DISUSUN OLEH:
TITIK NURPITA DEWI, S.P.
(NIM: 13708259011)
ISMARYATI, S.Pd.Si.
(NIM: 13708259016)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,
pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama
dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta
telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain melalui
pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan
sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan
bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Peningkatan sumber daya manusia dalam pendidikan melalui proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran ini merupakan suatu sistem. Pada
proses pembelajaran sains mempunyai sistem, yang dimodelkan sebagai
berikut:
Masukan Instrumental
(kurikulum, guru, metode,
media, sarana)
Masukan
Proses Pembelajaran
(peserta didik)
(out put)
Lulusan
yang
berhasil (out come)
Gambar 1. Model Sistem
Pembelajaran
(sosial
dan alam)Sains (Sukardjo,2014)
Masukan Lingkungan
penting
dalam
proses
Kompetensi
Pembelajaran Sains
Materi Pembelajaran
Sains
Pendekatan, Metode,
Media Pembelajaran
sains
Penilaian Hasil belajar
Gambar 2.
Oleh karena itu, makalah ini ingin mengupas lebih jauh mengenai
ideal, realita, dan alternatif pemecahan masalah tentang kompetensi
peserta didik dalam proses pembelajaran sains. Permasalahan yang
diungkap dalam makalah ini berdasarkan studi literatur, opini pemerhati
pendidik dan praktisi guru.
B. Pembatasan Masalah
Makalah ini hanya akan mengkaji kondisi ideal, problematika
pelaksanaan, dan solusi alternatif yang berkaitan dengan komponen
kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran sains pada kurikulum
tingkat guru.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini yakni sebagai
berikut.
1. Bagaimana kondisi ideal kompetensi peserta didik pada pembelajaran
sains berdasarkan harapan, cita-cita dan tujuan.
2. Bagaimana problematika kompetensi peserta didik pada pembelajaran
sains di lapangan (sekolah)?
3. Bagaimana solusi alternatif penyelesaian problem kompetensi peserta
didik pada pembelajaran sains?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
yaitu memberi gambaran mengenai:
1. kondisi ideal kompetensi peserta didik pada pembelajaran sains
berdasarkan harapan, cita-cita dan tujuan.
2. problematika kompetensi peserta didik pada pembelajaran sains di
lapangan (sekolah).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Ideal Kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan dalam
Proses Pembelajaran Sains
Kompetensi menurut Hall dan Jones adalah pernyataan yang
menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang
merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kekampuan yang dapat diamati
dan diukur. Sedangkan Spencer dan Spencer mengatakan bahwa kompetensi
merupakan karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan timbal balik
dengan suatu kriteria efektif dan atau kecakapan terbaik seseorang dalam
pekerjaan atau keadaan. Ini berarti bahwa kompetensi tersebut cukup
mendalam dan bertahan lama sebagai bagian dari kepribadian seseorang
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi tingkah laku seseorang ketika
berhadapan dengan berbagai situasi atau masalah; kompetensi dapat
menyebabkan atau memprediksi perubahan laku. Richards menyebutkan
bahwa istilah kompetensi mengacu pada perilaku yang dapat diamati, yang
diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil. Jika
dilihat dari sudut pandang ini, maka hasil pembelajaran seharusnya juga
dirumuskan sesuai dengan harapan pihak-pihak yang akan menggunakan
lulusan sekolah sehingga rumusannya berhubungan dengan tugas dan
pekerjaan yang kelak akan dikuasai peserta didik. Sementara Puskur,
pengetahuan,
keterampilan, dan
prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh peserta
didik
peserta
didik
adalah
kemampuan
yang
harus
maka peserta didik dikatakan telah mencapai kompetensi jika telah memenuhi
domain kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai mata pelajaran yang
diikutinya.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah hasil belajar yang berkenaan
dengan
kemampuan
pengetahuan
yang
pikir, kemampuan
berkaitan
dengan
memperoleh
pengetahuan,
pemerolehan
pengetahuan,
Nama Lain
Identifikasi
Mengidentifikasi
Menempatkan
pengetahuan
Mengambil
Kembali
dari
memori
jangka
panjang.
MEMAHAMImengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
1. Menafsirkan
Merepresentasikan
2. Mencontohkan
Memberi contoh
3. Mengklasifikasik
Mengelompokkan
an
4. Merangkum
kategori
Menggeneralisasi
permasalahan
5. Menyimpulkan
Menyarikan
6. Membandingkan
Mencocokkan
Menentukan
hubungan
antara
dua ide
7. Menjelaskan
Membuat model
Membuat
model
sebab-akibat
Melaksanakan
2. Mengimplement
Menggunakan
asikan
hukum
Newton
Menyendirikan,
Membedakan
bagian
materi
Memilah,
Memfokuskan,
tidak relevan.
Memilih
2. Mengorganisasi
Menemukan
Memadukan,
Mendekonstruksi
Menentukan
sudut
pandang,
1. Memeriksa
Mengkoordinasi,
Menemukan
Mendeteksi,
suatu produk
kesalahan
dalam
kesalahan
antara
Memonitor, Menguji
2. Mengkritik
Menilai
Menemukan
suatu
produk
dan
kriteria
eksternal
MENCIPTAmemadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru
dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
1. Merumuskan
Membuat hipotesis
2. Merencanakan
Mendesain
3. Memproduksi
Mengkonstruksi
2. Ranah Afektif
Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan yang
berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/derajat penerimaan atau
penilaian suatu obyek. Menurut Bloom 1987 (Tim Pekerti, 2007) aspekaspek
domain
afektif
ada
6,
yaitu:
menerima/mengenal,
benda,
atau
cara
berpikir
tertentu
mempunyai
nilai/harga/makna.
e. Mengorganisasai, yaitu menunjukkan keterkaitan antara nilai-nilai
tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana
mempunyai prioritas lebih tinggi dari pada nilai lain.
dalam
tujuan
idealnya sudah
ini
menuntut
keterampilan
proses
pada
pelaksanaan
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru
atau
dosen
dalam
melaksanakan
tugas
profesionalnya.
dalam
pembelajaran,
merencanakan
pembelajaran,
untuk
meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
a.
b.
pembelajaran sains.
Pola pembelajaran yang teacher centered harus diubah menjadi
student centered secepatnya, agar keterampilan proses dapat
c.
d.
e.
f.
peserta didik.
Peserta didik harus dapat memilih dan memilah lingkungan sosial
g.
dalam
mendidik.
Sehingga
pembelajaran
yang
efektivitas
dan
efisiensi
pembelajaran
untuk
serta
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
B. Saran
Berdasarkan uraian makalah di atas, ada saran yang ingin disampaikan
kepada beberapa pihak:
1. peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran sistem student centered
dengan baik.
2. guru, terus belajar dan teguh untuk tetap melakukan proses pembelajaran
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan demi
masa depan anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA