PSIT 1
MODUL 5
AGGREGATE PLANNING
Kelompok
Nama
Kelas
Asisten
Kriteria Penilaian
Format Laporan
Isi
Analisa
TOTAL
:
:
D-2
ASTIATI
Tgl. Praktikum
Hari Praktikum
: 19/05/2015
: SELASA
ALFIANA REZA D
Dikumpulkan tgl.
: 26/05/2015
D
P-103
:
:
:
:
(maks. 20)
(maks. 40)
(maks. 40)
LABORATORIUM PSIT
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015
BAB 5
AGGREGATE PLANNING
5.1 Tujuan Praktikum
Tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah:
1. Mampu merencanakan produksi, inventori, dan sumber daya yang stabil
terhadap fluktuasi permintaan.
2. Mampu menentukan strategi perencanaan produksi yang layak dan dapat
meminimalkan total biaya produksi.
3. Memahami proses perencanaan agregat dan kapasitas dalam suatu industri.
5.2 Tugas Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Melakukan perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible Strategy.
2. Menganalisis perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible
Strategy.
3. Mengambil keputusan dari strategy yang terpilih.
5.3 Output
5.3.1
Informasi Umum
Pada jaman modern ini, transportasi merupakan salah satu hal yang sangat
penting untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satu jenis transportasi
adalah mobil. Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga
mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan
bakar minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Luxury car,
city car, sport car, family car, dan offroad car adalah beberapa jenis mobil.
Di kota-kota besar di Indonesia, mobil city car merupakan mobil yang
paling banyak digemari oleh masyarakat. Berdasarkan fungsinya, mobil city
car mirip dengan MPV, yaitu bisa membawa maksimal lima orang penumpang
sekaligus barang. Namun ukuran body dan kapasitas mesin city car lebih kecil.
Sehingga ketika akan digunakan untuk membawa barang, kursi belakang
biasanya harus dilipat terlebih dulu. City car lebih cocok dipakai di dalam kota
karena bentuknya yang mungil dan lincah. Lain halnya jika dipakai ke luar
kota, city car kurang nyaman digunakan. Selain itu, city car juga ekonomis
karena hemat bahan bakar.
PT. ASANA sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi city car
ingin melakukan aggregate planning untuk mengalokasikan sejumlah sumber
daya untuk memenuhi permintaan konsumen yang didapatkan dari hasil proses
peramalan permintaan. Perencanaan agregat merupakan suatu proses untuk
menentukan rencana produksi secara keseluruhan yang disesuaikan dengan
tingkat permintaan produk. Penentuan rencana produksi yang akan
diimplementasikan harus dapat meminimalkan total biaya produksi. Proses
perencanaan ini biasanya dilakukan untuk periode 12 sampai 24 bulan
(Fogarty et. al., 1991). Berikut ini adalah data-data yang PT. ASANA miliki
untuk melakukan aggregate planning:
Tabel 5.1 Tabel Biaya dan Sumber Daya
Bahan baku
Holding costs
Biaya stockout
Hiring and training cost
Layoff costs (firing)
Biaya lembur (overtime)
Biaya pekerja
Inventori awal
Waktu produktif/pekerja/hari
Jam kerja yang dibayar/pekerja
Jumlah pekerja
Waktu produksi
Jumlah unit per jam
Biaya-Biaya
$ 1750
$ 525
$ 13500
$ 350
$ 1100
$ 2.5
$ 8
Lain-Lain
300
7.5
8
7
0.175
6
per unit
per unit per bulan
per unit per bulan
per perkerja
per perkerja
per jam per pekerja
per jam
Unit
Jam
Jam
Orang
jam per unit
unit per jam
Dalam tabel 5.7 di atas biaya bahan baku PT. ASANA adalah $ 1750 per
unit.
b. Biaya holding costs merupakan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan
atau penahanan persediaan dalam jangka waktu tertentu. Yang termasuk
dalam biaya holding costs antara lain adalah biaya gudang, biaya
kerusakan dan penyusutan, biaya kadaluarsa, biaya asuransi, biaya
administrasi dan pemindahan, serta biaya modal. Dalam tabel 5.7 di atas
biaya holding costs PT. ASANA adalah $ 525 per unit per bulan.
c. Biaya stockout merupakan biaya yang timbul karena perusahaan tidak
memiliki produk disaat ada permintaan oleh konsumen, sering disebut
biaya kekurangan. Dalam tabel 5.7 di atas biaya stockout PT. ASANA
adalah $ 13500 per unit per bulan.
d. Biaya hiring dan training cost merupakan biaya yang perlu dikeluarkan
oleh perusahaan untuk merekrut pegawai baru dan memberikan pelatihan
agar pegawai baru tersebut dapat bekerja sesuai dengan standar
perusahaan. Dalam tabel 5.7 di atas biaya hiring dan training cost PT.
ASANA adalah $ 350 per pekerja.
e. Biaya layoff costs merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan saat memecat atau memberhentikan pegawainya karena alasan
tertentu. Dalam tabel 5.7 di atas biaya layoff costs PT. ASANA adalah $
1100 per pekerja.
f. Biaya lembur atau biaya overtime merupakan biaya yang dibayarkan
kepada pegawai karena bekerja lebih di luar jam yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam tabel 5.7 di atas biaya lembur atau biaya overtime PT.
ASANA adalah $ 2.5 per jam per pekerja.
g. Biaya pekerja merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar atau menggaji pegawainya yang telah bekerja kepada
perusahaan. Dalam tabel 5.7 di atas biaya pekerja PT. ASANA adalah $ 8
per jam.
Selain biaya pokok yang ada, terdapat juga biaya lain-lain atau biaya
sumber daya yang dipertimbangkan untuk melakukan aggregate planning.
Berikut ini adalah penjabaran dari biaya lain-lain yang terdapat pad atabel 5.7
di atas:
a. Biaya inventory awal. Inventory awal merupakan persediaan produk yang
telah dimiliki oleh perusahaan pada awal periode tertentu di dalam gudang.
Dalam tabel 5.7 di atas biaya inventory awal PT. ASANA adalah $ 300 per
unit.
b. Waktu produktif merupakan waktu terbaik yang dapat digunakan oleh
pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Waktu produktif pegawai PT.
ASANA adalah 7,5 jam per hari.
c. Jam kerja yang di bayar merupakan lama waktu pegawai bekerja dalam 1
shift. Jam kerja yang dibayar oleh PT. ASANA untuk tiap pegawai adalah 8
jam per hari.
d. Waktu produksi merupakan waktu yang dilalui tiap unit produk dalam
proses produksi dari awal hingga akhir atau dari bahan baku (raw
materials) hingga menjadi produk jadi (finished good). Waktu produksi
pada PT. ASANA adalah selama 0,175 jam per unit.
PT. ASANA sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi city car
telah melakukan peramalan penjualan produknya, yaitu AR 2012, untuk
mengetahui seberapa banyak permintaan yang akan terjadi pada beberapa
periode yang akan datang. Menurut Philip Kotler (1995), peramalan adalah
tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan berdasarkan rencana pemasaran
yang dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan. Sedangkan menurut
Zulian Yamit (1999), peramalan adalah prediksi, proyeksi, atau estimasi
tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan datang. Ketepatan secara
mutlak dalam memprediksi peristiwa dan tingkat kegiatan yang akan datang
adalah tidak mungkin dicapai, oleh karena itu ketika perusahan tidak dapat
melihat kejadian yang akan datang secara pasti diperlukan waktu dan tenaga
yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan untuk menarik kesimpulan
terhadap kejadian yang akan datang.
Fungsi dari peramalan adalah untuk membantu perusahaan untuk
mengambil keputusan dan memilih alternatif-alternatif yang menjadi arah
keputusannya. Selain itu, peramalan juga dapat membantu
melihat
konsekuensi dari keputusan tersebut dimasa yang akan datang. Dari penjabaran
tersebut, PT. ASANA menggunakan data historis permintaan mobil AR 2012
pada 3 tahun atau 30 periode terakhir. Dari ketiga model peramalan yang telah
dilakukan, model simple moving average dengan CMA 3 periode memiliki
nilai MAD terkecil yaitu 606,25 dan nilai Tracking signal-nya berada dalam
batan UCL dan LCL sehingga model tersebut yang terpilih menjadi model
permintaan mobil AR 2012 dari PT. ASANA. Berikut ini adalah hasil
peramalan permintaan mobil AR 2012 berdasarkan metode yang terpilih:
Tabel 5.2 Tabel Peramalan Permintaan AR 2012
Permintaan (unit)
Periode 1
Periode 2
Periode 3
7931
7931
7931
Periode 4
Periode 5
7931
7931
Periode 2
Periode 3
Periode 4
Periode 5
25
24
24
25
26
Jam/pekerja/bulan
187,5
180
180
187,5
195
Unit/pekerja
1071
1029
1029
1071
1114
$1,600
$1,536
$1,536
$1,600
$1,664
7500
7200
7200
7500
7800
Jumlah hari
$/pekerja/bulan
Kapasitas Produksi
Maksimum
Periode 1
Periode 2
Periode 3
Periode 4
Periode 5
Permintaan
7931
7931
7931
7931
7931
Inventory Awal
300
Net requirement
7,631
7,931
7,931
7,931
7,931
Pekerja
Produksi
7,500
7,200
7,200
7,500
7,800
Inventory Akhir
Surplus
Shortage
131
731
731
431
131
Periode 1
Periode 2
Periode 3
Periode 4
Periode 5
Costs
$11,200
$10,752
$10,752
$11,200
$11,648
$55,552
$13,125,000
$12,600,000
$12,600,000
$13,125,000
$13,650,000
$65,100,000
$0
$0
$0
$0
$0
$0
$1,768,500
$9,868,500
$9,868,500
$5,818,500
$1,768,500
$29,092,500
$94,248,052.00
Total
April
Mei
Juni
Juli
Produksi
Agustus
5.3.3
5.3.7
5.3.8
5.3.9
5.3.10
Period
Periode
Periode
Periode
Periode
e1
5.3.12
2
5.3.13
3
5.3.14
4
5.3.15
5
5.3.16
h hari
5.3.17
Jam/p
25
5.3.18
24
5.3.19
24
5.3.20
25
5.3.21
26
5.3.22
ekerja/bulan
5.3.23
Unit/
187.5
5.3.24
180
5.3.25
180
5.3.26
187.5
5.3.27
195
5.3.28
pekerja
5.3.29
$/peke
1071
5.3.30
1029
5.3.31
1029
5.3.32
1071
5.3.33
1114
5.3.34
rja/bulan
5.3.35
Permi
1600
5.3.36
1536
5.3.37
1536
5.3.38
1600
5.3.39
1664
5.3.40
ntaan
5.3.41
7,931
5.3.42
7,931
5.3.43
7,931
5.3.44
7,931
5.3.45
7,931
5.3.46
ory Awal
5.3.47
Net
300
5.3.48
0
5.3.49
0
5.3.50
0
5.3.51
0
5.3.52
requirement
5.3.53
Produ
7,631
5.3.54
7,931
5.3.55
7,931
5.3.56
7,931
5.3.57
7,931
5.3.58
ksi
5.3.59
7,631
5.3.60
7,931
5.3.61
7,931
5.3.62
7,931
5.3.63
7,931
5.3.64
8
5.3.66
8
5.3.67
8
5.3.68
8
5.3.69
8
5.3.70
5.3.5
Perio
de
5.3.11
Jumla
Invent
Kebut
uhan pekerja
5.3.65
Hired
5.3.5
Perio
de
5.3.6
5.3.7
5.3.8
5.3.9
5.3.10
Period
Periode
Periode
Periode
Periode
e1
5.3.72
2
5.3.73
3
5.3.74
4
5.3.75
5
5.3.76
5.3.71
Fired
5.3.77
Pekerj
0
5.3.78
0
5.3.79
0
5.3.80
0
5.3.81
0
5.3.82
a
5.3.83
Invent
7
5.3.84
8
5.3.85
8
5.3.86
8
5.3.87
8
5.3.88
ory Akhir
5.3.89
5.3.90
5.3.91
5.3.92
5.3.93
iaya
5.3.100
B
ahan
baku ($)
5.3.107
P
ekerja
($)
5.3.114
iring
cost ($)
5.3.121
F
iring
cost ($)
5.3.94
5.3.95
5.3.97
5.3.98
eriode 1
5.3.101
$
eriode 2
5.3.102
$
eriode 3
5.3.103
$
eriode 4
5.3.104
$
eriode 5
5.3.105
$
13,354,2
13,879,2
13,879,2
13,879,2
13,879,2
50.00
5.3.108
$
50.00
5.3.109
$
50.00
5.3.110
$
50.00
5.3.111
$
50.00
5.3.112
$
11,200.0
12,288.0
12,288.0
12,800.0
13,312.0
5.3.115
350.00
5.3.122
0.00
5.3.116
5.3.117
0.00
$
5.3.123
0.00
$
5.3.124
0.00
5.3.128
5.3.130
5.3.96
0.00
Total
5.3.118
0.00
$
5.3.125
0.00
5.3.119
0.00
$
5.3.126
0.00
5.3.99
5.3.106
Costs
$68,871,25
0.00
5.3.113
5.3.120
5.3.127
5.3.129
$61,888.00
$350.00
$0.00
$68.933,48
8.00
5.3.131
5.3.132
5.3.133
5.3.134
5.3.135
Bu
5.3.138
5.3.139
5.3.140
5.3.141
5.3.142
Periode
Periode
Periode
Periode
Periode
1
5.3.144
2
5.3.145
3
5.3.146
4
5.3.147
5
5.3.148
25
24
24
25
26
5.3.150
5.3.151
5.3.152
5.3.153
5.3.154
187.5
180
180
187.5
195
Un
5.3.156
5.3.157
5.3.158
5.3.159
5.3.160
it/ pekerja
5.3.161
$/p
1071
1029
1029
1071
1114
5.3.162
5.3.163
5.3.164
5.3.165
5.3.166
1600
1536
1536
1600
1664
Per
5.3.168
5.3.169
5.3.170
5.3.171
5.3.172
mintaan
5.3.173
Inv
7,931
7,931
7,931
7,931
7,931
5.3.174
5.3.175
5.3.176
5.3.177
5.3.178
300
5.3.180
5.3.181
5.3.182
5.3.183
5.3.184
7,631
7,931
7,931
7,931
7,931
lan
5.3.143
Ju
mlah hari
5.3.149
Ja
m/pekerja/
bulan
5.3.155
ekerja/bula
n
5.3.167
entory.
Awal
5.3.179
Ne
t
requiremen
t
5.3.137
Bu
lan
5.3.140
5.3.141
5.3.142
Periode
Periode
Periode
Periode
Periode
Pe
1
5.3.186
2
5.3.187
3
5.3.188
4
5.3.189
5
5.3.190
kerja
5.3.191
Pro
7
5.3.192
7
5.3.193
7
5.3.194
7
5.3.195
7
5.3.196
duksi
5.3.197
7,500
7,200
7,200
7,500
7,800
Ke
5.3.198
5.3.199
5.3.200
5.3.201
5.3.202
131
731
731
431
131
5.3.204
5.3.205
5.3.206
5.3.207
5.3.208
5.3.210
5.3.211
5.3.212
5.3.213
5.3.214
131
731
731
431
131
5.3.216
5.3.217
5.3.218
5.3.219
5.3.220
0.13100
0.76145
0.76145
0.43100
0.12596
produksi
5.3.203
Sur
plus
5.3.209
Pro
duksi
lembur
5.3.215
Ja
m lembur/
pekerja
5.3.222
5.3.139
5.3.185
kurangan
5.3.221
5.3.138
00
83
83
00
15
5.3.223
5.3.224
Bia
5.3.225
ya
5.3.231
Pek
eriode 1
5.3.232
$
eriode 2
5.3.233
$
eriode 3
5.3.234
$
erja ($)
5.3.238
Bah
11,200.00
5.3.239
$
10,752.00
5.3.240
$
13,125,00
0.00
5.3.246
$
an baku ($)
5.3.245
Hol
0.00
5.3.253
0.33
5.3.226
5.3.227
5.3.230
eriode 4
5.3.235
$
eriode 5
5.3.236
$
osts
5.3.237
10,752.00
5.3.241
$
11,200.00
5.3.242
$
11,648.00
5.3.243
$
55,552.00
5.3.244
$
12,600,00
12,600,00
13,125,00
13,650,00
65,100,00
0.00
5.3.247
$
0.00
5.3.248
$
0.00
5.3.249
$
0.00
5.3.250
$
0.00
5.3.251
$
0.00
$
5.3.254
0.00
$
1.90
5.3.259
5.3.255
1.90
Total
5.3.228
0.00
$
5.3.256
1.08
5.3.229
0.00
$
5.3.257
0.31
0.00
$
5.3.258
5.53
5.3.260
$
65.155.55
7,53
5.3.261
April
Mei
Juni
Juli
Produksi
5.3.262
5.3.263
5.3.264
Agustus
5.3.265
5.3.266
$100,000,000
$80,000,000
$60,000,000
$40,000,000
Cost
$20,000,000
$0
Level Strategy
5.3.267
Chase Strategy
Flexible Strategy
5.3.268
5.3.269
5.4.1
5.4 Analisis
Analisis Strategi
5.3.270
f. Inventory akhir
5.3.279
Inventory akhir produk yang masih tersisa di gudang karena
perusahaan mampu memproduksi lebih dari net requirement (permintaan
yang harus dicukupi oleh perusahaan setelah dikurangi dengan inventory
awal). Dalam perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:
5.3.280
Inventory akhir = Produksi Net requirement
g. Surplus
5.3.281
Nilai yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan jumlah produk
dalam inventory akhir. Nilai surplus sama dengan nilai inventory akhir.
h. Shortage
5.3.282
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan,
maka akan terjadi keadaan kekurangan persediaan atau shortage sehingga
keuntungan yang akan didapatkan perusahaan tidak akan optimal.
5.3.283
5.3.284Dalam level strategy terdapat beberapa biaya yang diperhatikan seperti
pada tabel 5.5 antara lain:
a. Biaya pekerja
5.3.285
Biaya pekerja merupakan total gaji yang harus dibayarkan oleh
perusahaan untuk 7 pekerjanya berdasarkan gaji setiap pekerja perbulan.
5.3.286
Biaya pekerja tiap periode = gaji tiap pekerja per periode
($/pekerja/bulan) x 7 pekerja
b. Biaya bahan baku
5.3.287
Biaya bahan baku dipengaruhi oleh biaya bahan baku per unit
dan jumlah produksi per periode, dimana untuk jumlah produk tiap periode
pada strategi ini sama sehingga biaya bahan baku tiap periode sama dari
periode pertama hingga kelima.
c. Holding cost
5.3.288
Holding cost tiap periode pada strategi ini dipengaruhi oleh
surplus pada periode tersebut dan holding cost tiap produk per bulan.
5.3.289
Holding cost periode n = (surplus pada periode n) x (hoding
cost tiap unit per periode)
d. Stockout cost
5.3.290
Stockout cost pada startegi ini dipengaruhi oleh biaya stockout
per unit tiap bulan dan banyaknya shortage yang dimiliki oleh perusahaan
pada suatu periode.
5.3.291
5.3.292
strategy diketahui bahwa biaya yang paling mempengaruhi adalah bahan baku,
5.3.297
e. Kebutuhan pekerja
5.3.302
Salah
satu
karater
dari
chase
strategy
adalah
Kebutuhan pekerja =
produksi
unit / pekerja
Dalam
chase
strategy
terdapat
beberapa
biaya
yang
strategy ini yang membedakan dari strategy lain adalah memperhatikan jumlah
pekerja yang ada untuk dapat mencapai jumlah unit yang akan diproduksi,
grafik yang terdapat pada gambar 5.2 diketahui bahwa untuk 5 periode
kapasitas produksi maksimal lebih rendah dari pada produksi yang dihasilkan,
sehingga kelima bulan tersebut kapasitas produksi tidak dapat memenuhi
semua permintaan karena banyaknya permintaan pada tiap periode yang tidak
diimbangi dengan jumlah pekerja yang sebanding sehingga perusahaan ada
kemungkinan mengalami kerugian karena tidak mencapai keuntungan yang
optimal yang disebabkan tidak memenuhi permintaan pasar yang ada, dari hal
tersebut dapat menciptakan ketidakpercayaan pada diri konsumen dan bisa saja
konsumen merasa tidak puas dan akan beralih pada produk lain. Dengan
kejadian tersebut maka pada level strategy ini perlu dikombinasikan dengan
strategi lain seperti melakukan lembur, outsourching, subkontrak, dan lain
sebagainya. Namun dalam memilih stategi tersebut juga memperhatikan cost
yang harus dikeluarkan perusahaan agar keuntungan tetap optimal.
5.3.321
C. Flexible Strategy
5.3.322
jam kerja karyawan (lembur) yang disesuaikan dengan jumlah produksi yang
belum tercapai.
5.3.323
yang
i. Jam lembur/pekerja
5.3.334
Jam lembur/pekerja merupakan jam lembur yang harus dijalani
setiap pekerja agar mampu menghasilkan produk sesuai dengan permintaan
yang ada untuk tiap periodenya. Jam lembur untuk tiap pekerja didapatkan
dengan pertama mengalikan jumlah produk yang harus dilembur dengan
waktu produksi tiap unit selanjutnya hasil tersebut dibagi dengan jumlah
hari pada periode dan hasilnya dibagi lagi dengan jumlah pekerja yang ada.
5.3.335
5.3.336
strategy, biaya yang paling mempengaruhi adalah biaya bahan baku karena
Analisis Fisibilitas
5.3.345
5.3.347
sekedar nilai maupun biaya. Namun kendala etika pribadi, sosial, hokum
(legal) dan fisik harus terpenuhi.
5.3.348
melakukan analisis fisibilitas pada tiga strategi aggregate planning yang telah
diperhitungkan. Strategi pertama yang akan dibahas adalah level strategy.
Dalam startegi tersebut jumlah unit yang diproduksi oleh perusahaan adalah
sebanyak rata-rata permintaan. Permintaan yang tinggi maupun rendah dapat
dicukupi dengan startegi tersebut karena produksinya mempertimbangkan
inventory awal, sehingga ketika inventory tersebut digabungkan dengan jumlah
produksi maka akan mampu memenuhi permintaan pasar. Manfaat lain dari
adanya inventory adalah perusahaan dapat memenuhi permintaan jika suatu
saat terjadi lonjakan permintaan, sehingga perusahaan tidak kehilangan
kesempatan dalam mendapatkan keuntungan. Inventory juga dapat membantu
ketika bahan baku terlambat datang dan menyebabkan keterlambatan pula
dalam proses produksi. Pekerja dalam level strategy berjumlah konstan pada
setiap periode, sehingga tidak diperlukan penambahan ataupun pengurangan
pekerja. Hal tersebut merupakan salah satu karakteristik dari level strategy.
Selain itu level startegy juga mempertimbangkan shortage, namun karena
adanya inventory awal maka perusahaan mampu menutup kekurangan
(shortage) tersebut sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan
mendapatkan keuntungan maksimal. Namun demikian perusahaan juga perlu
mempertimbangkan biaya holding cost yaitu biaya yang dikeluarkan ketika
ada barang yang berada di dalam gudang seperti biaya asuransi, keamanan,
listrik, perawatan, dan lain-lain.
5.3.349
chase strategy. Dalam startegi tersebut diketahui bahwa tidak ada inventory
pada periode kedua sampai periode terakhir, sehingga perusahaan harus
memproduksi sejumlah permintaan yang ada pada periode-periode tersebut.
Jumlah pekerja dalam chase strategy menyesuaikan dengan kapasitas
produksi, jika permintaan meningkat maka perusahaan akan menambah
pekerja dan jika permintaan menurun maka perusahaan akan mengurangi
pekerja. Hal tersebut membuat perusahaan harus mempertimbangkan biaya
penambahan dan pengurangan pekerja sesuai dengan input awal yang mereka
miliki. Ketika perusahaan menambah pekerja, perusahaan harus mengeluarkan
biaya hiring atau biaya yang diperlukan ketika membuka lowongan pekerjaan
seperti biaya recruitment, biaya pelatihan, dan lain-lain. Ketika perusahaan
memutuskan untuk mengurangi pekerja, perusahaan perlu mengeluarkan layoff
cost atau disebut juga sebagai biaya pemecatan.
5.3.350
5.5 Kesimpulan
5.3.353
Dari aggregate planning yang telah dilakukan oleh PT. ASANA, dapat
disimpulkan bahwa:
1) Strategi yang terpilih adalah flexible strategy karena memiliki biaya produksi
paling rendah yaitu $3,864,007.53
2) Flexible strategy tidak memiliki biaya holding cost sehingga memiliki biaya
produksi paling rendah.
3) Flexible strategy memiliki keseimbangan antara kapasitas produksi maksimum
dengan produksi perusahaan pada tiap periode.