Anda di halaman 1dari 8

Kelompok :3

Anggota : Khairunnisa
Sundari
Syahida
Riskianti

Materi : Unsur-Unsur Periode Ketiga

UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA


Unsur-unsur periode ketiga terdiri dari logam: natrium (Na),magnesium(Mg), aluminium (Al);semi-
logam: silicon(Si); dan non-logam: fosfor (P), belerang (S), klorin(CI), argon (Ar).

11 12 13 14 15 16 17 18
(Na) (Mg) (AI) (Si) (P) (S) (CI) (Ar)
[Ne] 3s1 [Ne] 3s2 [Ne] 3s2 [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne]
23 24 3p1 3s23p2 3s23p3 3s23p4 3s23p5 3s23p6
27 28 31 32 35,5 40

Unsur-unsur periode ketiga umumnya berada di alam dalam bentuk senyawanya. Perkecualiaan adalah S
yang ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawa, dan Ar yang berada dalam bentuk unsur saja.

Unsur Keberadaan di alam


Natrium Na terdapat dalam garam batuNaCl, Sendawa Chili NanO 3, Karnalit KMgCl3 :
6HO, trona Na5(CO)2 ; (HCO3) ; 2H2O, dan air laut.
Magnesium Mg berada sebagai senyawa MgCl2 di air laut dan deposit garam. Juga dalam
senyawa karbonat dalam mineral magnesit (MgCO3) dan dodlomite
(MgCa(CO3)2), dan dalam senyawa epsomit (MgSo4 ; 7 h2o).
Aliminium Al adalah unsur ke-3 terbanyak di kerak bumi setelah O dan Si. Al ditemukan
dibatuan yang mengandung alumoni silikat (Al, O Si), korundum (Al2O3), kriolit
Na3AIF6, dan bauksit (AL2O3, xH2O) silicon.
Silicon Si merupakan unsur ke-2 terbanyak di kerak bumi setelah O dengan kadar -
25,7%. Si ditemukan sebagai silica (SiO2) dan senyawa silikat (campuran Si, O
dan logam lain). Ada dua jenis silica, yakni yang membentuk Kristal (kuarsa,
kristobalit, krimidit) dan yang non Kristal (oniks, gata atau akik, jesper, batu api).
Sedangkan senyawa silikat menyususn 95% dari bebatuan.
Banyak senyawa silikat yang merupakan senyawa aluminosilikat. Senyawa ini
terbentuk dari senyawa silikat dimana sebagaian atom Si telah diganti dengan
atom Al. senyawa aluminosilikat dapat dibedakan menurut pembentukannya :
 Feldspart : atom Si yang diganti dengan Al berasal dari silikat. Jumlah
atom Si yang diganti bisa sampai separuhnya, contohnya; NaAISi3O8
(albit) dan Ca (AISiO4)2(anoritrit).
 Mika : atau Si yang diganti dengan Al berasal dari senyawa silikat.
Contohnya ; KAl2(AlSi3O10)(OH)2(muskofit).
Fosfor Fosfor (Pi) ditemukan pada bebatuan fosfat sebagai senyawa fluorapatit
Ca5(PO4)3F, hidroksipatit Ca5(Po4)3(OH) dan kloropatit Ca5(PO4)3Cl.
Belerang Belerang (S) ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawanya. Sebagai unsur
belerang terdapat didaerah pegunungan vulkanik dan sebagai endapan pada
kedalaman ≥ 100 m dibawah tanah. Endapan ini kemungkinan terbentuk dari
reduksi CaSO4 menjadi unsur S oleh bakteri. Sebagai senyawa belerang terdapat
dalam senywa sulfide seperti FeS, PbS, Cu2S dan H2S dalam gas alam dan
dalam senyawa sulfat seperti CaSO4, 2H2O.
Klorin Cl ditemukan sebagai klorida dalam air laut dan garam batu.
Argon Ar terdapat di udara dengan kadar 0,934% udara kering.

Sifat Kimia Unsur-Unsur Periode Ketiga


Kecuali air, unsur-unsur periode ketiga dapat memiliki konfigurasi elektron gas mulia dengan cara
melepas elektron atau menyerap elektron dari atom lain.

Sifat-sifat unsur periode ketiga


Logam 1. Natrium (Na) = putihmetalik
2. Magnesium (Mg) = putihmetalik
3. Aluminium (Al) = metalik
Semi-logam / metalloid 1. Silicon (Si) = abu-abugelap, sedikit kebiruan
Non-logam 1. Fosfor (P) = tidakberwarna / merah / putihmetalik
2. Belerang (S) = kuningpucat
3. Klorin (Cl) = kuningkehijauan
4. Agon (Ar) = tidakberwarna

Daya Reduksi dan Oksidasi Unsur-Unsur Periode Ketiga


Kecenderungan daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur periode ketiga dapat diramalkan
menggunakan data potensial reduksi standar (E° ).
Dibawah ini adalah data E° untuk beberapa unsur-unsur periode ketiga.

Nilai E° semakin positif Na+ + e ↔ Na E° =-2,71 V Nilai E° semakin positif


dari Na ke Cl. Jadi, daya Mg+ + 2e ↔ Mg E° =-2,37 V dari Na ke Cl. Jadi, daya
oksidasi bertambah dari Al3+ + 3e ↔ Al E° =-1,66 V oksidasi bertambah dari
Na ke Cl. Cl + 2e ↔ 2Cl E° =+1,36 V Na ke Cl.
Daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari Na ke Cl. Sedangkan daya
oksidasinya bertambah dari Na ke Cl.

Daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur periode ketiga.

Unsur Bilangan Oksidasi Keterangan


Na +1,0 Na memiliki daya reduksi terkuat. Hal ini dapat dilihat dari
reaksi Na yang berlangsung hebat dengan air. 2Na + 2H2O →
2NaOH + H2
Mg +2, +1, 0 Mg memiliki daya reduksi dibawah Na. Mg bereaksi lebih
lambat dengan air disbanding Na. Mg + 2H2O → Mg(OH)2 +
H2
Al +3, 0 Al memiliki daya reduksi dibawah Na dan Mg. Al juga
bereaksi cepat dengan udara membentuk lapisan oksida yang
sangat setabil. Kedua hal tersebut mencegah Al bereaksi
dengan air kecuali jika air berada sebagai uap air panas. 2Al +
3H2O → Al2O3 + 3H2

Si Si memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah. Si juga bereaksi cepat
dengan udara membentuk lapisan oksida SiO2 yang stabil, sehingga Si tidak bereaksi
dengan air meski berupa uap air panas.
 Dengan daya reduksi yang lemah Si hanya bereaksi dengan oksidator kuat
seperti O dan Cl. Reaksi berlangsung pada suhu tinggi.
Si + O2 → SiO2
Si + 2Cl2 → SiCl4
 Dengan daya oksidasi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan reduktor kuat
seperti Mg.
SiCl4 + 2Mg → Si + 2MgCl2

P +5, +4, +3, +1, 0, -2, -3 P memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah.
 Dengan daya reduksi yang lemah, P hanya
bereaksi dengan oksidator kuat sperti O dan Cl
P4 + 3O2 → P4O6
P4 + 6Cl2 → 4PCl3
 Dengan daya oksidasi yang lemah, P hanya
bereaksi dengan reduktor lkuat seperti Ca.
P4 + 6Ca → 2Ca3P2
S +6, +5, +4, +2, 0, -2 S memiliki daya reduksi yang lemah dari P, tetapi
memiliki daya oksidasi yang lebih kuat.
 Dengan daya reduksi yang lemah, S hanya
bereaksi dengan okisidator kuat seperti O dan
Cl.
S8 + 8O2 → 8SO2
S8 + 4Cl2 → 4S2Cl2
 Dengan daya oksidasi yang lebih kuat, S dapat
mengoksidasi logam.
Cu + S → Cus
Fe + S → FeS
Cl +7, +5, +4, +3, +1, 0, -1 Cl memiliki daya reduksi yang lemah tetapi daya
oksidasinya sangat kuat.
 Dengan daya reduksi yang lemah, Cl hanya
bereaksi dengan oksidator lebih kuat, seperti F
Cl2 + F2 →2CIF
Cl2 + 3F2 → 3ClF2

Sifat asam-basa hidroksida unsur-unsur periode ketiga


Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk senyawa hidroksida M (OH), dimana M adalah unsur
periode ketiga dan X adalah jumlah elektron valensi atau bilangan oksidasi unsur tersebut.
Senyawa hidrokarbon unsur-unsur periode ketiga

Na Mg Al Si P S CI
Bilangan oksidasi +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
maksimum
Senyawa hidroksida NaOH Mg(OH)2 AI(OH)3 Si(OH)4 P(OH)5 S(OH)6 CI(OH)7
Jenis ikatan Ionik Ionik Ionik Kovalen Kovalen Kovalen Kovalen

Senyawa hidroksida unsur-unsur periode ketiga dapat bersifat asam atau basa.
Senyawa hidroksida bersifat basa jika senyawa tersebut dapat melepas ion OH. Hal ini berlaku untuk M
dengan energi ionisasi kecil, M akan mudah melepas elektron menjadi bermuatan parsial positif.

Senyawa hidroksida unsure-unsur periode ketiga dapat bersifat asam atau basa ;
1. Senyawa hidroksida bersifat basa jika senyawa tersebut melepaskan ion OH-. Hal ini berlaku untuk
M akan mudah melepas electron menjadi bermuatan parsial positif, dan elektronik tersebut akan
diterima oleh atom O yang akan mejadai bermuatan parsial negative. Ikatan yang terbentuk antara M
dan O merupakan ikatan ionic yang dapat melapas ikatan OH-
MOH → M+ + OH-
2. Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H+. Hal ini berlaku untuk M
dengan energy ionisasi yang besar. M akan sukar melepas electron dan cenderung menggunakan
electron besama O membentuk ikatan kovalen. Akibatnya, senyawa MOH tidak melepas ion OH-.
Akan tetapi, karna ikata O minta bersifat polar maka dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisisi)
dan melepas ion H+.
MOH → MO- + H+
Oleh karna itu, energy ionisasi unsure-unsur periode ketiga bertambah dari Na ke Cl. Dari penjelasan
diatas, dapat disimpulkan ;
Sifat basa hidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah dar Na ke Cl.
Senyawa –senyawa hidroksida dari unsure-unsur periode ketiga disebelah kanan dari Si sampai Cl
bersifat stabil dan cenderung terurai menjadi senyaw asam nya.

Proses ekstrasi unsure-unsur periode ketiga :


Unsure-unsur periode ketiga berada dialam dalam bentuk unsure dan senyawanya. Proses ekstrasi unsure-
unsure Na, Mg, Cl, dan Ar telah dibahas di subbab A dan B. disini akan dibahas ekstrasi 4 unsur lain nya,
yaitu Al, Si, P dan S.
1. Alumunium (Al)Proses ekstraksi Al yang paling ekonomis dikenal sebagai proses Hall-Heroulet,
yang di ekstrasi Al dari bauksit menggunakan metode elektrolisis. Baulksit sendiri mengandung
sekitar 50% Al2O3, Fe(III) oksida, berbagai zat pengotor lainnya.
-Tahapan ekstrasi Al4 dari bauksit;
a) Bauksit dihancurkan dan Al2O3 dipisahkan dari zat pengotor lainnya dalam bauksit dengan
melarutkannya dalam NaOH pekat. Capmuran ini dipanaslkan dalam tangki bertekanan dan
menghasilkan NaAl (OH)4.
Al2O3 + 2NaOH + 3H2O ――> 2NaAl(OH)4
Tidak seperti NaAl(OH)4 yang larut dalam air, kebanyakan zat pengotor tidak larut termasuk
Fe(III) oksida, sehingga produk rekasi perlu disaring.
b) NaAl4,diencerkan dengan air, gas CO2 dilewatkan melalui larutan naal(OH)4 untuk
mendapatkan endapan al(oh)3. naal(OH)4 ――> Al(OH)3 + naoh
selanjutnya produk reaksi disaring untuk memperoleh Al(OH)3 yang kemudian dipanaskan
untuk mendapatkan bubuk Al2o3.
c) Al2O3 kemudian dolarutkan dan dilelehkan kriolit (Na3AlF6) dimana al2o3 terdisosiasi
menjadi Al3+ dan O2-. campuran ini dimasukkan kedalam sel eletrolisis, dimana reaksi
eletrolisi terjadi:
katoda (grafit) : Al e → Al
anoda (garfit) : 2O2- → O2 + 4e
sel : 4Al3+ + 6O2- → 4Al + 3O2
Lelehan al yang terbentuk pada katode membentuk lapisan didasar sel dan diambil secara
berkala.

2. Silicon (Si)
Meski jumlah senyawa silikat banyak dialam, namun pengambilan Si dari senyawa silikat cuku
sulit. Karenanya, Si di ekstraksi dari senyawa oksida (silikat) atau sulfidanya dengan metode
reduksi.
Berikut tahapan ekstraksi Si dari SiO2 ;
SiO2 dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu sekitar 3000oC dalam tungku pembakaranatau tanur
listrik. Pereaksi ditambahkan dari atas tungku.
SiO2 + 2C 3000C Si + 2CO
Lelehan Si yang dihasilkan dikeluarkan dari bawah tungku dan akan membentuk padatan Si yang
dihasilkan cukup murni yang dapat digunakan Negara lain untuk pembuatan paduan dengan logam
lain.

Untuk mendapatkan Si dengan kemurnian tinggi, maka diperlukan tahapan pemurnian berikut:
1. Si dipanaskan dengan Cl2Si + 2Cl2 → SiCl4
2. Lelehan SiCl4 yang dihasilkan dimurnikan dengan proses distilasi.
3. SiCl4 lalu direduksi menjadi Si melalui pemanasan dengan H2 atau Mg.SiCl4 + 2H2 →Si +
4HCLSiCl4 + 2Mg → Si + 2MgCl23. Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk
memperoleh Si.
4. Si dimurnikan dengan alat ZONE REFINING. Didalam alat ini batang Si dilewatkan secara
perlahan melalui alat pemanas. Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh.
karna zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan disbanding padatan Si, maka pengotor
tersebut akan berkumpul dalam lelehan Si. Dalam lelehan yang tidak murni tersebut akan tersu
berpindah sepanjang batangan Si, selama proses. Ketika daerah lelehan yang rtidak murni
telah sampai keujung, maka ujung ini akan dibiarkan membentuk padatan sebelum dipotong.
Si dengan kemurnian tinggi (≥ 99%) digunakan sebagai bahan baku diindustri elektronik,
keramik, dan untuk pembuatan padual Al.

3. Fosfor (P)
Fosfor (P) diekstraksi dari senyawa fosfat Ca3(PO4)2 melalui metode reduksi. Ca 3 (PO4)2 dalam
bantuan fosfat dipanaskan dengan kokas (C) dan pasir si O2 pada suhu C.
Ca3(PO4)2 + 3SiO2 + 5c → 3CaSiO3 + 5CO + 2P
Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotrpi, diantaranya fosfor putih, fosfor merah,
fosfor hitam. Yang paling terkenal adalah fosfor putih (P4), diperoleh dari kondensasi uap fosfor.
Fosfor putih tidak berwana, mempunyai titik leleh 44oc, dan mudah bereaksi dengan oksigen
membentuk P4O10 sehingga harus disimpan dalam air. Fosfor merah dapat diperoleh dari
pemanasan fosfor putih tanpa udara pada tekanan atmosfer. Fosfo hitam diperoleh dari pemanasan
fosfor putih atau fosfor merah Tetapi pada tetapi pada tekanan yang sangat tinggi.

4. Belerang (S)
Belarang (S) dapat diekstraksi dari alam dalam bentuk unsure ataupun dari senyawanya.
Proses ekstraksi S dalam bentuk unsure.
Belerang terdapat dialam sebagai endapan dibawah tanah. Penambang S pada awalnya menyulitkan
karna tertutup oleh lapisan pasir, krikil dan lumpur. Lapisan-lapisan ini yang menyebabkan
kemungkinan runtuhnya tambang tersebut. Disamping itu, endapan ini mengandung gas beracun
SO2 dan H2S. hal ini berhasil diatasi dengan suatu metode yang disebut PROSES FRASCH.
Tingkat kemurnian S yang dihasilkan sekitar 99,5%.
Proses ekstrasi S dari senyawa sulfida.
Pada awalnya, senyawa sulfida seperti CuS dan PbS hanya digunakan untuk pengambilan logam
seperti Cu dan Pb melalui rekasi berikut;
CuS + O2 → Cu + SO2 akan tetapi gas SO2 yang dihasilkan telah menyebabkan polusi udara dan
juga hujan asam. Untuk itu, sekarang SO2 tidak dbuang keudara, tetapi direaksikan dengan H2S un
tuk mengahsilkan belerang (S).2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
Cara uang sama juga digunakan untuk mengekstraksikan belerang yang berada sebagai gas H2S
dalam gas alam. Metode ekstraksi S dalam senyawa sulfida sekarang menjadi penting dibanding
proses Frasch.

Na Mg Al Si P S Cl
Bilanagn +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
oksidasi
maksimum
Senyawa NaOH Mg(OH)2 Al(OH)3 Si(OH)4 P(OH)5 S(OH)6 Cl(OH)7
hidroksida
Jenis Ionik Ionik Ionik Kovalen Kovalen Kovalen Kovalen
ikatan

Aplikasi unsur-unsur periode ketiga dalam kehidupan sehari-hari:

1) Alumunium
Al mudah terbentuk dan tahan panas sehingga digunakan untuk peralatan masak dan lembaran
alumunium.
Paduan Al dengan unsur-unsur seperti Cu,Mg,Si dan Mn digunakan untuk pesawat terbang dan
roket, karna tidak hanya kuat tetapi juga ringan.
Al(OH)3 digunakan sebagian obat maag untuk mengatsi asam lambung. Aplikasi lainnya: Al
digunakan untuk kable lisrik karna sifat nya yang ringan meski daya hantar listriknya hanya ~60%
daya hantar listrik CU.
2) Silikon
Si digunakan untuk membuat komponen elektronik seperti semi konduktor dan diode (komponen
elektronik yang dapat menghantarkan listrik satu arah)Silika (SiO2) digunakan sebagain bahan baku
gelas dan keramik.
Asbes tidak muidah terbakar dan kuat, digunakan untuk insulator seperti pakaian pelindung panas.
Pasir silica (SiO2) digunakan untuk campuran semen.
Senyawa silikat (Al2Si2O5(OH)4) atau kaolin digunakan untuk membuat tembikar. Aplikasi
lainnya: silicon karbida (SiC) bersifat kuat dan tahan panas yang digunakan untuk tungku, pipa
termokopel, bahan abrasive, alat pemotong, dan komponen mekanik seperti impeller pompa dan
katub.
3) Fosfor
Fosfor penting untuk pertumbuhan tanaman sehingga digunakan sebagai pupuk dalam bentuk
senyawanya, seperti (NH3)4 PO4 dan Ca3(PO4)2.
Fosfor merah digunakan untuk ujung korek api. Fosfor akan bereaksi dengan zat dikotak korek api
untuk menghasilkan nyala api.Fosfor p[utih digunakan untuk bom asap.
4) Belerang
Belerang dapat mengikat molekul-molekul karet yang panjang sehingga tidak selip melalui proses
vulkanisir. Karet menjadi lebih kuat dan keras dan mudah dicetak, tetapi tidak elastis. Karet
vulkanisir digunakan pada ban mobil, truk dan pesawat terbang, bumper karet mobil, penghapus
pensil dan sarung tangan lateks.Belerang bersaa KNO3,dan karbon digunakan dalam pembuatan
serbuk mesiu.
Kebanyak belerang digunakan untuk memproduksi senyawa asam sulfat H2SO4,yaitu senyawa yang
mempunyai banyak kegunaan seperti bahan pembuat cat, pembuatan pupuk dan penyamaan kulit.

Anda mungkin juga menyukai