Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS

PRODUK BIMOLI CLASSIC (Studi Kasus : PT. SALIM IVOMAS


PRATAMA ± BITUNG)
T.M.A. Ari Samadhi, Prudensy F. Opit, Yudelen M.I. Singal
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Unika De La Salle Manado
prudensy_f@yahoo.com

Abstrak

Salah satu metode yang digunakan untuk memberikan solusi peningkatan standar proses
internal perusahaan yang bertujuan untuk meminimasi defect atau nonconforming sehingga trend
kegagalan produk menurun untuk tiap periodenya adalah metode Six Sigma. Melalui penerapan siklus
DMAIC (Define, Measure, Improve, Analyze, and Control) dalam Six Sigma, maka indeks kapabilitas
proses (Cp) serta Defect per Million Opportunies (DPMO) dapat diketahui.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Salim Invomas Pratama-Bitung, sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang pembuatan minyak goreng dengan menggunakan bahan baku kelapa sawit, dimana
salah satu produk yang dihasilkan adalah Bimoli gelon 5 liter (classic). Dari karateristik kualitas
Peroxide Value (PV) yang diukur oleh perusahaan selama satu periode (Februari-Maret 2007), kadar PV
dengan batas maksimum 3% sering mengalami penyimpangan. Melalui pengolahan data serta analisis
dengan menggunakan siklus DMAIC, didapatkan Cp sebesar 1,11 dengan nilai DPMO sebesar 3,4.

Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, SOP, Indeks Kapabilitas Proses

Abstract

One of method used to give solution of corporate internal process standard improvement,
whose goal to minimalize defect or nonconforming, so trend of product decrease for each period is six
sigma method. Through DMIAC cycle (Define, Measure, Improve, Analyze, and Control) on six sigma,
The capability Index (CP) and defect per million opportunities (DPMO) will be knew.
This reaserch was be done by PT Salim Invomas Pratama , Bitung, is one of edible oil
corporate, one of product is bimoli. From quality characteristic in one period (February-March 2007) .
PV content has 3 % as maximum limit. Trough data process and analysis use DMAIC, get 1,11 as CP and
3,4 s DPMO point

Keywords :Quality Control, Six Sigma, DMAIC, DPMO, SOP, Indeks Kapabilitas Proces

PENDAHULUAN jerigen dengan kapasitas 5 liter (classic)


Pengendalian kualitas dapat dan minyak curah dalam jerigen dengan
didefinisikan sebagai suatu sistem yang kapasitas 20 kg (bulk). Parameter penting
digunakan untuk menjaga kualitas barang yang harus dikontrol untuk menjaga
atau jasa agar berada pada tingkat kualitas kualitas minyak goreng adalah massa,
yang diharapkan. volume, warna, kadar asam lemak bebas
PT. Salim Ivomas Pratama Bitung atau Free Fatty Acid (FFA), Iodine Value
merupakan produsen minyak goreng (IV), Peroxide value (PV) dan Cloud Point
dengan bahan baku kelapa sawit atau (CP).
disebut juga Crude Palm Oil (CPO) yang Pada unit Filling dimana
dipasarkan dalam 3 jenis kemasan, yaitu berlangsung proses pengisian dan
Delima 1000 ml (pouch), Bimoli dalam pengepakan (packing) sering terjadi

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 17


penyimpangan (nonconforming) pada (Define, Measure, Analyze, Improve,
karakteristik kualitas PV, dimana kadar PV Control) dan (2) Design For Six Sigma ±
melewati batas maksimum yang diijinkan, DFSS DMADV (Define, Measure, Analyze,
yaitu sebesar 3%. PV adalah bilangan Design, Verify [2].
peroksida, yang merupakan nilai terpenting Salah satu ciri dari sistem
untuk menentukan derajat kerusakan pada pengendalian kualitas modern adalah
minyak. Nilai PV yang tinggi dapat bahwa di dalamnya terdapat aktivitas yang
menyebabkan minyak goreng rusak dan berorientasi pada tindakan pencegahan
mengakibatkan kerugian untuk perusahaan. kerusakan, dan bukan berfokus pada upaya
Apabila biaya untuk satu kali produksi untuk mendeteksi kerusakan saja. [3].
dengan kapasitas 30 ton adalah sebesar Rp
150.000.000, maka diperlukan metode yang Model Perbaikan Six Sigma
tepat untuk mengurangi nonconforming Dalam Six Sigma ada siklus 5 fase
agar kerugian perusahaan dapat ditekan DMAIC (Define, Measure, Analyze,
seminimum mungkin Improve, Control) yaitu proses peningkatan
Rumusan masalah dalam penelitian terus menerus menuju target six sigma.
ini yaitu bagaimana menganalisis cara DMAIC dilakukan secara sistematik
peningkatan kualitas melalui pengendalian berdasarkan pengetahuan dan fakta.
PV pada produk Bimoli classic. DMAIC merupakan suatu proses closed±
Adapun tujuan dalam penelitian ini loop yang menghilangkan langkah±langkah
:yaitu proses yang tidak produktif, sering berfokus
1. Menentukan Indeks Kapabilitas pada pengukuran±pengukuran baru dan
Proses (Cp) dan nilai DPMO untuk menerapkan teknologi untuk peningkatan
produk Bimoli Classic. kualitas menuju target six sigma.
2. Menganalisis biaya kerugian DMAIC terdiri atas lima tahap
perusahaan dari segi pemasaran dan utama [7]:
produksi untuk produk Bimoli 1. Define
Classic. Define merupakan langkah pertama
3. Mengidentifikasi faktor-faktor dalam pendekatan Six Sigma. Langkah ini
penyebab terjadinya mengidentifikasi masalah penting dalam
nonconforming PV produk Bimoli proses yang sedang berlangsung.
classic. 2. Measure
Batasan masalah dalam penelitian Measure merupakan tindak lanjut dari
ini yaitu: langkah Define dan merupakan sebuah
1. Penelitian hanya dilakukan di unit jembatan untuk langkah berikutnya yaitu
Filling. Analyze. Langkah measure memiliki dua
2. Data yang digunakan dalam sasaran utama, yaitu :
pembuatan laporan ini merupakan 1. Mendapatkan data untuk memvalidasi
data historis perusahaan 1 periode ( dan mengkuantifikasi masalah atau
bulan Februari s/d bulan Maret peluang.
2007). 2. Memulai menyentuh fakta dan angka-
3. Objek penelitian adalah Bimoli angka yang memberikan petunjuk
classic. tentang akar masalah. Milestone (batu
loncatan) pada langkah measure adalah
TINJAUAN PUSTAKA mengembangkan ukuran sigma awal
Six sigma adalah suatu framework untuk proses yang sedang diperbaiki.
atau sistem yang komperhensif dan 3. Analyze
fleksibel untuk melakukan proses Langkah ini mulai masuk kedalam hal-
perbaikan yang berkesinambungan. Six hal detail, meningkatkan pemahaman
Sigma secar unik dikendalikan oleh terhadap proses dan masalah, serta
pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan mengidentifikasi akar masalah. Pada
pelanggan. Six Sigma memiliki dua langkah ini, pendekatan Six Sigma
metodologi, yaitu (1) six sigma ± DMAIC menerapkan statistical tool untuk

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 18


memvalidasi akar permasalahan. Tujuan .RQVHS LQL EHUEHGD GHQJDQ ³True 6 ±
dari tahap ini adalah untuk mengetahui 6LJPD 3URFHVV´ yang secara teori statistika
seberapa baik proses yang berlangsung dan dihitung berdasarkan distribusi normal
mengidentifikasi akar permasalahan yang terpusat (normal distribution centered)
mungkin menjadi penyebab timbulnya akan menghasilkan tingkat ketidaksesuaian
variasi dalam proses. Untuk mengetahui sebesar 0,002 DPMO.
seberapa baik proses berlangsung, maka
perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu Tabel 1. Perbedaan Konsep True 6-Sigma
Indeks Kemampuan Proses (Process 3URFHVV GDQ 0RWRUROD¶V -Sigma Process
Capability Index).
True 6-Sigma Process(Normal Distribustion
4. Improve
Centered)
Selama tahap ini, diuraikan ide-ide
Spec Limit Percent DPMO
perbaikan atau solusi-solusi yang mungkin
± 1 SIGMA 68,27 317300
untuk dilaksanakan.
± 2 SIGMA 95,45 45500
5. Control
± 3 SIGMA 99,73 2700
Sebagai bagian dari pendekatan Six
± 4 SIGMA 99,9937 63
Sigma, perlu adanya pengawasan untuk ± 5 SIGMA 99,999943 0,57
meyakinkan bahwa hasil-hasil yang ± 6 SIGMA 99,999999 0,002
diinginkan sedang dalam proses Motorola Company's 6-Sigma Process(Normal
pencapaian. 'LVWULEXWLRQ 6KLIWHG 1
Spec Limit Percent DPMO
Kapabilitas Proses dan DPMO ± 1 SIGMA 30,23 697700
Indeks kapabilitas dan indeks kinerja ± 2 SIGMA 69,13 308700
dalam fungsional yang tersebar secara luas ± 3 SIGMA 93,32 66810
diukur berdasarkan tolok ukur umum dari ± 4 SIGMA 99,379 6210
kapabilitas proses atau kinerja dalam relasi ± 5 SIGMA 99,9767 233
kebutuhan spesifikasinya. Tiga indeks ± 6 SIGMA 99,99966 3,4
kapabilitas untuk kestabilan aktivitas proses
dalam distribusi normal dapat dihitung Tabel 2. Hubungan antara Indeks
dengan rumus [5]: Kapabilitas Proses (Cp)
dan DPMO (Defect Per Million Opportunities)

Cp = Toleransi Spesifik = USL LSL Cp DPMO


6 Standar Deviasi 6s 0,33 317500
0,5 133600

Keterangan : 0,67 45500


USL = Upper Specification limit (Batas 1 2700
Pengendali Atas) 1,1 967
LSL = Lower Specification limit (Batas 1,2 318
Pengendali Bawah)
1,3 96
s = Standard deviation (standar deviasi)
Pendekatan pengendalian proses 1,4 27
Six Sigma dari Motorola (Motorola 1,5 6,8
&RPSDQ\¶V 6L[ 6LJPD 3URFHVV &RQWURO) 1,6 1,6
mengijinkan adanya pergeseran nilai rata ± 1,67 0,6
rata (mean) dari proses industri sebesar ± 1,7 0,34
1,51, sehingga akan menghasilkan tingkat
1,8 0,06
ketidaksesuaian sebesar 3,4 per sejuta
kesempatan (3,4 DPMO = Defect Per 2 0,0018
Million Opportunities), artinya setiap satu
juta kesempatan akan terdapat Statistik Dalam Pengendalian Kualitas
kemungkinan 3,4 ketidaksesuaian [5].

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 19


Untuk beberapa situasi yang laju Iodine Value (IV) Max 59,0
produksinya lambat, tidak mudah untuk Cloud Point (CP) Max 8,0
mengambil sampel dengan ukuran lebih Peroxide Value (PV) Max 3,0
besar daripada satu (n>1). Ini sering kali
terjadi apabila digunakan teknologi Tahap Measure
pemeriksaan dan pengukuran otomatis dan Tabel 4 adalah data hasil
setiap unit yang diproduksi diperiksa. Ini pemeriksaan PV selama bulan Februari-
juga terjadi apabila proses pengujian Maret 2007:
bersifat merusak dan biaya sampel yang
diuji mahal [1]. Tabel 4. Data Peroxide Value (PV) selama
Rumus peta kontrolnya adalah: periode bulan Februari ± Maret 2007
Center Line (CLR) = R
Upper Control Limit (UCLR) = D4 R No. Sampel PV
Lower Control Limit (LCLR) = D3R 1 0,52
2 0,70
METODOLOGI PENELITIAN 3 1,76
Tahapan yang dilakukan dalam 4 1,71
penelitian ini yaitu: 5 2,81
1. Tahap DEFINE 6 2,63
a. Merumuskan masalah 7 1,67
b. Menetapkan tujuan 8 1,10
c. Mengamati proses produksi 9 1,40
2. Tahap MEASURE 10 1,76
a. Mengumpulkan data PV 11 0,32
nonconforming 12 0,50
b. Menganalisis data PV No. Sampel PV
nonconforming 14 0,81
3. Tahap ANALYZE 15 2,76
a. Memilih dan membuat peta kontrol 16 0,34
b. Menghitung kapabilitas proses 17 0,34
c. Mencari nilai DPMO 18 3,15
4. Tahap IMPROVE 19 4,38
a. Mengidentifikasi penyebab 20 4,91
nonconforming 21 2,84
b. Membuat diagram sebab akibat 22 2,15
c. Memberikan usulan perbaikan 23 1,53
5. Tahap CONTROL
Membuat SOP Spesifikasi PV Klasik 5 L Produksi Periode I 2007

8,00
HASIL PENELITIAN 7,00 6,7
6,5 6,36 6,18
6,00 5,98
Tahap Define 5,59
5,35 5,36
5,00 4,91 4,91
Standar yang ditetapkan perusahaan 4,38 PV Max
4,00 (3,0)
untuk minyak goreng kemasan jerigen 5 3,15 Series2
3,00 2,81 2,76 2,84 2,94
liter (classic) seperti ditabel dibawah ini 2,00
2,63
2,15 2,18
1,76 1,71 1,67 1,76
Tabel 3. Standar untuk Produk Classic 1,1
1,4 1,53
1,00 0,87 0,81
0,520,7 0,5 0,34 0,34
0,32
0,00
Jenis spesifikasi standar
Penyimpangan berat Min -0,5 ±
(%) Max 0,5 Gambar 2. Grafik PV
Red Color Max 2,5
Tahap Analyze
Free Fatty Acid
(FFA) Max 0,075 Pada tahap ini dilakukan
pengolahan data menggunakan peta kontrol

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 20


R dan X (karena data yang ada merupakan pergeseran rata ± rata proses sebesar ± 1,5
data variabel dengan ukuran sampel yang sigma, diperlukan indeks kapabilitas proses
berbeda±beda), juga dilakukan perhitungan yang tinggi yaitu Cp • DJDU SHQJHQGDOLDQ
indeks kapabilitas proses (Cp) untuk proses dengan menggunakan konsep
mengetahui nilai DPMO dan nilai sigma. 0RWRUROD &RPSDQ\¶V -Sigma menjadi
Grafik pengendalinya adalah: efektif.
Nilai Cp = 1,11 menunjukkan
kemampuan proses dalam DPMO (Defect
Per Million Opportunities) sebesar 967.
Maka, nilai konversi DPMO ke nilai Sigma
berdasarkan True 6-Sigma Process (Normal
Distribution Centered) adalah 3,30 sigma.
Artinya : bahwa dari sejuta
kesempatan yang ada akan terdapat 967
kemungkinan bahwa proses akan
menimbulkan defect atau nonconforming
pada produk dengan kapabilitas proses 1,11
atau 3,30 sigma setelah dikonversi
berdasarkan nilai DPMO.
Gambar 3. Peta Kontrol R
Analisis Biaya
Apabila terdapat produk dengan PV
diluar standar (Maksimum 3%), maka
alternatif yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah:
1. Mengkategorikan produk yang PV-nya
diluar standar sebagai produk bulk,
dengan konsekuensi harga jual yang
lebih murah.
2. Me-rework produk yang PV-nya diluar
standar.
Gambar 4. Peta Kontrol X Berdasarkan kedua alternative
tersebut, maka dapat dilakukan analisis
CLR = 0,78 untuk menghitung kerugian yang dialami
CLX = 1,529 perusahaan.
UCLR = 2,548
UCLX = 3,604 Analisis Biaya Pemasaran
LCLR = 0
LCLX = -0,545 Tabel 5. Harga Pasaran

Menghitung Kapabilitas Proses Jenis Harga di


Produk pasaran Harga per kg
Classic 5
3,604 ± 0,545 Liter Rp 50.000 Rp 11.100
Cp = 6 ( 0,624) = 1,11 Bulk 20 kg Rp 150.000 Rp 7.500

Berdasarkan kriteria kapabilitas Kerugian pada perusahaan dapat


proses (Cp) dalam metode analisis untuk terjadi apabila PV menyimpang dari standar
peningkatan kualitas (Gaspersz, 2001) dan yang digunakan perusahaan, yaitu
hasil perhitungan Cp adalah 1,11. Maka maksimum 3%. Apabila terjadi
konsep yang yang digunakan yaitu True 6- penyimpangan pada PV, maka kualitas
Sigma Process, kerena untuk konsep minyak akan menurun dan dikategorikan
0RWRUROD &RPSDQ\¶V -Sigma Process sebagai olein untuk bulk. Bulk adalah
Control yang mengijinkan adanya

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 21


minyak dengan kualitas rendah yang Analisis dibawah pengawasan Chief
standar PV-nya maksimum 10%. Analyst
Jadi, berdasarkan harga per kg 3. Operasi
untuk kedua produk dapat hitung dengan 4.1. Peralatan
cara: ƒ Neraca Analitik
Harga selisih = ƒ Pipet 5 ml dan 1 ml
Harga Classic ± Harga Bulk ƒ Erlenmeyer 250 ml
= Rp 11.100 ± Rp 7.500 = Rp 3.600/kg. ƒ Buret 5 ml
Jika kapasitas untuk tangki kerja memiliki ƒ Labu Takar
kapasitas 30 ton, jadi dapat ketahui ƒ Spatula
kerugian perusahaan adalah: 4.2 Pereaksi
Rp 3600 x 30 ton (30000 kg) = Rp ƒ Larutan Acetic Acid : Chloroform (3
108.000.000; : 2)
ƒ Larutan Indikator Amilum (Kanji)
Analisis Biaya Rework 1%
Olein yang PV-nya tidak ƒ Larutan KI Jenuh
memenuhi standar akan di-rework kembali ƒ Larutan Standard Natrium Thiosulfat
atau diolah ulang ke unit fraksinasi dan (Na2S2O3 ) 0.01 N
biayanya yang diperlukan yaitu Rp - Timbang ± 2,49 g Na2S2O3.5H2O padat
5000/ton. Dengan kapasitas tangki 30 ton, - Larutkan dalam aquades sampai volume 1
maka biaya untuk proses pengolahan ulang, liter.
yaitu : - Kocok sampai homogen
Rp 5.000/ton x 30 ton (kapasitas tangki) = - Standarisasi dengan Kalium Bikromat
Rp 150.000.000 (K2Cr2O7)
Jadi kerugian perusahaan bila Cara Standarisasi :
melakukan proses pengolahan ulang adalah -Timbang 0,016 ± 0.022 g K2Cr2O7 yang
Rp 150.000.000; sebelumnya telah dikeringkan dalam
Jadi, tindakan perusahaan sudah oven pada suhu 120oC selama 30 menit.
benar, yaitu tidak me-rework produk diluar Masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml.
standar melainkan memasarkannya sebagai - Tambahkan 25 ml aquades
produk bulk - Tambahkan 5 ml HCl pekat
- Tambahkan 10 ml larutan KI 15%
Tahap Improve - Kocok dan biarkan ± 5 menit.
Penyebab terjadinya penyimpangan - Titrasi dengan larutan Na2S2O3 yang
pada PV ditunjukkan pada lampiran dicari normalitasnya sampai warna hijau
kehitaman.
- Tambahkan 2 ml indikator amilum.
Tahap Control - Lanjutkan titrasi sampai warna berubah
Tahap kontrol dapat dilakukan menjadi hijau.
melalui pengawasan proses dengan - Catat pemakaian larutan Na2S2O3 (ml
menggunakan Standard Operation titrasi).
Procedure (SOP) sebagai berikut: Perhitungan :
Ruang Lingkup g K2Cr2O7 x 6 x 1000
Pengujian PV berlaku untuk Crude Oil dan N Na2S2O3 = ----------------------------
RBD Oil vol Na2S2O3 x 294,19
1. Definisi
Peroksida merupakan hasil dari oksidasi ket.
tingkat pertama dan Peroxide Value 294,19 = BM K2Cr2O7
menentukan nilai miliequivalen peroxida 6 = valensi K2Cr2O7
per 1.000 g contoh melalui oksidasi KI 4.3 Cara Kerja
dibawa kondisi tes. ƒ Sampel harus dalam keadaan cair
2. Tanggung Jawab dan homogen

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 22


ƒ Timbang 5 gram (± 0.5) minyak peroksida sehingga menyebabkan
kedalam erlenmeyer minyak menjadi bau dan kualitas
ƒ Tambahkan 25 ml Asam Asetat- minyak menurun atau membuat minyak
Chloroform (3 : 2) cepat rusak.
ƒ Tambahkan 0.5 ml KI jenuh, ditutup b. Setting awal pada mesin yang tidak
karet dan digoyang pelan-pelan kira- tepat.
kira 2 putaran dan diamkan selama 1 c. Faktor manusia, seperti ketidaktelitian
menit dalam pemeriksaan sampel, kurangnya
ƒ Tambahkan 50 ml aquades dan pengawasan, dan kelelahan.
indikator amilum ±3 ml Berdasarkan analisis biaya yang
ƒ Titrasi perlahan-lahan dengan dilakukan dari segi pemasaran (dalam
larutan thiosulfat yang sudah analisis ini produk dikategorikan sebagai
diketahui bulk), perusahaan mengalami kerugian
ƒ normalitasnya sambil dikocok kuat sebesar Rp 108.000.000. Sedangkan jika
ƒ Titrasi dilakukan sampai warna biru perusahaan mengambil tindakannya tidak
dari larutan tepat hilang sesuai standar, maka perusahaan akan
Perhitungan: mengalami kerugian sebesar
(S ± B) x N x 1000 Rp150.000.000. Jadi tindakan perusahaan
PV = -------------------------- saat ini sudah sangat tepat, yaitu menjual
G olein yang PV-nya tidak sesuai standar
PV = Peroxide Value sebagai bulk.
S = Volume Na2S2O3 hasil titrasi sampel Untuk mendapatkan PV yang
minyak sesuai standar, hendaknya perusahaan
B = Volume Na2S2O3 hasil titrasi Blanko menjalankan proses produksi serta inspeksi
N = Normalitas Natrium Thiosulfat dengan lebih baik. Agar proses terkendali,
G = Berat Sampel sebaiknya perusahaan mempertahankan PV
5. Tindakan Korektif pada nilai -0,545 s/d 3,604.
Apabila terjadi kejanggalan analisis atau Penyimpanan Olein didalam tangki
pengujian dapat dilakukan : penyimpanan sebaiknya tidak terlalu lama
ƒ Analisis ulang terhadap sampel yang agar tidak menyebabkan kadar PV naik.
sama Lamanya penyimpanan yang ideal yaitu 4
ƒ Analisis ulang terhadap sampel baru hari dengan suhu 35 ± 50 ºC. Jika suhunya
dengan kode produksi yang sama lebih tinggi, maka waktu penyimpanan
ƒ Analisis ulang terhadap pereaksi olein tidak boleh lebih lama dari 4 hari.
yang digunakan Perlu diperhatikan juga apakah
ƒ Periksa kembali instruksi yang setting untuk pengolahan sudah tepat serta
dipakai melakukan inspeksi setiap empat jam. Hal
ƒ Hubungi atasan untuk penjelasan ini dilakukan untuk mencegah standar PV
lebih lanjut keluar dari batas maksimum yang diijinkan.
Pada penelitian selanjutnya,
KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan agar penelitian juga dilakukan
Proses produksi classic pada unit lainnya, seperti unit Refinery.
menghasilkan Indeks Kapabilitas Proses
(Cp) sebesar 1,11 dengan nilai DPMO DAFTAR PUSTAKA
sebesar 967 dan nilai sigma 3,50 (rata±rata 1. Ariyani Dorotea, (2003), Pengendalian
industri di Indonesia). Kualitas Statistik, Yogyakarta, Penerbit
Faktor-faktor penyebab terjadinya Andi.
penyimpangan PV pada produk Bimoli 2. Gaspersz Vincent, (2001), Metode
Classic adalah: Analisa Untuk Pengendalian Kualitas
a. Minyak (olein) terlalu lama berada di Statistik, Penerbit PT Gramedia
dalam tangki penyimpanan. Jika suhu Pustaka Utama, Jakarta.
di dalam tangki sangat tinggi, maka 3. Gaspersz Vincent, (2001), Metode
minyak akan semakin banyak mengikat Analisis Untuk Peningkatan Kualitas,

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 23


Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
4. Gaspersz Vincent, (2007), Lean Six
Sigma for Manufacturing and Service
Industries, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
5. Hidayat Anang, (2006), Peta
Pengembangan Kualitas dan Kinerja
Bisnis, PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Jakarta.
6. Montgomery, Douglas C., (1993),
Pengantar Pengendalian Kualitas
Statistik, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
7. Supriyanto Harry, (2004), Proses
Pembuatan Tow dengan Pendekatan
Six Sigma, Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik Industri, Institut
Teknologi Sepuluh November,
Surabaya, Vol.VIII, Oktober 2004,
hal:317-326.

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 24


LAMPIRAN
Gambar Diagran Ishikawa Penyimpangan PV
Mesin

Setting awal mesin yang tidak tepat

Penyimpangan PV
untuk Classic
Olein terlalu lama
disimpan ditangki Kurang teliti dalam pengujian PV
penyimpanan

Kurang pengawasan
Kualitas olein bagus

Kelelahan
Suhu diTangki
penyimpanan tinggi

Input (olein) Tenaga kerja

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 17

Anda mungkin juga menyukai