Anda di halaman 1dari 4

Six Sigma

Merupakan suatu metode yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan proses serta
pengendalian proses secara terus menerus.
DMAIC
Merupakan metode yang bersifat data driven. Tujuan dari metode ini adalah untuk
mengembangkan produk ataupun jasa yang sudah ada demi meningkatkan kepuasan calon
konsumen.
Define : Penentuan masalah, tujuan dan juga proses.
Measure : Pengukuran terhadap permasalahan, evaluasi system pengukuan, dan kinerja
yardstick.
Analyze :menganalisis system untuk mengidentifikasi kinerja system atau proses demi
mencapai suatu tujuan yang diinginkan
Improve : Melakukan Tindakan perbaikan atau mengembangkan suatu proses.
Control : Tahap ini Anda akan mengukur kinerja implementasi pada berbagai tahap strategi
sebelumnya.
Apa Saja Teknik Penerapannya?
Adapun beberapa tahap yang perlu Anda ketahui untuk menerapkannya. Berikut penjelasan
beberapa tahapnya.
1. Brainstorming
Langkah pertama yang dilakukan sebelum menggunakan peralatan dalam six sigma adalah
brainstorming. Dimana dalam teknik ini Anda harus membuat berbagai ide dan cara efektif
yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah.
2. Sistem 5R
Sistem 5R yang dimaksud di sini adalah ringkas, rapi, resik, rawat, dan juga rajin. Dari
kelima langkah ini dilakukan untuk menghilangkan hal-hal yang tidak perlu dan menurunkan
tingkat hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan.
3. Root Cause Analysis
Analisis akar masalah atau yang disebut sebagai root cause analysisi adalah suatu tahap yang
harus diselesaikan secara internal menggunakan teknik 5W (why, who, when, what, where)
hal ini dilakukan agar Anda dapat menemukan akar permasalahan yang terjadi.
4. Benchmarking
Dalam teknik ini dilakukan untuk menentukan standar pengukuran. Dalam hal ini, Anda
dapat melakukan perbandingan dengan kompetitor ataupun bisnis lain, tujuannya agar Anda
mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh kompetitor.

5. Poka-Yoke
Teknik ini dilakukan untuk menghindari berbagai potensi kesalahan dan penyusunan strategi.
Dalam teknik ini karyawan juga harus mampu mengidentifikasi apa saja yang menyebabkan
inefisiensi dalam bisnis.
6. Suara Konsumen
Langkah ini dilakukan untuk mendengar setiap kritik dan saran yang diberikan konsumen,
baik secara internal maupun eksternal. Hal tersebut bertujuan agar Anda dapat mengetahui
apa saja yang perlu Anda perbaikin berdasarkan saran maupun kritik konsumen tersebut.
7. Kaizen
Teknik ini merupakan suatu strategi yang digunakan dalam meningkatkan bisnis dengan cara
memantau, mengidentifikasi, dan juga melakukan berbagai perkembangan selanjutnya.
8. Value Stream Mapping
Value stream mapping merupakan suatu teknik pengukuran material dan informasi untuk
mendesain proyek yang akan datang. Tujuannya untuk memaksimalkan pengurangan
inefisiensi.

ASPEK UTAMA SIX SIGMA


Terdapat enam aspek utama yang perlu diperhatikan oleh manajemen yang ingin menerapkan
konsep six sigma, yaitu:
1. Benar-benar mengutamakan pelanggan: seperti kita sadari Bersama,pelanggan bukan
hanya berarti pembeli, tapi bisa juga berarti rekan kerja kita, team yang menerima
hasil kerja kita, pemerintah, masyarakat umum pengguna jasa, dll.
2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta: bukan berdasarkan opini, atau pendapat
tanpa dasar.
3. Focus pada proses, manajemen dan perbaikan: six sigma sangat tergantung
kemampuan kita mengerti proses yang dipadu dengan manajemen yang bagus untuk
melakukan perbaikan
4. Manajemen yang proaktif: peran pemimpin dan manajer sangat penting dalam
mengarahkan keberhasilan dalam melakukan perubahan.
5. Kolaborasi tanpa batas: kerja sama antar tim yang harus mulus.
6. Selalu mengejar kesempurnaan

Prinsip six sigma


Six sigma sebagai manajemen kualitas modern didasari oleh tiga prinsip dasar:
1. Focus pada pelanggan
Penilai utama kualitas dari sebuah hasil produksi adalah pelanggan. Penilaian yang masih
subjektif dari masing masing pelanggan ini dipengaruhioleh banyak faktor yang terjadi
selama proses yang terjadi, dimulai dari pelayanan, kepemilikan, hingga keterpakaian.
2. Partisipasi dan kerja sama
Six sigma bergantung pada partisipasi dan kerja sama karyawan pada setiap tingkatannya.
Karena program peningkatan kualitas six sigma ini tidak melibatkan hanya satu bagian
atau divisi tertentu yang terkait dengan permasalahannya, akan tetapi semua bagian dari
perusahaan saling terkait.
3. Focus proses dan perbaikan
Proses adalah serangkaian aktivitas yang ditujukkan untuk mencapai beberapa hasil.
Produk yang dihasilkan dari perusahaan dan langsung diterima oleh pelanggan, adalah
melalui tahapan tahapann proses.adapun penilaian pelanggan terhadap produknya itu,
positif atau negative, karena pada alur produksinya telah melalui beberapa proses.
Perbaikan adalah perubahan secara perlahan lahan, dalam bentuk kecil dan bertahap, serta
yang bersifat terobosan, maupun yang cepat dan besar.

Kelebihan Six Sigma


1. Pengurangan cacat produk
2. Retensi Pelanggan
3. Pertumbuhan pangsa pasar
4. Pengurangan biaya
Kekurangan Six Sigma
1. Dalam perancanaannya perlu waktu yang cukup lama.
2. Perlunya ketekunan dalam menjalankan strategi ini karena demi mendapatkan suatu
produk yang baik harus dilakukan pemantauan secara teratur.
3. Perlu orang-orang yang memang terlatih dan memiliki pengetahuan yang tinggi
termasuk biaya pelatihan.
Faktor Keberhasilan Six Sigma
1. Kepemimpinan yang kuat dan komitmen manajemen.
2. Perubahan budaya organisasi yang baik.
3. Menyelaraskan proyek six sigma untuk tujuan bisnis perusahaan.
4. Pemilihan anggota tim dan kerja sama tim.
5. Training six sigma.
6. Memahami metodologi, alat Teknik dan kunci six sigma.
7. Menghubungkan six sigma kepada pelanggan.
8. Akuntabilitas (mengikat hasil di sisi keuangan untuk bottom-line)
Hambatan Implementasi Six Sigma
1. Kurangnya pemahaman pimpinan/manajemen organisasi terhadap peluang-peluang
perbaikan.
2. Kurangnya tenaga kerja untuk melaksanakan project-project Six Sigma.
3. Kurangnya keterlibatan manajemen tingkat atas organisasi dalam implementasi
metode Six Sigma.
4. Kesulitan dalam mempertahankan keberlangsungan peningkatan kinerja dalam jangka
Panjang.
5. Keengganan para pemimpin dalam organisasi untuk menetapkan target peningkatan
kinerja secara agresif.
Pihak Pelaksana Six Sigma
1. Pimpinan puncak
2. Champion (penanggung jawab aktivitas proyek)
3. Master black belt ( pemandu)
4. Black belt (memimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan)
5. Green belt assisten dari pemimpin proyek perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai