Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

1. PDSA Model

Plan : mengidentifikasi dan menganalisis masalah

Pada tahap ini Anda dapat menggunakan beberapa tools yang berguna seperti
Drill Down, Cause and Effect Diagram, dan 5 Whys untuk membantu Anda
menemukan akan dari permasalahan. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi,
Anda dapat memetakan proses tersebut. Selanjutnya Anda dapat
menggambarkan semua informasi lain yang diperlukan untuk membantu
Anda dalam mengeluarkan solusi.

Do : mengembangkan dan menguji solusi yang berpotensi

Fase ini memiliki beberapa aktifitas diantaranya :

Mengeluarkan solusi yang memungkinkan


Memilih solusi terbaik. (dapat menggunakan teknik Impact Analysis)
Mengimplementasikan solusi sementara pada contoh kasus berskala kecil
terlebih dahulu (trial)
Pada tahap ini, tindakan Anda belum terimplementasi secara penuh.
Implementasi maksimal terjadi pada tahap Act.

Check : mengukur seberapa efektif pengujian solusi sebelumnya


dan menganalisis apakah langkah tersebut dapat ditingkatkan

Pada fasa ini Anda akan mengukur seberapa efektif solusi sementara yang
telah Anda buat, lalu Anda dapat mengumpulkan informasi dari segala pihak
yang terkait untuk bersama-sama membuat agar solusi tersebut lebih baik
lagi.

Jika masih belum terlihat hasil yang jelas, Anda dapat mencoba untuk
mengulangi tahap Do untuk kembali melakukan Check ulang. Setelah Anda
puas dengan apa yang telah Anda capai, maka Anda dapat melaju ke tahap
berikutnya (final).
Act : mengimplementasikan solusi yang telah ditingkatkan secara
menyeluruh

Sekarang Anda dapat mengimplementasikan solusi Anda secara menyeluruh.


Namun kegunaan PDCA tidak hanya sampai disini saja. Jika Anda
menggunakan PDCA sebagai bentuk inisiasi dari peningkatan berkelanjutan,
maka Anda dapat mengulangi siklus ini dengan kembali pada tahap awal
(Plan) dan mengulang semua tahap ini secara berurutan agar sistem Anda
mencapai kestabilan dan mengalami peningkatan secara terus menerus.

Lalu pada kondisi apakah PDCA sebaiknya digunakan? PDCA memberikan


sebuah problem solving yang terkontrol untuk suatu proses dengan nilai guna
yang tinggi. Berikut kami jabarkan kondisi yang paling efektif untuk
melakukan PDCA :

Saat mengimplementasikan Kaizen atau pendekatan pengembangan


berkelanjutan. Ketika cycle PDCA dilakukan, akan terjadi berbagai
improvement pada area yang dilaluinya sekaligus menyelesaikan masalah
yang ada
Ketika mengidentifikasi solusi dan improvement baru untuk sebuah proses
yang dilakukan secara berulang-ulang. Pada situasi ini Anda akan mendapat
benefit dari peningkatan extra yang ditanamkan pada proses dengan
implementasi yang dilakukan berkali-kali.

Dalam mengeksplorasi range dari solusi baru yang memungkinkan untuk


memecahkan masalah dan menguji sekaligus meningkatkan solusi tersebut
dengan implementasi kontrol yang lebih baik
Menghindari pemborosan sumber daya dalam jumlah besar yang dapat terjadi
jika implementasi dilakukan tanpa pengujian terlebih dahulu.

Jelas sekali menggunakan PDCA adalah suatu pendekatan yang lebih lambat
daripada melakukan implementasi straightforward dari gung ho. Dalam
keadaan emergency tentu Anda tidak perlu lagi melakukan tindakan ini.
Namun, Anda akan mendapat keuntungan yang lebih besar jika menerapkan
PDCA pada timing atau waktu yang tepat khususnya untuk peningkatan yang
berkesinambungan seperti yang telah kami jabarkan di atas.
2. Six Sigma

Apa itu Six Sigma? Mengapa harus mengimplementasikannya


dan bagaimana tahapan DMAIC? Semuanya akan dibahas
secara lengkap di artikel ini.

Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada


tahun 1987 oleh seorang Engineer yang bernama Bill Smith.
Jadi penggagas Six Sigma yaitu Motorola.

Pengertian Six Sigma

Six Sigma adalah metode yang berfokus pada peningkatan


kualitas , SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti 6 dan
SIGMA yang merupakan satuan dari Standar Deviasi yang
dilambangkan dengan simbol σ. Six Sigma juga sering
disimbolkan menjadi 6σ.

Definisi Six Sigma

Six Sigma adalah metode yang berfokus pada peningkatan


kualitas (yaitu, mengurangi pemborosan) dengan membantu
organisasi menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik,
lebih cepat, dan lebih murah.

Konsep dasar dari Six Sigma awalnya berasal dari gabungan


antara Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical
Process Control (SPC). Saat ini Six Sigma menjadi sebuah
sistem manajemen.
Berikut adalah beberapa strategi sistem manajemen yang
digunakan pada Six Sigma :

 Customer Focused, Fokus terhadap Kepuasan dan


Kebutuhan Pelanggan 
 Reduce Defect, Menurunkan tingkat kecacatan
 Center around Target, Berkisar di sekitar Pusat Target
 Reduce Variation, Menurunkan Variasi

Dilihat dari pengertian Six Sigma tersebut bisa dikatakan jika


metode ini berfokus pada kualitas. Metode ini merupakan
implementasi yang ketat, fokus, dan sangat efektif dalam
penerapan prinsip dan teknik kualitas yang telah terbukti.

Hal itulah yang menjadikan Motorola dikenal di seluruh dunia


sebagai brand yang memiliki kualitas tinggi. Motorola juga
memenangkan Penghargaan Kualitas Nasional Malcolm
Baldrige pada tahun 1988.

Apa itu Lean Six Sigma?

Lean Six Sigma adalah filosofi perbaikan berbasis data yang


didorong oleh fakta yang menilai pencegahan cacat dari deteksi
cacat. Ini mendorong kepuasan pelanggan dan hasil garis
bawah dengan mengurangi variasi, pemborosan, dan waktu
siklus, sambil mempromosikan penggunaan standarisasi kerja
dan aliran, sehingga menciptakan keunggulan kompetitif. Itu
berlaku di mana saja variasi dan pemborosan ada, dan setiap
karyawan harus dilibatkan.
Jadi perbedaannya yaitu Six Sigma berfokus pada pengurangan
variasi proses dan meningkatkan kontrol proses, Sesuai dengan
penjelasan tentang strateginya. sedangkan Lean yaitu
menghilangkan proses dan prosedur yang tidak bernilai tambah
dan mempromosikan standarisasi dan aliran kerja.

Jabatan dalam Six Sigma

Fitur Six Sigma yang sangat kuat adalah penciptaan


infrastruktur untuk memastikan bahwa kegiatan peningkatan
kinerja memiliki sumber daya yang diperlukan,Terdapat
tingkatan posisi jabatan pada Sistem Manajemen ini. Berikut
adalah tingkatan jabatan dalam Sistem Manajemen Six Sigma :

1. Champion / Sponsor (Top Management)

Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan roadmap bisnis


untuk mencapai 6σ. Memilih proyek, menjalankan kontrol, dan
mengurangi hambatan untuk proyek 6σ di bidang tanggung
jawabnya.

 Menjadi mentor untuk pakar 6σ 


 Mengidentifikasi proses bisnis utama di mana teknologi
terobosan paling baik digunakan
 Mengidentifikasi kandidat Ahli 6σ 
 Menyediakan sumber daya keuangan dan organisasi untuk
melatih dan memperlengkapi para ahli untuk
mengidentifikasi dan mencapai sasaran peregangan
 Menyetujui metrik untuk mengelola dan melacak
kemajuan
 Mengenali dan menghargai kesuksesan 
 Menyebarkan keberhasilan pada perubahan budaya
perusahaan secara umum

2. Master Black Belt

Master Black Belt Adalah mentor Black Belt dan lainnya di


organisasi. Tujuannya yaitu  Membawa organisasi luas hingga
tingkat kompetensi 6σ yang diperlukan. 

Ini adalah tingkat kemahiran teknis dan organisasi tertinggi.


Karena Master Black Belt melatih Black Belt, mereka harus
mengetahui semua yang diketahui Black Belt, serta memahami
teori matematika yang menjadi dasar metode statistik. 

Master harus dapat membantu Black Belt yang tidak sesuai


dengan metode dalam situasi yang tidak biasa. Kapan pun
memungkinkan, pelatihan statistik harus dilakukan hanya
dengan Master Black Belt.

3. Black Belt

Black Belt adalah pemimpin tim yang menerapkan metodologi


6σ pada proyek. Memperkenalkan metodologi dan alat untuk
anggota tim dan organisasi yang lebih luas.

 Bertanggung jawab untuk memimpin, melaksanakan dan


menyelesaikan proyek.
 Mengajar anggota tim metodologi dan alat 6σ.
 Membantu mengidentifikasi peluang proyek dan
menyempurnakan detail dan ruang lingkup proyek.
 Melaporkan kemajuan kepada juara proyek dan pemilik
proses.
 Mentransfer pengetahuan ke Black Belt lain dan
organisasi.
 Mentor Green Belt.

4. Green Belt

Green Belt bertugas untuk menghasilkan proyek departemen


kecil yang terfokus dan sukses menggunakan strategi
keberhasilan.

 Langkah proyek lingkup yang lebih kecil


 Ada praktisi paruh waktu
 Cenderung spesifik secara fungsional
 Per potensial Sabuk Hitam masa depan
 Membantu perubahan budaya

5. Team Members

Berpartisipasi dalam tim proyek. Mendukung tujuan proyek,


biasanya dalam konteks tanggung jawabnya yang ada.
Diharapkan untuk terus memanfaatkan metode dan alat 6σ
yang dipelajari sebagai bagian dari pekerjaan normalnya.

6. Yellow, White and Other Six Sigma Belts

Selain beberapa jabatan Six Sigma yang disebutkan di atas, ada


beberapa warna lain yang menerima sejumlah pelatihan, tetapi
tidak diharapkan untuk memimpin tim Six Sigma atau
menyelesaikan proyek. Belt ini menerima pelatihan terutama
untuk memungkinkan mereka bekerja dalam peran dukungan
Six Sigma sebagai pemangku kepentingan.

Tahapan DMAIC dalam Six Sigma


TAHAPAN DMAIC DALAM SIX SIGMA

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan pada Six Sigma


dalam penyelesaian masalah. Atau biasa dikenal dengan
Metode atau Tahapan DMAIC. Berikut Tahapan DMAIC :

1. Define

Pada tahapan ini kamu harus menetapkan tujuan dari kegiatan


perbaikan Six Sigma, Pada tahap ini kamu akan menyeleksi
permasalahan yang nantinya akan diselesaikan beserta Biaya,
manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer).

Di tingkat atas tujuan akan menjadi tujuan strategis organisasi,


seperti ROI yang lebih tinggi atau pangsa pasar. Untuk di
tingkat operasi, penetapan tujuannya mungkin untuk
meningkatkan throughput departemen produksi. Sedangkan Di
tingkat proyek, sasarannya mungkin untuk mengurangi tingkat
cacat dan meningkatkan hasil.

2. Measure

Pada tahapan ini kamu akan melakukan Pengukuran terhadap


Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan.
Kamu akan membuat metrik yang valid dan andal untuk
membantu memantau kemajuan menuju sasaran yang telah
ditentukan pada langkah sebelumnya.

Jadi bisa dikatakan jika pada tahapan ini akan terdapat


pengambilan data yang yang nantinya akan digunakan untuk
Mengukur Karakteristik serta kapabilitas dari proses untuk
menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan selanjutnya.

Karena terdapat pengambilan dan pengolahan data, Maka


mulailah dengan menentukan garis dasar saat ini.
Gunakan analisis data eksploratif dan deskriptif untuk
membantu kamu dalam memahami data.

3. Analysis

Pada tahapan ini kamu akan menganalisis sistem untuk


mengidentifikasi bagaimana cara untuk menghilangkan
kesenjangan antara kinerja sistem atau proses saat ini dengan
tujuan yang diinginkan.

Jadi, Kamu diharuskan menemukan solusi untuk memecahkan


masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah
diidentifikasikan. Kamu membutuhkan alat statistik untuk
membantu dalam melakukan analisis dan memvalidasi
kesimpulan bisa juga dengan melakukan prediktif analitik.
Kamu bisa menggunakan Lean Six Sigma untuk membuat
aliran.

4. Improve

Pada tahapan ini kamu akan melakukan tindakan perbaikan


terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dengan
melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat
mengoptimalkan solusi dalam menyelesaikan permasalahan
yang dialami.
Disini kamu dituntut untuk menjadi orang yang kreatif dalam
menemukan cara baru untuk melakukan hal-hal yang lebih
baik, lebih murah, atau lebih cepat. Kamu dapat menggunakan
manajemen proyek dan alat perencanaan dan manajemen
lainnya untuk menerapkan pendekatan baru.

5. Control

Pada tahapan ini kamu akan melembagakan sistem yang


ditingkatkan dengan memodifikasi sistem kompensasi dan
insentif, kebijakan, prosedur, MRP, anggaran, instruksi
pengoperasian dan sistem manajemen lainnya.

Kamu juga harus menetapkan standarisasi serta melakukan


kontrol dan mempertahankan proses yang telah diperbaiki dan
ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai