Anda di halaman 1dari 11

Tugas UAS

Mata Kuliah
Pengembangan Sistem, Desain Kurikulum dan Analisis
Penjas dan Olahraga

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof., Dr. Moch. Asmawi, M. Pd.

Disusun Oleh:
Faridah Ismiyati
9904921038
Kelas A dan B

PROGRAM DOKTORAL
PENDIDIKAN JASMANI PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
PENGEMBANGAN SISTEM, DESAIN KURIKULUM DAN ANALISIS PENJAS
DAN OLAHRAGA

FARIDAH ISMIYATI
9904921038

A. Pengertian Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi inti adalah kompetensi utama yang diuraikan ke dalam beberapa
aspek, yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta
didik di setiap jenjang dan mata pelajaran. Kompetensi inti memiliki kedudukan yang
sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada kurikulum KTSP 2006.
Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam pendidikan yang tidak dimiliki oleh
kurikulum-kurikulum sebelumnya. (Mulyasa, 2011) menyebutkan bahwa “kompetensi
inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki
oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills”.
Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, kompetensi inti pada kurikulum
2013 adalah kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki
peserta didik setiap tingkat kelas. (Prastowo, 2017) juga menyebutkan bahwa
“kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompotensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program”.
Kompetensi ini tidak diajarkan langsung dalam pembelajaran, melainkan setiap mata
pelajaran harus memiliki tujuan yang sama dengan rumusan kompetensinya.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (afektif,
kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Tujuan dari dibuatnya kompetensi ini adalah untuk membentuk
karakter unggul bagi siswa melalui kegiatan pembelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1) dan sikap sosial (kompetensi 2).

B. Fungsi Kompetensi Inti


Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

C. Indikator Kompetensi Inti


Menurut Permendikbud Nomor 24 tahun 2016, kompetensi inti harus mencakup
empat dimensi, yaitu sebagai berikut:
1. Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1)
Sikap atau biasa disebut attitude merupakan kecenderungan seseorang untuk
berbuat sesuatu dalam bentuk tindakan. Sikap spiritual ini menjadi sikap utama yang
harus dioptimalkan karena sikap ini bisa membentuk kekuatan karakter.
Itulah mengapa, setiap pembelajaran seorang guru harus mampu mengarahkan
peserta didiknya agar senantiasa menjadi individu yang dekat dengan ajaran agama,
misalnya rajin bersedekah, takut mencontek, selalu berdoa, dan masih banyak lainnya.

2. Kompetensi inti sikap sosial (KI-2)


Sikap sosial berkaitan erat dengan kehidupan antarmanusia. Artinya, hubungan
antar satu manusia dan manusia lain harus berpedoman pada sikap ini. Tujuan adanya
sikap sosial ini adalah agar peserta didik bisa selalu menjaga hubungan baik antarsesama
karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa melibatkan peran orang lain.

3. Kompetensi inti pengetahuan (KI-3)


Pengetahuan adalah katalog sesuatu yang telah diketahui manusia. Cara untuk
mendapatkan pengetahuan adalah dengan belajar baik secara formal, nonformal, maupun
informal. Adapun dimensi pengetahuan menurut taksonomi Bloom adalah sebagai
berikut:
a. Pengetahuan secara faktual
Pengetahuan faktual bisa didapatkan secara ilmiah melalui berbagai metode,
misalnya pengamatan, penyelidikan, penelitian, dan sebagainya. Contoh pengetahuan
faktual adalah planet penyusun sistem tata surya, reaksi antara asam dan basa, dan
seterusnya.
b. Pengetahuan secara konseptual
Pengetahuan ini lebih cenderung pada proses klasifikasi dan pengategorian. Lalu,
akan dihasilkan suatu kesimpulan.
c. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan ini berisi kaidah-kaidah untuk melakukan sesuatu, misalnya teknik,
metode, algoritma, dan sebagainya.
d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan ini memuat pengetahuan kognisi yang meliputi pengetahuan
strategis, pengetahuan diri, dan sebagainya.
4. Kompetensi inti keterampilan (KI-4)
Kompetensi keterampilan ini berkaitan dengan aplikasi pengetahuan yang
diperoleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum 2013
tidak hanya menuntut peserta didik untuk mahir teori, melainkan juga praktiknya.
Tahapan-tahapan yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan
peserta didik bisa diperoleh melalui kegiatan “mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji dan mencipta”.
Selain itu ada indikator Kompetensi Inti artinya indikator yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi ini. Pada prinsipnya,
indikator yang dimaksud sama dengan indikator pada kompetensi dasar. Adapun fungsi
indikator adalah sebagai berikut:
1) Acuan dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2) Acuan untuk membuat desain pembelajaran.
3) Acuan dalam mengembangkan bahan ajar di kelas.
4) Acuan untuk merancang dan melaksanakan penilaian akhir proses pembelajaran.

D. Contoh Kompetensi Inti


Berikut merupakan contoh dari kompetensi inti jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA):
K.I 1 (Kompetensi Inti Sikap Spiritual)
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

K.I 2 (Sikap Sosial)


Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

K.I 3 (Pengetahuan)
Memahami menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.

K.I 4 (Keterampilan)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

E. Pengertian Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi
bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non
disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif ataupun
humanisme. Sederhananya adalah seperti ini, Kompetensi Inti adalah penjabaran antara
muatan pembelajaran, mata pelajaran dan program studi sebagai upaya untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (SKL). Sedangkan Kompetensi Dasar adalah kemampuan
peserta didik untuk bisa mencapai kompetensi inti. Kompetensi Dasar ini berfungsi
sebagai acuan atau rujukan guru dalam menyusun indikator kompetensi pada
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, akan tercapai tujuan pembelajarannya.
(Mulyasa, 2011) menyatakan, bahwa kompetensi dasar merupakan arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kompetensi dasar menjadi acuan guru dalam
mengembangkan KTSP. Pengembangan KTSP yang terdiri dari materi dan
pengembangan perangkat pembelajaran lainnya harus sesuai dengan kompetensi dasar
agar standar kompetensi dapat tercapai. Selain itu (Majid, 2013) juga menyatakan, bahwa
kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang minimal harus
dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang ditetapkan.
Adapun tujuan dari Kompetensi Dasar adalah mengacu pada aspek yang hendak
dicapai di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan di bidang kognitif.
2. Mengasah bakat, minat, dan kemampuan.
3. Mengajarkan norma-norma untuk mempraktikkan segala tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Memperbaiki sikap individu.
Dari beberapa poin di atas, jelas bahwa tujuan kompetensi ini tidak hanya sebatas
memahamkan peserta didik pada suatu materi. Lebih dari itu, bagaimana mereka bisa
mengimplementasikan itu di kehidupan sehari-hari secara mahir dan tanggung jawab.

F. Komponen saat Menyusun Indikator


Indikator merupakan tanda yang menunjukkan bahwa tingkat capaian kompetensi
dasar bisa mengubah perilaku peserta didik yang dinilai dari sikap, pengetahuan dan
keterampilannya. Adapun komponen-komponen yang harus diperhatikan saat menyusun
indikator adalah sebagai berikut:
1. Penjabaran indikator harus mengacu pada KD.
2. Rumusan indikator harus memuat kata kerja operasional yang bisa diukur dan diamati.
Adapun kata operasional yang bisa digunakan harus sesuai dengan tingkat levelnya,
apakah itu kognitif, afektif dan psikomotorik.
a) Level kognitif meliputi:
➢ Pengetahuan, contoh menyebutkan, menuliskan, menyatakan dan sebagainya.
➢ Pemahaman, contoh menerjemahkan, mengubah, menguraikan dan sebagainya.
➢ Aplikasi, contoh menggunakan, mengoperasikan, menguraikan dan sebagainya.
➢ Sintesis, contoh merancang, menerapkan, merencanakan, merumuskan dan
sebagainya.
➢ Evaluasi, contoh menafsirkan, mengkritisi dan sebagainya.
b) Level afektif meliputi:
➢ Menerima, contoh memilih, bertanya, mengikuti dan sebagainya.
➢ Merespon, contoh mengonfirmasi, menjawab, membaca dan sebagainya.
➢ Menanamkan nilai, contoh mengundang, menginisiasi, melibatkan dan sebagainya.
➢ Mengorganisasi, contoh menyatukan, menyusun, menghubungkan dan sebagainya.
➢ Karakterisasi, contoh mempertahankan prinsip.
c) Level psikomotorik meliputi:
➢ Pengamatan, contoh mengamati proses, memberi perhatian pada sesuatu, dan
sebagainya.
➢ Meniru, contoh mengubah, membangun kembali, melatih, dan sebagainya.
➢ Pembiasaan, contoh membiasakan sikap positif dan mempertahankannya.
➢ Penyesuaian, contoh menyesuaikan, mengembangkan, dan menerapkan model.
3. Indikator harus menjadi acuan guru dalam menyusun alat penilaian.
Selain itu, perlu adanya analisis Kompetensi Dasar, untuk menganalisis suatu
kompetensi dasar tentu tidak bisa dilakukan secara instan dan terburu-buru. Melainkan
harus dilakukan secara sistematis, detail, efektif dan tepat sasaran. Untuk itulah, analisis
ini dilakukan melalui beberapa proses sebagai berikut:
1. Analisis tugas
2. Pola analisis
3. Research atau penelitian
4. Expert judgement
5. Individual group interview data
6. Role play
Selanjutnya adalah melakukan pengkajian pada Kompetensi Dasar. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengkajian Kompetensi Dasar, yaitu
sebagai berikut:
1. Proses penyusunan urutan tidak harus sesuai urutan pada kompetensi inti, melainkan
mengacu pada hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan.
2. Kompetensi dasar harus bisa mencapai kompetensi inti, baik dalam maupun antar mata
pelajaran.
3. Rumusannya ada yang bersifat operasional maupun non operasional.
G. Langkah-Langkah dalam Menyusun Kompetensi Dasar
Adapun langkah-langkah dalam menyusun kompetensi dasar adalah sebagai
berikut:
1. Membuat penjabaran kompetensi dasar yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
2. Menuliskan rumusannya.
3. Melakukan pengkajian guna identifikasi indikator yang tepat, lalu merumuskan
indikator tanpa melihat urutannya.
4. Melakukan pengkajian ulang terhadap indikator apakah sudah merepresentasikan
kompetensi dasar yang ada. Jika ada indikator yang terlewat, maka bisa ditambah
asalkan masih relevan.
5. Melakukan pengecekan terhadap keakuratan indikator, setelah itu diurutkan sesuai
dengan urutan yang berlaku.

H. Contoh Kompetensi Dasar


Berikut ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran: Biologi, untuk Sekolah
Menengah Atas Kelas X:

Berikut ini contoh soal yang dikembangkan dari kompetensi dasar untuk mata
pelajaran Biologi:

Contoh soal:
Jamur tidak selalu merugikan bagi manusia. Contohnya saja jamur Penicillium sp yang
bisa digunakan sebagai antibiotik. Salah satu ciri yang dimiliki jamur ini adalah….
a) Tubuhnya hanya berbentuk multiseluler
b) Tidak memiliki hifa serta intinya sedikit
c) Miselium bercabang
d) Memiliki warna yang cukup mencolok
e) Tidak memiliki konidiofora
Pada soal di atas, peserta didik diminta untuk menyebutkan salah satu ciri jamur
penicillium sp.
DAFTAR PUSTAKA

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Mulyasa. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Permendikbud (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai