Anda di halaman 1dari 15

SIX SIGMA

Disusun Oleh:
Nama : Citra Permata K. A.
Kelas : CM 2 2017
Matkul : Manajemen Operasi
PENGERTIAN
Secara etimologi six sigma tersusun dari 2 kata yaitu : six yang berarti
enam dan sigma yang merupakan simbol dari standard deviasi atau
dapat pula diartikan sebagai ukuran satuan statistik yang
menggambarkan kemampuan suatu proses dan ukuran nilai sigma
dinyatakan dalam DPU (Defect Per Unit) atau PPM (Part Per
Million).

Umumnya six sigma dituliskan dalam simbol 6 sigma.


Dan secara sederhana six sigma (6 sigma) dapat diterjemahkan sebagai
suatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity)
sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (jasa).
6s = 3.4 defect
Million Opportunities
SEJARAH
• Carl Frederick Gauss (1777-1885) merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan konsep kurva normal dalam bidang statistik. Konsep
ini kemudian dikembangkan oleh Walter Shewhart di tahun 1920 yang
menjelaskan bahwa terdapat 3 sigma dari mean (nilai rata-rata) yang
mengindikasikan perlunya perbaikan dalam sebuah proses.

 Pada akhir tahun 1970, Dr. Mikel Harry, seorang insinyur senior pada
Motorola's Government Electronics Group (GEG) memulai percobaan
untuk melakukan problem solving dengan menggunakan analisis
statistik. Dengan menggunakan cara tsb, GEG mulai menunjukkan
peningkatan yang dramatis dalam desain produk, kecepatan produksi
serta efisiensi biaya. Metode tersebut kemudian dituliskan dalam
sebuah makalah berjudul "The Strategic Vision for Accelerating Six
Sigma Within Motorola". Dr. Mikel Harry kemudian dibantu oleh
Richard Schroeder, seorang mantan executive Motorola untuk
menyusun suatu konsep change management yang didasarkan pada data
yang menhasilkan sebuah alat pengukuran kualitas yang sederhana,
yang kemudian menjadi filosofi kemajuan bisnis yang dikenal dengan
nama Six Sigma.
TUJUAN
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan
2. Mengurangi waktu siklus
3. Mengurangi cacat
KONSEP DASAR SIX SIGMA
1. Six sigma sebagai suatu aktivitas
Untuk mencapai “target” angka tersebut maka ada
beberapa rangkain aktivitas six sigma yang perlu
dilakukan, misalnya :
a. Memahami dan mendefinsikan suatu proses design,
manufacturing dan service secara jelas.
b. Aplikasi untuk six sigma statistic tools dan proses.
c. Mengidentifikasikan faktor penyebab defect.
d. Analisa dan improvement (perbaikan).
e. Melalui penurunan defect ratio akan meningkatkan
yield dan total kepuasan pelanggan.
f. Management innovation tool memberikan kontribusi
terhadap management out put.
KONSEP DASAR SIX SIGMA
2. Six sigma sebagai suatu strategi bisnis
a. Customer service oriented (mengutamakan
pelayanan kepada pelanggan).
b. Manajemen yang bedasarkan data dan fakta.
c. Fokus pada proses, manajemen dan
perbaikan.
d. Manajemen yang proaktif
e. Kerjasama tim yang bagus
f. Selalu mengejar kesempurnaan.
METODE DAN ALAT (TOOLS) PENTING
DALAM SIX SIGMA
1. SPC (Statistical Process Control) atau pengendalian proses secara
statistik, berguna untuk mengidentifikasi permasalahan.
2. Pengujian tingkat signifikan statistik (Chi-Square, T-Test dan
ANOVA), untuk mendefinisikan masalah dan analisa akar
penyebab permasalahan,
3. Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar penyebab
masalah dan memprediksi hasilnya.
4. Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal dan
validasi hasil.
5. FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), berguna untuk
mencari prioritas masalah dan pencegahannya.
6. Mistake – Proofing, berguna untuk pencegahan cacat dan
perbaikan proses.
7. QFD (Quality Function Deployment), untuk mendesain produk,
proses dan jasa.
Terminologi yang menjadi kunci utama
konsep six sigma adalah sebagai berikut:
1. CTQ (Critical to Quality) = atribut utama dari kebutuhan konsumen.
CTQ dapat diartikan sebagai elemen dari proses/ kegiatan yang
berpengaruh langsung terhadap pencapaian kualitas yang diinginkan
2. Defect = kegagalan untuk memuaskan pelanggan
3. Process Capability = kemampuan proses untuk bekerja dan
menghasilkan produk yang berkualitas
4. Variation = sesuatu yang dirasakan dan dilihat oleh pelanggan. Six sigma
berfoku untuk mengetahui apa penyebab variasi dan mencegah
terjadinya variasi itu, sehingga dapat meningkatkan kapabilitas dari
proses.
5. Stable Operation = menjaga konsistensi dari proses yang telah diprediksi
sehingga dapat meningkatkan kapabilitas proses.
6. Design For Six Sigma (DFSS) = suatu desain untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan kemampuan proses.
7. DPMO (Defect Per Million Opportunity) = ukuran kegagalan dalam six
sigma yang menunjukkan kegagalan persejuta kesempatan.
8. DMAIC = merupakan proses untuk peningkatan terus menerus menuju
six sigma.
PIHAK-PIHAK PELAKSANA
a. Executive Leaders
b. Champions
c. Master Black Belt
d. Black Belts
e. Green Belts
Perspektif six sigma
1. Perspektif statistik
 Sigma dalam statistik dikenal sebagai standar deviasi yang
menyatakan nilai simpangan terhadap nilai tengah.
 Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang
yang disepakati.
 rentang tersebut memiliki batas,
 batas atas atau USL (Upper Specification Limit)
 batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit)
 Proses yang terjadi diluar rentang disebut cacat (Defect).
• Proses Six Sigma adalah proses yang hanya menghasilkan 3.4
DPMO (Defect Permillion Opportunity)
DPMO (Defect Permillion
Opportunity)

Probabilitas
DPMO Sigma
Tanpa Cacat

30.9 % 690.000 1

69.2 % 308.000 2

93.3 % 66.800 3

99.4 % 6.210 4

99.98 % 320 5

99.9997% 3.4 6
Perspektif six sigma
2. Perspektif Metodologi
◦ Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk
menyelesaikan masalah dan peningkatan proses
melalui fase Define, Measure, Analyze, Improve dan
Control (DMAIC).
• DMAIC merupakan jantung analisis Six
Sigma yang menjamin voice of costumer
berjalan dalam keseluruhan proses sehingga
produk yang dihasilkan dapat memuaskan
pelanggan.
DMAIC
1. Define
Define adalah fase menentukan masalah dan menetapkan berbagai
persyaratan produksi untuk mengetahui Critical to Quality (CTQ).
2. Measure
Measure adalah fase mengukur tingkat kinerja (tingkat kecacatan) setelah
dilakukan analisis terhadap sistem pengukuran yang digunakan atau
secara sederhana dapat pula disebut sebagai fase untuk memvalidasi
permasalahan, mengukur/menganalisi permasalahan dari data yang ada.
3. Analyze
Fase analyze merupakan fase menganalisis berbagai faktor penyebab
masalah atau cacat yang terjadi atau faktor-faktor yang paling
mempengaruhi proses (significant few opportunities), artinya mencari
satu atau dua faktor yang apabila hal tersebut diperbaiki akan
memperbaiki proses menjadi lebih baik secara signifikan.
DMAIC
4. Improve
Improve adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan
berbagai faktor penyebab cacat yang diawali dengan mendiskusikan
berbagai ide untuk memperbaiki sistem berdasarkan hasil analisa
terdahulu serta melakukan percobaan untuk melihat hasilnya, jika
menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan selanjutnya dapat
dibuatkan prosedur operasional bakunya.
5. Control
Control adalah fase mengendalikan kinerja proses dan menjamin
cacat tidak muncul kembali. Metoda yang umum digunakan adalah
diagram kontrol, yang secara umum berfungsi untuk membantu
mengurangi variabilitas, memonitor kinerja setiap saat serta
membuka kemungkinan terjadinya proses koreksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai