Makalah
Disusun Oleh :
Kokom Komariyah (2286050003)
Khusnul Khotimah (2286050018)
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi robbi yang mana telah memberikan
kepada kita semua nikmat iman wal islam serta nikmat sehat wal’afiat, dan karena nikmat-
Nya tersebut kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Islam dengan
Pendekatan Kalam” dengan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad Saw, kepada keluluarganya, sahabatnya serta tak lupa kepada kita semua selaku
umatnya sampai akhir zaman, aamiin ya robbal alamiin...
Pembuatan makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Pendekatan Studi Islam. Selain itu makalah ini dibuat berdasarkan sumber-sumber
yang patut untuk dijadikan bahan dalam pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan dan kesalahan . Oleh karena itu diharapkan agar mendapat saran dan kritik demi
perbaikan makalah ini.
1. Dr. Hajam, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendekatan Studi Islam.
2. Orang tua yang telah mensuport perkuliahan kami.
3. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat, khususnya bagi kami selaku
penyusun dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
BAB IV PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam, Ilmu kalam lahir lebih
belakangan dibanding ilmu keislaman lainnya, seperti ilmu hadis dan ilmu fikih.
Ilmu kalam tidak lahir secara spontan, melainkan telah melalui proses dan
melintasi kurun waktu yang cukup panjang, didahului oleh munculnya berbagai
persoalan kalam secara parsial. Setiap suatu persoalan kalam muncul, pastilah
muncul pula pendapat yang berbeda bahkan salaing bertentangan, yang pada
akhirnya melahirkan aliran. Sehingga aliran kalam pun mendahului lahirnya ilmu
kalam itu sendiri.
Persoalan kalam bukan yang pertama muncul di dunia Islam sepeninggal
Rasulullah SAW, dan bukan pula sebagai hasil perenungan langsung terhadap
masalah-masalah teologis yang termuat dalam sistem akidah Islam. Bermuara
dari kemelut politik yang kemudian merambat ke masalah kalam.
Masalah kalam atau teologi muncul di dunia Islam bermula dan bermuara
dari fenomena politik. Sejak kaun khawarij menggunakan term kafir terhadap
lawan politik mereka, persoalan politik sudah berubah menjadi persoalan kalam.
Term kafir ini kemudian lebih dominan dihubungkan dengan pelaku dosa besar,
dan sejak itu satu per satu tema kalam bermunculan dan melahirkan berbagai
paham serta aliran di dunia Islam. 1
Dalam memahami agama banyak pendekatan yang dilakukan. Hal demikian
perlu dilakukan, karena pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional
dapat dirasakan oleh penganutnya. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan
disini adalah cara pandang atau paradigm yang terdapat dalam suatu bidang ilmu
yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Pentingnya kajian
pendekatan kalam akan dibahas dan dipahami melalui makalah in, karena disetiap
agama memiliki sikap-sikap keberagaman, yang sering kita jumpai bahwa
diantara semua agama terdapat klaim-klaim kebenaran dan keselamatan masing-
masing, yang menganggap agama yang mereka anut dan pahami adalah agama
yang benar.
1
Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, (Jakarta: PRENAMEDIA GROUP, 2015), hlm. 1-14
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan memahami sejarah ilmu kalam.
2. Mengetahui dan memahami macam-macam pendekatan teologis.
3. Mengetahui dan memahami paradigma kalam moderat.
4. Mengetahui dan memahami aliran kalam Islam dan di luar Islam.
5. Mengetahui dan memahami tren pemikiran kalam kontemporer.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis melakukan studi kepustakaan (library
Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber berupa buku yang dianjurkan
oleh dosen pengampu mata kuliah Pendekatan Studi Islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ilmu Kalam
Sejarah awal munculnya Ilmu Kalam adalah sejak wafatnya Nabi
Muhammad SAW, yang kala itu muncullah persoalan di kalangan umat Islam
mengenai siapa yang hendak menjadi pengganti Nabi (Khalifatul Rasul). Hal
tersebut kemudian diatasi dengan diangkatnya Abu Bakar As-Shiddiq sebagai
khalifah. Setelah Beliau wafat, kekhalifahan dipimpin oleh Umar bin Khattab
yang pada kala itu umat Islam tampak tegar dalam mengalami ekspansi seperti
kejazirahan dari Arabian, Palestina, Syiria, sebagian wilayah Persia, hingga
Romawi dan Mesir.
Setelah masa kekhalifahan Umar bin Khattab berakhir, maka
diangkatkan Utsman bin Affan menjadi khalifah pengganti Umar. Utsman ini
masih termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya raya, keluarganya juga
terdiri dari orang-orang Aristokrat Makkah yang memiliki pengalaman dagang
dan pengetahuan administrasi. Pengetahuan itu dimanfaatkan dalam
memimpin administrasi di daerah-daerah yang ada di luar semenanjung
Arabiah. Namun sayangnya, pada masa tersebut justru cenderung terjadi
nepotisme sehingga terjadilah ketidakstabilan di kalangan umat Islam. Bahkan
banyak sekali penentang yang tidak setuju pada kepemimpinan Utsman,
hingga akhirnya Beliau tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basrah,
dan Mesir.
Setelah Utsman wafat, maka Ali Abi Thalib terpilih sebagai calon
khalifah selanjutnya. Namun, Beliau langsung mendapatkan tantangan dari
pemuka-pemuka lainnya yang juga ingin menjadi khalifah, sebut saja ada
Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Peristiwa tersebut dikenal dengan Perang Jamal.
Kemudian, ada juga tantangan yang datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan
yang kala itu ingin menjadi khalifah dan menuntut Ali supaya menghukum
para pembunuh-pembunuh dari Utsman. Atas adanya peristiwa-peristiwa itu
muncullah Teologi mengenai asal muasal sejarah keberadaan Ilmu Kalam. 2
Pada masa Nabi Muhammad SAW, keberadaan Ilmu Kalam ini
memang sudah ada tetapi belum dikenal dengan istilah demikian. Baru dikenal
2
https://www.gramedia.com/literasi/ilmu-kalam/ (diakses pada tanggal 20 September
2022 pukul 02.00 WIB)
4
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1) Banyak di antara pemeluk-pemeluk agama Islam, yang dulunya
beragama Yahudi, Masehi, dan lainnya. Setelah mereka “tenang” dari
tekanan, mulailah mereka mengkaji kembali akidah-akidah agama
mereka dan mengembangannya ke dalam Islam.
2) Golongan Islam yang ada pada zaman dulu, terutama golongan
Mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran Islam dan
5
B. Pendekatan Teologis
1. Pengertian
Teologi berasal dari kata “ology” dan “theos” dan dijadikan Bahasa
Indonesia maka menjadi teologi. “ology” berakar dari kata Greek yang
kemudian menjadi “logos” berarti “percakapan”, “pengkajian” dan
“penelitian”. Tujuan yang terpenting penelitian adalah logos itu sendiri dari
pada benda-benda yang menjadi subjeknya. Sedangkan theos dalam bahasa
greek berarti “Tuhan” dan atau sesuatu yang berkenaan dengan Tuhan. Jadi
Teologi dalam bahasa greek adalah penelitian secara rasional segala sesuatu
yang berkenaan dengan ke-Tuhanan. Jadi, Teologi merupakan salah satu
cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan tentang hakekat Tuhan serta
keberadaan-Nya.
Pendekatan teologis dalam penelitian agama yang dimaksud disini
adalah pembahasan materi tentang ekisistensi Tuhan. Tidak ada arti sederhana
dan monolitik untuk mendefinisikan kata theologi, theologi telah ada sejak
bangsa Sumeria yang mulai menjadi perkataan dalam istilah yunani yaitu
theologia dan istilah ini mengacu pada tuhan-tuhan atau tuhan, theologi bukan
merupakan hak prioritas suatu komunitas tertentu namun theologi merupakan
bagian dari pendidikan yang umum. Dalam sejarahnya theologi mengacu pada
sebuah candi yang dipersembahkan untuk dewa atau tuhan bangsa romawi
dan yunani saat itu yang kemudian dalam perkembangannya theologi dapat
disimpulkan sebagai ilmu yang selalu berkaitan dengan ketuhanan atau
transedensi baik secara mitologis, filosofis maupun dogmatis, kesimpulan
yang kedua meskipun theologi memiliki banyak nuansa, namun doktrin tetap
6
sangatlah sulit sekali karena kita harus berusaha untuk memahami dan
melepaskan atau menanggalkan posisi subjektifitas sebagai peneliti agar dapat
memahami objek yang diteliti dan berempati pada pandangan dunia lain
(objek penelitian) dan bisa memposisikan diri sebagai bagian dari objek
penelitian tersebut sehingga dapat memahami keimanan konseptual atau
theologi mereka. 6
2. Macam-Macam Pendekatan Teologis
Ada tiga macam pendekatan Theologis yang kami rangkum dalam makalah
ini yaitu pendekatan theologis normatif, pendekatan theologis-dialogis dan
pendekatan theologis-konvergensi, adapun penjelasan mengenai ketiga
pendekatan theologis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Teologi Normatif
Pendekatan teologi normatif dalam memahami agama secara
harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan
menggunakan ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan dalam
wujud empirik dari suatu agama yang dianggap sebagai yang paling benar
dibandingkan dengan yang lainnya. Amin Abdullah mengatakan, bahwa
teologi sebagaimana kita ketahui tidak bisa pasti mengacu kepada agama
tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi
yang tinggi serta penggunakanaan bahasa yang bersifat subjektif, yakni
bahasa sebagai pelaku bukan sebagai pengamat adalah merupakan ciri
yang melekat pada bentuk pemikiran teologi (Nata, 1998:28). Karena sifat
dasarnya yang partikularistik, maka dengan mudah kita dapat menemukan
teologi Kristen Katolik, teologi Kristen Protestan dan lain-lain.
Jika diteliti lebih mendalam lagi, dalam intern umat beragama
tertentu pun masih dijumpai berbagai paham atau sekte keagamaan.
Menurut informasi yang diberikan The Encyclopedia of American
Religion, bahwa di Amerika Serikat saja terdapat 1200 sekte keagamaan.
Salah satu di antaranya adalah sekte Davidian yang pada bulan April 1993
pemimpin sekte tersebut bersama 80 pengikutnya fanatiknya melakukan
bunuh diri masal setelah berselisih dengan kekuasaan pemerintah Amerika
Serikat (Nata, 1998:29). Dalam Islam sendiri secara tradisional, dapat
6
KR Media pada link https://catatan-ustadz.blogspot.com/2015/09/pendekatan-
teologis.html?m=1 (diakses pada tanggal 20 September 2022 pukul 02.00 WIB)
8
7
Muhtadin Dg. Mustafa, REORIENTASI TEOLOGI ISLAM DALAM KONTEKS PLURALISME
BERAGAMA Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 2, Juni 2006:129-140
8
KR Media pada link https://catatan-ustadz.blogspot.com/2015/09/pendekatan-
teologis.html?m=1 (diakses pada tanggal 20 September 2022 pukul 02.00 WIB)
10
yang berbeda pula, tetapi mereka satu dalam faith, yaitu tetap mengakui
Allah sebagai Tuhan yang Satu dan Muhammad adalah Rasul Allah.
Dalam Belief dan respon keagamaan yang berbeda tetapi hakekat menyatu
dalam faith, yaitu mengakui adanya Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Dari ketiga pendekatan teologi tersebut, yang paling akurat
dipergunakan menurut analisis penulis adalah pendekatan teologis
konvergensi. Penulis melihat bahwa dengan menggunakan pendekatan
konvergensi dalam melakukan penelitian terhadap agama-agama, maka
dengan sendirinya akan tercakup nilai-nilai normatif dan dialogis. 9
9
Muhtadin Dg. Mustafa, REORIENTASI TEOLOGI ISLAM DALAM KONTEKS PLURALISME
BERAGAMA Jurnal Hunafa Vol. 3 No. 2, Juni 2006:129-140
12
pada dua hal, yaitu al-Sunnah dan al-Jama‟ah. al-sunnah adalah segala yang
dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik berupa perkataan, perbuatan,
persetujuan, maupun sifat fisik (khalqiyah) dan non-fisik (khuluqiyah). Tercakup
juga di dalamnya sunnah khulafa‟ al-Rasyidin, didasarkan pada pernyataan Nabi:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Dzakwan
Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim
berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al 'Ala` berkata, telah
menceritakan kepadaku Yahya bin Abi Al Mutha' ia berkata; aku mendengar
'Irbadl bin Sariyah berkata; "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berdiri di tengah-tengah kami. Beliau memberi nasihat yang sangat
menyentuh, membuat hati menjadi gemetar, dan airmata berlinangan. Lalu
dikatakan; "Wahai Rasulullah, engkau telah memberikan nasihat kepada kami
satu nasihat perpisahan, maka berilah kami satu wasiyat." Beliau bersabda: "
Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meski kepada
seorang budak Habasyi. Dan sepeninggalku nanti, kalian akan melihat
perselisihan yang sangat dahsyat, maka hendaklah kalian berpegang dengan
sunnahku dan sunnah para khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah
sunnah itu dengan gigi geraham, dan jangan sampai kalian mengikuti perkara-
perkara yang dibuat-buat, karena sesungguhnya semua bid'ah itu adalah sesat."
(H.R. Ibn Majah) 10
10
Hadits.id pada link https://www.hadits.id/l/Bk_bM1IRGYG
13
mengadopsi dan mengadapsi hal-hal baru yang ditemui terutama oleh tiga generasi
pertama.11
11
Ryandi, Buku Ajar Ilmu Kalam, 2020, Fakultas Ushuludin dan Studi Islam, Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
14
Aliran
No Teologi Doktrin Sejarah Keterangan
Islam
1 Syiah Salah satu diantara aqidah Aliran
syiah yang paling berbahaya Syiah diperkirakan Aliran Kalam-
adalah doktrin taqiyah. muncul pada akhir Politis (al-
Taqiyah dalam ajaran syiah pemerintahan firoq al-
adalah upaya berbohong Khalifah Utsman siyasiyah)
dalam rangka bin Affan (644-
menyembunyikan jati diri 656). Selain itu,
ketika dalam kondisi Syiah ada pendapat yang
minoritas. Baik untuk tujuan menyatakan bahwa
menjaga diri dari gangguan Syiah muncul
luar atau untuk ketika pecah
menimbulkan kesamaran di Perang Siffin (657)
tengah masyarakat tentag antara Ali bin Abi
hakekat syiah atau untuk Thalib dan
menyudutkan lawan syiah. Muawiyah bin Abu
Sufyan, pendiri
Dinasti Umayyah.
2 Khawarij Bahwa orang berbuat dosa Pengikut Ali r.a,
besar adalah kafir dan wajib yang memisahkan Aliran Kalam-
di bunuh. diri karena tidak Politis (al-
setuju adanya firoq al-
perdamaian antara siyasiyah)
Ali dan Muawiyah
saat perang shiffin.
3 Mu’tazilah Orang yang berbuat dosa Pendirinya adalah
besar bukan kafir tetapi Abu Huzdaifah Aliran Kalam
bukan pula mukmin. Namun Washil bin ‘Atha Murni (al-
mereka terletak di antara Al-Ghazali. Timbul firoq al-
dua posisi kafir dan pada zaman I’tiqodiyah)
mukmin. khalifah Abdul
Malik bin Marwan
dan anaknya
Hisyam Ibnu Abdul
Malik. Dinamakan
golongan
mu’tazillah karena
Washil
memisahkan diri
dari gurunya yang
bernama Al-Hasan
Al-Bishry karena
berbeda pendapat
tentang masalah
orang Islam yang
melakukan maksiat
15
3) Mengkultuskan angka 19, jumlah bulan adalah 19, dan dalam satu bulan
terdapat 19 hari.
4) Mengakui kenabian Budha, Konfusius, Brahma dan ahli-ahli hikmah
lainnya dari India, China dan Persia kuno.
5) Sepakat dengan keyakinan Yahudi dan Kristen bahwa Isa al-Masih
disalib.
6) Menta‘wilkan al-Qur‘an dengan ta‟wilat bathiniyah agar sesuai dengan
ajaran mereka.
7) Mengingkari mu‘jizat para Nabi, eksistensi malaikat dan Jin, surga dan
neraka.
8) Mengharamkan Hijab bagi wanita, menghalalkan mut‘ah. Harta dan
wanita adalah milik bersama, mirip dengan slogan sosialis-komunis.
9) Mena‘wilkan hari kiamat dengan munculnya imam mereka Baha‘.
Adapun kiblat mereka adalah Akka di Palestina, sebagai ganti dari
Masjidil Haram.
10) Tidak ada sholat Jama‘ah kecuali hanya pada shalat mayyit—dengan 6
takbir dengan ucapan takbir ―Allah Abha‖.
11) Berpuasa pada bulan ke-19 dari bulan bahaiy, wajib tidak makan dan
minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
12) Mengharamkan jihad dalam konsepsi Islam, mengangkat senjata melawan
musuh hanya boleh dilakukan jika itu untuk kepentingan penjajah.
13) Mengingkari Muhammad sebagai Nabi terakhir, dan menyatakan akan
kontinuitas wahyu. Mereka telah membuat kitab yang bertentangan
dengan al-Qur‘an baik dari aspek bahasa dan susuanannya.
14) Berhaji bukan ke Makkah, tetapi Akka Palestina, tempat dimana
Bahaullah disemayamkan.
Pengikut bahaiyah mayoritas berada di Iran, sebagian dari mereka juga
ada di negeri-negeri Arab lainnya seperti Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina,
di negara yang terakhir inilah markas mereka berada dibawah naungan Zionis
Yahudi. Mereka juga mempunyai pengikut di Mesir, namun pemerintah Mesir
membubarkan mereka dengan keputusan presiden no. 263 tahun 1960 M.
Mereka juga mempunyai beberapa cabang di Afrika: di Ethiopia, Adis Ababa,
Kampala Uganda, Lusaka Zambia, di kota terakhir ini dilangsungkan
muktamar tahunan mereka, dari 23 Mei sampi 13 Juni 1989 M. Aliran ini juga
18
2. Ahmadiyah
Ahmadiyah adalah gerakan yang muncul tahun 1900-an sebagai strategi
penjajah Inggris di India, untuk menjauhkan ummat Islam dari agama mereka
dan melemahkan semangat jihad mereka. Sehingga tidak ada orang yang
melawan penjajahan atas nama Islam. Gerakan ini disuarakan melalui majalah
al-Adyan, ditulis dengan bahasa Inggris.
Ahmadiyah sebagai nama aliran merujuk pada pendirinya, yaitu Mirza
Ghulam Ahmad. Nama aslinya adalah Ghulam Ahmad, sedangkan ―Mirza‖
merupakan gelar istimewa yang menunjukkan tingkat sosial tertentu, yaitu
keturunan kerajaan (Islam) Moghul yang pernah berjaya di India abad 16.
Mirza Ghulam Ahmad lahir pada hari Jum‘at tanggal 13 Februari 1835 M
bertepatan dengan 14 Syawal 1250 H di sebuah rumah miliki Ghulam Murtaza
di Desa Qadian, 57 km sebelah timur kota Lahore atau 24 km jarak dari kota
Amritsar di Provinsi Punjab, India. Ghulam Ahmad banyak menulis artikel
dan buku, kurang lebih 50-an, diantaranya adalah: Izalah al-Awham, I‟jaz
Ahmadiy, Barahin Ahmadiyah, Anwar al-Islam, I‟jaz al-Masih, al-Tabligh,
dan Tajalliyat Ilahiyah.
Diantara tokoh-tokoh penting Ahmadiyah selain Ghulam Ahmad adalah:
1) Nuruddin: khalifah pertama Ahmadiyah, dan yang menyatakan pertama kali
Inggris sebagai pemimpin tertinggi. Di antara karyanya adalah: Fashl al-
Khitab. 2) Muhammad Ali dan rekannya Kamaluddin. Pemimpin ahmadiyah
di Lahore. Mereka adalah juru bicara Ahmadiyah, dan penerjemah harfiyah
19
4) Meyakini bahwa pengutusan Nabi akan terus berjalan, dalam artian Nabi
Muhammad bukanlah penutup para Nabi. Pertimbangan mengutus Nabi adalah
asas kebutuhan. Ghulam Ahmad adalah Nabi yang paling utama dari seluruh
Nabi.
6) Menyatakan bahwa tidak ada al-Qur‘an kecuali dari Ghulam sebagai al-
Masih al-Mau‟ud, tidak ada hadits kecuali di bawah pengajarannya, dan tidak
ada Nabi kecual dibawah kendalinya.
8) Meyakini bahwa mereka adalah pengikut agama dan syari‘at baru, maka
pengikut Ahmadiyah yang bertemu langsung dengan Ghulam Ahmad, mereka
seperti sahabat di masa Nabi.
9) Meyakini bahwa Qadyan seperti Makkah dan Madinah, bahkan lebih mulia
dari keduanya. Qadyan adalah tanah haram, kiblat sekaligus tempat berhaji.
10) Menyerukan untuk menghilangkan konsep Jihad dalam Islam, dan mentaati
secara absolut penjajah Inggris di India sebagai kekuasaan yang sah.
11) Orang-orang di luar Ahmadiyah disebut Kafir, maka tidak boleh seorang
Ahmadiyah menikahi orang di luar Ahmadiyah.
3. Freemasonry
Freemasonry adalah gerakan Yahudi internasional, sekaligus merupakan
gerakan rahasia paling besar dan berpengaruh di seluruh dunia. Secara
etimologi freemasonry terdiri dari free, mason, dan ry. Free berarti bebas,
tidak terikat oleh apapun; Mason, berarti pekerjaan pada umumnya, dan juga
pekerjaan membangun rumah batu; Ry, menunjukkan jabatan atau pekerjaan.
Maka secara literal, freemasonry itu adalah perkumpulan para pembangun
yang bebas, dengan pengertian bahwa mereka tidak terikat oleh ikatan apapun.
Secara historis, gerakan freemasonry pertama kali didirikan oleh Raja
Herodus Agripa (w. 44 M) raja Romawi dengan bantuan petinggi-petinggi dari
bangsa Yahudi. Pada awal pendiriannya, gerakan ini telah melakukan makar,
intelejensi, dan teror, oleh karena itu mereka membuat kode, simbol atau
rumus-rumus untuk menjaga kerahasiaan di antara mereka, dan memberikan
teror kepada yang lain. Pada periode kedua, gerakan freemason mendirikan
21
Grand Lodge of Englad, di Inggris, tepatnya di tahun 1717. Hingga abad 20-
an, Freemasonry telah banyak mempengaruhi kehidupan sosial, politik,
ekonomi, budaya bahkan cara beragama masyarakat dunia.
Menurut laporan Z.A. Maulani, tujuan freemasonry adalah membangun
―satu pemerintahan dunia‖ (E Pluribus Unum), dan ―Tata Dunia Baru‖
(Novus Ordo Seclorum). Amerika Serikat adalah corong utama dalam
mencapai tujuan tersebut melalui satu sistem moneter yang berada di dalam
kendali mereka. Adapun diantara ajaran kalam Freemasonry adalah: 1)
Mengingkari eksistensi Allah, para rasul, kitab-kitabNya, dan hal-hal yang
metafisis (al-ghaybiyat); 2) Membolehkan sex bebas, homo maupun hetero.
Adapun agenda freemason untuk mewujudkan sebuah tatanan dunia baru:
1. Penghancuran identitas nasional. Globalisasi yang diwacanakan oleh Barat
dewasa ini sejatinya diarahkan pada fragmentasi bangsa-bangsa (the end of
nation states) melalui perekayasaan berbagai konflik berdasarkan identitas
etnik, agama, budaya, dan kedaerahan, yang akan memecah belah negara-
negara nasional yang ada.
3. Pembentukan kultus baru bagi anak muda, melalui grup musik rock dan lain
sebagainya.
1. Materialisme
Materialism, sebagaimana diungkap oleh George J. Stack, adalah:
Arti bebasnya: cara pandang yang menyatakan bahwa seluruh entitas dan
proses terdiri dari—atau dapat direduksi—menjadi materi, kekuatan materi
atau proses yang bersifat fisik. Setiap peristiwa dan fakta pada dasarnya
berasal dari materi, atau gerakan material yang dinamis. Secara umum, hakikat
dari materialisme itu adalah menolak realitas spiritual, kesadaran, fikiran, atau
kejiwaan sebagai sesuatu yang secara ontologis terpisah dari perubahan atau
proses yang bersifat materi. Oleh karena penolakannya terhadap realitas
spiritual, materialisme sejalan dengan ateisme atau agnostisisme (pandangan
bahwa Tuhan dan hal-hal spiritual tidak dapat diketahui).
23
pandang manusia terhadap realitas dilepaskan dari hal yang bersifat relijius
dan metafisis.
Secara historis, ideologi sekuler lahir dari tradisi Barat-Kristen, bahkan
Leewuen sebagaimana dikutip oleh Adian, menuliskan bahwa sekuler adalah
hadiah Kristen kepada dunia (christianity‟s gift to the world). Setidaknya ada
tiga faktor munculnya sekularisme:
1) Trauma sejarah Kristen
Abad pertengahan (medieval age) yang sering disebut sebagai abad
kegelapan (dark age) merujuk pada dominasi Kristen katolik terhadap
masyarakat Barat baik dalam pemerintahan dan politik. Zaman ini dimulai
ketika imperium Romawi Barat runtuh tahun 476 M dan berakhir pada
akhir abad 15, yang kemudian digantikan Gereja Kristen sebagai institusi
dominan dalam masyarakat Kristen. Gereja Kristen pada saat itu
mengklaim bahwa dirinya sebagai wakil Tuhan yang sah dalam mengatur
kehidupan masyarakat baik dari aspek ekonomi, politik dan lain
sebagainya. Sistem pemerintahan ini lazim disebut teokrasi.
Dalam mempertahankan hegemoninya, Gereja membentuk institusi
INQUISISI, dengan membuat ruang-ruang penyiksaan kepada orang-orang
yang melawan kekuasaan Gereja atau heresy. Masyarakat Kristen harus
dipaksa mengkonsepsikan pastur gereja sebagai infallible (tidak pernah
salah). Kekuasaan yang absolut tersebut, telah melahirkan banyak
penyimpangan dan penyelewengan, yang pada akhirnya menimbulkan
pemberontakan intelektual yang menghasilkan persepsi kolektif bahwa
perlu pemisahan politik Negara dengan agama atau lazim disebut
sekularisasi.
2) Problem Teks Bibel
Hal ini terkait dengan otentisitas bibel dan penafsiran yang
terkandung di dalamnya. Terkait otentisitas, semisal dalam Hebrew Bibel
atau perjanjian lama, Richard Elliot Friedman, sebagaimana dikutip oleh
Adian, menulis: it is a strange fact that we have never known with
certainty who produced the that has played a central role in our
civilization. Keraguan ini dilihat dari sistem perujukan yang tidak jelas,
seperti dalam dugaan bahwa The Book of Torah atau The Five Book of
25
Moses, ditulis oleh Moses; Book of Lamentation yang ditulis oleh Nabi
Jeremiah; dan separuh Mazmur yang ditulis oleh King David.
Begitu juga dalam perjanjian baru, Bruce A Metzger, sebagaimana
dikutip oleh Adian, menjelaskan bahwa ada dua problem yang selalu
dihadapi oleh penafsir bibel: 1) tidak adanya dokumen bibel yang original,
dan 2) bahan-bahan yang ada pun sekarang ini bermacam-macam, berbeda
antara satu dengan yang lain. Dalam penelitiannya, Metzger menemukan
sekitar 5000 manuskrip teks bibel bahasa Yunani (Greek), yang
diasumsikan sebagai bahasa asal perjanjian baru.
3) Problem teologi Kristen
Teologi Kristen memandang Tuhan yang Tunggal sebagai
Tritunggal/ Trinitas (The Holy Trinity), artinya adalah Allah Bapa, Putra
(Yesus), dan Roh Kudus. Dalam sejarah, konsep teologi ini tidaklah
disusun pada masa Yesus, tetapi ratusan tahun setelahnya, yaitu pada
Konsili Nicea pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantine
(penganut paganisme-menyembah Dewa matahari). Sehingga keputusan
dalam konsili diduga mirip pagan.71 Peresmian doktrin berdampak pada
keputusan bahwa pandangan diluar ketetapan konsili dianggap sesat.
Padahal tidak ada Kitab Suci yang dikutip untuk mendukung keputusan
mereka di Nicea. Dalam kondisi yang demikian, akal dan filsafat pada
abad pertengahan tidaklah boleh digunakan untuk mengkritisi doktrin-
doktrin kepercayaan Kristen, tetapi digunakan untuk mengklarifikasi,
menjelaskan dan menunjangnya.
Selain doktrin tersebut, ajaran-ajaran Kristen juga memuat hal-hal
yang bertentangan dengan pekembangan ilmu pengetahuan. Ini dapat
dilihat dari benturan para ilmuwan seperti Galileo Gelilei (1546-1642),
Nicolaus Copernicus (1473-1543) dan Giordano Bruno—dengan
penguasa Gereja, yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada
hukuman mati oleh pihak Gereja.
Ketiga problem di atas menjadi anomali yang menimbulkan krisis
kepercayaan terhadap dominasi agama (Kristen Katolik), yang pada
akhirnya menghasilkan ideologi sekuler.
26
12
ibid
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teologi dapat disimpulkan sebagai ilmu yang selalu berkaitan dengan ketuhanan
atau transedensi baik secara mitologis, filosofis maupun dogmatis, selain itu teologi
juga memiliki banyak nuansa, namun doktrin tetap menjadi elemen yang signifikan
dalam memaknainya dan teologi sesungguhnya adalah sebuah aktifitas yang muncul
dari keimanan dan penafsiran atas keimanan. Jadi pendekatan teologis adalah sebuah
pisau analisis untuk memahami konsep ketuhanan dalam agama tertentu yang
hendak dijadikan sebagai objek penelitian, menggunakan pendekan teologis ini
sangatlah susah karena untuk memahami konsep theologi agama lain seorang
peneliti diharapkan mampu untuk melepaskan pendapatnya yang subjektif agar
dapat memehami betul konsep teologi objek penelitiannya.
2. Ada tiga macam pendekatan teologis yaitu pendekatan theologis normatif,
pendekatan teologis dialogis dan pendekatan teologis konvergensi yang telah
dijelaskan di atas.
3. Sejarah perkembangan ilmu teologi ini, meliputi tiga unsur pokok : Tuhan, manusia,
dan alam. Dalam Islam teologi sering disebut sebagai ilmu kalam yang
kemunculannya berkembang atas faktor-faktor internal dan eksternal.
4. Saat kita mengkaji pemahaman, doktrin atau ajaran yang mereka anut maka ini
disebut dalam perspektif normatif. Sedangkan saat kita mengkaji kenapa
pemahaman ini muncul, apa yang melandasinya, kapan dan dimana maka ini disebut
dalam perspektif historis.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Banyak terdapat kekurangan untuk itu mohon kiranya para pembaca
sekalian dapat memberikan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang.
28
DAFTAR PUSTAKA
Jamrah, Suryan A.Studi Ilmu Kalam, (Jaka rta: PRENAMEDIA GROUP, 2015)
Hidayatullah, Syarif, Studi Agama Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2011)