Anda di halaman 1dari 107

KESIAPAN SEKOLAH DASAR NEGERI 208/VI PEMATANG

PAUH III DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN


DI ERA NEW NORMAL

SKRIPSI

INDRO MIKO
NIM. 204172665

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KESIAPAN SEKOLAH DASAR NEGERI 208/VI PEMATANG
PAUH III DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN
DI ERA NEW NORMAL

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan

INDRO MIKO
NIM. 204172665

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

NOTA DINAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05 In.08-FM-PS-05-01 R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas


Lampiran :

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:

Nama : Indro Miko


NIM : 204172665
Judul Skripsi : Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan Guru Kelas
Madrasah Ibtidaiyah.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, Oktober 2021


Pembimbing I

Dr. H. M. Syahran Jailani, M.Pd


NIP. 196908181996031002

iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

NOTA DINAS
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05 In.08-FM-PS-05-01 R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas


Lampiran :

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:

Nama : Indro Miko


NIM : 204172665
Judul Skripsi : Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan Guru Kelas
Madrasah Ibtidaiyah.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, Oktober 2021


Pembimbing II

Kiki Fatmawati, M.Pd


NIP..2001018604

iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI


Skripsi dengan judul “Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang
Pauh III Dalam Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal” yang diujiankan
oleh Sidang MUnaqosyah Fakultas Trbiyah dan Keguruan (FTK) UIN STS Jambi
pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Nama :
NIM :
Judul :

v
CEK PLAGIASI

vi
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiyah.
Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Jambi, Oktober 2021


Penulis

Indro Miko
NIM. 204172665

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, sembah sujut serta syukur kepada Allah Subhanahu wa


ta’ala. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya sebuah karya yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan
kehadirat Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam. Karya sederhana ini
kupesembahkan untuk:
 Orang tercinta dan tersayang kedua orang tuaku Bapak Elman Sori dan Ibu
Yusnaina, MR, terimakasih atas do’a dan kasih sayang yang berlimpah
dari penulis lahir hingga sampai saat ini.
 Untuk saudaraku Rahman Arif dan Egis Najunita terimakasih telah
memberiku semangat dan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
 Untuk keluarga besarku terimakasih telah memberikan do’a dan dukungan
selama dibangku perkuliahan.

viii
MOTTO

ُ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫ٱَّللَ ََل يُغَيِ ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغَيِ ُر‬


َّ َ‫وا َما ِبأَنفُ ِس ِه ْم ۗ َو ِإذَآ أ َ َراد‬ َّ ‫ ِإ َّن‬....
)١١ : ‫ (الرعد‬.‫س ٓو ًءا فَ ََل َم َردَّ لَ ۥهُ ۚ َو َما لَ ُهم ِمن دُو ِنِۦه ِمن َوا ٍل‬
ُ ‫ِبقَ ْو ٍم‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”. (Qs. Ar-Rad 11).

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul : “Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Dalam Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal”.
Dalam membuat skripsi ini, penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikannya, semua ini tidak lepas usaha serta bantuan dari berbagai pihak,
serta dorongan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A.,Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M, Dr. Sa’ad Isma, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum, S.Ag,
MA, selaku Warek I,II,III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Risnita, M.Pd, Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil
Dekan I,II,III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd selaku ketua jurusan PGMI dan Ibu Nasyariah Siregar,
M.Pd selaku sekretaris jurusan PGMI.
6. Bapak Dr. H. M. Syahran Jailani, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
7. Ibu Kiki Fatmawati, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.

x
8. Kepada para dosen-dosen PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dalam membantu
menyelesaikan skripsi ini.
9. Pimpinan perpustakaan Universitas dan Fakultas Tarbiyah serta karyawan
yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan
skripsi ini.
10. Kepada kepala sekolah serta seluruh guru-guru di Sekolah Dasar Negeri
208/VI Pematang Pauh III yang telah memberikan keterangan yang benar
dalam penelitian ini.
11. Sahabat-sahabat mahasiswa PGMI yang telah menjadi partner diskusi dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jambi, September 2021


Penulis

Indro Miko
NIM. 204172665

xi
ABSTRAK

Nama : Indro Miko


NIM : 204172665
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh
III Dalam Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan sekolah dasar negeri


208/VI Pematang Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di era new normal,
kendala yang dihadapi sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam
menghadapi pembelajaran di era new normal dan solusi sekolah dasar negeri
208/VI Pematang Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di era new normal.
Jenis penelitian ini menurut sifatnya adalah penelitian kualitatif. Data
diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian
kualitatif ini adalah guru dan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III. Hasil penelitian diperoleh bahwa kesiapan sekolah dasar
dalam menghadapi pembelajaran di era new normal degan kesiapan sekolah
sebagai kesiapan belajar yang meliputi protokol skrining kesehatan, penerapan
protokol kesehatan, memberlakukan beberapa metode pembelajaran, komunikasi
dan kerjasama dalam pemanfaatan teknologi. Kendala yang dihadapi sekolah
dalam menghadapi pembelajaran di era new normal berupa perubahan kurikulum,
peseta didik, guru, orang tua, dan kelengkapan sarana dan prasarana, inovasi dan
implementasi. Solusi yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi
kendala kesiapan sekolah dalam pembelajaran di era new normal adalah
mengenali kondisi yang terjadi, memfokuskan pada kondisi peserta didik dan
orang tua serta sarana dan prasarananya, merancang kebutuhan pembelajaran.

Kata Kunci: Kesiapan Sekolah, Pembelajaran di Era New Normal

xii
ABSTRACT

Name : Indro Miko


NIM : 204172665
Department/Prodi : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)
Title : Readiness of Public Elementary School 208/VI Pematang
Pauh III in Facing Learning in the New Normal Era

This study aims to determine the readiness of public elementary schools


208/VI Pematang Pauh III in facing learning in the new normal era, obstacles
faced by public elementary schools 208/VI Pematang Pauh III in facing learning
in the new normal era and solutions for public elementary schools 208/VI
Pematang Pauh III in dealing with learning in the new normal era.
This type of research by its nature is a qualitative research. Data obtained
through observation, interviews and documentation. The subjects of this
qualitative research were teachers and principals at State Elementary School
208/VI Pematang Pauh III. The results showed that elementary school readiness
in facing learning in the new normal era with school readiness as learning
readiness which includes health screening protocols, application of health
protocols, applying several learning methods, communication and collaboration
in the use of technology. The obstacles faced by schools in dealing with learning
in the new normal era are changes in curriculum, students, teachers, parents, and
completeness of facilities and infrastructure, innovation and implementation. The
solution that can be done by schools in facing the constraints of school readiness
in learning in the new normal era is to recognize the conditions that occur, focus
on the condition of students and parents as well as the facilities and
infrastructure, design learning needs.

Keywords: School Readiness, Learning in the New Normal Era

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
CEK PLAGIASI ............................................................................................. v
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
MOTTO ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Sekolah ............................................................................... 7
1. Pengertian Kesiapan ..................................................................... 7
2. Kesiapan Sekolah .......................................................................... 7
3. Komponen Kesiapan Sekolah ....................................................... 8
4. Faktor-faktor Kesiapan Sekolah .................................................. 10
B. Pembelajaran di Era New Normal ..................................................... 14
1. Pengertian Pembelajaran di Era New Normal .............................. 14
2. Macam-macam Pembelajaran di Era New Normal....................... 18
3. Faktor Penting Pendidikan di Era New Normal ........................... 24
4. Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal ................................ 27
C. Penelitian Relevan ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................... 30

xiv
B. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Penelitian ............................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32
E. Teknis Analisis Data ......................................................................... 35
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 36
G. Jadwal Penelitian .............................................................................. 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ................................................................................. 40
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ...................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Jadwal Penelitian ................................................................................ 39


Tabel 2. Data Guru SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III .............................. 43
Tabel 3. Data Siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III ........................... 43
Tabel 4. Sarana SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III ................................... 45
Tabel 5. Prasarana SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III ............................... 45

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Struktur Organisasi SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III............ 42

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data


Lampiran 2. Dokumentasi
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dasar elemen yang sangat penting untuk
menyiapkan generasi emas bangsa dalam menghadapi era globalisasi yang
sangat cepat ini, tentunya akan jadi tantangan yang cukup berat jika tidak
diimbangi dengan persiapan sumber daya manusia yang memiliki daya saing
tinggi secara global, untuk itulah perlunya menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas untuk generasi emas sebagai penerus kemajuan bangsa.
Pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik dan peserta didik
merupakan bekal bagi peserta didik untuk mendapatkan bekal yang terbaik
guna untuk ketercapaian pendidikan dan pembelajaran yang bermakna.
Tenaga pendidik memegang peranan kunci utama keberhasilan untuk dapat
menghasilkan generasi yang bermutu dan berkualitas seperti yang telah
direncanakan. Oleh karena itu tenaga pendidik harus kompeten atau haruslah
mempunyai kemampuan dalam mendesain dan merencanakan pembelajaran
yang bermakna dan bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan peserta
didik (Rafsanjan, 2020: 1).
Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat untuk mengubah cara pandang berinteraksi dan dalam proses
sosial ekonomi. Dunia pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling
terdampak dalam pandemi ini. Penahanan sosial mengharuskan penyedia
pendidikan untuk mengubah pembelajaran tatap muka pendekatan ke dalam
sistem pembelajaran online (Fatmawati, dkk, 2021:1) Pandemi covid-19 telah
menciptakan suatu perubahan baru untuk menjaga jarak dalam interaksi sosial
(social distancing), karantina dan isolasi guna menghindari resiko terkena
virus corona. Model ini menghendaki agar setiap individu dapat melakukan
tanggung jawab/bagiannya guna memperlambat penyebaran virus.
Pemerintah berusaha menerapkan sistem stay at home menjadi salah satu
alasan utama kebijakan pemerintah untuk meminta siswa belajar dari rumah,
sehingga kesempatan mereka untuk dapat berkumpul dalam bentuk

1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2

kerumunan dapat dicegah, dan karena itu peluang penyebaran covid-19 bisa
dihambat (Suprijono, 2020: 97-98).
Semenjak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menerbitkan surat edaran tentang belajar dari rumah pada bulan Maret 2020,
maka pelaksanaan belajar dan pembelajaran dilakukan dirumah agar dapat
memutus mata rantai covid-19. Adanya penutupan sekolah merupakan
tindakan yang dapat memutus rantai penyebaran covid-19. Selain itu,
pemerintah mulai memberlakukan untuk stay home dan physical and social
distancing yang harus diikuti dan merupakan anjuran yang diberikan oleh
pemerintah.
Akibat penyebaran virus covid-19 yang semakin meluas, membuat
pemerintah ditiap daerah memberlakukan adanya Pembatasan Sosial Berskala
Besar atau sering disebut dengan sebutan PSBB. Hal tersebut sesuai dengan
peraturan pemerintah berdasarkan PP Nomor 21 Tahun 2020 Pasal 1 yang
menjelaskan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan
kegiatan pembatasan di dalam suatu wilayah tertentu yang diduga terinfeksi
Corona virus Disease 2019 (Covid-19). Kegiatan pembatasan tersebut
meliputi adanya peliburan sekolah maupun tempat kerja, pembatasan kegiatan
keagamaan, pembatasan kegiatan ditempat umum, pembatasan moda
transportasi dan kegiatan lainnya
Beberapa waktu terakhir muncul sebuah kebijakan baru yang disebut
New Normal. New normal ini merupakan kegiatan atau aktivitas masyarakat
yang pelaksanaanya memerlukan protokol kesehatan seperti misalnya
melakukan kebiasaan jarak jauh, selalu memakai masker ketika berada diluar,
selalu mencuci tangan ketika setelah melakukan aktivitas, selalu
menggunakan hand sanitizer dan dianjurkan untuk selalu berada di dalam
rumah agar menghindari terkena nya penyebaran virus covid-19.
New normal menurut pemerintah Indonesia adalah tatanan baru untuk
beradaptasi dengan covid-19. Menurut (Yuri,2020) tatanan kebiasaan dan
perilaku baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup
bersih dan sehat inilah yang kemudia disebut disebut sebagai new normal.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


3

Kesiapan untuk menghadapi era new normal ini menjadi hal yang sangat
penting untuk dipikirkan kembali.
UNESCO menyebutkan bahwa pandemi covid-19 mengancam
577.305.660 pelajar dari pendidikan pra sekolah dasar menengah dan sekolah
menengah atas 86.034.287 pelajar dari pendidikan tinggi di seluruh dunia.
Hal tersebut membuat berbagai negara melakukan beberapa kebijakan agar
mengurangi penularan penyebaran covid-19, salah satunya Indonesia yang
meliburkan seluruh aktifitas pendidikan.
Menurut (Desti, 2020) Pembelajaran di era new normal baru
membutuhkan adaptasi seperti menyesuaikan waktu belajar yang tersedia dan
memerlukan protokol kesehatan. Era new normal baru memerlukan beberapa
metode pembelajaran yang dapat menggabungkan tatap muka dan virtual.
Pembelajaran di era new normal baru juga membutuhkan komunikasi dan
kerjasama. Adanya pandemi mengharuskan bidang pendidikan dapat
memanfaatkan teknologi untuk dapat mencari informasi dan dapat
berkomunikasi.
Rasulullah SAW. dalam sabda beliau sangat menganjurkan untuk
menggunakan waktu sebaik mungkin selagi kita dalam keadaan mampu,
seperti sabda beliau berikut ini:

Artinya : “Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara:


masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu
sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu,
masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum
masa matimu.”

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


4

Penjelasan dari hadis diatas merupakan dimana hidup singkat, belajar


singkat, waktu terbatas. Semua harus direncanakan dengan perencanaan yang
matang dan dapat dipertanggungjawabkan.
Meski sekolah sudah dibuka kembali, namun yang diperbolehkan
hanya belajar mengajar di kelas saja. Sedangkan untuk ativitas lain seperti
ekstrakurikuler, olahraga, dan kantin belum boleh dibuka. Bagi orang tua
yang merasa kondisi di sekitar belum aman, mereka boleh meminta anak-
anaknya untuk tetap belajar di rumah secara daring.
Di masa covid-19 Kemendikbud mengambil sikap bahwa keselamatan
dan kesehatan adalah yang utama. Hal itulah yang mendasari sekolah-sekolah
harus mempunyai kesiapan memyesuiakan keadaan dalam menghadapi
pembelajaran di era new normal, tidak terkecuali sekolah dasar dasar negeri
208/VI Pematang Pauh III, juga harus mempunyai kesiapan memyesuiakan
keadaan dalam menghadapi pembelejaran di era new normal.
Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar
Negeri 208/VI Pematang Pauh III, peneliti menemukan beberapa
permasalahan terkait dengan kesiapan sekolah dalam menghadapi
pembelajaran di era new normal. Permasalahan awal yang ditemukan oleh
peneliti adalah masih belum optimalnya kesiapan sekolah dalam menghadapi
pembelajaran di era new normal. Hal ini tampak ketika masih ada guru dan
kepala sekolah yang belum mempersiapkan kegiatan pembelajaran disekolah
pada era new normal dikarenakan belum memahami proses pembelajaran
yang ada dan belum lengkapnya sarana dan prasarana disekolah yang mampu
menunjang pembelajaran di era new normal.
Berdasarkan hasil observasi awal diatas, peneliti tertarik dan ingin
melanjutkan penelitian dengan judul “Kesiapan sekolah dasar negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di Era New Normal”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas sebelumnya untuk
menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul skripsi ini maka peneliti
perlu membuat fokus penelitian secara konkrit. Fokus penelitian ini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


5

difokuskan pada Kesiapan sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalam menghadapi pembelajaran di Era New Normal tahun Pelajaran
2021/2022.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Kesiapan sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal ?
2. Apa Saja Kendala yang Dihadapi Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New
Normal?
3. Bagaimana Solusi dalam Mengatasi Kendala yang Dihadapi Sekolah
Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam Menghadapi
Pembelajaran di Era New Normal?
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
a. Tujuan penelitian
Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.
Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat
dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama
penelitian ini adalah:
1. Untuk Mendeskripsikan Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New
Normal.
2. Untuk Mendeskripsikan Kendala Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New
Normal.
3. Untuk Mendeskripsikan Solusi Mengatasi Kendala yang Dihadapi
Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam Menghadapi
Pembelajaran di Era New Normal.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


6

b. Kegunaan penelitian
Hasil penilitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis
maupun praktis. Adapun kegunaan penelitian ini secara terperinci adalah:
1. kegunaan Teoritis
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Orang Tua
 Untuk mengegetahui apa saja yang dipersiapakan orang tua
dimasa pembelajaran di era new normal
b) Bagi Guru
 Agar dapat melakukan proses belajar mengajar yang efektif
 Belajar tatap muka agar guru bisa mendidik siswa secara
langung
c) Bagi Siswa
 Agar siswa bisa belajar secara efektif dan dibimbing langsung
oleh guru di kelas
 Meningkatkan semangat belajar siswa di era new normal
d) Bagi Sekolah
 Penelitian ini dapat menambah referensi sekoalh khususnya
terkait pembeljaran di era new normal
 Meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif
dan kreatif.
e) Bagi Peneliti
 Menambah pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan
wawasan dalam meningkatkan kompetensi penulis.
f) Bagi Pembaca
 Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan
memberikan tambahan wawasan serta pengetahuan bagi
pembaca.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Sekolah
1. Pengertian Kesiapan
Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “tingkat perkembangan
dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk
mempraktekkan sesuatu” (Chaplin, 2006: 419). Cronbach (dalam Soemanto
2006: 191) mendefinisikan kesiapan (readiness) sebagi segenap sifat atau
kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.
Sedangkan Slameto (2010: 113) mengartikan kesiapan sebagai keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau
jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Kesiapan menurut Chaplin (2004: 419) diartikan sebagai keadaan
siap-siap untuk mereaksi atau menanggapi sesuatu. Menurut Gulo (1982:
241) kesiapan adalah titik kematangan untuk dapat menerima dan
mempraktikkan tingkah laku tertentu. Sebelum saat ini terlewati tingkah laku
tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui pelatihan yang intensif dan
bermutu.
Menurut Drever (1986: 394), kesiapan adalah kondisi siap untuk
menanggapi atau mereaksi, sedangkan Dalyono (2009: 166) mengartikan
kesiapan merupakan sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang.
Perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan
mengenai pengertian kesiapan. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang atau individu untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu
kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan sikap
yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan kegiatan tertentu.
2. Kesiapan Sekolah
Sekolah merupakan salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut
ilmu. Dijelaskan oleh Supratiknya bahwa kata sekolah berasal dari kata

7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
8

Yunani skole yang memiliki arti waktu luang, bersekolah saat itu
berarti meluangkan waktu khusus diluar kesibukan sehari-hari untuk
mempelajari kebudayaan yang semakin banyak (2011: 150).
Kesiapan sekolah sebagai kesiapan belajar yang meliputi standar
perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang memungkinkan anak untuk
dapat memenuhi kebutuhan sekolah serta untuk mengasimilasi kurikulum
yang ada di sekolah. Rafoth, dkk dalam laporan National Assosiation of
School Psychologist menyampaikan bahwa konsep kesiapan sekolah,
biasanya mengacu pada pencapaian emosional, keterampilan perilaku dan
kognitif tertentu yang diperlukan anak untuk belajar, bekerja dan berfungsi
dengan baik di sekolah. Dalam laporan National Education Goals Panel
2004, kesiapan sekolah membutuhkan keterampilan anak secara menyeluruh
yaitu keterampilan fisik, kognitif maupun sosioemosi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan
sekolah merupakan kesiapan anak untuk belajar, menerima informasi, serta
beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang meliputi kesiapan fisik dan
psikologis kognitif dan sosioemosi. Melihat kenyatannya hingga sekarang
sekolah masih dipercaya oleh sebagian besar anggota masyarakat sebagai
salah satu tempat untuk belajar, berlatih kecakapan, menyerap pendidikan
atau tempat proses mendewasakan anak. Sekolah juga diartikan sebagai suatu
lembaga yang sangat penting untuk menghasilkan generasi penerus bangsa
yang mempunyai kemampuan intelegensi, moral, dan spiritual yang
seimbang.
3. Komponen Kesiapan Sekolah
Pemerintah dalam PP No. 19 Tahun 2005 telah mengatur mengenai
Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang bertujuan agar sekolah sebagai
lembaga pendidikan dapat lebih terarah serta tetap terjamin mutu dan
kualitasnya. Pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan SNP ialah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengacu pada SNP
tersebut, selanjutnya pemerintah mengikuti Permendiknas No. 29 Tahun 2005

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


9

membentuk Badan Akreditas yakni badan evaluasi mandiri yang menetapkan


kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penilaian Akreditas dilakukan secara
komprehensif meliputi 8 (delapan) komponen, antara lain:
1) Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2) Standar Kompetensi Lulusan (Permendiknas No. 26 Tahun 2006)
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Permendiknas No. 13
Tahun 2007 Tentang Kompetensi Kepla Sekolah, Permendiknas No.16
Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru, Permendiknas No. 24 Tahun
2008 Tentang Kompetensi Tenaga Administrasi)
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
4) Standar Pengelolaan (Permendiknas No. 19 Tahun 2007)
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikanpada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
endidikan.
5) Standar Penilaian (Permendiknas No. 20 Tahun 2007)
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
6) Standar Sarana dan Prasarana (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


10

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang


berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
7) Standar Proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007)
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satusatuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
8) Standar Pembiayaan (Permendiknas No. 48 Tahun 2008)
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.(PP No.19 Tahun 2005, Pasal 1 Butir 411)
Berdasarkan panjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah
dapat dikatakan siap apabila memenuhi kriteria minimal tentang sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar tenaga
kependidikan, standar sarana-prasarana, standar pembiayaan, standar
pengelolaan, standar penilaian, serta standar proses.
4. Faktor-faktor Kesiapan Sekolah
Menilik dari SNP untuk menjamin mutu pendidikan (lulusan), maka
sekolah sebagai lembaga belajar mengajar perlu memperhatikan pula mutu
proses belajar-mengajar. Sementara itu mutu proses belajar-mengajar
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain, yaitu (1)
input siswa, (2) kurikulum atau bahan ajar, (3) tenaga kependidikan, (4)
sarana-pasarana, (5) dana, (6) manajemen atau pengelolaan, dan (7)
lingkungan sekolah, masyarakat, serta keluarga.
Oleh karena itu sekolah dituntut untuk mempersiapkan faktor-faktor
di atas demi tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bermutu. Di bawah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


11

ini akan dijelaskan masing-masing faktor-faktor yang penting disiapkan oleh


sekolah, jadi sekolah dapat dikatakan siap jika memenuhi kriteria tersebut.
a) Input siswa
Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari
berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan
psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
b) Kurikulum
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) pada pasal 1 butir 19 menyebutkan bahwa Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite
sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: (a)
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya; (b) beragam dan terpadu; (c) tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni; (d)
relevan dengan kebutuhan kehidupan; (e) menyeluruh dan
berkesinambungan; (f) belajar sepanjang hayat, dan (g) seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah (Permen No 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi).
c) Tenaga Kependidikan
Pada aspek ini yang dimaksud dengan tenaga kependidikan terdiri
dari pendidik, kepala sekolah, dan tenaga administrasi. Dijelaskan dalam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


12

PP No 19 Tahun 2005 bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi


akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (pasal 5 ayat 1). Ayat selanjutnya menegaskan bahwa kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud di atas adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan atau setifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang- undangan yang berlaku.
Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan
layak. Berangkat dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya (Usman, 2009:14).
Jenis-jenis kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru atau
pendidik dijelakan oleh Usman sebagai berikut: (a) kompetensi pribadi,
yang meliputi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berinteraksi dan
berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, melaksanakan
administrasi sekolah, serta melaksanakan penelitian sederhana untuk
keperluan pengajaran; (b) kompetensi profesional, meliputi menguasai
landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program
pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan menilai hasil dan
proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan (2009:16-18).
Kriteria untuk menjadi kepala SD/MI juga telah diatur dalam PP No
19 Tahun 2005, yang antara lain seorang kepala sekolah harus berstatus
sebagai guru, memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku,
memiliki pengalaman mengajar sekurang- kurangnya 5 (lima) tahun, dan
terakhir memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di
bidang pendidikan (pasal 38 ayat 2).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


13

d) Sarana-prasarana
Pasal 42 butir pertama dan kedua pada PP No 19 Tahun 2005
menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Sedangkan prasarana yang wajib dimiliki oleh sekolah
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan
jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
e) Manajemen
Istilah manajemen diartikan sama dengan istilah administrasi atau
pengelolaan, yaitu segala usaha untuk mendayagunakan sumber-
sumber,baik personal maupun material, secara efektif dan
efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara
optimal. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas. Manajemen berbasis sekolah memberikan kewenangan
penuh kepada pihak sekolah untuk melaksanakan fungsi pokok
manajemen dan administrasi yang terdiri dari merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan
mengevaluasi.
f) Dana
Pendanaan pendidikan diatur dalam Permen Nomor 48 Tahun 2008
menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat. Biaya pendidikan dijelaskan pada pasal 3 (tiga) meliputi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


14

biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan atau pengelolaan


pendidikan, serta biaya pribadi peserta didik.
g) Proses Belajar-mengajar
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain
ketentuan tersebut dalam proses pembelajaran pendidik juga harus
mampu memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan mampu melakukan perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
B. Pembelajaran di Era New Normal
1. Pengertian Pembelajaran di Era New Normal
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 Wiku Adisasmita, pembelajaran new normal adalah pembelajaran
perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas secara normal namun
dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19 (Brasmasta,2020). Pembelajaran new normal adalah
pembelajaran kehidupan normal yang baru, artinya kehidupan yang kita jalani
secara normal tetapi dengan pola gaya hidup baru, pola hidup baru itu terkait
dengan penerapan protokol kesehatan seperti physical distancing, rajin cuci
tangan dengan sabun atau hand sinitizer, memakai masker, dan pola makan
bergizi. Ini akan terjadi dalam semua aspek kehidupan masyarakat di
Indonesia, pendidikan tidak akan lepas dari masa New Normal ini.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata “al wakt ka saif, idza lam kothoqha
faqothoqka” waktu laksanma pedang, jika kamu tak dapat memanfaatkan
kamu akan terpotong olehnya. Waktu terlewatkan, dan tak dapat
memanfaatkan waktu, akhirnya tinggal penyesalan. Tertinggal momentum,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


15

tertinggal ritme kehidupan dan terhalang kesuksesan. Sebagaimana


ditegaskan dalam al-Quran berikut ini:

Artinya; “[1] Demi masa, [2]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, [3]. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan
masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi. Lalu proses
pembelajaran yang terjadi pada Masa Covid- 19 adalah distance learning atau
pembelajaran Jarak jauh (PJJ). PJJ ini, dilakukan baik melalui pembelajaran
dalam jaringan (daring) atau pembelajaran diluar jaringan (luring), bahkan
sebagian besar menggunakan kombinasi daring dan luring.
Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat
ini, proses pembelajaran daring yang direncanakan oleh pemerintah akan
terlaksana. Pendidik dapat mengunakan beberapa platform untuk
mempermudah proses pembelajaran seperti menggunakan Google Classroom,
Google Meet, Zoom, dan berbagai platform lainnya, melalui beberapa
platform tersebut pendidik dapat memberikan pembelajaran dengan mudah.
(Syaharuddin, S. 2020).
Dalam menghadapi new normal di sekolah, ada beberapa item
persyaratan yang diterbitkan oleh Kemendikbud bila mana pembukaan
sekolah dilakukan di tengah pandemi syarat itu terdiri dari 19 item yaitu:
1) Proses skrining kesehatan
Guru dan karyawan sekolah dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung,
paru dan pembuluh darah, kehamilan, kanker, atau daya tahan tubuh
lemah atau menurun, tidak dapat disarankan untuk mengajar dan bekerja
di sekolah. Golongan mereka dapat diberikan opsi untuk bekerja di
rumah saja (work from home).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


16

2) Skrining zona lokasi


Skring zona lokasi tempat tinggal melakukan identifikasi zona tempat
tinggal guru atau karyawan. Jika tinggal di zona merah disarankan
bekerja di lokasi sekolah dekat tempat tinggalnya.
3) Lakukan tes Covid-19
Tes dilakukan dengan metode RT-PCR sesuai dengan stnadar WHO. Jika
secara teknis terdapat keterbatasan biaya atau reagen, maka dapat
dilakukan opsi pooling tes dengan jumlah sampel kurang dari 30.
4) Tanda lulus skrining
Guru dan karyawan yang sudah lolos tahapan skrining diberi tanda.
5) Sosialisasi virtual
Sosialisasi virtual seminggu sebelum kegiatan belajar mengajar
diperlakukan, lakukan pola baru ke orangtua, siswa, guru, dan staf
sekolah.
6) Atur waktu KBM
Atur waktu kegiatan belajar mengajar, waktu kegiatan belajar mengajar
diatur agar tidak bersamaan dengan waktu padat lalu lintas dan dikurangi
durasi di sekolah.
7) Data dan cek kondisi
Guru kelas terpilih wajib mendata dan cek kondisi siswa dan orangtua
siswa secara virtual sebagai skrining awal. Siswa atau orangtua yang
sakit diberikan keringanan tetap belajar dari rumah, hingga dokter
menentukan sehat.
8) Posisi duduk siswa
Pengaturan posisi duduk di ruang kelas dan ruang guru minimal berjarak
1,5 meter. Bila memungkinkan pakai pembatas plastik.
9) Guru tetap
Guru tidak berpindah kelas, guru kelas diupayakan tetap atau tidak
berpindah kelas. Untuk guru yang mengampuh mata pelajaran maka
dapat dilakukan perpindahan dalam proses belajar mengajar dengan
mengacu protokoler kesehatan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


17

10) Jaga jarak ideal


Menjaga jarak guru dari siswa sesuai dengan mengaju protokoler
kesehatan.
11) Melakukan skrining harian
Skrining harian dilakukan oleh siswa, guru, dan staf lewat handphone.
Jika suhu di atas 38 derajat, batuk pilek, gangguan kulit, mata, muntah,
diare, tidak selera makan atau keluhan lain, maka jangan ke sekolah.
Fasilitas kontak puskesmas, klinik, atau RS terdekat.
12) Tidak berkumpul
Pengantar atau penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar
lingkungan sekolah, serta dilarang menunggu atau berkumpul. Hanya
berhenti, turunkan, kemudian pergi tinggalkan sekolah.
13) Skrining fisik
Skrining dilakukan di pintu masuk sekolah, untuk guru, siswa, dan
karyawan yang meliputi cek suhu tubuh, masker dan tidak tampak sakit.
14) Penerapan PHBS Aturan pola sekolah baru, mengadopsi upaya
pencegahan Covid-19. Meliputi wajib bermasker, pengaturan jarak, tidak
menyentuh, membiasakan cuci tangan, penyediaan wastafel, dan hand
sanitizer. Tidak ada pedagang luar atau kantin, siswa dapat membawa
bekal sendiri dari rumah. Tidak boleh tukar makanan dan tempat
makanan antar siswa.
15) Informasi
Informasi pencegahan Covid-19 harus dipasang di gerbang sekolah dan
kelas.
16) Disinfektan
Menjaga kebersihan gagang pintu, kebersihan keyboard, kebersihan
komputer, kebersihan kelas, meja dan kursi belajar dengan disinfeksi
setiap hari, termasuk lingkungan sekolah.
17) Penutup teman bermain
Meniadakan atau menutup tempat bermain atau berkumpul.
18) WFH (Work from Home)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


18

WFH bagi guru yang berpergian, karyawan, siswa yang pulang bepergian
ke luar kota dan luar negeri diberi waktu WFH atau belajar di rumah
selama 14 hari.
19) Pemberdayaan UKS
harus menyediakan dukungan UKS dan psikologis harian di sekolah,
pemerintah daerah wajib menurunkan petugas medis secara berkala ke
sekolah. Juga secara reguler dilakukan pemeriksaan secara sampling di
sekolah.
Menurut (Desti, 2020) Pembelajaran di era new normal baru
membutuhkan adaptasi seperti menyesuaikan waktu belajar yang tersedia dan
memerlukan protokol kesehatan. Era new normal baru memerlukan beberapa
metode pembelajaran yang dapat menggabungkan tatap muka dan virtual.
Pembelajaran di era new normal baru juga membutuhkan komunikasi dan
kerjasama. Adanya pandemi mengharuskan bidang pendidikan dapat
memanfaatkan teknologi untuk dapat mencari informasi dan dapat
berkomunikasi.
Oleh sebab itu, berdasarkan penuturan yang disebutkan di atas,
perizinan yang diberikan kepada sekolah untuk melakukan proses
pembelajaran di kelas harus memenuhi kriteria zona aman (zona hijau)
sehingga pembukaan sekolah dapat dilakukan secara berkala sesuai dengan
rekomendasi dari Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 di setiap daerah,
baik tingkat kabupaten/kota atau tingkat kecamatan sehingga bagi sekolah
yang memenuhi kriteria tersebut harus menjamin ketersediaan infrastruktur
dan menerapkan protokol kesehatan dalam lingkungan sekolahnya sesuai
dengan rekomendasi dari pusat (Suprijono, 2020: 24-27).
2. Macam-macam Pembelajaran di Era New Normal
a. Pembelajaran Jarak Jauh
Kebijakan Belajar dari Rumah yang ditempuh Kemendikbud
sebagai langkah memprioritaskan keselamatan warga sekolah dari
terpapar wabah Covid-19, berdampak pada pembelajaran yang tidak bisa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


19

dilaksanakan secara tatap muka langsung di sekolah. Tidak ada pilihan


lain selain melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ.
PJJ mengakomodasi pembelajaran dengan keterbatasan kondisi
peserta didik dan guru yang berada di tempat yang berbeda. Secara
tradisional, PJJ dapat dilakukan dengan sistem modul cetak, atau dengan
penugasan mandiri, baik tugas mandiri terstruktur maupun tidak
terstruktur. Model PJJ ini telah lama diterapkan dalam dunia pendidikan,
khususnya di Universitas Terbuka.
Model PJJ dengan cara membagikan buku, modul dan materi
pelajaran, penugasan terstruktur kepada peserta didik, pembelajaran
berbasis projek (project based), dan pembelajaran berbasis masalah
(problem based), kemudian peserta didik diminta belajar dan
mengerjakan soal di rumah. Di lain hari, hasil pekerjaan rumah dari
peserta didik diperiksa oleh guru. Pola ini bisa disebut dengan istilah
pembelajaran luar jaringan (luring).
Dengan perkembangan teknologi, PJJ juga bisa dilakukan dengan
sistem dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan teknologi
komunikasi dan informasi. Pembelajaran di lokasi yang berbeda-beda
dapat dilakukan secara online langsung pada waktu bersamaan
(syncronus), atau materi ajar yang telah terstruktur rapi di dunia maya
dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik dalam waktu sesuai
ketersediaan luang mereka (unsyncronus).
Selain pola luring dan daring, PJJ juga dapat dilaksanakan melalui
penggabungan dari sistem luring dan daring (blended). Blended learning
dapat dilakukan secara individual, misalnya anak melakukan PJJ secara
daring dan luring secara kombinasi.
Pola PJJ mana yang akan dilaksanakan di satuan pendidikan, semua
bergantung pada kondisi di sekolah masing-masing. Sekolah berhak
menentukan cara pembelajaran yang paling tepat yang sesuai dengan
kondisi peserta didik, kondisi sekolah, serta kapasitas daya dukung dan
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


20

proses pembelajaran, terjadi interaksi antara berbagai komponen utama


pembelajaran, yaitu guru, materi pelajaran dan siswa. Interaksi antara
tiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode,
media, dan penataan pembelajaran lingkungan, sehingga tercipta proses
pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dari ketiga komponen utama pembelajaran
tersebut, guru memegang peranan penting dalam proses pengajaran dan
pembelajaran proses belajar dengan tugas-tugas tertentu (Fatmawati, dkk,
2021: 3).
b. Optimalisasi Layanan Berbasis Digital
Sangat beruntung bahwa dewasa ini daya dukung teknologi untuk
melakukan layanan pendidikan jarak jauh, sudah cukup memadai. Satuan
pendidikan, guru, dan juga peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran
melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta dapat
mengoptimalkan layanan berbasis digital. Misalnya dengan
memanfaatkan pembelajaran secara daring. Layanan pendidikan secara
daring kini tersedia dalam variasi yang beragam, baik aplikasi
pembelajaran maupun aplikasi yang berisi konten bahan ajar.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam layanan pendidikan berbasis
digital meliputi berbagai aktivitas, di antaranya:
1) Pemanfaatan bahan ajar digital yang dapat diakses di mana saja, dan
kapan saja;
2) Administrasi layanan pendidikan menggunakan platform digital
3) Akses sumber informasi tersedia dalam bentuk digital seperti
perpustakan maupun sumber informasi pembelajaran lainnya
4) Pembelajaran praktikum berbasis digital
5) Proses pembelajaran tatap muka yang memanfaatkan platform
digital, di antaranya aplikasi video conference yang dapat digunakan
secara luas.
c. Revitalisasi Ruang Belajar
Di saat pandemi, ruang belajar di sekolah-sekolah menjadi tidak

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


21

termanfaatkan secara optimal. Bahkan di sekolah yang menerapkan PJJ


secara penuh, ruang kelas tidak termanfaatkan sama sekali. Sementara
pada daerah yang diperbolehkan melaksanakan tatap muka pun,
kapasitas maksimal hanya 50 persen dari daya tampung. Kondisi ini
membuat satuan pendidikan perlu melakukan revitalisasi ruang belajar
sekaligus menunjukkan bahwa proses pembelajaran sejatinya tidak
terbatas pada ruang belajar secara fisik. Prinsip belajar demikian
sebenarnya sudah diprediksi jauh jauh hari.

Bukan hanya karena pandemi, perkembangan teknologi yang


pesat menyebabkan pembelajaran secara klasikal di ruang-ruang kelas
menjadi tidak efektif. Teknologi saat ini memungkinkan setiap orang bisa
belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dengan bahan ajar
yang dapat diakses dari manapun dan kapanpun. Kenyataan demikian
akan membawa konsekuensi pada revitalisasi ruang kelas fisik, menjadi
ruang kelas virtual. Revitalisasi ruang belajar yang dilakukan adalah:

1) Belajar di mana saja disesuaikan dengan kondisi peserta didik

2) Ruang belajar tidak terbatas waktu

3) Ruang belajar tidak harus berupa kelas secara fisik

4) Kemudahan akses terhadap ruang belajar

5) Guru dan peserta didik berkolaborasi dalam menciptakan ruang


belajar yang kondusif dan efektif.
d. Sanitasi Sekolah Menjadi Hal Utama
Satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian untuk
melakukan proses pembelajaran di masa pandemi dan kebiasaan baru
adalah kebersihan lingkungan sekolah. Terciptanya sanitasi sehat
menjadi keharusan agar warga sekolah terjaga kesehatannya. Sanitasi
sehat di meliputi sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan sekolah.
Secara terurai adalah sebagai berikut:

1) Sumber air bersih tercukupi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


22

2) Tempat cuci tangan tercukupi

3) Toilet bersih tercukupi

4) Kantin Sehat

5) Pengelolaan sampah Sampah

6) Saluran pembuangan air limbah

e. Pergeseran Konten Pembelajaran


Pergeseran konten pembelajaran adalah sebuah tren yang
diprediksi menjadi keniscayaan. World Economic Forum dalam
publikasinya tentang School of The Future, mengupas tren pergeseran
kontenpembelajaran. Tren ini semakin menguat tatkala terjadi pandemi.
Pergeseran konten pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan sebagai warga dunia

Dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh bangsa Indonesia,


akan tetapi seluruh warga di dunia ikut merasakannya. Berbagai
reaksi ditunjukan oleh masyarakat Indonesia saat awal mula
kemunculan Covid-19. Sikap acuh terhadap kondisi global ini
ternyata banyak menyita perhatian dari dunia internasional. Ini
menunjukan bahwa bangsa Indonesia juga merupakan bagian dari
dunia internasional dan harus memiliki keterampilan yang dimiliki
oleh warga dunia. Kompetensi berupa keterampilan untuk menjadi
warga dunia, menjadi hal yang sangat diperlukan bagi setiap
individu dalam menjalani kehidupan saat ini dan di masa yang akan
datang

2) Keterampilan untuk berinovasi dan berkreasi

Berbagai tantangan muncul di saat pandemi Covid-19 tantangan


yang dihadapi memerlukan inovasi dan kreatifitas. Sekolah adalah
tempat untuk menguatkan kompetensi berinovasi dan berkreasi
seluruh warga sekolah, khususnya peserta didik. Inovasi dan kreasi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


23

selayaknya menjadi landasan dalam melakukan

3) Keterampilan di bidang teknologi

Teknologi informasi dan komunikasi memegang peran penting


dalam mendukung pembelajaran di saat pandemi. Karena itu,
keterampilan penguasaan bidang teknologi menjadi keharusan baik
bagi peserta didik maupun para guru dalam rangka pencapaian mutu
pembelajaran. Tanpa penguasaan teknologi, maka proses
pembelajaran PJJ tidak dapat berjalan secara optimal

4) Keterampilan interpersonal

Keterampilan interpersonal atau interpersonal skill menjadi


kompetensi yang sangat dibutuhkan di masa pandemi. Keterbatasan
komunikasi langsung, pembelajaran online, pembatasan aktivitas
sosial misalnya, menghadapi tantangan besar jika peserta didik
memiliki keterbatasan keterampilan interpersonal. Secara umum
kemampuan interpersonal meliputi kecakapan mendengar, menjalin
relasi dengan orang lain dan kecakapan berkomunikasi baik verbal
maupun non verbal.
f. Pergeseran Pengalaman Belajar
Proses belajar pada dasarnya adalah memberikan pengalaman
belajar pada peserta didik. Secara alamiah, pengalaman belajar berubah
sejalan dengan perubahan zaman. Masa pandemi mempercepat
perubahan dalam proses pembelajaran yang memberikan pengalaman
belajar baru bagi semua peserta didik. Pandemi menghadapkan seluruh
warga sekolah dan para pemangku kepentingan pada kondisi yang benar-
benar menjadi hal baru. Dengan pola Belajar dari Rumah yang disadari
pada prinsip PJJ, memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran.
Bahkan terjadi pergeseran pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang
terjadi adalah:

1) Pembelajaran sepanjang hayat berorientasi aktivitas kehidupan.


Momen pembelajaran di masa pandemi menyadarkan kita bahwa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


24

belajar merupakan proses yang harus terjadi sepanjang hayat.


Karena itu, belajar tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga
pendidikan formal

2) Pembelajaran kolaboratif. Pembatasan aktivitas dan jaga jarak di


masa pandemi, tentu berimplikasi pada pola pembelajaran yang
membutuhkan pengalaman baru. Pun demikian ketika konsep
Belajar Dari Rumah dilaksanakan. Kondisi jarak dan ruang
membutuhkan pendekatan yang efektif guna mencapai mutu
pembelajaran.

3) Pembelajaran yang dapat diakses dengan inklusif. Kemampuan dan


kompetensi peserta didik tentu berbeda satu dengan yang lain.
Mereka tentu harus mendapatkan layanan inklusif dan optimal
dengan melakukan berbagai modifikasi dan penyesuaian
pembelajaran. Akses secara inklusi ini juga dibutuhkan pada masa
pandemi, terlebih proses pembelajaran dilakukan melalui jarak jauh

4) Pembelajaran bersifat personal dan serba mandiri. Pengalaman


pembelajaran selanjutnya di masa pandemi bersifat personal dan
serbamandiri. Peserta didik melaksanakan pembelajaran secara
personal dan mandiri. Strategi pembelajaran dilaksanakan perserta
didik secara personal maupun kelompok di luar pembelajaran tatap
muka ataupun tutorial. Pembelajaran mandiri perlu dikelola secara
baik oleh guru, melalui proses perencanaan secara matang.

3. Faktor Penting Pendidikan di Era New Normal


Untuk mencapai pendidikan yang bermakna di masa pandemi,
pertimbangan matang harus diambil para pemangku kepentingan.
Banyak faktor yang juga sangat menentukan dalam menentukan
keberhasilan pada mutu pembelajaran. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan sekolah pada masa pandemi, antara lain:
a. Faktor Kurikulum
Dengan berbagai pertimbangan dan kondisi dalam masa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


25

pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


mengambil kebijakan untuk penyederhanaan kurikulum. Kurikulum
darurat ini berlaku selama satu tahun ajaran 2020/2021 dan
difokuskan pada materi yang dianggap sebagai fondasi ke jenjang
kompetensi berikutnya. Langkah penyederhanaan ini harus diikuti
sekolah dengan menetapkan materi esensial yang diberikan kepada
setiap peserta didik pada setiap tingkat. Masih terkait kurikulum,
satuan pendidikan dan para guru harus menetapkan pendekatan atau
metode pembalajaran yang layak diterapkan di sekolah masing-
masing. Dengan demikian, pelaksanaan pola PJJ dapat berlangsung
dengan efektif.
b. Faktor Sumber Daya Manusia
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dari sisi sumber
daya manusia, yakni peserta didik, guru, dan orangtua.

a) Peserta didik

Peserta didik sebagai fokus utama dalam kegiatan pembelajaran


harus dapat mempersiapkan diri baik secara materi ataupun
nonmaterial. Yang cukup penting, peserta didik dapat
memahami bahwa belajar itu tidak harus berada di dalam kelas.

b) Guru

Guru dituntut mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Inilah
tantangan nyata yang dihadapi guru. Mereka harus kreatif dan
inovatif dalam menjalankan pembelajaran.

c) Orang tua

Peran serta orang tua dalam melakukan bimbingan dan


pemantauan pembelajaran setiap anaknya sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran. Fakta bahwa sebagian besar orang
tua peserta didik tidak memiliki kemampuan dasar didaktik dan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


26

metodik. Akan tetapi, orang tua dapat membimbing putra-


putrinya dengan penguatan diri agar peserta didik memiliki
kekuatan diri yang tinggi.
c. Faktor Tantangan Inovasi dan Implementasi
Di masa pandemi, sekolah menghadapi tantangan besar untuk
melakukan berbagai inovasi dalam implementasi pembelajaran.
Model pembelajaran yang akan diambil harus dipertimbangkan
dengan matang dengan mengacu pada karakteristik sekolah masing-
masing, terutama peserta didik.

Sekolah, dapat menetapkan pola PJJ yang paling sesuai dengan


konteks di mana sekolahnya berada, apakah dengan daring, luring,
kombinasi keduanya, atau dengan cara-cara lain yang relevan. Selain
itu menguatkan dengan berbagai cara di antaranya home visit atau
pembelajaran kluster. Semua itu disesuaikan dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat dan daya dukung sekolah.
d. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana pendidikan dibutuhkan untuk menunjang
proses pendidikan. Ssarana prasarana di satuan pendidikan harus
sesuai dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan sekolah.
Keberadaan sarana prasarana juga menjadi jalan untuk pencapaian
tujuan pendidikan dan agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar, teratur, efektif dan efesien.

Di masa pandemi dan kebiasaan baru optimalisasi sarana


prasarana pembelajaran berbeda fungsi dan kebermanfaatannya.
Oleh karena itu, satuan pendidikan harus mampu mengoptimalkan
fungsi sarana prasarana, termasuk melakukan penyesuaian dan
bahkan penambahan sarana yang dibutuhkan untuk menunjang
pembelajaran.

Di masa pandemi, sarana prasarana pembelajaran yang harus


diperhatikan dibagi menjadi dua kategori, yakni sarana prasarana

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


27

pada pelaksanaan pembelajaran dari rumah dan sarana prasarana


pembelajaran masa kebiasaan baru. Pada kedua kondisi tersebut
kebutuhan sarana dan prasarana yang berbeda dengan kebutuhan di
saat pelaksanaan pembelajaran normal.

4. Pengelolaan Pendidikan di Era New Normal


Dalam menghadapi situasi penuh ketidakpastian, proses
pembelajaran harus terus berjalan. Sekolah perlu melakukan identifikasi
masalah yang dihadapi dan kebutuhan yang diperlukan. Berikut langkah
yang dapat dilakukan sekolah
a. Kenali Kondisi yang Terjadi
Dalam kondisi pandemi dan era kebiasaan baru pasca pandemi,
tatanan kehidupan berubah secara drastis. Beberapa hal yang
berubah antara lain:

1) Pembelajaran tidak bisa dilakukan secara langsung tatap muka,


melainkan secara jarak jauh. Pertemuan fisik dilakukan secara
berjarak

2) Penggunaan media komunikasi menjadi alat bantu utama

3) Prosedur kesehatan menjadi prasyarat

4) Komunitas sekolah memerlukan perilaku baru yang kelak akan


menjadi budaya baru.

Dari beberapa perubahan yang terjadi perlu diidentifikasi dampak


umum yang terjadi pada proses pembelajaran.
b. Identifikasi Kondisi Peserta didik, Orang Tua, Guru dan Sekolah
Identifikasi yang dilakukan fokus pada kondisi peserta didik dan
orang tua serta sarana prasarana penunjang. Dalam konteks ini,
sekolah harus mampu memprofilkan peserta didik dan orang tua
berdasarkan data yang dimiliki. Hal ini dibutuhkan karena pada masa
pandemi proses pembelajaran dilaksanakan di rumah dan tentu saja
tidak semua orang tua memiliki kapasitas metodik dan didaktik,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


28

termasuk keterbatasan waktu untuk mendampingi anak-anak


mereka dalam pembelajaran di rumah.
Mengacu pada kondisi yang terjadi, maka perlu diidentifikasi
dampaknya kepada semua pihak warga sekolah dan masyarakat, di
antaranya:
1) Kondisi peserta didik dalam hal kepemilikan alat komunikasi,
kondisi di rumah, kemampuan menggunakan alat komunikasi,
dan lain sebagainya
2) Kondisi orang tua secara ekonomi, sosiologis, psikologis, dan
faktor lain dalam menghadapi era kebiasaan baru
3) Kondisi guru secara psikologis, pedagogis, kemampuan dalam
mendidik anak, kemampuan menggunakan media
pembelajaran, pemanfaatan perangkat teknologi informasi, dan
lain sebagainya
4) Kondisi sekolah dalam hal kesiapan daya dukung manusia,
sarana prasarana dan perangkat lunaknya. Dalam hal ini
kesiapan sekolah ditentukan oleh kepemimpinan kepala
sekolah yang kuat.
c. Daftar kebutuhan
Dengan identifikasi yang tepat, sekolah dapat dengan pasti
merancang kebutuhan pembelajaran, baik saat pembelajaran dari
rumah maupun pada pelaksanaan pembelajaran masa kebiasaan
baru. Pembagian kebutuhan sebagai berikut:

1) Kebutuhan berupa sarana prasarana peserta didik, guru dan


sekolah

2) Kompetensi yang harus dikuasai sebagai prasyarat peserta didik


dan guru

3) Sistem pengelolaan

d. Rancang Bersama Proses Pendidikan yang Akan Dilakukan


Buat rancangan proses pendidikan secara bersama-sama

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


29

melalui kolaborasi internal sekolah. Kebersamaan dalam menyusun


rencana bersama akan menjadi kunci dalam keberhasilan
implementasinya kelak. Rancangan disusun berdasarkan kondisi
peserta didik, guru dan sekolah sesuai tahapan sebelumnya. Setiap
guru dapat mengimplementasikan proses pendidikan dengan cara
yang berbeda sesuai kondisinya.
e. Implementasi Proses Pendidikan Konsisten di Semua Aspek
Muara dari kebijakan pembelajaran baik saat belajar dari rumah
maupun pada masa kebiasaan baru adalah pada tahap implementasi.
Kuncinya bukan hanya pada proses pembelajaran tetapi lebih pada
bagaimana manajemen sekolah dijalankan. Keberhasilan
pencapaian mutu pembelajaran di masa pandemi bergantung penuh
pada bagaimana manajemen sekolah menjalankan semua proses
pengelolaan dengan baik, inovatif, dan mengedepankan kolaborasi
dengan seluruh warga sekolah serta para pemangku kepentingan
lainnya.

C. Hasil Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
Faridatul Rohmah pada tahun 2016. Penelitian ini mengambil judul
“Analisis Kesiapan Sekolah Terhadap Penerapan Pembelajaran Online (E-
Learning)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tingkat kesiapan
penerapan Elearning di SMA Negeri Kutowinangun termasuk dalam kategori
siap dalam penerapan elearning namun membutuhkan sedikit peningkatan
pada beberapa faktor. Persamaan penelitan Faridatul Rohmah pada tahun
2016 dengan penelitian ini adalah sama sama mencari tau kesiapan sekolah
dalam terhadap sebuah model pembelajaran. Sedangkan perbedaanya terletak
pada metode peneletian yang diambil.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Iin


Muthmainnah pada tahun 2016. Penelitian ini berjudul “ Kesiapan Guru
Kelas Menggunakan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


30

dalam Pembelajaran di Jakarta Selatan”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa


kesiapan guru kelas menggunakan media Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Jakarta Selatan berdasarkan persepsi guru
menunjukkan kategori baik. Hal tersebut didukung dengan pemahaman,
keterampilan komputer dan ketersediaan media TIK sebagai fasilitas
sekolah. Keterbatasan penelitian ini penelitian hanya didasarkan pada
persepsi guru, pengambilan sampel juga dari intern belum dibuktikan
dampak atau bukti langsung keberhasilan pembelajarannya dari dinas
terkait..

Dari penelitian diatas, banyak penelitian yang sudah membahas atau


mencoba meneliti kesiapan baik guru maupun sekolah dalam pembelajaran
daring dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun, belum
ada penelitian secara langsung tentang bagaimana Kesiapan sekolah dasar
Negeri Dalam Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian, Kesiapan


sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam menghadapi
pembelajaran di Era New Normal adalah pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif. dimana penelitian ini lebih menekankan pada analisis pada
penyimpulan secara induktif dan deduktif dengan menggunakan logika
ilmiah. Pada penelitian kualitatif ini peneliti sendirilah yang menjadi
instrumen penelitian untuk mendapatkan data secara langsung dari
sumbernya. Alasan menggunakan metode deskriptif karena untuk
mendapatkan gambaran sistematis, faktual dan akurat mengenai Kesiapan
sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam menghadapi
pembelajaran di Era New Normal

Menurut Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif


adalah penelitian yangmenggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukandengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada ( Lexy J. Moleong, 2014, hal.4). Adapun menurut
Jane Richie, penelitian adalah upaya untuk menyajikan dunia social, dan
perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan
persolalan tentang manusia yang teliti (Lexy JMoleong, 2014, hal.6).

B. Setting dan subjek penelitian


a. Setting Penelitian
Menurut sugiyono (2008: 292) setting penelitian merupakan tempat
dimana keadaan, lokasi, dan situasi tersebut akan diteliti, misalnya
sekolah, perusahaan, lembaga pemerintahan, dan lain sebagainya.
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti meneliti sekolah di sekolah dasar negeri
208/VI Pematang Pauh III karena situasi dan keadaan guru yang berada
disekolah ini sesuai dengan dengan judul yang ada di peneliti yaitu

30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
31

tentang permasalahan kesiapan sekolah dasar negeri 208/VI


Pematang Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di Era New
Normal.

b. Subjek Penelitian Subjek

Penelitian ini merupakan sumber data yang dimintai informasinya


sesuai dengan masalah penelitian. Subjek yang diteliti diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling


tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai kepala
sekolah sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi
sosial yang diteliti (Sugiyono, 2014, hal. 53-54). Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek peneltian adalah kepala sekolah dan guru sekolah
dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III.

C. Jenis dan sumber data


1. Jenis data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung selama proses
penelitian dari responden yang diperoleh di lapangan
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini sebagai
pelengkap dari data primer
2. Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun sumber
data dalam penelitian ini meliputi:

a) Kepala Sekolah

b) Guru kelas

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


32

D. Tehnik pengumulan data


Teknik pengumpulan data yaitu bagaimana cara peneliti
mengumpulkan data, dan disini peneliti menggunakan teknik pengumpulan
yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi (Syifa Ardilla
Amri, 2019: 33).
1. Teknik Observasi
Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena
yangdijadikan obyek pengamatan. Observasi dapat dilakukan baik secara
partisipasi maupun non partisipasi. Pada observasi partisipasi, observer
melibatkan diri ditengah-tengah kegiatan observasi, sedangkan non
partisipasi, obsever berada di luar kegiatan seolah-olah sebagai penonton
(Djaali&PudjiMuljono, hal 16).
Salah satu cara pengumpulan data yang utama dalam mengkaji
situasi sosial yang dijadikan sebagai objek penelitian ini dengan
menggunakan teknik observasi partisipasi, dimana penelitian berinteraksi
secara penuh dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik ini
digunakan untuk mengamati, memahami peristiwa secara cermat,
mendalam, dan terfokus terhadap subjek penelitian, baik dalam suasana
formal maupun santai (Iskandar, 2010, hal 252-253).
Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan. Dalam
observasi ini, penulis melihat langsung kegiatan yang dilakukan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau sebagai sumber data penelitian. Yang
diobservasi peneliti adalah kesiapan sekolah dasar negeri 208/VI Pematang
Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di Era New Normal.
Observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara akurat
melalui pengamatan secara langsung oleh peneliti. Peneliti berperan
langsung dalam observasi dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diamati.
Langkah langkah yang dilakukan :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


33

a) Mendeskripsikan Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang


Pauh III dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New Normal.
b) Mendeskripsikan Kendala Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New
Normal.
c) Mendeskripsikan Solusi Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New
Normal.
2. Teknik Wawancara
Untuk memperoleh data yang memadai sebagai crossceks, peneliti
juga menggunakan teknik wawancara mendalam dengan sabjek yang
terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan,
mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili lembaga
tempat penelitian untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
fokus penelitian. Wawancara mendalam merupakan bentuk komunikasi
antara peneliti dengan subjek yang diteliti dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dalam mencari informasi berdasarkan tujuan. Wawancara dapat
dilakukan secara formaldan informal (terjadwal dan tidak terjadwal)
ditempat resmi dan ditempat umum atau tidak resmi (Iskandar, 2010, hal
253).
Wawancara mendalam adalah sebuah dialog yang dilaksanakan
oleh pewancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur atau terpimpin. Wawancara dilakukan terhadap subjek
penelitian, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa yang digunakan untuk
pengumpulan data yang relavan atau sesuai dengan permasalahan peneliti
dan memperoleh data yang komplit tentang kesiapan Sekolah Dasar
Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalamMenghadapi Pembelajaran di Era
New Norma.
Adapun datanya meliputi :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


34

a) Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III


dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New Normal.
b) Kendala Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New Normal.
c) Solusi Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalamMenghadapi Pembelajaran di Era New Normal.
3. Teknik Dokumentasi
“Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai halhal atau
variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat
kabar,majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagaina”
(Arikunto, 2006, hal 231). Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengambil foto atau gambar pada saat
dilaksanakannya peneliti. Sebagai bukti bahwa peneliti tersebut benar-
benar telah dilaksanakan (Agus Wardhono, 2018, hal 22).
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non
manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan,
pengumuman, intruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-
suratlainnya, catatancatatan dan arsiparsipyang ada kaitannya dengan
fokus penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai teknik tersebut berupa
kata-kata, tindakan dan dokumen tertulis lainnya, dicatat dengan
menggunakan catatancatatan.
Teknik dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.
Teknik dokumen jarang digunakan dalam penelitian kualitatif, pada massa
kini menjadi salah satu bagian dari teknik penelitian kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang berkembang
dipara peneliti bahwa banyak sekali data yang tersimpan dalam bentuk
dokumen yang berbentuk gambardokumentasi, sumber data lewat
dokumen menjadi pelengkap proses penelitian kualitatif (Bungin, 2005:
122).
Data tersebut antara lain :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


35

1) Historis dan geografis


2) Struktur organisasi
3) Keadaan Sekolah
4) Keadaan Sarana dan Prasarana

E. Tehnik analisis data


Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara menorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2014: 89).
Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan teknik deskriptif
analitik, yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan
statistika, namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan
kejelasan sesuai kenyataan yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa
pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian
naratif. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu sebagai
berikut : (Sugiyono, 2014, hal 91-99).
1. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberkan gambaran
yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data
merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasan serta mendalam wawasan yang tinggi.
2. Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data.Kalaudalam penelitian kualitatif penyajian data ini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


36

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, uraian singkat,grafik, hubungan


antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
3. Penarikan Kesimpulan(Conclusiona: drawing/ verifiying)
Bertujuan untuk memberikan arti atau memaknai data yang
diperoleh baik melalui observasi,wawancara maupun dokumentasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa dekskripsi
atau gambaran sesuatu yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas.

F. Tehnik pemeriksaan keabsahan data


Pemeriksaan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang
dihasilkan dapat dipercayadan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penegcekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi
kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan
terimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian.
Ada empat kriteria dalam menetapkan keabsahan data yaitu:
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan
(dependability), kepastian (confirmability). Peneliti akan menggunakan
kriteria kepercayaan (credbility). Kriteria kepercayaan berfungsi untuk
melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan
penemuan dapat dicapai. Peneliti melakukan pengamatan secara teliti dan
detail mengenai peran orang tua dan kesulitan yang dihadapi dalam
pembelajaran daring dengan melakukan wawancara, observasi, dan
dokumentasi sampai data yang diperlukan cukup. Berdasarkan keterangan
tersebut, maka setiap tahap dalam proses dilakukan untuk mendapatkan
keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai
sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen-dokumen yang
didapatkan dengan melalui metode wawancara yang didukung dengan
observasi dan dokumentasi agar mendapatkan sumber data.
Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


37

1) Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali
apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah
benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek
kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak
benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan
mendalam sehingga diperoleh data yang asli kebenarannya (Sugiyono,
2009, hal.123).
2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis (Sugiyono, 2009, hal.124).
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah
dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi- dokumentasi yang terkait dengan temuan yang
diteliti. Dengan membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas
dan tajam sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
ditemukan itu benar atau salah.

3) Triangulasi
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, tringgulasi
pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2009, hal.125)
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecekdata kepada sumber yang sama dengan teknik

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


38

yang berbeda. Misalnya data yang diperolehdengan wawancara, lalu


dicek dengan observasi,dokumentasi, atau kuisoner. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda- beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan untuk memastikasn data mana yang
dianggap benar. Atau mengkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda. (Sugiyono, 2015, hal.374).
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara
sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih credible. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastiannya. (Sugiyono, 2015, hal. 374).

G. Jadwal Penelitian
Jadwal waktu penelitian adalah jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan. Dalam jadwal penelitian berisi kegiatan apa saja yang akan
dilakukan (Sugiyono, 2018: 286).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


39

Tabel 3.1 Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
No Kegiatan Bulan dalam tahun 2021-2022
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. Penyusunan √ √ √
proposal
2. Seminar proposal √
3. Perbaikan hasil √ √ √
seminar proposal
4. Pengurusan dan √
penerbitan izin
penelitian
5. Pengumpulan data √ √ √ √ √ √ √ √
dilapangan
6. Analisis dan √ √ √ √ √
penyusunan laporan
penelitian
7. Seminar hasil/ujian √
skripsi
8. Perbaikan hasil ujian √ √ √
skripsi
9. Pengesahan hasil √ √
ujian oleh tim
penguji
10. Penggandaan dan √ √
laporan penyerahan
hasil
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. Temuan Umum
1. Sejarah SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Pada tahun 2004 di Desa Pematang Pauh tidak ada lagi tempat untuk
pembangunan rumah dikarenakan sudah dikelilingi oleh sawah masyarakat.
Namun ada dua tempat yang dapat ditempati masyarakat sehingga tentunya
anak-anak membutuhkan pendidikan yang jaraknya ± 4 kg dari SD induk.
Maka kepala sekolah SD 162 Desa Pematang Pauh II yaitu Bapak
Mukhtaragus mengusulkan untuk penambahan lokal dari SD 162 Desa
Pematang Pauh tersebut.
Waktu itu pemerintah belum mengizinkan penambahan lokal
dikarenakan tanah tempat lokasi tidak mencukupi, pada tahun 2009 ada warga
yang memberikan sebagian tanahnya untuk pembangunan sekolah maka
sekarang SD terdiri dari enam kelas dan satu perpustakaan. Pada tahun 2010
Ibu Yusnaina mengusulkan lagi kepada pemerintah kabupaten merangin
untuk sekolah tersebut dinegerikan yang mana pada waktu itu kepala
dinasnya Bapak Taswin dan bapak sekdinasnya yaitu Bapak Mulyadi. Maka
dengan ketentuan dan syarat yang ada pengusulan Ibu Yusnaina dikabulkan
oleh pemerintah kabupaten merangin.
Pada tahun 2011 Bapak bupati H. Nalim meresmikan SD tersebut dan
No nya 208/VI Pematang Pauh III dan kepala sekolahnya yaitu Bapak
Amisro dari tahun 2011 sampai 29 Maret 2014. Pada tanggal tersebut
dilantiklah kepala sekolah yang baru yaitu Ibuk Yusnaina menjadi kepala SD
Negeri 208/VI Pematang Pauh III sampai sekarang.
Sumber : Wawancara (4 Agustus 2021)
2. Letak Geografis SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III terletak di Jalan Depati Renah
Udo, Pematang Pauh Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi. Jika dilihat dari letak geografisnya SD Negeri 208/VI

40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
41

Pematang Pauh III terletak diwilayahyang cukup dengan


pemungkiman masyarakat setempat.
Sumber: Dokumentasi (4 Agustus 2021)
3. Identitas SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
a. Nama Lembaga : SD Negeri 208/VI Pematang Pauh
b. Alamat Lengkap : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh
Kecamatan Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
c. NPSN : 10505384
d. NSS : 101100604208
e. Status : Negeri
f. Bentuk Pendidikan : SD
g. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
h. SK Pendirian Sekolah : 21/32.1/DIKBUD/1999
i. Tanggal SK Pendirian : 01 Januari 1999
j. SK Izin Operasional : 21/32.1/DIKBUD/1999
k. Nama Bank : BPD Cabang Bangko
l. Rekening Atas Nama : SD No 208/VI Pematang Pauh
m. Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi
n. Sumber Listrik : Tidak Ada
o. Akses Internet : Telkomsel Flash
4. Visi dan Misi SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
a. Visi
Unggul dalam prestasi, berbudi luhur, imtaq, serta bijak dengan
lingkungan
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif dan menyenangkan
2) Menumbuhkan semangat keuangan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah
3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


42

5. Struktur Organisasi SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

Kepala Sekolah
Yusnaina, MR

Guru Kelas Guru Kontrak Daerah Guru Agama


Sartoyo, S.Pd Et Sumartin, S.Pd.I Amron Anas, S.Pd.I

Guru Kelas Guru Kontrak Daerah Guru Penjas


Harnidawati, A.Ma Gusraliadi, A.Ma Andri Iskandar, S.Pd

Guru Kelas Guru Komite


Guru Kontrak Daerah
Dewi Sulistyaningsih, S.Pd Mesan Despa, S.Pd
Amriana, A.Ma

Guru Kontrak Daerah Guru Kontrak Daerah


Ari Aswandi Sigit Haryadi, A.Md

Guru Kontrak Daerah


Zaparda, S.Pdi

Sumber : Dokumentasi (12 Agustus2021)


6. Keadaan Guru dan Siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
a. Keadaan Guru
Guru memegang peranan penting dalam melaksanakan proses belajar
mengajar terutama dalam membentuk sumber daya manusia. Selain itu
guru juga merupakan faktor penentu dalam proses pembelajaran,
dimana guru bertugas mengajar, mendidik, dan membimbing siswa
dalam mencapai tujuan pendidikan.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


43

Tabel 4.1 Data Guru SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III


No. Nama Guru NIP/NUPTK Keterangan
1. Yusnaina, MR NIP. 196703041993032004 Kepala Sekolah
2. Sartono, S.Pd NIP. 196703041989011001 Guru Kelas
3. Amron Anas, S.Pd.I NIP. 198303262005011002 Guru Agama
4. Harnidawati, A.Ma NIP. 198005067007012021 Guru Kelas
5. Andri Iskandar, S.Pd NIP. 198609102019031002 Guru Olahraga
6. Dewi Sulistyaningsih, S.Pd NIP. 199209022020127004 Guru Kelas
7. Zaparda, S.Pd.I - Guru Kontrak
Daerah
8. Et Sumartin, S.Pd.I - Guru Kontrak
Daerah
9. Gusraliadi, A.Ma - Guru Kontrak
Daerah
10. Amriana, A.Ma - Guru Kontrak
Daerah
11. Sigit Haryadi, A.Ma - Guru Kontrak
Daerah
12. Ari Aswandi - Guru Kontrak
Daerah
13. Mesan Despa, S.Pd - Guru Komite
Sumber : Dokumentasi (19 Agustus 2021)
b. Keadaan Siswa
Siswa merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dokumen sekolah, pada
tahun ajaram 2021/2022 murid SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
berjumlah 43 siswa.
Tabel 4.2 Data Siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

Jenis Kelamin
No. NAMA L PR
1. Rizky Pratama L
2. Zaitun Janah PR
3. Salma Aqila PR
4. Athar Rizky Zafran L
5. M. Alif Hafizh L
6. M. Raffa Firdaus L

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


44

7. Fajri Karim L
8. Ramalisa PR
9. Satriya Palwa Putra L
10. Auliya Putri PR
11. Amadita Putri PR
12. Afwa Fa’fuandi L
13. Rafael Alkenzo L
14. Zoia Zuliadewi PR
15. Jihandra Putry PR
16. Mifta Salsabilah PR
17. Nur Azkia Layali PR
18. Agus Setiawan L
19. M. Arkan Yusran L
20. Keyzi Syiena Aqila PR
21. Huzaifa Amara PR
22. Rasya Humairah PR
23. Aulya Faeyza PR
24. Rts. Fatimah Azzahrah PR
25. Marisyamaphilla PR
26. Queensa Khumairah PR
27. Dalisha Mumtazah PR
28. Alifa Bunaya PR
29. Nurul Hobibah PR
30. Alfaridzi Arshaka L
31. Najwa Febriyanti PR
32. Putri Ika Natasya PR
33. Salsabila Khumairah PR
34. Nayla Choirunnisa PR
35. Azza Nazila Putri PR
36. Syafrans Hidayat PR
37. Nathan Mahardika L
38. Hanif Arganta L
39. Radinka Tsaqib L
40. Kevin Sihotang L
41. Arhan Wirayuda L
42. Sefira Ramanda PR
43. Annisa Qolbuniyah PR
Sumber : Dokumentasi (19 Agustus 2021)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


45

7. Sarana dan Prasarana SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III


Adapunnsarana prasasarana yanggterdapat di SD Negeri 208/VI
Pematang Pauh III adalah sebagaibberikut:
Tabel 4.3 Sarana SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
No. Sarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Guru 1 Baik
3. Ruang Tamu 1 Baik
4. Ruang TU 1 Baik
5. Ruang Kelas 3 Baik
6. Ruang Perpustakaan 1 Baik
7. Kamar Mandi 2 Baik
8. Lapangan Upacara 1 Baik

Tabel 4.4 Prasarana SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

No. Prasarana Jumlah Keterangan


1. Papan Tulis 3 Baik
2. Meja Siswa 120 Baik
3. Kursi Siswa 120 Baik
4. laptop 1 Baik
5. Lemari Kelas 3 Baik
6. Meja Guru 13 Baik
7. Kursi Guru 13 Baik
8. Lemari Perpustakaan 2 Baik
9. Peralatan Olahraga 5 Baik
Sumber : Dokumentasi (12 September 2021)
B. Temuan Umum
Setelah pemaparan penemuan umum yang peneliti dapatkan di
Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III, peneliti juga memperoleh
penemuan khusus berupa data-data yang sudah peneliti kumpulkan. Penelitian

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


46

ini memfokuskan pada Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang


Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dari narasumber dan
objek data diperoleh dari kepala sekolah dan guru, observasi, wawancara dan
dokumentasi meliputi: bagaimana kesiapan sekolah dasar negeri 208/VI
Pematang Pauh III dalam menghadapi pembelajaran di era new normal, apa
saja kendala yang dihadapi sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalam menghadapi pembelajaran di era new normal, bagaimana solusi dalam
mengatasi kendala yang dihadapi sekolah dasar negeri 208/VI Pematang Pauh
III dalam menghadapi pembelajaran di era new normal.
1. Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam
Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal
Sekolah merupakan salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut
ilmu. kesiapan sekolah merupakan kesiapan anak untuk belajar, menerima
informasi, serta beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang meliputi
kesiapan fisik dan psikologis kognitif dan sosioemosi. Pemerintah dalam
PP No. 19 Tahun 2005 telah mengatur mengenai Standar Nasional
Pendidikan (SNP), yang bertujuan agar sekolah sebagai lembaga
pendidikan dapat lebih terarah serta tetap terjamin mutu dan kualitasnya.
Pada saat ini sekolah telah memasuki Era New Normal yang mana
pembelajaran New Normal adalah pembelajaran perubahan perilaku untuk
tetap menjalankan aktivitas secara normal namun dengan ditambah
menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan
Covid-19.
Dalam menghadapi Era New Normal sekolah-sekolah perlu
mempunyai kesiapan untuk tetap melanjutkan proses belajar-
mengajarnya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ibu Yusnaina, MR kepala
sekolah SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III mengungkapkan:
“Kami selaku kepala sekolah memberikan arahan kepada para guru
agar pada saat memasuki pembelajaran di Era New Normal guru

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


47

sudah mempersiapkan ataupun mengetahui kesiapan-kesiapan yang


akan dibutuhkan sekolah untuk memberikan pembelajaran bagi anak
didiknya pada masa ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan
dan tidak menghilangkan ketentuan-ketentuan pembelajarana yang
berlaku disekolah” (20 September 2021).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Harnidawati, S.Pd.I selaku guru
kelas SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III mengungkapkan:
“Kita sebagai guru harus siap dalam perubahan dunia pendidikan
pada masanya seperti saat sekarang yang tengah memasuki
pembelajaran di Era New Normal, adanya Covid-19 tidak dapat
menghalagi guru untuk tidak mengajar disekolah baik itu secara
langsung ataupun tidak langsnung karna proses pembelajaran yang
dibutuhkan oleh anak harus tetap berlangsung dan itu merupakan
tugas dan kesiapan dari sekolah yang dilakukan bersama-sama” (20
September 2021).

Dalam hal pembelajatan di Era New Normal, sesuai apa yang


dijelaskan oleh kepala sekolah dan guru diatas bahwa pendidik dan
kepala sekolah yang berada di SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
harus melakukan kesiapan dalam menghadapi proses pembelajaran
disekolah. Lalu proses pembelajaran yang terjadi pada Masa Covid- 19
adalah distance learning atau pembelajaran Jarak jauh (PJJ). PJJ ini,
dilakukan baik melalui pembelajaran dalam jaringan (daring) atau
pembelajaran diluar jaringan (luring), bahkan sebagian besar
menggunakan kombinasi daring dan luring.
1) Proses skrining kesehatan
Guru dan karyawan sekolah dengan obesitas, diabetes, penyakit
jantung, paru dan pembuluh darah, kehamilan, kanker, atau daya tahan
tubuh lemah atau menurun, tidak dapat disarankan untuk mengajar dan
bekerja di sekolah. Golongan mereka dapat diberikan opsi untuk bekerja
di rumah saja (work from home).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
beberapa guru di SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III tentang Kesiapan
Sekolah Dasar menghadapi Era New Normal Bapak Amron Anas, S.Pd.I

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


48

selaku guru agama SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III


mengungkapkan:
“Pembelajaran new normal adalah pembelajaran kehidupan normal
yang baru, artinya kehidupan yang kita jalani secara normal tetapi
dengan pola gaya hidup baru, setiap guru akan melaksanakan
skrining kesehatan yang telah diadakan disekolah yang menjadi
peraturan terlebih dahulu dimana guru yang mempunyai penyakit
yang tidak memungkinkan untuk dapat hadir mengajar disekolah
mereka akan melaksanakan pembelajaran dari rumah ” (20
September 2021).
Jika kesiapan sekolah dalam menerima pembelajaran di Era New
Normal sudah dapat diterapkan dengan skrining kesehatan dengan
memeriksa kesehatan dan penyakit yang dialami kepala sekolah dan guru
maka mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran yang akan
deilaksanakan disekolah jika memungkinkan.

2) Penerapan protokol kesehatan


Aturan pola sekolah baru, mengadopsi upaya pencegahan Covid-
19. Meliputi wajib bermasker, pengaturan jarak, tidak menyentuh,
membiasakan cuci tangan, penyediaan wastafel, dan hand sanitizer.
menjauhi kerumunan, tidak ada pedagang luar atau kantin, siswa dapat
membawa bekal sendiri dari rumah. Tidak boleh tukar makanan dan
tempat makanan antar siswa.
Hal ini sesuia dengan hasil wawancara dari Dewi Sulistyaningsih,
S.Pd.selaku guru kelas SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III yang
mengungkapkan:
“Supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik pada Era New
Normal sekarang ini disekolah maka kesiapan sekolah dalam
menyambut pembelajaran akan meyediakan tempat bagi anak-anak
untuk mencuci tangan sebelum masuk kekelas, menyediakan dan
menyarankan untuk memakai hand sanitizer, selalu menggunakan
masker, menjaga jarak dan tidak diperbolehkan untuk menyentuh
teman dan orang lain tanpa perlindungan yang sudah diterapkan”
(20 September 2021).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


49

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sampai


saat ini masih diberlakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia untuk
mencegah terjadinya lonjakan kasus positif COVID-19. Ini bukan hal
yang mudah, karena selain regulasi yang dikeluarkan pemerintah,
tentunya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk patuh dan taat
protokol kesehatan sangat dibutuhkan.
3) Memerlukan beberapa metode pembelajaran
Pada masa pandemi Corona ini, memang guru dikejar oleh
kurikulum yang ditetapkan pemerintah tetapi melihat pada kasus masa
covid-19 guru dan pemerhati pendidikan pada dasarnya pemerintah
sudah memberikan ruang bagi sekolah dan guru untuk menerapkan
metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Metode yang diterapkan harus yang menyenangkan dan membahagiakan
baik untuk guru dan murid agar proses pembelajaran pada masa pandemi
tetap berjalan.

Hal ini berkaitan dengan yang di sampaikan oleh Ibu Et Sumartin,


S.Pd.I selaku guru kontrak daerah SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
yang menyampaikan bahwa:
“Kita guru-guru yang berada di sekolah ini harus siap dalam
keadaan kondisi pembelajaran apapun, kitajuga harus menyiapkan
dan memerlukan beberapaa metode pembelajaran yang dapat
menggabungkan tatap muka dan virtual karna tidak semua anak
bisa melaksanakan pembelajaran secara daring oleh karena itu
diperlukan berbagai macam metode yang kami siapkan, metode
tersebutpun sesuai dengan anjuran pemerinta berupa metode
project based rearning, metode belajar daring, metode belajar
luring, metode belajar home visid, metode kurikulum yang
terintegrasi, gabungan pembelajaran daring dan tatap muka, serta
pembelajaran melalui radio, kami disini menyesuaikan dengan
kemampuan dan kondisi anak yang ada” (20 September 2021).

Mengingat wabah pandemi covid-19 yang tidak tahu pasti kapan


berakhirnya, metode pembelajaran tersebut di atas bisa dijadikan opsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


50

untuk para murid, guru dan sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat
tetap berlangsung.
4) Komunikasi dan kerja sama dalam pemanfaatan teknologi
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat ditambah
kondisi pandemi yang mengharuskan pembelajaran dari rumah saat ini
sangat memungkinakan untuk dilaksanakannya pembelajaran secara
kolaborasi. Kolaborasi sesungguhnya merupakan kebutuhan manusia, di
mana secara alamiah manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
berhubungan dengan manusia lainnya, bekerjasama, dan saling bantu
membantu antar sesama. Pada kegiatan belajar konvensional, kolaborasi
biasanya dilakukan antar siswa atau guru dalam satu sekolah atau dalam
satu kelas yang sama. Namun dengan tersedianya jaringan komunikasi
internet, kolaborasi sangat mungkin dilakukan antar sekolah, antar
wilayah, bahkan melampuai batas negara. Salah satu hikmah besar dibalik
musibah pandemi coved-19 dalam dunia pendidikan adalah kita telah
“dipaksa” untuk menggunakan TIK untuk pembelajaran agar para guru,
orang tua dan siswa dapat saling berkomunikasi dan bekerjasama dalam
proses pembelajaran di era new normal.
Berkaitan dengan yang disampaikan oleh ibu Mesan Despa, S.Pd
selaku guru komite SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III menyampaikan
bahwa:
“Komunikasi dan kerjasama yang dibangun oleh guru, orang tua
dan peserta didik dalam menghadapi permasalahan pembelajaran
akan membantu mengurangi kesulitan yang dihadapi siswa
dikarenakan dengan komunikasi mereka akan mudah mendapat
informasi dari berbagai pihak melalui informasi langsung maupun
secara online dan dengan kerjasama yang dibangun mereka akan
cepat memahami sehingga proses pembelajaran pada masa
pandemi dapat teratasi dengan baik” (20 September 2021).
5) Memenuhi kriteria zona aman
Selain menandai status bahaya dari sebuah wilayah yang terpapar
Covid-19, zona warna juga digunakan untuk menandai protokol kesehatan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


51

yang harus diterapkan dan dipatuhi untuk keberlangsungan sekolah yang


akan dilaksanakan secara tatap muka.
Ada pun yang disampaikan oleh Ibu Ibu Yusnaina, MR kepala
sekolah SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III mengungkapkan:
“Bagi sekolah yang ingin melaksanakan sekolah tatap muka pada
era new normal saat ini hendaknya sekolah memastikan keadaan
daerah yang mereka tempati jika memungkinkan untuk bertemu
dengan peserta didik maka akan diterapkan dan tidak melupakan
protokol kesehatan yang ada dan selalu menjaga kesahatan, jika
daerah tersebut tidak termasuk zona yang aman maka akan
dilaksanakan pembelajaran daring, dan untuk saat ini sekolahan
kami masih dalam keadaan yang baik sehingga kami dapat
menerapkan sekolah yang berbasis tatap muka, ada kala belajar
dirumah dengan pengambilan tugas yang diberikan oleh
sekolah,yang terpenting disini mau dimanapun mereka berada
belajar tetap akan dilaksanakan dan sekolah akan siap pada
keadaan apa pun” (20 September 2021).
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara di atas bahwa kepala
sekolah dan guru dalam mencapai kesipana sekolah dasar 208/VI dalam
menghadapi Pembelajaran New Normal mereka harus menerapkan
berbagai kesipan baik untuk pembelajaran yang dilakukan disekolah
seperti melakukan proses skrining kesehatan kepada kepala sekolah dan
guru yang ada disekolahan, melaksanakan penerapan protokol kesehatan,
memberlakukan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan era
new normal, melaksanakan komunikasi dan kerjasama dalam
pemanfaatan teknologi.
2. Kendala yang dihadapi Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh
III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal
Untuk mencapai pendidikan yang bermakna di masa pandemi,
pertimbangan matang harus diambil para pendidik untuk dapat
mempersiapakn kesiapan sekolah dalam proses pembelajaran. Banyak
kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam menerima proses pembelajaran
di Era New Normal.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


52

1) Kurikulum
Dengan berbagai pertimbangan dan kondisi dalam masa pandemi
Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil
kebijakan untuk penyederhanaan kurikulum. Kurikulum darurat ini
berlaku selama satu tahun ajaran 2020/2021 dan difokuskan pada materi
yang dianggap sebagai fondasi ke jenjang kompetensi berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti lakukan dengan Ibu Yusnaina, MR
kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
mengungkapkan:
“Dalam memulai pembelajaran yang baru setiap kepala sekolah dan
guru menemukan berbagai kendala untuk melaksanakan nya
dikarenakan kita belum memahami dan belum terbiasanya akan hal
tersebut, tetapi kini kita akan terus berusaha seoptimal mungkin
untuk dapat memperbaiki kendala yang muncul. Adapun salah satu
contoh yang dihadapi mengenai kurikulum pelaksanaan pola PJJ
yang mengharuskan kami untuk mempersiapkan ulang
penyederhanaan kurikulum yang seharusnya sudah dibuat tetapi
kami diharuskan untuk melihat keadaan yang sekarang, sehingga
kurikulum yang baru diharuskan koresponden dengan pembelajaran
yang ada” (27 September 2021)

Langkah penyederhanaan ini harus diikuti sekolah dengan


menetapkan materi esensial yang diberikan kepada setiap peserta didik
pada setiap tingkat. Masih terkait kurikulum, satuan pendidikan dan para
guru harus menetapkan pendekatan atau metode pembalajaran yang
layak diterapkan di sekolah masing-masing. Dengan demikian,
pelaksanaan pola PJJ dapat berlangsung dengan efektif.

2) Sarana dan prasarana


Di masa pandemi dan kebiasaan baru optimalisasi sarana prasarana
pembelajaran berbeda fungsi dan kebermanfaatannya. Oleh karena itu,
satuan pendidikan harus mampu mengoptimalkan fungsi sarana
prasarana, termasuk melakukan penyesuaian dan bahkan penambahan
sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan dengan hasil wawancara dengan Bapak Andri Iskandar, S.Pd

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


53

selaku guru penjas sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III yang
menyatakan bahwa:
“Kami mendapat kesulitan dalam kesiapan sekolah untuk
menerapkan pembelajaran di Era New Normal pada awal-awal
munculnya pandemi ini antara penerapan daring dan luring, semua
itu disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua peserta
didik dan daya dukung sekolah karena jika sekolah diadakansecara
daring maka selain sarana danprasarana disekolah yang harus
memadai bahkan untuk peserta didik pun juga harus mempunyai
sarana danprasarana yang memungkinkan pula, dan jika
diadakandisekolah maka kami hanya mererapkan protokol
kesehatan saja”(27 September 2021).
Adapun kendala saat pembelajaran tatap muka berlangsung yang
dilakukan disekolah salah satunya dari Ibu Mesan Despa, S.Pd selaku
guru komite di SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III menyampaikan
bahwa;
“Sekolah memberlakukan pembelajaran yang menggunnakan tatap
muka langsung yang mana ini menjadi keinginan orang tua murid
dan ketidaksediaannya sarana yang ada dirumah sehingga sekolah
harus memberlakukan pembelajaran tatap muka yang membagi
anak nya, mengatur jarak, mengubah KBM, dan mengikuti
prosedur yang ada pada saat tatap muka” (27 September 2021).
Sekolah dituntut mampu mempersiapkan sarana dan prasarana dan
peserta didik setidaknya jugamempunya halyang samaagar pembelajaran
daring dilaksankan jika tidak memungkinkan maka akan dilaksanakn di
sekolah dalam hal proses pembelajaran. Inilah tantangan yang dihadapi
sekolah dalam mempersiapkan pembelajaran.
3) Sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan pertimbangan dalam kesiapan
sekolah menghadapi pembelajaran Era New Normal Peserta didik sebagai
fokus utama dalam kegiatan pembelajaran harus dapat mempersiapkan
diri baik secara materi ataupun nonmaterial, guru dituntut mampu
menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran dan peran serta orang tua dalam melakukan
bimbingan dan pemantauan pembelajaran setiap anaknya sangat

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


54

menentukan keberhasilan pembelajaran adapun yang dikatakan oleh ibu


Amriana, A.Ma sebagai guru kontrak daerah SD Negeri 208/VI
Pematang Pauh III bahwa:
“Kendala yang dihadapi selain dari kesiapan sekolah kami yang
belum mamadai adapula memang sebagian dari siswa yang juga
kurang memahami mengenai pembelajaran yang tidak hanya
belajar disekolah tetapi bisa dimana saja termasuk dirumah, dan
orang tua yang terkadang juga tidak memahami konsisi yang ada
pada saat pandemi sehingga mereka jarang dalam ikut serta
membatu anaknya dan mengawasi proses pembelajaran anak ketika
dirumah, sehingga guru yang ada disekolah harus memberikan
pengertian yang luas agar mereka mampu mengikuti proses
pembelajaran yang baru” (27 September 2021).
4) Tantangan inovasi dan implementasi
Sekolah, dapat menetapkan pola PJJ yang paling sesuai dengan
konteks di mana sekolahnya berada, apakah dengan daring atau luring,
kombinasi keduanya, atau dengan cara-cara lain yang relevan. Selain itu
menguatkan dengan berbagai cara di antaranya home visit. Semua itu
disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan daya dukung
sekolah.sama halnya dengan yang dikatakan oleh Bapak Ari Aswandi
selaku guru kontrak daerah menyampaikan bahwa:
“sebagai guru yang bekerja untuk mendidik peserta didik sudah
pasti dalam hal pembelajaran akan menemui suatu kendala yang
akan ditemuinya disekolah ini pun guru harus dituntut untuk
menjadi inovatif dan implementasi dalam menghadapi masa era
new normal dikarenakanmasa ini sangat sulit untuk pelaksanaan
tatap muka dan juga sulit untuk dilaksanakannya pembelajaran
daring oleh karena itu guru yang harus mempunya inivasi dalam
proses pembelajarannya” (27 September 2021).
Berdasarkan apa yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan kesiapan sekolah dasar dalam menerapkan
pembelajaran di Era New Normal kepala sekolah dan guru akan
menemui beberapa kendala dalam menjalankan nya adapun kendala
tersebut yang berasal dari perubahan kurikulum, dari siswa, guru dan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


55

murid, cara menerapkan pembelajaran yang sesuai serta sarana dan


prasarana yang kurang memadai.
3. Solusi dalam Mengatasi Kendala yang dihadapi Sekolah Dasar
Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran
di Era New Normal
Pendidik mengembang tanggung jawab besar dalam proses
kegiatan belajar mengajar (KBM). Dengan demikian pendidik harus
mempunyai solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi Sekolah Dasar
Negeri 208/VI Pematang Pauh III dengan baik. Jika pendidik tidak
mampu mengatasi solusi bisa dipastikan pembelajaran yang telah
direncanakan tidak akan berjalan secara optimal, dibutuhkan kesiapan
yang matang bagi sekolah untuk menghadapi pembelajaran pada Era New
Normal.
1) Kenali kondisi yang terjadi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti lakukan dengan Ibu Ibu
Yusnaina, MR kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang
Pauh III mengungkapkan:
“Dalam melaksanakan pembelajaran pada Era New Normal
kesiapan sekolah menerapkan beberapa solusi yang dapat
digunakan agar berlangsnungnya proses pembelajaran setiap guru
setidaknya mmepunyai solusi nya masing-masing yang dapat
menyesuaikan dengan pembelajaran yang akan diterapkan seperti
yang bisa dilakukan mengenali kondisi yang terjadi saat ini dalam
prosedur kesehatan menjadi syarat untuk tatap muka dan
pertemuan fisik dilakukan secara berjarak” (1 Oktober 2021)

Dalam kondisi pandemi dan era kebiasaan baru pasca pandemi,


tatanan kehidupan berubah secara drastis Pembelajaran tidak bisa
dilakukan secara langsung tatap muka, melainkan secara jarak jauh.
Pertemuan fisik dilakukan secara berjarak.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


56

2) Fokus pada peserta didik dan orang tuanya serta sarana dan
prasarananya
Beberapa guru juga mengatakan tentang solusi dalam mengatasi
kendala yang dihadapi sekolah dalam menerapkan proses pembelajaran
di Era New Normal sepert yang dikatakan oleh Bapak Sigit Haryadi,
A.Ma menyampaikan bahwa:
“Solusi yang dapat saya berikan dalam pembelajaran saat ini yaitu
melihat kondisi peserta didik dan orang tua serta sarana prasarana
penunjang, karna jika kita hanya mampu menuntut
keberlangsungan yang ada tanpa melihat kemampuan mereka itu
sama saja kita membiarkan mereka untuk tidak dapat belajar” (1
Oktober 2021).

Dalam konteks ini, sekolah harus mampu memprofilkan peserta


didik dan orang tua berdasarkan data yang dimiliki.
3) Daftar Kebutuhan
Dengan identifikasiyang tepat sekolah dapat merancang
kebutuhan pembelajaran siswa bai pada saat dirumah maupun
pembelajaran masa kebiasaan baru. Benar hal nya yang dikatakan oleh
Ibu Dewi Sulistyaningsih, S.Pd menyampaikan bahwa:
“kebutuhan berupa sarana dan rasarana peserta diidk dan guru
harus dipasikan kesediaannya, kompotensi serta system
pengelolaan yang ada pun tetap diperhatikan” (1 Oktober 2021).
4) Merancang bersama proses pendidikan yang akan dilakukan
Hal ini dibutuhkan karena pada masa pandemi proses pembelajaran
dilaksanakan di rumah dan tentu saja tidak semua orang tua memiliki
kapasitas yang sesuai, termasuk keterbatasan waktu untuk mendampingi
anak-anak mereka dalam pembelajaran di rumah.
Ibu Et Sumartin, S.Pd.I mengatakan bahwa:
“Solusi yang saya dapat berikan dalam mengatasi kendala
pembelajaran Era New Normal adalah dengan merencanakan
bersama proses pendidikan yang akan dilaksanakan Rancangan
disusun berdasarkan kondisi peserta didik, guru dan sekolah
sesuai tahapan sebelumnya” (1 Oktober 2021).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


57

Rancangan disusun berdasarkan kondisi peserta diidk, guru dan


sekolah sesuai tahapan sebelumnya. Setiap guru dapat
mengimplementasikan proses pendidikan dengan cara yang berbeda pada
tiap kondisiya.
5) Manajemen Sekolah
Keberhasilan pencapaian mutu pembelajaran di masa pandemic
bergantung penuh pada bagaimana manajemen sekolah menjalankan
semua proses pengelolaan dengan baik, inovatif, dan mengedepankan
kolaborasi seluruh warga sekolah serta para pemangku kepentingan
lainnya.
Bapak Zaparda, S.Pd.I mengatakan bahwa:
“Solusi dengan menguatkan manajemen sekolah maka akan
berlangsnung proses pembelajaran yang akan diterapkan juga,
kita perbaiki manajemen yang sesuai dengan pola yang baru baik
saat belajar dirumah maupun pada masa kebiasaan yang baru” (1
Oktober 2021).

Berdasarkan apa yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa


dalam melaksanakan kesiapan sekolah mereka mempunyai solusi
sehingga mampu menutupi kendala yang terjadi, adapun solusinya seperti
mengenali kondisi yang terjadi, identifikasi kondisi peserta didik, orang
tua guru, dan sekolah, merencanakan bersamaproses pendidikan
yangakan dilakukan, dan manajem sekolah harus diterapkan.

Setelah data dipapar kan dan telah menghasilkan temuan-temuan


maka langkah selanjutnya adalah peneliti mengkaji hakikat dan makna
temuan penelitian masing-masing dari temuan tersebut akan dibahas mengacu
pada teori dan pendapat para ahli.
Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
peneliti dapat menyimpulkan dari setiap hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi mengenai kesiapan sekolah dalam pembelajaran di Era New
Normal di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III, sebagian besar

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


58

sekolah sudah mengoptimalkan kesiapannya menghadapi pembelajaran di Era


New Normal.
Bentuk kesiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi
pembelajaran di Era New Normal dengan kesiapan sekolah sebagai kesiapan
belajar yang meliputi standar perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang
memungkinkan anak untuk dapat memenuhi kebutuhan sekolah serta untuk
mengasimilasi kurikulum yang ada di sekolah. Bentuk kesiapan selanjutnya
bahwa sekolah dapat dikatakan siap apabila memenuhi kriteria minimal
tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan,
standar tenaga kependidikan, standar sarana-prasarana, standar pembiayaan,
standar pengelolaan, standar penilaian, serta standar proses.
Bentuk kesiapan dalam proses pembelajaran pada Era New Normal
berupa mereka harus menerapkan berbagai kesipan baik untuk pembelajaran
yang dilakukan disekolah seperti melakukan proses skrining kesehatan
kepada kepala sekolah dan guru yang ada disekolahan, melaksanakan
penerapan protokol kesehatan, memberlakukan beberapa metode
pembelajaran yang sesuai dengan era new normal, melaksanakan komunikasi
dan kerjasama dalam pemanfaatan teknologi.
Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
peneliti dapat menyimpulkan dari setiap hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi mengenai kesiapan sekolah dalam pembelajaran di Era New
Normal di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam menyiapkan pembelajaran di
Era New Normal.
Kendala yang dihadapi sekolah pada saat pembelajaran yaitu
perubahan pada kurikulum baru, pertimbangan dari sumber daya manusia
yakni: peserta didik , guru, dan orang tua, kendala tantangan inovasi dan
implementasi pembelajaran yang sesuai dengan saat ini, pemenuhan sarana
dan prasarana untuk dapat menunjang pembelajaran yang menjadi kendala
sekolah dalam menghadapi pembelajaran di Era New Normal saat ini.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


59

Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh


III peneliti dapat menyimpulkan dari setiap hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi mengenai kesiapan sekolah dalam pembelajaran di Era New
Normal di Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III, terdapat
beberapa solusi alternatif yang dapat dilakukan sekolah dalam menyiapkan
pembelajaran di Era New Normal.
Dalam menghadapi situasi penuh ketidakpastian, proses pembelajaran
harus terus berjalan adapun solusi dari kendala yang dihadapi oleh sekolah
yaitu sekolah dapat memahami kondisi yang terjadi pembelajaran tidak dapat
berlangsung secara tatap muka tetapi jika sekolah mengkondisikan maka
pertemuan akan dilakukan secara berjarak. Melakukanidentifikasi mengenai
kondisi peserta didik dan keadaan orang tuanya. Sekolah merancang bersama
proses pembelajarang yang akan dilakukan. Dan dengan adanya solusi yang
akan diterapkan oleh pihak sekolah maka tidak menutup kemungkinan jika
pembelajaran di Era New Normal ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kesiapan sekolah dasar dalam menghadapi pembelajaran di era new
normal dengan kesiapan sekolah sebagai kesiapan belajar yang meliputi
Bentuk kesiapan dalam proses pembelajaran pada Era New Normal
berupa mereka harus menerapkan berbagai kesipan baik untuk
pembelajaran yang dilakukan disekolah seperti melakukan proses
skrining kesehatan kepada kepala sekolah dan guru yang ada
disekolahan, melaksanakan penerapan protokol kesehatan,
memberlakukan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan era
new normal, melaksanakan komunikasi dan kerjasama dalam
pemanfaatan teknologi.
2. Kendala yang dihadapi sekolah dalam menghadapi pembelajaran di Era
New Normal berupa perubahan kurikulum, pertimbangan dari sisi
sumber daya manusia (peserta didik, guru dan orang tua), sekolah
menghadapi tantangan besar untuk melakukan berbagai inovasi dalam
implementasi pembelajaran dan kendala sekolah dalam persiapan sarana
dan prasarana untuk menunjang pembelajaran.
3. Solusi yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi kendala
kesiapan sekolah dalam pembelajaran di era new normal adalah
mengenali kondisi yang terjadi, memfokuskan pada kondisi peserta didik
dan orang tua serta sarana dan prasarananya, merancang kebutuhan
pembelajaran, merancang bersama proses pendidikan yang akan
dilakukan, melaksanakan manajemen sekolah baik untuk pembelajaran
dirumahmaupun disekolah.

60
Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi
61

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Saran untuk kepala sekolah diharapkan dapat lebih aktif lagi dalam
memberikan arahan kepada guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
di era new normal dan dapat membantu serta mencari solusi agar peserta
didik tetap melaksanakan pembelajaran nya baik di rumah dan di sekolah
2. Saran untuk guru diharapkan dapat bekerjasama dalam mempersiapkan
kebutuhan sekolah agar peserta diidk dapat belajar di era new normal dan
mampu menjelaskan kepada orang tuanya,.
3. Saran untuk orang tua diharapkan dapat mendampingi anak selama
pembelajaran dari rumah dan memahami keadaan disaat pembelajaran di
sekolah.
4. Saran untuk peserta didik diharapkan untuk tetap bersemangat dalam
belajar meskipun dalam keadaan pandemi dan tetap mematuhi protokol
kesehatan yang ada.

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi


DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an Terjemahan (2015). Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus


Sunnah.
Asmuni, A. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-
19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281-288.
Anas, Z. 2019. Guru Untuk Kehidupan. Jakarta Selatan: AMP Press Dalyono.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah, S. 2019. Pembelajaran di Era New Normal. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat.
Fatmawati, K. dkk. 2021. Online Learning Based on the MIKiR Approach During
the Cobvid 19 Pandemic at MIS Muhajirin Jambi City. Journal of
Physics Faculty of Tarbiyah and Teaching UIN STS Jambi.
Gunawan, I. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Heryani, Y. & Basuni, M. 2020. Inovasi Pendidikan di Masa Pandemi. Direktorat
Sekolah Menengah Atas Cipete Jakarta Selatan.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Mansyur, A. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran
Di Indonesia. Education and Learning Journal, 1, 113-123.
Moleong, L.J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, L.J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Edisi revisi Bandung
Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta :
Depdiknas.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tanggal 19 September 2009 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
Samarenna, D. 2020. Dunia Pendidikan Dalam Pengajaran Di Era New Normal.
Jawa Tengah: STTI Harvest Semarang.

62
63

Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Siberman, M.L. (2014). Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa Cendekia.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta Surya.
Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sopian, A. (2016). Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan. Raudhah
Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88-97.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif kuailitatif
dan R&d Bandung: CV Alfabeta Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif kuailitatif
dan R&d Bandung: CV Alfabeta Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta
Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijono, A. 2020. Kesiapan Dunia Pendidikan Menghadapi Era New Normal.
IAIN Parepare Nusantara Press.
Sutarno. 2020. E-Learning pada era Covid dan Pasca Covid. Bahan presentasi.
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Tairedja, T & Faridli, E.M. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Usman. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Widha, R.T.E & Jailani, S. (2021). Strategi Guru Kelas dalam Perencanaan
Pembelajaran Online (Covid-19) di Kelas III MIN 4 Muaro Jambi.
Jurnal UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Yusnaina, M.R
Tempat, Tgl. Lahir :-
Jabatan :Kepala Sekolah
Alamat :-

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama


lokasi penelitian di cantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:

Nama :Indro Miko


Nim :204172665
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
judul :Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2 Oktober 2021


Yang menyatakan

Yusnaina, MR
NIP. 196703041993032004
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Dewi Sulistyaningsih, S.Pd
Tempat, Tgl. Lahir :-
Jabatan : Guru Kelas
Alamat :-

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama


lokasi penelitian di cantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:

Nama :Indro Miko


Nim :204172665
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
judul :Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2 Oktober 2021


Yang menyatakan

Dewi Sulistyaningsih, S.Pd


NIP. 199209022020127004
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Amron Anas, S.Pd.I
Tempat, Tgl. Lahir :-
Jabatan : Guru Agama
Alamat :-

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama


lokasi penelitian di cantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:

Nama :Indro Miko


Nim :204172665
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
judul :Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2 Oktober 2021


Yang menyatakan

Amron Anas, S.Pd.I


NIP. 198303262005011002
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Andri Iskandar, S.Pd
Tempat, Tgl. Lahir :-
Jabatan : Guru Olahraga
Alamat :-

Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama


lokasi penelitian di cantumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:

Nama :Indro Miko


Nim :204172665
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
judul :Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam
Menghadapi Pembelajaran Di Era New Normal

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2 Oktober 2021


Yang menyatakan

Andri Iskandar, S.Pd


NIP. 198609102019031002
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Instrumen yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti.
Sebagai instrumen utama, peneliti dapat dibantu dengan pedoman penelitian
atau alat-alat dokumentasi dalam proses pengumpulan data di lapangan.
Berikut ini adalah beberapa instrumen yang digunakan peneliti :

A. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi dari Responden dan
informan dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala
sekolah, dan guru Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III. Responden
dalam penelitian ini antara lain kepala sekolah, guru dan siswa Sekolah Dasar
Negeri 208/VI Pematang Pauh III. Pedoman wawancara yang digunakan oleh
peneliti yaitu sebagai berikut :

No. Objek Wawancara Instrumen


1. Letak Geografis SD Kepala Sekolah
Negeri 208/VI Bisa Ibu Jelaskan Letak Geografis SD Negeri
Pematang Pauh III 208/VI Pematang Pauh III?
2. Sejarah SD Negeri Kepala Sekolah
208/VI Pematang Pauh Bagaimana Sejarah Awal Didirikannya SD
III Negeri 208/VI Pematang Pauh III?
3. Sarana dan Prasarana Kepala Sekolah
SD Negeri 208/VI Apa Saja Sarana dan Prasarana yang ada di SD
Pematang Pauh III Negeri 208/VI Pematang Pauh III?
4. Kesiapan Sekolah Kepala Sekolah dan Guru
Dasar Negeri 208/VI Bagaimana Kesiapan Sekolah Dasar Negeri
Pematang Pauh III 208/VI Pematang Pauh III dalam Menghadapi
dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
Pembelajaran di Era
New Normal
5. Kendala Kesiapan Kepala Sekolah dan Guru
Sekolah Dasar Negeri Apa Saja Kendala Kesiapan Sekolah Dasar
208/VI Pematang Pauh Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam
III dalam Menghadapi Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
Pembelajaran di Era
New Normal
6. Solusi Kesiapan Kepala Sekolah dan Guru
Sekolah Dasar Negeri Bagaimana Solusi Kesiapan Sekolah Dasar
208/VI Pematang Pauh Negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam
III dalam Menghadapi Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
Pembelajaran di Era
New Normal

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Kepala Sekolah
1) Bisa Ibu Jelaskan Letak Geografis SD Negeri 208/VI Pematang Pauh
III?
2) Bagaimana Sejarah Awal Didirikannya SD Negeri 208/VI Pematang
Pauh III?
3) Apa Saja Sarana dan Prasarana yang ada di SD Negeri 208/VI
Pematang Pauh III?
4) Bagaimana Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
5) Apa Saja Kendala Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang
Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
6) Bagaimana Solusi Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang
Pauh III dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
2. Guru
1) Sudah Berapa Lama Bapak/Ibu Mengajar di Sekolah Dasar Negeri
208/VI Pematang Pauh III?
2) Apa yang Anda Ketahui Tentang Kesiapan Sekolah Dasar Sekolah
Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam Menghadapi
Pembelajaran di Era New Normal?
3) Bagaimana Pelaksanaan Kesiapan Sekolah Dasar Negeri 208/VI
Pematang Pauh III Dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New
Normal?
4) Apakah Ada Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Sekolah Dasar
Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam Menghadapi
Pembelajaran di Era New Normal?
5) Bagaimana Cara Anda Menghadapi Kesiapan Sekolah Dasar Sekolah
Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III Dalam Menghadapi
Pembelajaran di Era New Normal?
6) Bagaimana Upaya-Upaya yang Dilakukan Oleh Sekolah Menghadapi
Kesiapan Sekolah Dasar Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang
Pauh III Dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?
3. Siswa

1) Bagaiamana perasaanmu saat mengikuti pembelajaran pada era new


normal?
2) Apakah kamu bisa mengerjakan tugas dari bapak dan ibu guru berikan?
3) Pada era new normal bagaimana proses pembelajaran yang kamu
dapatkan?
4) Apakan kamu menggunakan media pembelajaran saat belajar di era new
normal?
5) Apa kesulitan yang di alami dalam pembelajaran tematik pada era new
normal?
B. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berupa butir-butir pertanyaan secara garis besar terhadap
hal-hal yang akan diobservasi, kemudian diperinci dan dikembangkan selama
pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang fleksibel,
lengkap, dan akurat. Berikut adalah pedoman observasi yang digunakan
peneliti dilapangan:
No. Jenis Data Objek Observasi
1. Letak Geografis SD Negeri 208/VI Keadaan dan Letak Geografis SD
Pematang Pauh III Negeri 208/VI Pematang Pauh III
2. Sarana dan Prasarana SD Negeri Sarana dan Prasarana SD Negeri
208/VI Pematang Pauh III 208/VI Pematang Pauh III
3. Kesiapan Sekolah Dasar Negeri Melihat / Mengamati Bagaimana
208/VI Pematang Pauh III dalam Kesiapan Sekolah Dasar Negeri
Menghadapi Pembelajaran di Era New 208/VI Pematang Pauh III dalam
Normal Menghadapi Pembelajaran di Era
New Normal
4. Kendala Kesiapan Sekolah Dasar Melihat / Mengamati Kendala
Negeri 208/VI Pematang Pauh III Kesiapan Sekolah Dasar Negeri
dalam Menghadapi Pembelajaran di 208/VI Pematang Pauh III dalam
Era New Normal Menghadapi Pembelajaran di Era
New Normal
5. Solusi Kesiapan Sekolah Dasar Negeri Melihat / Mengamati Solusi
208/VI Pematang Pauh III dalam Kesiapan Sekolah Dasar Negeri
Menghadapi Pembelajaran di Era New 208/VI Pematang Pauh III dalam
Normal Menghadapi Pembelajaran di Era
New Normal
C. Pedoman Dokumentasi
No. Jenis Data Objek Observasi
1. Letak Geografis SD Negeri 208/VI Data Dokumentasi tentang Letak
Pematang Pauh III Geografis SD Negeri 208/VI
Pematang Pauh III
2. Sejarah SD Negeri 208/VI Data Dokumentasi tentang Sejarah
Pematang Pauh III SD Negeri 208/VI Pematang Pauh
III
3. Visi dan Misi SD Negeri 208/VI Data Visi dan Misi SD Negeri
Pematang Pauh III 208/VI Pematang Pauh III
4. Struktur Organisasi dan Data Struktur Organisasi dan
Kepengurusan SD Negeri 208/VI Kepengurusan SD Negeri 208/VI
Pematang Pauh III Pematang Pauh III
5. Sarana dan Prasarana SD Negeri Data Sarana dan Prasarana SD
208/VI Pematang Pauh III Negeri 208/VI Pematang Pauh III
LAMPIRAN 3
TRANSKIP WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH

Identitas Diri
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Alamat Sekolah : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Nama Kepala Sekolah : Yusnaina, MR
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 20 September 2021

Peneliti : Assalamu’alaikum Wr.Wb. bu


Informan : Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Peneliti : Maaf bu mengganggu waktunya, jika diperbolehkan saya
ingin melakukan wawancara bersama ibu
Informan : Iya boleh silahkan
Peneliti : Jadi bu saya saat ini sedang meneliti tentang kesiapan sekolah
dasar negeri 208/VI Pematang Pauh III dalam menghadapi
pembelajaran di era new normal, namun sebelumnya saya
ingin tau bagaimana sejarah berdirinya sekolah ini bu?
Informan : Pada tahun 2011 Bapak bupati H. Nalim meresmikan SD
tersebut dan No nya 208/VI Pematang Pauh III dan kepala
sekolahnya yaitu Bapak Amisro dari tahun 2011 sampai 29
Maret 2014. Pada tanggal tersebut dilantiklah kepala sekolah
yang baru yaitu Ibuk Yusnaina menjadi kepala SD Negeri
208/VI Pematang Pauh III sampai sekarang.
Peneliti : Berapa jumlah peserta didik sekolah dasar negeri 208/VI
Pematang Pauh III pada saat ini?
Informan : peserta didiknya berjumlah 43 siswa pada tahun ini
Peneliti : Bagaimana dengan latar belakang pendidikan dari tenaga
pendidik yang ada di sekolah dasar negeri 208/VI Pematang
Pauh III?
Informan : seluruh tenaga pengajar yang ada di sekolah dasar negeri
208/VI Pematang Pauh III sudah menempuh pendidikan S1
Peneliti : berapa jumlah keseluruha guru yang ada di sekolah dasar
negeri 208/VI Pematang Pauh III?
Informan : kalau gurunya disini berjumla 13orang termasuk kepala
sekolah, guru kelas, guru agama, guru penjas, guru kontrak
daerah dan guru komite
Peneliti : Baik bu sekarang saya akan mulai pertanyaan yang berkaitan
dengan penelitian yang saya angkat
Informan : Iya silahkan saja
Peneliti : Bagaimana kesiapan yang ibu lakukan pada pembelajaran di
era new normal pada saat ini?
Informan : Kami selaku kepala sekolah memberikan arahan kepada para
guru agar pada saat memasuki pembelajaran di Era New
Normal guru sudah mempersiapkan ataupun mengetahui
kesiapan-kesiapan yang akan dibutuhkan sekolah untuk
memberikan pembelajaran bagi anak didiknya pada masa ini
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak
menghilangkan ketentuan-ketentuan pembelajarana yang
berlaku disekolah
Peneliti : Apakah pada masa ini sekolah ibu tetap melaksanakan
pembelajaran disekolah, dan bagaimana pendapat ibu?
Informan : Iya, bagi sekolah yang ingin melaksanakan sekolah tatap
muka pada era new normal saat ini hendaknya sekolah
memastikan keadaan daerah yang mereka tempati jika
memungkinkan untuk bertemu dengan peserta didik maka akan
diterapkan dan tidak melupakan protokol kesehatan yang ada
dan selalu menjaga kesahatan, jika daerah tersebut tidak
termasuk zona yang aman maka akan dilaksanakan
pembelajaran daring, dan untuk saat ini sekolahan kami masih
dalam keadaan yang baik sehingga kami dapat menerapkan
sekolah yang berbasis tatap muka, ada kala belajar dirumah
dengan pengambilan tugas yang diberikan oleh sekolah,yang
terpenting disini mau dimanapun mereka berada belajar tetap
akan dilaksanakan dan sekolah akan siap pada keadaan apa
pun
Peneliti : Apakah ibu menemukan adanya kendala dalam pelaksanaan
kesiapan sekolah dalam proses pembelajaran pada era new
normal?
Informan : Dalam memulai pembelajaran yang baru setiap kepala
sekolah dan guru menemukan berbagai kendala untuk
melaksanakan nya dikarenakan kita belum memahami dan
belum terbiasanya akan hal tersebut, tetapi kini kita akan terus
berusaha seoptimal mungkin untuk dapat memperbaiki kendala
yang muncul. Adapun salah satu contoh yang dihadapi
mengenai kurikulum pelaksanaan pola PJJ yang mengharuskan
kami untuk mempersiapkan ulang penyederhanaan kurikulum
yang seharusnya sudah dibuat tetapi kami diharuskan untuk
melihat keadaan yang sekarang, sehingga kurikulum yang baru
diharuskan koresponden dengan pembelajaran yang ada
Peneliti : Apakah ibu menemukan adanya solusi dari kendala yang ada
dalam pelaksanaan kesiapan sekolah dalam proses
pembelajaran pada era new normal?
Informan : Dalam melaksanakan pembelajaran pada Era New Normal
kesiapan sekolah menerapkan beberapa solusi yang dapat
digunakan agar berlangsnungnya proses pembelajaran setiap
guru setidaknya mmepunyai solusi nya masing-masing yang
dapat menyesuaikan dengan pembelajaran yang akan
diterapkan seperti yang bisa dilakukan mengenali kondisi yang
terjadi saat ini dalam prosedur kesehatan menjadi syarat untuk
tatap muka dan pertemuan fisik dilakukan secara berjarak
Peneliti : Baik bu terimakasih atas informasi yang telah ibu berikan
kepada kami, mohon maaf apabila menganggu waktu ibu
Informan : Tidak apa-apa, iya sama-sama
TRANSKIP WAWANCARA
GURU KELAS

Identitas Diri
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Alamat Sekolah : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Nama Kepala Sekolah : Dewi Sulistyaningsih, S.Pd
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 20 September 2021

Peneliti : Assalamu’alaikum Wr.Wb. bu


Informan : Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Peneliti : Maaf bu mengganggu waktunya, jika diperbolehkan saya
ingin melakukan wawancara bersama ibu
Informan : Iya boleh silahkan
Peneliti : Apakah ada kesulitan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran pada era new normal saat ini bu?
Informan : Iya ada, mereka kesulitan dalam penyesuaian metode
pembelajaran baru yang mana pembelajaran dilakukan secara
daring dan jika dilaksanakan di sekolah pun mereka tidak
melakukan halyang seperti biasanya, yang mana mereka harus
mengatur jarak dan menerapkan protokol kesehatan.
Peneliti : Bagaimana dengan ibu sendiri bu, apakah ibu juga
menpunyai kesulitan didalam mengajar?
Informan : Iya saya juga mendapat kesulitan dikarenakan kita harus
berhati-hati dalam melawan virus dan menjaga anak didik
untuk selalu menjada protokol kesehatan
Peneliti : Kesiapan sekolah yang seperti apakah yang di terapkan
kepada anak-anak nantinya?
Informan : kesiapan dalam pembejaran yang nantinya ada dalam
keadaan daring, luring, maupun campuran daring dan luring
Peneliti : Apakah anak dapat memahami keadaan yang sekarang ini?
Informan : Ada sebagian anak yang mengeerti da nada yang belum
mengetahui mengenai penerapak peraturan baru yang
dilakukan disekolah dikarenakan adanya pandemic ini
Peneliti : Apakah pembelajaran seperti ini dapat menganggu hasil
belajar siswa yang seperti biasanya?
Informan : Iya dikarenakan ketidakefisienan waktu untuk belajar,
pembatasan waktu belajar dan kesediaan sarana dan prasarana
yang tidak memungkinkan
Peneliti : Baiklah terimakasih ibu sudah mau meluangkan waktu nya
untuk bersedia diwawancarai
Informan : Iya sama-sama
TRANSKIP WAWANCARA
GURU AGAMA

Identitas Diri
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Alamat Sekolah : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Nama Kepala Sekolah : Amron Anas, S.Pd.I
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 20 September 2021

Peneliti : Assalamu’alaikum Wr.Wb. pak


Informan : Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Peneliti : Maaf pak mengganggu waktunya, jika diperbolehkan saya
ingin melakukan wawancara bersama Bapak
Informan : Iya boleh silahkan
Peneliti : Apakah ada kesulitan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran pada era new normal saat ini pak?
Informan : Iya ada, mereka kesulitan dalam menyesuaikan dengan
protokol kesehatan yang memberlakukan jaga jarak karna
mereka terbiasa dalam keadaan gerak yang bebas
Peneliti : Bagaimana dengan bapak sendiri, apakah bapak juga
menpunyai kesulitan didalam mengajar?
Informan : Iya saya juga mendapat kesulitan dikarenakan pada saat
pembelajaranyang melakukan praktek sangat sulit diajarkan
sehingga peserta didik juga sulit memahami terlebih lagi
jikakeadaanyang diharus kanpembelajaran dari rumah
Peneliti : Kesiapan sekolah yang seperti apakah yang di terapkan
kepada anak-anak nantinya?
Informan : kesiapan dalam keadaan sarana dan prasaana yang dapat
menunjang pembelajaran disekolah serta sarana dan prasarana
yang menjadi protokol kesehatan
Peneliti : Apakah anak dapat memahami keadaan yang sekarang ini?
Informan : Ya mereka ada yang memahami , ada sebagaian anak yang
menyukai pembelajaran yang berbatas waktu tetapi juga ada
anak yang kurang dikarenakan anak tidak dapat
mengertipembelajaran
Peneliti : Apakah pembelajaran seperti ini dapat menganggu hasil
belajar siswa yang seperti biasanya?
Informan : Iya dikarenakan factor sarana dan prasarana, proses
pembelajaran dan waktu belajar
Peneliti : Baiklah terimakasih pak sudah mau meluangkan waktu nya
untuk bersedia diwawancarai
Informan : Iya sama-sama
TRANSKIP WAWANCARA
GURU OLAHRAGA

Identitas Diri
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Alamat Sekolah : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Nama Kepala Sekolah : Andri Iskandar, S.Pd
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 20 September 2021

Peneliti : Assalamu’alaikum Wr.Wb. pak


Informan : Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Peneliti : Maaf pak mengganggu waktunya, jika diperbolehkan saya
ingin melakukan wawancara bersama Bapak
Informan : Iya boleh silahkan
Peneliti : Apakah ada kesulitan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran pada era new normal saat ini pak?
Informan : Iya tentu ada mereka tidak dapat belajar secara optimal dan
tidak mengerti pembelajaran yang berlangsung
Peneliti : Bagaimana dengan bapak sendiri, apakah bapak juga
menpunyai kesulitan didalam mengajar?
Informan : tentu, karana pada pembelajaran olahraga diharuskan anak
yang banyak berinteraksi diluarkelas tetapi saat ini dibatasi
sehingga anak diharuskan belajar di dalam ruangan
Peneliti : Kesiapan sekolah yang seperti apakah yang di terapkan
kepada anak-anak nantinya?
Informan : kesiapan dalam memberlakukan bermacam metode yang
dibuat guru sehingga pembelajaran tetap berlangsung
Peneliti : Apakah anak dapat memahami keadaan yang sekarang ini?
Informan : Ya mereka memahami dan mengerti keadaan sekarang tetapi
mereka juga sangat berharap pembelajaranyang seperti dulu
Peneliti : Apakah pembelajaran seperti ini dapat menganggu hasil
belajar siswa yang seperti biasanya?
Informan : Iya dikarenakan banyak anak yang kurang serius dan
terlalubosan dengan teori dengan tidak adanya praktek
Peneliti : Baiklah terimakasih pak sudah mau meluangkan waktu nya
untuk bersedia diwawancarai
Informan : Iya sama-sama
TRANSKIP WAWANCARA
GURU KONTRAK DAERAH

Identitas Diri
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Alamat Sekolah : Jln. Depati Renah Udo Pematang Pauh Kecamatan
Jangkat Timur Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
Nama Kepala Sekolah : Et Sumartin, S.Pd.I
Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 20 September 2021

Peneliti : Assalamu’alaikum Wr.Wb. bu


Informan : Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Peneliti : Maaf bu mengganggu waktunya, jika diperbolehkan saya
ingin melakukan wawancara bersama Ibu
Informan : Iya boleh silahkan
Peneliti : Apakah ada kesulitan yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran pada era new normal saat ini bu?
Informan : Iya ada anak-anak pada saat ini anak-anak sulit dalam
berinteraksi dnegan teman dan orang yang ada disekolah
Peneliti : Bagaimana dengan ibu sendiri, apakah ibu juga menpunyai
kesulitan didalam mengajar?
Informan : Ada, dengan keadaan anak dan keadaanorang tua yang
menginginkan anak nya tetap belajar disekolah tidak dirumah
dikarenakan di rumah anak tidak mempunyai sarana yang
membatu dan orang tua yang terlalu sibuk sehingga anak harus
belajar di sekolah yang dengan peraturan yang ketat
Peneliti : Kesiapan sekolah yang seperti apakah yang di terapkan
kepada anak-anak nantinya?
Informan :kesiapan dalam kesehatan kami para guru untukmengajar dan
dari sekolah yang menyiapkan protokol kesehatan
Peneliti : Apakah anak dapat memahami keadaan yang sekarang ini?
Informan : Ya dikarenakan semua daerah sudah terdampak penyakit ini
Peneliti : Apakah pembelajaran seperti ini dapat menganggu hasil
belajar siswa yang seperti biasanya?
Informan : tentu, anak menjadimalas untuk belajar
Peneliti : Baiklah terimakasih bu sudah mau meluangkan waktu nya
untuk bersedia diwawancarai
Informan : Iya sama-sama
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto saat mewawancarai kepala sekolah SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

Foto saat mewawancarai guru SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III


Foto saat mewawancarai guru SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

Foto saat mengamati guru bersama siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III
Foto siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III

Foto siswa SD Negeri 208/VI Pematang Pauh III


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)

Nama : Indro Miko


Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Talang Tembago, 04 Juni 1999
Alamat : Mendalo
Pekerjaan : Mahasiswa
Email : indromiko@gmail.com

No. Kontak : 082378850038

Pengalaman-PengalamanPendidikan Formal :
1. SD Negeri 162/VI Pematang Pauh II. Tamatan Tahun 2011
2. MTS Negeri Bangko. Tamatan Tahun 2014
3. MA Laboratorium Kota Jambi. Tamatan Tahun 2017
4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi . Tamatan Tahun 2021

Motto Hidup :
“ YAKUSA”

Jambi, Oktober 2021


Penulis

Indro Miko
NIM.204172665

Anda mungkin juga menyukai