SKRIPSI
SKRIPSI
ii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren
Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tgl Halaman
Tgl Revisi Revisi
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Gita Feby Yola
NIM : 204190111
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Seni Budaya Lokal Jambi Kelas V SDN 116 Kota Jambi
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren
Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku No Tgl Halaman
Tgl Revisi Revisi
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :-
Kepada
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari:
Nama : Gita Feby Yola
NIM : 204190111
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Seni Budaya Lokal Jambi Kelas V SDN 116 Kota Jambi
iv
v
PERSEMBAHAN
vi
vii
viii
MOTTO
Artinya :Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fiqh dan ulama (H.R Bukhari)
(Baqi, 2017)
Ubahlah hidupmu mulai hari ini. Jangan bertaruh di masa depan nanti,
bertindaklah sekarang tanpa menunda-nunda lagi.
-Simon De Beauvoir-
Berhentilah menaruh ekspetasi lebih terhadap orang lain karena kebahagiaan kita
tergantung pada diri kita sendiri.
-Gita Feby Yola-
ix
KATA PENGANTAR
x
7. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I Selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
8. Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I Selaku Sekretatis Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak Dr. H. M. Syahran Jailani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I
10. Bapak Sean Popo Hardi, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II
11. Bapak-bapak dan Ibu-Ibu Dosen yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
12. Ibu Hj. Eliya Sinarta,S.Ag selaku Kepala SDN 116/IV Kota Jambi,
terimakasih atas segala bentuk bantuan serta memberikan izin untuk
mngadakan riset penelitian dan memberikan kemudahan kepada penulis
untuk memperoleh data di lapangan.
13. Bapak Dody Mutia Eka Putra, S.Pd.I selaku WAKA Kurikulum Sekolah
Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi
14. Ibu Asmi Paryani, S.Pd Selaku Guru Kelas 5 A.
15. Ibu dan Bapak, para Siswa/i dan seluruh Keluarga Besar Sekolah Dasar
Negeri 116/IV Kota Jambi terimakasih atas sambutan hangatnya, ilmunya,
pengalaman dan kasih sayang yang telah diberikan
16. Teman-teman seperjuanganku Rida Ayumi, Cahaya Anggraini, Mutia
Azizah, Erika Rizki Nadila Putri, Lelasari Anggraini, Winanda Asriani.
17. Serta semua pihak dan teman teman saya yang lainnya yang telah
membantu dari awal hingga akhir perjuangan saya yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu-persatu.
18. Terimakasih untuk diri saya sendiri yang telah dan tetap memilih bertahan
hidup sampai hari ini, terimakasih sudah sekuat ini, terimakasih sudah
tampil kuat dan ceria walaupun sudah babak belur dihajar kehidupan,
terimakasih untuk hal hal baik yang sudah kamu lakukan, maaf jika sering
memaksamu untuk terus kuat, aku bangga padamu karna kamu masih bisa
bertahan sampai detik ini walaupun banyak hal yang terus menabrak
xi
pikiranmu tapi kamu tetap berusaha kuat, TERIMAKASIH DIRIKU
SEHAT SEHAT YA..
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
This study aims to find out how the efforts of Jambi local art and culture teachers
in implementing character education in class V of SDN 116/IV Jambi City, then
also to find out the forms of local arts and culture teacher activities in character
education in class V SDN 116/IV Jambi City. This study uses character education
theory as a reference material in research. As for the method in this study is a
descriptive qualitative method with several data collection techniques, namely
interviews, documentation, and observation. The results of this study look at how
the efforts to implement character education in learning Jambi local art and
culture are grade V at SDN 116/IV Jambi City. Teachers always incorporate
character values into learning. The teacher is a good example for students, the
teacher instills character values in students based on the nine pillars of character
education. As well as teachers teach discipline, honesty and responsibility. Forms
of activities of local arts and culture teachers in character education in class V
SDN 116/IV Jambi City by teaching character values in every lesson, habituation,
teaching compassion, training responsibility and social care. Then train students
to care about the environment, and have a leadership spirit.
xiv
DAFTAR ISI
xv
E. Teknik Analisis Data ..........................................................................23
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 24
G. Jadwal Penelitian................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .............................................................................................. 29
1. Sejarah Sekolah ............................................................................29
2. Profil Sekolah ............................................................................... 30
3. Visi dan Misi ................................................................................. 30
4. Tenaga Pendidik ........................................................................... 30
5. Siswa ............................................................................................. 32
6. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 33
B. Temuan Khusus ................................................................................. 36
1. Upaya Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Seni Budaya Lokal Jambi Kelas V SDN 116 Kota Jambi .............37
2. Bentuk Kegiatan Guru dalam Pendidikan Karakter di Kelas V
SDN 116 Kota Jambi .................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ `63
LAMPIRAN ..........................................................................................................66
CURRICULUM VITAE ....................................................................................102
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .......................................................................................28
Tabel 4.1 Jumlah Guru ...............................................................................................30
Tabel 4.2 Nama Guru ................................................................................................31
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa .......................................................................................... 32
Tabel 4. 4 Gedung Sekolah ..................................................................................... 33
Tabel 4. 5 Ruang Perpustakaan ................................................................................. 34
Tabel 4. 6 Ruang TU ................................................................................................ 34
Tabel 4.7 Ruang Kepala Sekolah ............................................................................ 35
Tabel 4.8 Ruang Guru ..............................................................................................35
Tabel 4.9 Peralatan Sekolah .................................................................................... 35
Tabel 4.10 Alat Penunjang Kesenian Tari ............................................................... 36
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
ُيٰبَُُيَّ َاقِىِ انصَّهٰوةَ وَأْيُرْ بِا نًَْعْرُوْفِ وَا َْهَ عٍَِ انًُُْْكَرِ وَا صْبِرْ عَهٰى يَاۤ اَصَا بَكَ ۗ اٌَِّ ذِٰنكَ يٍِْ عَزْوِ انْا
ٍل فَخُوْر
ٍ ش فِى انْاَ رْضِ يَرَحًا ۗ اٌَِّ انهّٰهَ نَا يُحِبُّ كُمَّ يُخْتَا
ِ ًََْدكَ نِهَُّا سِ وَنَا ت
َّ يُوْرِ ۚ ٖوَنَا تُصَعِّرْ خ
budaya dan kesenian yang berasal dari Jambi. Pembelajaran seni budaya ini
perlu diterapkan untuk menambah wawasan dan kecintaan siswa-siswi
terhadap budayanya sendiri.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
b) Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.
2. Bagi Tenaga Pendidik ( Guru ) : Menjadikan bahan acuan dan
referensi agar lebih memotivasi diri untuk meningkatkan kinerja
sebagai seorang tenaga pendidik ( Guru ) dalam mengajar dan
mendidik siswa.
8
3. Bagi Siswa : Sebagai sumber atau bahan baca untuk supaya mampu
memiliki karakter yang baik.
4. Bagi Pembaca : Sebagai bahan literatur maupun referensi bagi
peneliti/selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Implementasi
9
10
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Doni Koesoema A. mengartikan pendidikan sebagai proses
internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masyarakat menjadi beradab.
Ada pula yang mendefinisikan pendidikan sebagai proses dimana sebuah
bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan, dan
untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Menurut Sudirman,
pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mantap (Staipi, 2020:73). Karakter merupakan ciri khas
seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Selanjutnya Kurniawan (2017:29) mengungkapkan karakter seseorang
terbentuk dari kebiasaan yang dia lakukan, baik sikap dan perkataan yang
sering ia lakukan kepada orang lain.
Ki Hadjar Dewantara memandang karakter sebagai watak atau budi
pekerti. Menurutnya budi pekerti adalah bersatunya antara gerak fikiran,
perasaan, dan kehendak atau kemauan yang kemudian menimbulkan tenaga.
Dari beberapa definisi karakter tersebut dapat disimpulkan secara ringkas
bahwa karakter adalah sikap, tabiat, akhlak, kepribadian yang stabil sebagai
hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis; sifat alami seseorang
dalam merespon situasi secara bermoral; watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan. Yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap dan bertindak; sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-
angan sampai menjelma menjadi tenaga (Budiono, 2017:21).
Menurut Samani dan Hariyanto (2013:45) dalam bukunya menjelaskan
bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta
11
didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,
pikir, raga serta rasa dan karsa. Selanjutnya pendidikan karakter menurut
Salahudin dan Alkrienciechie (2013:42) dapat dimaknai sebagai pendidikan
moral atau budi pekerti untuk mengembangakan kemampuan seseorang untuk
berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi tentang pendidikan dan
karakter secara sederhana dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah
upaya sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang (pendidik) untuk
menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada seseorang yang lain (peserta
didik) sebagai pencerahan agar peserta didik mengetahui, berfikir dan
bertindak secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi. Ada sembilan pilar
karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. kemandirian dan tanggung jawab
3. kejujuran/amanah, diplomatis
4. hormat dan santun
5. dermawan, suka tolong-menolong dan gotong-royong/kerjasama
6. percaya diri dan pekerja keras
7. kepemimpinan dan keadilan
8. baik dan rendah hati
9. karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan karakter itu, perlu ditanamkan dalam pendidikan holistik
dengan menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting
the good. Hal tersebut diperlukan agar anak mampu memahami,
merasakan/mencintai dan sekaligus melaksanakan nilai-nilai kebajikan. Bisa
dimengerti, jika penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik,
walaupun secara kognitif anak mengetahui, karena anak tidak terlatih atau
terjadi pembiasaan untuk melakukan kebajikan Menurut Ramli, pendidikan
karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan
pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya
12
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga Negara
yang baik (Mahmud, 2017:27).
b. Jenis-Jenis Pendidikan Karakter
Ada empat jenis pendidikan karakter yang selama ini dikenal dan
dilaksanakan dalam proses pendidikan (Rosidah, 2019:5), yaitu:
B. Studi Relevan
1. Penelitian oleh Muin (2022:12), Masalah dalam peneltian ini adalah
pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) yang masih kurang efektif. Pendekatan
17
METODE PENELITIAN
Data dapat diolah menjadi beberapa jenis informasi. Data yang baik
harus terkini, relevan dengan topik kajian, komprehensif, akurat, objektif,
dan konsisten dari sumber terpercaya (Jailani, 2020:2). Data yang
dikumpulkan berupa kata- kata, gambar, tulisan, maupun hasil wawancara
yang kemudian dijadikan satu dalam bentuk hasil penelitian yang berupa
kalimat. Dalam hal ini peneliti mengidentifikasi permasalahan yang
berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
seni budaya lokal jambi kelas V SDN 116/IV kota jambi.
1) Setting Penelitian
20
21
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk melakukan
penelitian, situasi sosial dalam penelitian ini meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis
(Sugiyono,2013:297). Lokasi penelitian ini berada di SDN 116/IV Kota Jambi.
2) Subjek Penelitian
1. Jenis data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kualitatif. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder.
a) Data primer
b) Data Sekunder
a) Sumber Primer
1) Kepala sekolah SDN 116/IV Kota Jambi
2) Guru SDN 116/IV Kota Jambi
3) Waka Kurikulum SDN 116/IV Kota Jambi
4) Siswa/i SDN 116/IV Kota Jambi
b) Sumber sekunder
1) Observasi
2) wawancara
3) Dokumentasi
D. Teknik pengumpulan data
lapangan yang banyak dan kompleks maka perlu dilakukan analisis data
melalui redukasi data. Meredukasi data dengan cara merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-hal yang penting dan
membuang hal yang di anggap kurang penting.
1. Perpanjangan Pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, tentu memerlukan
waktu untuk dapat berbaur dengan kondisi lapangan, karena orang baru
masih dianggap orang asing, sehingga informasi yang diberikan belum
begitu lengkap, tidak mendalam dan belum terbuka sepenuhnya.
Perpanjangan pengamatan ini agar peneliti dapat membangun
komunikasi dan kedekatan yang baik kepada pihak informan sehingga
informan dapat memberikan data yang dibutuhkan peneliti dengan lebih
nyaman, penuh kepercayaan dan kebenaran, serta perpanjangan ini agar
peneliti dapat mengecek kembali apakah data yang telah diberikan
merupakan data yang sudah benar dan valid. Bila data yang diperoleh
selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data
lain ternyata berbeda, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang
lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang asli
kebenarannya. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang
telah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh itu setelah dicek
kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah
dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
26
2. Triangulasi
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
NO Tahun 2023
Jenis
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan √
Judul dan
Pembuatan
Proposal
2. Pengajuan √
Dosen
Pembimbing
3. Bimbingan √
Proposal
4. Izin Seminar √
Proposal dan
Perbaikan
29
Hasil
5. Izin Riset √
6. Riset √
Lapangan
7. Olah Data √
8. Penyusunan √
Skripsi
9. Bimbingan √
dan
Perbaikan
Skripsi
10. Sidang √
Munaqosah
11. Perbaikan √
Sidang
Munaqosah
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Sekolah
Sekolah dasar negeri 116/IV kota jambi merupakan salah satu sekolah
dasar yang ada di kota jambi. SDN 116/IV kota jambi berlokasi di Perumahan
Bougenville Lestari RT.67 Kec. Alam Barajo Kota Jambi. Sekolah ini berdiri
pada tahun 1997 dengan SK.Pendirian pada tanggal 03 Januari 1997. Tidak ada
kendala yang besar dalam urusan administrasi pendirian sekolah ini, sehingga
diketahui bahwasanya dalam proses pembangunannya tidak lebih dari waktu satu
tahun saja.
2. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SD NEGERI 116 IV JAMBI
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10504511
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Perum Bougenville Lestari
RT/RW : 21 / 3
Dosun : Kenali Besar
Desa Kelurahan : Kenali Besar
Kecamatan : Kec. Alam Barajo
Kabupaten : Kota Jambi
Provinsi : Prov. Jambi
Kode Pos : 36129
Lokasi Geografis : Lintang -1 Bujur 103
30
31
3. Misi
1. Menyiapkan Siswa/Siswi Yang Memiliki Kemampuan Di Bidang
Imtaq dan IPTEK.
2. Membentuk Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Kreatif Dan
Inovatif.
3. Membangun Kultur Sekolah Yang Terpercaya Di Masyarakat.
4. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
Artinya, tenaga pendidik ini merupakan seseorang yang bekerja di lingkungan
sekolah dan perguruan tinggi yang kemudian menekuni profesi pendidik.
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang
peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari
dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong pelajar, instruktur,
tutor, widyaiswara) dalam masyarakat indonesia tetap dominan sekalipun
teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat
cepat.
Pada SDN 116/IV kota jambi terdapat 38 total guru yang terdiri dari 6
laki-laki dan 32 perempuan. Jumlah guru dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Guru
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 6
Perempuan 32
Total 38
32
Tabel 4.2
Daftar Nama Guru Beserta NIP di SDN 116 Kota Jambi
No Nama NIP
1 Eliya Sinarita, S.Ag 196611021986102001
2 Rosmaida Bb, S.Pd 196310021983102002
3 Erni Hasmita, S.Pd 196610251986102002
4 Mila Linda, S.Pd. Sd 196505041992202001
5 Notince Januarti Br N, S.Th 198101132005012005
6 Desusanti, S.Pd 198304102006042007
7 Armanita, S.Pd 197106152006042010
8 Asmi Paryani, S.Pd 197003152008012003
9 Astri Yanti Fitri, S.Pd 197608172009032003
10 Sri Haryani, S.Pd 198103072006042026
11 Selvia Artini, S.Pd 197006152007012005
12 Rawani Siringo, S.Pd 196706052007012012
13 Merryani, S.Pd 198908112019032012
14 Siska Juliana Sitompul, S.Pd 199607192019032010
15 Ika Widayanti, M.Pd 198405232019032010
16 Sri Ade Winda, S.Pd 198610042019032006
17 Susanti Raharja 198007162009032007
18 Ermitati 196608152008012003
19 Dodi Mutia Eka Putra , S.Pd.I -
20 Dian Okta Geshastisia , S.Pd -
21 Mifya Elza , S.Pd -
22 M.Yani , S.Pd -
23 Delmus Meri , S.Pd -
24 Meimora Yuliana Pane , S.Pd -
25 Zeri Arkis -
26 Rini Puji Yanti , S.Pd -
33
5. Siswa
Menurut Djamarah (2011), anak didik merupakan subjek utama dalam
pendidikan ialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus
selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaktif edukatif. Siswa bisa juga
belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru disekolah. Bagi anak
didik, belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan. Setelah pulang
sekolah, anak didik harus belajar dirumah. Mereka mungkin menyusun jadwal
belajar pada malam, pagi atau sore hari.
Tabel 4.3
Jumlah siswa
Laki-laki 352
Perempuan 297
Total 649
34
No Sekolah
Baik Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
1 Ruang Kelas 12 - - - 12
2 Ruang Guru 1 1
3 Laboratorium - - - - 0
4 Perpustakaan 1 - - - 1
5 Ruang Kantor 1 1
6 Ruang TU 1 1
7 Ruang Ibadah 1 1
8 Kantin 1 1
35
9 UKS 1 1
10 WC siswa 6 6
11 WC guru 1 1
12 Ruang Koperasi 1 1
13 Tempat Parkir 1 1
Total 28
Tabel 4.5
Ruang Perpustakaan
No Fasilitas Jumlah Ket
1 Rak Buku 13 Baik
2 Meja Baca 8 Baik
3 Lemari 2 Baik
Tabel 4.6
Ruang TU
No Fasilitas Jumlah Ket
1 Meja TU 2 Baik
2 Lemari TU 4 Baik
3 Kursi 3 Baik
4 Komputer 1 Baik
5 Printer 1 Baik
36
Tabel 4.7
Ruang Kepala Sekolah
No Fasilitas Jumlah Ket
1 Lemari 1 Baik
2 Komputer/ Laptop 1 Baik
3 Kursi Pimpinan 1 Baik
4 Meja Pimpinan 1 Baik
5 Printer 1 Baik
6 Kursi dan Meja Tamu 1 Baik
Tabel 4.8
Ruang Guru
No Fasilitas Jumlah Ket
1 Lemari 1 Baik
2 Komputer/ Laptop 1 Baik
3 Kursi Pimpinan 1 Baik
4 Meja Pimpinan 1 Baik
5 Printer 1 Baik
6 Kursi dan Meja Tamu 1 Baik
Tabel 4.9
Peralatan Sekolah
No Nama Peralatan Jumlah Ket
1 Meja Guru 12 Baik
2 Meja Siswa 336 Baik
3 Kursi Guru 12 Baik
Kursi Siswa 336 Baik
Lemari 1 Baik
Jam Dinding 12 Baik
37
Tabel 4.10
Alat Penunjang Kesenian Tari
No Nama Peralatan Jumlah Ket
1 Perlengkapan kepala (aksesoris) 20 Baik (Pria dan Wanita)
2 Kostum 10 Baik (Pria dan Wanita)
3 Tempat latihan 1 Baik
Kursi Siswa 1 Baik
Lemari 1 Baik
B. Temuan Khusus
Pendidikan karakter adalah cara dalam mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak siswa dan juga peradaban bangsa yang bermartabat dalam
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia; sehat; berilmu; cakap;
kreatif; mandiri; dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal tersebut juga terjadi kepada guru SDN 116/IV Kota Jambi yang diwawancarai
dan dilakukan observasi mengenai implementasi pendidikan karakter berbasis
budaya lokal Jambi melalui pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
di Sekolah Dasar.
Dalam penelitian ini dimulai dari pembelajaran pendidikan karakter
kepada perserta didik yang berbasis kebudayaan Jambi pada mata pelajaran SBK
di kelas V. Penelitian diawali dari melihat guru mengajar dengan cara
melaksanakan pendidikan karakter berbasis budaya lokal pada pelajaran SBK.
38
mengandung nilai filosofis, simbolik dan religius. Tari sekapur sirih merupakan
salah satu tari tradisional yang berasal dari daerah Jambi.
Salah satu upaya guru dalam menerapkan karakter adalah menambahkan
pendidikan karakter dalam perencanaan pembelajaran yaitu memasukkan nilai-
nilai karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, santun dan disiplin. Hal ini
senada dengan hasil wawancara bersama guru sebagai berikut:
Kalau saya, dari perencanaan saya sudah memasukkan nilai-nilai
karakter. Dan di sesuaikan dengan pola RPP dari kurikulum 2013. Nilai
yang saya masukkan seperti kejujuran, tanggung jawab, santun dan
disiplin. Saya biasakan anak-anak saat misalnya ya praktek nari mereka
saya minta untuk disiplin. Disiplin dalam hal berpakaian, santun dalam
berbicara dengan teman, bertanggung jawab pada barang-barang yang
mereka pakai untuk praktek nari. (Wawancara Dengan Ibu Asmi Paryani,
Tanggal 12 Juni 2023)
Pilar yang pertama adalah karakter cinta tuhan dan segenap ciptaannya.
Berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang telah peneliti lakukan maka
diperoleh hasil wawancara dengan ibu Asmi Paryani selaku guru pengampu mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan di SDN 116/IV Kota Jambi.
Dalam penanaman nilai karakter pada pendidikan khususnya pada
karakter cinta tuhan, seperti yang sudah saya katakan tadi di RPP itu
sudah saya rangkai semuanya saya pikirkan matang-matang serta dengan
sebaik mungkin bagaimana nanti penerapannya. Apalagi setiap kelas itu
kan punya jatah materi tersendiri yang disesuaikan dengan setiap
jenjangnya. Itu kemudian tidak lepas dari acuan kurikulum yang mana
nantinya kami selaku guru khususnya saya ya selaku guru yang
mengajarkan pelajaran seni budaya juga merasa punya tanggung jawab
sangat luar biasa sekali. Jadi dalam menanamkan nilai karakter cinta
tuhan, saya akan melakukan hal yang paling mendasar sebelum memulai
sesuatu ketika pada jam pelajaran saya, saya akan mengajak anak-anak
untuk berdoa bersama, diiringi dengan pemberian pemahaman kepada
siswa tentang pentingnya ritual berdoa sebelum memulai apapun.
(Wawancara Dengan Ibu Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari ibu Asmi Paryani selaku
guru yang mengayomi mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SDN 116
kota jambi diketahui bahwasanya dalam menanamkan nilai karakter pada siswa
43
kelas V di SDN 116 kota jambi melalui mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan khususnya pada pilar pertama tentang mencintai pencipta dan apa
yang diciptakannya adalah dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menggambar apa saja yang menjadi ciri khas dari provinsi jambi, baik itu tempat,
kebudayaan atau kearifan lokal. Dan diketahui bahwasanya banyak siswa yang
melukis hal-hal yang bertemakan sungai Batanghari. Setelah itu siswa juga
diberikan kesempatan untuk memperagakan hasil karya mereka kepada teman-
teman yang lain di depan kelas guna melatih suatu karakter keberanian siswa
kelas V SD dalam berbicara di depan umum. Kegiatan tersebut diharapkan untuk
dapat memberikan kesadaran bagi siswa kelas V SD untuk selalu mensyukuri
serta mencintai apa yang telah tuhan ciptakan untuk kemudian dijaga dan
dipertahankan.
Selain itu tugas tersebut juga dapat membentuk rasa tanggung jawab siswa
untuk menyelesaikan tugas yang sudah diberikan sehingga terbentuk pula salah
satu dari Sembilan pilar karakter pendidikan pada siswa SDN 116 di kota jambi
yaitu karakter yang bertanggung jawab.
Hal ini juga dikuatkan dengan hasil wawancara bersama kepala sekolah
berikut:
Saat akan memulai pembelajaran, guru menyambut mereka di depan
kelas dan memberikan energi positif pada mereka dengan senyuman,
setelah siswa masuk ke dalam kelas, saya meminta mereka duduk dengan
rapih dan kami bersama-sama berdoa agar pelajaran kami mendapat
berkah dan kami bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. (Wawancara
Dengan Ibu Eliya Sinarita, Tanggal 12 Juni 2023)
Lebih lanjut, Cara membangun karakter siswa yang juga mudah dilakukan
oleh guru adalah menyelipkan pesan moral tertentu ketika mengajar. Guru bisa
menyampaikan pesan yang sesuai dengan materi pelajaran saat itu. Contohnya
sedang mengajar bahasa Indonesia guru bisa menyampaikan bahwa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud cinta tanah air. Hal ini
senada dengan hasil wawancara sebagai berikut:
Selain memberikan contoh biasanya saya selalu menyelipkan pesan
moral dalam pembelajaran. Misalnya dalam praktek tari sekapur sirih
saya selipkan pesan-pesan moral. Misalnya tari ini kan dipakai untuk
penyambutan tamu, Tari Sekapur Sirih ini memiliki makna yang
mendalam terkait penghormatan kepada orang lain. Selain itu, Tari
46
Sekapur Sirih juga sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia masyarakat
Jambi atas kedatangan tamu agung tersebut. Sehingga saya berpesan
kepada anak-anak untuk senanantiasa menghormati orang yang lebih tua
dan selalu bersyukur dalam hidup.(Wawancara Dengan Asmi Paryani,
Tanggal 12 Juni 2023)
Karakter positif siswa dapat terbentuk jika dirinya merasa dihargai atas
usaha dan jerih payah belajarnya. Sehingga dalam hal ini guru juga harus bisa
memberikan apresiasi ataupun penghargaan pada pencapaian siswa sekalipun
mungkin hasilnya belum seperti yang diharapkan. Memberikan apresiasi yang
baik pada siswa yang tidak pernah terlambat mengumpulkan tugas misalnya sudah
merupakan upaya untuk membentuk karakter positif. Penghargaan yang diberikan
guru tersebut akan membuat siswa merasa senang dan menjadi lebih bersemangat
untuk mengikuti pelajaran. Hal ini senada dengan hasil wawancara berikut:
Saya berupaya memberikan apresiasi pada siswa dalam setiap
kesempatan misalnya ketika mereka berhasil melakukan tarian yang saya
ajarkan. Saya ucapkan “mantap” atau “good job”. Menurut saya, hal ini
bisa membantu siswa untuk lebih menghargai hal-hal di sekitarnya.
(Wawancara Dengan Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
Keterangan tersebut kemudian dibenarkan pula oleh salah satu siswa kelas
V SD yang pernah mendapat peringkat pertama.
Ada hadiahnya juga kalau dapat juara kak jadi tambah semangat untuk
belajar lebih giat lagi. (Wawancara Dengan Dian Rahma Hamida,
Tanggal 12 Juni 2023)
Guru yang ingin membentuk dan membangun karakter positif pada siswa
harus bisa jujur serta terbuka termasuk mengakui kesalahan. Sikap jujur ini harus
dicontohkan guru di dalam kelas selama proses belajar dan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara berikut:
Saya mencoba untuk mencontohkan sifat jujur didalam kelas. Misalnya
mudahnya jika guru terlambat masuk ke kelas untuk memberikan
pelajaran. Ketika kondisi seperti itu terjadi maka guru harus berani jujur
dan terbuka untuk meminta maaf kepada para siswa karena terlambat.
(Wawancara Dengan Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
Waka Kurikulum juga menambahkan bahwa:
Guru mengajari mereka tentang arti kejujuran dengan tidak berbohong
atas perbuatan baik kepada teman dan juga kepada materi yang telah
mereka pelajari jika mereka tidak paham maka saya menuntut mereka
47
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam
menerapkan pendidikan karakter siswa pada SDN 116/IV kota jambi dilakukan
dengan memberikan contoh nilai-nilai karakter seperti bertanggung jawab,
disiplin, berusaha memberikan pesan moral, inspirasi dan bersikap jujur. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi peneliti pada tanggal 9 Juni 2023, peneliti
menemukan bahwa guru memberikan pesan moral sebelum dilakukannya praktek
menari.
2. Bentuk Kegiatan Guru dalam Pendidikan Karakter di Kelas V SDN
116/IV Kota Jambi
Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran student centered daripada
teacher centered. Kearifan lokal yang terkadung dalam seni tari memiliki fungsi
pondamental, yaitu membentuk mental sosial dari komunitasnya. Oleh karenanya,
nilai-nilai yang terkandung selalu digali dan atau diyakini memberikan
sumbangan pada generasi muda. Hal ini yang memberikan dorongan kuat bagi
48
para pengembang seni tari untuk meyakinkan, bahwa nilai-nilai kearifan lokal
yang telah membentuk sebuah komunitas pada masa lalu.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, semua komponen sekolah harus
dilibatkan, seperti isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja
seluruh warga sekolah. Guru bukan hanya bertanggung jawab mengajar mata
pelajaran yang menjadi tugasnya, melainkan lebih dari itu juga mendidik moral,
etika, integritas, dan karakter.
Melalui kearifan lokal, guru dapat memberi contoh tata cara berbicara
yang baik, sopan, santun, dan berbudi luhur. Kearifan lokal adalah pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah
dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Pendidikan karakter berbasis budaya lokal Jambi yang telah diterapkan
pada Siswa Kelas V di SD 116/IV Kota Jambi telah berjalan baik, ini didasari
dengan adanya kreativitas guru yang mengajar, dengan didukung sarana dan
prasarana dalam memperkenalkan kepada siswa tentang seni budaya dan
keterampilan Jambi. Kreativitas guru dalam merangkum menjadi satu nilai-nilai
luhur yang terdapat di dalam adat dan budaya suku jambi itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 12 Juni 2023 dengan
narasumber Ibu Asmi Paryani, beliau merupakan guru di SDN 116/IV Kota Jambi
mengatakan kearifan lokal yang ada di sekolah ini ada dimasukkan ke dalam
pembelajaran muatan lokal atau sering disebut dengan pembelajaran budaya
daerah jambi. Tetapi seiring dengan adanya SBK guru melakukan pembelajaran
pendidikan karakter yang berbasis budaya lokal jambi ini dikarenakan materi yang
ada di dalam pembelajaran SBK mengarah pada budaya-budaya luar daerah jambi
dan pembiasaan-pembiasaan lainnya, seperti lagu-lagu daerah Jambi, pemakaian
baju melayu Jambi, bercerita sejarah jambi dan melihat makanan tradisional
jambi.
49
2. Disiplin
Kedisiplinan berperan sebagai pengatur dan juga keseriusan dalam
melakuakn perbuatan, sehingga kedisiplinan yang diterapkan telah dirasakan oleh
para siswa dan memberikan manfaat baik bagi mereka untuk memiliki jam belajar
lebih banyak. Pada setiap pagi hari selalu ada kegiatan penyambutan pagi kepada
siswa dan guru yang datang. Hal ini sesuai dengah hasil wawancara sebagai
berikut:
Pembiasaan untuk menjadi pribadi yang disiplin sangat penting karena
kalau tidak dibiasakan maka siswa akan lupa. Misalnya, kalau di dalam
kelas saya membiasakan siswa untuk disiplin baik dalam berpakaian
maupun dalam disiplin waktu di dalam kelas. Selain disiplin saya meminta
siswa untuk terbiasa berbicara jujur dan tidak boleh berbohong kepada
siapapun baik dengan teman maupun dengan orang tua dan guru.
(Wawancara Dengan Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
3. Peduli Sosial
Guru tidak dibatasi waktu dan tempat dalam mendidik siswa, sebagaimana
orang tua mengajar dan mendidik anaknya. Guru harus ikhlas dalam memberikan
bimbingan kepada para siswanya sepanjang waktu. Demikian pula tempat
pendidikannya tidak terbatas hanya di dalam ruang kelas saja, dimanapun seorang
guru berada, dia harus sanggup memainkan perannya sebagai seorang pendidik
yang sejati. Fenomena ini yang kini hilang dari sistem pendidikan nasional kita
sekarang.
Sikap cinta dan kasih sayang seorang guru tercermin melalui kelembutan,
kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sikap-sikap positif lainnya
dalam berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya dengan para siswa. Sosok
guru yang selalu menebar kasih sayang pada siswa akan melahirkan sebuah
kharisma. Siswa akan mencintai guru dengan cara mengidolakannya, serta
menempatkan dia sebagai sosok yang berwibawa dan disegani.
Guru juga harus mengajarkan kepada siswa bahwa menyakiti orang lain
adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa
menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya
mengejek. Akhirnya, siswa akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua
dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara sebagai berikut:
Mengajarkan kasih sayang kepada sesama dalam artian saya minta agar
siswa saya senantiasa menganggap temannya seperti keluarganya sendiri.
Tidak menyakiti atau membully sesama teman serta saling membantu
apabila dibutuhkan. (Wawancara Dengan Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni
2023)
membentuk karakter siswa dengan jiwa serta interaksi sosial yang baik sehingga
dapat menimbulkan sikap toleransi antar sesama manusia. Selain itu juga perlu
diketahui bahwasanya terdapat karakter nilai sosial yang diperoleh dari penerapan
budaya lokal jambi tersebut dapat membentuk karakter siswa yang akan sangat
mencintai dan menghargai budaya yang mereka miliki. Hal tersebut juga
dibenarkan oleh ibu kepala sekolah melalu hasil wawancara sebagi berikut:
Saya selaku kepala sekolah mendukung semua tindakan serta upaya para
guru disini untuk menanamkan niai-nilai karakter dalam pendidikan.
Menurut saya jika hal tersebut tidak menyalahi aturan serta norma-norma
yang ada maka akan saya dukung terus. Karna setiap guru itu punya
kreativitas masing-masing jadi sudah pasti terbaik. Kemudian untuk
mendukung hal tersebut tidak jarang pula kami mengikuti kegiatan
bimtek serta beberapa kegiatan seminarlainnya untuk meningkatkan
kualitas paraguru disini (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, Tanggal
12 Juni 2023)
Siswa akan dibiasakan untuk peduli dan juga saling tolong menolong,
saat teman mengalami kesulitan dalam pelajaran maka diperlukan
kepedulian dengan menjelaskan dan memberikan bantuan. Selain itu
juga saat mereka bermain harus saling berbagi saat alat terbatas maka
harus bergantian dan tidak boleh marah dan harus bersabar, kami terus
mengingatkan mereka agar mereka berlaku baik dan iklas, selain itu
juga saat salah satu dari mereka ada yang sakit, maka kami bersama-
sama mendoakan dan membantu seikhlasnya bila ada untuk
meringankan beban yang sedang sakit. (Wawancara Dengan Asmi
Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
54
Dari hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa siswa akan dibiasakan
untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan, dengan pengarahan dari guru
maka siswa akan saling tolong menolong saat mengalami kesulitan dalam belajar
atau saat bermain di luar kelas, mereka akan diarahkan untuk saling berbagi dan
bergantian dalam melakukan permainan. Tidak dibenarkan untuk marah dan harus
ikhlas, sehingga dengan begitu siswa akan lebih sering menggunakan senyuman
dari pada amarah.
Sebelum praktek tari dimulai, guru juga menjelaskan agar siswa tetap
tertib selama praktek menari dimulai. Siswa diharapkan untuk saling membantu
temannya apabila ada salah satu temannya yang tidak paham dengan gerakannya.
Guru juga menceritakan sedikit tentang tari sekapur sirih agar para siswa
55
memahami bahwa tarian yang mereka tarikan bukan hanya sekedar gerakan
melainkan sebuah budaya yang bermakna bagi masyarakat Jambi.
Selain peduli sosial akan sesama manusia. Peduli sosial akan lingkungan
sekitar juga sangat diperlukan. Untuk membentuk suatu sikap yang peduli
terhadap lingkungan, maka diperlukan berbagai macam upaya untuk hal tersebut.
Salah satu yang dilakukan oleh ibu Asmi Paryani dalam menanamkan karakter
yang peduli lingkungan yaitu dengan melakukan konservasi lingkungan. Hal yang
terlebih dahulu dilakukan yaitu mengenalkan siswa dengan lingkungan terlebih
dahulu.
Biasanya itu dimulai dari pengenalan lingkungan kepada siswa, dari
lingkungan terdekat dan sekitar saja misalnya lingkungan sekolah.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan itu biasanya
mencintai kebersihan jadi saya bersama guru yang lain harus
membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan seperti memungut sampah
sebelum masuk kelas, atau mengatakan kegiatan gotong royong dalam
kurun waktu tertentu. Kemudian juga melakukan edukasi terkait
pentingnya menjaga lingkungan dengan siswa. (Wawancara Dengan Ibu
Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
Hal ini kemudian dibenarkan oleh Kepala Sekolah SDN 116 Kota Jambi
terkait dengan upaya peduli terhadap lingkungan
Biasanya setiap pagi 5 menit sebelum bel masuk bunyi dilakukan
kegiatan memungut sampah terlebih dahulu untuk memberikan kesadaran
kepada siswa tentang pentingnya menjaga dan membersihkan lingkungan
Kemudian ada banyak kegiatan lain dan siswa mengikutinya dan itu
tentunya berhasil (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, Tanggal 12 Juni
2023)
keterampilan. Namun tanggung jawab bersama. Hal ini peneliti peroleh melalui
hasil wawancara dengan bapak Dodi Mutia Eka Putra, S.Pd.I
Sebenarnya untuk membentuk karakter penidikan siswa itu bukan hanya
tanggung jawab guru saja. Tapi semua elemen-elemen dalam lingkungan
sekolah. Termasuk saya, kepala sekolah, satam bahkan orang tua.
Semuanyaharus terlibat. Hal ini brtujuan agar karakter tersebut tidak
hanya berlaku padasekolah tapi ketika diluarsekolah pun tetap demiian.
Apalagi peran orang tua tentunya sangat mendukung. (Wawancara
Dengan Dodi Mutia Eko Putra, S.Pd.I, Tanggal 12 Juni 2023)
Meskipun demikian dalam hal ini guru dan keterampilan tetap mempunyai
peran tersendiri dalam membentuk karakter siswa yang peduli terhadap
lingkungan melalui pembelajaran seni budaya lokal jambi. Salah satu upaya yang
dilakukan oleh guru dalam membentuk nilai karakter siswa yang peduli terhadap
lingkungan yaitu mengajak siswa untuk membuat suatu kerajinan tangan dari
barang bekas. Sebagaimana yag dijelaskan oleh ibu Asmi dalam kutipan
wawancara berikut:
Kalau masalah lingkungan itu dalam seni budaya dan kerajinan sudah
pasti terlintas barang bekas ya. Daur ulang itu pasti, tapi bagaimana
caranya agar siswa tidak bosan. Dari kelas 1 siswa itu entah sudah
beberapa kali membuat kerajinan dari barang bekas banyak karya siswa
itu dipajang. Bahkan ada yang ikut lomba juga. Tapi kemarin kita
mencoba hal yang baru dengan konsep ramah lingkungan. Kemarin kita
bikin inovasi batu yaitu ecoprint. Saya ajak siswa untuk bikin kerajinan
ecoprint itu. Banyak siswa yang senang barangnya juga bisa mereka
gunakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka. (Wawancara Dengan Ibu
Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
iron blanket dan teknik pounding. Dalam teknik iron blanket terapat salah satu
proses perendaman kain dan daun dengan menggunakan cuka sedangkan pada
teknik iron pounding itu lebih simple yaitu dengan menempelkan daun atau
penghasil warna pigmen alami ke pada material kain kemudian untuk
mengeluarkan warnanya dipukul dengan palu secara perlahan dan merata.
Dalam praktik kemarin kita menggunakan teknik iron pounding karna
secara praktek lebih sederhana dan lebih aman untuk dipraktekkan
kepada anak-anak. Tidak ada unsur bahan berbahaya dan menyulitkan.
Kemarin hasil karya mereka itu ada yang sapu tangan ada juga tote bag.
Hasil karya dikembalikan kepada masing-masing siswa namun untuk
disimpan di sekolah itu dibuatkan khusus hasil karya bersama.
(Wawancara Dengan Ibu Asmi Paryani, Tanggal 12 Juni 2023)
Hal ini kemudian didukungoleh pernyataan dari ibu kepala sekolah SDN
116/IV Kota Jambi sebgai berikut:
Menurut saya itu sesuatu yang sangat luar biasa, sebab berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwasanya ada banyak
kemajuan yang bukan hanya diproleh oleh siswanya tapi juga kualitas
gurunya semakin baik. Tentunya kami sangat senang sekali selain hasil
karya siswa tersebut terbilang bagus ya dari daun papaya jadi kain yang
cantik sekali tentunya akan mengasah pola pikir siswa juga agar lebih
ramah lingkungan dan kretif untuk memanfaatkan sumber daya alam
yang ada disekitar (Wawancara Dengan Kepala Sekolah, Tanggal 12
Juni 2023)
Kegiatan tersebut ternyata juga sangat disenangi oleh para siswa. Seperti
hasil wawancara yang peneliti peroleh dari beberapa siswa SD N 116 Kota Jambi
sebagai berikut:
Waktu bikin ecoprint sama teman-teman sangat menyenangkan, bikinnya
seru kita pukul-pukul pakai palu dari kayu (Wawancara Dengan M.
Hazel Alkadafa, Tanggal 12 Juni 2023)
Mau bikin lagi, kami punya tote bag ecoprint belajarnya sangat
menyenangkan jadi suka buatnya pakai daun papaya warna sama
bentuknya juga jadi bagus (Wawancara Dengan Dian Rahma Hamida,
Tanggal 12 Juni 2023)
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Guru
bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan
kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya Guru memberikan penjelasan kepada
siswa bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan
yang telah diperbuat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:
Budaya meminta maaf ini tidak serta merta terbangun tetapi butuh waktu
yang panjang dan diulang-ulang sampai menjadi kebiasaan. Kami
berharap kebiasaan meminta maaf setiap berbuat salah ini akan
membentuk pribadi anak yang memiliki sifat rendah hati dan mau
mengakui kesalahan sendiri. (Wawancara Dengan Asmi Paryani,
Tanggal 12 Juni 2023)
siswa kelas 5 SDN 116/IV mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah
yang telah diberikan oleh guru mereka dengan baik. Hal ini merupakan salah satu
bentuk ataupun wujud keberhasilan dari upaya yang telah dilakukan oleh guru
dan keterampilan dalam menanamkan nilai-nilai karakter dalam bentuk
pertanggung jawaban siswa terhadap tugas yang telah mereka terima sebelumnya.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
61
62
3. Harus saling mendukung antara setiap guru agar proses penanaman nilai
karakter pada siswa benar-benar dapat terlaksana dengan baik.
63
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
Gambar 1
Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi
Gambar 2
Lingkungan Sekolah Dasar Negeri 116/IV Kota Jambi
67
Gambar 3
Wawancara bersama Ibu Kepala Sekolah Eliya Sinarita, S.Ag
Gambar 4
Wawancara bersama Waka Kurikulum Bapak Dodi Mutia Eka Putra, S.Pd.I
68
Gambar 5
Wawancara Bersama Ibu Asmi Paryani S.Pd Wali Kelas V A
Gambar 6
Wawancara Bersama Dian Rahma Hamida Siswi Kelas V A
Gambar 6
Siswa Dibiasakan Untuk Membersihkan Lingkungan Sekolah Setiap Pagi
Untuk Membentuk Siswa yang Disiplin
69
Gambar 7
Guru Menanamkan Nilai Karakter Ketuhanan dengan Membiasakan Berdoa
Sebelum Memulai Pelajaran
Gambar 8
Guru Memberikan Penjelasan Kepada Siswa Tentang Nilai-Nilai yang
Terkandung Dalam Pendidikan Karakter yaitu Sikap Disiplin dalam
Mengerjakan Tugas
70
Gambar 9
Siswa Mendengarkan Instruksi Guru Dalam Materi Pendidikan Karakter
Pembelajaran Seni Budaya Lokal
Gambar 10
Siswa yang Bersiap Untuk Melakukan Praktek Menari Sekapur Sirih dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Jambi
71
Gambar 11
Guru Menanamkan Nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab Siswa yang Tidak
Mengerjakan Pekerjaan Rumah dengan Sanksi yang Tidak Melanggar
Norma-Norma yang Ada
Gambar 12
Guru Memberikan Ruang Kepada Siswa Untuk Melakukan Kerja
Kelompok Agar Dapat Menanamkan Nilai Kerja Sama dan Saling
Menolong
72
LAMPIRAN
OBSERVASI GURU
Instrumen observasi ditujukan untuk mengetahui implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran seni budaya lokal jambi pada kelas
V di SD N 116/IV kota jambi.
OBSERVASI SISWA
1. Melihat bagaimana siswa berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Melihat bagaimana siswa memahami pelajaran tentang kebudayaan
jambi serta bagaimana mereka mampu menanamkan nilai-nilai
budaya tersebut.
3. Melihat bagaimana perilaku siswa terhadap guru (perkataan dan
perbuatan).
4. Melihat bagaimana cara siswa berbicara terhadap sesama siswa
lainnya.
5. Melihat etika dan kesopanan siswa untuk menghormati orang yang
lebih tua sebagaimana yang ada dalam kebudayaan jambi.
6. Melihat bagaimana siswa mampu memahami dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru tentang kebudayaan sebagai
interaksi antara murid dan guru.
7. Melihat ketertiban siswa ketika pelajaran sedang berlangsung.
8. Melihat pakaian yang dikenakan siswa ketika mengikuti pelajaran.
9. Mendengarkan percakapan antara sesama siswa baik itu ketika
didalam kelas ataupun diluar kelas.
10. Melihat bagaiamana siswa menghormati dan menyayangi gurunya
sesuai dengan kebudayaan jambi.
75
LAMPIRAN
WAWANCARA
Wawancara I
Nama : Eliya Sinarta, S.Ag
Informan : Kepala Sekolah
No Pertanyaan Jawaban
1 Assalamualaikum,Wr,Wb Waalaikumsalam,iya gita silahkan
sebelumnya perkenalkan saya
Gita Feby Yola mahasiswa dari
UIN Jambi ingin melakukan
wawancara kepada ibu.
2 Sebagai kepala sekolah, dalam Kemudian untuk mendukung hal
mendukung upaya guru untuk tersebut tidak jarang pula kami
menanamkan nilai-nilai karakter mengikuti kegiatan bimtek serta
melalui pembelajaran seni budaya beberapa kegiatan seminar lainnya
lokal jambi, apa saja upaya yang untuk meningkatkan kualitas para
bapak/ibu kepala sekolah guru disini
lakukan?
3 Apakah selaku pimpinan Kami melakukan evaluasi terhadap
bapak/ibu rutin melakukan kinerja para guru, kemudian
pengawasan terhadap cara guru melakukan pengawasan dengan
seni budaya dalam datang lebih awal untuk mengetahui
mengimplementasikan pendidikan bagaiamana proses penanaman
karakter melalui pembelajaran karakter pada siswa. Dari kegiatan
seni budaya lokal jambi? tersebut kami dapat melihat
bahwasanya penanaman karakter
cinta tuhan dilakukan dengan
memulai pembelajaran dengan doa
dan mengakhirinya pula dengan doa
atau ucapan hamdalah. Itu yang kerap
kami dengar.
4 Menurut bapak/ibu kepala Guru melaksanakan tugas-tugasnya di
sekolah, apakah tindakan yang kelas dengan cara menyiapkan RPP
dilakukan oleh guru dalam sebaik mungkin untuk dijadikan
mengimplementasikan pendidikan bahan ajar dalam mata pelajaran
karakter melalui pembelajaran SBK. Mengajarkan nilai-nilai agama
seni budaya lokal jambi sudah dengan cara membiasakan
sesuai dengan kurikulum yang mengucapkan salam sebelum masuk
berlaku? kelas dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran SBK. Guru juga
mengajarkan kepada mereka tentang
76
Wawancara II
Nama : Asmi Paryani, S.Pd
Informan : Wali Kelas V A
No Pertanyaan Jawaban
1 Assalamualaikum,Wr,Wb Waalaikumsalam,iya gita silahkan
sebelumnya perkenalkan saya Gita
Feby Yola mahasiswa dari UIN
Jambi ingin melakukan
wawancara kepada ibu
2 Dalam mengimpelementasikan Kalau saya, dari perencanaan saya
pendidikan karakter melalui sudah memasukkan nilai-nilai
pembelajaran seni budaya karakter. Dan di sesuaikan dengan
lokal jambi di kelas V SD N pola RPP dari kurikulum 2013. Nilai
116/IV, apa saja upaya yang ibu yang saya masukkan seperti
lakukan? kejujuran, tanggung jawab, santun
dan disiplin. Saya biasakan anak-
anak saat misalnya ya praktek nari
mereka saya minta untuk disiplin.
Disiplin dalam hal berpakaian,
santun dalam berbicara dengan
teman, bertanggung jawab pada
barang-barang yang mereka pakai
untuk praktek nari
3 Ada beberapa pilar karakter Dalam penanaman nilai karakter
pedidikan yang saya jadikan pada pendidikan khususnya pada
acuan teori dalam penelitian saya, karakter cinta tuhan, seperti yang
yaitu religius, kemandirian, sudah saya katakana tadi di RPP itu
kejujuran, sopan santun, sudah saya rangkai semuanya saya
dermawan dan suka menolong, pikirkan matang-matang serta dngan
percaya diri, kepemimpnan, baik sebaik mungkin bagaimana nanti
dan rendah hati, toleransi. Yang penerapannya. Apalagi setiap kelas
pastinya sebagai guru ibu juga itu kan punya jatah materi tersendiri
sudah tau. Lalu terkait dengan hal yang disesuaikan dengan setiap
yang demikian bagaimana jenjangnya. Itu kemudian tidak lepas
implermentasinya di SD N 116/IV dari acuan kurikulum yang mana
ini khususnya pada anak elas V nantinya kami selaku guru
dan kemudian bagaimana proses khususnya saya ya selaku guru yang
serta upaya apa saja yag sudah ibu mengajarkan pelajaran seni budaya
juga merasa punya tanggung jawab
lakukan?
sangat luar biasa sekali. Jadi dalam
menanamkan nilai karakter cinta
tuhan, saya akan melakukan hal
yang paling mendasar sebelum
memulai sesuatu ketika pada jam
pelajaran saya, saya akan mengajak
78
Wawancara III
Nama : M. Dafa & Dian Rahma Hamida
Informan : Siswa Kelas V A
No Pertanyaan Jawaban
1 Assalamualaikum,Wr,Wb sebelumnya Waalaikumsalam,iya kak
perkenalkan saya Gita Feby Yola mahasiswa boleh.
dari UIN Jambi ingin melakukan wawancara
kepada adik-adik
2 Apa saja kegiatan belajar seni budaya yang Waktu bikin ecoprint
paling kalian senangi? sama teman-teman
sangat menyenangkan,
bikinnya seru kita pukul-
pukul pakai palu dari
kayu
Wawancara III
Nama : Dodi Mutia Eka Putra, S.Pd.I
Informan : Waka Kurikulum SDN 116 Kota Jambi
No Pertanyaan Jawaban
1 Assalamualaikum,Wr,Wb Waalaikumsalam,iya boleh
sebelumnya perkenalkan saya Gita silahkan gita
Feby Yola mahasiswa dari UIN
Jambi ingin melakukan wawancara
kepada bapak
2 Bagaimana cara bapak yang Selaku waka kurikulum, saya
bertanggung jawab sebagai mempunyai beberapa tugas
kurikulum dalam membantu para penting yaitu menyusun dan
guru khususnya guru dan mempersiapkan silabus,
keterampilan dalam menanamkan pengembangan sistem nilai,
pendidikan karakter pada siswa? pengembangan model
pembelajaran serta menerapkan
kriteria kenaikan kelas dan
kelulusan. Nah untuk
mengimplementasikan nilai-nilai
karakter tersebut bisa saya
impelementaskan melalui hal-hal
tersebut diatas. Misalnya kriteria
kenaikan serta kelulusan siswa,
saya bisa mengembangkan
beberapa hal yang menjadi
persyaratan misalnya harus
mempunyai beberapa pilar dalam
pendidikan karakter itu
3 Bagaimanakah menurut pandangan Sebenarnya untuk membentuk
bapak selaku waka kurikulum karakter penidikan siswa itu bukan
terhadap kegiatan penanaman hanya tanggung jawab guru saja.
karakter oleh guru di SDN 116/IV? Tapi semua elemen-elemen dalam
lingkungan sekolah. Termasuk
saya, kepala sekolah, satpam
bahkan orang tua. Semuanya harus
terlibat. Hal ini bertujuan agar
karakter tersebut tidak hanya
berlaku pada sekolah tapi ketika
diluar sekolah pun tetap demikian.
Apalagi peran orang tua tentunya
sangat mendukung.
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Pengalaman Organisasi
1. ………………………………………….
2. ………………………………………….
3. ………………………………………….
Motto Hidup :
“BERBUAT BAIKLAH TANPA ADA ALASAN”