1.
2.
3.
4.
9000, ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003 yang berisi tentang siatem mutu yang digunakan oleh
perusahaan.
ISO 9000 dalam kerangka dasarnya adalah sustu sistem manajemen mutu dan standar
jaminan mutu untuk lingkungan pabrikasi yang diarahkan pada suatu bentuk mutu yang dapat
dipastikan, yang pada akhirnya diaktualisasikan ke dalam bentuk tindakan.
ISO 9000 juga mencakup situasi pabrik yang terlibat dalam kegiatan desain, produksi,
instalasi, dan jasa pelayanan, termasuk perusahaan yang telah di desain dan perusahaan yang
hanya bergerak di bidang inspeksi akhir produk dan tes.
ISO 9000 merupakan suatu sistem manajemen mutu, bukan standar produk tetap melibatkan
standar produk individual maupun kalibrasi dan pengukurannya. ISO 9000 merupakan suatu
sistem yang secara keseluruhan bermanfaat untuk kelangsungan seluruh kegiatan, yaitu mulai
dari pembelian bahan baku sampai dengan pengiriman akhir barang jadi, yang secara
keseluruhan dipadu dalam suatu standar manajemen mutu.
Prinsip dasar dari sistem manajemen mutu ISO 9000 ini adalah: Tuliskan apa yang
dikerjakan, dan kerjakan apa yang dituliskan.
Karakteristik ISO 9000
Brian Rothery, di dalam buku Analisis ISO 9000 (1995:4), menyatakan karakteristik ISO
9000 yang secara otomatis member pengendalian untuk menjamin mutu produksi adalah:
1. Pengiriman bahan baku dan produk jadi tepat waktu.
2. Mengurangi dan meniadakan pemborosan bahan baku.
3. Meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
4. Mengurang dan menetapkan waktu mati mesin.
5. Meningkatkan produktivitas.
Struktur Standar ISO 9000
Standar ISO 9000 dalam buku Total Quality Management (2007:89), Fandy Tjiptono dan
Anastasia Diana, adalah sebagai berikut:
JENIS
Pedoman
Sistem
kualitas
(model
kontraktual)
Unsur-unsur
Manajemen
dan Sistem
Mutu
Pedoman
bagi Sistem
Mutu Audit
Evaluasi
Produktivitas
Perencanaan
Produktivitas
Roberta S. Russel dan Bernard W. Taylor III dalam buku Production and Operations
Management: Focusing on Quality and Competitiveness (1995:110) mengemukakan cara untuk
mengukur pengaruh mutu terhadap tingkat produktivitas yaitu dengan metode yang
dikembangkan oleh Adam Hershauer dan Rich. Mereka mengkombinasikan konsep dari hasil
indeks mutu (the quality-productivity ratio).
Rasio produktivitas mutu merupakan indeks produktivitas yang mencakup produktivitas dan
biaya mutu dengan rumus sebagai berikut:
QPR =
X 100%
Rasio produktivitas meningkat jika biaya proses atau biaya pengerjaan ulang atau keduanya
menurun. Selain itu juga dapat meningkat jika lebih banyak unit barang bermutu yang dapat
dihasilkan.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 PT Mustika Ratu
Sejak diresmikan pada tahun 1981, perusahaan menerapkans sistem Management by
Objective (MBO), dan mulai pada tanggal 10 Oktober 1995, PT Mustika Ratu menggunakan
sistem TQM yang dirasakan lebih tepat dalam menangani seluruh kegiatan perusahaan, yang
tidak terlepas dari ISO 9002.
Penerapan elemen-elemen ISO 9002 dimulai pada tanggal 10 Oktober 1995 di setiap
departemen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Departemen
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses tesebut, ada enam langkah yang
diterapkan oleh PT Mustika Ratu, yaitu:
1. Mendefinisikan masalah
Contoh: tingginya tingkat produk cacat dalam produksi.
2. Mendefinisikan dan mendokumentasikan proses.
Untuk menentukan penyeab masalah tersebut, departemen produksi PT Mustika Ratu
mengklasifikasikan beberapa faktor penyebabnya, yang dapat diketahui dari
pertemuan antara plant manager dengan kepala departemen, yang saling memberikan
informasi tentang maslah yang terjadi. Setelah dicari solusinya maka proses produksi
dapat berjalan kembali.
3. Mengukur hasil kerja.
Hasil outut perusahaan di evaluasi kembali apakah jumlah produk cacat sudah
menurun atau belum. Kalau belum, maka proses awal diulang kembali.
4. Memahai latar belakang dari penyimpangan yang ada.
Penyebab masalah yang timbul kemudian dipelajari aga masalah tersebut tidak terjadi
lagi di kemudian hari.
5. Membuat ide-ide baru.
Akan lebih baik lagi, dengan berawal dari permasalahan tersebut, dapat ditemukan
inovasi baru yang dapat menurunkan tingginya tingkat produk cacat.
6. Menerapkan dan membuat pemecahan terhadap masalah yang timbul.
Pemecahan masalah harus cepat ditemukan dan segera diterapkan dengan tujuan agar
masalah tidak berlarut-larut dan dapat mengganggu kinerja perusahaan.
3. Keterlibatan seluruh karyawan dalam usaha untuk meningkatkan mutu produk (total
involvement).
Dalam menerapkan prinsip ini, pihak manajemen perusaaan menerapkan suatu
komitmen bersama agar seluruh kayawan ikut merasa terlibat dalam kegiatann
perusahaan. Para karyawan PT Mustika Ratu diberika kebebasan untuk mnerima suatu
tantangan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik, memecahkan masalah yang dihadapi,
mengajukan usul serta memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan. Dengan
demikian, para karyawan mempunyai rasa percaya diri dan saling memiliki. Hal ini dapat
dilihat pada departemen produksi dalam mengatasi masalah ketidaksesuaian mutu produk
dengan melaksanakan Gugus Kendal Mutu (GKM).
Jenis Produk
Perawatan wajah
Tata rias dasar
Tata Rias dekoratif
Perawatan tubuh
Perawatan rambut
Jamu
Minuman segar
1995
2007
(sebelum TQM)
(sesudah TQM)
Produksi (unit)
Cacat Produksi (unit)
Cacat
12,220,500
0,10
14,551,800
0,02
9,341,800
0.30
11,117,800
0,05
2,139,700
0.30
3,170,700
0,06
6,316,900
0.05
8,099,500 0,008
2,452,000
0.04
3,266,300
0,01
388,762,000
0.04
524,828,500
0,06
200,000
0.02
285,300 0,008
421,432,900
565,319,900
Untuk menghitung tingkat kenaikan total produksi setelah penerapan TQM dapat
dilakukan dengan cara membagi peningkatan produksi (unit) dengan total produksi pada
tahun 1995 (sebelum penerapan TQM) dan dikalikan dengan 100%. Hasilnya dapat dilhat
dalam tabel berikut:
Tabel 6. Peningkatan produksi setelah penerapan TQM
Jenis Produk
Perawatan wajah
Tata rias dasar
Tata Rias dekoratif
Perawatan tubuh
Perawatan rambut
Jamu
Minuman segar
1995
(sebelum TQM)
Produksi (unit)
12,220,500
9,341,800
2,139,700
6,316,900
2,452,000
388,762,000
200,000
421,432,900
2007
(sesudah TQM)
Produksi (unit)
14,551,800
11,117,800
3,170,700
8,099,500
3,266,300
524,828,500
285,300
565,319,900
Peningkatan produksi
(unit)
(%)
2,331,300
19.08
1,776,000
19.01
1,031,000
48.18
1,782,600
28.22
814,300
33.21
136,066,500
35.00
85,300
42.65
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwan tingkat kenaikan produksi PT Mustika Ratu
mningkat dengan tajam mulai 19,01% sampai dengan 48,18% bahkan pada produk tata rias
dekoratif, produksinya naik sebesar 48,18% dibandingkan dengan sebelum penerapan TQM.
Jenis Produk
Perawatan wajah
Tata rias dasar
Tata Rias dekoratif
Perawatan tubuh
Perawatan rambut
Jamu
Minuman segar
1995
(sebelum TQM)
Produksi (unit)
1,222,050
2,802,540
641,910
315,845
98,080
15,550,480
4,000
20,634,905
2007
(sesudah TQM)
Produksi (unit)
291,036
555,890
190,242
64,796
32,663
3,148,971
2,282
4,285,880
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa ada penurunan tingkat kecacatan produk
yang tajam antara sebelum penerapan TQM dengan sesudah penerapan TQM. Kenaikan yang
berkisar antara 42,94% sampai dengan 80,16%, sangat mengembirakan. Penurunan tingkat
kecacatan produk disebabkan adanya penerapan elemen-elemen ISO 9002 dengan baik,
peningkatan sumber daya manusia khususnya pada tenaga ahli dalam bidang kosmetik dan
jamu tradisonal. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya jumlah produk yang baik,
sehingga volume penjualan akan meningkat dan laba perusahaan juga ikut meningkat.
2. Melalui penerapan TQM, maka mutu prodk yang dihasilkan akan selalu terjaga pada suatu
standar tertentu. Hal ini dapat dilihat pada pengawasan mutu yang baik dalam pengendalian
mutu yang dilaksanakan secara berkala. Dengan adanya dokumentasi di setiap kegiatan
perusahaan, maka dapat dilakukan pengawasan, dan jika terjadi kesalahan akan dengan cepat
diatasi agar tidak menganggu proses produksi.
3. Pihak manajemen PT Mustika Ratu melihat bahwa dengan penerapan TQM ini, biaya
produksi dapat ditekan. Hal ini terbukti dengan berkurangnya produk cacat, sehingga biaya
pengerjaan ulang semakin berkurang.
4. Secara tidak langsung, amnfaat penerapan TQM ini adalah meningkatnya motivasi karyawan
PT Mustika Ratu. Hal ini disebabkan karena para karyawan dilibatkan secara langsung dalam
pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Dengan terciptanya suasana kerja yang
baik, maka kinerja peusahaan akan berjalan dengan baik pula.
Besarnya biaya produksi jamu/unit dapat dihitung berdasarkan data biaya pembuatan jamu
dan pembungkusnya per 1.000 bungkus, datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Biaya Bahan Baku Jamu per 1.000 bungkus
Bahan Baku
Temulawak
Kencur
Adas
Pulosari
Bangle
Kayu Legi
Kunir
Kedawung
Mesoyi
Jati Belanda
Majakan
Tempuyung
Temukunci
TOTAL
Jumlah (kg)
0.63
0.63
0.32
0.42
0.42
0.42
0.63
0.42
0.32
0.70
0.35
1.05
0.70
Sebelum TQM
Harga/kg
(Rp)
Total (Rp)
1,800
1,134.00
1,700
1,071.00
2,950
929.25
3,050
1,281.00
2,400
1,008.00
3,950
1,659.00
1,900
1,197.00
5,550
2,331.00
8,150
2,567.25
1,600
1,120.00
11,850
4,147.50
7,500
7,875.00
1,850
1,295.00
27,615.00
Sesudah TQM
Harga/kg
(Rp)
Total (Rp)
1,850
1,165.50
1,725
1,086.75
3,000
945.00
3,100
1,302.00
2,500
1,050.00
4,000
1,680.00
2,000
1,260.00
5,600
2,352.00
8,200
2,583.00
1,650
1,155.00
11,900
4,165.00
7,600
7,980.00
1,900
1,330.00
28,054.25
Jumlah
(unit)
1,000
1.2
0
2.0
0
0.0
3
8.0
0
1.0
0
50.0
0
Harga (Rp)
Total (Rp)
25
25,000.00
3,000
3,600.00
300
600.00
2,000
60.00
24.00
1,000
1,000.00
30,284.00
Sesudah TQM
Harga
(Rp)
Total (Rp)
2
5
3,05
0
32
5
2,02
5
4
1,10
0
3
5
25,000.00
3,660.00
650.00
60.75
32.00
1,100.00
1,750.00
32,252.75
Total
Cacat
Produk Baik
(sebelum TQM)
Produksi (unit)
(sesudah TQM)
Produksi (unit)
388,762,000
15,550,480
373,211,520
524,828,500
3,148,971
521,679,529
60,30
7
25.7
0
Biaya Produk
57,899
25.20
QPR =
373.211.520
(388.762.000 unit) (Rp 57.899) + (15.550.480) (25.50)
X 100%
373.211.520
Rp 22.900.803.136 / unit
= 1.63%
Sesudah penerapan TQM:
QP
R
521.679.529
(524.828.500 unit) (Rp 60.555) + (3.148.971)
(25.70)
521.679.529
Rp 31.861.918.374,70 / unit
X 100%
1.64%
Dapat disimpulkan bahwa QPR sebelum TQM mengalami peningkatan sebesar 1%
(1,64%-1,63%), meskipun biaya bahan baku dan pembungkus jamu mengalami kanaikan.
Akan tetapi kenaikan biaya tersebut dapat mengurangi produk cacat.
Kenaikan produktivitas PT Mustika Ratu merupakan hal yang sangat menggembirakan
karena merupakan bukti nyata bahwa departemen produksi telah berhasil meningkatkan
produktivitasnya.