Anda di halaman 1dari 28

OLEH:

FANDI EKA PUTRA


MELDIA MERA


KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
Pendidikan Berbasis Kompetensi
Pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang
harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup
komponen:
Pengetahuan Kesehatan
Keterampilan Akhlak
Kecakapan Ketaqwaan
Kemandirian Kewarganegaraan
Kreatifitas



Undang Undang Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003 pasal 1 ayat1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dari definisi pendidikan tersebut dikemukakan
bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan
manusia melalui proses pembelajaran dalam bentuk
aktualisasi potensi peserta didik menjadi
kemampuan atau kompetensi.

Menurut Hall dan Jones (1979:29) Kompetensi
adalah: Pernyataan yang menggambarkan
penampilan kemampuan tertentu secara bulat
dan merupakan perpaduan antara pengetahuan
dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur


Paradigma Pendidikan Berbasis Kompetensi
menurut Wilson (2001) ;
mencakup kurikulum, paedagogik, dan penilaian
yang menekankan pada standar atau hasil.
Kuirikulum berisi bahan ajar yang diberikan
kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan paedagogik yang mencakup
strategi atau metoda mengajar.
Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai
peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar
yang mencakup ujian, tugas-tugas dan
pengamatan.

Implikasi penerapan pendidikan berbasis
kompetensi adalah perlunya pengembangan
silabus dan sistem penilaian yang menjadikan
peserta didik mampu mendemonstrasikan
keterampilan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill

Silabus adalah acuan untuk merencanakan dan
melaksanakan program pembelajaran

Sistem penilaian mencakup indikator dan
instrumen penilaiannya

Kurikulum Berbasis Kompetensi
LANDASAN :

UUD 1945, GBHN,
UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas),
UU No. 22 th 1999 (Otonomi Daerah),
UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
PP No. 25 th 2000 (Kewenangan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah),


KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI

Standar Kompetensi (SK)
Komp. Lulusan
Komp. Lintas Kurikulum
Komp. Mata Pelajaran
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
Berbasis Sekolah
(PKBS)
MBS, Kolaborasi Horizontal
dan Vertikal
Penilaian Berbasis Kelas
(PBK)
Internal, Mengacu
pada Kompetensi,
Mengacu pada
kriteria/Patokan
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM)
Berpusat pd Peserta
Didik, Kontekstual,
Menantang dan
Menyenangkan


PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi
seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi yang dibakukan untuk mencapai
tujuan nasional, cara pencapaiannya disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan daerah, sekolah
atau madrasah.
KONSEP DASAR
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat kompetensi yang
bermanfaat bagi kehidupannya

KOMPETENSI
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

STANDAR KOMPETENSI
Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai siswa
dalam mempelajari suatu mata pelajaran

KOMPETENSI DASAR
Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang
harus dicapai siswa pada bagian tertentu dari suatu mata
pelajaran.
PRINSIP PENGEMBANGAN
Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk
kompetensi
Berbasis pada kompetensi dasar sebagai national
platform
Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa
menyelesaikan pendidikannya
Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter,
akademik, keterampilan, kesehatan, dan apresiasi
seni)
Ketuntasan belajar (mastery learning)
Komprehensif, berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat
Diversifikasi kurikulum


SUBSTANSI PENGEMBANGAN
Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan
Penghayatan Nilai-Nilai Budaya
Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
Pengembangan kecakapan hidup
Penguatan integritas nasional
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah

Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah
Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil
belajar
Pemantauan dan Penilaian untuk meningkatkan
efisiensi, kinerja dan kualitas pelayanan
terhadap peserta didik
Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain,
Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan
vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)

KOMPONEN DOKUMEN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
BUKU KERANGKA DASAR

BUKU STANDAR KOMPETENSI
BAHAN KAJIAN

BUKU STANDAR KOMPETENSI
MATA PELAJARAN

BUKU PEDOMAN-PEDOMAN


Kegiatan Belajar Mengajar

Berpusat pada peserta didik
Mengembangkan kreativitas
Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
menantang
Kontekstual
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL)

Pengertian CTL
Suatu konsepsi yang membantu guru untuk
mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara,
dan tenaga kerja.
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang
memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademik mereka dalam memecahkan
masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL
Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka
untuk memahami suatu konsep.
1. Inquiri (Inquiry)
Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati,
bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori,
baik secara individu maupun bersama-sama dengan
teman lainnya.
Mengembangkan dan sekaligus menggunakan
keterampilan berpikir kritis.
2. Bertanya (Questioning)
Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan
menilai kemampuan berpikir siswa.
Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan
berbasis inquiri.
3. Konstruktivisme (Costructivism)
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada penga-
laman sebelumnya.
Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman bermakna.
Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa.
Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau
keterampilan.
Penilaian produk atau kinerja.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan.
Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection)
Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita
pelajari.
Merevisi dan merespon kepada kejadian,
aktivitas, dan pengalaman.
Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita
merasakan ide-ide baru
Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi,
maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran Kontekstual
Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah
menekankan hal-hal sebagai berikut.
1. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base
Learning)
Menggunakan konteks masalah dunia nyata
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)
Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna
dalam kehidupan nyata.
3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base
Learning)
Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains.
Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas (Project- Based
Learning)
Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik.
5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning)
Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat
kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning)
Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran
yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa layanan tersebut.
7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
Memerlukan pendekatan pengajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian Pembelajaran Kontekstual
Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari beberapa
teknik penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan-
nya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic
Observation)
Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering
3. Portofolio (Portfolio)
Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan,
ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama
jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran
perkembangan siswa setiap saat.
Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan
menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai
dengan tujuan dan outcome pembelajaran.
Sekian

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai