, 25 - 07 SI SWASTA Matematika
S.Pd - 1983
7 Siti SI SWASTA Pendidikan
02 – 11 Kewargane
Normawadah, S.
- 1979 garaan
Pd

8 SI SWASTA Bahasa

20 – 06 Arab &
Juwahir, S,Pd.I Akidah
- 1977
Akhlak

9 SI SWASTA Sejarah
Agus Sunaryo, 10 – 06 Kebudayaan
S.Pd.I - 1977 islam

10 Imam Suryono, 04 – 08 SI SWASTA Fisika

S.Pd - 1988 Kimia

11 Li Ulfatunnisa, 04 – 03 SI SWASTA Qur`an

S.Pd.I - 1983 Hadits

12 Honggi 17 – 01 SI SWASTA Penjaskes


Swansyah, M.Pd - 1991
13 Eni Yuniarsih, 17 – 06 SI SWASTA Matematika
S.Pd - 1990
14 SI SWASTA IPA
Yun Yuliarti, 10 – 11 Seni
S.Pd - 1982 Budaya

15 Abdul Latif, 06 – 01 SI SWASTA B. Arab


S.Sy - 1987
16 Yanik 19 – 09 SMA SWASTA Informatika
Purwaningsih - 1990
Tabel 4.3 Tenaga kependidikan Sekolah Diniyah

Tgl Ijazah PNS/ Mapel yang


No Nama diajarkan
Lahir Terakhir Swasta

1 Abdur Rohim 21 – 05 MA Swasta Akhlaq


- 1979
2 Sa`dulloh 30 – 08 Ulya Swasta Sulam Taufiq
- 1980
3 M. Hasyim 30 – 07 MA Swasta Amtsilati
Asy`ari - 1991
4 Alfiyan Hadi 22 – 08 S1 PAI Swasta Nahwu
Wibowo, S.Pd.I - 1995 Shorof

5 Nurkholis 01 – 11 MA Swasta Hadits


- 1998
6 Handrianto 23 – 04 MA Swasta Akhlaq
Nugroho - 1997
7 Poniman Abd. 06 – 01 SI Swasta Q. Fiqih
Latif S.Sy - 1987
8 M. Afifudin S. 13 – 06 S I PAI Swasta Fiqih
Pd.I - 1990
9 Ahmad 19 – 07 MA Swasta Nahwu
Zainuddin - 1984
7. Data nama siswa Sorogan kelas II Wustho
Adapun daftar nama santriwati sorogan dengan ustad Alvian ialah :
No Nama Santri

1 Aprilia Puji Ningsih

2 Emalia Nurul Fitriani

3 Evi Nuriawati

4 Fidiana

5 Fitria Fathul Khotimah

6 Lutfi Iqnatul Fahriza

7 Novrilia Ulfa Ardianfit

8 Nur Aini

9 Nur Selfi Rahmawati

10 Putri Nur Rahmawati

11 Ririn Aulia Dwi Ariyani

12 Siti Maryamah

13 Ummy Habibatun Nadhifah


Kemudian daftar nama santri putra sorogan dengan ustad Zainuddin ialah
:
1 Rizki Hidayat

2 Indra unawan

3 Aji

4 Jayadi Wahono

5 Anat Riyansyah

6 Sugi

7 Khotibul Umam

B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN


Setelah peneliti melaksanakan penelitian pada kelas II Wustho di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Rimbo Ulu, peneliti memperoleh
data-data dilapangan yang sesuai dengan judul penelitian dan focus
penelitian mengenai, “Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran
Fiqih Pada Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo”. Maka data tersebut
diklarifikasikan berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Implementasi metode Sorogan dalam Pembelajaran Fiqih pada
Kitab Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten
Tebo.
Untuk dapat mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran fiqih pada
kitab fathul qorib dengan menggunakan metode sorogan di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-In, maka peneliti melakukan observasi dan
wawancara secara langsung dengan pengasuh, ustad, dan santri yang
sedang melaksanakan pembelajaran fiqih pada kitab fathul qorib
menggunakan metode sorogan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
a. Tujuan Implementasi Metode Sorogan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengasuh atau ketua yayasan
pondok pesantren Hidayatul mubtadi-In menyatakan bahwa tujuan
digunakannya metode sorogan dalam pembelajaran fikih pada kitab fathul
qorib ialah dianggap metode yang bisa berhasil dalam pelaksanaan
pembelajaran memahami isi atau makna dari kitab fathul qorib tersebut.
“Metode Sorogan itu merupakan metode yang wajib diterapkan pada
Pondok Pesantren ala An-Nadhliyah. Karena sudah dari zaman wali
Songo dulu metode sorogan ini diterapkan hingga sampai sekarang.
metode sorogan ini merupakan metode yang dianggap bisa berhasil
untuk memahami makna dari kitab secara mendalam. Selebihnya di
pondok pesantren kita ini (Hidayatul Mubtadi-In) memiliki dua
pendidikan yaitu formal dan informalnya, jadi ditekankan pada
pendidkan pondok pesantrennya untuk menunjang kemampuan anak
dalam membaca dan juga memahami makna dari kitab kuning.”
(Wawancara dengan Pengasuh 21 Februari 2021)

Dari hasil wawancara diatas metode sorogan merupakan metode


yang wajib diterapkan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In, karena
metode ini merupakan metode klasikal yang dianggap efektif dalam
pembelajaran membaca kitab kuning, salah satunya adalah kitab fikih kitab
fathul qorib.
Pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In ini sangat menguatkan atau
menitik beratkan pada pendidikan pondok pesantren, sehingga metode-
metode klasikal seperti metode sorogan ini sangat kuat untuk dilakukan
pada pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren ini.
Membaca kitab kuning merupakan sudah tradisi dan juga ciri khas
dari pondok pesantren dari dahulu hingga sekarang. Sehingga adanya
membaca kitab kuning merupakan suatu pembelajaran yang wajib
dilakukan dipondok pesantren. Seperti yang di katakana oleh Pengasuh
Pondok Pesantren :
“Jika ada pondok pesantren yang mengatakan pondok pesantren
namun tidak ada pembelajaran kitab kuning, itu kan sama saja
bohong. Dan juga disamping itu pembelajaran klasikal yang sangat
menunjang adalah sorogan karena anak-anak bisa langsung praktek
pemahaman mereka sampai dimana dengan guru/ustad yang
mengajarkan sorogan.”(wawancara dengan pengasuh 21 Februari
2020)

Dengan dilaksanakannya metode sorogan, guru/ustad dapat


mengetahui secara langsung sampai mana tingkat pemahaman para santri
untuk membaca dan juga memahami kitab fathul qorib.
b. Implementasi metode sorogan
Pelaksaan metode sorogan tentunya tidak jauh berbeda dengan
metode sorogan yang dilakukan di pondok pesantren lainnya, seperti
pondok-pondok pesantren yang ada di jawa.
Ustad Alvian selaku guru yang mengajar sorogan di kelas II
wustho mengatakan bahwa :
“Penerapan metode sorogan disini tidak jauh beda dengan
pondok-pondok dijawa, hanya kurang ekstra saja. Metodenya
sudah hampir sama dengan metode sorogan yang dilakukan di
pondok-pondok jawa, Karena pondok-pondok disumatera ini
kan hampir semua mengiblatnya ke jawa.”(Wawancara 21
Februari 2021)

Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In ini banyak bahkan


hampir semua guru atau asatid nya berasal dari jawa, sehingga sistem
yang digunakan tentunya hampir sama dengan sistem pondok pesantren
yang diterapkan di pondok-pondok pesantren di jawa. Sorogan di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-in menggunakan makna jawa
pada setiap kata maupun kalimat pada kitab kuning, seperti utawi, iku,
enggeh meniko, kelawan, dan lain-lain
Sorogan pada biasanya dilakukan sesuai dengan kelas, tentunya
sesuai dengan kemampuannya. Jika santri masih belum fashih dalam
membaca kitab , maka akan ditempatkan pada kelas yang dasar.
Dari hasil Observasi pada tanggal 25 Februari 2021 proses
pembelajaran fikih pada kitab Fathul qarib menggunakan metode
sorogan dilakukan pada malam hari dimulai dari selesai sholat magrib
sampai dengan isya’ yaitu sekitar pukul 18:45 sampai 20.00 WIB.
Sebagaimana yang peneliti lihat proses pembelajaran dilakukan
terkadang hanya sampai azan isya’ tetapi terkadang sampai pukul
20.00. Sorogan dilakukan pada setiap malam selain malam selasa dan
malam jumat, karena pada malam itu digunakan u tuk kegiatan yang
lainnya seperti istighosah dan muhadhoroh pada malam selasa, dan al-
barzanji beserta hadroh pada malam jumat.
Dalam proses sorogan kitab fathul qarib ini santri berkelompok
sesuai dengan kelompok dan juga guru masing-masing. Santri duduk
melingkar sambil menunggu guru/ustad datang mereka membaca-baca
kitab peljaran yang sudah dipelajari maupun pelajaran yang akan di
pelajari.
Adapun Sesuai observasi penulis bahwa penerapan metode
sorogan yang ada di kelas II Wustho Pondok-Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yang setiap
kelompok berisi maksimal 10-15 orang santri. Pada kelas II Wustho ini
dibagi menjadi dua kelompok dengan guru yang berbeda. Kelompok
pertama terdiri dari santriwati dengan ustad Alvian dan kelompok
kedua terdiri dari santri putra dengan ustad Zainuddin.
Sesuai observasi penulis yang dilakukan pada tanggal 03 Maret
2021 bahwa teknik pembelajaran metode sorogan yang diterapkan di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In sebagai berikut :
1. Santri berkumpul sesuai kelompok dan ustad masing-masing yang
biasanya terdapat di masjid, di teras kelas, di dalam kelas dan lain-
lain sesuai tempat yang sudah ditentukan oleh ustad masing-masing
2. Santri menunggu kedatangan ustad dengan mempelajari bab-bab
yang akan di ajarkan ataupun yang sudah diajarkan dengan saling
menyimak antara satu sama lain.
3. Kemudian ustad membuka dan memberikan salam dilanjutkan
dengan muroja’ah ( mengulang ) materi yang sudah disampaikan
sebelumnya.
4. Kemudian memulai materi yang baru dengan pertama-tama ustad
membaca kitab kuning beserta maknanya dan santri-santri memberi
tanda makna-makna yang sudah diucapkan oleh ustad di dalam
kitab kuning mereka masing-masing
5. Selanjutnya satu persatu santri maju untuk membaca kitab kuning
serta maknanya sesuai dengan ilmu nahwu dan shorof nya.
6. Ustad memberikan arahan dan kritikan pada bacaan-bacaan yang
kurang benar pada santri-santrinya dengan menjelaskan nahwu dan
shorof yang benar.
7. Setelah selesai ustad menjelaskan dan menerjemahkan makna
maupun isi dari materi yang sudah dibaca (sorogan) menggunkan
bahasa jawa tadi menjadi bahasa Indonesia agar santri dapat dengan
mudah memahami isi materi pada kitab tersebut.
c. Faktor pendukung terlaksananya metode Sorogan
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada tanggal
03 Maret 2021 dapat diperoleh mengenai faktor pendukung maupun
faktor penghmbat proses penerapan metode Sorogan dalam
pembelajaran fiqih pada kitab Fathul Qarib di Pondok-Pesantren
Hidayatul Mubtadi-in ini. Adapun faktor pendukung metodee
sorogan ini ialah :
1. Adanya dukungan dari pihak ndalem ( keluarga kyai atau
pengasuh) dalam pendalaman memahami makna dari kitab-kitab
kuning. Dan adanya dukungan serta motivasi dari pengasuh
dalam mempertahankan serta mengembangkan sistem sorogan
yang sudah ada.
2. Adanya santri yang antusias dalam membaca kitab kuning
dikarenakan beberapa dari mereka memiliki ketertarikan dalam
memperdalam kemahiran dalam membaca kitab kuning agar
mereka bisa mengikuti perlombaan Musabaqoh Qiroatul Kutub (
MQK ) yang setiap tahunnya diselenggarakan pada setiap
kecamatan,kabupaten, provinsi, bahkan tingkat Nasional.
Seperti hasil wawancara pada salah satu santriwati yang
bernama Siti Maryamah mengatakatan bahwa :
“ Awalnya sih bingung mba’ dan kaget juga dulu waktu
pertama kali belajar membacakitab kuning, karena nggak ada
harokatnya nggak ada maknanya jadi bingung mba’, tapi lama-
kelamaan belajar nahwu dan shorof dengan sorogan kitab
kuning lama-lama jadi bisa mba’ karena sudah terbiasa”(
Wawancara pada tanggal 07 April 2021)

3. Adanya kesabaran, kerja keras, dan keikhlasan serta kasih


dedikasi yang dimiliki oleh ustad yang mengajar pada metode
sorogan
2. Kendala yang dihadapi dalam Implementasi Metode Sorogan
dalam Pembelajaran Fikih pada kitab Fathul Qarib di Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi-in Kecamatan Rimbo Ulu
Kabupaten Tebo
Berdasarkan wawancara dan observasi, penulis mendapatkan
informasi yang cukup detail mengenai penghambat atau kendala
yang terjadipada proses metode sorogan.
Setiap metode yang dilakukan pasti memiliki hambatan atau
kendala. Begitu pula dengan metode sorogan yang diterapkan di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In ini.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan Ustad Alvian ialah
sebagai berikut :
“Kalau kesulitan itu pertama pada anak itu sendiri,kendala
waktu juga mempengaruhi,maksut dari kendala si anak itu dia
dari pertama disini itu memang entah anaknya atau entah
pelajaran nahwu sorof sebelumnya yang kurang maksimal.jadi
sianak kurang maksimal bacaan kitabnya, tarkibnya juga
karena bisa jadi pelajaran teori membaca kitabnya kurang
maksimal jadi anak ketika semakin tingi kitabnya dia masih
bingung karena ilmu dasarnya saja mereka kurang
memahami.”( wawancara pada tanggal 21 Februari 2021 ).
Dari wawancara diatas bisa disimpulkan bahwa kesulitan yang
pertama adalah dari pemahaman si santri yang belum maksimal
mengenai membaca kitab. Dikarenakan pembelajaran sebelumnya
seperti pelajaran nahwu dan shorof ketika mereka masih ditingkat
dasar itu kurang maksimal.
Disetiap jenjang kelas pada madrasah Diniah selalu ada
pelajaran nahwu dan shorof yang sesuai dengan tingkatannya.
Namun tidak jarang terjadi bahwa pelajaran nahwu shorof mereka
tidak khatam ketika mereka sudah harus naik kelas, sehingga pada
saat mereka praktek yaitu sorogan mereka masih kebingungan dalam
membaca kitab, karena kurang maksimalnya pembelajaran dasar
mereka.
Dan informasi yang penulis dapatkan ketika melakukan
observasi pada penerapan metode sorogan ini ialah:
1. Pada satu kelompok terdapat beberapa santri yang malas dalam
sorogan kitab fathul qorib
2. Pada satu kelompok sorogan, santri memiliki kemampuan yang
berbeda, ada beberapa yang lancer membaca kitab kuning dan ada
beberapasantri yang kurang pemahamannya sehingga mempersuit
ustad dalam mengajarkan untuk selanjutnya. Sesuai dengan teori
yang ada bahwa anak mengalami kesulitan belajar yang terjadi
karena keterlambatan kemampuan dalam proses belajar sehingga
ia membutuhkan waktu yang lama disbanding dengan santri yang
lainnya. Kesulitan belajar ini disebut dengan gangguan Slow
Leaner
3. Pada sorogan, santri lebih banyak kurang memahami teks kitab
yaitu mereka kurang mengerti pada nahwu shorofnya dan juga
kekurangan pemahaman kosa kata pada kalimat-kalimat di dalam
kitab kuning sehingga mereka kesulitan dalam membaca kitab
kuning yang gundul (tanpa harokat). Hal ini sama dengan yang
dijelaskan oleh Ustad Zainuddin ketika melakukan wawancara,
beliau mengatakan hal yang sama yaitu :

“ Kesulitan yang paling penting pada sorogan adalah anak


harus banyak memiliki pengetahuan tentang makna sebuah
lafadz. Jadi kendalanya yaitu mereka jarang sekali yang
punya makna banyak, artinya dalam perkamusan mereka
tidak banyak mengetahui tentang makna-makna kalimat dan
kurang mengerti nahwu shorof nya”(wawancara yang
dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2021).

Kesulitan lainnya yang dialami oleh beberapa santri dalam


membaca kitab fathul qarib menggunakan metode sorogan ini ialah
satri mengalami kesulitan pada saat mentarkibi atau mengi’robi (
menyebutkan bentuk huruf, bentuk kalimat, dan bentuk susunan kata
bahasa arab gundul pada kitab kuning). (wawncara dengan santri
sorogan pada tanggal 08 April 2021 ).
1. Solusi mengatasi Kendala yang terdapat dalam Implementasi
metode Sorogan
Kesulitan bisa dikatakan sebuah masalah yang terjadi di
dalam sebuah penerapan metode. Seperti yang terjadi pada
penerapan metode Sorogan ini. Namun, setiap sebuah kendala atau
permasalahan dapat di selesaikan dengan mencari sebuah solusi.
Adapun solusi yang dilakukan oleh Ustadh yang mengajar
sorogan kitab Fathul Qarib di kelas II Wustho Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh
penulis ialah :
“Biasanya saya suruh sebagian anak yang kurang mampu itu
setiap pertemuan sorogan itu saya suruh baca ulang sorogan
pada pertemuan kemarin sampai dua atau tiga kali. Terus
saya juga sering jelaskan kembali materi sorogannya, nahwu
sorofnya, sama I’rob-I’robnya. Juga kadang saya kasih PR
tentang ilmu nahwu sorofnya, sama tarkib-tarkibnya, nanti
kalau ketika sorogan saya Tanya-tanya kembali supaya
mereka terasah terus gitu.”( wawancara dengan ustad Alvian
pada tanggal 21 Februari 2021).
Dari wawancara diatas dapat dipahami bahwa dengan adanya
sebuah kendala atau penghambat dalam terlaksananya metode
sorogan dalam pembelajaran fiqih pada kitab Fathul Qarib ini
tentunya guru atau ustad akan melakukan cara atau solusi untuk
mengatasinya. Seperti hasil wawancara diatas bahwa ustad alvian
selalu mengulang materi maupun ilmu nahwu sorof maupun tarkib
atau I’rob-I’rob dalam bahasa arab agar mereka terbiasa dan terasah
dalam membaca kitab kuning. Dengan terus mengulang-ulang maka
santri akan terus terbiasa dan mampu membaca kitab kuning seperti
sebagian temannya yang sudah fasikh dalam membaca kitab kuning.
Seperti yang diungkapkan beberapa santri yang diwawancarai :
“ Menurut saya yang sulit membaca kitab kuning adalah saat
menarkibi dan mengi’robi. Tapi dengan adanya sorogan dan
terus disuruh ngulang-ngulang sama pak alvian dikit-dikit
kita bisa mbak” ( wawancara dengan Ummy Habibatun
Nadhifah santri sorogan kelas II Wustho pada tanggal 08
April 2021 ).

3. Pencapaian metode Sorogan dalam pembelajaran fiqih pada Kitab


Fathul Qorib bagi santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
Desa Sukamaju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo
Dalam penerapan sebuah metode, tentunya terdapat pencapaian dan
juga keuntungan dari metode itu sendiri. Seperti yang terdapat pada
metode sorogan ini. Dari diterapkannya metode sorogan ini yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas santri dalam memahami materi pembelajaran
dan kualitas santri dalam membaca kitab kuning dipondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-In ini terdapat beberapa pencapaian dan juga beberapa
keuntungan yang didapatkan.
a. Pencapaian yang diperoleh dari penerapan Metode Sorogan
Ada beberapa pencapaian yang diperoleh dari penerapan metode
Sorogan ini sesuai dari hasil wawancara dan observasi pada tanggal 13
April 2021 sebagai berikut :
1. Pencapaian pemahaman kosa kata dalam kitabFathul Qarib
Untuk pencapaian dari metode Sorogan itu sendiri tentunya
sudah sangat mendekati maksimal. Metode Sorogan ini sangat
mendorong pemahaman santri. Santri lebih memahami banyak kosa
kata makna ala pesantren. Dengan proses metode Sorogan ketika ustad
membacakan makna dan santri memberi makna pada kitab masing-
masing dan terus mengulang-ulang maka santri dapat memahami dari
kosa kata maupun makna kitab itu sendiri. Dengan penerapan metode
Sorogan ini santri akan terbiasa dan faham ketika dihadapkan dengan
kitab gundul atau kitab kuning salah satunya adalah kitab Fathul Qarib
ini. Pembiasaan santri dengan kalimat-kalimat berbahasa arab tentunya
akan menambah mufrodat kosa kata dalam kitab kuning tersebut
sehingga santri dapat memahami isi dari kitab tersebut secara
mendalam.
2. Pencapaian pada dramatikal nahwu shorof
Sorogan tidak hanya membahas mengenai pemahaman
Fiqhiyahnya saja, tentunya pemahaman nahwu shorof juga di
cantumkan menjadi hal yang sangat pokok. Jadi tentunya pemahaman
dari ilmu nahwu ini sangat membantu untuk santri ketika santri
membaca kitab dihadapan ustadnya. Dengan terbantunya pemahaman
nahwu sorof pada santri makaketika mereka menemukan kesalahan
mereka pada I’rob ataupun tarkib maka mereka bisa menemukan
kesalahan mereka sendiri dengan pemahaman nahwu dan shorof yang
mereka miliki.
3. Pencapaian pada Tekstual Kitab (pemahama Fiqhiyah)
Dengan sorogan tentunya metode ini sangat membantu dalam
pemahaman isi fiqhiyah dari kitab Fathul Qarib tesebut. Mengingat
tujuan dari Sorogan itu sendiri memahami ilmu ‘allat Nahwu Shorof itu
adalahuntuk memahami isi dari kandungan kitab itu sendiri. Tentunya
dengan sorogan, santri akan sangat terbantu memahami isi dari kitab
yang dikaji dengan baik dan benar. Santri tidak hanya faham secara
garis besar atau secara poin-poinnya saja, tetapi mereka bisa faham
secara detail dari setiap kata yang ada didalam kitab yang pasti
memiliki arti dan maksut tersendiri, jadi pemahan itu harus benar-benar
detail.( wawancara dengan ustad Alfyan pada tanggal 13 April 2021 )
b. Keuntungan diterapkannya metode Sorogan
Dari diterapkannya metode Sorogan ini untuk mempermudah para
santri untuk memahami isi dan kaimat-kalimat pada kitab kuning atau
kitab Fathul Qarib ini, tentunya terdapat keuntungan yang didapatkan
dari pihak santri, pesantren, maupun dari segi umum. Berikut beberapa
keuntungan yang di katakana oleh Pengasuh Pondok Pesantren maupun
ustad yang mengajar metode Sorogan ;
1. Keuntungan bagi Santri
Sesuai dengan pencapaian-pencapaian yang diuraikan diatas tentunya
sangat berkaitan dengan keuntungan yang diperoleh bagi santri tentunya
metode Sorogan ini sangat membantu santri dalam pemahaman tentang
kosa kata bahasa arab tentang I’rob dan tarkibnya, tentang makna
kitabnya, dan pemahaman pada isi dari kitab tersebut.
“Santri itu akan merasakan manfaat dari sorogan ini setelah
mereka sudah berkecimpung dengan masyarakat maupun ketika
mereka sudah menjadi alumni pondok”

Dan santri akan merasakan manfaat dari sorogan itu sendiri ketika
mereka membaca kitab-kitab yang lainnya dan ketika mereka sudah
menjadi alumni ataupun sudah mengajar maka mereka akan merasakan
manfaat dari sorogan tersebut yang mempermudah mereka dalam
membaca danmemahami isi kitab yang mereka baca. Buah dari Sorogan
ini akan mendampingi ata menjadi bekal mereka ketika mereka
mengajarkan kitab kuning. (wawancara dengan ustad Alfyan pada
tanggal 13 April 2021 )
2. Keumtungan bagi Pondok Pesantren
Keuntungan yang diperoleh Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-in dengan diterpakannya metode Sorogan ini adalah metode
ini sangat membantu mata pelajaran-mata pelajaran yang lainnya.
Misalnya mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah formal Madrasah
Aliyah (MA) materi memahami isi kandungan dari sebuah ayat. Dengan
santri yang sudah terbiasa dengan membaca kitab dengan metode
sorogan, mereka akan dengan mudah memahami isi dari kandungan
sebuah ayat tersebut karena mereka sudah terbiasa memahami dari kosa
kata, nahwu shorof, dan memahami kalmat-kalimat bahasa arab. Karena
ketika membaca kitab dengan Sorogan mereka bisa melakukan dengan
baik dan benar, maka begitu pula mereka membaca kitab atau kalimat-
kalimat yang lain mereka juga bisa membaca dan memahaminya
dengan baik ( wawancara dengan ustad Alfyan pada tanggal 13 April
2021 )
Keuntungan lainya yaitu dengan diterapkan metode Sorogan ini
yang sangat membantu santri dalam membaca dan memahami kitab
kuning, maka ketika terdapat even atau perlombaan membaca kitab atau
sering disebut dengan MQK ( Musabaqoh Qiroatul Kutub ), maka ustad
atau kyai bisa mengirimkan banyyak santri untuk mengikuti
perlombaan tersebut karena santri-santri yang bisa membaca kitab
dengan baik dan benar akan diikutsertakan dalam perlombaan tersebut.
Dengan diterapkannya metode Sorogan maka pondok pesantren akan
melahirkan santri-santri yang sudah maksimal dalam membaca dan
memahami kitab kuning tersebut. ( wawanca dengan Pengasuh pondok
pesantren Hidayatul Mubtadi-In pada tanggal 18 Maret 2021 )
3. Keuntungan bagi umum
Metode Sorogan tentunya banyak menguntungkan secara
keseluruhan. Tentunya tidak lepas ketika santri sudah menyelasikan
studinya di pondok pesantren tentunya mereka akan berhadapak dan
berkecimpung dalam masyarakat. Tentunya dikatakan alumni pondok
pesantren tentunya agan dipergunakan bagi masyarakat untuk mengajar
atapun lain sebagainya. Ketika alumni santri sudah bermasyarakat maka
mereka memiliki peran yang cukup penting. Misalnya ketika alumni di
percayakan oleh masyarakt untuk menjadi tenaga pendidik di madrasah
maupun sekolah, mengisi majelis ta’lim, maka sorogan membaca kitab
sangat bermanfaat. Seperti ketika masyarakat hendak bertanya
mengenai fiqhiyah maka alumni akan tetap bisa menjelaskan apa yang
mereka pertanyakan dengan benar. (wawancara dengan ustad Alfyan
pada tanggal 13 April 2021
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian di lapangan, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian tentang Implementasi
Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fiqih Pada Kitab Fathul Qarib di
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten
Tebo adalah sebagai berikut :
1. Penerapan metode Sorogan dalam pembelajaran fikih pada kitab Fathul
Qarib di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In diterapkan sudah
hampir maksimal. Saat proses pembelajaran fikih pada membaca kitab
fathul qarib ustad dan santri melaksanakan metode sorogan dengan baik.
Metode Sorogan juga sangat membantu santri dalam membaca dan
memahami kitab fathul qarib dengan baik.
2. Kendala yang utama yang dialami santri adalah dari pemahaman si santri
yang belum maksimal mengenai membaca kitab. Dikarenakan
pembelajaran sebelumnya seperti pelajaran nahwu dan shorof ketika
mereka masih ditingkat dasar itu kurang maksimal. Dengan adanya
sebuah kendala tersebut tentunya ustad akan mencari solusi untuk
mengatasinya dengan cara Ustad selalu mengulang materi maupun ilmu
nahwu sorof maupun tarkib atau I’rob-I’rob dalam bahasa arab agar
mereka terbiasa dalam membaca kitab kuning. Dengan begitu santri akan
terus terbiasa dan mampu membaca kitab kuning.
3. Pencapaian dan keuntungan dari Implementasi metode Sorogan dalam
pembelajaran fikih pada kitab Fathul Qarib di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-In pencapaian santri yang hampir maksimal dalam
membaca dan memhami dari isi kitab kuning salah satunya kitab Fathul
Qarib. Keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya pondok pesantren
hidayatul mubtadi-in selalu mengirimkan santri untuk mengikuti
perlombaan dari tingkat kecamatan kabupaten provinsi maupun Nasional.
dan pada tahun 2018 santri dapat meraih juara tingkat Nasional di Jakarta

56
B. Saran
Saran yang terkait tentang Implementasi metode Sorogan dalam
pembelajaran fikih pada kitab Fathul Qarib di pondok pesantren
Hidayatul Mubtadi-In antara lain :
1. Untuk Pondok Pesantren
Kiranya agar lebih meningkatkan kembali metode sorogan yang ada
agar kualitas santri dalam membaca kitab lebih maksimal lagi.
2. Untuk Ustad
Lebih ditingkatkan kembali penegasan dan motivasi pada metode
Sorogan agar santri lebih tekun dalam belajar membaca dan
memahami kitabfathul qorib. Dan perhatian khusus dan lebih agar
santri lebih bersemangat ketika sorogan.
3. Untuk Santri Sorogan
Untuk lebih giat dan lebih semangat dalam mempelajari dan
memahami kitab-kitab kuning
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, 2014 Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Bandung:PT. Remaja Rosda Karya.

Ahmad Jaelani,2018. Penerapan metode sorogan dalam pembelajaran kitab


kuning bagi santri tingkat wustho di Diniah Pondok pesantren NU
Abhariyah Jerneg terong tawah tahun ajaran 2017/2018.

Asrori,2020. Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, Jawa


tengah : CV. Pena Persada.

Dhofier, Zamakhsari. 2011. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3IS.

Dwi Melani, 2020.Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran


Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Hidayah Purwokerto.
(IAIN Purwokerto)

Hamadi, 2014. Strategi Belajar Mengajar, CV. Pustaka Setia, Bandung,

JMoleongLaxy,(2017)MetodologiPenelitianKualitatif.(Bandung:PT.Rosda
Karya)

Laila Arofatuh Mufidah, 2015, Implementasi Metode Sorogan dalam


Kitab fathul Qorib di pondok Pesantren Salafiyah Annibros Al-
hasyimreksosari Suruh Kabupaten Semarang.
http://scholar.gooleusercontent.com/scholar?q=cache:A0Ek0B2L
z20J:scholar.google.com/+implementasi+metode+sorogan+dalam
+pembelajaran+kitab+Fathul++qorib&hl=id&as_sdt=0,5

Martinis Yamin, 2013 Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran,


Jakarta: ciputat pres.

Mukhtar, 2009, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiyah, ( Jakarta:


gaung Persada Pres ).

Nawawi,Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam .Surabaya: Al-Iklas

Nurjannah,L. (2018). Efektifitas Penerapan Metode Sorogan erhadap


Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-

58
Hikmah Kedaton Bandar Lampung,(Doctoraldissertation, UIN
Raden Intan Lampung.
http://repository.radenintan.ac.id/4427/1/SKRIPSI%20FULL.pdf

Nurcolis Majid, 2010, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta:RAJAWALI PERS.

Rodiah. (2019). Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab


Kuning di Pondok Pesantren Al- Munawaroh KAB.Kepanghiang
Provinsi Bengkulu.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian pendidikan pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia, No 20 Tahun 2003, tentang


Pendidikan Non-Formal.

https://www.genpi.co/gaya-hidup/44204/kenali-7-bentuk-gangguan-
kesulitan-belajar-yang-dialami-anak yang diakses pada 11
Oktober 2020, pukul 20:30 wib.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA ( IPD )

JUDUL : IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM


PEMBELAJARAN FIKIH PADA KITAB FATHUL QORIB DI PONDOK
PESANTREN HIDAYATAUL MUBTADI-IN KECAMATAN RIMBO ULU
KABUPATEN TEBO

A. TEMPAT PENELITIAN
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi- In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten
Tebo
B. PEDOMAN OBSERVASI
1. Penerapan metode sorogsn dalam pembelajaran fikih pada kitab fathul qorib
2. Kemampuan ustadz dalam mengelola pelaksanaan sorogan pada santrinya
pada kelas II wusto Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
3. Lokasi diselenggarakannya metode sorogan
4. Pencapaian yang diperoleh santri setelah dilaksanakannya metode sorogan
5. Respon santri dalam pelaksanaan sorogan dalam pembeljaran fikih pada
kitab fathul qorib di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-in
6. Penerapan tata tertib yang dilakukan oleh gru/ustad dalam pelaksanaan
metode sorogan dan solusi yang dilakukan ustad/ guru untuk menangani
kendala-kendala yang dialami.
C. PEDOMAN WAWANCARA
1. Wawancara dengan ketua yayasan Pondok Pesantren
a. Bagaimana pelaksanaan metode Sorogan di Pondok Pesantren ini ?
b. Bagaimana kondisi santri di pondok pesantren?
c. Apa tujuan diterapkannya metode sorogan pada pembelajaran fikih
pada kitab fathul qorib ini ?
2. Wawancara dengan Ustad/guru yang mengajar Sorogan di kelas II wuatho
a. Bagaimana implementasi metode sorogan dalam pembeljaran fikih
pada kitab fathul qorib kelas II wustho ?
b. Bagaimana teknik pembelajaran guru/ustad ketika menerapkan metode
sorogan pembeljaran fikih pada kitab fathul qorib kelas II wustho ?
c. Mengapa di Pondok Pesantren memilih menerapkan metode sorogan
sebagai alternative pembelajaran fikih pada kitab fathul qorib ?
d. Apa kendala yang dialami dalam mengimplementasikan metode
sorogan pembeljaran fikih pada kitab fathul qorib kelas II wustho ?
e. Bagaimana solusi yang dilakukan saat menghadapi kendala-kendala
tersebut ?
f. Apa kendala utama yang cukup mengganggu selama ini ?
g. Bagaimana pencapaian yang diperoleh dari penerapan metode sorogan
ini ?
h. Apa keuntungan yang diperoleh dari penerapan metode sorogan
pembeljaran fikih pada kitab fathul qorib kelas II wustho ?
3. Wawancara dengan santri kelas II wustho
a. Bagaimana membaca kitab fathul qorib dengan menggunakan metode
sorogan ?
b. Apa kesulitan yang dialami ketika pelaksanaan metode sorogan
pembeljaran fikih pada kitab fathul qorib?
c. Apa kah metode sorogan ini mempermudah proses membaca kitab
fathul qorib pada pembelajaran fikih ?
D. PEDOMAN DOKUMENTASI
7. Hiatoris Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
8. Geografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
9. Visi dan misi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
10. Sarana pra sarana Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
11. Struktur organisasi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In
12. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-In
13.
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1 dari 2

Nama Mahasiswa : Lena Susanti


NIM : 201172297
Pembimbing I : Drs. H. Habibuddin Ritonga, M.Ag
Judul : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fikih
Pada Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Tanda Tangan
No Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
Penyerahan surat penunjukan dosen
1. 08 September 2020
pembimbing
2. 02 Oktober 2020 Bimbingan Proposal

3. 13 Oktober 2020 Perbaikan Proposal

4. 25 November 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan

5. 15 Desember 2020 Seminar Proposal


25 Desember sampai Perbaikan Proposal Sesuai Hasil
6.
28 Januari 2021 Seminar
7. 11 Februari 2020 ACC Riset

8. 28 April2021 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V

9. 28 April 2021 Perbaikan Skripsi Lengkap

10. 29 April 2021 ACC Skripsi

Jambi, 29 April 2021


Pembimbing I

Drs. H.Habibuddin Ritonga, M.Ag


NIP. 19590612198703001
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR


Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tanggal Halaman
Tanggal Revisi Revisi
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1 dari 2

Nama Mahasiswa : Lena Susanti


NIM : 201172297
Pembimbing II : Dr.Hj. Hindun, M.Pd
Judul : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran Fikih
Pada Kitab Fathul Qarib di Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-In Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Materi Bimbingan Tanda Tangan


No Tanggal
Pembimbing
Penyerahan surat penunjukan dosen
1. 08 September 2020
pembimbing
2. 16 September 2020 Bimbingan Proposal

3. 20 September 2020 Perbaikan Proposal

4. 22 September 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan

5. 15 Desember 2020 Seminar Proposal


25 Desember sampai Perbaikan Proposal Sesuai Hasil
6.
28 Januari 2021 Seminar
7. 10 Februari 2021 ACC Riset

8. 26 April 2021 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V

9. 27 April 2021 Perbaikan Skripsi Lengkap

10. 27 April 2021 ACC Skripsi

Jambi, 29 April 2021


Pembimbing II

Dr.Hj. Hindun, M.Pd


NIP.
197101091997032002
Lampiran 2
Dokumentasi

Gambar 1. Gerbang Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-In

Gambar 2. Gedung madrasah mualimin mualimat


Gambar 3. Gedung MTs

Gamabar 4. Gedung asrama putra dan lantai 2 ruang MA

Gambar 5.Gedung asrama putri

Gambar 6. Pagar Menuju TPQ


Gambar 7. Gedung SDIT

Gambar 8. Foto bersama ketua yayasan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-In


Gambar 9. Wawancara dengan ustad Alfyan yang mengajar sorogaan

Gambar 10. Suasana santri ketika membaca kitab dengan Sorogan

Gambar 11. Suasana pemeriksaan makna kitab santri

Gambar 12. Suasana santri ketika muroja’ah hafalan


Gambar 13. Foto Almarhum Pendiri PonPes Hidayatul Mubtadi-In
( K.H. Muhammad Yunus)
Lampiran 3

Checklist Mendaftar Skripsi untuk dimunaqasahkan

Sebelum anda mendaftarkan Skripsi anda ke bagian Akademik Fakultas


Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi untuk diujikan,pastikan lebih dahulu pertanyaan
di bawah ini sudah anda beri tanda centang ( √ ) pada pilihan”sudah”.Jika masih ada
pertanyaan yang anda jawab pada kolom belum (blm),maka selesaikan lebih dahulu
sampai jawaban anda sudah (sdh) sebelum anda ke bagian Akademik.

Nama Mahasiswa/NIM : Lena Susanti


Judul Skripsi : Implementasi Metode Sorogan Dalam Pembelajaran
Fikih Pada Kitab Fathul Qarib Di Pondok Pesantren
Hidayatul Mubtadi-in Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten
Tebo
Pembimbing I : Drs. H. Habibuddin Ritonga, M.Ag
Pembimbing II : Dr.Hj. Hindun, M.Pd.I
No Pertanyaan Blm Sdh

1 Apakah setiap catatan revisi dari Dosen Pembimbing sudah anda


perbaiki sesuai dengan catatan masing-masing Dosen
Pembimbing?

2 Apakah Skripsi anda sudah mempunyai pokok


masalah,kesimpulan,dan rekomendasi yang bersesuaian antara
satu dengan lainnya?

3 Apakah Skripsi anda sudah mempunyai abstrak yang sesuai


dengan format yang sudah ditentukan? (lihat lampiran contoh
Abstrak!)

4 Apakah draf Skripsi anda sudah disetujui oleh pembimbing


anda? Atau Nota Dinas sudah ditandatangani oleh kedua
Pembimbing anda untuk didaftarkan dalam ujian munaqasah?

5 Apakah komposisi halaman atau jumlah kata Skripsi anda sudah


seimbang antara pendahuluan, kerangka teori, studi
relevan/tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan/inti
laporan skripsi dan penutup? (Lihat Lampiran Jumlah Minimal
Halaman Skripsi)

6 Apakah tanda baca titik, koma, titik dua dst), format footnote,
bibliography, font, spasi, huruf besar dan kecil, ukuran kertas,
dan margin sudah mengikuti standar yang ditentukan?

7 Apakah kata-kata yang otomatis menjadi bahasa Inggris oleh


komputer seperti sistem menjadi system, sudah anda perbaiki?

8 Apakah lembaran Pernyataan Orisinalitas Skripsi anda


mengandung kata-kata seperti contoh yang ada dan sudah anda
tandatangani dengan materai Rp.6000,-? (lihat lampiran contoh
Pernyataan Orisinalitas Skripsi)

9 Apakah bahasan teoritis penelitian anda sudah dirubah menjadi


bahasa operasional/empiris sebagai laporan penelitian?

10 Apakah setiap referensi yang anda rujuk sudah dimasukan ke


dalam daftar pustaka?

11 Apakah setiap kata asing sudah anda beri cetak miring?

12 Apakah teknik penulisan sudah konsisten dari awal sampai


akhir?

13 Apakah jumlah halaman Skripsi sudah mengikuti ketentuan yang


berlaku, yaitu maksimal halaman Skripsi 100 dan minimal 60?

14 Jika Skripsi anda adalah penelitian lapangan, apakah Skripsi


anda sudah disertai dengan instrumen pengumpulann data (IPD)
dan bukti wawancara, observasi dan dokumentasi?

15 Apakah Skripsi anda sudah menyediakan transliterasi (jika


diperlukan)?

16 Jika jumlah halaman Skripsi anda tidak mengikuti ketentuan,


maka apakah anda sudah memperoleh Surat Persetujuan
pengecualian dari Ketua Jurusan? Prodi dan Wakil Dekan I?

17 Apakah Curriculum Vitae sudah memuat informasi yang harus


dimasukkan dengan format sesuai dengan Buku Panduan ini?
(lihat lampiran Curriculum Vitae)

CATATAN:

*Jika masih terdapat pertanyaan yang jawabannya BELUM, maka selesaikan masalah
ini dahulu sebelum anda menemui Bagian Akademik untuk mendaftarkan Skripsi anda.
Pihak Akademik tidak akan mendaftarkan Skripsi anda jika masih ada pertanyaan diatas
yang dijawab “BELUM”.

*Jika anda merasa kesulitan menjawab sebagian pertanyaan diatas, mintalah waktu
untuk berkonsultasi dengan Pembimbing, Ketua Jurusan/Program Studi anda atau Wakil
Dekan I (Bidang Akademik).

Saya Lena Susanti bersama ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa checklist
diatas sudah saya jawab dengan benar dan bertanggung jawab.

Setelah membaca dan memperhatikan dengan cermat, kami para pembimbing Skripsi
dengan judul diatas bersama ini menyatakan bahwa pernyataan mahasiswa diatas telah
kami periksa dengan teliti dan benar adanya. Kami bertanggung jawab sepenuhnya
sebagai pembimbing.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H.Habibuddin Ritonga, M.Ag Dr. Hj. Hindun, M.Pd.I


NIP. 19590612198703001 NIP. 197810032008012007.
Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT
( CURRUCULUM VITAE

Nama Lengkap : Lena Susanti

Tempat/Tanggal lahir : Bungo Tebo, 08 Juni 1998

Email/Surel : laina0806@gmail.com

No Telepon : 0822-7875-3361/ 081273965772

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Jl. Palembang, rt 11b, Desa Sidorukun, Unit XII,


Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi
Jambi, 37553

Pendidikan Formal :

a. TK Pertiwi XII B Rimbo Ulu Tahun 2004-2005


b. SD N 105/VIII Sidorukun Rimbo Ulu Tahun 2005-2011
c. MtsS Hidayatul Mubtadi-In Rimbo Ulu Tahun 2011-2014
d. MAS Hidayatul Mubtadi-In Rimbo Ulu Tahun 2014-2017
e. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2017-2021

Anda mungkin juga menyukai