Anda di halaman 1dari 15

Unsur-Unsur

Periode Ketiga
Presentation By:
• Ketua : Muhammad Ragil Febrianto
• Moderator : Irsa Aura Najira
• Host : Raidha Karimah
• Notulensi : Andini Bintang Octaviani
• Anggota : Dela Amanda Fitria
Michael Kenji Prasetya
Rifqy Ilham Zulfahmi

Kelas : XII IPA 2


Sifat Periodik Unsur Periode
Ketiga
Unsur-unsur periode ketiga adalah unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit yang sama
yaitu tiga kulit, sedangkan jumlah elektron valensinya berbeda dimulai 1 – 8.
Unsur Unsur periode ketiga terdiri dari: 11Na, 12Mg, 13Al, 14Si, 15P, 16S, 17Cl, 18Ar
Unsur periode ketiga memiliki Elektron valensi yang jumlah protonnya meningkat dari
kiri ke kanan, sedangkan jumlah kulitnya tetap 3 kulit. Maka dari itu, tarikan inti yang
diperoleh juga akan semakin kuat.

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor 11 12 13 14 15 16 17 18
Atom
Konfigurasi [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne]
elektron
3s1 3s2 3s23p1 3s23p2 3s23p3 3s23p4 3s23p5 3s23p6
Jari-Jari Atom
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari- jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
disebabkan oleh semakin bertambahnya muatan inti. Berarti, inti atom akan semakin sulit
melepaskan elektron dan akan semakin mudah untuk menerima elektron.
Kecenderungan ini berlaku di sepanjang periode. Terkecuali pada argon, karena Argon
tidak dapat membentuk ikatan yang kuat.

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jari- jari 1,86 1,60 1,43 1,17 1,10 1,04 0,99 -
atom
Keelektronegatifan
Adalah kemampuan untuk menarik elektron dalam suatu ikatan yang dipengaruhi oleh jari – jari.
Nilai keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan nilainya akan semakin besar. Dari
pengertiannya, keelektronegatifan unsur periode ketiga dipengaruhi oleh jari – jari atom, jika jari-jari
atom semakin kecil berarti elektron yang akan ditarik semakin dekat dengan inti. Kalau semakin dekat
dengan inti berarti gayanya akan semakin besar. Nah karena gayanya semakin besar maka kekuatan
menarik elektronnya juga akan semakin kuat.

Catatan : Unsur Argon tidak boleh diikut sertakan, karena Argon adalah gas mulia yang berarti
tidak memungkinkan untuk menarik elektron atau bisa dikatakan sudah stabil.

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Keelektro 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 -
negatifan
Sifat Fisis Unsur Periode Ketiga
Energi Ionisasi
Adalah Energi yang dibutuhkan untuk melepas 1 elektron dalam wujud gas.
Energi ionisasi dari Na ke Ar cenderung semakin besar. Elektron yang di lepas dari inti akan semakin
dekat berarti tarikan intinya juga akan semakin kuat. Maka akan semakin sulit untuk melepaskan
elektronnya. Karena tarikan inti elektron yang sangat kuat, sehingga membutuhkan energi yang
semakin besar pada tiap tingkat unsurnya (dari kiri ke kanan).
Urutan energi ionisasi seharusnya : Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar.

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Konfigurasi [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne]
elektron
3s1 3s2 3s23p1 3s23p2 3s23p3 3s23p4 3s23p5 3s23p6
Energi 496 738 578 786 1.012 1.000 1.251 1.527
ionisasi
(Kj mol-1)
Tetapi, Energi inonisasi Mg lebih besar dari pada Al dan energi ionisasi P lebih besar
daripada S. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi elektron Mg lebih stabil (berpasangan)
daripada Al dan pada konfigurasi elektron P terdapat tiga elektron tak berpasangan pada
subkulit 3p yang dapat dikatakan kondisi konfigurasi ½ penuh atau cenderung stabil dari
pada unsur S. Artinya elektron Mg dan P lebih sulit dilepas dan energi yang dilepaskannya
juga menjadi lebih besar.
Maka urutan yang benar adalah : Na, Al, Mg, Si, S, P, Cl, Ar

Unsur Na Al Mg Si S P Cl Ar
Konfigurasi [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne]
elektron
3s1 3s23p1 3s2 3s23p2 3s23p4 3s23p3 3s23p5 3s23p6
Energi 496 578 783 786 1.000 1.012 1.251 1.527
ionisasi
(Kj mol-1)
Titik Leleh dan Titik Didih
Titik leleh dan titik didih unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat secara
bertahap dan mencapai puncaknya pada golongan IVA (Si), kemudian turun secara drastis
pada golongan VA (P). Jadi titik leleh tertinggi di miliki oleh silikon, sedangkan titik leleh
terendah di miliki oleh argon. Perubahan titik didih dan titik leleh ini disebabkan oleh
struktur dari masing - masing zat dalam keadaan bebas.

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Titik leleh (oC) 98 649 660 1.410 44 113 -101 -184,2
Titik didih (oC) 883 1.090 2.467 2.680 280 445 -35 -185,7
Struktur Kristal Kristal Kristal Kristal Molekul Molekul Molekul Molekul
logam logam logam Kovalen Poli Poli diatomik monoato
mik
raksasa atomik atomik
• Unsur Na, Mg, dan Al memiliki struktur logam, sehingga memiliki titik didih dan titik
leleh yang cenderung tinggi.
• Unsur Si membentuk struktur molekul dengan ikatan kovalen raksasa, sehingga
memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat tinggi.
• Unsur P dan S merupakan molekul dengan struktur kovalen sederhana (Molekul
Poliatomik), sehingga mempunyai titik didih dan titik lebur yang rendah daripada
logam.
• Unsur Cl dan Ar berwujud gas, dengan Cl merupakan gas diatomik dan Ar merupakan
gas monoatomik dengan titik didih dan titik lebur yang sangat rendah.

Catatan : Untuk unsur Fosfor, Sulfur, Klorin dan Argon hanya dikukuhkan oleh gaya Van der Waals
yang relatih lemah dan tergantung pada massa molekul relatifnya.
Sifat Logam dan Nonlogam
Dari Natrium ke Argon atau dari kiri ke kanan sifat unsur periode ketiga cenderung berubah dari
logam, metaloid, nonlogam dan gas mulia.

Logam Metaloid Nonlogam Gas Mulia

Na – Mg – Al Si P – S – Cl Ar

Unsur – unsur periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki sifat logam yang semakin lemah dan sifat
nonlogam yang semakin kuat. Hal ini disebabkan oleh keelektronegatifannya yang semakin besar,
sehingga unsur tersebut akan semakin mudah membentuk ion negatif atau menjadi nonlogam.
• Na, Mg, dan Al merupakan logam dengan struktur kristal raksasa, memiliki kilap logam dan daya
hantar listrik yang baik.
• Si merupakan semilogam (metaloid) dengan struktur ikatan kovalen raksasa, sehingga bersifat
semikonduktor.
• P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam dengan struktur kristal sederhana. Ketiga unsur ini tidak
dapat menghantarkan listrik.
• Ar merupakan gas mulia.
Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga
Sifat Pereduksi dan Pengoksidasi Unsur Periode Ketiga
Daya pereduksi unsur – unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan, sedangkan daya
pengoksidasinya semakin bertambah. Jadi, pereduksi terkuat adalah Natrium dan
pengoksidasi terkuat adalah Klorin. Kecenderungan ini sesuai dengan energi ionisasi yang
cenderung bertambah dari kiri ke kanan.

Na+ + e ⇌ Na E° = -2,71 volt


Mg2+ + 2e ⇌ Mg E° = -2,37 volt
Al3+ + 3e ⇌ Al E° = -1,66 volt
Si4+ + 4e ⇌ Si E° = -0,86 volt
P5+ + 5e ⇌ P E° = -0,51 volt
S + 2e ⇌ S²¯ E° = +0,36 volt
Cl₂ + 2e ⇌ 2Cl E° = +1,36 volt
• Na merupakan reduktor kuat yang mereduksi air menjadi gas hidrogen.
• Mg memiliki daya reduksi yang lebih lemah daripada natrium, tetapi masih
digolongkan sebagai reduktor karena potensial reduksinya yang sangat negatif.
• Al, meskipun jika dilihat dari potensial reduksinya masih tergolong reduktor kuat
tetapi dengan adanya lapisan oksidan di permukaannya membuat alumunium kurang
reaktif.
• Si merupakan reduktor yang sangat lemah dan tergolong dapat bereaksi dengan
oksidator kuat secara langsung.
• P merupakan reduktor yang sangat lemah terutama dalam mereduksi oksigen dan
homogen.
• S merupakan oksidator lemah, dan
• Cl merupakan oksidator yang paling kuat.
Sifat Asam – Basa Hidroksida Unsur Periode Ketiga dan
Sifat Senyawanya
Hidroksida unsur periode ketiga dapat dinyatakan sebagai M(OH) X’ dengan M = unsur periode ketiga
dan X = nomor golongan.
Hidroksida Unsur Periode Ketiga terdiri dari : NaOH, Mg(OH) 2, Al(OH)3, Si(OH)4, P(OH)5, S(OH)6,
dan Cl(OH)7.
Sifat hidroksida unsur periode ketiga tergantung pada perbedaan keelektronegatifan dari unsur periode
ketiga dan oksigen. Jika perbedan tersebut besar, maka ikatan M – O akan bersifat ionik dan
hidroksida bersifat basa, dalam air akan melepas ion OH-. Sebaliknya, jika perbedaannya kecil, ikatan
M – O akan bersifat kovalen. Oleh karena ikatan O – H bersifat polar, maka ikatan tersebut dapat
mengalami hidrolisis sehingga melepas ion H+ dan larutannya yang bersifat asam.
Rumus kimia NaOH Mg(OH)2 Al(OH)3 Si(OH)4 P(OH)5 S(OH)6 Cl(OH)7
hidroksida (H2SiO3) (H3PO4) (H2SO4) (HClO4)
Jenis ikatan Ionik Ionik Ionik-kovalen Kovalen Kovalen Kovalen Kovalen
Sifat asam-basa Basa Basa Amfoter Asam sangat Asam Asam Asam sangat
lemah lemah kuat
kuat kuat kuat

Sifat senyawa unsur periode ketiga berubah secara teratur. Senyawa natrium hingga alumunium
cenderung bersifat ionik, sedangkan silikon hingga klorin cenderung membentuk senyawa kovalen.
Semua unsur periode ketiga terdapat dalam bentuk senyawa, kecuali belerang dan Argon.
Kegunaan Unsur Periode Ketiga dalam
Kehidupan
Unsur Sehari Kegunaan
– Hari
Na Sebagai bahan pengolahan logam-logam tertentu (Li, K, Zr dan logam alkali yang lebih berat).

Mg Sebagai bahan membuat logam-campur dan redoktor

Al Digunakan untuk membuat alat-alat keperluan rumah tangga, bahan membuat rangka dari
mobil dan pesawat terbang, bahan cat alumunium dan prabotan rumah tangga.

Si Untuk membuat chips computer.

P Digunakan untuk membuat asam fosfat, pupuk dan detergen.

S Digunakan untuk membuat asam sulfat, dan industri bahan kendaraan

Cl Digunakan untuk membuat klorat, kloroform, karbon tetrakklorida, dan ekstrasi brom.

Ar Digunakan untuk mengisi bola lampu pijar karena tidak breaksi dengan kawat wolfram.
ThankYou
!

Anda mungkin juga menyukai