Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Six Sigma dan Tahapan DMAIC

Metodologi Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh Motorola pada tahun 1987 oleh
seorang Engineer yang bernama Bill Smith dan mendapat dukungan sepenuhnya oleh Bob Galvin
sebagai CEO Motorola pada saat itu sebagai Strategi untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
serta pengendalian kualitas (Proses Improvement and Quality Control) di perusahaannya. Six Sigma
mulai terkenal dan menjadi Populer di seluruh dunia setelah Jack Welch mempergunakannya sebagai
Bisnis Strategi di General Electric (GE) pada tahun 1995. Secara umum, Six Sigma adalah
metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang
berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement).

SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan
dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan
menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin
tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya.

Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality
Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem
produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.Six sigma juga disebut sistem
komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung
kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan,
disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze,
Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram
Pareto(Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung
dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.Kemampuan ini adalah hal
fundamental dalam filosofi six sigma.

Six sigma digunakan perusahaan untuk meningkatkan mutu pada proses bisnis yang ada
dengan cara meninjau ulang secara tetap dan memperbaiki proses tersebut. Untuk mencapai hal
tersebut, six sigma menggunakan suatu metodologi yang dikenal sebagai DMAIC (gambarkan
peluang / define, ukur capaian /measure, teliti kesempatan / analyze opportunity, tingkatkan capaian /
improve performance dan kendalikan kinerja / control performance).

Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :

 Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)


 Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
 Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
 Menurunkan Variasi (Reduce Variation)

Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality
Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari
pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam
perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah
Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.

Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target
3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya
dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan
memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.

Tahapan DMAIC

Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan
Metode DMAIC , yaitu :

1. DEFINE
Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang
akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :
 Function Deployment Process Map
 SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
 Pareto Chart
 FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
 Affinity Diagram
 Relation Diagram
 Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. MEASURE
Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk
diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur
Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang
harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :
 Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause dan Effect Matrix)
 Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
 Basic Statistic seperti Mean, Median dan Modus
 Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
 Process Capability
3. ANALYSIS
Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah
berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita
harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes)
atau Solusi melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :
 Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
 Regression
 Correlation Analysis
 ANOVA (Analysis of Variance)
 Multi-Vari Analysis
 Contingency Table
4. IMPROVE
Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya
adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan
pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar
bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang terdiri
dari :
 Factorial Design
 General Full Factorial Design
 Fractional Factorial Design
5. CONTROL
Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan
mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang
dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada
pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Control adalah :
 Poke Yoke (Mistake Proofing)
 Process Control Plan
 Process Control Chart

Anda mungkin juga menyukai