Anda di halaman 1dari 91

STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAMMENGATASI

BULLYING MELALUI PENANAMAN NILAI KEISLAMAN


DI MADRASAH TSANAWIYAH NURULIMAN
ULU GEDONG SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

NUR HASANAH
NIM. TP.161541

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
STRATEGI GURU AKIDAH AKHLAK DALAMMENGATASI
BULLYING MELALUI PENANAMAN NILAI KEISLAMAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH NURULIMAN
ULU GEDONG SEBERANG KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan

NUR HASANAH
NIM. TP.161541

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
NOTA DINAS
Tgl
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Halaman
Revisi
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Hal : NotaDinas
Lampiran :

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi
Assalamu‟alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : NurHasanah
NIM : TP.161541
JudulSkripsi : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi
Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Agama Islam sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu dalam dunia Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam. Dengan ini kami
mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera
dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, Agustus 2020


Mengetahui
PembimbingI

Dr. H. Hidayat, M.Pd


NIP .196401121994011001

ii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

NOTA DINAS
Tgl
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Halaman
Revisi
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Hal : NotaDinas
Lampiran :

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi
Assalamu‟alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skiripsi saudari;
Nama : Nur Hasanah
NIM : TP.161541
JudulSkripsi : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi
Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan
Agama Islam sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu dalam dunia Pendidikan Agama Islam.Dengan ini kami mengharapkan agar
skiripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Jambi, Agustus 2020


Mengetahui
Pembimbing II

Ridwan, S.Psi, M.Psikologi


NIP. 19731016 2007011 017

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun


sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan Ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Jambi, 5 Agustus 2020

Nur Hasanah
TP.161541

iv
PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur yang besar kepada Allah SWT. Skripsi ini
saya persembahkan kepada yang terhormat:
1. Ayahanda Syakirun yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini dan memberikan dukungan moril
2. Ibunda Halimah yang telah memberikan cinta, kasih dan sayangnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan penuh
perjuangan.
3. Kakak tercinta M. Yasin, Muslimin, Misnandi, Siti Aminah yang selalu
memberi arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Adik tercinta Annisa Rahmatika yang selalu memberi semangat dalam
penulisan ini.
5. Keluarga besar penulis yang telah mendoakan, memberi motivasi dan
semangat kepada penulis

Terima kasih kepada semuanya yang mungkin tidak bisa saya sebutkan,
dengan dukungan kalian semua akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah S1 di
UIN STS Jambi.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Sholawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA., Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI, Dr. As‟ad, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum, Selaku
Warek I, II, III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, Selaku Dekan Fakutas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Risnita, M.Pd., Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, dan Dr.Yusria, S.Ag, M.Ag,
Selaku Wadek I, II, III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Mukhlis, M.Pd.I dan Habib Muhammad, M.Ag. I, Selaku Kaprodi dan
Sekprodi.
6. Dr. H. Hidayat, M.Pd Selaku dosen Pembimbing I dan Ridwan,S.Psi,
M. Psikologi Selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak dan ibuk dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya Dosen
Jurusan Pendidikan Agama Islam atas ilmu dan didikan yang telah bapak ibuk
berikan.

vi
8. Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Seberang Kota Jambi
beserta jajarannya.
9. Sahabat-Sahabat Mahasiswa PAI E yang telah menjadi patner diskusi dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat yang memberikan penulis motivasi dan dukungan hingga
akhir sampai skripsi ini selesai.

Akhirnya Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan


amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.

Jambi, Agustus 2020


Penulis

Nur Hasanah
NIM. TP.161541

vii
MOTTO

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-


olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan
pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain,
(karena) boleh jadi perempuan yang diolok-olokkan lebih baik dari
perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela
satu sama lain, dan jangan lah saling memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.(Q.S.Al-Hujarat Ayat
11)

viii
ABSTRAK

Nama : Nur Hasanah


Nim : TP.161541
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Bullying Melalui
Penanaman Nilai Keislaman Di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi.

Skripsi ini membahas tentang Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam


mengatasi perilaku bullying, Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi pada
siswa dan solusi guru Akidah Akhlak dalam mengatasi perilaku bullying pada
siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi
Provinsi Jambi. Strategi guru Akidah Akhlak dalam mengatasi bullying pada
siswa dengan cara memberikan pendidikan agama yang kuat, menghukum siswa
yang melakukan bullying dan meningkatkan kerjasama yang baik dengan siswa,
Bentuk-bentuk perilaku bullying yang sering terjadi seperti bullying verbal dan
bullying fisik, Memberi julukan kepada korban dan mendorong korban, solusi
guru Akidah Akhlak dalam mengatasi bullying seperti peran aktif kepala
sekolah, guru kelas, guru BK dan orang tua atau wali murid.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder,
tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi, data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan
menggunakan analisis domain, analisi taksonomi dan analisis kompensial. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa ada Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam
Mengatasi Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi

Kata kunci : Strategi, Akidah Akhlak dan Bullying

ix
ABSTRACT

Name : Nur Hasanah


Numberofstudent : TP. 161541
Department : Islamic Education
Title : The Strategy Of Moral Teacher In Overcoming Bullying
Throught The Cultivation Of Religious Velues In
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Across
From Jambi City Jambi Province

This thesis discusses the strategy of moral teacher in overcoming bullyin, a


form of bullying behavior that occurs in student and the solution of the moral
teacher in overcoming bullying behavior in students in Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Ulu Gedong Acros From Jambi City Jambi Province. The Teacher’s
strategy of moral teacher in overcoming bullying to students by providing strong
religious education, punish students who bully and promote good cooperation
whit students. Forms of bullying behavior that often occur such veral bullying
and physical bullying, nicknamed the victim and encouraged the victim,
solutions of moral teacher in overcoming bullying such as the active role of the
principal, classroom teacher, BK teachers and parents or guardians ofstudents.
The author in this study uses qualitative research data types used in this
study include primary data and secondary data, data collection techniques used
are observation, interviews and documentation, data that has been collected and
then processed using domain analysis, taxonomic analysis and comparative
analysis. The results of this study indicate that there are the The Strategy Of
Moral Teacher In Overcoming Bullying Throught The Cultivation Of Religious
Velues In Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Across From Jambi
City Jambi Province onstudents.

Keywords: Strateg , Morals and Bullying

x
DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................................................. ii


PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Fokus penelitian................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
D. Tujuan dan kegunaan penelitian .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori.. ....................................................................................... 7
B. Studi relevan ........................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan metode penelitian ....................................................... 25
B. Setting dan subjek penelitian ................................................................ 25
C. Jenis dan sumber data ........................................................................... 26
D. Teknik pengumpulan data .................................................................... 28
E. Teknik analisis data .............................................................................. 30
F. Uji Keterpercayaan Data ...................................................................... 31
G. Jadwal penelitian .................................................................................. 33

BAB IV TEMUANDAN PEMBAHASAN


A. Temuan umum ...................................................................................... 34
B. Temuan khusus ..................................................................................... 46
1. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman ........................................................... 47
2. Strategi guru akidah akhlak dalam mencegah perilaku
bullying pada siswa ................................................................... 51
3. Solusi guru akidah akhlak dalam mengatasi masalah bullying
pada siswa ................................................................................. 55

xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................... 60
C. Penutup ................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1Jadwal penelitian ............................................................................... 33
Tabel 4.1 Pembagian jam mata pelajaran ......................................................... 39
Tabel 4.2 Struktur sekolah ................................................................................ 40
Tabel 4.3 Keadaan guru .................................................................................... 42
Tabel 4.4 Keadaan siswa .................................................................................. 43
Tabel 4.5 Keadaan sarana prasarana ................................................................. 45

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen pengumpulan data


Lampiran 2 Daftar informan
Lampiran 3 Daftar responden
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Foto Hasil wawancara
Lampiran 6 Kartu bimbingan skripsi
Lampiran 7 Daftar Riwayat hidup

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses
pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
dijadikan tempat untuk melaksanakan semua proses pembelajaran secara
optimal dan bermutu untuk melahirkan siswa yang berkualitas.
Pembelajaran disekolah bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
belajar dengan baik dengan diarahkan para pendidik yang ada disekolah.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa, dimana pada masa ini remaja memiliki
kematangan emosi, sosial, fisik, dan psikis. Remaja juga merupakan
tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase
dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan
mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik
yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan,
agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Kondisi psikis remaja pada masa ini masih sangat labil. Biasanya
mereka selalu ingin tahu dan dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau
diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, teman sepermainan dan di masyarakat. Semua pengetahuan dan
pengalaman yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun
negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan
kepribadian masing-masing.
Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan
yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar
sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian setiap remaja. Lemahnya
kondisi tersebut membuat seseorang akan berdampak pada terjadinya
masalah di kalangan remaja, misalnya bullying yang sekarang kembali
mencuat di media. Kekerasan di sekolah ibarat fenomena gunung es yang

1
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
2

nampak ke permukaan hanya bagian kecilnya saja. Akan terus berulang


jika tidak ditangani secara tepat dan berkesinambungan dari akar
persoalannya.
Bullying sendiri adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak
anak-anak dan remaja di sekolah. Perilaku bullying dapat berupa ancaman
fisik atau verbal. Bullying terdiri dari perilaku langsung seperti mengejek,
mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu
atau lebih siswa kepada korban atau anak yang lain
Bullying ini berdampak kepada korban seperti mengalami berbagai
macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang menurun
atau rendah, dimana siswa yang menjadi korban bullying akan merasa
takut, tidak nyaman, rendah diri, tidak berharga. Selain itu siswa yang
menjadi korban bullying memiliki penyesuaian diri yang rendah yaitu
dengan takut pergi ke madrasah yang dapat mengakibatkan prestasi
akademik menjadi menurun. Dampak secara fisik yaitu siswa korban
bullying mengalami kesakitan pada anggota badan seperti banyak yang
dapat kita lihat di media massa.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peran untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Disisi lain seorang guru juga harus
mampu memahami siswanya baik secara personal maupun keseluruhan,
dikarenakan setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda.
Semakin guru memahami karakteristik kebutuhan peserta didik, maka
seorang pendidik akan semakin yakin untuk mengajar mereka dengan cara
yang paling efektif.
Sebagaimana yang termuat dalam UUD 1945 pasal 28 B (ayat 2):
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” Begitu
juga dalam UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 pasal 54: “Anak di
dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan
yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di
3

dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya”Dari


Undang-Undang tersebut di atas bahwa guru mempunyai peran dan
tanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik baik di lingkungan
madrasah maupun di luar madrasah. (UU, 2002 : 23)
Penanggulangan bullying di madrasah sudah menjadi kewajiban dan
perlu dilaksanakan oleh semua warga madrasah termasuk guru Akidah
Akhlak. Guru Akidah Akhlak mempunyai tugas yang cukup urgen dalam
menginternalisasikan moral yang bernilai Islam supaya dalam keseharian
peserta didik mampu menunjukkan perilaku yang berakhlak mulia.
Dengan alasan nilai moral yang didasarkan pada agama akan dijadikan
pegangan hidup, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang
hayat, tidak dipengaruhi waktu, tempat dan keadaan.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peran untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Disisi lain seorang guru juga harus
mampu memahami siswanya baik secara personal maupun keseluruhan,
dikarenakan setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda.
Semakin guru memahami karakteristik kebutuhan peserta didik, maka
seorang pendidik akan semakin yakin untuk belajar, dengan cara yang
paling efektif.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas
cakupannya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko
mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi
korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti
depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga
dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan
ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan
penurunan semangat belajar dan prestasi akademis. (Zakiyah, 2017 : 325)
Berdasarkan pengamatan awal penulis, perilaku bullying semacam ini
sangat ditentang oleh setiap sekolah karena perilaku tersebut
4

sangat bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan.


Termasuk di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman, di sekolah ini sangat
ketat peraturannya dalam hal pemberantasan bullying yang hal ini diambil
dari salah satu tujuan Madrasah Nurul Iman yakni untuk menumbuh
kembangkan kebiasaan berperilaku terpuji seperti berperilaku jujur,
disiplin, suka beramal sholeh, dan bertanggung jawab. Disertai dengan
penerapan kurikulum 2013 yang telah diberlakukan di Madrasah ini dalam
pengembangan akhlak dan karakter siswa.

Akan tetapi dari semua prinsip dan tujuan di atas sangat bertentangan
dengan realita yang terjadi di sana, ditemukan bahwasanya di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman ini masih banyak siswa-siswi yang melakukan
aksi perilaku bullying, terutama bullying secara verbal. Hal tersebut
didasarkan pada temuan kami yang melihat banyaknya perilaku siswa
yang menghina satu sama lain, mengejek, memaki, memberi julukan jelek,
serta berkata kotor. Hal ini tidak hanya dilakukan sehari atau dua hari
melainkan dilakukan setiap hari baik untuk pelajar laki-laki maupun
pelajar perempuan. Dari observasi itu, siswa yang melakukan perilaku
bullying secara verbal ini cenderung lebih banyak terjadi di kelas VIII dan
penulis memfokuskan di kelas VIII yang terdiri dari 26 siswa. Hal ini
didasari karena penulis sering sekali melihat adanya perilaku bullying
secara verbal di antara mereka. (Observasi 01 November 2019)
Melihat hal tersebut diperlukannnya strategi guru dalam mencegah
permasalahan bullying, terlebih guru Agama yaitu guru Akidah Akhlak,
sebab guru akidah akhlak memegang peranan penting dalam
menyempurnakan akhlak serta moral dan menjauhkan anak-anak ke dalam
perilaku yang tidak terpuji. Guru akidah akhlak yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman dengan strategi dari para guru akidah tersebut
diharapkan akan menjadi tolak ukur perkembangan perilaku siswa di masa
yang akan datang. Sehingga dari hal tersebut penulis berniat untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Guru Akidah Akhlak
Dalam Mengatasi Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di
5

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi


Provinsi Jambi’’
B. FOKUS PENELITIAN
Fokus pada penelitian ini yakni dilakukan di kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman yang dibahas adalah Strategi Guru Akidah
Akhlak Dalam Mengatasi Bullying Siswa Melalui Penanaman Nilai
Keislaman Dimadrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota
Seberang Provinsi Jambi.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana Bentuk Perilaku Bullying Yang Terjadi Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman?
2. Bagaimana Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mencegah
Perilaku Bullying Pada Siswa?
3. Apa Solusi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Masalah
Bullying Pada Siswa?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk perilaku bullying yang
terjadi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi guru akidah akhlak dalam
mencegah perilaku bullying pada siswa.
c. Untuk mengetahui bagaimana solusi guru akidah akhlak dalam
mencegah masalah bullying pada siswa.
6

2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
1. Menambahkan pengetahuan dalam mengatasi perilaku
bullying disekolah.
2. Sebagai rujukan dan referensi bagi pihak guru dalam
mengambil langkah mencegah permasalahan bullying pada
siswa yang ia didik.
b. Secara Praktis
1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan menjadi bahan
pedoman bagi para guru dalam mengembangkan
kemampuan sebagai guru yang profesional.
2. Bagi pribadi penulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Strategi
Pengertian strategi dari segi bahasa diartikan sebagai suatu siasat, kiat,
taktik, trik, atau cara dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. (Ikbal, 2013 : 242) Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan
militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (Operasi) peperangan,
terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam
polisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh
kemenangan. Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis
kekuatan musuh yang meliputi jumlah personal, kekuatan senjata, kondisi
lapangan, posisi musuh, dan sebagainya. Dalam perwujudannya, strategi
tersebut akan dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut menjadi tindakan-
tindakan nyata dalam medan pertempuran.
Istilah strategi dewasa ini banyak dipakai oleh bidang-bidang ilmu
lainnya, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Secara umum strategi
mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kemudian jika dihubungkan
dengan kegiatan belajar mengajar, maka strategi dalam artian khusus bisa
diartikan sebagai pola umum kegiatan yang dilakukan guru-murid dalam
suatu perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.
Pemilihan strategi haruslah dipilih strategi yang tepat, pengajaran yang
diberikan kepada anak didik tidak bersifat paksaan bahkan perilaku
pemimpin kadang tidak perlu dilakukan. Sebagai gantinya, para pendidik
harus bersikap ngemong atau among. Para guru seharusnya tidak
mengajarkan pengetahuan mengenai dunia secara dogmatic. Sebaliknya
mereka hanya berada di belakang anak didik sambil memberi dorongan
untuk maju, secara khusus mengarahkan ke jalan yang benar, dan mengawasi
jika anak didik menghadapi bahaya atau rintangan. Anak didik harus

7
8

memiliki kebebasan untuk maju menurut karakter masing-masing dan untuk


mengasah hati nuraninya. Dengan demikian tugas pendidik adalah
memikirkan dan memilih strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
serta karakteristik anak didiknya. (Asrori, 2013 : 164)
Di bidang pendidikan, kata strategi dapat diterapkan pada kegiatan
mengajar, guru dalam istilah strategi mengajar ataupun pada kegiatan belajar
siswa dalam istilah strategi mengajar. Strategi mengajar dimaknai sebagai
seni dan pengetahuan untuk memberdayakan berbagai komponen di dalam
kegiatan mengajar. Sebaliknya, strategi belajar secara umum dimaknai
sebagai seni dan pengetahuan dalam mengembangkan kegiatan belajar.
(Imam, 2012 : 22)
Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak
begitu terinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti
yang dicantumkan dalam rencana instruksional atau persiapan satuan
pelajaran. (Nasution, 1999 : 79) Agar proses pembelajaran itu dapat berjalan
secara optimal, maka guru perlu membuat strategi, yaitu “strategi belajar
mengajar”. Kata strategi sendiri dapat diartikan sebagai suatu rencana
kegiatan yang dirancang secara seksama untuk mencapai tujuan yang
ditunjang atau didukung oleh hasil pemilihan pengetahuan atau keterampilan
yang telah dikuasai. Strategi belajar mengajar atau strategi pembelajaran
(Teaching Strategy) merupakan pola kegiatan pembelajaran yang berurutan
yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu
hasil belajar siswa yang diinginkan.
Strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk
mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Strategi dibutuhkan
berhubungan dengan proses penerimaan yang sesungguhnya amat kompleks.
Dengan suatu strategi tertentu, perancang dapat menilai semua kemungkinan
yang penting untuk dapat sampai pada keputusan/penyelesaian dalam rangka
mencapai tujuan sistem yang telah ditetapkan. Metode digunakan untuk
merealisasikan rencana yang telah ditetapkan. Dengan demikian, satu
9

strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa metode. (Hamalik, 2009 :


19)
Dalam kegiatan belajar mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, memerlukan wawasan yang mantap dan utuh
tentang kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mengetahui dan
memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar
mengajar itu terjadi serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga
tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan memiliki strategi seorang guru akan mempunyai pedoman
dalam bertindak yang berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan yang
mungkin dapat dan harus ditempuh. Sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan langsung secara sistematis, terarah, lancar dan efektif.
(Mufarrokah, 2009 :1)
2. Guru Akidah Akhlak
a. Pengertian Guru Akidah Akhlak
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2005 :3)
Berbicara masalah peranan dan tanggung jawab guru akidah
akhlak dalam pendidikan agama islam tidak jauh berbeda dengan
peranan tanggung jawab guru secara umum, yang bisa berbeda hanya
dengan dari segi pengertiannya, sedangkan dari segi pelaksanaanya
tidak jauh berbeda, bahkan selalu beriringan atau sama. Tanggung
jawab adalah tugas dilaksanakan sedangkan peranan adalah jalan
untuk melaksanakan tugas. Guru adalah seorang yang pekerjaannya
mendidik dan membimbing anak, atau profesi nya sebagai pengajar.
Kemudian pendapat lain mengatakan bahwa guru adalah individu
10

yang mampu melaksanakan tugas mendidik dalam satu situasi


pendidikan untuk mencapai pendidikan. (Yusuf, 1994 : 3)
Guru akidah akhlak adalah tenaga pendidik yang diangkat
dengan tugas khusus mendidik dan mengajar dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam.
Menurut Dzakiyah Daradjat mengatakan bahwa guru adalah
pendidik professional karenanya secara impilisit telah merelakan
dirinya menerima memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul
dipundak orang tua. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa guru adalah
seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat
memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing
muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-
lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain,
selain itu perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia memiliki
kemampuan dan kelemahan. (Zakiyah , 1992 : 266)
Guru akidah akhlak adalah guru yang mengajar salah satu
pelajaran agama dimana tugas guru disini mewujudkan peserta didik
secara Islami dan dalam pelajaran akidah akhlak itu sendiri
membahas tentang tingkah laku dan keyakinan iman. Dilingkungan
sekolah seorang guru agama Islam terutama guru akidah akhlak
memiliki peran cukup besar untuk menanamkan Islam kedalam diri
peserta didik. Hal ini bertujuan agar terbentuk karakter atau perilaku
yang dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik dalam menghadapi
pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan luar. Sehingga
pembelajaran yang dilakukan guru akidah akhlak sangat
mempengaruhi perubahan perilaku siswa.
Jadi guru akidah akhlak merupakan orang yang melakukan
kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap
peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran (menjadi
muslim yang beriman dan bertakwa kepada allah SWT, serta
11

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara).
b. Syarat-syarat menjadi guru akidah akhlak
Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka
untuk menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat.
Beberapa di antaranya ialah:
1. Harus memiliki bakat sebagai guru.
2. Harus memiliki keahlian sebagai guru.
3. Memiliki keperibadian yang baik dan terintegrasi.
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila.
8. Guru adalah seorang warga negara yang
baik. (Syamsu dan Sugandhi , 2013 :139)
c. Sifat-sifat Guru
Menurut Al-Ghazali seorang yang memiliki akal sempurna dan
akhlak yang terpuji baru boleh menjadi guru. Selain itu, guru juga
harus didukung dengan sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang
harus dimiliki guru menurut Al-Ghazali adalah sebagai berikut:
1. Rasa kasih sayang dan simpatik.
2. Tulus ikhlas.
3. Jujur dan terpercaya.
4. Lemah lembut dalam member nasihat.
5. Berlapang dada.
6. Memperlihatkan perbedaan individu.
7. Mengajar tuntas (tidak pelit terhadap ilmu).
8. Memiliki idealisme. (Barnawi dan Arifin , 2016 :93)
12

d. Peran Guru
1. Guru Sebagai Pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah
(kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami
dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu.
Selain dari itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap,
keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan
sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
2. Guru Sebagai Pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar
mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan
masalahnya sendiri, mengenal dirinya sendiri, dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan bantuan
guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan
pendidikan, kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam
hubungan sosial, dan interpersonal.Karena itu setiap guru perlu
memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok,
penyuluhan individual, teknik mengumpulan keterangan, teknik
evaluasi, statistik penelitian, psikologi keperibadian, dan
psikologi belajar.
3. Guru Sebagai Pemimpin
Sekolah dan kelas adalah suatu organisasi, di mana murid
adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan
superviseatas kegiatan belajar murid, membuat rencana
pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar
sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin
kelas secara demokratis. Dengan kegiatan manajemen ini guru
ingin menciptakan lingkungan belajar yang serasi,
menyenangkan, dan merangsang dorongan belajar para anggota
kelas.
13

4. Guru Sebagai Ilmuan


Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan.
Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban
mengembangkan pengetahuan itu dan terus menerus memupuk
pengetahuan yang telah dimilikinya.
5. Guru Sebagai Pribadi
Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang
disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh
masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat
melaksanakan pengajaran secara efektif. Karena itu guru wajib
berusaha memupuk sifat-sifat pribadinya sendiri (Intern) dan
mengembangkan sifat-sifat pribadi yang disenangi oleh pihak
luar(ekstern).
6. Guru Sebagai Penghubung
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menghubungkan sekolah dan masyarakat, antara lain public
relation, bulletin, pameran, pertemuan-pertemuan berkala,
kunjungan ke masyarakat, dan sebagainya. Karena itu
keterampilan guru dalam tugas-tugas ini senantiasa perlu
dikembangkan.
7. Guru sebagai pembaharu
Guru memegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena
melalui kegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-
contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa
pembaharuan di kalangan murid. Karena sekolah dalam hal ini
bertindak sebagai agent-moderniza-tion maka guru harus
senantiasa mengikuti usaha-usaha pembaharuan di segala bidang
dan menyampaikan kepada masyarakat dalam batas-batas
kemampuan dan aspirasi masyarakat itu. Hubungan dua arah
harus diciptakan oleh guru sedemikian rupa, sehingga usaha
14

pembaharuan yang disodorkan kepada masyarakat dapat diterima


secara tepat dan dilaksanakan oleh masyarakat secara baik.
8. Guru sebagai pembangunan
Guru baik secara pribadi maupun sebagai guru profesional
dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu
berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti: kegiatan
keluarga berencana, bimas, koperasi, pembangunan jalan-jalan, dan
sebagainya. Partisipasinya di dalam masyarakat akan turut
mendorong masyarakat lebih bergairah untuk membangun. Dan di
pihak lain akan lebih mengembangkan kualifikasinya sebagai guru.
( Hamalik, 2009 : 124)
4. Bullying
a. Pengertian Bullying
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi pengertian
bullying sebagai kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang
yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat
untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan,
trauma atau depresi dan tidak berdaya. (UU, 2002 :23)
Bullying termasuk perilaku agresif secara dominan dan
menyebabkan kerusakan atau tekanan.(Marela, 2017:44) Bullying
dapat menyebabkan dampak negatif dalam jangka waktu pendek
ataupun panjang. Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas
terlihat adalah terganggunya kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit
tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Dampak
lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah
menurunnya kesejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial yang
buruk.
Sejiwa, ciri-ciri korban bullying ialah:
a. Sulit bergaul
b. Anak yang memiliki aksen berbeda
15

c. Anak yang gagap


d. Anak yang kurang pandai
e. Anak yang dianggap menyebalkan dan menantang bully
f. Anak orang kaya atau anak yang tidak kaya. (Sejiwa,2008:1)
Dilihat dari latar belakang keluarga, pelaku bullying biasanya
merupakan anak dari orang tua yang menerapkan disiplin fisik,
cenderung menolak dan bermusuh, memiliki keterampilan
pemecahan masalah yang buruk, permisif terhadap perilaku
agresianak, serta mengajarkan anak untuk menyerang atas
membalas jika mendapat provokasi. (Rakhmawati, 2009:150)

Menurut Sejiwa kurangnya rasa percaya diri merupakan dampak


yang terjadi bila seseorang mendapat perilaku bullying dari temannya.
(Tawalujan,2018:2) Pelaku biasanya mencuri-curi kesempatan dalam
melakukan aksinya dan bermaksud membuat orang lain merasa tidak
nyaman/terganggu, sedangkan korban biasanya juga menyadari bahwa
aksi ini akan berulang menimpanya. (Sucipto, 2012 : 6)
b. Ciri-ciri Bullying
Menurut Astuti ada beberapa karakter menunjukkan bullying,
yakni:
1. Perilaku melecehkan, mengancam, menyakiti korban yang
dilakukan secara langsung dan sistematik.
2. Perilaku yang menyebabkan ketakutan pada korban.
3. Perbuatan yang dilakukan berdasarkan pada ketidak seimbangan
atau penyalah gunaan kekuasaan.
4. Perbuatan, umumnya selalu mengambil tempat menurut
kepentingan kelompok (pelaku). (Sucipto, 2012 :152)
c. Jenis-jenis Bullying
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Bullying
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
16

1. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling
tampak dan paling dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk
penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung
kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan oleh
siswa.
Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul,
mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting,
mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi
yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian
serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan
semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis
serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk
mencederai secara serius.
2. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling
umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-
laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan di
hadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi.
Penindasan verbal dapat diteriakan di taman bermain bercampur
dengan hingar binger yang terdengar oleh pengawas, diabaikan
karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak
simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah,
kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa
ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan
verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-barang,
telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat
kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang
tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.
17

3. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional
adalah pelemahan harga diri si korban penindasan secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau
penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah
alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin
akan tidak terdengar gosip itu, namun tetap akan mengalami
efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk
mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja
ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat
mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran,
tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
4. Cyber Bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin
berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya
adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negatif dari
pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial
lainnya. Bentuknya berupa:

a. Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan


gambar.

b. Meninggalkan pesan voice mail yang kejam.

c. Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan


apa-apa (ClientCalls).

d. Membuat website yang memalukan bagi sikorban.

e. Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya.

f. “Happy Slapping” yaitu video yang berisi di mana si korban


dipermalukan atau di bully lalu disebarluaskan.
18

d. Faktor-faktor penyebab Bullying


1. Faktor Individu
1) Pelaku Bullying (Bullies) Biasanya, pembully memiliki
kekuatan secara fisik dengan penghargaan diri yang baik dan
berkembang. Namun demikian tidak memiliki perasaan
bertanggung jawab terhadap tindakan yang mereka lakukan,
selalu ingin mengontrol dan mendominasi, serta tidak mampu
memahami dan menghargai orang lain.
2) Korban Bullying (Victims)
Korban bully ialah orang yang dibully atau sasaran
pembully. Anak-anak yang sering menjadi korban bully
biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku internal seperti
bersikap pasif, sensitif, pendiam, lemah dan tidak akan
membalas sekiranya diserang atau diganggu.
2. Faktor Keluarga
Penggunaan kekerasan tindakan yang berlebihan dalam
usaha mendisiplinkan anak-anak oleh orang tua, pengasuh, dan
guru secara tidak langsung, mendorong perilaku bully di
kalangan anak-anak. Anak-anak yang mendapat kasih sayang
yang kurang, didikan yang tidak sempurna dan kurangnya
pengukuhan yang positif, berpotensi untuk menjadi pembully.
3. Faktor Teman Sebaya
Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat, secara tidak
langsung, membantu pembully memperoleh dukungan kuasa,
popularitas, dan status. Dalam banyak kasus, saksi atau teman
sebaya yang melihat, umumnya mengambil sikap berdiam diri
dan tidak mau campur tangan.
4. Faktor Sekolah
Management dan pengawasan disiplin sekolah yang lemah
akan mengakibatkan lahirnya tingkah laku bully di sekolah.
19

5. Faktor Media
Paparan aksi dan tingkah laku kekerasan yang sering
ditayangkan oleh televisi dan media elektronik akan
mempengaruhi tingkah laku kekerasan anak-anak dan remaja.
(Husmiati dan Fahrudin, 2012 : 3)

6. Nilai Keislaman

a. Pengertian nilai keislaman


Pada dasar nya nilai memiliki pengertian yang sangat luas,
namun ada kesamaan persepsi yang penulis dapatkan. Nilai atau
value adalah sesuatu yang menarik bagi manusia.(Zahruddin,2004:
85) Sesuatu yang manusia cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu
yang yang disukai dan diinginkan, singkatnya bahwa nilai adalah
sesuatu yang baik. (Bertens, 2004 : 139) Pengertian ini lebih kurang
sama seperti yang dijelaskan Henry Hazlitt, sebagaimana yang
dikutip oleh Amril M bahwa nilai itu adalah seuatu yang menarik,
dicari dan menyenangkan, diinginkan dan disukai dalam pengertian
yang baik atau berkonotasi positif. (Amril , 2006 :58).
Lebih jelas lagi tentang hakikat nilai ini sebagaimana yang
dinyatakan oleh Muhmidayeli, bahwa nilai itu dapat bermakna benar
dan salah, baik dan buruk, manfaat itu berguna, indah dan jelek, dan
sebagainya.
Seusuai dengan pengertian tersebut, maka dapat dikatakan
sesuatu yang baik itu adalah sesuatu yang sesuatu yang punya nilai.
Sebaliknya, sesuatu yang tidak baik atau tidak bermanfaat, dikatakan
tidak punya nilai (disvalue).
b. Macam–macam nilai keislaman
Nilai-nilai keislaman terdiri dari dua kata nilai dan keislaman.
Nilai itu sendiri adalah hakikat suatu hal yang menyebabkan hal itu
dikejar oleh manusia. Nilai juga berarti keyakinan yang membuat
seseorang bertindak atas dasar pilihannya. (Muhmidayeli, 2007 : 89)
20

Dengan demikian nilai keislaman dapat didefenisikan sebagai


konsep dan keyakinan yang dijunjung tinggi oleh manusia mengenai
beberapa masasalah pokok yang berhubungan dengan Islam untuk
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku, baik nilai bersumber dari
allah maupun hasil interaksi manusia tanpa bertentangan dengan
syariat.
Didalam syariat Islam terdapat nilai-nilai pokok ajaran agama
Islam. Apabila nilai-nilai tersebut sudah melekat pada jiwa manusia
maka manusia tersebut akan memperoleh kebahagiaan yang haqiqi.
Nilai-nilai pokok syariat Islam didasarkan pada pokok-pokok ajaran
yang ada pada al-qur‟an dan sunnah. Adapun nilai pokok keislaman
yaitu:
1. Nilai Aqidah
Menurut hasan al-Banna. Akidah adalah beberap perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan
keraguan. (Sudamo, 2011 : 1)
2. Nilai Ibadah
Ibadah secara etimologi bersal dari kata bahasa arab yaitu
„abada ya‟budu, abdan, ibadatan, yang berarti taat, tunduk, dan
patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah
disebut‟‟abid‟‟(yang beribadah). (Rahman, 1997 : 1)
3. Nilai Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa arab yang
berarti bentuk jama‟yang khuluq atau khulq yang memiliki arti
tabiat, budi pekerti kebiasaan adat, perwiraan, perangai dan tingkah
laku. Secara terminology akhlak adalah sifat yang bertanam dalam
jiwa manusia sehingga dia akan muncul dengan sendirinya bila
diperluka, tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan terlebih
dahulu , serta tidak ada dorongan dari luar. (Yunahar , 2000 : 3)
21

c. Proses Pembentukan Nilai


Menurut karthwohl, proses pembentukan nilai pada anak dapat
dikelompokkan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Tahap Menyimak(receiving)
Pada tahap ini seseorang secara aktif dan sensittif menerima
stimulus dan menghadapi fenomena-fenomena, sedia menerima
secara aktif, dan selektif memilih fenomena. Pada tahap ini belum
terbentuk melainkan baru menerima adanya nilai nilai yang berada
diluar dirinya dan mencari nilai nilai itu untuk dipilih mana yang
paling menarik untuk dirinya.
Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab dalam proses
pembelajaran adalah memeberikan teladan sehingga para siswa
yang melihat setiap pelaku guru menjadi panutandalam kehidupan
siswa. Guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi
dituntut untuk mampu memberikan stimulus agar agar para siswa
mempunyai perilaku yang sesuai dengan nilai yang dilakukan
dalam tahap ini.
b. Tahap menanggapi(responding)
Pada tahap ini seseorang sudah mulai bersedia menerima dan
menanggapi secara aktif stimulus dalam bentuk respon yang nyata.
Dalam tahap ini ada 3 tingakatan yaitu: tahap manut (Compliance),
sedia menanggapi, (Willingness To Respond), dan puas dalam
menggapi (Satisfaction In Response). Pada kegiatan ini guru guru
fungsinya adalah sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Kegiatan menanggapi dilakukan oleh siswa, guru hanya
memberikan stimulus agar para siswa mampu menanggapi
perkembangan realitas dan fenomena yang terjadi dalam
masyarakat sehingga pada tahap ini siswa dapat memberikan
tanggapan terkait masalah yang terjadi dalammasyarakat.
22

c. Tahap member nilai (valuing)


Pada tahap ini seseorang sudah mampu menangkap stimulus
itu atas dasar nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan mulai
mampu menyusun persepsi tentang objek. Dalam hal ini terdiri
dari 3 tahap yakni percaya terhadap nilai yang diterima, merasa
terikat dengan nilai yang dipercayai, dan memiliki keterkaitan
batin, (commitment) untuk memperjuangkan nilai-nilai yang
diterima dan diyakini.
d. Tahap mengorganisasikan nilai (organization)
Yaitu suatu tahap yang lebih kompleks dari tahap
sebelumnya. Seseorang mulai mengatur system nilai yang
diterimanya dari luar untuk diorganisasikan (ditata) dalam
dirinya. Pada tahap ini ada dua oragnisasi nilai, yaitu :
mengkonsepsikan nilai dalam dirinya, dan mengorganisasikan
system nilai dalam dirinya, dan mengorganisasikan system nilai
dalam dirinya, yakni cara hidup dan tata perilakunya sudah
didasarkan atas nilai nilai yang diyakininya.
e. Tahap karakterisasi nilai (characterization),
yang ditandai dengan ketidak puasan seseorang untuk
mengorganisir system nilai yang diyakininya dalam hidup secara
mapan, tahap ini dikelompokan menjadi dua tahap yaitu, tahap
menerapkan nilai dan tahap karakterisasi, yakni tahap
mempribadikan system nilai tersebut. Dengan kata lain, dalam
tahap ini siswa sudah bisa memberikan kesimpulan bahwa konsep
nilai yang diperoleh dalam proses pembelajaran akan berdampak
terhada kehidupannya serta mampu memilih mana yang baik dan
buruk. (Lubis, 2009 : 19 ).
23

B. Study Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai perbandingan untuk
menghindari manipulasi terhadap sebuah karya ilmiah dan menguatkan
bahwa penelitian yang penulis lakukan benar-benar belum pernah diteliti
seseorang lain. Peneliti terdahulu yang relevan pernah dilakukan diantaranya
adalah sebagi berikut:
1. Siswati dan Costrie Ganes Widayanti. Fakultas Psikologi Universitas
Dipenogoro Semarang pada tahun 2009 dengan judul: Fenomena bullying
disekolah Dasar Negeri di Semarang : sebuah Studi Deskripstif,
berdasarkan hasil siswati dan costrie ganes widiyanti tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman pihak sekolah mengenai
bullying masih relatifterbatas, terutama mengenai bentuk bentuk bullying.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam memberikan kesadaran
tentang bullying dan mengembangkan suatu kebijakan yang tegas dan
konsisten terhadap perilaku ini serta meningkatkan keterampilan dan
dukungan baik terhadap pelaku maupun korban bullying sehingga akan
tercapai lingkungan yang aman bagi para siswa.
2. Nissa Ardila, dari Departemen Krimonolgi Fisip Universitas Indonesia
pada tahun 2009 dengan judul: Pengaruh Kontrol Sosial Terhadap
Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan
dari hasil penelitian Nissa Ardila, dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji
korelasi dan regresi pada penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat,
signifikan, positif, dan berpengaruh antara variable control sosial variable
perilaku bullying.
3. Rina Mulyani, dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2013 dengan judul:
Pendekatan Konseling Spritual untuk mengatasi bullying (kekerasan)
Siswa di SMAN 1 Depok Sleman Yogyakarta. Berdasrkan hasil
penelitian Rina Mulyani, penanganan BK terhadap kasus kekerasan
dengan menggunakan pendekatan konseling spiritual terwujud dalam
24

beberapa program seperti bimbingan spiritual yang bersifat klasikal,


pengajian kelas, konseling individual dan layanan responsive.
Ketiga penelitian di atas ada perbedaannya dengan judul Penulis. Siswati
dan Costrie Ganes Widayanti dari Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro
Semarang pada tahun 2009 meneliti tentang Fenomena Bullying di sekolah
Dasar Negeri di semarang. Sedangkan Nissa Ardila dari Departement
Krimonolgi FISIP Universitas Indinesia pada tahun 2009 meneliti tentang
Pengaruh Kontrol Sosial terhadap perilaku bullying pelajar disekolah menengah
pertama. Kemudian Rina Mulyani dari fakultas dakwah dan komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2013 meneliti
tentang Pendekatan Konseling Spritual untuk mengatasi Bullying (kekerasan)
Siswa. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang fenomena bullying.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui Strategi Guru Akidah
Akhlak Dalam Mengatasi Bullying Melalui Penaanaman Nilai Keislaman Di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi
adalah jenis penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif menurut Strauss dan
Corbin adalah jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.(Afrizal, 2014, hal. 12).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena
sifatnya menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain
penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang
sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari
lapangan dan kemudian dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan
lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi Mengatasi Bullying Melalui
Penaanaman Nilai Keislaman Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu
Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi.
Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Meleong, 2011, hal.5).
B. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu
Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi. Penelitian ini dilaksanakan ketika
surat izin meneliti telah keluar.

25
26

1. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Ulu Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi, karena ada sebagian murid
yang menjadi korban dari bullying tersebut, seperti secara verbal atau
menyakiti fisik korban secara langsung.
2. Subjek Penelitian
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka
yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
masukkan sabjek
a. Guru Akidah Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu
Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi.
b. Kepala Sekolah Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Kota Seberang Provinsi Jambi.
c. Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota
Seberang Provinsi Jambi.
Menggunakan cara purposive sampling, Sebagai subjek utama (Key
Informan) siswa yang menjadi korban bullying. Adapun sebagai sumber
informasi untuk memperoleh data tentang realita permasalahan bullying
pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Kota Seberang Provinsi Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di
lapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan
literatur-literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber
kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan.
27

Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung
dari data primer.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010 : 86)
Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan
pengamatan (Observasi) Kontribus Guru Akidah Akhlak Dalam
Mengatasi Perilaku Bullying Melalui Penanaman Nilai-Nilai
Keislaman Serta Hambatan Dan Solusi Dalam Mengatasi Perilaku
Bullying Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil
sekolah dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar,
2010 : 90) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
dokumentasi yang meliputi
1. Profil Sekolah
2. Jumlah siswa yang menjadi korban bullying
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Arikunto, dkk, 2002, hal. 207) Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek darimana data-data diperoleh. (Arikunto, dkk, 2002, : 106) Sumber
data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui
wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui
observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.
“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. (Satori, 2009 :105).
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
28

a. Sumber data berupa manusia, yakni Guru Akidah Akhlak/ Kepala


Sekolah, dan siswa yang menjadi korban bullying.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Ulu Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi.
c. Sumber data berupa arsip dokumentasi resmi yang berhubungan
dengan catatan siswa yang menjadi korban bullying.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang
valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
metode observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Metode Observasi
Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara
langsung, (Lexy J Moleong, 2011 : 125) Metode ini dilakukan dengan
jalan terjun langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu
dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul
terkait dengan informasi data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan
metode ini untuk mengamati secara langsung data yang ada di lapangan,
terutama tentang data yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
Ulu Gedong Kota Seberang Provinsi Jambi.
Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan Strategi Guru
Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Dengan Penanaman
Nilai Keislaman Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Kota Seberang Provinsi Jambi.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a. Mengenai apa saja bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi
di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman.
b. Bagaimana strategi guru Akidah Akhlak dalam mencegah
perilaku bullying pada siswa.
29

c. Bagaimana solusi guru akidah akhlak dalam mengatasi Perilaku


bullying pada siswa.
2. Metode Wawancara/interview
Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution,
2006 : 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil
data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
responden dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa
yang diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk
memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang
bersangkutan yaitu, Pengurus, santri dan yang lainnya. Sebelum penulis
melalukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat
pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Adapun datanya meliputi:
a) Mengenai Siswa yang menjadi korban perilaku bullying di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman .
b) Mengenai Strategi guru Akidah Akhlak dalam mencegah
perilaku bullying pada siswa.
c) Solusi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Perilaku
Bullying Pada Siswa
Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka
dibedakan menjadi:
a. Interview bebas (inguided interview) dimana pewancara
bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan
data apa yang akan dikumpulkan.
b. Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang
dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci seperti, yang dimaksud
dalam interview terstruktur.
c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview
bebas dan interview terpimpin. (Arikunto, 2002 :132)
30

3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-
hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiyono, 2012 :
138) Data tersebut antara lain :
a. Historis dan geografis
b. Data Siswa yang menjadi korban bullying.
c. Jumlah Siswa di Madrasah Nurul Iman
d. Jumlah tenaga pengajar di Madrasah Nurul Iman
e. Jumlah siswa di Madrasah Nurul Iman.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan
kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses
berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi.(Satori, 2009 : 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah
selanjutnya adalah reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data
dilakukan selama penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melalukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka
langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau
31

verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya


analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut.
F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)
Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik
pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan
temuan, diantaranya :
1. Perpanjang keikut sertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal ini
dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti
pada konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan
pengaruh dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat.
Perpanjangan waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpul. (Sugiono, 2012 : 219).
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal
tersebut secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang
menonjol. (Sugiyono, 2012 : 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi
distorsi data yang timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu
persoalaan, ataupun kesalahan responden yang tidak benar dalam
memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011 : 178)
32

Hal ini dapat dicapai dengan jalan:


a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan
orang berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
33

G. Jadwal Penelitian
Agar penelitian ini terarah dari segi waktu dan kegiatan untuk itu penulis
membuat jadwal penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Tahun 2019-2020
No Kegiatan Okt Januari Feb Maret November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 18 10
1 Bimbingan x
Proposal
2 Seminar x
Proposal
3 Izin X
Mengadakan
Riset
4 Riset x
5 Bimbingan x
skripsi
6 Sidang x X
Munaqosah
7 Perbaikan
skripsi
8 Bimbingan X
Skripsi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM
1. Historis Madrasah
Madrasah Nurul Iman didirikan oleh perukunan Tsamaratul Insan.
Organisasi sosial keagamaan yang berkedudukan di kampung Ulu
Gedong Seberang Kota Jambi disyahkan berdasarkan surat keputusan
Residen Negeri Jambi, No : 1636, tanggal 10 September 1915 yang
bertepatan dengan taggal 1 Dzulhijjah 1333 H. Madrasah Nurul Iman
telah berperan dan berkontribusi dalam mencerdaskan umat, menanamkan
dan meningkatkan keimanan serta tokoh agama yang handaldan
bermanfaat bagi masyarakat sebagai Madrasah Tertua di Provinsi Jambi.
Pengurus Tsamaratul Insan terdiri dari ulama seberang Kota Jambi,
tepatnya ulama dari pecinan, dengan diketahui oleh guru H. Abdul
Shamad bin H. Ibrahim. Para anggota pengurus adalah:
a. K. H Ibrahim bin H. ABDULMajid
b. K. H Ahmad bin Abdul Syukur
c. K. H Usman bin H. Ali
d. K. H Muhammad Soleh bin Kemas H. MuhammadYasin
e. K. H Sayid Alwi bin MuhammadShihab
Guru H. Abdul Shamad bin H. Ibrahim adalah figur pemimpin
berpengaruh diantara ulama Seberang Kota Jambi, karena selain beliau
ulama, beliau juga sebagai HoofdPenghoeloetuo yang berperan sebagai
komunikator antara masyarakat seberang bersedia bekerja samadengan
perukunan Tsamaratul Insan karena organisasi ini bukan organisasi politik.
Struktur organisasi Madrasah Nurul Iman Kota Jambi menurut Salafiyah
pada awalnya tersusun dengan struktur sebagai berikut:

a. Nazirul‟am : Guru H. Muhammad bin H. MuhammadJali


b. Mudir : Guru Muhammad Saman AbdulMajid
c. Murakab : Guru IbrahimAhmad
d. Katib : Guru H. Abu Bakar AbdulMajid

34
35

e. Na‟ib Mudir : Guru Ahmad Nawawi H.Abdusomad


Memasuki era 100 tahun ( 1 abad) berdirinya Madrasah Nurul Iman
Ulu Gedong Kota Jambi, kami siap mendukung dan melestarikan Jambi
Kota Seberang segabai kawasan Cagar Budaya dan Daerah/ Sentra
Objek Wisata Religi bagi Kota Jambi.
Pada tahun 1915, Tsamaratul Insan mulai melaksanakan
progamnya dengan mendirikan Madrasah dari buluh (bambu) sebagai
embrio lahirnya Madrasah Nurul Iman dengan bergotong royong yang
dilakukan oleh penduduk pencinan yang terdiri dari enam kampung
yaitu kampung Olak Kemang, Ulu Gedong, Kampung Tengah,
Kampung Jelmu, Mudung Laut, dan para kepala kampung dengan
seorang ahli bangunan Sayid. Ali al-Musasawa, maka dibangunkan
gedung Madrasah Nurul Iman yang terbuat dari papan bulian.
Hingga kini gedung tersebut lebih dari 87 tahun, suatu usia yang
cukup panjang dan mengagumkan bagi keberadaan Madrasah Nurul
Iman sebagai lembaga pendidikan Agama Islam di Jambi. Karena jasa-
jasanya telah melahirkan ulama yang terkenal yang tersebar di seluruh
daerah Jambi. Pada waktu itu Madrasah Nurul Iman mencapai lebih
dari 600 orang, suatu jumlah yang cukup besar bila dibandingkan
dengan jumlah penduduk Jambi ketika itu. Murid-murid yang belajar
berasal dari berbagai daerah kabupaten dalam provinsi Jambi yaitu Kab.
Tanjung Jabung, Batang Hari, Sarolangun, Bangko, Bungo, Tebo dan
Kota Jambi sendiri. Diantara mereka juga yang berasal daridaerah
tetangga, seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, dan bahkan ada
yang datang belajar dari Malaysia dan Singapura.
Pada keadaan sekarang ini jauh berbeda dengan keadaan pada masa
kejayaan yang telah lama berlalu dan dari tahun ketahun terlihat jumlah
murid yang semakin sedikit sedangkan kualitas pendidikan juga
semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya ulama
pendiri Tsamaratul Insan telah wafat sehingga Madrasah Nurul Iman
semakin kehilangan wibawanya sebagai lembaga pendidikanIslam
36

yang pernah “perstisius” dan berprestasi dibidang pendidikan.


Diperlukan usaha sungguh-sungguh untuk membina Madrasah Nurul
Iman.
2. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman termasuk dalam wilayah
kelurahan Ulu Gedong kecamatan Danau teluk kota jambi provinsi jambi.
Yang berada dilingkungan pendesaan sebab tempatnya yang strategis
mudah dijangkau oleh tranfortasi bagi siswa yang belajar di madrasah
nurul iman serta masyarakat dari berbagai tempat.
Adapun batas-batas wilayah Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu
Gedong Kota Jambi adalah sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan masjid Raudatul Jannah.
b. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk.
c. Sebelah utara berbatsan dengan perumahan penduduk.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai batanghari.
37

YAYASAN PENDIDIKAN MADRASAH NURUL IMAN


MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN
KELURAHAN ULU GEDONG KECAMATAN DANAU TELUK
KOTA JAMBI
JL.K. H. Ibrahim Rt.01 Kel. Ulu Gedong Kec. Danau Teluk Kota Jambi No.Telp (0741) 580602 Kode Pos. 36261

Frofilmadrasah

1. Nama Madrasah : MTs. NURUL IMAN UluGedong


2. StatusMadrasah : Terakreditasi ( B)
3. Alamat : Jl. KH. Ibrahim Kel. UluGedong
a. Kecamatan/Kota : Danau Teluk / KotaJambi
b. No. Telephon/Handphone : ( 0741 ) 580602 / 0852 69076591
4. No.NPWP :14.859.415.3-331.000
5. Nama KepalaMadrasah : Al Hudori,M.Pd
6. Nama Yayasan : Yayasan PP NurulIman
a. No. Telephon /Handphone : ( 0741 ) 580602
7. NSM/NPSN : 121.2.1571.0002 /10508329
8. JenjangAkreditasi : B (Baik)75
9. No. AktePendidirianYayasan :D/W.e/MTs/0017/1992
10. TahunDidirikan : 10 September Tahun 1915M
11. TahunSKBeroperasi : 30 Desember1992
12. Waktu Penyelenggaraan : Pagi – Siang/Sore – Malam –Subuh
13. KepemilikanTanah :Yayasan/pribadi
a. StatusTanah :Wakaf
b. LuasTanah : 40.000M2

14. StatusBangunanMilik : Yayasan/Pribadi


15. Luasseluruhbangunan : 25.000M2
16. Data siswa dalam 4tahun terakhir : Sebagai berikut;
38

3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota
Jambi
Dalam hal pencapaian suatu tujuan dalam sembuah lembaga
pendidikan diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat
mewujudkannya, secara umum biasa dikatakan bahwa Visi dan Misi.
Secara sederhana, pengertian visi adalah mimpi yang hendak dicapai oleh
seorang atau sebuah lembaga, ketika seseorang membaca visi suatu
lembaga, maka yang terbayang di benak nya adalah hasil yang di inginkan
lembaga tersebut dengan menggunakan segenap sumber daya yang
dimilikinya
Visi sekolah adalah harapan atau cita-cita yang hendak diwujudkan
oleh seluruh warga sekolah.Visi sekolah berfungsi sebagai harapan
bersama seluruh warga sekolah sekaligus seluruh pihak terkait di masa
mendatang. Visi sekolah yang baik akan bisa menginspirasi, memotivasi
sekaligus memberikan kekuatan bagi seluruh unsur sekolah dan stake
holder.
Visi :

 Menjadi Lembaga Pendidikan Yang Bekualitas, Berkarakter,


Relegius Dan Kompetitif

Misi :

 Menyelenggarakan pendidikan yang beroerientasi mutu


berdasarkan konsep islami baik secara keilmuan, moral, maupun
sosial.
 Menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta ilmu ilmu agamaislam.
 Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui
berbagai kegiatan ekstrakurikuler kesiswaan.
 Meningkatkan dan mengoptimalkan ketersediaan sarana dan
prasarana sekolah guna menunjang kegiatan belajar dan
mengajar yang efektif.
 Menumbuhkan semangat kedisiplinan dan berkompetisi secara
sehat dalam meraih prestasi.
39

Tujuan:

- Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa, unggul dalam


prestasi, teladan dalam berbudi serta cinta terhadap agama, nusa dan
bangsa.

4. Kurikulum Sekolah
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Carier yang artinya
pelari dan Curare yang berarti tempat berpacu. Kurikulum adalah
seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi
pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar,
program pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar
pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan
perubahan tingkah laku.
Tabel. 4.1 Pembagian Jam Mata Pelajaran

Jumlah
Keterangan
NO Mata Pelajaran Jam

1 Al-qur‟an hadits 12 -
2 Fiqih 12 -
3 Ski 12 -
4 Bahasa Arab 12 -
5 Aqidah Ahlak 12 -
6 Pelajaran Pondok 86 -
7 PKn 12 -
8 Bahasa Indonesia 12 -
9 Matematika 12 -
10 IPA 12 -
11 IPS 12 -
12 Kesenian / Seni 12 -
Budaya
40

13 Bahasa Inggris 12 -
14 Penjaskes 12 -
15 Keterampilan 12 -
16 PLH / TIK 12 -
17 Silat 6 -
JUMLAH 284

5. Struktur Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman


Struktur kepengurusan suatu lembaga pendidikan menempati posisi
sentral dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tercapainya
sasaran dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Setiap sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengelola kegiatan
pembelajaran mesti memerlukan struktur organisasi sekolah dalam rangka
pembagian tugas atau kerja sesuai dengan demi memperlancar kegiatan
belajar mengajar di sekolah atau madrasah.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi sekolah Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Tabel.4.2 . Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman

Pengurus

Komite Kepala Sekolah


Raden Mustofa Al Hudori,M.Pd
TU
Wakil Kepala Hari Muhammad
Guru BK Achmad Rosyidi,
Achmad Rosyidi,S.Pd.I Ridho S,Sy
S.Pd.I

Wali Kelas Wali Kelas Wali kelas


Rodhita,S.Pd.I Siti Istiqomah,S.Pd.I Muhammad Riko,S.Pd
41

6. Keadaan Tenaga Pendidik Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman


Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Tanpa guru tidak ada istilah pembelajaran di sekolah. Guru yang
mencukupi ditopang oleh pengetahuan dan pengalaman yang luas akan
turut membantu terciptanya keberhasilan proses belajar. Tenaga pengajar
di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman berjumlah cukup banyak hal ini
sesuai dengan kebutuhan dan jumlah peserta didik yang cukup banyak
jumlahnya. Adapun tingkat kependidikan dari tenaga pengajar di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini terdiri dari berbagai
tamatan,SMA/PGA sederajat dan tamatan Perguruan Tinggi Islam
maupun perguruan Tinggi Umum(SI)
Sedangkan guru yang berpendidikan MA/PGA yang sederajat adalah
alumni dari Madrasah Aliah Nurul Iman. Guru-guru ini adalah senior
yang jika dilihat masa pengabdian mereka terhadap Madrasah Aliah
Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi terhitung cukup lama guru-guru yang
senior rata-rata memegang mata pelajaran agama. Sedangkan guru-guru
senior mayoritas lulusan SI, memegang pelajaran umum. Guru adalah
pengajar dan pendidik yang merupakan salah satu paktor penentu dalam
proses belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan, karena dengan
adanya tenaga pengajar maka keberhasilan suatu pengajaran akan
tercapai, tanpa adanya tenaga pendidik maka proses belajar mengajr tidak
akan tercapai dengan baik. Bahkan tenaga pengajr tidak terlepas dari
kualitasnya, karena kualitas tenaga pengajar juga menentukan
keberhasilan suatu pengajaran.
Demikian gambaran betapa penting nya peran guru dan betapa
beratnya tugas dan tangguang jawab guru, terurama tanggung jawab
moral untuk digurui dan di tiru. Disekolah seorang guru menjadi ukuran
atau pedoman bagi murid-muridnya, di masyarakat seorang guru
dipandang sebagai suri teladan bagi setiap warga masyarakatnya. Tenaga
pendidik di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Jambi adalah tenaga
pendidik yang memiliki kompetensi di bidangnya sesuai dengan latar
42

belakang pendidikannya. Selain itu juga sebagian guru memiliki keahlian


di bidang ekstra dan seni yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan
Pramuka dan kegiatan lainnya.
Untuk mengetahui keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman ini dapat dilihat dari table berikut:
Tabel 4.3 Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman
No Nama TTL Jabatan Pend
Trakhir
1. Al Hudori,S.Pd Jambi, 12-07-1982 Kepala SI
2. Achmad Rosyidi,S.Pd.I Jambi, 20-04-1993 Wakil kepala SI
3. Choironi,S.Ag Jambi, 02-04-1973 Waka Humas SI
4. Ahmad Helmi,S,Pd.I Penyengat Olak,22-04-1980 Waka kesiswaan SI
5. M. Fahthi Khatib Jambi, 05-06-1950 Guru MA
6. H.A Rahman Jambi, 01-04-1959 Guru MA
7. M.Dahlan Hy,BA 08-05-1059 Guru SARMUD
8. Ninin Yasiro,M.Pd.I Jambi, 28-08-1986 Guru S2
9. Diana Sari,S.Pd Jambi 30-03-19993 Guru SI
10 Putri ari rahayu,S.Pd Jambi, 15-02-1990 Guru SI

11 Zulkarnain Jambi, 11-10-1963 Guru MAS


12 Rohana,S.Pd Jambi 09-01-1994 Guru SI
13 Muhammad Ramli Jambi,11-11-1985 Guru SI
14 M. Hasbi, STH.I Kunangan,10-03-1983 Guru SI
15 Drs. Maryatul ibtiah Jambi, 05-10-1962 Guru SI
16 Mubarok Irzan Jambi, 12-08-1988 Guru S1
17 Ahmad Hidri Jambi, 29-07-1983 Guru MAS
18 Zikwan Qutni, S.Pd Jambi, 15-07-1989 Guru SI
20 Hidayah, S.Pd Jambi, 01-12-1982 Bendahara SI
21 Fajriah,S.Pd.I Jambi, 02-03-1993 Guru SI
22 Iin Nopriyanti,S.Pd Taman , 01-08-1991 Guru SI
23 Nurul Qomariyah Jambi, 18-11-1993 Guru SI
43

24 Khairunnisya,S.Pd Jambi, 14-02-1993 Guru SI


25 Rodhita,S.Pd Jambi, 28-03-1995 Guru SI
26 Hari Muhammad Jambi, 07-11-1992 Tata Usaha SI
Ridho,S.Sy
27 Yahya Harir Jambi, 15-02-1965 Guru SI
28 Wardatul jannah Jambi, 14-08-1997 Guru SI
29 H. Agus Salim Jambi, 06-11-1957 Pramusaji SLTP
Jumlah 29

7. Keadaan Siswa di Madrasah


Untuk mengetahui siswa yang belajar di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.4 Keadaan Siswa
Jumlah
Jumlah KELAS VII KELAS VIII KELAS IX Keseluruhan
Tahun Pendaftaran VII + VIII + IX
Ajaran
(Calon Siswa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Baru) Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

2009 / 2010 9 9 1 16 1 12 1 37 3
2010 / 2011 11 11 1 19 1 16 1 45 3
2011 / 2012 12 12 1 24 2 14 1 50 4
2012 / 2013 68 51 2 20 1 28 2 99 5
26 / 16 22 / 24 10 / 11 58 / 51
2013 / 2014 57 2 2 1 5
42 46 21 109
29 / 20 31 / 14 24 / 24 84 /58
2014/2015 70 2 2 2 6
49 45 48 142
42/18 30/21 32/13 104/52
2015/2016 85 3 2 2 7
60 51 45 156
32/20 42/18 20/20 94/58
2016/2017 52 2 3 2 7
52 60 40 152
26/24 24/23 36/19 86/66
2017/2018 90 2 2 3 7
50 46 55 152
42/24 30/23 28/25 100/72
2018/2019 105 3 2 2 7
66 53 53 172
51/45 42/23 33/21 126/89
2019/2020 188 4 3 2 9
96 65 54 215
44

8. Keadaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian infut, sedang input
merupakan salah satu subsistem. Sarana dan prasarana sangat perlu
dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing
terhadap pesatnya teknologi. Sarana dan prasarana merupakan bagian
penting yang perlu disiapkan secara cernat dan berkisinambungan
sehingga dapat di jamin selalu terjadi KBM yang lancar. Oleh karena itu,
apabila sarana dan prasarana kurang mendukung maka penyelenggara
atau pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah tidak dapat berjalan
dengan baik.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, maka dalam suatu lembaga pendidikan harus
adanya faktor yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran
tersebut. Karena hal itu sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor
yang mempunyai fungsi penting yang dapat memperlancar proses
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses
pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan juga dapat memberikan
motivasi kepada siswa dalam belajar. Sementara prasarana merupakan
fasilitas yang membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang sesuai dengan keinginan
dunia pendidikan saat ini, hal ini dapat memberikan hasil yang optimal
dan berhasil guna dalam mencetak generasi yang berilmu. Hal inipun
merupakan salah satu upaya dalam usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa sesuai yang diamanatkan dalam UUD1945.
45

Tabel. 4.5 Sarana Prasarana Sakolah


Jumlah Kategori Kerusakan
Jumlah
Jenis Jumlah Kondisi
No Kondisi Rusak Rusak Rusak
Prasarana Ruangan Yang
Yang Rusak Ringan Sedang Berat
Baru
1 Ruang kelas 13 8 5 3 2 0
2 Perpustakaan 1 - 1 - 1 -
3 R. Labor IPA Belum Ada - - - - -
4 R. Labor Fisika Belum Ada - - - - -
5 R. Labor Kimia Belum Ada - - - - -
R. Labor
6 1 - - - -
Komputer 1

7 R. Labor Bahasa Belum Ada - - - - -


8 R. Pimpinan 1 - 1 - 1 -
9 R. Guru 2 - 1 - - -
10 R. Tata Usaha Belum Ada - - - - -
11 R. B-Konseling Belum Ada - - - - -
12 Tempat Beribadah 1 - - 1 - -
13 R.UKS 1 - - 1 - -
14 WC.Siswa 3 - 2 1 - -
15 WC. Guru 3 - 1 2 - -
16 Gudang 2 - 1 - 1 -
17 R. Sirkulasi 1 1 - - - -
Tempat
18 1 - 1 - - -
Olahraga
R. Organisasi Belum
19 - - 1 - -
Kesiswaan Ada
20 R. Lainnya 1 1 1 1 1 -
46

B. TEMUAN KHUSUS

Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang didalamnya terdapat


aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti, atau menyingkirkan, adanya
ketidakseimbangan kekuatan baik secara fisik, usia, kemampuan kognitif,
keterampilan, maupun status sosial, serta dilakukan secara berulang oleh satu atau
beberapa anak terhadap anak lain.
Bullying juga dirtikan sebagai sebuah situasi dimana terjadinya
penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/kelompok.
Pihak yang kuat disini tidak hanya berarti kuat secara fisik, tapi juga kuat secara
mental. Dalam hal ini sang korban bullying tidak mampu membela atau
mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik dan mental.Yang perlu dan
sangat penting kita perhatikan adalah bukan sekedar tindakan yang dilakukan
tetapi dampak tindakan tersebut kepada si korban. Misal, seorang siswa
mendorong bahu temannya dengan kasar. Bila yang didorong merasa
terintimidasi, apalagi dilakukan berulang-ulang, maka perilaku bullying telah
terjadi. Bila siswa yang didorong tidak merasa takut atau terintimidasi, maka
tindakan tersebut belum dapat dikatakan bullying.
Bullying itu problem yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak.
Baik itu si pelaku, korban, ataupun dia yang menyaksikan tindakan tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku
pernah mengalami bullying. Baik itu di sekolah, di lingkungannya, ataupun
online. Begitupun sebaliknya, satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan
tindakan bullying pada kawannya. Bullying itu sendiri merupakan tindakan yang
disengaja oleh pelaku pada korbannya bukan sebuah kelainan dan tindakan
tersebut dilakukan secara berulang-ulang didasari atas perbedaan power yang
mencolok.
Namun faktanya, perilaku bullying merupakan Learned Behaviors (perilaku
yang dipelajari) karena manusia tidak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu
yang lemah. Bullying merupakan perilaku tidak normal, tidak sehat, dan secara
sosial tidak bisa diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan secara berulang-
ulang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak serius dan fatal. Dengan
47

membiarkan atau menerima perilaku bullying, kita berarti memberikan Bullies


Power (Pengganggu kekuasaan) kepada pelaku bullying, menciptakan interaksi
sosial tidak sehat dan meningkatkan budaya kekerasan. Interaksi sosial yang tidak
sehat dapat menghambat pengembangan potensi diri secara optimal sehingga
memandulkan budaya unggul, bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga
dapat merugikan orang lain.
Pada bagian ini penulis akan menjabarkan bentuk- bentuk perilaku bullying
yang terjadi di madrasah nurul iman, strategi guru akidah akhlak dalam mencegah
perilaku bullying dan solusi untuk mengatasi perilaku bullying di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman.
1. Bentuk-Bentuk Perilaku Bullying Yang Terjadi Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman
Tindakan bullying mencerminkan bahwa kekerasan adalah masalah
penting yang dapat terjadi di setiap sekolah, jika tidak terjadi hubungan
sosial yang akrab antara murid, staf guru, orang tua murid dan masyarakat
sekitar. Banyak korban yang merasa terganggu akibat ulah teman yang
sering mengganggunya, salah satu contoh yang paling sering terjadi
korban bullying adalah korban selalu menyendiri dan menjadi pendiam.
Penulis mewawancarai kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurul
Iman, bapak Al Hudori mengenai permasalah bullying, beliau mengatakan:
„‟Permasalahan pertama adalah ketika seorang siswa selalu menyendiri
dan tidak gampang bergaul dengan orang sekitar atau teman lainya,
maka anak tersebut akan sering terkena tindakan korban bullying
karena kurangnya pergaulan sehingga pembully menganggap bahwa
korban orang lemah dan lebih mudah untuk dibully, yang kedua
kurangnya pengawasan dari guru dikarenakan siswa yang menjadi
korban bullying tidak mau melaporkan ke guru. Dan yang ketiga
adalah kurangnya perhatian dari orang tua‟‟ (Wawancara, 14 Juli
2020)

Dari hasil wawancara dengan kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul


Iman dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya bullying ketika korban
tidak bisa bergaul dengan teman lain maka pelaku pembulian tersebut
48

menganggap bahwa korban orang lemah dan penakut dan sangat mudah
untuk dibully. Ketika siswa yang pendiam atau tidak bisa bergaul sudah
menjadi korban, maka dia akan menghindar dari teman-teman lainnya,
Bullying dalam pergaulan pelajar sangat sering terjadi. Pembulian ini
terjadi baik di dalam kelas, lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah.
Hal ini sangat tidak baik bagi prestasi dan kehidupan pelajar ini. Apalagi
bila hal tersebut terjadi di kalangan anak usia remaja.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas
cakupannya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko
mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi
korban bullying antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti
depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga
dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan
ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan
penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
a. Bullying Verbal
Seringkali siswa yang lemah menjadi korban perilaku bullying di
sekolah atau dimadrasah, Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan
yang paling umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak
laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan
dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi.
Wawancara dengan bapak Ahmad Rosyidi beliau adalah guru
Akidah Akhlak, beliau memaparkan sebagai berikut:
„‟Bentuk perilaku bullying yang sering terjadi disekolah adalah
memberi gelaran atau julukan baru kepada korban bullying
tersebut, ada yang memanggil siswa dengan nama orang tuanya
dan ada nama mereka di plesetkan oleh teman sabayanya, dari
julukan nama tersebut korban bullying bisa minder apalagi kalau
dipanggil dengan nama orang tuanya.‟‟ ( Wawancara, 15 Juli
2020)
49

Wawancara dengan salah satu korban perilaku bullying berinisial


BG di Madrasah Nurul Iman beliau mengatakan :
„‟Saya sering di panggil ‟idiot‟ sama teman kelas bahkan adik dan
kakak kelas juga sering memanggil saya dengan sebutan ‟idiot‟.
(Wawancara, 14 Juli 2020)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku


bullying sering terjadi dan tanpa disadari nama panggilan atau gelar
adalah salah satu bentuk perilaku bullying. Yang menjadi korban
bullying adalah mereka yang memiliki kekurangan baik secara fisik
ataupun nonfisik.
Aksi yang mereka lakukan sering kali terulang dikarenakan
beberapa hal. Pertama adalah tidak adanya perlawanan yang diberikan
si korban kepada pelaku. Kedua karena pandangan mereka
menganggap hal ini biasa dan hanya sebatas candaan yang terkadang
hal tersebut dilatari tiruan mereka akan sikap guru yang bergurau
memberikan julukan kepada siswa saat belajar. Ketiga tidak adanya
penanganan yang ketat dari guru atau pihak sekolah, kalau pun aksi
bullying ini ingin dihentikan biasanya hanya sebatas ancaman
pengaduan ke guru yang sering kali tidak terlaksana dan menjadi
ancaman sesaat. Perilaku ini biasanya terjadi ketika jam istirahat
ataupun pada saat jam pelajaran kosong. Aksi ini juga sering kali
terjadi apabila mereka telah saling berkumpul berkelompok dimulai
dari saling ejek-ejekan dan saling menghina yang terkadang bisa
menimbulkan perkelahian di antara mereka. Perilaku ini tidak hanya
berlaku di dalam kelas akan tetapi juga di luar kelas seperti di kantin,
dan aula.
b. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan
paling dapat diidentifikasi di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya,
namun kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga
insiden penindasan yang dilaporkan oleh siswa.
50

Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak masalah perilaku


Bullying beliau mengatakan :
„‟Bullying fisik biasanya terjadi ketika siswa sudah diluar sekolah
atau siswa istirahat dari jam belajar, mereka menyebar mencari
jajan atau makanan kekantin sekolah, ketika itu yang sering
terjadi perilaku bullying dan biasanya siswa yang melakukan
perilaku bullying mendorong siswa yang lemah dan mencubit
siswa yang menurut mereka mudah untuk dibully‟‟ ( Wawancara,
15 Juli2020)

Hal yang sama diungkapkan oleh korban perilaku bullying yang


berinisial BG beliau memaparkan :
„‟Saya sangat sering dibully oleh teman sekelas saya, mereka suka
menganggu ketika jam istirahat, seperti mencubit pipi dan
mencubit lengan tangan saya, bahkan setiap hari saya dicubit
sama teman kelas‟‟( Wawancara, 15 Juli2020)

Dari hasil wawancara diatas pelaku bullying sering kali


melakukan aksi bullying kepada korban disaat waktu istirahat atau
pulang sekolah seperti dijalan, mereka melakukan aksinya bahkan ada
yang setiap hari kepada korban. Bullying akan senantiasa terjadi dan
sering tidak mendapatkan perhatian guru karena peristiwa itu terjadi
bukan atau tidak dalam pengawasan guru dan korban bullying tersebut
tidak berani mengadu kepada guru.
Wawancara dengan kepala Sekolah mengenai perilaku bullying
beliau mengatakan sebagai berikut :
„‟Bullying fisik sering terjadi hal-hal yang ringan seperti
menyembunyikan sepatu, tas dan perlengkapan sekolah korban
bullying tersebut diwaktu jam istirahat mereka dengan sengaja
menyembunyikan perlengkpan sekolah tersebut, tidak dicuri‟‟
(Wawancara, 14 Juli 2020)

Berdasarkan hasil wawancara diatas perilaku bullying tidak hanya


secara langsung kontak fisik seperti mendorong dan mencubit, tetapi
perilaku bullying yang sering tidak diketahui dan diabaikan seperti
menyembunyikan tas, sepatu dan perlengkapan sekolah korban
51

lainnya. Secara tidak sadar bahwa perilaku tersebut termasuk perilaku


yang tidak baik dan masuk dalam tindakan bullying fisik.
Seseorang yang menerima perlakuan yang tidak baik akan merasa
terintimidasi dan bisa berakibat yang lebih lagi seperti kehilangan
semangat untuk melanjutkan hidup. Perlakuan tidak menyenangkan
itupun dapat mempengaruhi hidupnya saat ini atau hidupnya kedepan
karena dapat pula bersifat traumatik bagi yang mengalami hal
tersebut. Hidup yang di alami dan di jalani saat ini bisa terganggu dan
kehilangan fokus sehingga menyebabkan semua yang sudah di tata
atau di rencanakan bisa hancur berantakan akibat perlakuan tersebut.

2. Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mencegah Perilaku Bullying


Pada Siswa
Dalam pelaksanaan pendidikan dimadrasah terdapat beberapa masalah
yang dihadapi peserta didik salah satunya adalah perilaku bullying
Penanggulangan bullying di madrasah sudah menjadi kewajiban dan perlu
dilaksanakan oleh semua warga madrasah termasuk guru Akidah Akhlak.
Guru Akidah Akhlak mempunyai tugas yang cukup urgen dalam
menginternalisasikan moral yang bernilai Islam supaya dalam keseharian
peserta didik mampu menunjukkan perilaku yang berakhlak mulia.
Dengan alasan nilai moral yang didasarkan pada agama akan dijadikan
pegangan hidup, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang
hayat, tidak dipengaruhi waktu, tempat dan keadaan.
a. Memberikan Pendidikan Agama Kepada Siswa
Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak mengenai strategi dalam
mencegah perilaku bullying pada siswa beliau mengatakan :
„‟Saya sebagai guru Akidah Akhlak disini saya mengajarkan siswa
tentang akhlakul karimah, mengajarkan agar siswa berperilaku
baik sesuai ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari dan
melarang siswa agar tidak melakukan tindakan bullying tersebut.
(Wawancara, 15 Juli2020)
52

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa strategi guru


akidah akhlak dalam mencegah perilaku bullying memberikan
pendidikan agama yang kuat kepada siswa, mengajarkan siswa
berperilaku baik dan berakhlakul karimah.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peran untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Disisi lain seorang guru
juga harus mampu memahami siswanya baik secara personal maupun
keseluruhan, dikarenakan setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang
berbeda. Semakin guru memahami karakteristik kebutuhan peserta
didik, maka seorang pendidik akan semakin yakin untuk mengajar
mereka dengan cara yang paling efektif. Jadi peran guru disini yang
dimaksudkan disini bukan hanya sebagai pengajar di madrasah, tetapi
juga berhadapan dengan seperangkat komponen yang terkait dengan
pengembangan potensi anak didik. Selain itu, pada dasarnya peran guru
akidah akhlak adalah mampu memasukkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik dalam setiap proses pembelajaran. Di samping itu peran
guru akidah akhlak yang utama adalah membentuk akhlak mulia dalam
diri peserta didik, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Wawancara dengan ibu Roditha salah satu guru Madrasah Nurul
Iman beliau mengatakan :
„‟Strategi yang dilakukan guru-guru di madrasah untuk mencegah
perilaku bullying pada siswa dengan menerapkan tata tertib
dimadrasah bahkan disetiap kelas ada peraturan tata tertib tentang
larangan merendahkan sesama siswa, kemudian memberikan
metode ceramah yang bersangkutan dengan akhlakul karimah agar
siswa mendapatkan ilmu-ilmu Agama ( Wawancara, 15 Juli 2020)

Melihat hal tersebut diperlukannnya strategi guru dalam mencegah


permasalahan bullying ini terlebih guru Agama yaitu guru akidah
akhlak, sebab guru akidah akhlak memegang peranan penting dalam
menyempurnakan akhlak serta moral dan menjauhkan anak-anak ke
53

dalam perilaku yang tidak terpuji. Guru akidah akhlak yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman dengan strategi dari para guru
akidah tersebut diharapkan akan menjadi tolak ukur perkembangan
perilaku siswa di masa yang akan datang.
b. Memberi Hukuman
Memberikan hukuman adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
guru dalam mengatasi perilaku bullying. bentuk hukuman yang
diberikan disesuaikan perilaku bullying yang dilakukan. Hukuman atau
sanksi sebagai upaya peningkatan kedisiplinan diri, motivasi belajar
dan memperbaiki perilaku penyimpangan. Memberikan sanksi tidak
sebatas pada menjatuhkan hukuman kepada siswa karena satu
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran, melaikan juga untuk
mendisiplinkan siswa. Hukuman juga diberikan juga bertujuan agar
pelaku perilaku bullying merasa jera sehingga tidak mengulangi
perbuatan bullying secara terus menerus.
Wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Nurul Iman beliau
mengatakan :
„‟Memberi sanksi yang tegas kepada pelaku bullying agar siswa
yang membully teman sebaya atau teman kelas merasa jera
terhadap perilakunya sendiri. Hukuman tersebut tergantung berat
atau ringan kasus siswa, jika ada siswa yang membully temannya
sampai cidera atau luka parah, maka dipanggil orangtuanya dan
bisa-bisa sampai di keluarkan dari sekolah, karena takut
membahayakan siswa yang lainnya, tapi disini Alhamdulillah
tidak ada yang seperti itu‟‟ (Wawancara, 14 Juli 2020)

Wawancara dengan bapak Muhammad Riko, beliau adalah salah


satu guru di Madrasah Nurul Iman, beliau mengatakan :
„‟Hukuman kepada siswa yang melakukan perilaku bullying
bermacam- macam, seperti pengurangan nilai sikap, membuat
surat perjanjian, jika pada saat belajar ada siswa yang melakukan
aksi bullying maka guru tidak memperbolehkan siswa tersebut
mengikuti pelajaran, memberikan konsekuensi berupa surat
peringatan kedua setelah diberikannya surat peringatan pertama
dan lain- lainnya, (Wawancara, 15 Juli 2020)
54

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hukuman


adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perilaku bullying,
dengan adanya sanksi atau hukuman dapat mengurangi jumlah korban
bullying di sekolah, tujuan utama hukuman atau sanksi diberikan
kepada pelaku bullying adalah supaya mereka merasa jera dan tidak
mengulangi lagi perbuatanya dan dapat meningkatkan kedisiplinan
siswa agar prestasi belajar siswa semakin meningkat. Penanggulangan
bullying di madrasah sudah menjadi kewajiban dan perlu dilaksanakan
oleh semua warga madrasah termasuk guru Akidah Akhlak. Guru
Akidah Akhlak mempunyai tugas yang cukup urgen dalam
menginternalisasikan moral yang bernilai Islam supaya dalam
keseharian peserta didik mampu menunjukkan perilaku yang
berakhlak mulia. Dengan alasan nilai moral yang didasarkan pada
agama akan dijadikan pegangan hidup, karena nilai agama itu absolut
dan berlaku sepanjang hayat, tidak dipengaruhi waktu, tempat dan
keadaan.
Diharapkan memberikan kesan bagi pelaku bahwa apa yang telah
mereka lakukan tidak dapat diterima dan memungkinkan pemahaman
tentang batas-batas perilaku yang dapat diterima, memberikan
kesempatan kepada mereka yang telah melakukan bullying untuk
mengahadapi kerugian yang telah mereka sebabkan dan belajar
darinya, mencegah mereka untuk tidak mengulanginya.
c. Menjalin Kerjasama Dengan Siswa
Kerjasama yang kuat antara guru dan murid sangat diperlukan,
diharapkan mampu mengurangi perilaku menyimpang disekolah
seperti perilaku bullying, karena adanya pola saling mendukung antara
dua pihak yang berkepentingan dalam upaya mencegah perilaku
bullying disekolah.
55

Wawancara dengan bapak Ahmad Rosyidi beliau memaparkan


sebagai berikut:
„‟Kerjasama antara guru dan murid sangat membantu dalam
mencegah perilaku bullying apalagi saya sebagai guru BK, selalu
menampung keluh kesah siswa baik yang menjadi korban
bullying ataupun siswa yang lainnya, kerjasama sangat
dibutuhkan agar tercipta gagasan atau ide-ide yang baru. „‟
(Wawancara,15 Juli2020)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kerjasama


antara guru dan siswa dapat mencegah perilaku bullying. Dalam
kegiatan belajar mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, memerlukan wawasan yang mantap dan
utuh tentang kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus
mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai
bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi serta langkah-langkah
apa yang diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat
dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
3. Solusi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Masalah Bullying
Pada Siswa
Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia
sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orang tua.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat bagi anak menimba ilmu serta
membantu membentuk karakter pribadi yang positif ternyata malah
menjadi tempat tumbuh suburnya praktek-praktek bullying, sehingga
memberikan ketakutan bagi anak untuk memasukinya.
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak di Madrasah Nurul Iman
mengenai solusi dalam mencegah masalah bullying beliau memaparkan:
„‟Solusi guru akidah akhlak dan guru-guru lainnya dalam mengatasi
masalah bullying disekolah adalah selalu mengawasi siswa-siswa
perilaku dalam kehidupan sehari-hari disekolah, dan memberikan
sanksi yang tegas „‟ (Wawancara, 14 Juli 2020)
56

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa solusi dalam


mengatasi masalah bullying disekolah dengan mengawasi siswa-siswa
disekolah dan memberikan sanksi yang tegas kepada murid yang
melanggar peraturan sekolah termasuk perilaku bullying.
Bullying sudah menjadi masalah global yang kemudian tidak bisa
diabaikan lagi. Banyak hal yang harus bisa dilakukan untuk
menyelamatkan perkembangan psikologis anak-anak dan remaja.
Kekerasan sejak dini bukan merupakan bagian dari perkembangan
psikologis mereka, oleh sebab itu banyak elemen harus ikut terlibat, baik
orang tua, pihak sekolah, bahkan pemerintah.
a. Peran Aktif Kepala Sekolah
Pemimpin sekolah perlu mengajak peran serta para guru untuk
mengurangi kasus-kasus bullying di sekolah. Untuk itu ia perlu
bergerak untuk membuat seluruh gurunya memahami alasan-
alasannya, termasuk mengapa para guru perlu berperan serta di
dalamnya. Secara konsisten, pemimpin sekolah juga perlu
menyampaikan pikirannya tentang bullying di sekolah, dalam berbagai
situasi dan kesempatan yang dimilikinya, misal dalam rapat-rapat
dengan para guru, pertemuan-pertemuan dengan orang tua, maupun
pertemuan-pertemuan dengan anak didiknya.
b. Peran Aktif Wali Kelas
Peranan guru kelas (wali kelas) dalam mengatasi bullying
sebenarnya amat dominan, mengingat biasanya anak-anak lebih
terbuka kepada wali kelas. Seorang wali kelas sebaiknya memiliki
kemampuan untuk memberikan konseling kepada siswa yang
membutuhkan bantuan, termasuk mengatasi yang terlibat dalam
bullying. Bila terdapat kasus yang tak dapat diatasi wali kelas, barulah
kasus tersebut dapat disampaikan kepada guru Bimbingan Konseling
(BK) untuk mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih
mendalam.
57

c. Peran Aktif Keluarga


Orang tua membiasakan diri memberikan umpan balik positif bagi
anak sehingga mereka belajar untuk berperilaku sosial yang baik dan
mereka mendapatkan model interaksi yang tepat bukan seperti perilaku
bullying dan agresi. Kemudian menggunakan alternatif hukuman bagi
anak dengan tidak melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis.
Akhirnya anak menjadi keras dan arogansi. Selain itu, orang tua mau
menjalin relasi dengan sekolah untuk berkonsultasi jika anaknya baik
sebagai pelaku bullying maupun korban.
d. Fungsi Guru Bimbingan Konseling
Dalam menjalankan fungsinya guru BK perlu bekerjasama dengan
Bidang Kesiswaan dan wali kelas untuk mencari jalan keluar kasus-
kasus yang dihadapi siswa. Dalam kaitannya dengan bullying, bila
diperlukan kerjasama dengan pihak orang tua. Sebaiknya orang tua
dipanggil dan diajak berdiskusi. Semua pihak sebaiknya tidak mencari
siapa yang harus disalahkan, tetapi dengan tenang dan tanpa emosi
mencari jalan keluar yang melegakan anak-anak korban maupun
pelaku bullying.
e. Mencari Akar Permasalahan
Pencegahan bullying merupakan hal yang sangat penting agar
tidak terjadi kasus bullying antar siswa. Seluruh perangkat warga
sekolah juga dapat bahu-membahu dalam melaksanakan pencegahan
bullying tersebut
Wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Nurul Iman beliau
memaparkan masalah bullying yang terjadi disekolah :
„‟kita sebagai guru bukan hanya sebagai pengajar akan tetapi
juga membentuk karakter siswa, membentuk kepribadian siswa
dan mencerdas pemikiran siswa, tidak hanya itu saja kita guru
juga membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan
didalam lingkungan sekolah, termasuk siswa yang sering
melakukan aksi bullying kepada teman sebaya, kita pihak guru
selalu memanggil siswa yang bermasalah dan siswa yang
menjadi korban bullying tersebut, kita selalu bertanya akar
58

permasalahan sehingga ada siswa yang menjadi pelaku dan


korban bullying ‟‟ ( Wawancara, 14 Juni 2020)

Wawancara dengan guru Akidah Akhlak beliau memaparkan


sebagai berikut:
„‟Saya dan guru kelas selalu mengevaluasi siswa yang
bermasalah, terutama pelaku bullying dan setiap rapat kita selalu
membahas solusi dari pencegahan kasus bullying dengan kepala
sekolah dan guru-guru lainnya. (Wawancara, 15 Juli 2020)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa mencari


akar permasalah merupakan salah satu solusi dalam pencegahan
perilaku bullying pada siswa. Dalam mencgatasi perilaku bullying,
guru mencari akar permasalahan dengan cara bertanya seputar alasan
siswa melakukan bullying. Langkah ini dilakukan agar guru dapat
mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi siswa melakukan
bullying keteman sebaya atau teman kelasnya. Serta mengetahui
mengapa siswa menjadi korban bullying terus menerus dibully oleh
temannya, dan mengetahui bentuk bullying seperti apa yang dilakukan
guna menentukan langkah apa selanjutnya dilakukan oleh guru dalam
mengatasi perilaku bullying tersebut.
Banyaknya kasus bullying yang dilakukan oleh siswa
menunjukkan bahwa kondisi sekolah yang damai anti kekerasan masih
belum terwujud.
Demikianlah Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi
Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi Provinsi
Jambi‟‟
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pada sub-bab yang terdahulu, maka
sampailah penulis pada tahap akhir untuk mempermudah pembaca
memahami bacaan dengan jelas tentang pembahasan yang tertera dalam
skripsi ini maka dapat diambil kesimpulannya sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah
Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi
diantaranya : bullying secara verbal yang sering dilakukan oleh siswa
Nurul Iman yaitu memberi gelar baru kepada temannya, memanggil
dengan sebutan nama ayah si korban, bullying secara Fisik berupa
mendorong, mencubit pipi korban, menyembunyikan tas, sepatu dan
peralatan sekolah korban, perilaku bullying seperti ini jarang diketahui
oleh guru karena murid tidak mau mengadu dan sering terjadi ketika
jam istirahat mereka keluar kelas mencari jajan dan pergi kekantin
pada saat itulah si pelaku bullying melakukan aksinya.
2. Strategi guru Akidah Akhlak dalam mencegah perilaku bullying pada
siswa di Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi, ada
beberapa hal yang dilakukan guru akidah akhlak atau guru-guru
lainnya untuk mencegah perilaku bullying, seperti, memberikan
pendidikan agama kepada siswa, menghimbau siswa untuk tidak
melakukan perilaku bullying dan memberi hukuman kepada pelaku
bullying, hukuman tersebut sesuai dengan tindakan dan kesalahan
pelaku meningkatkan jalinan kerjasama dengan guru yang lain dan
siswa.
3. Solusi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi Masalah Bullying Pada
siswa di Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota Jambi
Provinsi Jambi. Guru Akidah Akhlak dan guru-guru lainnya selalu
mencari solusi untuk mengatasi perilaku bullying yang terjadi di
sekolah diantaranya : Peran keluarga dalam mencegah perilaku
bullying terhadap anaknya, karena untuk mencegah perilaku bullying

59
60

juga diperlukan peran orang tua, Peran kepala sekolah, Peran guru wali
kelas dalam memahami karakter siswanya, peran guru BK memberikan
layanan kepada siswa dan mencari akar permasalahan yang terjadi
penyebab dan korban perilaku bullying.

B. SARAN-SARAN
Sebelum mengakhiri tulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa
saran, semoga bermanfaat bagi Guru Akidah Akhlak dan guru-guru
lainnya, korban perilaku bullying dan pelaku bullying di Madrasah Nurul
Iman Ulu Gedong seberang kota jambi provinsi Jambi. Sebagai berikut :
1. Kepala sekolah, Guru akidah akhlak, guru BK dan guru bidang studi
lainya, untuk melakukan upaya maksimal dalam mencegah dan
mengatasi perilaku bullying, dengan memahami bahwa perilaku
bullying bukan hal sepele untuk tidak di perhatikan, dan berakibat fatal
pada korban jika secara terus menerus mendapatkan perilaku bullying
dari teman sebaya atau teman kelasnya. Meningkatkan kerjasama
antara guru dan siswa bisa menambah gagasan baru untuk mencegah
perilaku bullying.
2. Untuk perilaku bullying, jangan sekali-kali berbuat tidak baik seperti
membully teman, jangan membuat cacat nama baik sekolah dan nama
baik keluarga terutama orang tua dan jangan remehkan kekuatan orang
lemah dan suatu saat kita akan berada pada titik yang sama yaitu
lemah.
3. Kepada korban perilaku bullying, jangan terus-terusan mau dibully
oleh teman sebaya, jika kamu tidak salah apa salahnya untuk melawan
sebagai tanda membela diri. Jangan terlalu berdiam diri merenung dan
memikirkan nasib, bergaul dan bertemanlah sebanyak-banyaknya
dengan hal-hal Positif.
61

C. KATA PENUTUP
Dalam penulisan skiripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kesalahan yang penulis lakukan, baik dari segi penulisam maupun
pokok-pokok pembahasan penelitian, oleh karena itu sebagai manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kehilafan saya mohon maaf dan
menginginkan kritik dan masukan untuk mambangun penulis untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan skirpsi ini, dan semoga
penelitian ini memberikan manfaat untuk para pemaca, Aamin.

Jambi, 20 Juli 2020


Penulis

NUR HASANAH
NIM.TP.161541
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung : CV Diponegoro.


, 2002, Undang-undang Perlindungan Anak, Sinar Grafika, Jakarta :
(Pasal 76 C Ayat35).
, 2003, Undang- undang System pendidikan Nasinal (SISDIKNAS),
Jakarta: CitraUmbara
, 1991, Kamus Besa Bahasa Indoneesia, Jakarta: BalaiPustaka.
, 2018, Pedoman Penulisan Skripsi UIN STS, Jambi: Sulthan Thaha,
Amril M,2006,EtikadanPendidikan,Yogyakarta:AdityaMedia,Pekanbaru:
LSFK2P.
Anisa Riski Rahmawati, 2011. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan
Perilaku Bullying Pada Siswa-Siswi Kelas XI Jurusan Ilmu
Perkantoran SMKN 7, Yogyakarta.:Skripsi UIN SunanKalijaga
Arikunto, dkk, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara)

Asrori, Mohammad. 2013. “Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi


Pembelajaran”. Madrasah.Vol. 5.No. 2.

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai
Disiplin Ilmu, Jakarta: Rajawali Pers, Ed.1.Cet.2,2014
Barlian, Ikbal, 2013. Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru.
Jurnal Forum Sosial.Vol. VI.No.01.
Barnawi, Arifin, M. 2016. Strategi Dan Kebijakan PembelajaranPendidikan
Karakter. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia
Bertens, K, 2004, Etika, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Lubis, N L, 2009, Depresi dan Tinjauan Psikologis, Jakarta : PrenadaMedia
Group.
Lexy J. Meleong, 2011, Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Roskarya).
Marela, Girty. 2017. Bullying Verbal Menyebabkan Depresi Pada Remaja SMA
Di Kota Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 33.No. 1.

Mahmudah, HI, 2016 ,Resume Mata Kuliah Filsafat Islam : IAIN Bengkulu

Mufarrokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.

Muhmedayeli,2007,Teori-Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pekan


Baru: PPS UIN Suska Riau, Cetakan 1

Nuryani R, 2015, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang : IKIP Malang

Nasution. 1999. Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara.


Rahman Fazlur, 1997,Islam,Terjemahan. Bandung : Pustaka.

Sejiwa. 2008. Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar


Anak. Jakarta: Grasindo.

Sucipto, 201, Bullying Dan Upaya Meminimalisasikannyan, Psikopedagogika,


Vol. 1. No. 1
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung : Alfabe.
Tawalujan, AE, dkk, 2018, Hubungan Bullying Dengan Kepercayaan Diri Pada
Remaja di SMPN 10 Manado : e-Journal Keperawatan.Vol 6. No.1
Yunahar Ilyas, 2011, Kuliah Akidah Islam :Yogyakarta LPPI (Lembaga
Pengkajian Dan Pengamalan Islam.
Yusuf, dkk, 1994, Perkembangan Peserta Didik,:Jakarta (PT. Raja Grafindo
Persada
Zakiah Drajat, 2009, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
Zahruddin AR, 2004, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : Strategi Guru Aqidah Akhlak Dalam Mengatasi Bullying


Malalui Penanaman Nilai Keislaman Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Seberang Kota
Jambi Provinsi Jambi.

A. Wawancara
1. KepalaSekolah
a. Apa yang melatarbalakangi terjadinya bullying?
b. Kenapa Bullying bisa terjadi?
c. Faktor apa yang bisa menyebabkan bullying?
d. Bentuk bentuk perilaku bullying seperti apa yang dilakukan oleh
siswa?
e. Strategi apa yang anda lakukan cara mengatasi bullying tersebut?
f. Bagaimana cara mengatasi bullying?
2. Guru AkidahAkhlak
a. Apa yang menjadi penyebab terjadinya bullying?
b. Apakah siswa masih banyak melakukan tindakan bullying
disekolah?
c. Bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi bullying?
d. Apakah ada peraturan/tata tertib dari sekolah dalam mencegah
terjadinya bullying?
e. Peraturan/tata tertib seperti apa yang di gunakan disekolah tersebut
dalam mengatasi bullying?
f. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya bullying?
g. Strategi apa yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam
mengatasi tindakantersebut?
3. Siswa
a. Apakah kamu sering diejek atau dicemooh oleh temanmu saat
disekolah?
b. Siapa yang melakukan perlakuan tersebut laki-laki atau
perempuan?
c. Menurut kamu mengapa kamu sampai diejek atau dicemooh, oleh
temanmu?
d. Apakah kamu merasa bermasalah dengan situasi tersebut atau
merasa baik-baik saja?
e.Apakah kamu pernah menceritakan hal tersebut dengan orangtua?
f.Apakah ada yang pernah menolong ketika kamu dibully?
g.Bagaimana perasaan anda terhadap orang yang membully anda?
h.Bagaimana sikap anda menghadapi mereka?
i.Apakah anda pernah melapor ke orang tua ataupun yang
berwenang?
B. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut:
a. Kondisi sekolah
b. Mengamati Tingkah laku siswa
c. Mengamati Interaksi siswa didalam kelas
d. Mengamati Akhlak siswa
e. Mengamati kondisi kelas
f. Mengamati aktifitas siswa didalam kelas

C. Dokumentasi
1. Sejarah historis berdirinya sekolah
2. Keadaan geografis sekolah
3. Struktur organisasi sekolah
4. Keadaan siswa
5. Keadaan guru
6. Keadaan sarana dan prasarana
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari1
Nama : Nurhasanah
Nim : TP.161541
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PAI
Semester : VIII(Delapan)
Judul skripsi : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi
Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Seberang Kota Jambi Provinsi Jambi

Pembimbing I : Dr. H.Hidayat, M.Pd

No Tanda Tangan
Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
30 Januari 2020 Penyerahan surat penunjukan
1 dosen pembimbing
2 15 Februari 2020 Bimbingan Proposal

3 16 Februari 2020 ACC Proposal

4 25 Februari 2020 SeminarProposal

5 13 Maret 2020 ACC Riset

6 27 Juli 2020 Bimbingan Bab IV dan V

28 Juli 2020 Perbaikan Skripsi dan daftar


7
Pustaka
8 30 Juli 2020 ACC Munaqasah

Jambi, Agustus 2020


Mengetahui
PembimbingI

Dr. H.Hidayat, M.Pd


NIP.196401121994011001
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari1
Nama : Nurhasanah
Nim : TP.161541
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PAI
Semester : VIII(Delapan)
Judul skripsi : Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Mengatasi
Bullying Melalui Penanaman Nilai Keislaman Di
Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong
Seberang Kota Jambi

Pembimbing I : Ridwan, S.Psi, M.Psikologi

No Tanda Tangan
Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
30 Januari 2020 Penyerahan surat penunjukan
1 dosen pembimbing
2 15 Februari 2020 Bimbingan Proposal

3 16 Februari 2020 ACC Proposal

4 25 Februari 2020 SeminarProposal

5 13 Maret 2020 ACC Riset

6 27 Juli 2020 Bimbingan Bab IV dan V

28 Juli 2020 Perbaikan Skripsi dan daftar


7
Pustaka
8 30 Juli 2020 ACC Munaqasah

Jambi, Juli 2020


Mengetahui
PembimbingI

Ridwan, S.Psi, M.Psikologi


NIP. 1973101630070111017
DAFTAR KEY INFORMAN

NO. NAMA KETERANGAN


1 Al Hudori, M.Pd Kepala Sekolah
2 Ahmad Rosyidi, S.Pd.I Guru Akidah Akhlak/BK
DAFTAR INFORMAN

No. NAMA KETERANGA


1 Muhammad Riko, S.Pd Guru
2 Rodhita,S.Pd Guru
3 Istiqomah, S.Pd Guru
4 Fajriah,S.Pd Guru
5 Abdullah Wali Murid
6 Azizah Wali Murid
7 Ibnu Wali Murid
DAFTAR RESPONDEN

NO NAMA SISWA KELAS

1 VIII
A. RIZARD ALAMSYAH
2 VIII
ADITYA FIRMANSYAH
3 VIII
AHMAD ZUVI
4 VIII
ALIM AL- GHAZALI
5 VIII
6 ANDHIKA DESFRIYANSYAH
7 VIII
ANZIEL HUDA F
8 VIII
ARIF RISKI KUN DARMAWAN
9 VIII
ARIS AGUSTIAN
10 VIII
DAFA HIFRIZI
11 VIII
DEWA ANGGA
12 VIII
EBIN ARDIANTO S
13 VIII
JIMMY ALVADO
14 VIII
JULIAN SAPUTRA
15 VIII
M.ALFA BONANZA
16 VIII
M. ASRUL FAISAL
17 VIII
M. FAJAR NAJMI
18 VIII
M. FATUR RAHMAN
19 VIII
M. ILHAM
20 VIII
MAKHFUD HIDAYAT
21 VIII
MUHAMMAD SHADIQIN
22 VIII
MUHAMMAD ZIBRAN AZIM
23 VIII
REHAN AL FARABI
FOTO HASIL WAWANCARA

WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

WAWANCARA DENGAN SISWA KORBAN BULLYING


KELAS VIII PUTRA MTS NURUL IMAN
FOTO BERSAMA DENGAN SISWA KELAS VIII
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Hasanah

JenisKelamin : Perempuan

Tempat/TglLahir : Pulau Kecil, 31 Maret 1998

Alamat : Kepulauan Riau, Tembilahan Indra Giri Hilir

No.Kontak : 0823 21056104

E-mail : Nurhasanah@gmail.com

Pendidikan Formal

1. SD/MI,Tahun lulus : SDN 02 Pulau Kecil, 2010


2. SMP/MTS,Tahun lulus : MTS Sabilul Muttaqin Pulau Kijang,2013
3. SMA/MA,Tahun lulus : SMAN 01 Tembilahan Hulu, 2016

Motto Hidup : Jangan pernah meremehkan hal yang sepele, sebab hal
yang sepele itulah yang akan berpengaruh dalam hidupmu.

Anda mungkin juga menyukai