ABSTRAK
Lean dalam manajemen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan
perbaikan operasional organisasi. Lean manufacturing berawal dari Toyota Production System
( TPS ) yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya. Lean
manufacturing merupakan upaya untuk efisiensi produksi. Lean itu sendiri merupakan praktek
yang banyak mempertimbangkan pengeluaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sumber
daya. Lean Manufacturing dapat membantu perusahaan agar tetap dapat bersaing dengan cara
meningkatkan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan berupaya untuk mengurangi biaya
produksinya secara terus menerus.
Lean Manufacturing
Lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan strategi manajemen untuk
meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Tujuan utama lean manufacturing
adalah memaksimalkan nilai (value) bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan
dengan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (waste).
Implementasi Lean Manufacturing (metode serta tools-nya) dilakukan secara terus-menerus
untuk menciptakan perbaikan pada proses dan inovasi di perusahaan, sehingga perusahaan
tersebut melakukan apa yang disebut continuous improvement (CI) untuk mencapai operational
excellence dan customer intimacy.
Lean Tools
Dibawah ini adalah beberapa contoh Lean Tools, dimana masing masing memiliki kharakteristik
dan kefokusan metoda sendiri. Penjelasan dalam bentuk sederhana, sebagai berikut:
25 ESSENTIAL LEAN TOOLS
Lean Tool
What Is It?
Andon
Bottleneck
Analysis
Continuous Flow
Heijunka (Level
Scheduling)
Hoshin Kanri
(Policy
Deployment)
Jidoka
(Autonomation)
5S
Just-In-Time
(JIT)
Kaizen
(Continuous
Improvement)
Kanban (Pull
System)
KPI (Key
Performance
Indicator)
Muda (Waste)
Overall
Equipment
Effectiveness
(OEE)
Do (run experiment)
Do (implement plan)
Poka-Yoke (Error
Proofing)
Root Cause
Analysis
Eliminate non-essential
operations
Six categories of productivity loss that are Provides a framework for attacking the
almost universally experienced in
most common causes of waste in
manufacturing:
manufacturing.
Breakdowns
Setup/Adjustments
Small Stops
Reduced Speed
Startup Rejects
Production Rejects
SMART Goals
Standardized
Work
Takt Time
Total Productive
Maintenance
(TPM)
Value Stream
Mapping
Visual Factory
WASTE
Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian sumber daya (resources) yang tidak
memberikan nilai tambah (value added) pada produk. Pada dasarnya semua waste yang terjadi
berhubungan erat dengan dimensi waktu. JIT mendefinisikan ada 8 jenis waste yang tidak
memberikan nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, antara lain adalah sebagai berikut (Liker,
2006):
8 Waste dalam Lean Manufacturing
Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka dalam
konsepnya terdapat 8 macam waste (aktivitas tanpa nilai tambah dari kacamata pelanggan) yang
umumnya terjadi dan harus dihilangkan. 8 Waste tersebut diantaranya:
1.
memproduksi lebih banyak dari yang permintaan, atau memproduksi sebelum diinginkan. Hal
ini terlihat pada simpanan material. Ini adalah akibat dari produksi berdasarkan permintaan
spekulatif.
Produksi berlebihan juga berarti membuat lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh proses
berikutnya, membuat sebelum diinginkan oleh proses berikutnya, atau membuat lebih cepat dari
yang dibutuhkan oleh proses berikutnya.
Penyebab over produksi : Logika just-in-case (untuk jaga-jaga), Penggunaan otomatisasi yang
salah, Proses setup yang lama, Penjadwalan yang salah, Ketidakseimbangan beban kerja,
Rekayasa berlebihan, Inspeksi berlebihan, dll.
2.
Menunggu (Waiting)
3.
Transportasi (transportation)
Daripada memperbaiki transportasi, akan lebih baik bila dikurangi atau dihilangkan. Beberapa
penyebab transportasi tinggi: Layout pabrik yang buruk, Pemahaman yang buruk terhadap aliran
proses produksi, Ukuran lot besar, lead time besar, dan area penyimpanan yang besar.
4.
Harus dihilangkan dengan cara bertanya mengapa sebuah proses diperlukan dan mengapa sebuah
produk diproduksi. Semua langkah proses yang tidak diperlukan harus dihilangkan.
Beberapa penyebabnya: Perubahan produk tanpa perubahan proses, Logika just-incase,Keinginan konsumen yang sebenarnya tidak jelas, Proses berlebihan untuk
menutupidowntime, Kurang komunikasi.
5.
Material antar operasi yang timbul karena lot produksi yang besar atau proses-proses dengan
waktu siklus yang panjang.
Penyebab inventory berlebihan: Melindungi perusahaan dari inefisiensi dan masalah-masalah tak
terduga, Kompleksitas produk, Penjadwalan yang salah, Peramalan pasar yang buruk, Beban
kerja tidak seimbang, Supplier yang tidak bisa diandalkan, Kesalahan komunikasi,
6.
Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih, memutar akan membuat
proses memakan waktu lebih lama. Daripada melakukan otomatisasi terhadap gerakan sia-sia,
operasionalnya sendiri yang seharusnya diperbaiki.
Penyebabnya antara lain: efektifitas manusia/mesin yang buruk, metode kerja yang tidak
konsisten, layout fasilitas yang buruk, pemeliharaan dan organisasi tempat kerja yang buruk,
gerakan tambahan saat menunggu
7.
Memproduksi barang cacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang atau bahkan dibuang
karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini merupakan pemborosan pemakaian bahan, waktu, tenaga
kerja, dan sumber daya yang lain. Aktivitas ini merupakan kesia-siaan yang sempurna.
Mencegah timbulnya cacat lebih baik daripada mencari dan memperbaiki cacat. Penyebabnya
antara lain: Kontrol proses yang lemah, Kualitas buruk, Tingkat inventory tidak seimbang,
Perencanaan maintenance yang buruk, Kurangnya pendidikan / training / instruksi kerja, Desain
produk, Keinginan konsumen tidak dimengerti .
8.
Kehilangan waktu, gagasan, keterampilan, peningkatan, dan kesempatan belajar karena tidak
melibatkan atau mendengarkan karyawan.
Penyebabnya antara lain: Budaya bisnis, politik, Perekrutan yang buruk, Rendah / tidak adanya
investasi untuk training, Strategi upah rendah, turnover tinggi
Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai sesuatu yang
wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering
menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusnya bisa dihindari. Karena itu,
penerapan Lean dapat membantu organisasi memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus
meningkatkan revenue.
Masih banyak yang terjebak dalam mitos dan pemahaman yang salah mengenai Lean. Daftar
yang dipaparkan disini bertujuan untuk menekankan pentingnya pemahaman melalui studi dan
praktek untuk implementasi Lean yang benar.
Berikut beberapa pemahaman yang salah tentang Lean:
Lean bukanlah tentang perampingan atau pengurangan jumlah karyawan. Lean adalah
tentang memiliki sumber daya yang tepat, di tempat yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dengan kualitas terbaik dan di waktu yang tepat.
Lean bukanlah sekedar kumpulan perkakas yang disebut Lean Tools. Lean adalah filosofi
yang menghargai setiap orang di dalam organisasi, termasuk pelanggan,
pemasok, stakeholder dan karyawan
Prinsip Lean Manufacturing
Seperti kebanyakan falsafah produksi lainnya dan praktik manajemen, prinsip-prinsip lean tidak
dapat diterapkan secara universal. Namun, karena mereka pada dasarnya nilai konsumen yang
didorong, mereka cocok untuk berbagai lingkungan manufaktur. Ada lima prinsip dasar lean
manufacturing:
Namun, prinsip lean manufacturing dalam berbagai perusahaan masing masing memiliki
perbedaan dan kharakteristik sesuai dengan jenis prosukdi serta tingkat permintaan.
Contoh :
Terdapat 3 Prinsip dan 6 Strategi dalam penerapan Lean Manufacturing di sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang industri perakitan Elektronik.
pekerjaan penerapan Lean Manufacturing dan merekalah yang menjalankan operasional harian
produksi dalam suatu industri.
Layout produksi, penggunaan peralatan kerja maupun penentuan pembagian tugas. Pengambilan
keputusan yang dianjurkan dalam Lean Manufacturing adalah pengambilan keputusan secar
mufakat yang artinya dapat didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan Lean
Manufacturing dalam suatu Industri.
6. Supplier Partnering Strategy (Strategi kerjasama dengan Pemasok)
Supplier atau pemasok merupakan salah satu pihak yang terpenting dalam memberikan
dukungan dalam menjalankan Lean Manufacturing disebuah perusahaan seperti memberikan
dukungan dalam pengiriman yang tepat waktu, menyediakan material (bahan produksi) yang
berkualitas tinggi atau bebas dari kerusakan. Supplier (pemasok) harus dianggap sebagai bagian
dari perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing sehingga diperlukan pengembangan dan
pelatihan terhadap suppliernya.
REFERENSI
http://www.lean.org/WhatsLean/
http://www.leanproduction.com/top-25-lean-tools.html
http://www.leanindonesia.com/
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_426917516009.pdf
http://shiftindonesia.com/belajar-lean-manufacturing-apa-itu-lean/
http://dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html
https://leansystem.wordpress.com/2012/06/18/prinsip-prinsip-lean-manufacturing/
http://produksielektronik.com/pengertian-sistem-produksi-lean-manufacturing/