Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini selalu menjadi perhatian berbagai
kalangan, tidak hanya kalangan pendidikan, tetapi juga masyarakat. Mereka
menginginkan munculnya perubahan dalam hal upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita belum sebagaimana yang diharapkan
bila dibandingkan dengan di negara lain.
Menghadapi abad 21 tuntutan terhadap peningkatan kualitas pendidikan semakin
kuat.Hal ini dikarenakan adanya tuntutan antara lain: (1) kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (2) persaingan global yang semakin ketat, dan (3) kesadaran masyarakat (orang
tua siswa) akan pendidikan yang berkualitas semakin tinggi. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terjadi pada akhir-akhir ini telah membawa dampak perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga permasalahan dapat dipecahkan dengan
mengupayakan penguasaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, seseorang kurang bisa mengantisipasi
perubahan-perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mampu mengatasi
persoalan-persoalan hidup yang selalu berkembang dengan pesat.
Menurut Slamet PH (2005), budaya adalah nilai dan keyakinan dalam suatu
masyarakat, baik yang berdaya preservatif maupun progresif, yang digunakan sebagai
sumber penggalangan konformisme perilaku bagi masyarakat pendukungnya. Nilai dan
keyakinan memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Nilai-nilai yang merupakan
kolektifitas saripati kualitas kejiwaan manusia diwujudkan dalam bentuk nilai religi,
ekonomi, teori, solidaritas, seni, dan politik.
Mutu mengandung makna derajat/tingkat keunggulan suatu kinerja atau upaya
baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sedangkan mutu sekolah dimaknai sebagai
layanan prima yang diberikan sekolah kepada peserta didik sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Pada tingkat sekolah, mutu mencakup input (segala hal yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar), proses (berubahnya peserta
didik dari belum terdidik menjadi terdidik) dan output (prestasi belajar).
Budaya mutu adalah nilai dan keyakinan mutu dalam suatu masyarakat yang
digunakan sebagai sumber penggalangan konformisme perilaku yang bermutu tinggi bagi
masyarakat pendukungnya. Budaya Sekolah meliputi nilai-nilai dan keyakinan. Nilai
merupakan penghayatan warga sekolah tentang apa yang dianggap benar-salah, baik
buruk, keindahan dan ketidakindahan, layak dan tidak layak, sedangkan Keyakinan
merupakan sikap tentang bagaimana cara sesuatu seharusnya dilakukan. Untuk itu
keyakinan merupakan sesuatu yang penting, berharga, bersifat konseptual yang harus
diyakini dan dihayati sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak, dengan demikian
budaya sekolah awalnya merupakan aturan dan tata tertib yang disepakati bersama oleh
warga sekolah, dihayati dan dilakukan terus-menerus sampai menjadi kebiasaan.
Budaya mutu sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk
siswa menjadi manusia yang optimis, berani, terampil, berperilaku kooperatif, ulet,
disiplin, beretos kerja yang tinggi, pandai menangkap peluang. Sekolah-sekolah yang
memiliki keunggulan budaya mutu tertentu biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel
yang mempengaruhinya seperti perolehan nilai, kondisi fisik, lingkungan sekolah, dan
budaya sekolah. Untuk mewujudkan sekolah berbudaya mutu setidaknya ada lima faktor
penting yang perlu mendapat perhatian sekolah yaitu: 1) kepemimpinan yang tangguh, 2)
visi misi sekolah yang jelas, 3) iklim budaya yang aman dan kondusif, 4) memiliki
harapan yang tinggi, dan 5) melakukan monitoring kemajuan siswa secara berkelanjutan.
Untuk mewujudkan budaya mutu di sekolah SD Negeri Kalimulya IV telah
melaksanakan berbagai program peningkatan budaya mutu baik melalui penguatan
pembelajaran yang bermutu, perbaikan sarana dan prasana, penataan managemen sekolah,
program pendidikan karakter, program sekolah sehat dan bersih, program optimalisasi
kinerja perpustakaan dan berbagai program lainnya.

iv
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah melaksanakan
berbagai jenis lomba sebagai bentuk apresiasi pada sekolah-sekolah yang berhasil, seperti
lomba MBS, sekolah dasar bersih dan sehat, dan seterusnya.
Lomba Budaya Mutu di sekolah dasar tahun 2019 diikuti seluruh sekolah peserta
dievaluasi dari seluruh komponen budaya mutu secara komprehensif (whole school
assessment), sehingga penilaian menjadi lebih terpadu.
Lomba dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh propinsi
di Indonesia untuk mengirimkan wakil-wakil sekolah terbaiknya,yang kemudian akan
dipilih melalui tiga tahapan seleksi yaitu seleksi administratif (desk evaluation), seleksi
visitasi lapangan, dan seleksi presentasi (grand final). Seleksi yang terakhir ini akan
menetapkan sekolah berbudaya mutu tingkat nasional.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang telah diperbarui dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomoir 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5410;

C. Tujuan
1. Tujuan Umum Lomba Budaya Mutu di Sekolah Dasar ini adalah:
Mewujudkan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu dalam memberikan
layanan prima dan menjadi benchmark (patok duga) bagi sekolah lain di
sekitarnya dan acuan bagi pembinaan para pemangku kepentingan.
2. Tujuan Khusus Lomba Budaya Mutu di Sekolah Dasar ini adalah:
a. Menemukan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu dengan segala
kekhasan dan keunggulannya masing-masing sebagai model yang baik (good
practices) bagi sekolah lain.
b. Menghimpun berbagai pengalaman inspiratif dari sekolah dasar yang memiliki
budaya mutu dan lingkungan yang bermutu
c. Mendokumentasikan dan mensosialisasikan pengalaman inspiratif
pengembangan budaya mutu pembelajaran, kepemimpinan dan manajemen,
pengembangan perpustakaan sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler kepada
sekolah dasar di seluruh Indonesia.
d. Memotivasi para pemangku kepentingan, baik di satuan pendidikan sekolah
dasar maupun Pemerintah Daerah, untuk mewujudkan sekolah dasar yang
memiliki budaya mutu dalam memberikan layanan prima kepada peserta
didik.

D. Visi dan Misi Sekolah


1. Visi
MENCIPTAKAN GENERASI YANG BERAKHLAK, BERKARAKTER,
BERPRESTASI, MENGUASAI IPTEK DAN PEDULI LINGKUNGAN

2. Misi
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuha Yang Maha Esa
 Menumbuh kembangkan pendidikan karakter
 Melaksanakan pembelajaran yang komperatif, kreatif, dan inovatif di bidang
akademik maupun non akademik
 Meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan

iv
3. Tujuan
Merujuk pada tujuan pendidikan dasar, maka tujuan SD Negeri Musa adalah
sebagai berikut :
 Meningkatkan ketaqwaan Tehadapa Tuha Yang Maha Esa
 Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang IPTEK
 Meningkatkan Proses Belajar yang menyenangkan
 Melatih jiwa social bagi warga sekolah / peduli terhadap lingkungan
 Mewujudkan sekolah bersih, indah dan asri

E. Struktur Organisasi Sekolah


1. Kepala Sekolah : Rukiah, S.Pd
2. Komite Sekolah : Marzuki
3. Tata Usaha : Ernayanti
4. Unit Perpustakaan : Marlina, S.Pd
5. Unit UKS : Faridah, S.Pd
6. Guru Kelas 1 : Maimuanah, S.Pd
7. Guru Kelas 2 : Dedi, S.Pd
8. Guru Kelas 3 : Hanifah, S.Pd
9. Guru Kelas 4 : Jamaliah, S.Pd
10. Guru Kelas 5 : Cut Herawati, S.Pd
11. Guru Kelas 6 : Faridah, S.Pd
12. Guru Olah Raga : Ismail, S.Pd
13. Guru Agama Islam : Rahmi, S.Pd.I

iv
KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH
RUKIAH, S.Pd HAMDANI A.GANI

BENDAHARA
WAKIL KEPALA SEKOLAH
RAHMI, S.Pd.I
FARIDAH, S.Pd

UNIT PERPUSTAKAAN TATA USAHA SEKOLAH


NURLINA, S.Pd KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL / GURU ERNAYANTI, S.Pd

GURU KELAS I GURU KELAS II GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI
MAIMUNAH, S.Pd DEDI, S.Pd HANIFAH, S.Pd JAMALIYAH, S.Pd CUT HERAWATI, S.Pd FARIDAH, S.Pd

GURU AGAMA GURU PENJASKEAS GURU SENI BUDAYA GURU SBK GURU BPI / DINIYAH GURU BPI / DINIYAH
RAHMI, S.Pd ISMAIL, S.Pd ERNAYANTI, S.Pd MULIANI, S.Pd FITRIYANI Tgk. RIYAN

PENJAGA SEKOLAH
SISWA RAHMAWATI
MASYARAKAT

iv
BAB II
PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
EVALUASI, HASIL DAN TINDAK LANJUT

A. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)


Manajemen Berbasis Sekolah diartikan sebagai “model manajemen yang
memberikan otonomi atau kemandirian yang lebih besar kepada sekolah”. (Sagala, 2006:
133) Model manajemen ini mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang
melibatkan langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar mutu yang berkaitan
dengan kebutuhan sarana dan prasarana, fasilitas sekolah, peningkatan kualitas
kurikulum, dan pertumbuhan jabatan guru. Keputusan sekolah yang diambil harus
melibatkan secara langsung semua warga sekolah yaitu yayasan, kepala sekolah, guru,
siswa, karyawan, orang tua siswa, paguyuban kelas, komite sekolah dan masyarakat yang
berhubungan dengan sekolah. Keputusan yang demikian dapat membangun rasa memiliki
bagi setiap warga sekolah dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan dedikasi
warga sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), merupakan salah satu jawaban dari
pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan dan telah diundang- undangkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidik Nasional Pasal 48 ayat
(1) menyatakan bahwa “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik”. Sedangkan Pasal 51 ayat (1) yang
berbunyi, “Pengelolaan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah/madrasah”.
Sejalan dengan hal di atas, maka pemerintah juga mengeluarkan peraturan
pemerintah yang melandasi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan
pendidikan yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1)
menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan.
Manajemen Berbasis Sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah,
sampai saat ini masih mengalami kendala yang berarti. Hal ini terjadi disebabkan karena
belum familiarnya konsep-konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah dijajaran
persekolahan. Tidaklah mudah menerapkan inovasi manajemen dalam waktu yang
singkat, namun fenomena yang terlihat menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan
perubahan di sektor pengelolaan manajemen persekolahan telah mempengaruhi sistem
penyelenggaraan pengelolaan pendidikan kearah Manajemen Berbasis Sekolah dengan
meninggalkan pengelolaan manajemen yang konvesional.
Tugas dan fungsi utama sekolah adalah mengelola penyelenggaraan MBS sebaik
mungkin di sekolah. Mengingat sekolah merupakan unit utama dan terdepan dalam
penyelenggaraan MBS, maka sekolah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program pelaksanaan MBS dengan melibatkan warga
sekolah, antara lain; yayasan, wakil sekolah (kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, tata usaha, laboran, pustakawan), wakil orang tua siswa/paguyuban
kelas/komite sekolah, wakil organisasi profesi, wakil pemerintah/pengawas
sekolah/dinas pendidikan, dan tokoh masyarakat lain yang peduli pendidikan.
b. Mengkoordinasikan dan menyerasikan segala sumberdaya yang ada di sekolah
dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MBS yang telah ditetapkan.
c. Melaksanakan MBS secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip- prinsip
total quality management (fokus pada pelanggan, perbaikan secara terus-menerus,
dan keterlibatan total warga sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah) dan
berfikir sistem (berfikir holistik/tidak parsial, saling terkait, dan terpadu).
d. Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan dalam pelaksanaan MBS sehingga
kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai sasaran MBS.
e. Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi untuk menilai tingkat
ketercapaian sasaran program MBS yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi ini

iv
kemudian digunakan untuk menentukan sasaran baru program MBS tahun- tahun
berikutnya.
f. Menyusun laporan penyelenggaraan MBS beserta hasilnya secara lengkap untuk
disampaikan kepada Yayasan Taman Pendidikan Rahmat Kota Kediri dengan
tembusan ke pihak-pihak terkait, yaitu Komite Sekolah, Pengawas Sekolah dan
Dinas Pendidikan Kota Kediri.
g. Mempertanggung jawabkan hasil penyelenggaraan MBS kepada pihak- pihak
yang berkepentingan dengan sekolah sebagaimana tersebut di atas.

1. Perencanaan
Adapun beberapa program yang dikembangkan dalam rangka manajemen berbasis
sekolah meliputi: (1) proses belajar mengajar, (2) perencanaan dan evaluasi program
sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan sarana
dan prasarana, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8) hubungan sekolah-
masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah.
Di bawah ini disajikan beberapa kutipan dari Program MBS SD Musa Kota
Kediri, sebagai berikut :
a) Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
1. Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
potensi lingkungan sekolah, masyarakat, dan potensi daerah. Perangkat
kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri oleh sekolah melalui
kerja tim yang terdiri dari Yayasan, Kepala Sekolah, guru, unsur komite
sekolah/ paguyuban kelas dan/atau orang tua siswa yang memiliki keahlian.
2. Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
3. Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah- langkah yang
sistematis.
4. Sekolah memiliki dokumen silabus dan RPP setiap mata pelajaran.
5. Sekolah memiliki program pembinaan bakat dan minat peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
6. Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan pendekatan aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM).
7. Strategi pembelajaran memberikan kesempatan dengan leluasa kepada peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, interaktif, kreatif, inovatif dan mandiri.
8. Penilaian pembelajaran dilaksanakan mencakup penilaian proses dan hasil
belajar.
9. Instrumen penilaian yang digunakan bervariasi, menerapkan teknis tes maupun
non tes
10. Pengorganisasian peserta didik dalam pembelajaran bervariasi (klasikal,
kelompok, berpasangan, individu)
11. Aktifitas belajar peserta didik bervariasi (misalnya: wawancara, pengamatan,
penelitian, bermain peran, melakukan percobaan, praktikum, pembelajaran
diluar kelas, kunjungan tema, dll.) sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan.
12. Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh siswa dan guru.
13. Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang berlaku dan
berbasis islami.
14. Proses pembelajaran memberi kesempatan peserta didik agar berani bertanya,
mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan ide/gagasan secara tertulis
dan/atau lisan.
15. Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar (bahan pustaka, lingkungan
sekitar, pengalaman peserta didik, narasumber, internet) disesuaikan dengan
kompetensi yang dikembangkan.
16. Guru menggunakan alat bantu belajar (media atau alat peraga, lembar kerja)
sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan bersama peserta didik.

iv
17. Guru membuat dan menggunakan lembar kerja untuk mengkondisikan peserta
didik menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan mengamati konteks
kehidupan nyata.
18. Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk membangun
gagasannya sendiri.
19. Guru memberikan umpan balik yang dapat mendorong peserta didik
mengemukakan ide/gagasan.
20. Peserta didik aktif dan tekun melakukan kegiatan/aktifitas pembelajaran.
21. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tampil di depan kelas
untuk bercerita, mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu, memimpin
diskusi kelas.
22. Guru bersama siswa melakukan refleksi/perenungan tentang kesan dan/atau
pemahaman terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
23. Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang, ditata rapi, dan
diganti secara rutin dan teratur.
24. Hasil belajar peserta didik dipantau secara berkelanjutan untuk dapat mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
25. Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang baik personal
maupun sosial sesuai dengan latar belakang potensi peserta didik (contoh:
jujur, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, toleransi, empati, percaya diri,
musyawarah, kepemimpinan).
26. Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik,
dan pelecehan seksual)
27. Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi
dan pengayaan bagi yang sudah mencapai kompetensi.
28. Sekolah memiliki kalender akademik.
29. Sekolah memiliki dokumen perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal yang
dilaksanakan melalui rapat dewan guru.

b) Manajemen Peserta Didik


1. Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi penerimaan,
penempatan, dan pelayanan sehari-hari di sekolah.
2. Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua anak usia SD,
dari berbagai latar belakang status ekonomi, sosial, agama, bangsa/suku
bangsa.
3. Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan, mulai dari
pengumuman pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman penerimaan.
4. Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta
didik, hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan memperhatikan
minat, bakat, dan kebutuhan khusus peserta didik.
5. Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik
6. Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik.
7. Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik.
8. Sekolah memiliki papan statistik peserta didik (yang menggambarkan tentang
jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap kelas, jumlah lulusan setiap
tahun, jumlah siswa melanjutkan setiap tahun, jumlah siswa berdasarkan usia).
9. Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik yang berada di
kelas akhir

c) Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


1. Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang.
2. Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal sekolah dan/atau tingkat
gugus bagi guru dan kepala sekolah.
3. Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.

4. Kepala sekolah memiliki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang


mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan

iv
pembelajaran.
5. Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin untuk mengevaluasi dan
menyusun kinerja sekolah.
6. Sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan profesionalismenya.
7. Sekolah memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya.

d) Manajemen Sarana dan Prasarana


1. Sekolah memiliki buku inventaris sarana dan prasarana.
2. Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.
3. Rasio antara ruang kelas dan rombongan belajar 1:1.
4. Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi.
5. Sekolah memiliki ruuang sebagai sarana pembelajaran ibadah.
6. Sekolah memiliki toilet, bersih, tidak berbau.
7. Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi.
8. Sekolah memiliki pagar yang rapi.
9. Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil karya guru
dan siswa.
10. Sekolah menyediakan tempat sampah.

e) Manajemen Pembiayaan
1. Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu yang disusun
berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dan dipetakan
untuk jangka waktu menengah (4 tahun).
2. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari RKS untuk jangka waktu 1 tahun, dilaksanakan
secara transparan, terpadu, berdasarkan skala prioritas, partisipatif dan
akuntabel.
3. Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui (dipajang, website
sekolah, laporan tertulis secara rutin).
4. Sekolah memiliki inisiatif mencari dana tambahan di luar dana BOS dan dana
yayasan.
5. Sekolah membuat pembukuan yang tertib, rapi dan dapat dipertanggung
jawabkan.

f) Manajemen Hubungan Masyarakat


1. Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga
pendidikan dan non pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
pendidikan.
2. Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi
program sekolah.
3. Sekolah memiliki pengurus komite sekolah dan paguyuban kelas.
4. Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah.
5. Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang tua peserta
didik dan komtie sekolah.
6. Komite sekolah, orang tua peserta didik terlibat dalam penyusunan program
dan anggaran sekolah.

g) Manajemen Kultur Budaya dan Lingkungan Sekolah Islami


1. Penyambutan pagi oleh guru untuk membiasakan siswa pada Budaya SD Musa
5S + JT, yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, dan Jabat Tangan.
2. Pencatatan kegiatan belajar siswa setiap hari lewat Buku Catatan Harian yang
harus diketahui orangtua dan ditanda tangani guru.
3. Awal pertemuan (sebelum masuk pelajaran) dibiasakan dengan membaca doa.
4. Pembiasaan dengan adab dan tata cara amaliyah ibadah sehari-hari dengan
baik dan benar sesuai dengan tuntutan syar’i melalui perogram PBI
(Pendidikan Berbasis Islami).
5. Pembiasaan menghayati bahwa seluruh aktivitas sehari-hari mereka memiliki

iv
nilai ibadah pada Allah SWT.
6. Bakti Sosial merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan sekolah.
7. Jum’at Islami

2. Pelaksanaan
a) Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Pelaksanaan kerja sekolah diawali dengan perumusan Visi, Misi dan
Tujuan sekolah berdasarkan profil sekolah oleh tim pengembang sekolah yang
terdiri dari Yayasan, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, komite sekolah,
paguyuban kelas, dan tokoh masyarakat.
Sekolah menyusun rencana kerja sekolah satu tahun dan rencana kerja
sekolah empat tahun yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang
ditujukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan
akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat tentang rencana pengembangan
kurikulum dan pembelajaran, rencana pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan, rencana pengembangan sarana dan prasarana, keuangan dan
pembiayaan, rencana pengembangan kesiswaan, rencana pengembangan budaya
dan lingkungan sekolah, rencana pengembangan partisipasi/peran serta
masyarakat dan kemitraan, serta rencana-rencana kerja lain yang mengarah pada
peningkatan mutu pendidikan seperti pernyataan standar pengelolaan nasional
pendidikan. Perencanaan pengembangan kurikulum dan pembelajaran di
antaranya 1) Penyusunan Dokumen Kurikulum K13, 2) Penyusunan kalender
pendidikan, 3) Penyusunan perangkat pembelajaran berupa program tahunan,
program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
semua mata pelajaran, 4) Penyusunan jadwal pembelajaran, 5) Penyusunan
kurikulum muatan lokal, 6) Penyusunan program supervisi sekolah.

b) Manajemen Peserta Didik


Pelaksanaan pengembangan peserta didik (kesiswaan) di antaranya: 1)
Membuat persiapan penerimaan siswa baru seperti membuat surat keputusan dari
kepala sekolah dan pembentukan panitia penerima siswa baru, 2) Menyusun
rencana kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri siswa, 3) Menyusun
rencana melaksanakan bimbingan belajar untuk seluruh siswa untuk peningkatan
prestasi akademik.

c) Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pelaksanaan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di
antaranya: 1) Membuat usulan penambahan guru mata pelajaran, 2), Mengusulkan
guru untuk di sertifikasi, 3) peningkatan kompetensi guru, 4) Menyusun kegiatan
pertemuan guru melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) mini dan kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, 5) Mengusulkan peningkatan
kualifikasi guru (S1).

d) Manajemen Sarana dan Prasarana


Pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di
antaranya: 1) Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana, 2) Mengusulkan
jaringan internet untuk guru, 3) Melaksanakan perawatan terhadap saran dan
prasarana yang tersedia.

e) Manajemen Pembiayaan
Pelaksanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah di
antaranya: 1) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan
melibatkan warga sekolah, 2) Membuat usulan penambahan biaya operasional
sekolah, 3) Membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sekolah,
4) Penyusunan administrasi penggunaan keuangan sekolah. Menurut Fattah
(2004:143), menyebutkan bahwa: “agar penggunaan keuangan sekolah mencapai

iv
sasarannya, perlu dilakukan dengan menjalankan fungsi- fungsi dari manajemen
dalam pengelolaan keuangan sekolah, seperti melalui iuran BP3, melalui
penyewaan fasilitas sekolah, pembayaran siswa, bantuan yayasan dan gerakan
pengumpulan dana”.

f) Manajemen Hubungan Masyarakat


Pelaksanaan pengembangan hubungan masyarakat (peran serta
masyarakat) di antaranya: 1) Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa
dalam rangka meningkatkan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa untuk
meningkatkan prestasi siswa, 2) Menyusun rencana pertemuan dengan komite
sekolah dalam rangka meningkatkan peran komite sekolah, 3) Pertemuan
walimurid tiap jenjang kelas untuk sosialisasi 5 hari sekolah.

g) Manajemen Kultur Budaya Lingkungan Sekolah Islami


Pelaksanan pengembangan kultur budaya sekolah di antaranya: 1)
Menyusun jadwal piket guru penyambutan siswa, 2) Menyusun program
Pendidikan Berbasis Islami (PBI), 3) Menyusun program unggulan yang menjadi
ciri khas sekolah dalam meningkatkan dan menyalurkan potensi siswa agar lahir
siswa unggul dalam berbagai prestasi, 4) Menyusun rencana penghijauan sekolah
agar membuat suasana lingkungan sekolah menjadi sejuk dan nyaman. 5)
Menyusun rencana program sekolah sehat dan sekolah bersih.

3. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi dari 7 (tujuh) komponen MBS yang dilaksanakan
oleh SD Musa secara umum telah terlaksana sesuai dengan ketentuan dan prinsip MBS
akan tetapi ada komponen yang kurang lengkap secara administrasi yaitu pada komponen
manajemen hubungan masyarakat, seperti MoU, dokumentasi kegiatan, dll. dan untuk
komponen sarana prasarana yaitu luas ruang kelas dan lapangan belum standar. (Detail
evaluasi dalam EDS).

4. Hasil
Adapun hasil dari pelaksanaan MBS di sekolah yaitu :
a) Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
(1) Tersusunnya dokumen kurikulum K13.
(2) Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik, lancar, kondusif dengan
pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)..
(3) Tersusunnya dokumen muatan lokal, yaitu Bahasa Daerah, dan SBK
(4) Tersusunnya program pembinaan bakat dan minat peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
(5) Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang berlaku dan
berbasis islami.
(6) Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang, ditata rapi,
dan diganti secara rutin dan teratur.

b) Manajemen Peserta Didik (Kesiswaan)


(1) Penerimaan peserta didik terlaksana dengan baik dan sukses.
(2) Pelaksanaan penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan.
(3) Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta
didik, hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan
memperhatikan minat, bakat, dan kebutuhan khusus peserta didik.
(4) Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik
(5) Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik.
(6) Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik.
(7) Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik yang berada di
kelas akhir
c) Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(1) Tenaga guru sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

iv
(2) Pembagian tugas guru yang jelas.
(3) Terlaksananya kegiatan pelatihan internal sekolah dan/atau tingkat gugus bagi
guru.
(4) Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.
(5) Kepala sekolah memiliki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang
mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan
pembelajaran.
(6) Adanya agenda pertemuan rutin untuk mengevaluasi dan menyusun kinerja
sekolah.
(7) Guru mampu menghasilkan produk inovatif dan kreatif (alat peraga, hasil
penelitian, karya ilmiah popular, kreasi seni dan lain-lain.
(8) Pemberian penghargaan untuk guru berprestasi, diakhir tahun.
(9) Sekolah memfasilitasi guru untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya.
(10) Sekolah memiliki tenaga khusus BK dan perawat.

d) Manajemen Sarana dan Prasarana


(1) Sekolah memiliki buku inventaris sarana dan prasarana.
(2) Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.
(3) Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi.
(4) Sekolah memiliki ruang sebagai sarana tempat ibadah.
(5) Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi.
(6) Sekolah memiliki pagar yang rapi.
(7) Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil karya guru
dan siswa.
(8) Tiap kelas memiliki sudut baca yang tertata rapi dan termanfaatkan sebagai
sumber belajar peserta didik.
(9) Sekolah menyediakan tempat sampah.

e) Manajemen Pembiayaan
(1) Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS) yang baik.
(2) Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya.
(3) Kegiatan bazar pada saat KTS dan KAS yang bekerjasama dengan wali murid
untuk memasarkan produknya.

f) Manajemen Hubungan Masyarakat


(1) Sekolah bekerjasama dengan beberapa pihak dalam rangka meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan.
(2) Sekolah memiliki pengurus komite sekolah.
(3) Terlaksananya kegiatan rutin jum’at islami yang terjadwal, dan kegiatan
gotong royong.
(4) Terlaksananya pertemuan rutin dengan orang tua peserta didik dan komite
sekolah.
(5) Komite sekolah, guru dan komite terlibat dalam penyusunan program dan
anggaran sekolah.

g) Manajemen Kultur Budaya Lingkungan Sekolah Islami


(1) Penyambutan pagi oleh guru untuk membiasakan siswa pada Budaya SD
Musa 5S + JT, yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, dan Jabat Tangan.
(2) Adanya Buku Catatan Harianku sebagai penghubung orang tua dan guru.
(3) Kegiatan berdoa sebelum memulai pelajaran
(4) Kegiatan Pendidikan Berbasis Islami (PBI)

iv
(5) Pembiasaan dengan adab dan tata cara amaliyah ibadah sehari-hari dengan
baik dan benar sesuai dengan tuntutan syar’i.
(6) Pembiasaan menghayati bahwa seluruh aktivitas sehari-hari mereka memiliki
nilai ibadah pada Allah SWT.
(7) Pelaksanaan kegiatan Jum’at islami

5. Tindak Lanjut
Pola tindak lanjut yang dilaksanakan di SD Negeri Musa adalah melalui rapat
khusus artinya hasil monitoring dan evaluasi dibawa keforum rapat koordinator bidang
dan rapat jenjang untuk dilakukan analisa dan disepakati tindak lanjut yang akan
dilaksanakan baik itu program Pembelajaran, MBS, Ekstrakurikuler, Perpustakaan,
maupun UKS.
Tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan
budaya mutu sekolah ini berupa penghargaan, atau perintah tugas dengan rekomendasi
bagi para guru. Proses tindak lanjut merupakan hasil monitoring dan evaluasi selama
kegiatan berlangsung yang selanjutnya hasil supervisi kegiatan berbagai program yang
dilaksanakan guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

B. PEMBELAJARAN
Pembelajaran di SD Negeri Musa mengembangkan pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013 yang berorientasi pada penguatan karakter siswa yang telah diperkuat
oleh Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK). Sehingga guru dituntut untuk melakukan penguatan karakter siswa dengan
menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK yaitu religiusitas, nasionalisme, mandiri,
gotong-royong dan integritas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Nilai relegiusitas diantaranya : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, taat beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas, dsb. Nilai
nasionalisme, diantaranya : cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai
kebhinekaan, menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta produk Indonesia, cinta
damai, rela berkorban, taat hukum, dan sebagainya. Nilai Kemandirian diantaranya :
disiplin, percaya diri, rasa ingin tahu, tangguh, bekerja keras, mandiri, kreatif-inovatif,
pembelajar sepanjang hayat, dan sebagainya. Nilai Gotong royong diantaranya : suka
menolong, bekerjasama, peduli sesama, toleransi, peduli lingkungan, kebersihan dan
kerapian, kekeluargaan, aktif dalam kegiatan masyarakat. Nilai Integritas diantaranya
jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab, keteladanan, komitmen moral, cinta
kebenaran, menepati janji, anti korupsi dan sebagainya.

1. Perencanaan
a) Konsep pembelajaran SD Musa adalah konsep pembelajaran
Islamic Full Day School.
b) Pengembangan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 sebagai perwujudan dari
Kurikulum Pendidikan Dasar yang disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri dari
unsur Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, Yayasan, Paguyuban, Perwakilan
dari Dunia Industri, Dinas terkait dalam hal ini Pengawas di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan Kota Kediri.
c) Pembelajaran di SD Negeri Musa terdiri dari dua muatan pelajaran yaitu Muatan
Lokal (Bahasa Daerah).
d) Program layanan inklusi untuk memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus
(ABK).
e) Kegiatan pengembangan diri dan kegiatan ektrakurikuler untuk memfasilitasi
seluruh minat bakat siswa.
f) Pembelajaran diaplikasikan melalui pendekatan 9 potensi kecerdasan majemuk
yang dimiliki anak (Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Logic-Mathematic,
Kecerdasan Visual Spasial, Kecerdasan Kecerdasan Musical, Kecerdasan
Kinestetik, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan
Natural, Kecerdasan Spiritual).
g) Implementasi pembelajaran yang ramah anak dan mengintegrasikan pendidikan

iv
karakter ke dalam setiap mata pelajaran.
h) Implementasi pembelajaran harus meliputi kegiatan awal, kegiatan Inti dan
Kegiatan akhir, dengan memperhatikan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
pada kegiatan inti.
i) Implementasi literasi dalam pembelajaran.
j) Penilaian berbasis HOTS dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
k) Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui 5 tahapan meliputi:
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran SD Negeri Musa diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dan kreatif sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI dengan Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Pendidikan ABK bagi siswa berkebutuhan khusus.
Kurikulum Pendidikan ABK adalah Kurikulum yang digunakan pada program
inklusi yang terdiri dari dua kurikulum yaitu Kurikulum Diknas K13, dan Kurikulum
Pendidikan ABK. Untuk kurikulum Diknas, secara pembelajaran menyesuaikan
pendidikan di dalam kelas. Kurikulum di sekolah mengintegrasikan berdasarkan
akademik & non akademik. Kemudian, akan dituangkan kedalam IEP (individual
educational program).
Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus dalam seting inklusif pada
dasarnya adalah sistem pembelajaran umum yang disesuaikan dengan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran inklusif harus
berdasarkan pada analisis dan pemahaman terhadap kurikulum umum. Setelah itu
dilakukan asesmen terhadap anak berkebutuhan khusus yang menjadi target pelayanan,
sehingga dapat diketahui jenis hambatan, tingkat hambatan, kekuatan, kelemahan dan
kebutuhan dari anak yang akan ditangani (ABK).
Bagi anak berkebutuhan khusus, dikatakan berhasil apabila: berat/ringannya
gejala ABK, usia penanganan sedini mungkin, Intelegensia (IQ) kecerdasan menangkap
sebuah respon, kemampuan bicara & bahasa semakin lancar 20% (bisa bicara &
berbahasa seumur hidup) + 80% (tidak bisa bicara & berbahasa), dilakukan secara
konsistensi dan teratur, program terapi yang terstruktur, terpadu, &intensif
(berkesinambungan = 4 – 8 jam/hari).
Penilaian bagi anak-anak berkebutuhan khusus menggunakan sejumlah teknik
yang mencakup pemahaman sejumlah karakteristik psikologis yang diinginkan, dirancang
dan dilakukan khusus untuk mewakili kondisi pembelajaran yang dapat menggambarkan
perilaku, dan evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah dimensi atau kriteria yang
diperoleh melalui hasil.
Berdasarkan hasil assesmen (penilaian), selanjutnya guru mengembangkan
rencana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan ABK. Langkah
selanjutnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar. Kemudian diakhiri dengan
pelaksanaan evaluasi.

Pengembangan rencana pembelajaran inklusi dilakukan dengan membuat PPI


(Program Pembelajaran Individu). PPI adalah kegiatan pembelajaran yang
menitikberatkan bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu,

iv
memberi kesempatan yang luas kepada tiap-tiap anak untuk belajar berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan anak untuk mengejar ketertinggalannya dan mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki.
Dengan pembelajaran akademik yang memuat 12 muatan pelajaran yang meliputi
muatan Dinas, muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan pelajaran tersebut meliputi
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan lokal
meliputi muatan pelajaran Bahasa Daerah (Aceh), dan SBK.
Muatan Pelajaran memiliki tujuan-tujuan sesuai dengan mata pelajaran tersebut
serta dapat mengaitkan hubungan antar mata pelajaran secara integral komprehensif untuk
mencapai tujuan secara maksimal.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik serta kegiatan
kepramukaan.
Kegiatan pengembangan diri terdiri dari : (1) Upacara Bendera, (2) Sholat
Berjamaah, (3) Budaya bersih dan sehat, (4) Mengucapkan salam, berjabat tangan dengan
guru, (5) Bimbingan Karier, (6) Tahfidz, (7) Budaya Baca dan (8) Jum’at Islami.
Sedangkan pembelajaran non akademik sebagai pendukung memuat program
remedial/pengayaan/review, Shalat Zuhur, Hafalan Surat/Doa, Pepustakaan/Kelas.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar antara lain Pramuka, Usaha
Kesehatan Sekolah, Lukis, Tari, Vokal, Rebana.
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain buku, media dan sumber
pembelajaran yang digunakan adalah berupa audio – visual sejalan dengan perkembangan
IPTEK.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, SD Negeri Musa melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian sesuai dengan SI dan SKL
yang termuat dalam RPP masing-masing muatan pelajaran.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian authentic
assessment yang menilai proses dan hasil sekaligus menggunakan model nontes dan tes
yang terencana dengan baik. Hasil penilaian otentik digunakan oleh guru untuk
merencanakan program remidi dan pengayaan serta evaluasi pembelajaran. Siswa yang
belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang
sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

3. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan program pembelajaran di SD
Musa secara umum telah terlaksana dengan baik sesuai dengan petunjuk dan ketentuan

iv
yang ada, akan tetapi ada komponen yang kurang lengkap (belum sesuai standar) secara
administrasi yaitu perangkat pembelajaran (RPP dan jurnal pembelajaran). (Detail
evaluasi dalam EDS).

4. Hasil
a) Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013
b) Program layanan inklusi untuk ABK terlaksana,
c) Kegiatan pengembangan diri dan kegiatan ektrakurikuler berjalan baik.
d) Implementasi pembelajaran yang ramah anak dan pendidikan karakter ke dalam
setiap mata pelajaran.
e) Kegiatan literasi sekolah, dengan pojok baca di tiap kelas membuat siswa suka
membaca dan menulis, bahkan telah mampu mencetak penulis-penulis cilik.

5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut pembelajaran di SD Negeri Musa terhadap peserta didik adalah
pemberian penghargaan bagi siswa/siswi yang berprestasi baik akademik dan non
akademik, mengadakan pembinaan bagi peserta didik yang mengikuti lomba-lomba,
penangannan terhadap siswa yang kurang yang kurang dalam akademik dengan program
remedial dan bekerjasama dengan pihak ahli untuk narasumber/pemateri dalam kegiatan
pembelajaran.
Penetapan tindak lanjut yang dilaksanakan di SD Musa adalah melalui rapat
bersama dari hasil monitoring dan evaluasi dibawa keforum rapat kerja untuk dilakukan
analisa dan disepakati tindak lanjut yang akan dilaksanakan. Dengan menerapkan lima
hari sekolah, untuk mengembangkan diri guru, dilaksanakan KKG Mapel di hari Sabtu
yang meliputi penyusunan Program Tahunan, Program Semester, RPP, media dan sumber
belajar, sharing informasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di tahun pelajaran
selanjutnya. Serta pembinaan bagi guru oleh tim Litbang sekolah.

C. EKSTRAKURIKULER
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah
program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya
bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional kurikulum, yang perlu
disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan
pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta
didik. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar
dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta
menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan
manfaat sosial yang besar.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada
waktu libur sekolah yang dilakukan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan
tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
Sedangkan pada implementasi Kurikulum 2013, telah pula diterbitkan
Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada
pendidikan dasar dan menengah. Dalam Permendikbud ini disebutkan pengertian
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan olehpeserta didik di

iv
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di dalam
Kurikulum 2013 adalah pramuka (merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan
oleh pemerintah).

1. Perencanaan
Secara umum program ekstrakurikuler SD Musa adalah sebagai berikut :
- Sekolah melakukan pendataan minat bakat siswa pada awal tahun pelajaran dan
kemudian melakukan pemetaan untuk kegiatan ektrakurikuler.
- Sekolah memfasilitasi minat dan bakat siswa sesuai dengan bidangnya masing-
masing melalui kegiatan ektrakurikuler.
- Bekerjasama dengan tenaga ahli sesuai bidangnya untuk menghandle kegiatan
ektrakurikuler.
- Mengadakan kegiatan pentas kreatifitas siswa yang dilaksanakan di setiap akhir
tahun pelajaran sebagai wadah aplikasi kegiatan ektra dan sekaligus untuk
membentuk karakter percaya diri siswa

Sedangkan program khusus masing-masing kegiatan ekstrakurikuler adalah


sebagai berikut:
a) Pramuka
- Menyalurkan minat dan bakat siswa dalam bidang kepramukaan.
- Membentuk sikap mandiri dan percaya diri.
- Melaksanakan pembinaan dan pelatihan secara berkala kepada peserta
ekstrakurikuler.
- Mempersiapkan siswa untuk pentas di Kegiatan Akhir Semester.
- Mengadakan evaluasi Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir
Semester.

b) Seni Tari
- Menyalurkan minat dan bakat siswa dalam bidang tari
- Melaksanakan pembinaan dan bimbingan secara berkala kepada peserta
ekstrakurikuler tari
- Melatih peserta ekstrakurikuler gerakan-gerakan dasar dalam menari
- Mengajak siswa untuk membentuk pola dalam menari
- Mengajarkan siswa cara penerapan wiraga, wirama dan wirasa dalam menari.
- Mengadakan evaluasi Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir
Semester.
- Mempersiapkan peserta ekstrakurikuler untuk tampil di acara Pentas Kreatifitas
Akhir Semester maupun mengikuti FLS2N.

c) Seni Lukis
- Menyalurkan minat dan bakat siswa dalam bidang seni lukis.
- Mengenalkan teknik dasar dalam melukis.
- Menggambar bentuk benda dan merangkaikan warna.
- Siswa mampu berkarya gambar dan warna secara mandiri.
- Mempersiapkan karya siswa untuk dipamerkan dalam Pentas Kreatifitas Akhir
Semester.
- Mengadakan evaluasi Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir
Semester.
- Mempersiapkan untuk mengikuti kompetisi melukis/ mewarnai.
- Mempersiapkan siswa mengikuti FLS2N
d) Seni Vokal
- Menyalurkan minat dan bakat siswa dalam bidang seni vokal
- Mengadakan evaluasi Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir

iv
Semester.
- Mempersiapkan siswa untuk tampil dalam Pentas Kreatifitas Akhir Semester.
- Mempersiapkan siswa mengikuti FLS2N.

e) Teater
- Menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang teater.
- Mengenalkan materi dasar dalam teater.
- Mempelajari olah suara, ekspresi mimik wajah
- Mendeskripsikan teater-teater tradisional yang ada di Indonesia
- Mengadakan evaluasi Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir
Semester.
- Mempersiapkan peserta ekstrakurikuler untuk tampil di acara Pentas Kreatifitas
Akhir Semester.

2. Pelaksanaan
Di SD Negeri Musa terdapat pendidikan ekstrakurikuler sebagaimana tersebut di
atas, baik yang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah berjalan dengan lancar.
Kegiatan ekstrakurikuler di SD Musa dilaksanakan untuk siswa kelas 2 sampai
kelas 5. Setiap peserta didik diwajibkan untuk mengikuti minimal satu ekstrakurikuler
yang dilaksanakan setiap hari Sabtu, dengan jadwal pukul 08.00 – 09.00 (untuk kelas 2 –
3) dan pukul 09.50 – 10.50 (untuk kelas 4 – 5).
Pada umumnya tenaga pengajar ekstrakurikuler di SD Negeri Musa sebagian
besar berasal dari pengajar eksternal, karena mencari SDM yang sesuai dengan bidang
ekstrakurikuler masing-masing.
Adapun susunan pengajar esktrakurikuler di SD Musa sebagai berikut :

No Nama Pembina Ekstrakurikuler


1. Ernayanti, S.Pd Seni Tari
2. Marlina, S.Pd Seni Teater
3. Maimunah, S.Pd Seni Vokal/ Suara
4. Ismail, S.Pd Pramuka

Untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler di SD Musa, maka sekolah


menyediakan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Meskipun demikian masih ada
beberapa sarana dan prasarana yang dirasa kurang memadai, karena terbatasnya lokal
gedung yang ada. Salah satu contoh adalah untuk ekskul band, ruangan yang digunakan
belum standar, karena masih menggunakan ruangan yang belum kedap suara sehingga
pembelajaran belum efektif.
Sedangkan untuk penyimpanan peralatan ekskul juga belum memiliki ruangan
khusus, sehingga kesulitan untuk menyimpan peralatan ekskul yang selesai digunakan.
Untuk ekskul yang diadakan di luar lingkungan sekolah, sebagian besar sudah
menggunakan peralatan dan tempat yang memadai serta memenuhi standar.

3. Evaluasi
a. Sarana prasarana yang masih belum memadai
b. Kurangnya lahan untuk ekstrakurikuler yang diadakan di luar kelas.
c. Ada ekstrakurikuler yang tidak terlaksana beberapa peralatan yang tersedia tidak
bisa digunakan.
d. Untuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah, di awal pembelajaran
sudah ada pendampingnya, tapi tidak berjalan maksimal.
e. Khusus ekstrakurikuler MIPA pengajarnya bisa ditambah, karena pengingatnya

iv
sangat banyak
f. Ada beberapa pengajar yang sering izin secara mendadak.
g. Tidak ada pengganti pengajar ekstrakurikuler, sehingga waktu pengajarnya tidak
masuk tidak ada yang menggantikan.
h. Ekstrakurikuler robotik belum maksimal pelaksanaannya karena selain jumlah
peminatnya sangat banyak, waktu pelaksanaannya juga hanya satu jam setiap
pertemuan.
i. Sarana prasarana yang masih belum memadai
j. Kurangnya inovasi dari pengajar untuk ekstrakurikuler English club, sehingga
terkesan membosankan.
k. Kurangnya lahan untuk ekstrakurikuler yang diadakan di luar kelas.
l. Ada ekstrakurikuler yang tidak terlaksana beberapa peralatan yang tersedia tidak
bisa digunakan.
m. Untuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah, di awal pembelajaran
sudah ada pendampingnya, tapi tidak berjalan maksimal.
n. Khusus ekstrakurikuler MIPA pengajarnya bisa ditambah, karena pengingatnya
sangat banyak
o. Ada beberapa pengajar yang sering izin secara mendadak.
p. Tidak ada pengganti pengajar ekstrakurikuler, sehingga waktu pengajarnya tidak
masuk tidak ada yang menggantikan.
q. Ekstrakurikuler robotik belum maksimal pelaksanaannya karena selain jumlah
peminatnya sangat banyak, waktu pelaksanaannya juga hanya satu jam setiap
pertemuan.

4. Hasil
Hasil daripada pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler ini sangat adalah sangat
banyak memberikan kemanfaatan untuk siswa dalam mengembangkan minat dan
bakatnya dan rasa percaya diri, mandiri serta tanggungjawab.
Adapun hasil nyata dari kegiatan ekstrakurikuler adalah diraihnya banyak prestasi
beberapa cabang kegiatan ektrakurikuler tersebut di atas, diantaranya sebagai berikut:

No Nama Prestasi Tingkat Pelaksanaan

1 Fahrizal Juara III Badminton Kecamatan O2SN

2 Fahrina Juara I Atletik Kecamatan Panitia HUT RI

3 Alya Juara II Junjung Botol Kecamatan Panitia HUT RI

5. Tindak Lanjut
a. Diadakan peremajaan untuk peralatan ekstrakurikuler yang sudah tidak layak
pakai.
b. Bekerja sama dengan instansi luar untuk melaksanakan ekstrakurikuler yang di
luar ruangan.
c. Mengaktifkan kembali pendampingan untuk ekstrakurikuler yang diadakan di
luar sekolah.
d. Untuk ekskul yang pesertanya melebihi kapasitas akan diadakan penambahan
pengajar.
e. Mengadakan pertemuan rutin dengan para pengajar ekstrakurikuler (satu bulan
sekali) untuk memudahkan koordinasi dan untuk meminimalisir ketidakhadiran
pengajar ekstrakurikuler.
D. PERPUSTAKAAN
Perpustakaan, secara umum, merupakan salah satu sarana pelestarian bahan
pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu

iv
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam dimensi persekolahan,
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang
kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas
akademika sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah memiliki peran dan fungsi
yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik dan seluruh
masyarakat sekolah yang ada di lingkungan sekolah. Peran dan fungsi perpustakaan
sekolah di dunia pendidikan, yaitu :
(1) Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum
sekolah
(2) Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
(3) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-
buku hiburan)
(4) Pusat Belajar Mandiri bagi siswa.

1. Perencanaan
Adapun program perpustakaan SD Musa disusun sebagai berikut ; (1) program
pengadaan, (2) program pengolahan, (3) program layanan, (4) administrasi perpustakaan,
dan (5) gerakan literasi sekolah.
a) Program Pengadaan
Program pengadaan adalah program yang dirancang untuk melakukan
pengadaan seluruh jenis koleksi perpustakaan. Perpustakaan sebaiknya membuat
sebuah dokumen yang mengatur tentang pengadaan koleksi agar terarah, terukur,
akuntabel dan dapat dievaluasi.
b) Program Pengolahan Koleksi
Setelah pengadaan koleksi dilakukan berdasarkan ketentuan yang termuat dalam
Kebijakan Pengembangan Koleksi, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan
koleksi. Pengolahan koleksi dilakukan melalui dua kegiatan utama, yaitu
katalogisasi dan klasifikasi. Katalogisasi meliputi kegiatan deskripsi bibliografi
dan analisis subyek.
c) Program Layanan Perpustakaan Program ini meliputi :
1) Sistem layanan. Misalnya sistem layanan terbuka (Open access) atau sistem
layanan tertutup (Close Access).
2) Jenis layanan, seperti layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan ruang
baca, layanan audio visual.
3) Keanggotaan. Mengatur tentang persyaratan menjadi anggota, hak dan
kewajiban para anggota, serta peraturan/ketentuan tentang layanan
keanggotaan.
4) Bimbingan Pemakai. Memuat tentang orientasi perpustakaan, petunjuk
pemanfaatan perpustakaan, bimbingan penelusuran informasi, dan
bimbingan minat baca.
5) Evaluasi layanan. Memuat tentang bagaimana mengevaluasi layanan
perpustakaan agar layanan perpustakaan semakin hari semakin baik.
d) Program Administrasi Perpustakaan Sekolah
Setiap perpustakaan sekolah hendaknya memiliki program yang mengatur
tentang administrasi/ketatausahaan di perpustakaan, seperti surat menyurat,
perizinan, menata dan menyimpan dokumen (dokumen pemesanan, pembelian,
dll.), pengadaan alat tulis kantor, pembuatan jadwal tugas/piket, menerima
telepon, menerima atau mengirim fax, email, dan sebagainya. Pendek kata, semua
program administrasi di perpustakaan perlu disusun sedemikian rupa, sehingga
mendukung program-program lainnya. Ketidak-rapian tata administrasi dapat
mengakibatkan terganggunya program-program lain. Misalnya, ketika hendak
mengadakan pengadaan koleksi, data pemesanan hilang atau tidak ditemukan,
maka hal ini tentu akan mengganggu proses pengadaan.
e) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

iv
1) Kegiatan Rahmat Membaca, yang meliputi : pojok baca kelas, kelas baca,
story telling/mendongeng, literasi berbasis shiroh nabawiyah, pustakawan
cilik kelas, dan donasi buku rahmat.
2) Kegiatan Rahmat Menulis, yang meliputi : buku pembiasaan membaca,
Rahmat Olimpiade Menulis Online (ROMO), penerbitan buku karya siswa,
dan pekan literasi sekolah.

2. Pelaksanaan
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan
kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah
hendaknya mengetahui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta
mendorong pemanfaatannya. Kepala sekolah bekerjasama dengan pustakawan dalam
mendisain rencana pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi dan
promosi membaca.
Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah menjamin penjadwalan waktu dan
sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan guru dan murid mengakses ke
perpustakaan beserta layanannya. Kepala sekolah juga memastikan adanya kerjasama
antara tenaga perpustakaan, guru, siswa dan orangtua siswa. Kepala sekolah harus
memastikan bahwa pustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran,
perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen
pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah memasukkan
evaluasi perpustakaan dan menekankan sumbangan penting jasa perpustakaan sekolah
yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kebijakan Permendikbud No 23 Tahun 2015, serta melihat
pentingnya menghidupkan kegiatan literasi di sekolah sebagai pendukung terwujudnya
lingkungan dan warga sekolah yang literat, maka perpustakaan SD Musa
mengembangkan program yang didasarkan pada design induk GLS Kemendikbud.
a) Kegiatan Rahmat Membaca
Penumbuhan minat baca siswa menjadi konsentrasi pertama dalam mencapai tujuan
GLS, yaitu di fase pembiasaan. Menciptakan lingkungan yang kaya dengan bahan
bacaan menjadi syarat mutlak untuk membentuk budaya membaca di sekolah.
Ruang lingkup yang dikembangkan meliputi kelas dan perpustakaan. kegiatan
tersebut digunakan untuk menunjang aktivitas membaca dimanapun dan kapanpun.
1) Pojok Baca Kelas
Perpustakaan sebagai pusat koleksi bahan pustaka memfasilitasi setiap ruang
kelas di sekolah dengan fasilitas pojok baca kelas. Guna menunjang kegiatan
membaca agar bisa dilaksanakan dimana saja dan kapan saja, serta
memudahkan akses buku yang tersedia di setiap pojok baca kelas. Sedangkan
untuk jumlah buku yang diberikan disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada
di dalamnya. Buku di pojok baca kelas rutin diganti secara berkala, oleh
pustakawan yaitu 2 minggu sekali. Sedangkan buku yang disediakan
merupakan buku non-pelajaran, yaitu beragam buku fiksi dan non-fiksi.
2) Kelas Baca
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua
warga sekolah, dalam hal ini peran pustakawan dan guru juga termasuk di
dalamnya. Untuk itu perlu program Literasi yang terintegrasi dengan
kurikulum. Melalui penjadwalan khusus kunjungan siswa ke perpustakaan yang
rutin setiap satu minggu sekali. Kelas baca dilaksanakan oleh kelas 1-6.
Kegiatan kelas baca sendiri diisi dengan membaca di perpustakaan, meminjam
buku, dan mendongeng oleh pustakawan. Selain kunjungan ke perpustakaan,
kegiatan kelas baca juga diisi dengan kegiatan membaca buku di pojok baca
kelas masing-masing.

b) Kegiatan Rahmat Menulis


Menulis merupakan manifestasi paling akhir dari pembelajaran bahasa setelah
ketrampilan membaca dikuasai. Fase lanjutan dari pembiasaan literasi, adalah

iv
pengembangan dan pembelajaran. Aktivitas menulis dimulai merata mulai jenjang
kelas 1 hingga kelas 6. Dengan sinergi yang baik antara pustakawan dan guru di
kelas, maka implementasi pengenmbangan dan pembelajaran GLS bisa berjalan
dengan cara :
1) Buku Pembiasaan Membaca
Perpustakaan sekolah mengembangkan buku dengan format catatan harian
yang berisi kolom informasi buku dan isi buku. “Buku Pembiasaan Membaca”
ini digunakan untuk menulis daftar buku apa saja yang pernah dibaca dalam
kurun waktu tertentu. Sehingga guru maupun pustakawan bisa memantau
sejauh mana pemanfaatan buku oleh siswa, sekaligus menjadi pembelajaran
kegiatan resume atau meringkas isi buku.
2) Pekan Literasi Sekolah
Dalam setiap tahun, diadakan giat literasi yang berisi rineka lomba yang
bertemakan kepenulisan. Pekan literasi sekolah diisi dengan lomba hias pojok
baca kelas, lomba cipta cerpen, dan lomba cipta puisi untuk siswa SD Musa.

3. Evaluasi
1) Beberapa ruang kelas yang luas area kelasnya terlalu kecil tidak memiliki tempat
untuk ruang pojok baca. Sehingga disiasati dengan membuat rak tempel di
dinding.
2) Beberapa agenda sekolah seperti fun game atau kegiatan PHBI atau lainnya
banyak dilaksanakan di hari sabtu, sehingga terkadang kelas baca tidak bisa
terlaksana.
3) Tidak semua guru mahir membawakan cerita dengan cara mendongeng. Namun
demikian, kegiatan siroh nabawiyah bisa dilaksanakan dengan cara membaca
buku secara mandiri oleh siswa.
4) Tidak semua anak memiliki koleksi buku untuk disumbangkan. Keterlibatan guru
dalam ikut berdonasi masih perlu ditingkatkan dan dimotivasi.

4. Hasil
Pelaksanaan program perpustakaan di SD Negeri Musa bisa dikatakan sangat
berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil nyata program perpustakaan, yaitu:
a) Hasil dari pengadaan ruang pojok baca di setiap kelas adalah kemudahan dalam
akses buku bacaan di kelas, keberadaan pojok baca kelas diharapkan bisa
memecah kepadatan pengunjung perpustakaan. Mengingat jumlah siswa di SD
Negeri Musa mencapai 105 siswa, dengan fasilitas 1 ruang perpustakaan.
b) Hasil dari integrasi program literasi pada kurikulum, dengan diberikan jam
khusus kelas baca membuat efektifitas keberlangsungan kegiatan literasi di
sekolah menjadi terjamin. Waktu untuk membaca dan pemanfaatan bahan
pustaka juga lebih bisa terjadwal.
c) Hasil dari kegiatan mendongeng, antara lain interaksi siswa dengan pustakawan
akan semakin terjalin, keakraban dan komunikasi bisa dibangun melalui
kegiatan mendongeng. Saat siswa menanggapi apa yang diceritakan, sekaligus
melatih imajinasi dan kepercayaan diri siswa.
d) Hasil dari kegiatan literasi berbasis islami, selain sinergi antara perpustakaan
sebagai fasilitator buku, juga guru di kelas sebagai eksekutor pelaksanaan
program ialah keberlangsungan kegiatan literasi yang tidak hanya terpusat di
perpustakaan, namun juga kegiatan literasi yang bisa dilakukan di kelas sebagai
media pembelajaran materi yang disampaikan dengan cara menarik.
e) Hasil dari program pustakawan cilik kelas, adalah rasa tanggung jawab dan rasa
memiliki serta ingin menjaga fasilitas bahan pustaka di pojok baca kelas,
menjadi puscil kelas merupakan salah satu apresiasi dan penghargaan terhadap
siswa yang bertugas. Sekaligus sebagai duta baca atau contoh bagi teman-
temannya di kelas.
f) Hasil dari kegiatan menulis di buku pembiasaan membaca antara lain, siswa
memahami bagian-bagian yang ada pada buku, meliputi siapa pengarangnya,
penerbitnya, dan meringkas isi buku yang sudah ia baca. Melalui buku

iv
pembiasaan membaca, kegiatan menulis aktif dapat dilakukan dengan mudah,
karena format dalam buku sudah mampu mengarahkan siswa untuk belajar
menulis.

5. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi dan hasil di atas, maka perlu direkomendasikan
beberapa tindak lanjut, antara lain: mempertahankan dan meningkatkan program-program
yang sudah berjalan baik, sinkronisasi jadwal kegiatan sekolah, penambahan referensi
buku-buku bacaan dan sarana prasarana perpustakaan, mengadakan pelatihan dan lomba
menulis untuk guru dan orangtua siswa.

E. USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)


UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, agar peserta didik dapat
mandiri dalam melaksanakan pola hidup sehat.

1. Perencanaan
a) Pendidikan dan Kesehatan, meliputi: Penyuluhan Kesehatan, Leaflet, Konseling
Kesehatan, Kolaborasi dengan jenjang tentang apotik hidup (TOGA).
b) Pelayanan Kesehatan, meliputi: (1) Kegiatan Peningkatan Daya Tahan Tubuh,
yaitu Imunisasi MR (Measles Rubella), Imunisasi DT (Difteri Tetanus), Imunisasi
TD; (2) Kegiatan Pemutusan Rantai Penyakit, yaitu Kolaborasi dengan tim
sarpras tentang pemeriksaan jentik nyamuk, Kolaborasi dengan puskesmas dalam
pemberian abate untuk memberantas jentik nyamuk; (3) Kegiatan Penghentian
Proses Penyakit Tahap Dini.
c) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, meliputi: Kolaborasi dengan
Tim Sarpras dalam Kegiatan Bina Lingkungan Fisik, antara lain (1) Melakukan
penataan halaman untuk apotik hidup ; (2) Melakukan pengelolaan sampah; (3)
Melakukan pemilahan sampah, Melakukan daur ulang sampah (kerjasama dengan
bank sampah); Melalukan pemeriksaan drainase, dan; (6) Kerja bakti dalam
pembersihan drainase.
d) Kolaborasi dengan Jengjang Kelas dalam Kegiatan Bina Lingkungan Mental dan
Sosial, meliputi: (1) Kerja bakti di kelas, (2) Program jumat bersih, dan (3) Kerja
bakti di sekitar sekolah

2. Pelaksanaan
a) Pelaksanaan pendidikan dan kesehatan berjalan lancar
b) Program imunisasi MR (Measles Rubella) merupakan program kesehatan dari
pemerintah Indonesia. Tujuan dari imunisasi ini untuk melindungi dari penyakit
Campak, dan Rubella, yang mana dampak dari virus tersebut dapat berakibat
kebutaan, cacat dan meninggal.
c) Pemberian obat cacing. Penyakit cacingan tidak hanya beresiko dialami anak-
anak, namun juga pada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh pola hidup yang
tidak bersih, seperti berjalan di tanah tanpa memakai alas kaki, makan makanan
yang tidak dicuci dan diolah secara bersih dan benar. Penyebab utamanya adalah
cacing atau parasite yang hidup di dalam saluran pencernaan tubuh.
d) Screening test meliputi pemeriksaan mata, mulut, telinga, gigi dan tonsil
(amandel). Kegiatan screening test memang rutin dilakukan setiap tahun pada
siswa kelas 1 di SD Negeri Musa.
e) Imunisasi DT (Difteri Tetanus) dan imunisasi TD (Tetanus Difteri)
f) Kegiatan penghentian proses penyakit tahap dini dilakukan setiap hari

3. Evaluasi
a) Pendidikan Kesehatan
- Pembuatan leaflet belum berjalan dengan lancar

iv
- Peningkatan pengetahuan tiwisada berjalan lancar dengan bantuan petugas
puskesmas yang datang tiap minggu

b) Pelayanan Kesehatan
- Peningkatan daya tahan tubuh melalui imunisasi MR, DT,TD yang bekerjasama
dengan puskesmas kota wilayah utara berjalan dengan lancar
- Kegiatan pemutusan rantai penyakit yang bekerjasama dengan tim sarpras,
petugas tiwisada berjalan dengan lancar
- Kegiatan penghentian proses penyakit tahap dini oleh petugas UKS, dokter
umum, dokter gigi berjalan dengan lancar
- Pendataan siswa yang sakit semua kelas berjalan dengan lancar

c) Lingkungan sekolah sehat


- Apotik hidup belum tertata dengan baik
- Pengelolaan sampah belom terlaksana dengan baik
- Pemilahan sampah juga belum terlaksana dengan baik
- Pemeriksaan drainase sudah dilakukan dengan baik meskipun masih ada kendala
dengan tutup drainase yang masih kurang layak
- Kerja bakti di kelas berjalan dengan baik
- Program jumat bersih berjalan dengan baik
-
d) Sarana dan prasarana yang diperlukan UKS adalah sebagai berikut:
- CPU di ruang UKS perlu diganti sebab banyak virusnya.
- Printer digunakan untuk mengeprint laporan UKS, surat tugas, penyusunan
materi bagi kader tiwisada, membuat leaflet kesehatan.
- Tandu dari stainless agar dapat mengangkut pasien yang pingsan
- Tabung oksigen lengkap digunakan untuk pasien yang sesak dan pingsan.
- Tempat cuci tangan dan alat kesehatan dijadikan satu ruang
- Tempat UKS yang nyaman untuk pasien yang sakit jangan selalu dipindah-
pindah.

4. Hasil
a) Hasil pemberian obat cacing kegiatan ini, distribusi obat cacing mencapai 99%
dari total siswa yang diberi obat, obat yang dibagikan langsung diminum bersama
disaksikan petugas puskesmas.
b) Hasil dari kegiatan screening yang berlangsung selama dua hari, sebanyak
keseluruhan siswa kelas 1 telah melaksanakan pemeriksaan mata, gigi, mulut,
telinga, dan tonsil.
c) Hasil kegiatan penghentian proses penyakit tahap dini dilakukan setiap hari:
siswa yang dirawat di UKS.

5. Tindak Lanjut
Dari uraian hasil dan evaluasi tersebut di atas, maka perlu tindak lanjut antara
lain:
a) Mempertahankan dan meningkatkan realisasi program yang sudah berjalan baik.
b) Perbaikan pengelolaan sampah.
c) Untuk peningkatan kesehatan mulut dan gigi maka siswa kelas 1 s/d kelas 6
dianjurkan membawa peralatan menyikat gigi.
d) Untuk peningkatan kesehatan guru maka perlu diadakan pemberian vitamin 1
bulan sekali dan pengecekan tekanan darah, glukosa, cholesterol serta asam urat
minimal 6 bulan sekali.
e) Pemenuhan sarana dan prasarana UKS.

BAB III
PENUTUP

iv
A. Kesimpulan
Manajemen Berbasis Sekolah diartikan sebagai “model manajemen yang
memberikan otonomi atau kemandirian yang lebih besar kepada sekolah”. Alhamdulillah,
SD Negeri Musa sebagai sekolah Inti Gugus IV di Kecamatan Bandar Baru mampu.
Meskipun seperti kita ketahui bersama bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
kesuksesannya implementasi budaya mutu sekolah. Akan tetapi hal yang paling penting
sebetulnya adalah sejauh mana pengelola dapat mensinergikan program-program budaya
mutu sekolah dengan visi-misi sekolah serta kebutuhan sesuai dengan ketentuan.
Proses pelaksanaan budaya mutu sekolah adalah sebuah proses kreatif dan inovatif
yang mestinya menjadi bagian penting dalam kegiatan pengembangan mutu sekolah.
Keberhasilan budaya mutu sekolah ini sangat ditentukan oleh peran aktif, sikap mental
semangat, komitmen, serta disiplin dari seluruh komponen sekolah dan unsur yang
terkait. Karena itu pada semua pemangku kepentingan untuk turut memberikan kontribusi
dan dukungannya demi terlaksananya program sekolah ini.
Secara umum dapat disimpulkan tiap point yang paling menonjol, yaitu dalam
MBS dengan budaya sekolah yang islami, dalam Pembelajaran dengan model
pembelajaran, implementasi pendidikan karakter dan literasi, dalam Ekstrakurikuler
dengan ragam ekstrakurikuler dan capaian prestasi, dalam Perpustakaan dengan sarpras,
jumlah buku, prestasi dan karya tulis siswa, dan dalam Usaha Kesehatan Sekolah dalam
pelayanan kesehatan yang optimal.
Alhamdulillah, setelah diterapkannya budaya mutu sekolah di SD Negeri Musa,
maka terdapat perubahan sikap dan perilaku warga sekolah, diantaranya: warga sekolah
terbiasa disiplin dan hadir tepat waktu, tidak hanya dalam hal sholat namun juga dalam
melaksanakan kewajiban mengajar; tumbuhnya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas sekolah, berkomunikasi denga sikap sopan dan bahasa yang santun, terciptanya
situasi sekolah yang membangun kemandirian, menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan, tersedianya fasilitas
dan suasana menyenangkan untuk membaca, pembiasaan cinta lingkungan, pelaksanaan
aksi sosial di sekolah dan lingkungan sekitarnya, terciptanya suasana kompetensi yang
sehat, mmajang tanda-tanda prestasi, dan semakin meningkatnya dukungan/peran serta
orang tua dalam peningkatan budaya mutu di sekolah.

B. Saran
1. Dalam rangka pengembangan budaya mutu yang dilaksanakan di sekolah diharapkan
dapat merubah perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari menjadi semakin baik.
2. Untuk memaksimalkan budaya mutu, sekolah berupaya menjalin kerjasama yang
terprogram dengan dinas/instansi/lembaga terkait.
3. Selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam melaksanakan dan
mewujudkan budaya mutu baik di sekolah maupun di rumah.
4. Mengadakan pendekatan yang lebih harmonis dengan orang tua/wali murid dan
masyarakat sekitar untuk mewujudkan sekolah budaya mutu.
5. Meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik sebagai wujud perubahan
perilaku warga sekolah.

IDENTITAS SEKOLAH

iv
A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SD NEGERI MUSA
2. NPSN : 10100385
3. Tahun Berdiri : 1942
4. Izin Operasional :
5. Status Akreditasi/ Tahun : B / 2017
6. Alamat Sekolah : Jalan Banda Aceh-Medan
a. Kelurahan : Balee Musa
b. Kecamatan : Bandar Baru
c. Kab/ Kota : Pidie Jaya
d. Provinsi : Aceh
e. Kode Pos : 24184
f. Telp/ Fax. :
g. E-mail :
h. Website :-

B. Visi Sekolah

MENCIPTAKAN GENERASI YANG BERAKHLAK, BERKARAKTER,


BERPRESTASI, MENGUASAI IPTEK DAN PEDULI LINGKUNGAN

C. Misi
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuha Yang Maha Esa
 Menumbuh kembangkan pendidikan karakter
 Melaksanakan pembelajaran yang komperatif, kreatif, dan inovatif di bidang
akademik maupun non akademik
 Meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan

D. Tujuan
Merujuk pada tujuan pendidikan dasar, maka tujuan SD Negeri Musa adalah sebagai
berikut :
 Meningkatkan ketaqwaan Tehadapa Tuha Yang Maha Esa
 Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang IPTEK
 Meningkatkan Proses Belajar yang menyenangkan
 Melatih jiwa social bagi warga sekolah / peduli terhadap lingkungan
 Mewujudkan sekolah bersih, indah dan asri

LEMBAR PENGESAHAN

DOKUMEN PORTOFOLIO BUDAYA MUTU


SD NEGERI MUSA
KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH

iv
Disyahkan sesuai dengan hasil pengamatan, visitasi dan verifikasi
Pada hari .........................tanggal , ......................... November 2019

Mengesahkan
Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah,

Drs. SYARWAN HAMID RUKIAH, S.Pd


NIP. 19601231 198012 1 008 NIP. 19681206 199101 2 001

Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Pidie Jaya

SAIFUL, M.Pd
Pembina Utama Muda ( IV/c )
NIP. 19731017 199801 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Budaya Mutu Sekolah dapat diselesaikan.
Sekolah Dasar Berbudaya Mutu adalah sekolah dasar yang memberikan layanan
prima yang merefleksikan budaya mutu. Budaya Mutu Sekolah Dasar tercermin pada

iv
komponen-komponen: (1) Perencanaan, (2) Evaluasi, (3) Hasil dan 4 (Tindak Lanjut) :
MBS, Pembelajaran, Ekstrakurkuler, Perpustakaan, UKS.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Semoga Allah Yang Maha Esa membalas dengan kebaikan yang
berlipat ganda.
Walaupun demikian, kami juga sadar bahwa kami hanyalah manusia yang pasti
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, segala bentuk kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat kami nantikan demi perbaikan untuk penyusunan laporan di masa datang.

Musa, November 2019


Penyusun,

iv
DOKUMEN PORTOFOLIO
LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR

SD NEGERI MUSA
KECAMATAN BANDAR BARU
KABUPATEN PIDIE JAYA
TAHUN 2019

iv
KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
PROFIL SEKOLAH....................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Dasar Hukum............................................................................ 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
D. Visi dan Misi Sekolah............................................................... 2
E. Struktur Organisasi Sekolah..................................................... 4

BAB II PERENCANAAN, PELAKSANAAN, EVALUASI, HASIL DAN


TINDAK LANJUT....................................................................... 4
A. Manajemen Berbasi Sekolah (MBS)........................................ 4
B. Pembelajaran............................................................................. 12
C. Ekstrakuriler.............................................................................. 15
D. Perpustakaan............................................................................. 19
E. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)............................................. 22

BAB III PENUTUP...................................................................................... 24


A. Kesimpulan............................................................................... 24
B. Saran......................................................................................... 24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv

Anda mungkin juga menyukai