Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER


TUGAS TUTORIAL KE 3
Kode MK : PDGK4202 NIM : 858932809
Nama MK : Pembelajaran IPA di SD NAMA : M. SULTON ADIBI
Prodi/Semester : PGSD – BI / 119 Pokjar : GENTENG A

Petunjuk:
a. Tugas Tutorial ini diketik melalui Microsoft Word
b. Tugas Tutorial ini dikirim dalam bentuk file
c. Nama file dengan format POKJAR_JENIS TUGAS_NAMA MAHASISWA
Contoh : GENTENG A_TT3_AHMAD
d. Tugas Tutorial ini dikerjakan/diselesaikan di rumah, dan dikumpulkan paling lambat
Jumat, 25 November 2022 melalui LMS.

Pertanyaan/Soal/Tugas
1. Mengapa pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kualitas pendidik anak?
2. Jelaskan perbedaan pembelajaran secara interdisiplin dan intradisiplin!
3. Sebutkan setiap jenjang yang ada pada setiap ranah kognitif, afektif, dan psikomotor!
4. Seorang guru merancang pembelajaran IPA terkait pertumbuhan kecambah. Sebutkan
contoh upaya pengukuran atau alat ukur dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor!
5. Jelaskan perbedaan mencolok Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006 (KTSP)!

Jawaban:

1. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran. Dengan adanya perpaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa
Dikatakan bermakna, menurut Tim Pengembangan PGSD (1996) karena dalam
pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami dan memungkinkan siswa, baik secara individual maupun secara
kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan autentik.

2. Pendekatan Interdisipliner (integrated approach) adalah pendekatan untuk


menentukan pemecahanan masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai aspek
ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Dasar pemikiran yang
melatarbelakangi penggunaan pendekatan interdisiplin adalah terdapatnya banyak
konsep dasar yang harus dibatasi jumlahnya agar dapat dikembangkan dalam
pengajaran semasa sekolah. Pentingnya pendekatan ini adalah ketika semakin
terbatasnya hasil - hasil penelitian yang hanya menggunakan satu pendekatan
tertentu.
Pendekatan interdisipliner memusatkan perhatian pada masalah - masalah yang
dapat didekati dari berbagai disiplin keilmuan, dan juga memakai konsep - konsep
yang digunakan dalam berbagai ilmu, sehingga ada anggapan pendekatan ini
menunjukkan bahwa beberapa konsep yang terpakai oleh disiplin ilmu - ilmu adalah
sama.
Sedangkan intradisiplin adalah cara pandang yang melibatkan transfer suatu
disiplin akademik ke dalam disiplin akademik lainnya untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu, melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
3. Jenjang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
a. Ranah kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip
yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan
dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang
menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi
6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan
dengan C (Cognitive) yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
evaluasi (evaluation)
b. Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,
emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar
mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu : Receiving/Attending Penerimaan,
Responding/Menanggapi, Valuing/Penilaian, Organization/Organisasi/Mengelola,
Characterization/Karakteristik.
c. Ranah psikomotor
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang
terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah: Meniru, Memanipulasi,
Pengalamiahan, Artikulasi

4. Pengukuran Ranah kognitif dapat diukur melalui dua cara yaitu dengan tes
subjektif dan objektif. Tes subjektif biasanya berbentuk esay (uraian). Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto ada beberapa macam tes objektif diantaranya
yaitu: tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan tes isian.

Teknik pengukuran afektif dapat dilakukan dengan berbagai ragam misal:


a. Skala bertingkat (rating scale; suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu
hasil pertimbangan).
b. Angket (questionaire; sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa).
c. Swalapor (berupa sejumlah pernyataan yang menggambarkan respon diri terhadap
sesuatu).

Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap proses maupun hasil belajar


yang berupa tampilan perilaku atau kinerja dengan menggunakan beraneka model
instrumen, misal:
a. Checklist (menandai).
b. Identification Test (tes identifikasi)
c. Ranking (urutan).
d. Numerical Scales (skala angka).
e. Graphic Rating Scales (skala rating grafik).
Kesemua model ini menggunakan pendekatan observasi (pengamatan).
Pengamatan terhadap karakteristik psikomotor dilakukan dalam upaya untuk
menemukan kesesuaian teori (materi belajar yang pernah dipelajari) dan tampilan
atau kinerja yang dapat ditunjukkan oleh siswa.

5. perbedaan mencolok Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006

KURIKULUM 2004 2006


Menekankan pada kompetensi desentralisasi pendidikan artinya
Ide pokok yang merupakan pengetahuan, sekolah melaksanakan program
keterampilan dan nilai-nilai pendidikannya sesuai dengan
dasar yang direfleksikan dalam karakteristik potensi dan kebutuhan
kebiasaan berpikir dan peserta didik bisa dikatakan pula
bertindak. bahwa sekolah membuat
kurikulumnya sendiri
1. Undang-undang Nomor 2 1. PP 19 Tahun 2005. 2.
Tahun 1989 tentang Sistem 2. Permendiknas 22 Tahun 2006. 3.
Pendidikan Nasional 3. Permendiknas No. 23/2006
(Lembar Negara Tahun 4. Standar Kompetensi Lulusan. 4.
1989 nomor 6, Tambahan 5. Permendiknas No. 41/2007-
Lembaran Negara Nomor Standar Proses. 5.
3390). 2. 6. Permendiknas No. 20/2007-
Dasar hukum Standar Penilaian. 6.
2. Undang-undang Nomor 22 7. Permendiknas 19 Tahun 2007
Tahun 1999 tentang Standar Pengelolaan.
Pemerintahan Daerah Permendiknas 24 Tahun 2007
(Lembaran Negara Tahun Standar Sarana.
1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor
3839)
peningkatan mutu dan relevansi Untuk memandirikan dan
pendidikan yang harus memberdayakan satuan pendidikan
dilakukan secara menyeluruh melalui pemberian kewenangan
mencakup pengembangan (otonomi) kepada lembaga
Tujuan dimensi manusia Indonesia pendidikan dan mendorong sekolah
seutuhnya, yakni aspek-aspek untuk melakukan pengambilan
moral, akhlak, budi pekerti, keputusan secara partisipatif dalam
pengetahuan, keterampilan, pengembangan kurikulum
kesehatan, seni dan budaya.
Struktur Horisontal Struktur horisontal:
Separate-subject curriculum Penyusunan bahan pelajaran
yang dilakukan oleh tim Separate subject (terpisah) (setiap
pengembang yang ditunjuk di mata pelajaran tidak berhubungan
tingkat nasional. dan berdiri sendiri

Struktur Vertikal Struktur vertikal:


- Sistem kelas Pelaksanaan kurikulum di sekolah
- Kombinasi sistem kelas dan Sistem kelas. Semester dimana
organisasi
tanpa kelas (akselerasi) dalam 1 tahun terdapat dua
- Sistem unit waktu 1 tahun semester. Dan dalam 1 semester ada
setiap kelas yang terdiri dari 6 bulan.
2 semester (34-40 minggu
belajar efektif)
- Alokasi waktu 1 jam
pelajaran 45 menit
- Jumlah jam/minggu = 38-39
jam/minggu
Berbasis kompetensi Dalam pelaksanaannya,
- “learning to do, learning to pengembangan silabus dapat
know, learning to be, dilakukan oleh para guru secara
learning to live together” mandiri atau berkelompok dalam
- Inkuiri sebuah sekolah/madrasah atau
Strategi
- Konstruktivisme beberapa sekolah, kelompok
- Sains Teknology Masyarakat Musyawarah Guru Mata Pelajaran
- Pemecahan masalah (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
- Penggunaan media yang (PKG), dan Dinas Pendidikan.
beragam

Anda mungkin juga menyukai