Anda di halaman 1dari 9

Volume 3, No.

3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741


p-ISSN 2088-3943

MODEL TATA KELOLA DAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI


INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI PERGURUAN TINGGI DALAM
MENDUKUNG REVOLUSI INDUSTRI TAHAP 4.0
Hengki Tamando Sihotang1, Harapan Lumbantoruan2
1
Teknik Informatika
2
Manajemen Informatika
1,2
STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No.1 Medan, Sumatera Utara, Indonesia 20154

hengki@pelitanusantara.ac.id

Abstrak
Implementasi Tatakelolah Teknologi Informasi (IT Governance) di perguruan tinggi memiliki peranan
penting dalam pengembangan Kualitas Dosen dan tenaga Kependidikan terutama Lulusan dan penerapan
teknologi informasi dan Komunikasi(TIK) yang dimiliki agar memiliki nilai yang maksimal. Kenyamanan
dan peningkatan pelayanan bagi para stakeholder di lingkungan perguruantinggi dapat terus ditingkatkan
dengan penerapan teknologi informasi yang tepat sasaran. Dalam rangka menjaga agar Teknologi Informasi
menjadi penambah nilai dalam sebuah perguruan tinggi, maka perlu adanya Model Tatakelola agar semua
faktor dan dimensi yang berhubungan dengan Teknologi Informasi menjadi bersinergi dan mampu
memberikan nilai tambah serta pengembalian investasi yang diharapkan bagi perguruan tinggi. Model IT
Governance yang tepat bagi suatu perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan IT Governance yaitu mampu
menyelaraskan antara strategi IT dengan strategi bisnis yang ada dalam perguruan tinggi guna meningkatkan
kualitas lulusan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan Standar Baku TIK pada perguruan tinggi
di indonesia dengan menggunakan The Open Group Architecture Framework Architecture Development
Method (TOGAF ADM) dan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT.5).
TOGAF memberikan gambaran metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta
mengimplementasikan Enterprise Architecture (EA), sedangkan COBIT memberikan panduan untuk
manajemen dan tata kelola TIK. Kedua Kerangka kerja ini dirangkai dengan harapan dapat sebuah usulan
Model tatakelolah yang komprehensif sehingga menjadi standar baku bagi setiap perguruan tinggi indonesia.

Kata kunci: Tata Kelola TI, Cobit 5, Audi, Togaf

Abstrack
Implementation of Information Technology (IT Governance) in tertiary institutions has an important role in
developing the Quality of Lecturers and Education Staff, especially Graduates and application of Information
and Communication Technology (ICT) that they have in order to have maximum value. The convenience and
improvement of services for stakeholders in the tertiary environment can be continuously improved by the
application of targeted information technology. In order to maintain information technology as an added
value in a tertiary institution, it is necessary to have a Governance Model so that all factors and dimensions
related to Information Technology are synergized and able to provide added value and expected return on
investment for tertiary institutions. The right IT Governance model for a university must be in line with the
goal of IT Governance, which is able to align IT strategy with business strategies that exist in universities to
improve the quality of graduates. This research is intended to develop ICT Standard Standards in Indonesian
universities by using The Open Group Architecture Framework Architecture Development Method (TOGAF
ADM) and Control Objectives for Information and related Technology (COBIT.5). TOGAF provides a
detailed method description on how to build and manage and implement Enterprise Architecture (EA), while
COBIT provides guidance for ICT management and governance. Both of these Frameworks are arranged in
the hope of a comprehensive Management Model proposal so that it becomes a standard standard for every
Indonesian tertiary institution.

1. PENDAHULUAN kelengkapan Sistem Informasi, namun hingga


Dalam organisasi jasa seperti perguruan tingi, saat ini belum ada standar yang baku yang di
TI digunakaan sebagai Sistem Informasi. Sistem keluarkan oleh lembaga manapun tentang
Informasi Akademik (SIAKAD), e-learning, e- tatakelola dan penerapan IT di perguruan tinggi.
library, Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Selain itu TI juga membawa dampak negatif dan
lain-lain merupakan sarana TI terpenting yang positif dari keberadaannya, baik yang bersifat
harus ada untuk mengurangi kompleksitas internal maupun external. Berbagai bentuk IT
kegiatan yang harus ditangani ditambah lagi Risk pun berkembang seiring dengan
dengan sistem penilaian akreditasi yang berkembangnya teknologi ICT tersebut, yang
dikeluarkan oleh BAN-PT dimana pada borang menyebabkan perguruan tinggi perlu mengelola
isian penilaian akreditasi sangat memperhatikan TIK berdasarkan paradigma baru, yaitu IT
58
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

Good Governance (Tata Kelola Teknologi memperbaiki tata kelola teknologi informasi
Informasi yang baik (Surya , 2013). Menurut menjadi lebih baik. Penelitian oleh (Marrone et
(Alberch & Pirani, 2014), IT Governance yang al. 2010) tentang menyelaraskan teknologi
dibutuhkan institusi pendidikan tinggi yaitu agar informasi dengan bisnis, oleh (Simonsson M.,
tercipta proses penyebaran ilmu dalam kegiatan 2008) bagaimana teknologi informasi dapat
pembelajaran yang lebih in teraktif dan dinamis, membantu mengambil keputusan, oleh (Weill
transparasi tatakelola operasional kegiatan & Ross, 2014), (Benaroch & Chernobai, 2012),
institusi, serta peningkatan kinerja berbasis (Tai, 2010), (Goldschmidt et al. 2007)
evaluasi dengan penilaian yang yang transparan, bependapat Tinjauan pustaka tidak lebih dari
serta keamanan data serta informasi yang 1000 kata dengan mengemukakan state of the
berhubungan dengan hak intelektual seseorang. art dalam bidang yang diteliti. Bagan dapat
IT Governance nantinya akan menjadi jawaban dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian
agar apa yang sudah diinvestasikan untuk disisipkan dalam isian ini. Sumber
teknologi informasi agar dapat memberikan pustaka/referensi primer yang relevan dan
hasil yang maksimal dan berguna bagi institusi. dengan mengutamakan hasil penelitian pada
Pada penelitian ini berfokus pada pembuatan jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini.
sebuah standar baku/Model dengan dengan Disarankan penggunaan sumber pustaka 10
menggunakan The Open Group Architecture tahun terakhir.
Framework Architecture Development bahwa teknologi informasi yang dikelola
Method(TOGAF ADM) dan Control dengan baik akan menghasilkan keselarasan
Objectives for Information and related antara bisnis dan teknologi informasi.
Technology (COBIT.5). TOGAF memberikan Selain mengenai topik penelitian dengan
gambaran metode yang detil bagaimana Evaluasi, beberapa juga penelitian yang
membangun dan mengelola serta membahas tentang Peramcangan Model
mengimplementasikan Enterprise Architecture Tatakelola, sepertia pada penelitian yang
(EA), sedangkan COBIT memberikan panduan dilakukan pada tahun 2013 oleh (Rijal Khusni
untuk manajemen dan tatakelola TIK yang Wicaksono dan Sri Handayaningsih. 2013) yang
nantinya diharapkan hasil penelitian ini membahas tentang model tatakelola TI yang
memperoleh hasil Output berupa Model berbasis Cobit dengan menitik beratkan kepada
Tatakelola TIK dan Model Arsitektur TIK pada proses mengelola sumber daya manusia TI
untuk Perguruan tinggi di indonesia sehingga yang di Publikasikan pada jurnal Sarjana Teknik
kualitas alumni akan meningkat. informatika Universitas Ahmad Dahlan yang
terindex scopus.Penelitian dibidang yang mirip
2. Teori juga pernah dilakukan dengan Judul Pemetaan
Model Tata Kelola Teknologi Informasi Yang
Topil penelitian yang penulis minati adalah Menunjang Strategi Dan Visi Organisasi Di
dibidang Manajemen Sistem informasi sejak Indonesia Pada Bank Swasta yang dilakukan
dari perkuliahan tingkat magister. Pada tahun oleh (Guntur Arbiansyah, Denden Kristianto,
2017 penulis telah memenangkan hibah Neneng 2010), penelitian ini berfokus pada
Penelitian Dosen Pemula dengan Judul Evaluasi kesesuaian model tata kelola TI pada Bank XYZ
Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi dengan beberapa kerangka kerja dan teori yang
Informasi Dan Komunikasi (TIK) Dengan telah ada. Dalam penelitian ini juga penulisnya
Framework Cobit 5.0.pada penelitian ini merancang kembali dan mendeskripsikan
memfokuskan kepada pengukuran tingakat tatakelola yang baik dan sesuai dengan strategi
kematangan tatakelo IT dan pengukuran GAP proses bisnis dan visimisi organisasi tersebut.
Index. Setelah mendapatkan hasil tingkat Penelitian dalam bidang yang sama juga telah
kematangan penulis juga memberkan dilakukan oleh (Risma Bayu Putra dan Dana
rekomendasi perbaikan. berdasarkan Indra Sensuse,2011). Pada penelitiannya
pengalaman penulis pada penelitian sebelumnya memfokuskan pada rancangan suatu tata kelola
maka pada penelitian ini penulis akan teknologi informasi untuk Bappenas dengan
mengembangkan kepada bentuk Model menggunakan gabungan model tata kelola
Tatakelola TI untuk perguruan tinggi se teknologi informasi diantaranya model Peterson,
indonesia dengan kombinasi 2 metode Cobit 5 model Weill & Ross, model ITGI focus area,
dan TOGAF. model AS 8015 standar Australia, dan kontrol
Evaluasi terhadap tata kelola teknologi objektif dari COBIT. Dari keseluruhan model
informasi menggunakan COBIT framework tersebut dapat dilihat seberapa jauh tingkat
telah banyak diteliti dan hasil rekomendasinya kematangan tata kelola TI pada Bappenas yang
sudah banyak membantu perusahaan kemudian akan ditentukan solusi untuk

86
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

mencapainya. Penelitian ini dipublikasi pada antara Cobit 5 dengan TOGAF. TOGAF
jurnal Sistem informasi UI.Evaluasi memberikan gambaran metode yang detil
menggunakan COBIT juga dilakukan di bagaimana membangun dan mengelola serta
Perusahaan Milik Negara (BUMN) contohnya mengimplementasikan Enterprise Architecture
pada PT.PLN oleh (Rhamadhanty, 2010) (EA), sedangkan COBIT memberikan panduan
Membahas bagaimana COBIT dapat unt uk manajemen dan tata kelola TI.
mengetahui kelemahan dari satu perusahan.
Penelitiannya mendapati PLN masih pada level 3. Metode
Defined process karena kurangnya Monitoring,
Evaluasi dan Help Desk System. Penelitian di 3.1 Tahapan Penelitian
PT.KAI dilakukan oleh (Marina & Krisdanto, Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
2012) membahas bagaimana COBIT dapat serta mampu mempermudah dalam penelitian
digunakan sebagai model untuk dapat menilai ini, digunakan beberapa metode pengumpulan
penerapan teknologi informasi lebih tepat dan data Primer dan data Skunder, diantaranya :
akurat dan dapat memberikan rekomendasi yang a. Studi Pustaka
tepat sesuai dengan 4 domain utama COBIT, b. Wawancara
dan ditemui bahwa PT.KAI telah mencapai c. Observasi
level 4 pada tata kelola teknologi informasi d. Kuisioner
(level kematangan dimulai dari level 0 tidak
a. Inisiasi Perancangan Tata Kelola TI
menggunakan teknologi informasi, sampai level
5 optimal). Penelitian yang hampir sama juga dan Arsitektur IT:
dilakukan oleh (Kesumawardhani, 2012) pada Metodologi penelitian dan tahapan
PT.Timah Persero.tbk. Mendapati hasil tata penerapan Tata Kelola TI menggunakan
kelola pada level 3,4. Penelitian lain oleh COBIT 5 digunakan sebagai acuan untuk
(Purnomo & Tjahyanto, 2007) pada BPK RI menyusun langkah-langkah perancangan.
juga membahas 4-domain COBIT didapati Berikut urutan langkah-langkah
bahwa pengelolan teknologi informasi masih perancangan :
lemah karena tidak ada proses transfer 1) Analisa model tata kelola TI di
pengetahuan dari ahli kepada staf teknologi Perguruan Tinggi (sampel
informasi. Dalam publikasi internasional oleh
Perguruan tinggi yang telah
(Maria & Haryani, 2011) menggunakan COBIT
Framework 4.1. penelitian ini menilai sejauh terakreditasi institusi di wilayah 1
mana tingkat kematangan UKSW sudah Sumut)
menerapkan teknologi informasi untuk 2) Dari analisa no.1 dilakukan analisa
mendukung proses bisnis. hasil penelitian organisasi yang diterapkan di
tersebut menghasilkan rekomendasi bagaimana Perguruan Tinggi sesuai sampel,
tata kelola teknologi informasi harus seperti bentuk perintah yang
ditingkatkan berdasarkan pada kerangka berlaku, kewenangan, kebijakan
COBIT, dan menyimpulkan bahwa teknologi dan tren teknologi yang mungkin
informasi di UKSW telah dikelola dengan baik, diterapkan.
di mana proses teknologi informasi untuk 3) Menyusun metode perancangan tata
mendukung tujuan bisnis telah distandarkan, kelola TI yang sesuai dengan Dunia
didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan Pendidkan.
baik. Maria merekomendasikan untuk 4) Melakukan Identifikasi dan analisis
meningkatkan kinerja UKSW di masa depan terhadap strategi dan tujuan bisnis;
maka evaluasi teknologi informasi harus terus dilakukan melalui kajian terhadap
dilakukan dan kualitas layanan teknologi aspek bisnis mulai dari profile, visi,
informasi lebih ditingkatkan hari demi hari. misi, tujuan bisnis dan usaha yang
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dijalankan untuk mendapatkan
penulis menyimpulkan bahwa COBIT gambaran keinginan dari pengelolaan
Framework merupakan model yang paling tepat proses TI untuk membantu mencapai
dan telah banyak digunakan untuk melakuan tujuan bisnis.
evaluasi terhadap tata kelola teknologi informasi 5) Melakukan analisis dan pemetaan
pada berbagai bidang organisasi yang aspek bisnis Pergutuan tinggi guna
mengimplementasikan teknologi informasi mendapatkan pemahaman mengenai
dalam proses bisnisnya dan pembuatan sebuah bisnis yang dijalankan.
Model Tatakelola IT di Perguruan Tinggi. Pada 6) Melakukan identifikasi kebutuhan
penelitian ini penulis akan mengkombinasikan bisnis terhadap TI. Kegiatan ini
87
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

dilakukan dengan pedekatan Tinggimenggunakan Framework Cobit


analisistrend, pemetaanbisnis proses 5
dan data. 5) Acuan Pelaksanaan Aktivitas
7) Melakukan Identifikasi/kajian terhadap d. Perancangan Model Arsitektur IT
kapabilitas layanan TI struktur, proses, Hasil rancangan solusi perbaikan dijadikan
dan mekanisme hubungan yang terjadi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
di Perguruan Tinggi Sampel yang perancangan Model arsitektur IT yang terdiri
sedang dijalankan . dari:
8) Identifikasi fokus area tata kelola TI 1) ArchitectureVision
Identifikasi proses-proses monitor, 2) BusinessArchitecture
evaluasi dan arahan sekaligus faktor 3) Information System Architecture
penekan dari bisnis dan kebutuhan 4) TechnologyArchitecture
bisnis, faktor penghambat dan faktor 5) Opportunities and Solution
pendukung 6) MigrationPlanning
9) Identifikasi kebutuhan data dan 7) Implementation Governance
informasi . Identifikasi kebutuhan data e. Pengujian Hasil Perancangan Mode
proses TI untuk perancangan tata f. Rekomendasi Hasil Perancangan Model
kelola TI yang diselaraskan dari proses tatakelola dan arsitektur TIK yang siap
bisnis yang berlangsung dan teknologi pakai
yang telah diterapkan
4. Hasil Dan Pembahasan
b. Identifikasi Kuesioner
Identifikasi terhadap hasil kuesioner Setelah dilakukan analisis hasil kuisoner
diperlukan Untuk mendapatkan acuan dalam maka di dapatkanlah hasil nilai–nilai pada tiap
merancang model tata kelola TI. identifikasi aktifitas yang ada pada domain Align, Plan and
tersebut adalah sebagai berikut: Organise (APO) dan Monitor, Evaluate and
1) Identifikasi serta menentukan resiko Assess (MEA) setelah itu di masukan ke dalam
dan kelemahan kontrol kendali pada form kerja audit. Tindakan selanjutnya yang
kinerja IT. dilakukan adalah mencari rata–rata nilai pada
2) Identifikasi dan menentukan tingkat tiap proses untuk mengetahui bagaimana
kematangan saat ini (as-is) terkait kondisi tiap proses yang ada.
pemenuhan atribut kematangan proses
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛
TI dan menentukan target tingkat Index Maturity=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
kematangan yang diinginkan (to-be).
3) Identifikasi Gap kematangan pada Berikut adalah hasil rekapitulasi nilai proses
proses TI pada domain Align, Plan and Organise (APO)
4) Menyusun inisiatif-inisiatif dan dan Monitor, Evaluate and Assess (MEA) :
roadmap implementasi yang akan
dijalankan untuk memenuhi kebutuhan TABEL 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat
bisnis terhadapTI guna menutupi Kematangan TI STMIK PELITA NUSANTARA
kesenjangan yangmasih ada. MEDAN Domain Align, Plan And Organise (APO)
5) Usulan Tindakan Perbaikan Hasil
DOMAIN PROSES
c. Perancangan Model Tatakelola TI Pengujian
Hasil rancangan solusi perbaikan dijadikan Mengelola Kerangka
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat Manajemen TI /
APO01 1,81
perancangan tata kelola dan arsitektur IT yang Manage the IT
Management
terdiri dari:
Mengelola Strategi /
1) Menentukan kebijakan-kebijakan tata APO02 1,89
Manage Strategy
kelola TI di Perguruan Tinggi Mengelola Enterprise
2) Menentukan proses-proses TI dari APO03 Architecture/ Manage 1,98
permasalahan yang didapat pada model Enterprise Architecture
Framework Cobit 5 APO04
Mengelola Inovasi /
1,43
3) Menentukan prosedur pelaksanan Manage Innovation
aktivitas tata kelola TI di Perguruan Mengelola Portofolio /
APO05 1,84
Tinggi Manage Portfolio
Mengelola Anggaran
4) Menentukan kontrol proses TI yang
APO06 dan Biaya / Manage 1,89
harus dilakukan oleh Perguruan Budget and Costs

88
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

Hasil
DOMAIN PROSES Hasil
Pengujian Domain Proses
Pengujian
Mengelola Sumber
APO07 Daya Manusia / Manage 1,85 Assess Compliance with
Human Resources External Requirements
Mengelola Hubungan /
APO08 1,85
Manage Relationships Dari tabel 3 tingkat kematangan (maturity
Mengelola Perjanjian
level) domain dapat dibuat representasinya
APO09 Layanan / Manage 1,83
Service Agreements dalam grafik radar, seperti yang terlihat pada
Mengelola Kualitas gambar 5 berikut ini:
APO11 1,87
/Manage Quality
Manage Risk / Manage
APO12 1,80
Risk
Mengelola Keamanan /
APO13 1,95
Manage Security

Dari tabel 2 tingkat kematangan (maturity


level) domain dapat dibuat representasinya
dalam grafik radar, seperti yang terlihat
pada gambar 4 berikut ini:

Gambar 6. Grafik Current maturity level vs Expected


maturity level pada domain Monitor, Evaluate and
Assess (MEA).

TABEL 4. Hasil Implikasi Penelitian


Sel
Curr Expe
Do isi
ent cted Status
ma Proses h/
Matu Matu Perbaikan
in Ga
Gambar 5. Grafik Current maturity level vs rity rity
p
Expected maturity level pada domain Align, Plan and Mengel
Organise (APO). ola
Kerang
TABEL 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat ka
Manaje
Kematangan TI STMIK PELITA NUSANTARA AP
men TI 1,81 1,1
Supe Dipe
Medan Domain Monitor, Evaluate and Assess (MEA) O 3 rprio rbaik
/ 4 86
1 ritas i
Manag
e the
Hasil IT
Domain Proses
Pengujian Manag
ement
Monitor, Evaluasi dan Mengel
Menilai Kinerja dan ola
Conformance/Monitor, Strateg
MEA 1 1,91 AP Supe Dipe
Evaluate and Assess i/ 1,88 1,1
O 3 rprio rbaik
Performance and 2
Manag 6 14
ritas i
Conformance. e
Monitor, Evaluasi dan Asses Strateg
y
Sistem Pengendalian
Mengel
MEA 2 Intern/Monitor, Evaluate and 1,78 ola
Asses the System of Internal AP Enterpr Supe Dipe
Control 1,98 1,0
O ise 3 rprio rbaik
5 15
Mengevaluasi dan Menilai 3 Archite ritas i
MEA 3 Kepatuhan Persyaratan 1,46 cture/
Eksternal/Evaluate and Manag

89
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

Sel Sel
Curr Expe Curr Expe
Do isi Do isi
ent cted Status ent cted Status
ma Proses h/ ma Proses h/
Matu Matu Perbaikan Matu Matu Perbaikan
in Ga in Ga
rity rity rity rity
p p
e Quality
Enterpr Manag
AP Supe Dipe
ise e Risk / 1,80 1,2
O 3 rprio rbaik
Archite Manag 0 00
12 ritas i
cture e Risk
Mengel Mengel
ola ola
Inovasi Keama
AP Supe Dipe AP Supe Dipe
/ 1,43 1,5 nan / 1,95 1,0
O 3 rprio rbaik O 3 rprio rbaik
Manag 3 67 Manag 0 50
4 ritas i 13 ritas i
e e
Innovat Securit
ion y
Mengel Monito
ola r,
Portofo Evalua
AP Supe Dipe
lio / 1,83 1,1 si dan
O 3 rprio rbaik
Manag 8 63 Menila
5 ritas i
e i
Portfoli Kinerja
o dan
Mengel Confor
M Supe Dipe
ola mance/ 1,90 1,0
EA 3 rprio rbaik
Anggar Monito 7 93
1 ritas i
an dan r,
AP Supe Dipe
Biaya / 1,88 1,1 Evaluat
O 3 rprio rbaik
Manag 8 12 e and
6 ritas i
e Assess
Budget Perfor
and mance
Costs and
Mengel Confor
ola mance.
Sumbe Monito
r Daya r,
AP Manusi Supe Dipe Evalua
1,84 1,1
O a/ 3 rprio rbaik si dan
6 54
7 Manag ritas i Asses
e Sistem
Human Pengen
Resour dalian
ces Intern/
M Supe Dipe
Mengel Monito 1,78 1,2
EA 3 rprio rbaik
ola r, 0 20
2 ritas i
Hubun Evaluat
AP Supe Dipe
gan / 1,85 1,1 e and
O 3 rprio rbaik
Manag 0 50 Asses
8 ritas i
e the
Relatio System
nships of
Mengel Interna
ola l
Perjanj Control
ian Menge
AP Layana Supe Dipe valuasi
1,83 1,1
O n/ 3 rprio rbaik dan
3 67
9 Manag ritas i Menila
e i
Service Kepatu
M Supe Dipe
Agree han 1,46 1,5
EA 3 rprio rbaik
ments Persyar 0 40
3 ritas i
Mengel atan
ola Ekstern
AP Supe Dipe
Kualita 1,86 1,1 al/Eval
O 3 rprio rbaik
s 9 31 uate
11 ritas i
/Manag and
e Assess

90
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

Sel Curre Expecte


Curr Expe
Do isi nt d Selisih/
ent cted Status Domain Proses
ma Proses h/ Maturi Maturit Gap
Matu Matu Perbaikan
in Ga ty y
rity rity
p Compliance with
Compli External
ance Requirements
with
Extern Dari tabel 5 tingkat kematangan (maturity level)
al domain dapat dibuat representasinya dalam grafik
Requir
ements
radar, seperti yang terlihat pada gambar 4 berikut ini:

TABEL 5. GAP Antara Current Maturity Dan


Expected Maturity Pada Penerapan Sistem Informasi
STMIK PELITA NUSANTARA MEDAN Domain
APO Dan MEA
Curre Expecte
nt d Selisih/
Domain Proses
Maturi Maturit Gap
ty y
Mengelola Kerangka
Manajemen TI /
APO 1 1,814 3 1,186
Manage the IT
Management
Mengelola Strategi /
APO 2 1,886 3 1,114
Manage Strategy
Mengelola Enterprise
Architecture/ Manage
APO 3 1,985 3 1,015
Enterprise
Architecture
Mengelola Inovasi /
APO 4 1,433 3 1,567
Manage Innovation
Mengelola Portofolio
APO 5 1,838 3 1,163
/ Manage Portfolio
Gambar 6. Grafik rexume Current maturity level vs
Mengelola Anggaran
APO 6 dan Biaya / Manage 1,888 3 1,112 Expected maturity level pada domain MEA dan APO.
Budget and Costs
Mengelola Sumber TABEL 6
APO 7
Daya Manusia /
1,846 3 1,154
Rexume Current Maturity Dan Expected Maturity
Manage Human Pada Penerapan Sistem Informasi STMIK PELITA
Resources NUSANTARA MEDAN Domain APO Dan MEA
Mengelola Hubungan
APO 8 / Manage 1,850 3 1,150 DOMAIN
Relationships MATURITY LEVEL
Mengelola Perjanjian APO MEA APO,MEA
APO 9 Layanan / Manage 1,833 3 1,167
Service Agreements Expected 3 3 3
APO Mengelola Kualitas Rata-rata 1.83 1.75 1.80
1,869 3 1,131
11 /Manage Quality
APO Manage Risk / Minimal 1.43 1.46 1.50
1,800 3 1,200
12 Manage Risk Maksimal 1.96 1.90 1.95
APO Mengelola Keamanan
1,950 3 1,050
13 / Manage Security
Monitor, Evaluasi dan Dari tabel VI tingkat kematangan (maturity
Menilai Kinerja dan level) domain dapat dibuat representasinya
Conformance/Monito dalam grafik radar, seperti yang terlihat pada
MEA 1 1,907 3 1,093
r, Evaluate and
gambar 4 berikut ini:
Assess Performance
and Conformance.
Monitor, Evaluasi dan Selisih/Gap Expected Maturity
Asses Sistem Current Maturity
Pengendalian
MEA 2 Intern/Monitor, 1,780 3 1,220
Evaluate and Asses 1,28
the System of Internal MEA 3
1,72
Control
Mengevaluasi dan 1,17
APO 3
Menilai Kepatuhan 1,83
MEA 3 Persyaratan 1,460 3 1,540
Eksternal/Evaluate
and Assess

91
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

Gambar 7. Grafik Rexume Current maturity level Pembulatan ke keatas dipilih sesuai
vs Expected maturity level pada domain MEA dan dengan konsep penentuan capability
APO. levelproses tertentu. Maka dari itu untuk
APO dan MEA capability level masih
Dari hasil audit yang dilaksanakan, pengukuran dianggap 1, sehingga capability level
capability level proses area APO dan MEA target yang diinginkan adalah level yang
STMIK Pelita Nusantara, diperoleh hasil level sedang ditujunya yaitu level 3.
kapabilitas 1.83 pada domain APO, 1.75 pada 4. Berdasarkan hasil analisa gap yang
Domain MEA, level rata-rata 1,80, artinya diperoleh, didapatkan jarak gap
MEA dan APO sedang dalam tahap menuju semuanya berada pada level diatas 1, hal
capability level 2 dan masih mencapai 0,20 di ini berarti masih banyak yang harus
atas level 1. Pembulatan ke atas dipilih sesuai diperbaiki oleh STMIK Pelita Nusantara
dengan konsep penentuan capability level dan harus secepat mungkin tindakan
proses tertentu. Maka dari itu untuk APO dan perbaikannya.
MEA capability level sudah dianggap 2, 5. Menurut capability level masing-
sehingga capability level target yang masing proses, ditentukan level target
diinginkan adalah level yang sedang ditujunya masing-masing proses yaitu 2 level di
yaitu level 3. atas capability level STMIK Pelita
Nusantara Medan saat dinilai, sehingga
5. UCAPAN TERIMAKASIH target capability level yang ingin dicapai
Terima kasih kepada Direktorat Riset dan adalah level 3 (Estabilished process)
Pengabdian Masyarakat (DRPM) Direktorat untuk masing-masing proses MEA dan
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan APO.
Kemenristek DIKTI, atas pendanaan penelitian
dan pubilkasi Sesuai dengan Kontrak Penelitian 7. REFERENSI
Tahun Anggaran 2019. 1. Alberch, B. & Pirani, J.A., 2014. Using an IT
Governance Structure to Archieve Alignment at
6. KESIMPULAN the University of Cincinnati
Berdasarkan audit yang dilakukan pada 2. Becker, J. & Bailey, E., 2014. A Comparison of IT
STMIK Pelita Nusantara Medan dengan Governance & Control Frameworks in Cloud
framework COBIT 5 Domain Align, Plan And Computing. Association for Information
Organise (APO) dan domain Monitor, Evaluate Systems Conference, pp.1–16. Available at:
http://aisel.aisnet.org/cgi/viewcontent.cgi?articl
and Assess (MEA) maka kesimpulan adalah : e=1160&context=amcis2014.
1. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat 3. Gehrmann, M., 2012. Combining ITIL , COBIT
maturitas IT pada STMIK Pelita and ISO / IEC 27002 for structuring
Nusantara Medan dengan menggunakan comprehensive information technology for
kerangka kerja CobIT 5, didapatkan management in organizations. Navus - Revista
tingkat maturitas masih berada dibawah de Gestao e Tecnologia., 2, pp.66–77.
standar yang telah ditentukan yaitu 4. Haes, S. De, Debreceny, R.S. & Wim Van
masih berada pada level lebih kecil dari Grembergen, 2013. COBIT 5 and Enterprise
3. Artinya tingkat maturitas tata kelola TI Governance of. JOURNAL OF
INFORMATION SYSTEMS. JOURNAL OF
STMIK Pelita Nusantara Medan masih INFORMATION SYSTEMS, pp.307–324
banyak perlu perbaikan. 5. Indrajit, R.E., 2011. Teknologi Informasi dan
2. Dari hasil evaluasi capability level Perguruan Tinggi: Menjawab Tantangan
pada area domain MEA dan APO, Pendidikan Abad Ke 21, Jakarta: Creative
STMIK Pelita Nusantara berada pada Common.
level 1 (performed) dari kesuluruhan 6. ISACA, 2013. COBIT ® Process Assessment
proses Align, Plan And Organise (APO) Model (PAM): Using COBIT ® 5
dan domain Monitor, Evaluate and 7. Mohseni, M., 2012. What is a Baseline for
Assess (MEA). Effective Information Technology Governance
for Higher Education Institutions that are
3. Dari hasil audit yang dilaksanakan, Members of Research University CIO Conclave
pengukuran capability level proses area in United States
APO dan MEA pada STMIK Pelita 8. Nassereslami, F. et al., 2008. Classification of IT
Nusantara Medan, diperoleh hasil level Governance Tools for Selecting the Suitable
kapabilitas 1, level rata-rata 1,80 , One in an Enterprise. Jdcta, 2(2), pp.4–10
artinya APO11 sedang dalam tahap 9. Ook, S.T.B. & Dition, E., 2008. C Obi T and V Al
menuju capability level 2 dan masih It : Nd
mencapai 0,80 di atas level 1. 10. Sahibudin, S., Sharifi, M. & Ayat, M., 2008.
Combining ITIL, COBIT and ISO/IEC 27002
92
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018
Volume 3, No. 3, Desember 2019 e-ISSN 2580-9741
p-ISSN 2088-3943

in Order to Design a Comprehensive IT 23. Jaap Schekkerman, B.Sc., “A Comparative


Framework in Organizations. 2008 Second Asia Survey of Enterprise Architecture
International Conference on Modelling & Framework”,2004
Simulation (AMS), pp.749–753. Available 24. Jaap Schekkerman, B.Sc., “Be Enterprising: What
at:http://ieeexplore.ieee.org/lpdocs/epic03/wrap We can Learn from Other Countries”,2004.
p er.htm?arnumber=4530569. 25. Jack Champlain, CPA, CISA, CIA, CFSA,
11. Surendro, K., 2009. Implementasi Tata Kelola “Practical IT Auditing”, 2003.
Teknologi Informasi, Bandung: Informatika. 26. Monash University, Monash IT Architecture
12. Surya, R.T., 2013. AUDIT Tata Kelola TI SIM 2004-1, 2004
Perguruan Tinggi Menggunakan Best Practice 27. Stuart McGregor, Enterprise Architecture and
COBIT Versi 5-KOMPASIANA.com. COBIT, The Open Group, 2003.
Available at:
http://www.kompasiana.com/rendratris/audittat
a-kelola-ti-sim-perguruantinggimenggunakan-
best-practice-cobit-versi-
5_5528f7c0f17e618f248b45b9 [Accessed
January 4, 2016
13. Achachlouei, Mohammad Ahmadi. (2010). The
Concept of Enterprise Architecture in
Academic Research. Department of Informatics
School of Economics and Management . Lund,
Sweden, Lund University
14. Dewi, L.S.P. (2013). Perancangan Data
Architecture dan Application Architecture
untuk Sistem Informasi Akademik pada
Telkom University dengan Berbasis Framework
TOGAF ADM. Universitas Telkom.
15. Fasinah, Adinda. (2014). Perancangan Business
Architecture dan Data Architecture ntuk
Implementasi Sistem Application and Product
(SAP) Menggunakan The Open Group
Architecture Framework Architecture
Development Method (TOGAF ADM) pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) .
Universitas Telkom
16. Rais, Aziz A. & Pecinovsky, R. (2013). TOGAF
usage in outsourcing of software development.
Department of Information Technologies,
Faculty of Informatics and Statistics, University
of Economics, Prague.
17. Tamm, T., Seddon, Peter B., Shanks, G., &
Reynolds, P. (2011). How Does Enterprise
Architecture Add Value to Organisation.
Journals at AIS Electronic Library(AISeL)
Communication of the Association for
Information Systems Vol.28, Article 10.
18. The Open Group. (2009). TOGAF version 9. The
Open Group.
19. Weisman, Robert. (2011). An Overview of
TOGAF Version 9.1. Ottawa, Ontario, Canada:
The Open Group
20. Yunis, R. & Surendo, K. (2009). Perancangan
Model Enterprise Architecture Dengan TOGAF
Architecture Development Method. Jurusan
Sistem Informasi, STMIK, dan Program Studi
Teknik Informatika, STEI ITB.
21. Steven H. Spewak, John Wiley & Sons, Inc.,
“Enterprise Architecture Planning, Developing
a Blueprint for Data, Applications and
Technology”, New York, 1992.
22. The Open Group, “TOGAF (The Open Group
Architecture Framework) version 8.1 Enterprise
Edition”, 2003

93
Jurnal Mantik Penusa Vol. 3, No. 3 Desember 2018, pp. 85-93 Terakreditasi DIKTI No.SK 21/E/KPT/2018

Anda mungkin juga menyukai