SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk memperoleh gelar
Strata 1 (S1) Sarjana Pendidikan
i
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Jl.lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36363
Telp/Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
ii
Dengan ini kami berharap agar Skripsi atau tugas akhir saudara tersebut diatas agar
segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih
iii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Jl.lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi
36363
Telp/Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id
PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
iv
Dengan ini kami berharap agar Skripsi atau tugas akhir saudara tersebut diatas agar
segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
vi
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang di atas dan telah diterima sebagai
bagian dari persyaratan Pengesahan Perbaikan Skripsi.
Mengetahui, Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
vii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian skripsi bukan hasil
karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Materai 6000
viii
Dewi Novita Sari
NIM TF.161150
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk keluarga teruma kedua orang tua
tercinta. Ayah handa Abdul Wahab dan ibunda Nuriah yang selalu mendo’akan
dan telah memberikan semua kasih sayang, cinta, waktu, materi yang selalu
tercukupi dalam pendidikan kepada anak semata wayang nya ini. Teruntuk
Ayahanda semoga apa yang ku dapat hari ini bisa membayar sedikit dari
takhingganya keringat jerih payah mu dan untuk ibundaku semoga dengan
pencapaian ku ini bisa membalas sedikit dari ribuan Doa dan seluruh cinta
tulusmu, meskipun itu semua tidak bakal bisa ku bayar dalam bentuk apapun, dan
antara doamu Tuhan Kabulkan dengan terselesainya perkuliahanku, terimakasih
tak hingga ku ucapkan semoga selalu dalam lindunganNya dan keluarga kecil kita
bisa berkumpul diantara orang-orang beriman. Aamiin.
Skripsi ini juga ku persembahkan untuk kedua dosen pembimbingku yang
telah mencurahkan tenaga dan fikiran demi selesainya skripsi ku ini beliau adalah
bapak Drs.Rizalman, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr.Sukarno,
M.Pd.I terimakasih yang luar biasa ku ucapkan tidak lagi sebatas dosen
pembimbing namun sudah seperti orang tua ku sendiri, semoga selalu diberikan
keberkahan disetiap langkah didunia dan di Akhirat, Aamiin.
Serta aku persembahkan untuk orang yang tidak kalah pentingnya dalam
hidupku, M.akbar Yani S.H yang selalu ada disampingku menemaniku,
menyemangatiku, membantuku, dalam bentuk do’a dan materi. Serta Sahabat
(Afdila Miranda, Nurlaini, dan Nurhikmah) yang selalu memberikan semangat
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sahabatku di bangku perkuliahan
terkhusus Fisika A dan Fisika B angkatan 2016, yang selalu mendukung disetiap
langkahku semoga kesuksesan dan keridhoan selalu mengikuti langkah kita
semua, dan semoga keikhlasan dan dukungan mereka menumbuhkan semangat
aku untuk terus maju.Semoga pengorbanan dan cinta kasih yang telah diberikan
membuahkan rahmat dan berkah dari Allah SWT. Aamiin.
ix
MOTTO
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, TuhanYang Maha'Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa bagi
manusia.
Penelitian ini risalah pencerahan dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas
Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua Orang Tua Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang tak hentinya memberi
support hingga penulis sampai ke titik sekarang ini.
2. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi asy’ari MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Ibu DR. Hj Fadlillah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Boby Syefrinando selaku Ketua Prodi sekaligus Pembimbing Akademik
dan Bapak Ir.Shalahuddin Selaku Sekprodi
5. Bapak Drs.Rizalman, MP.d selaku dosen Pembimbing I dan Bapak
Dr.Sukarno, M.Pd.I sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan watu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak H.Ambok Pera Afrizal, MA selaku kepala sekolah MAN 2 Kota Jambi
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data
dilapangan.
7. Sahabat-sabahat mahasiswa Fisika angkatan 2016 lokal A dan B Serta kakak
tingkat dan adik-adik sekalian.
xi
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
xii
ABSTRAK
xiii
Kemudian berdasarkan Lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang
menunjukkan aktivitas siswa dari 70% ke 86% dan aktivitas guru dari 69% ke
83%. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan hasil
Literasi Sains siswa Kelas XI MIA I MAN 2 Kota Jambi meningkat dengan baik
setelah menggunakan model pembelajaran group investigation berbantuan peta
konsep.
Kata Kunci : Fisika, Literasi Sains, Group Investigation, Peta konsep
xiv
ABSTRAC
Name : Dewi Novita Sari
Study Program : Physics education
Title : Efforts to Improve Student Literacy through
learningmodels Investigating Assisted Group Concept
Maps in physics subjects
This study discusses the learning model of Group Investigation in Physics
subjects to improve Physics Science Literacy in Madrasah Aliyah Negeri 2 School
of Jambi City. The focus of this research is on aspects of students' Literacy. The
purpose of this study is to find out how to increase students' scientific literacy
after learning activities using a concept map assisted learning model in MAN 2,
Jambi City. This research is a type of classroom action research (CAR) carried out
for 2 cycles, each cycle consisting of 4 stages, namely: planning, implementing,
observing, and reflecting. Research subjects numbered 24 students. Data
collection techniques are done through observation and tests. The results of this
study indicate the quality of students' Literacy in Physics through group
investigation learning models aided by concept maps increases in each cycle. the
percentage of completeness of students' scientific literacy results from pre-cycle to
cycle I increased by 47% then from cycle I to cycle II increased by 79.6%. and for
the increase in N-Gain indicator of prasiklus I science literacy to cycle I in the
process aspect increased by 0.57 with the medium category, then for the aspect of
content increased by 1.45 with a high category, and in the context aspect increased
by 0.22 which is still in the low category. Then the increase in N-Gain from pre-
cycle to cycle II in the aspect of the process increased by 0.67 in the medium
category then in the aspect of the content increased by 1.37 in the high category
and in the context aspect increased by 0.5 in the medium category.
Keywords: Physics, Science Literacy, Group Investigations, Concept Maps
xv
DAFTAR ISI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat belajar dan Pembelajaran ................................................................... 9
xvi
B. Pembelajaran Fisika disekolah ....................................................................... 11
C. Hasil Belajar.................................................................................................. 13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian .......................................................................................... 34
xvii
a. Instrumen Tes Literasi Sains ............................................................. 38
b. Lembar Observasi ............................................................................ 39
5. Teknik Analisis Data.......................................................................... 39
6. Indikator Keberhasilan Tindakan ....................................................... 41
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian .............................................................. 42
1. Visi .................................................................................................... 43
2. Misi ................................................................................................... 43
Struktur Organisasi Madrasah ............................................................................ 44
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Indikator Pengukuran Literasi Sains ................................................ 22
TABEL 4.11 Rata-rata indikator literasi sains dari pretest - siklus I ................... 57
TABEL 4.17 Rata-rata indikator literasi sains dari pretest - siklus II ................. 69
xix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka Berfikir....................................................................... 33
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 4.1 Beaground Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi .................. 87
xxi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini negara Indonesia sedang berada di era globalisasi yang
berkembang begitu pesat, seiring dengan perkembangan tersebut maka semakin
besar pula tuntutan kedepannya terutama pada Dunia Pendidikan. Indonesia
merupakan negara yang tingkat pendidikannya relative rendah dibandingkan
negara-negara lainnya terutama dibidang literasi sains. Berdasarkan hasil studi
literasi sains yang diadakan oleh PISA (Programme for International Student
Assessment 2015), tergambar bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bersaing
di tingkat Internasional masih harus lebih ditingkatkan. Dalam beberapa periode
tahun terakhir ini Indonesia menempati peringkat bawah di antara negara-negara
peserta studi literasi lainnya, Indonesia pertama kali mengikuti PISA pada tahun
2000. Indonesia berada di urutan ke 38 dari 41 negara yang terlibat dengan rata-
rata 377. Pada hasil PISA mengenai literasi membaca, Indonesia mendapat
peringkat ke 39 membaca skor 371. Selanjutnya Pada tahun kedua di
selenggarakannya PISA yaitu 2003 yang diikuti oleh 40 negara, literasi membaca
Indonesia mendapat skor 382. Hal ini menunjukkan peningkatan literasi membaca
kala itu. Tahun-tahun selanjutnya di laksanakan pada tahun 2003, 2006, 2009,
2012, dan 2015. Jumlah negara yang turut serta pun semakin bertambah. Tahun
2015, negara yang mengikuti PISA ada 72 negara. Dari hasil tes, literasi membaca
Indonesia mengalami puncak pada tahun 2009 yaitu dengan skor 402,namun
tahun 2012 mengalami penurunan skor menjadi 396 dan tahun 2015 mengalami
kenaikan 1 skor menjadi 397.
Hasil tes PISA pada tahun 2015 Indonesia masih berada di 10 besar
peringkat terbawah yaitu peringkat 62 dari 72 negara dengan rata-rata skor 395.
Hal yang menarik adalah dari ketiga aspek literasi yaitu membaca, kemampuan
matematika, dan kemampuan sains meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun
2012. Tingkat literasi Indonesia dinilai relatif rendah terlihat dari skor PISA yang
masih di bawah rata-rata negara OECD. Skor PISA Indonesia bahkan kalah dari
negara Vietnam. Kemudian laporan terakhir tes PISA tahun 2018 yang rilis pada
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap karena adanya
latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik: 2010) sedangkan menurut Hamzah B.
Uno (2011) belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah
memperoleh informasi yang disengaja. Adapun pengertian belajar menurut
Daryanto & Muljo Rahardjo (2012) adalah suatu proses interaksi antara berbagai
unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, dan situasi belajar yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
Menurut Sardiman (2011) mendefinisikan belajar dalam dua bagian, yaitu
pengertian secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan
sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, dalam arti
sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Sedangkan menurut Gagne yang dikutip Eveline dan Hartini (2011),
mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku yang relative menetap
yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang
direncanakan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan, dan lain-lain (Sudjana: 2005).
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 Dalam, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Martinis & Bansu (2012)
kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-
komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai
tambah terhadap adalah komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
10
rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan
kongkret.
4. Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut.
5. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian bagian
atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan
terstruktur.
6. Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam
ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan
nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada.
2. Ranah Afektif
Menurut Kratwohl (Purwanto; 2008) membagi belajar afektif
menjadi lima tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan),
partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan),
organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi
(menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun
secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling
tinggi. Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai
yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.
3. Ranah Psikomotorik
Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasil
belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari
yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi hanya dapat
dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah.
Simpson (Purwanto: 2008) mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik
menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan
(menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing
(meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan
17
keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia. literasi sains
menurut C.E de Boer (1991), orang yang pertama menggunakan istilah literasi
sains adalah Paul de Hurt dari Stanford University. Menurut
Hurt, science literacy berarti tindakan memahami sains dan mengaplikasikannya
bagi kebutuhan masyarakat.
Literasi sains yaitu sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah, kemampuan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, menarik kesimpulan
berdasarkan bukti-bukti yang ada sehingga dapat memahami dan membantu
peserta didik untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia
dengan alam PISA pada tahun 2003 (OECD, 2003). Selanjutnya pada 2006 PISA
menguatkankan penjelasan mengenai literasi sains dalam domain kompetensi
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena
secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dan yang pada tahun 2015 PISA menyempurnakan defenisi dari litersi sains
bahwa literasi sains adalah kemampuan untuk menjelaskan fenomena ilmiah,
merancang dan mengevaluasi penelitian ilmiah, serta menginterpretasikan data
dan bukti ilmiah.
Literasi sains penting karena dengan literasi sains siswa, dapat
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sains mereka untuk dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai individu dan warga negara
(Brown dan Reveles: 2005). Selain itu Brown dan Reveles (2005) mendefinisikan
literasi sains sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep sains seseorang
yang dibutuhkan untuk suatu proses dalam mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam kepentingan umum. Oleh hal tersebut literasi sains menjadi
fokus tujuan utama dalam pendidikan sains (American Association for the
Advancement of Science [AAAS], 1993; National Research Council [NRC], 1996;
DeBoer, 2000).Dalam science for all Americans (1990) yang menyatakan bahwa
untuk proyek dua ribu enam puluh satu pembelajaran sains sebaiknya berfokus
pada pencapaian literasi sains. Dengan demikian literasi sains merupakan
kemampuan yang dianggap penting, karena dengan literasi sains dapat membantu
seseorang untuk mengambil keputusan.
21
pendidikan hanya tamat SD atau tidak tamat SD. Jumlah ini merupakan
terbesar kedua dari seluruh negara peserta. Namun jika dibandingkan
dengan siswa-siswa di negara lain yang memiliki orang tua berlatar
belakang pendidikan sama, maka pencapaian sains murid-murid Indonesia
masih lebih baik dari 22 negara lainnya. Tercatat skor sains Indonesia
dalam PISA 2015 adalah 403, jika latar belakang sosial ekonomi negara-
negara peserta disamakan, maka pencapaian skor sains Indonesia berada di
angka 445 dan posisi Indonesia naik sebanyak 11 peringkat.
Hal yang terpenting dari survei benchmarking internasional seperti PISA
ini adalah bagaimana kita melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa yang
dihasilkan dari survei tersebut. Peningkatan capaian yang terjadi harus terus
ditingkatkan dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Bila laju
peningkatan tahun 2012-2018 dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030
capaian kita akan sama dengan capaian rerata negara-negara OECD. Perlu optimis
untuk terus bekerja keras. Adapun indikator pengukuran literasi sains adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 indikator pengukuran literasi sains
NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN
1. Siswa mampu mengidentifikasi kata-kata kunci
mengidentifikasi
1 untuk mencari imformasi ilmiah tentang topic
pertanyaan ilmiah
yang diberikan.
Menjelaskan 1. Mendeskripsikan .
2 fenomena secara 2. Manafsirkan.
ilmiah 3. Memprediksi.
1. Menilai informasi ilmiah
2. Menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
3. Memilih alternative kesimpulan yang terkait
Menggunakan bukti
3. bukti yang diberikan.
ilmiah
4. Memberikan alasan untuk setuju atau menolak
kesimpulan .
5. Membuat refleksi berdasarkan implikasi social
23
E. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu gambaran yang harus direncanakan
oleh guru yang nantinya dijadikan pedoman ketika berlansungnya kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, model pembelajaran sendiri
mencangkup pola interaksi siswa dengan guru melalui pendekatan strategi,
motode serta teknik pembelajaran yang diterapkan didalam kelas.Arends
(Suprijono: 2013) menyampaikan bahwa dalam suatu model pembelajaran
ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut
tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang
yang disyaratkan.
Menurut Joice& Weil (Isjoni: 2013) model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan tujuan pembelajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang
sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
Sedangkan Istarani (2011) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian
penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.
Menurut Amri (2013) Model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri
tersebut yaitu:
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
24
apa yang diketahui siswa. Kemudian Sugiyanto (2013) menyatakan bahwa peta
konsep menggunakan pengingat visual sensorik dalam suatu pola dari ide-ide
yang berkaitan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan, peta ini
dapat membangkitkan ide-ide orsinil dan memicu ingatan dengan mudah jauh
lebih mudah daripada pencatatan tradisional. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu metode pembelajaran yang
meminta siswa untuk mengaitkan konsep-konsep yang saling berhubungan dalam
bentuk gambar atau diagram dan memiliki hubungan yang mengaitkan antara
konsep-konsep tersebut.
Ciri-ciri Peta Konsep Dahar dalam (Holil; 2008) mengemukakan ciri-ciri
peta konsep sebagai berikut:
a. Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi dari suatu bidang studi. Jadi dengan membuat peta
konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan
mempelajarinya lebih bermakna.
b. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu
bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang
memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antar konsep-
konsep.
c. Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep tidak semua
mempunyai bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep
yang lebih umum dari pada konsep-konsep yang lain, Bila dua atau
lebih konsep yang digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
inklusif, terbentuklah hirarki pada peta konsep itu.
H. Penelitian yang relevan
Penelitian mengenai literasi sains sudah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Ika maryani: 2010) yang
berjiudul Pembelajaran Kooperatif Gi (Group Investigation) Berbantuan Media
Laboratorium Virtual Dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses
Dan Hasil BelajarTujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran kimia dalam tingkat reaksi materi pelajaran dengan
29
Penelitian yang dilakukan oleh Mufida Nofiana 2018 yang berjudul Upaya
peningkatan literasi sains siswa melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi sains siswa dalam aspek konten,
konteks, maupun proses masih tergolong rendah. Rendahnya literasi sains
menyebabkan siswa menjadi kurang tanggap terhadap perkembangan dan
permasalahan yang ada di sekitar lingkungan terutama yang berkaitan dengan
fenomena alam, keunggulan lokal daerah, maupun permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah strategi untuk
meningkatkan literasi sains siswa menggunakan model pembelajaran berbasis
keunggulan lokal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek
penelitian adalah siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Sokaraja. Prosedur penelitian
dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan/
analisis data, dan pelaporan. Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis
keunggulan lokal mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan literasi sains pada
aspek konten, konteks, maupun proses sains siswa. Sebelum diterapkan
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, kemampuan literasi sains siswa pada
aspek konten dan konteks sains termasuk dalam kategori sangat rendah dengan
persentase aspek konten 12,78% dan aspek konteks 28,75%, sedangkan
penguasaan aspek proses sains adalah 68,2%. Setelah dilakukan pembelajaran
berbasis keunggulan lokal aspek konten sains meningkat menjadi 70,62% dan
termasuk dalam kategori baik, konteks sains meningkat menjadi 43,87% dan
termasuk dalam kategori rendah, serta aspek proses sains meningkat menjadi 77,
18% dan termasuk kategori baik. Meskipun peningkatan tersebut belum
signifikan, namun dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis
keunggulan lokal dapat meningkatkan kemampuan konten, konteks, dan proses
sains siswa.
I. Kerangka berfikir
Hasil observasi awal yang telah dilakukan dibeberapa Sekolah Menengah
Atas di Kota Jambi dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi siswa masih
berada dikategori rendah, hal ini disebabkan banyak hal salah satunya mereka
belum terbiasa dengan istilah Literasi Sains kemudian proses pembelajaran yang
32
telah berlansung tidak begitu menunjang peningkatan literasi sains siswa, seperti
kurangnya pembelajaran dalam bentuk kelompok, kurangnya praktikum
menggunakan laboratorium, sehingga siswa benar-benar terpaku pada apa yang
dijelaskan guru semata.
Salah satu upaya untuk meningkatkan Literasi Sains siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation, model pembelajaran
Group Investigation merupakan model pembelajaran yang didalamnya terdapat
kelompok-kelompok kecil yang sangat memungkinkan untuk siswa lebih aktif
dalam pembelajaran, model pembelajaran Group Investigation ini memiliki 6
tahapan yaitu (1) pengelompokan, (2) perencanaan, (3) penyelidikan, (4)
pengorganisasian, (5) presentasi dan (6) evaluasi, yang tentunya ini sangat
menunjang keberhasilah Literasi Sains siswa, pada penelitian ini model
pembelajaran Group Investigtion penerapannya dibantu dengan Peta Konsep.
Peta konsep digunakan agar siswa lebih cepat dalam mengingat serta
menyimpulkan apa yang dipelajari berdasarkan konsep yang benar, karena
disekolah yang dilakukan observasi, peneliti menemukan beberapa faktor yang
menyebabkan guru tidak menerapkan model pembelajaran yang efektif salah
satunya yaitu keterbatasan waktu dalam pembelajaran, karena pembelajaran fisika
sendiri hanya mendapat 2 jam/pertemuan, dan ada juga 2 jam tersebut dipenggal
menjadi 1 jam/pertemuan dalam hari berbeda. Hal ini yang menjadikan peneliti
berfikir untuk menggunakan peta konsep agar pembelajaran berlansung cepat,
tepat dan lengkap.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk lembar observasi dan
tes yang telah mencakup aspek konten, konteks dan proses berdasarkan keteapan
yang telah ditetapkan oleh PISA soal-soal tes yang digunakan sudah melewati uji
kelayakan oleh para ahli sehingga bisa digunakan untuk mengukur tingkat literasi
sains siswa.
33
Masalah :
1. Kemampuan Literasi Sains siswa di Indonesia masih di bawah standar
Internasional
2. Terbatasnya penerapan Model pembelajaran
Solusi :
Penerapan Model Pmbelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep
pada mata pelajaran Fisika
Pretest
Kegiatan Pembelajaran
Posttest
Analisis
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di MAN 2 Kota Jambi kelas XI semester
genap.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MAN 2 Kota Jambi
Alasan pengambilan subjek penelitian sebanyak satu kelas karena jumlah
populusi siswa sedang (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit) ,agar
penelitian ini fokus terhadap hasil yang dicapai siswa.
B. Sasaran Penelitian
Tingkat keberhasilan literasi sains dikatakan berhasil apabila siswa sudah
mencapai minimal rata-rata nilai KKM di MAN 2 Kota Jambi
C. Rencana Tindakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Menurut (Arikunto, 2015) PTK merupakan pendekatan
untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dengan melakukan ke arah
perbaikan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran sehingga dapat
memperbaiki proses dan hasil pendidikan pembelajaran.
1. Tahapan penelitian
Desain penelitian tindakan kelas pada penelitian ini mengacu rancangan
model Kemmis & Taggart, dimana masing-masing siklus pada penelitian ini
terdiri dari empat tahapan yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus
atau putaran, artinya sesudah tahap ke-4 kembali lagi ketahap pertama dan
seterusnya.
35
PERENCANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI
SIKLUS II PELAKSANAAN
PENGAMATAN
?
Gambar 3.1 prosedur penelitian tindakan kelas
( sumber: suharsimi arikumto dkk 2009)
a. Perencanaan (planning)
Yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi.
b. Tindakan (acting)
Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang
merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
c. Pengamatan (Observation)
Yaitu kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan
dalam proses belajar mengajar.
d. Refleksi (Reflektion)
Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang
telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.
36
2. Prosedur penelitian
A. Siklus 1
a. perencanaan
1. Membuat rencana pembelajaran.
2. Mempersiapkan alat-alat pendukung yang diperlukan dikelas
sesuai dengan rencana pembelajaran.
3. Membuat lembar kerja siswa.
4. Membuat lembar observasi siswa.
5. Mendesain alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban.
6. Pelaksanaan tindakan
b. Pelaksanaan tindakan
Langkah yang dilakukan setelah perencanaan selesai ialah
pelaksanaan tindakan, Dalam pelaksanaan ini pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat pada tahap perencanaan,
Secara umum tahap dari pelaksaan tindakan adalah sebagai berikut :
1. Memotivasi siswa untuk belajar
2. Melaksanakan kegiatan inti sesuai dengan rencana pembelajaran
(RPP)
3. Melakukan evaluasi
4. Menganalisis hasil evaluasi
5. Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan
tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya.
c. Obsevasi dan Evaluasi
Observasi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan sebuah
penilaian dengan melalui pengamatan secara lansung dan sistematis.
Observasi dilakukandengan menggunakan lembar observasi siswa dan
lembar observasi aktivitas guru, hasil dari obserbas tersebutlah yang
menjadi penentu apa saja yang harus dilakukan untuk seklus berikutnya.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan, dan evaluasi dilakukan setelah proses kegiatan belajar
mengajar pada setiap akhir siklus dengan memberika tes akhir untuk
37
gunakan mampu mengukur apa yang akan kita ukur. Uji validitas pada
instrument tes pada penelitian ini sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu
yaitu oleh (Indrawati: 2017) peneliti hanya menguji soal untuk pretest guna
mengetahui hasil sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran
Group Investigation. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas butir soal. Uji validitas butir soal berfungsi untuk memperoleh soal-
soal yang bermutu sebelum soal tersebut digunakan. Penilaian ini dilakukan
oleh para pakar (experts judgment) yang ahli pada bidangnya. Uji validasi ini
dilakukan dengan penelaahan dan pengkajian masalah oleh validator yakni
oleh dosen yang telah dipilih.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai lembar pengamatan yang
digunakan untuk mengukur bagaimana proses berlansungnya pembelajaran
menggunakan model pembelajaran yang diterapkan, serta mengetahui
terlaksana atau tidaknya tujuan dari pembelajaran yang semestinya. Proses
observasi ini menggunakan instrument keterlaksaan pembelajaran yang akan
di isi oleh observer.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptip
kuantitatif dengan pengolahan data tunggal yaitu dengan menentukan distribusi
frekuensi kemudian dilakukan perhitungan presentasi peningkatan pada setiap
siklus analisis data pada penelitian iniyang digunakan untuk mengamati penilaian
hasil tes yang diperoleh siswa pada masing-masing siklus digunakan rumus yang
dikemukakan Oleh Purwanto (2008) dengan menggunakan Persamaan berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Keterangan :
40
x = Nilai rata-rata
Na = jumlah nilai ulangan siswa
N = jumlah siswa keseluruhan
Untuk mengalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini harus
memenuhi beberapa, komponen, indikator penilaian seperti: Siswa mampu
mengidentifikasi kata-kata kunci untuk mencari informasi ilmiah tentang topik
yang diberikan, mendeskripsikan, menafsirkan, memprediksi, menilai informasi
ilmiah dan mampu Menarik kesimpulan.
Uji N-Gain pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
dan seberapa besarkah tingkat kepercayaan peserta didik sebelum dilakukannya
perlakuan dan sesudah dilakukannya perlakuan. Formulasi N-Gain skor yang
didefinisikan oleh Hakkedalam maltzer: 2002) yaitu:
𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒
N-Gain (g) =𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒
Penentuan kriteria nilai n-gain yang dikemukakan oleh Hake (1999), yaitu :
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Jambi berada dikomplek perguruan JL.
Adityawarman Thehok berasal dari komplek PGAN Jambi yang luasnya mencapai
4,3 Ha. MAN 2 Kota jambi ini dahulunya dikenal dengan MAN Model Jambiyang
selanjutnya berubah jadi MAN 2 Kota Jambi berdasarkan P.Ma No 681 tahun
2016. Perubahan nama diresmikan pada tanggal 28 April 2018 oleh KaKanwil
Prov. Jambi Bapak H. Muhammad pada masa kepemimpinan H.Ambok Pera
Aprizal, MA.
Sebelum ditetapkan MAN 2 Kota Jambi ini mengalami beberapa
perubahan nama, lebih lengkapnya akan dijelaskan pada table berikut :
Tabel 4.1 data pergantian nama Madrasah
No Tahun Nama Madrasah
1 1960 – 1964 PGAN 4 JAMBI
2 1965 – 1978 PGAN 6 JAMBI
3 1978 – 1990 PGAN JAMBI
4 1990 – 1998 MAN JAMBI
5 1998 – 2018 MAN MODEL JAMBI
6 2018 – sekarang MAN 2 KOTA JAMBI
(Sumber website http://man2kotajambi.mdrsh.id/)
43
umum yang berkaitan dengan literasi sains. Berikut data analisis hasil evaluasi
prasiklus di MAN 2 Kota Jambi
9 Frekuensi
8
7
6
5
4
3
Nilai tengah
2
1
0
6,5 20,5 34,5 48,5 62,5 76,5
3. Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Tahap Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
meganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi (SK) dan
kopetensi dasar (KD) pada mata pelajaran Fisika yang akan disampaikan
kepada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan RPP agar
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain
membuat RPP Peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru yang
berguna untuk memonitor bagaimana situasi dan kondisi ketika diterapkan
model pembelajaran yang ditetapkan.Selain RPP dan juga lembar
Observasi peneliti juga teah menyiapkan lembar tes yang berisi soal untuk
Post Test.
Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus I
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
Kamis
1 Pertemuan I Dasar Gelombang Bunyi
6 Februari 2020
Jum’at
2 Pertemuan II Efek Dopler dan Pipa Organa
7 Februari 2020
b. Pelaksanaan (Tindakan)
Pada siklus I tindakan yang dilakukan peneliti yaitu membahas
materi gelombang bunyi yang kegiatan belajar mengajarnya menggunakan
model pembelajaran Group investigation berbantuan prta konsep yang
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Adapun prosedur pelaksanaannya
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a) Memberisalam
b) Mengecek kehadiransiswa.
c) Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengandoa.
d) Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang
berkaitan dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek
48
Frekuensi
14
12
10
0
63 68 73 78 83 88
Nilai Tengah
= 0,47
Jadi berdasarkan kategori perolehan N-gain yang ditetap hake 1999 setelah
diberlakukan model pembelajaran pada siklus 1 dapat disimpulkan nilai
peningkatan N-gain masih berada pada kategori sedang dengan angka kurang dari
0,7 dan lebih dari angka 0.3
Kemudian dihitung dalam persentase yaitu :
𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒
N-Gain (g) =𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%
𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒
N-Gain (g) = 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%
74.5−51.8
N-Gain (g) = 100−51.8 𝑥 100%
22.7
= 𝑥 100%
48.2
= 47%
Dari hasil persentase terlihat bahwa ada peningkatan setelah diberlakukan
model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep sebanyak 47%
berdasarkan ketetapan presentase N-Gain jika peningkatan dari hasil Pretest ke
Postest 40-55% maka masih berada pada kategori kurang efektif.
56
Jum’at
2 Pertemuan II Intensitas Gelombang Bunyi
14 Februari 2020
b. Pelaksanaan (Tindakan)
Pada siklus II ini tindakan yang dilakukan peneliti yaitu materi gelombang
bunyi pada siklus I dengan sub materi gelombang, dan Intensitas gelombang
bunyi, pelaksanaan siklus ini dilakukan dua kali pertemuan, dengan prosedur
pelaksanaannya adalah :
1) Pendahuluan
a) Memberi salam
b) Mengecek kehadiransiswa.
c) Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengandoa.
d) Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan
dengan gelombang kejut dan intensitas gelombang bunyi.
e) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran
f) Kemudian mulai masuk ke tahap penerapan model pembelajaran yang
terdiri dari 6 Fase sebagai berikut :
2) Fase 1 (Pengelompokan)
a) Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi menjadi 4-5 orang
siswa dan guru membagikan pokok bahasan yang berbeda
b) Guru memberikan sub topik
3) Fase 2 (Planning)
Guru Dan siswa merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah dipilih
pada fase pertama (Pengelompokan)
60
4) Fase 3 (Penyelidikan)
a) Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam
fase kedua.
b) Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar yang susuai
dengan materi kelompok yang diberikan.
c) Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
menawarkan bantuan bila diperlukan
5) Fase 4 (Pengorganisasian)
a) Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada
fase ketiga
b) Merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan
dengan cara menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada
seluruh kelas
6) Fase 5 (Presentasi)
Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil makalah yang
mereka buat dengan bentuk peta konsep dan setiap siswa di dalam
kelompok diharuskan untuk aktif.
7) Fase 6 (Evaluasi)
Guru memberikan penghargaan atas semua yang dilakukan baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
8) Penutup
a) Peserta didik kembali ke tempat dudukmasing-masing
b) Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran yang telah
dipelajari.
c) Do’a
c. Pengamatan
1) Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi siswa berdasarkan indikator literasi sains pada mata
pelajaran Fisika dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation berbantuan peta konsep pada siklus II dapat dilihat aktivitas
siswa pada komponen literasi pertama yaitu mengidentifikasi pertanyaan
61
menjawab pertanyaan, aspek ini sudah berjalan dengan sangat baik yaitu
mendapat point 4, selanjutnya yang kesepuluh yaitu guru menguatkan
kesimpulan yang diperoleh siswa dari hasil kerja kelompok siswa aspek ini
sudah berjalan sangat baik dengan point 4, selanjutnya yang kesebelas
yaitu setelah presentasi guru menginstruksikan siswa untuk kembali ke
tempat aspek ini juga sudah berjalan dengan sangat baik yaitu mendapat
point 4, selanjutnya yang ke dua belas yaitu guru membagikan soal tes
dan menginstruksikan agar siswa mengerjakan tes secara individu aspek
ini juga sudah berjalan dengan sangat baik dengan point 4, dan yang ketiga
belas guru membantu pelaksanaan tes, aspek ini sudah berjalan sangat baik
dengan point 4.
Terakhir kegiatan penutup, ada tiga aspek yang diamati pada
kegiatan penutup yaitu yang pertama Guru memberikan kesimpulan
tentang materi yang baru saja dibahas aspek ini mendapat point 4 karena
sudah berjalan sangat baik, selanjutnya yang kedua yaitu guru
menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini sudah
berjalan sangat baik sehingga mendapat point 4, selanjutnya yang terakhir
yaitu Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya dan memberikan penugasan untuk siswa aspek ini
sudah berjalan sangat baik sehingga mendapat point 4.
Dari hasil pengamatan observer diatas setelah dianalisis aktivitas
guru pada siklus II mendapat rata-rata 83%.untuk lebih jelas hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I akan dijelaskan pada tabel yang
terdapat pada lampiran 4.8.
3) Hasil Postest Siklus II
Selain lembar observasi aktivitas siswa dan guru, teknik
pengumpulan data penelitian ini yaitu tes, berikut perolehan Nilai Postest
Evaluasi Siklus 1 tingkat Literasi Sains Siswa dengan Menggunakan
Model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep pada
siklus II, tabel lengkapnya bisa dilihat pada lampiran 4.9.
64
Frekuensi
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1 Nilai Tengah
0
71,5 75,5 99,5 83,5 87,5 91,5
79,79−0,47
N-Gain (g) = 100−0.47
79.32
=99,53
= 0,796
Jadi berdasarkan kategori perolehan N-gain yang ditetap hake 1999 setelah
diberlakukan model pembelajaran pada siklus II dapat disimpulkan nilai
peningkatan N-gain sudah berada pada kategori tinggi dengan angka lebih dari
dari 0,7 yaitu 0,796
Kemudian dihitung dalam persentase yaitu :
𝑆𝑝𝑜𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒
N-Gain (g) =𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 𝑥 100%
79,79−0,47
N-Gain (g) = x100%
100−0.47
79.32
= 99,53 x100%
= 79.6%
67
Dari hasil perhitungan nilai individu siswa pada siklus II dapat dilihat
peningkatan yang terjadi dari siklus prasiklus ke siklus II sebesar 0,79 yang mana
pada ketetapan hakke 1999 sudah berada pada kategori efektif. Maka perlakuan
pada penelitian ini diakhiri pada siklus II.
e. Refleksi Siklus II
Dalam Penelitian Tindak Kelas (PTK) Tahapan refleksi dilakukan setelah
melewati tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi, kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang terjadi pada siklus II dari
siklus sebelumnya yaitu siklus I. Hal ini terlihat dari upaya meningkatkan literasi
sains siswa yang sudah memenuhi indikator literasi sains berupa tes. data yang
ada dapat diketahui bahwa siklus dua sudah berada pada kategori baik yaitu
dengan persentase 79,6%. dan berdasarkan lembar observasi siswa dan guru yang
mana lembar observasi siswa pada siklus II menunjukkan angka 86% dan lembar
aktivitas guru menunjukkan angka 80% Berdasarkan hasil refleksi tersebut
penelitian pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi
indikator keberhasilan tindakan maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri
pada siklus II.
Dari beberapa uraian di atas kemudian data dalam penelitian ini dianalisis
serta disimpulkan, berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan pengerjaan
instrument tes sebagai berikut :
1. Hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase sebesar
70%, sedangkan pada siklus II diperoleh persentase sebesar 86%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan aspek literasi sains siswa yang
menggunakan model pembelajaran group investigation berbantuan peta
konsep pada mata pelajaran fisika.
2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 69%, sedangkan pada siklus II diperoleh persentase
sebesar 83%. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
69
Aktivitas Siswa
100%
80%
40%
20%
0%
Siklus I Siklus II
Aktivitas Guru
90%
80%
70%
60%
50% Aktivits Guru
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II
2. Hasil Tes
Selain hasil observasi peningkatan literasi sains siswa setelah
menggunakan model pembelajaran Group Investigation berbantuan peta konsep
juga dapat dilihat dari hasil tes yang menggunakan instrument Literasi Sains
berdasarkan table dan grafik berikut :
8
7
6
5
4 Rata-rata
3
2
1
0
Prasiklus Siklus I Siklus II
Produk adalah hasil atau keluaran yang diperoleh dari suatu pengumpulan
data yang disusun secara lengkap dan sistematis.Sains sebagai produk adalah
kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik dari para ahli saintis sejak
berabad-abad berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori.Jadi hasil yang
berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data,
konsep, prinsip dan teori dalam Sains merupakan hasil kegiatan analitik.
2. Hakikat Sains sebagai Proses
Sains sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli
saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-
temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Proses yang
dimaksud adalah bagaimana cara berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang
ada di lingkungan. Pengetahuan sains disusun dan diperoleh melalui metode
ilmiah.Untuk itu diperlukan sejumlah keterampilan sains yang sering disebut
science processes skills, meliputi :
a. Mengenal dan merumuskan masalah.
b. Mengumpulkan data.
c. Melakukan percobaan atau penelitian.
d. Melakukan pengamatan.
e. Melakukan pengukuran.
f. Menyimpulkan.
g. Mengkomunikasikan pegetahuan atau melaporkan hasil penemuan.
Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :
a. Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan
panca indra.
b. Prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan
kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah
diperoleh.
c. Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari
hasil pengamatan.
d. Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
Tahap- tahap penelitian:
77
k. Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu
masalah atau gejala yang dijumpainya.
Pada penelitian ini model pembelajaran yang diterapkan yaitu group
investigation berbantuan peta konsep dan langkah-langkah, kelebihan dan manfaat
yang ada pada Group investigation dan peta konsep berdasarkan pemaparan diatas
fokus kepada aspek proses hakikat sains, meskipun ketiga hakikat tersebut selalu
berkaitan namun setelah di telaah group investigation dan peta konsep lebih
mengarah kepada hakikat proses sains yang mana berdasarkan penelitian mampu
peningkatkan literasi sains siswa di MAN 2 Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan literasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran group
investigation berbantuan peta konsep penelelitian ini dilakukan di Di Madrasah
Aliyah Negeri Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-
tahapan model pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep dan
indikator pencapaiannya berlandasan indikator literasi sains. Setelah dilakukan
analisis data terlihat literasi sains siswa meningkat dengan adanya peningkatan
literasi sains siswa, siswa menjadi lebih aktif, kemudian responsiif terhadap
fenomena-fenomena yang dikaitakan dalam pembelajaran dan menjadikan siswa
lebih mudah dalam mengingat serta memunculkan ide-ide kreatif yang bersumber
dari pengamplikasian langkah Group Investigation berbantuan peta konsep.
Dengan meningkatnya literasi sains siswa mampu meningkatkan cara
berfikir, dan hasil belajar siswa pun menjadi meningkat, dari yang tadinya mereka
tidak peka terhadap kejadian atau fenomena ilmiah yang terjadi namun setelah
mereka paham bahwa ternyata fisika tidak selalu tentang rumus, dengan mereka
paham terhadap konsep dan akar dari semua yang mereka pelajari maka rumus
yang ada dalam fisika akan nampak dengan sendiri tanpa perlu menghafal untuk
mencari jawaban. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation berbantuan peta konsep mampu meningkatkan
literasi sains siswa, tidak hanya itu dengan pengaplikasian model pembelajaran ini
juga mampu meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar yang dapat
dilihat dari peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru di dalam kelas.
79
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Fisika sudah seharusnya menjadi matapelajaran yang diminati, presepsi-
presepsi negatif tentang fisika sendiri bisa dihilangkan meskipun tidak spontan
dan perlu adanya pemberlakuan khusus terutama dari tenaga pendidik terlebih
dahulu seperti penerapan model yang mampu menarik minat bakat serta tidak
membosankan bagi siswa. Penerapan model pembelajaran group investigation
pada penelitian ini memperlihatkan bahwa efektifitas proses belajar mengajar
dapat dicapai hal ini dapat disimpulkan dari observasi aktivitas siswa pada siklus I
dengan rata-rata 70% kemudian meningkat pada siklus II dengan rata-rata 86%,
peningkatan juga terlihat dari observasi akivitas guru yang mana pada siklus I
memperoleh rata-rata 69% kemudian pada siklus II memperoleh rata-rata 83%
selain berasarkan lembar observasi peningkatan juga dapat dilihat berdasarkan
data hasil tes literasi sains siswa terjadi peningkatan dari prasiklus dengan rata-
rata 51,8 yang masih belum mencapai KKM kemudian dilanjutkan pada siklus I
dengan rata-rata 74,5 dan masih juga belum mencapai KKM namun terjadi
penigkatan sebanyak 47% peningkatan ini berdasarkan ketetapan hakke 1999
masih berada pada kategori kurang.
Karena masih belum mencapai KKM maka dilanjutkan dengan siklus
kedua yang memperoleh hasil rata-rata 79,8 persentase peningkatan dari siklus I
ke siklus II sebanyak 79,6% dan peningkatan ini sudah dianggap efektif yaitu
dengan angka lebih dari 76 begitu juga untuk peningkatan N-Gain indikator
pencapian literasi sains yaitu aspek proses meningkat dari prasiklus ke siklus I
yaitu sebanyak 0,57 dengan kategori sedang kemudian pada aspek konten
meningkat sebanyak 1,45 dengan kategori tinggi dan untuk konteks meningkat
0,22 dengan kategori rendah. Peningkatan N-Gain indikator literasi sains dari
prasiklus ke siklus I pada aspek proses sains meningkat sebanyak 0,67 dengan
kategori sedang, kemudian pada aspek konten meningkat sebanyak 1,375 dengan
kategori tinggi dan untuk konteks sains meningkat sebanyak 0,5 dengan kategori
sedang.
81
akademisi siswa sangat disiplin serta taat pada tata tertib yang di berlakukan oleh
pihak sekolah, bahkan dalam bidang keorganisasian siswa yang terdapat di MAN 2
Kota Jambi sangat aktif dan boleh saya bahasakan hampir semua siswa yang
memilki potensi atau bakat dapat disalurkan melalui kegiatan Ekstra maupun intra
sekolah, seperti Pramuka, Drum Band, PMI, OSIM, Olahraga dan lain sebagainya.
Adapun jumlah siswa yang terdapat di MAN 2 Kota Jambi kelas X berjumlah
381 siswa kelas XI berjumlah 433 siswa kemudian kelas XII berjumlah 355.
B. Keadaan Srana dan Prasrana Madrasah
Adapun sarana prasarana yang terdapat di MAN 2 Kota Jambi adalah sebagai
berikut:
1. Tanah dan Halaman
MAN 2 Kota Jambi berdiri diatas tanah sertifikat hak milik Departemen
Agama RI dengan nomor sertifikat: 38 luas tanah: 35.385 m. Luas bangunan 6771 m.
Sekitarnya dikelilingi oleh pagar beton. Di sebelah Barat berbatasan dengan
pemukiman penduduk, sebelah utara berbatasan dengan gedung MTS Negeri 2,
sebelah timur dan Selatan berbatasan dengan jalan Umum.
2. Gedung Madrasah
Bangunan gedung MAN 2 Kota Jambi saat ini pada umumnya dalam keadaan
baik dan terpelihara, seluruhnya dangan konstruksi beton. Gedung ini terdiri dari 36
ruang kelas dengan luas 8 x 8 m2 dengan kondisi baik, kemudian ada 5
bengkel/keterampilan dengan luas10 x 8 m2 dalam kondisi baik, 2 ruangan
Laboratorium IPA dengan luas 10 x 8 m2 dalam kondisi baik, 2 ruangan labor bahasa
dengan luas 8 x 8 m2 dengan kondisi bangunan baik, 1 perpustakaan dengan luas 20 x
8 m2 dalam kondisi baik, 1 ruangan guru dengan luas bangunan 13 x 20 m2 dengan
kondisi baik, 1 ruang kepala sekolah dengan luas 2.5 x 2.5 m2 dengan kondisi
bangunan baik, 1 ruang kepala TU dengan luas 2.5 x 2.5 m2 dengan kondisi bangunan
baik.
Kemudian memiliki 1 ruang bendahara dengan luas 2.5 x 2.5m dengan
kondisi baik, kemudian ada 1 ruangan staf administrasi dengan luas 5 x 6m2dan
85
kondisi baik, selanjutnya ada 1 ruang operator komputer dengan luas 36m2 , kemudian
ada 1 ruang BK dengan luas 32m2dalam kondisi, kemudian 2 ruang UKS dengan luas
32m2dalam kondisi baik, ada 1 ruang koperasi dengan luas 48m2dalam kondisi baik,
selanjutnya ada 1 buah aula PSBB dengan luas bangunan 450m2dalam kondisi baik,
kemudian ada 16 kamar asrama putri dengan luas bangunan 10 x 8m2dalam kondisi
sangat baik.
Kemudian 21 kamar wisma engan luas 4 x 4m2dalam kondisi baik, ada 4 unit
WC guru seluas 1,5m2dengan kondisi layak pakai, kemudian ada 10 WC siswa
dengan luas 1,5m2dengan kondisi layak pakai, selanjutnya ada 4 ruang kelas diklat
PSBB dengan luas 8 x 8m2dalam kondisi baik, kemudian ada 1 ruang makan PSBB
dengan luas 100m2dalam kondisi baik, ada 1 unit kantin siswa dengan luas 8 x
10m2dalam kondisi baik, kamudian ada 1 unit masjid seluas 332m2dalam kondisi
sangat baik, ada 5 unit sarana olahraga dengan kondisi baik, ada 1 ruang OSIM
dengan luas 3 x 8m2dalam kondisi baik, kemudian ada 2 unit pos satpam dengan luas
2x3m2 dalam kondisi baik, dan yang terakhir ada 2 Tempat parkir seluas 120m2alam
keadaan baik.
Itulah keadaan srana dan prasrana yang ada di MAN 2 Kota jambi yang
disajikan lengkap pada lampiran 4.2.
86
No Nama Keterangan
1 Ambok Pera Afrizal, MA PNS
2 Dra. Hj Lili Rosita, S.Pd PNS
3 Dra Rosmawati PNS
4 Mistriza Elvy, S.Pd PNS
5 Drs. Syaiful Bahri PNS
6 Drs. Basyir, M.Pd.I PNS
7 Drs. Hj. Marwen PNS
8 Drs. Panji, M.Pd PNS
9 Drs. Hj Muslim, S.Pd, M.Pd.I PNS
10 Drs. Ahadiyanto, M.Si PNS
11 Drs. Herry Santoso PNS
12 Dra. Nurnas, M.Pd.I PNS
13 Dra. Hj. Nurhayati PNS
14 Drs. Siti Maryam, M.Pd PNS
15 Sapar Marwan, S.Pd, M.Pd PNS
16 Harbon Kosassih, M.Pd PNS
17 Ali Imron, S.Pd, M.Pd.I PNS
18 Dr. Michrunnisa Ramli M.Pmat PNS
19 Yenni, S.Pd, M.Pd PNS
20 Dra. Juslina Ernawati, M.Pd PNS
21 Heryani, S.Pd PNS
22 Hj. Dian Saptarini, S.Pd PNS
23 Butet Noperita, S.Pd PNS
24 Tridiawati, S.Pd PNS
25 Yokmi, S.Pd PNS
26 Awaludin, S.Pd, M.Si PNS
27 Tri Astutiek, ST, M.Pd PNS
28 Zaimarni, S.Pd, M.Si PNS
29 Rahwamawati, S.Pd PNS
30 Nurjamal, S.Pd, M.Pd PNS
31 Latipah Hanum Lubis, M.Pd PNS
32 Nurasiah, S.Pd PNS
33 Dr. Darma Putra, M.Pkim PNS
34 Siti Ropiah, SP, M.Si PNS
35 Andi Neha, M.Fil.I PNS
36 Dr. Doddy Prabencana, M.Pd.I PNS
87
Nilai Postest
No Nama Keterangan
1 Amelia Putri 50 Tidak Tuntas
2 Andik Ramatiah 70 Tuntas
3 Bima Miftahul Fatwa 40 Tidak tuntas
4 Daliyah Elsyafira 30 Tidak Tuntas
5 Dwi Cahyaningsih 70 Tuntas
6 Fradisca adde Nur 70 Tuntas
7 Inayah Uzma 50 Tidak tuntas
8 Jesti Jannati 80 Tuntas
9 M. Mauluddin 60 Tidak Tuntas
10 M. Nabil 0 Tidak Tuntas
11 Nanda Rosa Defani 60 Tidak Tuntas
12 Navalia Wardani 60 Tidak Tuntas
13 Nia Zulkarnain 70 Tidak Tuntas
14 Niken Amelia 60 Tidak Tuntas
15 Nurifah Cahya 50 Tidak Tuntas
16 Opinur Destiana 40 Tidak Tuntas
17 Rafly Fadhil 0 Tidak Tuntas
18 Rahmah Aufathiya 50 Tidak Tuntas
19 Rahmayani Anwar 70 Tidak Tuntas
20 Reni Septiani 60 Tidak Tuntas
21 Rizqi Nurandika 20 Tidak Tuntas
22 Sabrina Azzahra 70 Tidak Tuntas
23 Veronika Vitadela 70 Tuntas
24 Yudha Andrean 30 Tidak Tuntas
Jumlah 1.244
Siswa Tuntas 1 Belum Mencapai
Siswa Tidak Tuntas 23 KKM
RATA-RATA 51.8
91
Rentang
NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN Skor
Skor
1 mengidentifikasi 1. Siswa mampu
pertanyaan mengidentifikasi kata-
ilmiah kata kunci untuk
mencari imformasi 10 1 - 15
ilmiah tentang topic
yang diberikan.
2 Menjelaskan 1. Mendeskripsikan . 8 1 - 10
fenomena secara 2. Manafsirkan. 8 1 - 10
ilmiah 3. Memprediksi. 7 1 - 10
3. Menggunakan 1. Menilai informasi
7 1 - 10
bukti ilmiah ilmiah
2. Menarik kesimpulan
berdasarkan bukti 7 1 - 15
ilmiah.
3. Memilih alternative
kesimpulan yang
terkait bukti yang 8 1 - 10
diberikan.
4. Memberikan alasan
untuk setuju atau 8 1 - 10
menolak kesimpulan .
5. Membuat refleksi
berdasarkan implikasi
social dari kesimpulan 7 1 - 10
ilmiah.
JUMLAH 70% 100%
92
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Guru mengucap salam pembuka dan
mengkondisikan siswa 4
B Kegiatan inti
C Penutup
1. Guru memberikan kesimpulan tentang 4
materi yang baru saja dibahas
2. Guru menginformasikan kegiatan yang akan 3
dilakukan pada pertemuan berikutnya dan
memberikan penugasan untuk siswa
3. Guru menginformasikan kegiatan yang akan 4
dilakukan pada pertemuan berikutnya dan
memberikan penugasan untuk siswa
Rata-rata = 69
Rata-rata persentase = 69%
94
Nilai Tes
No Nama Evaluasi Keterangan
Siklus I
1 Amelia Putri 70 Tidak Tuntas
2 Andik Ramatiah 75 Tuntas
3 Bima Miftahul Fatwa 75 Tuntas
4 Daliyah Elsyafira 75 Tuntas
5 Dwi Cahyaningsih 70 Tidak Tuntas
6 Fradisca adde Nur 75 Tuntas
7 Inayah Uzma 80 Tuntas
8 Jesti Jannati 90 Tuntas
9 M. Mauluddin 75 Tuntas
10 M. Nabil 60 Tidak Tuntas
11 Nanda Rosa Defani 80 Tuntas
12 Navalia Wardani 70 Tidak Tuntas
13 Nia Zulkarnain 75 Tuntas
14 Niken Amelia 90 Tuntas
15 Nurifah Cahya 75 Tuntas
16 Opinur Destiana 75 Tuntas
17 Rafly Fadhil 75 Tuntas
18 Rahmah Aufathiya 70 Tidak Tuntas
19 Rahmayani Anwar 70 Tidak Tuntas
20 Reni Septiani 75 Tuntas
21 Rizqi Nurandika 75 Tuntas
22 Sabrina Azzahra 70 Tidak Tuntas
23 Veronika Vitadela 70 Tidak Tuntas
24 Yudha Andrean 75 Tuntas
Jumlah 1.790
Siswa Tuntas 16 Belum Mencapai
Siswa Tidak Tuntas 8 KKM
RATA-RATA 74,5
95
Rentang
NO KOMPONEN INDIKATOR PENILAIAN Skor
Skor
1 mengidentifikasi 1. Siswa mampu
pertanyaan ilmiah mengidentifikasi kata-
kata kunci untuk
mencari imformasi 13 1 - 15
ilmiah tentang topic
yang diberikan.
2 Menjelaskan 2. Mendeskripsikan . 10 1 - 10
fenomena secara 3. Manafsirkan. 9 1 - 10
ilmiah 4. Memprediksi. 9 1 - 10
3. Menggunakan 1. Menilai informasi
8 1 - 10
bukti ilmiah ilmiah
2. Menarik kesimpulan
berdasarkan bukti 10 1 - 15
ilmiah.
3. Memilih alternative
kesimpulan yang
terkait bukti yang 10 1 - 10
diberikan.
4. Memberikan alasan
untuk setuju atau 9 1 - 10
menolak kesimpulan .
5. Membuat refleksi
berdasarkan implikasi
social dari kesimpulan 8 1 - 10
ilmiah.
JUMLAH 86% 100%
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4
A Pendahuluan
96
B Kegiatan Inti
C Penutup
4. Guru memberikan kesimpulan tentang 4
materi yang baru saja dibahas
5. Guru menginformasikan kegiatan yang 4
akan dilakukan pada pertemuan berikutnya
dan memberikan penugasan untuk siswa
6. Guru menginformasikan kegiatan yang 4
akan dilakukan pada pertemuan berikutnya
dan memberikan penugasan untuk siswa
Rata-rata = 83
Rata-rata persentase = 83%
Nilai Tes
No Nama Evaluasi Keterangan
Siklus II
1 Amelia Putri 75 Tuntas
2 Andik Ramatiah 75 Tuntas
3 Bima Miftahul Fatwa 85 Tuntas
4 Daliyah Elsyafira 80 Tuntas
5 Dwi Cahyaningsih 75 Tuntas
6 Fradisca adde Nur 75 Tuntas
7 Inayah Uzma 90 Tuntas
8 Jesti Jannati 90 Tuntas
9 M. Mauluddin 80 Tuntas
10 M. Nabil 70 Tidak Tuntas
11 Nanda Rosa Defani 90 Tuntas
12 Navalia Wardani 75 Tuntas
13 Nia Zulkarnain 80 Tuntas
14 Niken Amelia 90 Tuntas
98
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4:
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya dari sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
NO
KD Indikator
1 1.1 Menyadari kebesaran 1.1 Mengenali dan mengagumi kebesaran Tuhan
Tuhan yang menciptakan dan melalui pengamatan gejala-gejala alami
mengatur alam jagad raya gelombang bunyi dan aplikasi gelombang bunyi
melalui pengamatan dalam teknologi.
fenomenal alam fisis dan
pengukurannya
2 2.1 Menunjukan prilaku 2.1 Melakukan kegiatan pengamatan peserta
ilmiah (memiliki rasa ingin didik dapat terbuka, jujur,hati-
tahu; bertanggung jawab; hati,aktif,disiplin, kerjasama dan
terbuka; kritis; kreatif; bertanggung jawab.
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan,
melaporkan, dan berdiskusi.
3 3.1 Menerapakan konsep dan Siklus 1
prinsip gelombang bunyi 1. menjelaskan karakteristik gelombang bunyi
2. menggunakan persamaan cepat rambat
gelombang pada zat gas, zat padat, dan zat
cair untuk penyelesaian masalah.
3. Menggunakan efek doppler untuk
penyelesaian masalah
4. Menjelaskan telinga sebagai penerima bunyi
5. Menjelaskan fenomena dawai
6. Menjelaskan fenomena pipa organa
7. Menjelaskan intensitas gelombang
8. Menjelaskan taraf intensitas bunyi
100
C. TujuanPertemuan
Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, peserta didik
dapat memahami pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang
gelombang bunyi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian gelombang bunyi
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium
ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang
memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula
yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut
dapat merambat melalui vakum ( hampa udara) , seperti gelombang listrik
magnet dapat merambat dalam vakum.
Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan
101
Diketahui : f = 30 Hz , ½ λ = 50 cm
λ = 100 cm = 1 m
Ditanya : v = ..?
Jawab : v = λ.f = 1.30 = 30 m/s
b) Gelombang audio
Gelombang audio merupakan gelombang bunyi yang frekuensinya
20 Hz hingga 20.000 Hz. Gelombang audio ini misalnya dihasilkan oleh
alat musik, percakapan, tumbukan antar benda, serta semua getaran bunyi
yang bunyinya mampu didengar manusia.
c) Gelombang ultrasonic
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi dengan
frekuensi diatas 20.000 Hz. Gelombang bunyi ini juga tak mampu
terdengar oleh manusia. Beberapa binatang mampu mendeteksi
gelombang ultrasonic ini, seperti, anjing, tikus, lumba-lumba dan
kelelawar. Ada banyak manfaat gelombang ultrasonic misalnya di bidang
medis dan industry. Di bidang medis gelombang ini dapat digunakan
untuk mencitrakan janin yaitu dengan ultrasonografi (USG ) dan juga
untuk membersihkan gigi. Di bidang industri , gelombang ini dapat
digunakan untuk melakukan uji tak rusak atau Non Destructive Testing
(NDT)
2. Sumber Gelombang Bunyi
Sumber gelombang bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Hampir
semua benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Misalnya dawai gitar
atau biola tampak bergetar sewaktu dibunyikan. Bunyi yang dihasilkan
oleh getaran dawai menyerupai superposisi dari gelombang- gelombang
sinusoidal berjalan. Gelombang berdiri pada dawai dan gelombang bunyi
yang merambat di udara mempunyai kandungan harmonik (tingkatan di
mana terdapat frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi dasar) yang
serupa. Kandungan harmonik bergantung pada cara dawai itu digetarkan.
103
3. Resonansi
Resonansi merupakan keadaan yang terjadi pada suatu benda
ketika pada benda itu datang gaya periodik yang frekuensinya sama
dengan frekuensi alamiah benda tersebut. Akibat keadaan resonansi,
benda akan bergetar dengan amplitudo terbesar yang mungkin dapat
terjadi karena gaya periodik itu. Resonansi dapat juga berarti bergetarnya
suatu benda karena getaran benda lain. Fenomena resonansi dapat juga
ditunjukkan dengan gelombang longitudinal (bunyi) dapat ditimbulkan
oleh garpu tala. Resonansi memegang peranan penting dalam instrument
musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring jika tidak
dilengkapi dengan ruang resonansi. Ruang resonansi ini dapat beresonansi
dengan dawai yang bergetar di dekatnya. Tanpa ruang resonansi, gitar dan
biola tidak akan menghasilkan nada yang nyaring dan merdu.
Sumber pada terompet adalah getaran bibir peniupnya. Jika
terompet tidak dilengkapi dengan ruang resonansi yang berupa pipa
dengan bentuk tertentu, getaran bibir saja tidak akan menghasilkan nada
yang nyaring dan merdu. Instrumen musik gamelan juga menggunakan
ruang resonansi yang terletak di bagian bawah. Demikian juga angklung
bambu yang sangat terkenal dari jawa barat.
4. Efek Doppler pada Bunyi
Bila seorang pendengar bergerak menuju sebuah sumber bunyi
yang stasioner, maka titi nada (frekuensi) bunyi yang terdengar adalah
lebih tinggi daripada bila pendengar tersebut berada di dalam keadaan
diam. Bila pendengar bergerak menjauhi sumber stationer tersebut, maka
dia akan mendengarkan titi nada yang lebih rendah daripada bila
pendengar tersebut berada di dalam keadaan diam. Doppler (1842)
menyatakan bahwa “sumber dan pengamat bergerak sepanjang garis yang
menghubungkan sumber dan pengamat medium melalui dimana bunyi
berjalan. Untuk menganalisis Efek Doppler pada gelombang bunyi, kita
104
bunyi infrasonik.
c. Digunakan mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
d. Diciptakannya Pengeras Suara termasuk manfaat dari bunyi audiosonik.
e. Digunakan utuk kita mendengar suara, musik dan untukmemperlancar
komunikasi.
f. Menentukan jarak dari sesuatu tempat.
g. Pemecahan batu karang dalam usus
Manfaat gelombang bunyi (gelombang ultrasonic)
F. Langkah-langkah pembelajaran
Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Mengecek kehadiran siswa.
3. Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengan doa. 5 menit
4. Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan
dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek doppler, dan
telinga sebagai penerima bunyi.
5. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Pengelompokan
1. Guru memberikan sub topik
2. Guru membagi kelompok setiap kelompok terbagi
menjadi 4-5 orang siswa dan guru membagikan pokok
Fase 1 bahasan yang berbeda 10 Menit
Planning
3. Guru Dan siswa merencanakan prosedur pembelajaran,
tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan
Fase 2 subtopik pelajaran yang telah dipilih pada fase 20 Menit
pertama.
Penyelidikan
109
Pengorganisasian
7. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang
diperoleh pada fase ketiga
Fase 4 30 menit
8. merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas
dan disajikan dengan cara menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas
Presentasi
Fase 5 9. Setiap kelompok maju mempersentasikan hasil diskusi
dalam bentuk peta konsep dan setiap siswa di dalam
kelompok diharuskan untuk aktif.
60 menit
Evaluasi
Fase 6 10. Guru memberikan penghargaan atas semua yang 5 menit
dilakukan baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
Penutup
1. Peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing
2. Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran
yang telah
Berlansung dalam bentuk peta konsep.
20 menit
110
I. TujuanPertemuan
J. MATERI PEMBELAJARAN
Secara sederhana, Taraf intensitas bunyi bisa diartikan dengan tingkat kebisingan
suatu bunyi pada pendengaran manusia. Bunyi yang mempunyai taraf intensitas yang
tinggi akan memekakkan telinga kita seperti bunyi ledakan bom atau pesawat
terbang. Namun ada juga bunyi yang sangat pelan sampai sampai tidak terdengar
antara intensitas bunyi yang diukur (I) dengan intensitas ambang pendengaran (Io).
Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
sebanyak n buah sumber bunyi yang identik (mempunyai intensitas bunyi sama),
Taraf intensitas bunyi pada jarak yang berbeda dari sumber bunyi akan berbeda,
dirumuskan dengan :
telinga manusia adalah sebesar 10-12Wm-2 pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut
intensitas ambang Pendengaran. Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga
manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah
pada manusia adalah 10 -12 Wm-2 dan batasan pendengaran tertinggi pada manusia
adalah 1 Wm-2.
L. Langkah-langkah pembelajaran
1. Memberi salam
2. Mengecek kehadiran siswa.
3. Mempersilahkan siswa mengawali pembelajran dengan doa.
5 menit
4. Guru memberi apersepsi dan motifasi tentang materi yang berkaitan
dengan karakteristik bunyi,cepat rambat bunyi,efek doppler, dan telinga
sebagai penerima bunyi.
5. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Pengelompokan
117
Planning
8. Guru Dan siswa merencanakan prosedur
pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang
Fase 2 konsisten dengan subtopik pelajaran yang telah
dipilih pada fase pertama. 20 Menit
Penyelidikan
9. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka
kembangkan di dalam fase kedua. 25 Menit
Fase 3 10. Guru mengarahkan siswa untuk mencari bahan ajar
yang susuai dengan materi kelompok yang diberikan.
11. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok
dan menawarkan bantuan bila diperlukan
Pengorganisasian
12. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang
diperoleh pada fase ketiga
Fase 4 13. merencanakan bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan dengan cara menarik sebagai
bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas
15 menit
Fase 5
Presentasi
118
Evaluasi
Fase 6 15. Guru memberikan penghargaan atas semua yang 5 menit
dilakukan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok
Penutup
a. Peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing
b. Guru dan peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran yang 60 menit
telah berlansung.
c. Guru memberikan post test kepada peserta didik
d. Doa penutup
119
Kelas/Semester : XI/ II
1. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam kontak termal dan benda
ketiga C merupakan termometer. Apakah benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal
satu sama lain?
A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama lain, karena dari hasil
pembacaan termometer bernilai sama.
B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.
D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.
E. Benda A mengalami pertukaran energi.
Menjelaskan Menjelaskan konsep 2. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa dan suhu diletakkan secara
Fenomena Ilmiah kalor kontak termal, maka
A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar .
B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.
C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya.
D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi.
E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.
Setiap bahan/zat memiliki karakteristik koefisien rata-rata pemuaian masing-masing. Sebagai contoh,
Mengidentifikasi Menjelaskan faktor ketika suhu dari batang kuningan dan batang baja dengan panjang yang sama dinaikkan dengan
isu /pertanyaan pemuaian padakeping jumlah yang sama dari suatu keadaan awal, batang kuningan akan lebih memuai dibandingkan dengan
ilmiah bimetal batang baja karena kuningan memiliki koefisien muai rata-rata yang lebih besar dibandingkan baja.
Mekanisme sederhana yang disebut strip bimetal menggunakan prinsip ini.
Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut ini!
1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak mempunyai konduktivitas termal
paling besar.
2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja mempunyai konduktivitas paling kecil.
3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.
4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.
a. 1 dan 4
b. 1,2, dan 3
c. 4 dan 2
d. 1 dan 3
e. 3 dan 2
122
Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah yang
membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?
A. Timah
B. Raksa
C. Air
D. Alkohol
E. Air dan Raksa
123
Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan oleh faktor?
A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah menyebabkan suhu rata-rata
tahunan yang rendah.
B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat, semakin tinggi
suhunya.
C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhunya.
D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.
E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur
125
Menjelaskan Menganalisis 7. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin
fenomena ilmiah perpindahan kalor kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.
dengan cara konduksi Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!
A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah
nol dan titik didih semakin rendah.
B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.
C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.
D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.
E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.
Menjelaskan Menganalisis 9. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin
fenomena ilmiah perpindahan kalor kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.
dengan cara konduksi Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!
A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah
nol dan titik didih semakin rendah.
B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.
C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.
D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.
E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.
SUHU DAN
KALOR MAN 2
KOTA JAMBI
Soal
3. Berdasarkan gambar 1(a) diatas apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
A. Koefisien muai panjang yang berbada yakni baja memiliki koefisien
muai lebih besar.
B. Koefisien muai baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga
keping bimetal akan melengkung ke arah baja.
C. Koefisien pemuaian baja lebih kecil dibanding kuningan
sehingga bimetal akan melengkung ke arah kuningan.
D. Koefisien kuningan lebih kecil daripada baja.
E. Kedua benda mempunyai koefisien muai yang sama.
4. Berdasarkan gambar 1(b) strip bimetal pada termostat digunakan sebagai?
A. Menyambungkan hubungan listrik pada suhu 30℃
B. Mengikat hubungan listrik
C. Memutus listrik pada suhu 25℃
D. Memutus hubungan listrik pada suhu 30℃ dan
menyambungkan hubungan listrik pada suhu 25℃
E. Menghubungkan aliran arus listrik
5. Perhatikan tabel berikut!
Zat Konduktivitas Panjang
termal (kal/ms ℃) (m)
131
Baja 0,0046 5
Kuningan 0,01 4
Perak 0,42 2
Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut
ini!
Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah yang
membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?
Timah
Raksa
Air
Alkohol
Air dan Raksa
133
Pertanyaan:
8. Artikel
Letak astronomis Indonesia terletak pada 95º-141ºBT Dan 6ºLU-11ºLS
Serta dilalui oleh garis Khatulistiwa sehingga sangat mempengaruhi
keadaan suhu udara rata-rata setiap hari sepanjang tahunnya. Posisi
Indonesia yang terletak pada daerah lintang rendh menyebabkan suhu rata-
rata tahunan yang tinggi, yaitu kurang lebih 26ºC perbedaan suhu juga
dipengaruhi oleh ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin
tinggi suatu tempat maka semakin rendah suhunya. Perbedaan suhu ini
mempengaruhi berbagai habitat beragam jenis tanaman yang tumbuh
didalamnya Wilayah Indonesia merupakan kepulauan sehingga luas wilayah
perairan sangat luas hal ini sangat mempengaruhi kondisi suhu di
wilayahnya. Karena kondisi tersebut mengakibatkan tidak terjadi perbedaan
suhu yang besar antara suhu maksimum dan minimum tahunannya
Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
Kelas/Semester : XI / 1
2. Jawab: B 1
3. Jawab: B 1
4. Jawab: D 1
= 0,0046/5 = 0,00092
Kuningan: Q/t = k/l
= 0,01/4 = 0,0025
Perak : Q/t = k/l
= 0,42/2= 0,21
6. Jawab: B 1
Untuk menentukan zat yang membutuhkan kalor paling
kecil mencapai titik didih dengan menggunakan
persamaan Q= m c ∆T
Yang membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai
titik didih adalah Raksa
7. Jawab: B 1
9 Jawab: A 1
b. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran pada soal berbentuk pilihan ganda
menggunakan rumus sebagai berikut.
137
S = (Rx1)-(Wx0)
Dimana:
Tujuan/Indikator Soal:
137
Gambar sekawanan gajah (kiri) dan kelelawar mendeteksi pohon di depannya (kanan).
Meskipun memiliki kebiasaan hidup berbeda, gajah dan kelelawar mempunyai kemiripan, yaitu memiliki
kemampuan mengeluarkan dan mendeteksi bunyi yang tidak dapat didengar manusia. Gelombang bunyi yang
bisa dideteksi gajah antara 1 sampai 20 Hz dimana udara dan tanah menjadi medium. Gajah memang
138
Tujuan/Indikator Soal:
Diberikan bacaan berjudul Gajah dan Kelelawar, peserta didik dapat menjelaskan karakteristik gelombang bunyi yang
dibedakan berdasarkan frekuensi dengan tepat.
3. Jelaskan karakteristik bunyi yang dibedakan berdasarkan frekuensinya!
a. Infrasonik: frekuensi getaran kurang dari 20 Hz, contoh hewan yang mampu mendengar bunyi ini adalah gajah
dan anjing.
b. Audiosonik : frekuensi getaran antara 20 Hz sampai 20 KHz, bunyi yang dapat terdengar oleh manusia
c. Ultrasonik : frekuensi getaran lebih dari 20 KHz, yang mampu mendengar bunyi ini adalah kelelawar dan lumba-
lumba
Tujuan/Indikator Soal:
Diberikan bacaan berjudul Gajah dan Kelelawar; dan ilustrasi pengukuran kedalaman laut, peserta didik dapat menjelaskan
prosedur pengukuran tersebut beserta perhitungan yang digunakan dengan tepat.
4. Prinsip pengukuran kedalaman laut dengan Fathometer diilustrasikan sebagai berikut.
139
ULTRASONOGRAFI (USG)
Di banyak negara, dapat diambil gambar dari janin
(perkembangan bayi) menggunakan pencitraan ultrasonik
(ultrasound imaging) atau yang biasa disebut
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan menggunakan USG
berguna bagi kehamilan agar dapat segera diketahui jika
terdapat kemungkinan kelainan pada janin. Oleh karena
itu, biasnya dokter menganjurkan pemeriksaan USG
setidaknya tiga kali selama kehamilan. USG bekerja
dengan memakai energi mekanik yang berasal dari
gelombang bunyi ultrasonik (± 20kHz) yang akan
menyebar ke seluruh permukaan dan hanya sekitar 0-1% yang diserap oleh tubuh. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO),
gelombang ultrasonik akan berakibat negatif ketika dipakai sampai 400 kali.
Dokter memegang probe dan menggerakkan pada perut ibu. Gelombang ultrasonik ditransmisikan ke dalam perut.
Di dalam perut gelombang tersebut dipantulkan dari permukaan janin. Pantulan gelombang terdeteksi oleh probe dan
diteruskan ke mesin yang dapat menghasilkan gambar.
140
Tujuan/Indikator Soal:
Diberikan bacaan berjudul Sirine Mobil Polisi, peserta didik dapat menjelaskan perubahan frekuensi pada efek Doppler Jenis Pengetahuan : epistemik
dengan tepat.
Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah
8. Pada gambar yang diberikan, frekuensi bunyi yang diterima oleh pengamat wanita berbeda dengan
frekuensi bunyi yang diterima pengamat pria. Apakah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan dan Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan
kebelakang oleh sirine mobil polisi berbeda? Jelaskan alasan Anda! pengetahuan ilmiah yang sesuai
Frekuensi yang dipancarkan (frekuensi sumber) besarnya sama, frekuensi yang diterima pengamat berbeda. Konteks : lokal/nasional; aplikasi sains dan
Saat mobil polisi bergerak, seolah-olah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan berbeda dengan frekuensi yang teknologi
dipancarkan ke belakang. Hal ini tidak benar. Yang berubah bukan frekuensi sumber namun frekuensi yang didengar
oleh pengamat akibat pengaruh kecepatan sirine terhadap pengamat. Sirine akan terdengar lebih keras pada pengamat Tingkat kognitif : tinggi
di depan mobil polisis sebab mobil polisi mendekati pengamat tersebut sehingga gelombang lebih rapat (frekuensi yang
diterima pengamat di depan lebih besar).
Tujuan/Indikator Soal: Jenis Pengetahuan : konten
142
BERMAIN GITAR
Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan dengan cara memetik dawai yang ujung-ujungnya Jenis Pengetahuan : konten
143
Tujuan/Indikator Soal:
Disajikan bacaan berjudul Seruling vs Klarinet, dan keterangan frekuensi pipa organa, peserta didik dapat menentukan Jenis Pengetahuan : konten
jenis pipa organa dengan tepat.
Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara
ilmiah
16. Jika sebuah pipa organa dapat menghasilkan frekuensi harmonik berturut-turut 680 Hz dan 1360 Hz ,
Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data
apakah pipa organa tersebut merupakan bunyi dari seruling atau klarinet?
Pipa organa dapat dikenali dengan perbandingan frekuensinya. Perbandingan dari frekuensi yang diketahui adalah serta menarik kesimpulan yang tepat
680 Hz ∶ 1360 Hz = 1: 2. Perbandingan dari frekuensi menunjukkan bahwa nada tersebut berasal dari pipa organa Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi
terbuka, dalam hal ini seruling.
Tingkat kognitif : sedang
Suatu percobaan sederhana pipa organa terbuka dilakukan untuk menguji hipotesis yang diperoleh berdasarkan
fenomena bunyi yang terdengar saat menggesek bibir gelas di atas. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh
dari percobaan tersebut.
Tabel hasil pengamatan
Volume air dalam gelas Bunyi yang terdengar
3/4 bagian Sangat nyaring.
bunyinya menjadi sedikit lebih pelan
1/2 bagian
dan lebih berat.
bunyinya menjadi semakin berat dan
1/4 bagian
seperti bass.
Tujuan/Indikator Soal:
Jenis Pengetahuan : prosedural
Disajikan data hasil pengamatan percobaan sederhana pipa organa, peserta didik dapat membuat kesimpulan dalam
percobaan pipa organa dengan tepat. Kompetensi : menginterpretasi data dan bukti secara
18. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan pipa organa di ilmiah
atas! Sub Kompetensi : menganalisis dan menafsirkan data
Semakin besar panjang ruang pada gelas (semakin kecil volume air di dalamnya), maka akan semakin kecil frekuensi serta menarik kesimpulan yang tepat
bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin kecil panjang ruang pada gelas (semakin besarnya volume air
di dalamnya), maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin besar. Sehingga, panjang ruang (kolom udara) Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi
berbanding terbalik dengan frekuensi bunyi yang dihasilnya.
Tingkat kognitif : tinggi
Tujuan/Indikator Soal:
Disajikan fenomena terkait pipa organa, peserta didik dapat membuat rumusan masalah yang dapat digunakan dalam
percobaan pipa organa dengan tepat. Jenis Pengetahuan : prosedural
Kompetensi : mengevaluasi dan mendesain
19. Berdasarkan fenomena di atas, buatlah rumusan masalah yang digunakan dalam percobaan beserta penemuan ilmiah
hipotesis yang dapat diajukan! Sub Kompetensi : mengidentifikasi pertanyaan yang
Rumusan masalah : diselidiki dalam suatu penelitian yang
Bagaimanakah hubungan antara panjang kolom udara dalam pipa organa dengan frekuensi bunyi yang dihasilkan? diberikan
Hipotesis : Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi
Semakin kecil panjang ruang pada gelas (semakin besar volume air di dalamnya), maka akan semakin nyaring bunyi
Tingkat kognitif : tinggi (high)
yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin besar panjang ruang pada gelas (semakin kecil volume air di
dalamnya), maka bunyi yang dihasilkan akan semakin berat (tidak nyaring).
KD 3.10 menerapakan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
PETUNJUK:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan.
2. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang telah disediakan dan jangan lupa menuliskan identitas pada
kolom yang disediakan.
3. Bacalah dengan cermat perintah pengerjaan soal, bacaan atau tabel yang terdapat pada soal.
4. Tidak diperkenankan berpindah-pindah tempat saat mengerjakan soal.
5. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal.
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung (elektronik maupun cetak) dan internet.
7. Tidak diperkenankan membuka buku materi Fisika atau sumber apapun.
8. Acungkan tangan jika terdapat soal yang kurang jelas.
Bacalah langkah-langkah percobaan sederhana berikut dan jawablah pertanyaan nomor 1-3
Seorang peserta didik melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui perambatan gelombang bunyi. Langkah-
langkah yang diberikan dalam pedoman prosedur percobaan adalah sebagai berikut:
1) Sediakan labu erlenmeyer, gabus sebagai sumbat pada mulut labu erlenmeyer, lonceng kecil dan pensil!
2) Buat dua buah lubang pada gabus!
3) Masukkan pensil ke dalam salah satu lubang gabusdan biarkan
satu lubang tetap terbuka!
4) Ikatkan lonceng kecil dengan menggunakan benang pada ujung
pensil yang akan dimasukkan dalam labu, lalu pasang gabus
pada mulut labu!
5) Tutup lubang gabus dengan menggunakan ibu jari Anda, lalu
goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi lonceng kecil
yang berada di dalamnya!
6) Buka lubang yang telah Anda tutup dengan menggunakan ibu
jari tadi. Goyang-goyangkan labu dan coba dengarkan bunyi
lonceng kecil yang berada di dalamnya!
1. Bagaimanakah hasil prediksi Anda terhadap bunyi lonceng yang terdengar saat lubang gabus ditutup
maupun dibuka?
2. Bunyi dapat merambat karena adanya medium. Jelaskan bahwa gelombang bunyi merambat paling
cepat pada medium zat padat, cair ataukah gas disertai dengan penyebabnya!
Gambar sekawanan gajah (kiri) dan kelelawar mendeteksi pohon di depannya (kanan).
Meskipun memiliki kebiasaan hidup berbeda, gajah dan kelelawar mempunyai kemiripan, yaitu memiliki
kemampuan mengeluarkan dan mendeteksi bunyi yang tidak dapat didengar manusia. Gelombang bunyi yang bisa
dideteksi gajah antara 1 sampai 20 Hz dimana udara dan tanah menjadi medium. Gajah memang mempunyai
150
kemampuan pendengaran yang luar biasa dan dapat mengeluarkan bunyi khusus yakni infrasonik, yang dapat
didengar gajah lain dalam radius 10 km. Bunyi ini sebagai pemberitahuan akan bahaya, salam, lokasi makanan,
kegembiraan, ketakutan dan lainnya. Bunyi ini juga dapat membantu jantan menemukan lokasi betina terutama pada
musim kawin.
Berbeda dengan gajah, kelelawar merupakan hewan yang bisa terbang dalam kegelapan. Mereka tidak
menggunakan mata untuk melihat dalam gelap melainkan dengan menggunakan ultrasonik yaitu bunyi dengan
frekuensi tinggi. Ketika terbang, kelelawar memancarkan gelombang bunyi untuk menentukan seberapa jauh jarak
tubuhnya dengan benda tersebut, itu sebabnya mereka tidak akan menabrak dinding atau benda dihadapan mereka
walaupun dalam keadaan gelap sekalipun. Cara kelelawar tersebut diilustrasikan oleh gambar di atas. Batas frekuensi
yang bisa didengar oleh kelelawar adalah 3.000 Hz s.d. 120.000 Hz, dimana frekuensi ini jauh diatas frekuensi suara
audiosonik yang bisa didengar oleh manusia yakni antara frekuensi 20 Hz s.d. 20.000 Hz.
Prinsip pengukuran jarak oleh kelelawar telah dimanfaatkan dalam pengukuran kedalaman laut menggunakan
gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh alat pemancar dan penerima gelombang (Fathometer). Dengan
mengetahui cepat rambat bunyi dalam air laut, dan waktu penerimaan gelombang oleh Fathometer, maka kedalaman
laut dapat dihitung.
3. Berdasarkan atikel diatas jelaskan karakteristik bunyi yang dibedakan berdasarkan frekuensinya!
5. Penggunaan gelombang ultrasonik pada kehamilan dianggap aman bagi ibu maupun janin. Jelaskan
alasan-alasan yang mendasari anggapan tersebut!
151
6. Setelah Anda membaca dan mengamati ilustrasi gambar di atas, jelaskan mengapa frekuensi yang
didengar lebih rendah saat mobil polisi menjauh!
7. Bagaimanakah percobaan sederhana efek doppler yang dapat Anda lakukan sesuai dengan kondisi
dalam bacaan di atas jika alat yang disediakan hanya sirine (dengan baterai)?
8. Pada gambar yang diberikan, frekuensi bunyi yang diterima oleh pengamat wanita berbeda dengan
frekuensi bunyi yang diterima pengamat pria. Apakah frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan dan
ke belakang oleh sirine mobil polisi berbeda? Jelaskan alasan Anda!
9. Gelombang bunyi bergerak dengan perantara udara. Saat sumber bunyi maupun pendengar tidak
bergerak (diam) sedangkan udara disekitar bergerak dengan kecepatan 𝑣 , maka manakah dari
pernyataan dibawah ini yang benar? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!
1. Frekuensi yang diterima pendengar sama seperti frekuensi sumber.
2. Frekuensi yang diterima pendengar berubah akibat pengaruh kecepatan udara.
10. Berdasarkan ilustrasi di atas, jika mobil polisi bergerak dengan kecepatan 54 𝑘𝑚⁄𝑗𝑎𝑚 dan frekuensi
dari sirine yang dinyalakan sebesar 800 Hz. Tentukan frekuensi yang terdengar oleh pengamat pria
yang sedang berjalan dengan kecepatan 5 𝑚⁄𝑠 searah dengan mobil polisi! (Cepat rambat gelombang
bunyi dalam udara = 340 𝑚/𝑠)
BERMAIN GITAR
Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan dengan cara memetik
dawai yang ujung-ujungnya diikatkan pada pegangan dan pangkal gitar. Cara
menyetel gitar ini tanpa kita sadari menggunakan konsep Hukum Melde.
Selain itu frekuensi bunyi yang dihasilkan juga dapat dipelajari dengan
persamaan Marsenne. Variasi frekuensi bunyi pada saat gitar dipetik dapat
menghasilkan bunyi yang beragam.
Saat memetik gitar, jari tangan tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu
nada yang diharapkan. Setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-
Gambar Orang Memainkan Gitar beda. Jadi, perpindahan jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi
yang diharapkan. Misalnya, salah satu senar dipetik tanpa ditekan
mendapatkan nada A yang berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan
pegangan, berarti sudah mengurangi panjang tali dan bagian massa tali yang bergetar. Akibatnya, frekuensi akan
naik. Hal ini juga sesuai dengan hukum Mersenne. Berikut persamaan hukum Mersenne:
𝑛 𝑛 𝑇
𝑓𝑛 = 𝑣 = √ ; 𝑛 = 1, 2, 3, …
2𝑙 2𝑙 𝜇
11. Salah satu syarat terjadinya bunyi adalah adanya sumber bunyi. Jelaskan bagian manakah dari gitar
yang merupakan sumber bunyi dan mengapa bagian tersebut dapat disebut sebagai sumber bunyi!
12. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi antara senar dan kolom udara pada gitar sehingga dapat
dihasilkan bunyi yang beragam!
13. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh gitar saat dipetik atau
dimainkan!
14. Berdasarkan keterangan pada paragraf ke dua dalam bacaan di atas, tentukan frekuensi dawai setelah
senar ditekan 8 cm dari ujung papan pegangan tersebut, jika cepat rambat bunyi tetap!
SERULING vs KLARINET
15. Jelaskan terjadinya resonansi dalam pipa organa pada seruling dan klarinet!
16. Jika sebuah pipa organa dapat menghasilkan frekuensi harmonik berturut-turut 680 Hz dan 1360 Hz,
apakah pipa organa tersebut merupakan bunyi dari seruling atau klarinet?
153
17. Berdasarkan keterangan pada nomor 16, tentukan frekuensi nada dasar pipa organa tersebut!
18. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan pipa organa di
atas!
19. Berdasarkan fenomena di atas, buatlah rumusan masalah yang digunakan dalam percobaan beserta
hipotesis yang dapat diajukan!
20. Identifikasi variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol dari percobaan yang akan
dilakukan untuk menguji hipotesis berdasar fenomena di atas!
154
154
pendengaran, maka orang tersebut masih dapat mendengar bunyi (suara) pesawat jet.
PABRIK MEUBEL
Suatu pabrik meubel menggunakan mesin pemotong kayu sebagai alat di salah satu bagian pekerjaannya.
Setidaknya terdapat sepuluh mesin pemotong kayu yang digunakan di pabrik tersebut. Masing-masing mesin
yang digunakan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 75 dB. Pabrik tersebut dapat membahayakan para
pekerja, karena suara mesin seperti mesin pemotog kayu tersebut menimbulkan kebisingan dan dapat
mengganggu pendengaran. Selain suara mesin, terdapat banyak sumber bunyi yang juga menyebabkan
kebisingan. Berikut diberikan tabel skala kebisingan dan batasan waktu pemaparan kebisingan untuk intensitas
tertentu menurut Mennakertrans.
EARPHONE
Headphone bisa diartikan sebagai sebuah speaker single kecil, yang Jenis Pengetahuan : konten
dipakai dekat dengan telinga, dan dihubungakan ke suatu player musik
seperti mp3 player hingga iPod dan sejenis portable player lainya. Persamaan Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah
dengan produk sejenis bisa disebut sebagai, stereophone, headset, atau Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan
juga earphone. Ternyata earphone memiliki bahaya yang sangat pengetahuan ilmiah yang sesuai
menyeramkan, yaitu ketulian. Namun, terlalu banyak dari kita yang
mengabaikan atau cuek seolah-olah ini hanya mitos, terlebih karena kita Konteks : personal, aplikasi sains dan teknologi
bisa merasa nyaman ketika menggunakan earphone. Tingkat kognitif : rendah
Menurut penelitian di North Western University, earphone yang dipakai dekat sekali dengan gendang
telinga dapat memperkeras suara sebanyak 6 sampai 9 dB. Padahal suara yang dihasilkan iPod bisa mencapai
115 dB. Lebih dari setengah murid SMA menjadi obyek penelitian, mereka mengalami sedikitnya satu gejala
penurunan fungsi pendengaran karena memiliki kebiasaan mendengarkan iPod lewat earphone dengan volume
keras.
Tujuan/Indikator Soal:
Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat menjelaskan gangguan kesehatan akibat taraf intensitas bunyi
dengan tepat.
7. Terkait dengan intensitas bunyi, jelaskan mengapa penggunaan earphone dapat mengganggu pendengaran?
Earphone dapat memperkeras suara hingga 6 sampai 9 dB, dan suara yang dihasilkan ipod mencapai 115 dB. Level
bunyi ini termasuk dalam kebisingan.
Tujuan/Indikator Soal: Jenis Pengetahuan : konten
Diberikan bacaan berjudul Earphone, peserta didik dapat menyebutkan beberapa pencegahan gangguan kesehatan terkait Kompetensi : menjelaskan fenomena secara ilmiah
intensitas gelombang bunyi dengan tepat.
Sub Kompetensi : mengingat dan menerapkan
pengetahuan ilmiah yang sesuai
8. Berdasarkan bacaan di atas, jelaskan empat hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
160
PETUNJUK:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan.
2. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang telah disediakan dan jangan lupa menuliskan identitas pada
kolom yang disediakan.
3. Bacalah dengan cermat perintah pengerjaan soal, bacaan atau tabel yang terdapat pada soal.
4. Tidak diperkenankan berpindah-pindah tempat saat mengerjakan soal.
5. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman dalam bentuk apapun selama mengerjakan soal.
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung (elektronik maupun cetak) dan internet.
7. Tidak diperkenankan membuka buku materi Fisika atau sumber apapun.
8. Acungkan tangan jika terdapat soal yang kurang jelas.
Bacalah langkah-langkah percobaan sederhana berikut dan jawablah pertanyaan nomor 1-3
1. Mengapa suara pesawat dapat menyebabkan kaca jendela retak bahkan pecah?
2. Pesawat terbang, dapat menghasilkan bunyi dengan daya 64𝜋 × 105 W. Jika seseorang berada pada
jarak 8000 km dari lokasi terbang pesawat jet tempur tersebut, apakah orang tersebut masih dapat
mendengar bunyi dari pesawat?
162
PABRIK MEUBEL
Suatu pabrik meubel menggunakan mesin pemotong kayu sebagai alat di salah satu bagian pekerjaannya.
Setidaknya terdapat sepuluh mesin pemotong kayu yang digunakan di pabrik tersebut. Masing-masing mesin yang
digunakan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 75 dB. Pabrik tersebut dapat membahayakan para pekerja, karena
suara mesin seperti mesin pemotog kayu tersebut menimbulkan kebisingan dan dapat mengganggu pendengaran.
Selain suara mesin, terdapat banyak sumber bunyi yang juga menyebabkan kebisingan. Berikut diberikan tabel skala
kebisingan dan batasan waktu pemaparan kebisingan untuk intensitas tertentu menurut Mennakertrans.
Nnnn
3. Jika 10 mesin dalam pabrik tersebut digunakan secara serentak, tentukan tingkat kebisingan yang
dialami pekerja dari pabrik tersebut berdasarkan tabel skala kebisingan di atas!
4. Apabila seseorang bekerja di tempat pemotongan logam/besi dengan intensitas kebisingan 105 dB,
berapa lamakah ia boleh melakukan pekerjaannya? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!
5. Berikan empat kemungkinan pengaruh kebisingan tersebut terhadap pendengaran pekerja jika
dilakukan melebihi waktu pemaparan yang diperbolehkan dan tanpa jeda?
6. Dalam artikel di atas, terdapat pernyataan bahwa pabrik meubel membahayakan bagi para pekerjanya.
Identifikasi dua bukti yang mendukung pernyataan tersebut?
EARPHONE
Headphone bisa diartikan sebagai sebuah speaker single kecil, yang dipakai
dekat dengan telinga, dan dihubungakan ke suatu player musik seperti mp3 player
hingga iPod dan sejenis portable player lainya. Persamaan dengan produk sejenis
bisa disebut sebagai, stereophone, headset, atau juga earphone. Ternyata earphone
memiliki bahaya yang sangat menyeramkan, yaitu ketulian. Namun, terlalu
banyak dari kita yang mengabaikan atau cuek seolah-olah ini hanya mitos, terlebih
karena kita bisa merasa nyaman ketika menggunakan earphone.
Menurut penelitian di North Western University, earphone yang
dipakai dekat sekali dengan gendang telinga dapat memperkeras suara sebanyak 6 sampai 9 dB. Padahal suara yang
dihasilkan iPod bisa mencapai 115 dB. Lebih dari setengah murid SMA menjadi obyek penelitian, mereka mengalami
sedikitnya satu gejala penurunan fungsi pendengaran karena memiliki kebiasaan mendengarkan iPod lewat earphone
dengan volume keras.
7. Terkait dengan intensitas bunyi, jelaskan mengapa penggunaan earphone dapat mengganggu
pendengaran?
8. Berdasarkan bacaan di atas, jelaskan empat hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau
mencegah resiko gangguan pendengaran akibat penggunaan earphone!
9. Jelaskan tiga peran pengetahuan ilmiah bagi masyarakat dalam artikel di atas?
10. Berdasarkan artikel di atas, earphone dapat menyebabkan ketulian. Jelaskan dua bukti yang mendukung
pernyataan tersebut?
164
CURICULUM VITAE
DEWI NOVITA SARI
PERSONAL INFORMATION
OBJECTIVE
Dewi_vita0402
To obtain a scholarship for a master degree funded by the
development – Related Postgraduate Courses (Epost)
Dewinovita0402@gmail.com
Education Beaground
jl.lingkar selatan, rt 05
Kelurahan lingkar selatan, kota
jambi
Tertiary Education
State Islamic University Of Physics Education June, 2020
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, TF.161150
skills Indonesia
Ms Office
Secondary Education
Delphi Islamic Senior High School Science June, 2016
NO 1 Pulau Temiang, Jambi
Macromedia Flash Indonesia
English
Efforts to Improve Student Literacy Writer June, 2020
Arabic through learning models Investigating
Assisted Group Concept Maps
Bahasa in physics subjects
Field practis
Organization
Work experience
open guidance to read jambi (iqra 'juz-amma, and al- Qur'an) 2020