Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.

10 No 2 Tahun 2021

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI


MENGGUNAKAN TOGAF ADM DI SMA NEGERI 1 SINGARAJA
Dewa Nyoman Adi Sista1, I Made Candiasa2, I Gede Aris Gunadi3

Program Studi Ilmu Komputer, Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

e-mail: 1adi.sista@undiksha.ac.id, 2candiasa@undiksha.ac.id,


3
igedearisgunadi@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan serta menguji efektivitas TOGAF ADM
sebagai model arsitektur enterprise sistem informasi guna mendukung aktivitas bisnis di
SMA Negeri 1 Singaraja. Secara garis besar data pada penelitian ini diambil dengan teknik
wawancara dan observasi kemudian dianalisis menggunakan pemodelan TOGAF ADM.
Adapun perangkat yang digunakan untuk memodelkan fase dalam TOGAF ADM adalah
analisis SWOT, Value Chain, Bussiness Process Modeling and Notation, Unified Modelling
Language, McFarland Strategic, dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini
berupa (1) rekomendasi pembuatan aplikasi, (2) rekomendasi topologi jaringan, (3)
rekomendasi hardware dan software, (4) usulan urutan implementasi dan (5) roadmap
implementasi dari rekomendasi-rekomendasi yang telah diberikan, serta (6) pengujian
menggunakan teknik FGD. Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa rekomendasi peneliti
diterima dengan baik oleh peserta dan diharapkan dapat direalisasikan. Saran-saran yang
dapat diberikan adalah 1) SMA Negeri 1 Singaraja apabila mengimplementasikan
rekomendasi penelitian ini, maka diharapkan sekolah melakukan kerjasama dengan pihak
yang memiliki pengetahuan dan memahami secara detail tahapan-tahapan dalam
pemodelan TOGAF ADM serta menyusun rancangan anggaran secara matang, 2) peneliti
selanjutnya disarankan melakukan pengujian kesiapan sekolah terlebih dahulu sebelum
merancang arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM.

Kata kunci: arsitektur enterprise, sistem informasi sekolah, togaf adm

Abstract
This research aimed to define and test the effectiveness of TOGAF ADM as an enterprise
information system architecture model to support business activities in SMA Negeri 1
Singaraja. Broadly speaking, the data in this research were taken using interview and
observation techniques and then analyzed using TOGAF ADM modeling. The tools used to
model the phases in TOGAF ADM are SWOT analysis, Value Chain, Business Process
Modeling and Notation, Unified Modeling Language, McFarland Strategic, and Focus
Group Discussion (FGD). The results of this study are (1) recommendations for
applications, (2) recommendations for network topology, (3) recommendations for
hardware and software, (4) proposals for implementation sequences and (5) roadmap for
implementation of the recommendations that have been given, and (6) testing using FGD
technique. From the test results, it was found that the researcher’s recommendations
were well received by the participants and are expected to be realized. The suggestions
that can be given are 1) SMA Negeri 1 Singaraja if implementing the recommendations of
this research, it is hoped that the school will cooperate with those who have knowledge
and understand in detail the stages in the TOGAF ADM modeling and develop a careful
budget plan, 2) researchers Furthermore, it is recommended to test school readiness first
before designing an enterprise architecture with TOGAF ADM.

Keywords : enterprise architecture, school information system, togaf adm

Jurnal Sains dan Teknologi | 316


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

PENDAHULUAN (Information Technology) dan bilingual serta


Seiring perkembangan zaman saat ini, membudayakan prilaku berpikir dan
teknologi informasi dan sistem informasi bertindak global. Jika dikaitkan dalam misi
telah berkembang sangat pesat. tersebut, SMA Negeri 1 Singaraja akan
Perkembangan teknologi ini pula memberdayakan Teknologi Informasi (TI)
memberikan kenyamanan serta kemudahan dan Sistem Informasi (SI) dalam kegiatan-
untuk para penggunanya sehingga teknologi kegiatan yang ada di sekolah.
menjadi hal yang sangat penting. Dampak Namun kondisi saat ini, pemanfaatan
dari perkembangan teknologi ini terjadi TI dan pengembangan SI dalam tata kelola
dalam segala bidang seperti ekonomi, SMA Negeri 1 Singaraja belum sepenuhnya
kesehatan, agama dan tentunya dalam memiliki arsitektur dan menggunakan
bidang pendidikan (Cholik 2017). framework. Informasi ini didapatkan dalam
Perkembangan teknologi tersebut juga wawancara bersama Kepala Sekolah dan
dimanfaatkan di dunia pendidikan, atau yang Kepala Tim Pengembang Informatika.
sering kita dengar dengan sebutan Pemanfaatan TI dan pengembangan SI saat
Pendidikan 4.0. Pada era ini dunia ini hanya pada level dalam memenuhi satu
pendidikan telah melibatkan kecanggihan kebutuhan dari unit kerja atau divisi tertentu.
teknologi dalam proses pembelajarannya Sehingga, SI yang sudah ada tersebut belum
guna membuat proses pembelajaran mampu mengelola kebutuhan unit kerja
tersebut dapat berlangsung dengan lainnya secara menyeluruh dan belum
maksimal dan terus menerus tanpa adanya adanya integrasi antara sistem yang akan
batasan ruang dan waktu (Surani 2019). dikembangkan untuk memenuhi semua
Untuk menunjang perkembangan kebutuhan kerja dari semua divisi.
Pendidikan 4.0 ini, dilakukan upaya-upaya Pada beberapa proses bisnis sekolah
perubahan sehingga seluruh bagian yang masih mengandalkan file excel sebagai
ada di sekolah dapat mengikuti perubahan media pencatatan data. Hal ini menimbulkan
tersebut. Misalnya seorang guru dituntut masalah berupa redundansi data.
dalam peningkatan kualitas serta proses Redundansi data merupakan munculnya
pembelajaran dengan menggunakan data-data yang sama secara berulang pada
teknologi informasi tersebut. Upaya ini beberapa file yang semestinya tidak
dilakukan untuk mendorong sekolah dalam diperlukan (Pamungkas 2017). Selain
mencetak lulusan yang berkualitas dan menghabiskan tempat penyimpanan data,
berkompeten. Diharapkan dengan upaya ini, redundansi data juga dapat menimbulkan
sekolah mampu beradaptasi dan siap inkonsistensi data. Inkonsistensi data
bersaing di era digital ini. merupakan munculnya data yang tidak
Pemanfaatan teknologi informasi di konsisten pada field yang sama untuk
lembaga pendidikan memberikan pengaruh beberapa file (Pamungkas 2017).
pada proses bisnis meliputi sistem Inkonsistensi data terjadi ketika ada
pembelajaran, manajemen sekolah, sistem perubahan nilai pada suatu atribut,
administrasi dan perencanaan kebijakannya perubahan tercatat hanya pada satu file data
(Wiyana dan Winarno 2015). Sehingga saja.
melalui pemanfaatan teknologi informasi, Demi meningkatkan pemanfaatan TI
diharapkan sekolah mampu meningkatkan dalam tata sekolah khususnya SMA Negeri 1
kualitas layanan pendidikan sekolah. Tidak Singaraja, optimalisasi melalui arsitektur
terkecuali pada SMA Negeri 1 Singaraja enterprise perlu dilakukan untuk
yang merupakan salah satu sekolah meningkatkan setiap proses bisnis yang
menengah atas yang berada di Kabupaten berlangsung. Aristektur enterprise
Buleleng, Provinsi Bali. merupakan bagian dari prinsip, metode, dan
SMA Negeri 1 Singaraja dalam visinya model yang digunakan dalam merancang
untuk mencapai wawasan global dan merealisasikan struktur organisasi
menyebutkan beberapa misinya, yaitu enterprise, bisnis proses, sistem informasi
mengoptimalkan kegiatan sosial dan dan infrastruktur (Lankhorst 2013). Arsitektur
kemanusiaan, memberdayakan IT enterprise dapat menyediakan pendekatan

Jurnal Sains dan Teknologi | 317


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

sistematis dalam mengelola aset sistem menjangkau banyak aspek yang


informasi serta mengarahkan kebutuhan dibutuhkan untuk menunjang perancangan
strategi bisnis. Arsitektur enterprise juga sebuah sistem, (4) bersifat open source
dapat membantu dalam mendukung sehingga dapat dikembangkan sesuai
pengambilan keputusan yang strategis dan kebutuhan dan kondisi di tempat
membantu mengelola perubahan, perancangan sistem tanpa terikat dengan
menelusuri dampak perubahan organisasi vendor tertentu, (5) bisa diintergerasikan di
dan bisnis terhadap sistem. dalam sistem yang berbeda-beda dan (6)
Mengembangkan dan memelihara terfokus terhadap siklus implementasi
arsitektur enterpirse merupakan suatu (ADM) dan proses (Sucahyana 2019).
proses yang kompleks secara teknis serta TOGAF ADM terdiri dari beberapa
melibatkan banyak stakeholders dan melalui tahapan yang dibutuhkan dalam
proses pengambilan keputusan dalam membangun arsitektur enterprise, yaitu : 1)
organisasi. Proses yang kompleks ini Preliminary Phase, 2) Phase A: Architecture
mengharuskan adanya pengelolaan Vision, 3) Phase B: Business Architecture, 4)
berdasarkan suatu petunjuk yang jelas. Phase C: Information System Architecture,
Dalam merancang arsitektur sistem 5) Phase D: Technology Architecture, 6)
dibutuhkan sebuah framework. Framework Phase E: Opportunities and Solution, 7)
diperlukan untuk mengatur inovasi-inovasi Phase F: Migration Planning, 8) Phase G:
dalam enterprise dan dapat digunakan untuk Implementation Governance, 9) Phase H:
mengembangkan arsitektur dengan mudah Architecture Change Management, 10)
(Setiawan 2016). Requirements Management.
Untuk studi kasus enterprise dimana Penelitian ini bertujuan untuk
masih belum terdapat arsitektur enterprise mendefinisikan TOGAF ADM sebagai model
dan keperluan untuk pengembangan arsitektur enterprise sistem informasi guna
arsitektur enterprise yang mudah dan jelas mendukung aktivitas bisnis di SMA Negeri 1
maka arsitektur enterprise framework yang Singaraja sekaligus menguji efektivitasnya.
cocok adalah TOGAF (Setiawan 2009).
TOGAF atau The Open Group METODE
Architecture Framework merupakan Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dan
sebuah framework untuk mengembangkan kerangka penelitian mengacu pada struktur
arsitektur enterprise. TOGAF memiliki dasar framework TOGAF ADM (Gambar 1).
metode dan tools yang detail untuk Tahap pertama adalah studi literatur,
membangun, mengelola, dan dimana dilakukan dengan cara
mengimplementasikan serta melakukan mengumpulkan data serta informasi yang
pemeliharaan arsitektur enterprise yang berkaitan dengan teori, metode, dan konsep
disebut Architecture Development Method yang relevan dengan permasalahan. Studi
(ADM). TOGAF ADM sudah mencakup literatur menggunakan berbagi sumber
proses untuk membangun kerangka kerja sebagai acuan, diantaranya adalah jurnal
arsitektur, proses mengembangkan isi dari penelitian, buku, media online maupun
arsitektur, proses transisi, hingga proses sumber-sumber lainnya yang berkaitan
mengelola realisasi dari arsitektur. (The dengan penelitian ini. Hasil dari studi literatur
Open Group 2020) ini adalah digunakannya TOGAF ADM
Adapun karakteristik dan kelebihan sebagai framework dalam perancangan
yang dimiliki oleh TOGAF ADM yaitu : (1) arsitektur enterprise sistem informasi di SMA
Termasuk dalam 3 kerangka kerja Negeri 1 Singaraja.
perancangan arsitektur yang paling sering Tahap kedua adalah pengumpulan
digunakan, (2) kerangka kerja yang bersifat data yang bertujuan untuk mendapatkan
standar terbuka yang berarti dapat data yang dibutuhkan guna mencapai tujuan
digunakan oleh umum tanpa campur penelitian. Adapun metode pengumpulan
tangan dari pihak lain terkait ijin serta data yang digunakan adalah metode
penggunaannya, (3) dapat diterima oleh wawancara dan observasi. Wawancara
masyarakat luas, pendekatan dari TOGAF dengan Kepala Sekolah dan Kepala Tim

Jurnal Sains dan Teknologi | 318


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Pengembang Informatika bertujuan untuk ini meliputi analisis lingkungan bisnis


menggali informasi mengenai kondisi terkini menggunakan metode SWOT, serta
SI/TI di SMA Negeri 1 Singaraja. Observasi identifikasi prinsip arsitektur.
difokuskan pada dua objek pengamatan Pada fase berikutnya yaitu visi
yaitu pengamatan SI/TI dan pengamatan arsitektur terdapat proses identifikasi ruang
pengguna. Pengamatan terhadap SI/TI lingkup dari target perancangan arsitektur
meliputi fitur, input/output, basis sistem enterprise sistem informasi dengan cara
informasi (desktop based atau web based), memetakan apa saja aktivitas utama dan
topologi jaringan dan proses bisnis sistem aktivitas pendukung yang ada di SMA Negeri
informasi. Sedangkan pengamatan terhadap 1 Singaraja. Metode analisa yang digunakan
pengelola dan pengguna meliputi alur kerja pada fase ini adalah value chain.
penggunaan sistem, SOP dan uraian tugas. Selanjutnya, pada fase arsitektur bisnis
dilakukan analisa terhadap proses bisnis
menggunakan diagram value chain sebagai
acuan. Proses bisnis yang telah dianalisa,
kemudian digambarkan menggunakan
model Businesss Process Model and
Notation (BPMN) dan dipetakan ke dalam
Bussiness Process Working Sheet.
Pada fase arsitektur sistem informasi
terbagi menjadi dua bagian, yaitu fase
arsitektur aplikasi dan fase arsitektur data.
Hasil dari fase arsitektur aplikasi berupa tabel
katalog aplikasi yang direkomendasikan
berdasarkan kepada proses bisnis di fase
sebelumnya. Sedangkan, pada arsitektur
data dilakukan proses identifikasi data entity
yang digunakan untuk mendukung arsitektur
aplikasi. Data entity tersebut kemudian
digambarkan sebagai class diagram.
Fase selanjutnya yaitu fase arsitektur
teknologi. Pada fase ini dilakukan beberapa
langkah yaitu : 1) membuat analisa
kesenjangan antara kondisi teknologi saat
ini, usulan solusi, serta target
penyelesaiannya; 2) membuat rekomendasi
topologi jaringan komputer menggunakan
Computer Network Diagram; dan 3)
menetapkan teknologi hardware dan
software.
Pada fase peluang dan solusi
dilakukan analisa kesenjangan pada SI dan
infrastruktur TI. Input dari fase ini adalah hasil
output dari fase arsitektur sistem informasi
dan arsitektur tekologi informasi.
Gambar 1. Prosedur Penelitian Rencana migrasi merupakan fase
terakhir yang diadopsi dari TOGAF ADM.
Tahap ketiga merupakan tahapan Pada fase ini dilakukan beberapa proses
yang mengacu pada TOGAF ADM dimulai yaitu menyusun urutan implementasi aplikasi
dari fase persiapan. Fase ini bertujuan untuk menggunakan metode McFarland strategic
menentukan bagaimana arsitektur enterprise dan menggambarkan roadmap rekomendasi
akan dirancang dan diimplementasikan. implementasi.
Beberapa proses yang dilakukan pada fase

Jurnal Sains dan Teknologi | 319


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Pada penelitian ini tidak menggunakan bisnis. Proses analisis mencakup kondisi
2 (dua) fase terakhir dari TOGAF ADM yaitu internal dan ekternal sekolah. Analisis
Phase G: Implementation Governance dan internal terdiri dari proses penilaian terkait
Phase H: Architecture Change Management faktor kekuatan/strength dan
karena fase ini dapat dilakukan ketika kelemahan/weakness yang dimiliki oleh
proses implementasi sedang berjalan. sekolah, sedangkan proses analisis
Tahapan yang terakhir dari prosedur eksternal atau dari luar terkait dengan faktor
penelitian ini adalah melakukan pengujian peluang/opportunity dan Ancaman/threat.
terhadap kelayakan blueprint dan hasil Hasilnya digunakan sebagai dasar dalam
rekomendasi implementasi SI dan TI merancang rencana strategi ke depan.
menggunakan metode Focus Group Hasil analisa lingkungan bisnis internal
Discussion (FGD). dan eksternal dalam perancangan arsitektur
enterprise sistem informasi di SMA Negeri 1
HASIL DAN PEMBAHASAN Singaraja menggunakan metode SWOT
Fase Persiapan yang dijabarkan dalam Tabel 1.
Analisis SWOT dilakukan untuk
mendapatkan hasil analisis lingkungan

Tabel 1. Hasil Analisa SWOT Internal dan Eksternal


Internal
Faktor Kekuatan (Strength) Faktor Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan komitmen Kementerian • Sebagian unit belum memiliki sistem
Pendidikan dan Kebudayaan melalui informasi tata kelola yang terintegrasi
Dinas Pendidikan Provinsi Bali terhadap dengan baik.
SMA Negeri 1 Singaraja. • Masih banyak sistem informasi yang
• Sebagai sekolah tertua di Bali, memiliki digunakan bersifat eksternal atau dikelola
alumni yang banyak dan beberapa oleh pemerintah pusat atau pemerintah
memegang posisi penting di pemerintahan daerah.
maupun perusahaan swasta. • Memiliki server yang performanya tidak
• Memiliki teknisi usia muda. maksimal disebabkan oleh faktor usia dan
• Memiliki cukup dana operasional yang sistem operasi yang digunakan pada
kelola dengan baik untuk melakukan server tergolong tidak up to date.
pengembangan sistem informasi. • Jaringal lokal internet masih belum
• Memiliki komitmen tinggi untuk selalu maksimal kualitasnya disebabkan karena
berkembang serta mengikuti jumlah bandwidth yang tidak proporsional
perkembangan teknologi informasi dan dengan jumlah user, begitu juga dengan
komunikasi (ICT). hotspot yang masih mengandalkan
perangkat access point berkualitas
standar sehingga belum maksimal ketika
dipakai banyak banyak user.
• Belum memiliki perencanaan
pengembangan sistem informasi.
Eksternal
Faktor Peluang (Opportunity) Faktor Ancaman (Threat)
• Semakin berkembangnya teknologi, • Perkembangan teknologi yang sangat
sehingga penggunaan gadget seperti cepat tapi sarana dan SDM yang ada
laptop/komputer dan smartphone semakin belum optimal dama mengimbangi hal
meningkat. tersebut
• Adanya situasi pandemi yang memberikan • Menurunnya ekonomi karena situasi
momentum untuk menjadikan SDM pandemi berpengaruh terhadap
semakin kreatif dalam memanfaatkan keterlambatan membayar SPP.
SI/TI.

Jurnal Sains dan Teknologi | 320


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

• Anggaran pendidikan juga dikelola untuk • Pembelajaran jarak jauh karena situasi
peningkatan kualitas SDM, penambahan pandemi menyebabkan menurunnya
sarana guna peningkatan adaptasi semangat belajar peserta didik.
teknologi, kegiatan-kegiatan produktivitas • Adanya kejahatan di dunia maya (cyber
dengan pengetahuan ekonomi di era crime).
industri 4.0. • Adanya kebijakan pemerintah terhadap
• Adanya program pelatihan berupa seminar kurikulum kerap berubah sewaktu-waktu.
dan workshop guru dan tenaga
kependidikan untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.
• Ketersediaan vendor pengembangan
aplikasi berbasis website dan mobile.

Prinsip arsitektur akan digunakan memiliki kewenangan; 4) Memudahkan


sebagai panduan dalam proses proses akses data; 5) Aplikasi yang
pengambilan keputusan rancangan dikembangkan harus terintegrasi; 6)
arsitektur enterprise, menentukan struktur Teknologi yang digunakan harus
dan komposisi dari setiap komponen mendukung multi-platform; dan 7) Arsitektur
rancangan arsitektur, menentukan kriteria yang dikembangkan harus mudah
dalam memilih teknologi yang akan diperbaiki.
digunakan dan juga dalam merancang
desain arsitektur dan implementasinya. Fase Visi Arsitektur
Adapun prinsip yang akan digunakan Hasil identifikasi ruang lingkup dari
sebagai acuan dalam perancangan target perancangan arsitektur enterprise
arsitektur enterprise sistem informasi SMA sistem informasi diperoleh dengan cara
Negeri 1 Singaraja yaitu : 1) Arsitektur yang memetakan apa saja aktivitas utama dan
dikembangkan tidak boleh bertentangan dan aktivitas pendukung yang ada di SMA Negeri
harus sesuai dengan tujuan, aktivitas, serta 1 Singaraja. Untuk dapat memetakan
proses bisnis yang ada di SMA Negeri 1 aktivitas utama dan aktivitas pendukung
Singaraja; 2) Arsitektur yang dikembangkan pada sekolah, dilakukan proses analisis
harus memiliki keamanan; 3) Data dan value chain. Hasilnya digambarkan ke dalam
informasi yang ada pada sistem informasi bentuk value chain diagram (Gambar 3).
harus dilindungi dari akses pihak yang tidak

Gambar 2. Value Chain SMA Negeri 1 Singaraja


Jurnal Sains dan Teknologi | 321
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Fase Arsitektur Bisnis kehadiran siswa saat pelajaran berlangsung


Pendefinisian area bisnis SMA Negeri di kelas; 4) Sistem Ujian (SI_UJI), yang
1 Singaraja pada fase ini, mengacu kepada digunakan untuk mengganti ujian yang
hasil analisa value chain SMA Negeri 1 selama ini paper-based menjadi paperless;
Singaraja (Gambar 2). Sehingga, proses 5) Sistem Surat Keterangan Lulus (SI_SKL),
bisnis yang ada terdiri atas proses bisnis yang digunakan untuk mencetak surat
utama dan proses bisnis pendukung. keterangan lulus (SKL); 6) Sistem Keuangan
Proses bisnis utama terdiri 4 (empat) dan Akuntansi Sekolah (SI_KAS), yang
proses yaitu: 1) penerimaan peserta didik digunakan untuk membantu pembukuan
baru, 2) proses akademik, 3) ujian, dan 4) pengelolaan keuangan di sekolah; 7) Sistem
kelulusan. Proses bisnis pendukung terdiri Agenda Persuratan (SI_AGENDA), yang
atas 7 (tujuh) proses yaitu: 1) manajemen digunakan untuk mencatat agenda surat
keuangan, 2) manajemen persuratan, 3) masuk, mencatat distribusi surat, dan
manajemen perpustakaan, 4) manajemen mencatat penomoran surat keluar. 8) Sistem
kesiswaan, 5) manajemen kepegawaian, 6) Perpustakaan (SI_PUS), yang digunakan
manajemen SI/TI, dan 7) manajemen sarana untuk mencatat koleksi buku di
dan prasarana. perpustakaan serta mencatat transaksi
Berdasarkan hasil analisi proses peminjaman dan pengembalian buku oleh
bisnis, maka arsitektur bisnis SMA Negeri 1 warga sekolah; 9) Sistem Informasi Siswa
Singaraja dapat dimodelkan seperti pada (SI_SIS), yang digunakan untuk
Gambar 3. mendokumentasikan data siswa; 10) Sistem
Penerimaan Beasiswa (SI_BEA), yang
digunakan untuk menampilkan informasi
beasiswa dan melakukan pendaftaran
beasiswa. 11) Sistem Pencatatan
Pelanggaran Siswa (SI_LANGGAR), yang
digunakan untuk mencatat pelanggaran
aturan buku saku yang dilakukan oleh siswa;
12) Sistem Pencatatan Alumni
(SI_ALUMNI), yang digunakan untuk
menampung data alumni; 13) Sistem
Gambar 3. Model Arsitektur Bisnis Informasi Guru dan Pegawai (SI_GP), yang
digunakan untuk mendokumentasikan data
Fase Sistem Informasi dan berkas yang dimiliki oleh guru dan
Fase ini terbagi menjadi dua fase yaitu pegawai; dan 14) Sistem Inventaris Barang
fase arsitektur aplikasi dan fase arsitektur (SI_IB), yang digunakan untuk
data. Pada fase arsitektur aplikasi terdapat mendokumentasikan penerimaan dan
beberapa rancangan aplikasi yang pengeluaran barang.
direkomendasikan. Pengajuan aplikasi ini Keseluruhan rancangan aplikasi yang
ditelaah berdasarkan kebutuhan data untuk direkomendasikan dapat dipetakan ke
pengambilan keputusan di tiap fungsi bisnis, dalam model arsitektur bisnis (Gambar 3).
kebutuhan pertukaran informasi antar fungsi Adapun hasil pemetaannya dapat dilihat
bisnis dan kebutuhan alat bantu pada pada Gambar 4.
masing-masing fungsi bisnis. Arsitektur aplikasi dapat dimodelkan
Ada 14 (empat belas) aplikasi yang menggunakan landscape aplikasi yang
direkomendasikan, meliputi: 1) Sistem Daftar tersaji dalam Gambar 5. Berdasarkan
Ulang (SI_DU), yang digunakan untuk landscape aplikasi dapat dilihat bahwa
menampung data siswa ketika melakukan website sekolah dapat diakses oleh umum.
proses daftar ulang; 2) Sistem Jadwal Mata Kemudian sistem-sistem yang merupakan
Pelajaran (SI_JADWAL), yang digunakan solusi aplikasi dibatasi oleh user
untuk menampung informasi jadwal mata management. User management pada
pelajaran untuk guru dan siswa; 3) Sistem landscape aplikasi ini berupa sebuah sistem
Presensi Kehadiran (SI_ABSEN), yang Single Sign On (SSO) dimana user hanya
digunakan untuk membantu proses presensi
Jurnal Sains dan Teknologi | 322
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

perlu melakukan proses autentifikasi sekali


saja untuk dapat mengakses sistem-sistem
yang ada. SSO ini yang mengatur seorang
user yang sudah login dapat mengakses
aplikasi apa saja. Semua sistem tersebut
terintegrasi satu dengan lainnya melalui web
service. Network security berfungsi untuk
menghindari adanya tindak cyber crime
berupa pencurian data dan pengaksesan Gambar 5. Landscape Aplikasi
data oleh pihak yang tidak berwenang.
Pada fase arsitektur data,
diidentifikasi terdapat 25 (dua puluh lima)
entitas yang terlibat untuk mendukung
kebutuhan data dari aplikasi yang
direkomendasikan serta digambarkan ke
dalam sebuah class diagram (Gambar 6).
Semua entitas data ini saling terhubung satu
sama lain.

Fase Arsitektur Teknologi


Analisis kesenjangan arsitektur
teknologi didapatkan dari menelaah kondisi
arsitektur teknologi terkini, kemudian
diberikan solusi sehingga dapat mencapai
target arsitektur teknologi di masa depan.
Hasil analisis kesenjangan arsitektur
Gambar 4. Pemetaan Rancangan Aplikasi teknologi tersaji dalam Tabel 2.
.

Gambar 6. Class Diagram

Jurnal Sains dan Teknologi | 323


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Tabel 2. Hasil Analisa Kesenjangan Arsitektur Teknologi


No Arsitektur teknologi Usulan solusi Target arsitektur masa
terkini depan
1 Internet saat ini Tingkatkan kapasaitas Kapasitas dan kecepatan
menggunakan dua line menjadi minimal 60 mbps akses meningkat terutama
Indiehome. Line pertama dedicated. di jam-jam yang ramai
sebesar 10 mbps shared pemakaian.
dan Line kedua sebesar 50
mbps shared.
2 Tidak adanya firewall pada Memasang firewall pada Adanya pos keamanan
jaringan. jaringan. jaringan yang mengontrol
lalu lintas data.
3 Distribusi jaringan internet Memperbaiki distribusi Semua area sekolah
yang kurang optimal, jaringan dengan terjangkau jaringan
karena masih ada memberikan usul sebuah internet.
beberapa blank spot (tidak topologi jaringan yang
terjangkau jaringan baru.
internet) pada wilayah
sekolah.
4 Access point yang Mengganti access point Tidak adanya penurunan
digunakan hanya bisa dengan yang baru kualitas internet karena
menampung 10-20 orang. sehingga 1 access point pemakaian secara
dapat menampung sampe bersamaan.
200 orang.
5 Jumlah komputer yang Perbanyak jumlah Pelaksanaan kegiatan
belum memadai. komputer. yang memerlukan jumlah
komputer yang banyak,
dapat berjalan dengan
lancar.
6 Penggunaan software yang Melakukan update pada Penggunaan software yang
tidak up to date software yang digunakan. up to date.

Untuk menunjang usulan solusi pada Tabel Tabel 4. Rekomendasi Hardware


2, maka diberikan rekomendasi topologi Komponen Rekomendasi
jaringan yang dapat dilihat pada Gambar 7 Server • Intel Xeon Silver 4210
dan rekomendasi software yang dapat dilihat 2.2 Ghz
pada Tabel 3 serta rekomendasi hardware • RAM 32 GB
yang dapat dilihat pada Tabel 4. • HDD 4 TB
Komputer • Intel Core i3 7020U
Tabel 3. Rekomendasi Software 2.3 GHz
Komponen Rekomendasi • RAM 4 GB
OS Server Linux • HDD 500 GB
Web Server Nginx Firewall • CPU J9100
DBMS MySQL • 6 GE port
OS Komputer Windows 10 • RAM 8 GB
Office Software Microsoft Office 2019 • SSD 256 GB
Access Point • Ubiquity Unifi AP AC
Lite UAP-AC-Lite
Jurnal Sains dan Teknologi | 324
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Gambar 7. Rekomendasi Topologi Jaringan

Fase Peluang dan Solusi Fase Rencana Migrasi


Hasil pada fase peluang dan solusi Hasil dari analisa urutan implementasi
adalah berupa analisa kesenjangan sistem aplikasi menggunakan pemetaan McFarland
informasi dan infrastruktur teknologi Strategic adalah sebagai berikut.
informasi. Kesenjangan sistem informasi Adapun aplikasi yang menempati
menggambarkan kondisi sistem informasi kuadran Key Operational ditempati oleh
saat ini dengan kondisi sistem informasi yang SI_DU, SI_UJI, SI_KAS, SI_SIS, dan SI_GP.
akan datang serta memberikan rekomendasi Pada kuadran Strategic ditempati oleh
berupa penambahan, pembaruan ataupun SI_JADWAL, SI_ABSEN, SI_SKL, SI_IB,
tetap dioperasikan. Kesenjangan sistem dan SI_PUS. Pada kuadran High Potential
informasi dapat dilihat pada Gambar 8. ditempati oleh SI_BEA, SI_LANGGAR, dan
Kesenjangan teknologi informasi SI_AGENDA. Pada kuadran Support
menggambarkan kondisi teknologi saat ini ditempati oleh SI_ALUMNI.
dengan kondisi teknologi informasi yang Berdasarkan urutan implementasi
akan datang serta memberikan rekomendasi tersebut dan dipadukan dengan ketersedian
berupa penambahan ataupun penggantian resource serta tingkat kesulitan dari
alat. Kesenjangan teknologi informasi dapat pembuatan sistem informasi, maka roadmap
dilihat pada Gambar 9. implementasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Jurnal Sains dan Teknologi | 325


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Gambar 8. Matriks Kesenjangan Sistem Informasi

Gambar 9. Matriks Kesenjangan Teknologi Informasi

Jurnal Sains dan Teknologi | 326


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

Tabel 7. Roadmap Implementasi penelitian diketahui bahwa aktivitas


Komponen Tahun ke- utama pada SMA Negeri 1 Singaraja
SI_SIS 1 meliputi penerimaan peserta didik baru,
SI_DU 1 proses akademik, ujian, dan kelulusan.
SI_KAS 1-2 Untuk aktivitas pendukung pada SMA
SI_GP 2 Negeri 1 Singaraja meliputi manajemen
SI_UJI 2 keuangan, manajemen persuratan,
SI_JADWAL 3 manajemen perpustakaan, manajemen
SI_ABSEN 3 kesiswaan, manajemen kepegawaian,
SI_SKL 3 manajemen si/ti, serta manajemen sarana
SI_IB 3 dan prasarana.
SI_PUS 3 2. Perancangan arsitektur enterprise sistem
informasi di SMA Negeri 1 Singaraja
SI_BEA 4
dilakukan menggunakan 7 fase dari
SI_LANGGAR 4
framework TOGAF ADM, yaitu fase
SI_AGENDA 4
persiapan (preliminary), visi arsitektur,
SI_ALUMNI 5 arsitektur bisnis, arsitektur sistem
Infrastruktur Jaringan 1 informasi yang terdiri atas arsitektur
Hardware dan Software 2 aplikasi dan arsitektur data, arsitektur
teknologi, peluang dan solusi serta
Pengujian rencana migrasi.
Selama proses FGD diperoleh 3. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi
masukan-masukan dari peserta FGD yang aplikasi berbasis sistem informasi yang
terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala meliputi SI Daftar Ulang, SI Jadwal Mata
Sekolah Bidang Akademik, Wakil Kepala Pelajaran, SI Presensi Kehadiran, SI
Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Ujian, SI Surat Keterangan Lulus, SI
Sekolah Bidang Humas, Wakil Kepala Keuangan dan Akuntansi Sekolah, SI
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Agenda Surat, SI Perpustakaan, SI Siswa,
Kepala Tim Pengembang Informatika dan SI Penerimaan Beasiswa, SI
Kepala Tata Usaha. Selama proses FGD Pelanggaran, SI Alumni, SI Guru dan
juga dapat dilihat tingkat antusias yang tinggi Pegawai, dan SI Inventaris Barang.
terhadap pengembangan sistem informasi di 4. Dalam pelaksanaan Focus Grup
lingkungan SMA Negeri 1 Singaraja. Discussion telah dijelasakan dan
Dari pengujian ini diperoleh hasil dipaparkan hasil daripada penelitian ini
bahwa rekomendasi peneliti diterima dengan hingga menciptakan rekomendasi
baik oleh peserta dan diharapkan dapat kemajuan sistem teknologi informasi serta
direalisasikan. Sedangkan hambatan yang pengelolaan lembaga dengan
akan ditemui ketika mengimplementasikan memanfaatkan sistem informasi. Hasil
sistem informasi ini adalah pada proses dari penelitian ini mendapatkan antusias
mengubah kebiasaan para guru, pegawai yang tinggi dari para peserta yang terdiri
dan siswa yang telah sekian lama dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala
mengandalkan pekerjaan secara manual. Sekolah Bidang Akademik, Wakil Kepala
Serta faktor usia pada guru dan pegawai juga Sekolah Bidang Kesiswaan, Wakil Kepala
akan menjadi faktor penghambat. Sekolah Bidang Humas, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana,
SIMPULAN Kepala Tim Pengembang Informatika dan
Berdasarkan hasil penelitian yang Kepala Tata Usaha. Dari pelaksanaan
telah dijelaskan sesuai dengan tahapan- FGD ini diperoleh hasil bahwa
tahapan penelitian, maka dapat diambil rekomendasi peneliti diterima dengan
kesimpulan sebagai berikut: baik oleh peserta dan diharapkan dapat
1. Pengelolaan pada SMA Negeri 1 direalisasikan. Sedangkan hambatan
Singaraja telah berhasil dianalisis yang akan ditemui ketika
berdasarkan TOGAF ADM menggunakan mengimplementasikan sistem informasi
teknik value chain. Berdasarkan hasil
Jurnal Sains dan Teknologi | 327
P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol.10 No 2 Tahun 2021

ini adalah pada proses mengubah experience dari rekomendasi aplikasi


kebiasaan para guru, pegawai dan siswa yang sudah terimplementasikan.
yang telah sekian lama mengandalkan
pekerjaan secara manual. Serta faktor DAFTAR PUSTAKA
usia pada guru dan pegawai juga akan Cholik CA. 2017. Pemanfaatan Teknologi
menjadi penghambat dalam proses Informasi dan Komunikasi Untuk
penyesuaian tersebut. Meningkatkan Pendidikan di
Berdasarkan kesimpulan yang telah Indonesia. J. Ilm. Indones. 2(6):21–30.
diuraikan di atas maka dapat diberikan Lankhorst M. 2013. Enterprise Architecture
saran-saran sebagai berikut. at Work: Modelling, Communication
1. Bagi SMA Negeri 1 Singaraja and Analysis. Berlin: Springer Nature.
Apabila rekomendasi dari penelitian ini Pamungkas CA. 2017. Pengantar dan
diimplementasikan oleh sekolah, maka Implementasi Basis Data. Yogyakarta:
diharapkan sekolah melakukan Penerbit Deepublish.
kerjasama dengan pihak yang memiliki Setiawan EB. 2009. Pemilihan EA
pengetahuan dan memahami secara Framework. Semin. Nas. Apl. Teknol.
detail tahapan-tahapan dalam pemodelan Inf. 2009(SNATI):114–119.
TOGAF ADM. Sehingga, apa yang Setiawan R. 2016. Perancangan Arsitektur
diimplementasikan sesuai dengan Enterprise Untuk Perguruan Tinggi
rancangan dan dapat meminimalisasi Swasta Menggunakan Togaf Adm. J.
kesalahan dalam pengerjaannya. Algoritm. 12(2):548–
Diharapkan juga sekolah menyusun 561.doi:10.33364/algoritma/v.12-
rancangan anggaran secara matang 2.548.
karena setiap rekomendasi baik berupa Sucahyana MA. 2019. Perencanaan
aplikasi maupun infrastruktur dari penulis Enterprise Architecture Smart Campus
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menggunakan TOGAF ADM di
Anggaran yang disiapkan tidak saja ketika STAHN Mpu Kuturan Singaraja.
pengadaan, tapi pada pemeliharaan juga. Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Surani D. 2019. Studi Literatur: Peran
Penelitian ini belum menguji kesiapan Teknologi Pendidikan dalam
sebuah sekolah dalam menerapkan Pendidikan 4.0. Pros. Semin. Nas.
TOGAF ADM, untuk penelitian lebih lanjut Pendidik. FKIP. 2(1):456–469.
disarankan melakukan pengujian The Open Group. 2020. The TOGAF®
kesiapan sekolah terlebih dahulu sebelum Standard, Version 9.2. [diunduh 2020
merancang arsitektur enterprise dengan Jun 22]. Tersedia pada:
TOGAF ADM. Setiap tahapan dalam https://pubs.opengroup.org/architectur
TOGAF ADM dapat dilakukan penelitian e/togaf9-doc/arch/
lanjutan secara terpisah untuk Wiyana, Winarno WW. 2015. Sistem
mendapatkan model arsitektur enterprise Panjaminan Mutu Pendidikan Dengan
yang lebih terperinci. Masing-masing TOGAF ADM Untuk Sekolah
rekomendasi aplikasi dapat dilakukan Menengah Kejuruan. Regist. J. Ilm.
penelitian lanjutan untuk menciptakan Teknol. Sist. Inf. 1(1):7–
rancangan implementasinya. Penelitian 14.doi:10.26594/r.v1i1.401.
lanjutan juga dapat dilakukan untuk
menganalisa dan mengevaluasi user

Jurnal Sains dan Teknologi | 328

Anda mungkin juga menyukai