EXAMPLES ( JOURNAL )
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Saguh hidayat ( C1B013057)
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jenderal Soedirman
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang
sanitasi dan plumbing fitting yang memproduksi perlengkapan kamar mandi. Kran
urinal tipe T60PF adalah salah satu produk unggulan dari PT. Surya Toto Indonesia,
Tbk yang banyak diminati oleh konsumen, namun dibalik itu seiring meningkatnya
permintaan pasar akan produk tersebut, meningkat pula defect pada cover kran urinal
tipe T60PF (no part 15326 F) ini.
Dengan diimplementasikannya beberapa teknologi di atas diharapkan kinerja
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk dapat lebih ditingkatkan untuk dapat bersaing dalam
pasar nasional maupun internasional. Dalam tugas akhir ini akan dibahas sebagian kecil
dari implementasi beberapa bidang ilmu diatas pada seksi machining.
2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat
perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana menganalisis cara meningkatkan kualitas melalui pengurangan
terjadinya variasivariasi yang mungkin timbul pada cover kran urinal tipe T60PF
(no part 15326 F) di seksi machining
b. Bagaimana cara mengendalikan kemungkinan terjadinya barang defect pada
cover kran urinal tipe T60PF (no part 15326 F) di seksi machining
3. Pembatasan Masalah
Mengingat permasalahan yang sangat luas untuk dibahas, maka dilakukan
pembatasan pokok permasalahan sebagai berikut:
a. Penelitian di lakukan di bagian produksi seksi machining pabrik 1 (Divisi
Fitting) Serpong
b. Pengambilan data dilakukan berdasarkan pengamatan dan data yang diterbitkan
oleh perusahaan.
4. Tujuan Penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
Kualitas
Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin quails yang berarti
sebagaimana kenyataannya. Definisi kualitas secara internasional (BS EN ISO
9000:2000) adalah tingkat yang menunjukan serangkaian karakteristik yang melekat
dan memenuhi ukuran (Dale, 2003:4). Sedangkan menurut American Society for
quality control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun
tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92)
Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi.
Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas dengan secara sederhana sebagai
kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang
memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Daming
berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen
secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Filosofi Deming
membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:06)
Sedangkan delapan dimensi kualitas menurut Philip Kotler (2000:329-333)
3
jepang. Sampai usaha-usaha Total quality pada tahun 1970-an dan 1980-an. Namun
pengaruh riilnya dapat terlihat dari gelombang perubahan dan hasil-hasil positif yang
menjalar di perusahaan-perusahaan seperti GE, Johnson & Johnson, dan American
Express. Bill Smith pertama kali merumuskan secara khusus mengenai metodologi di
Motorola pada tahun 1986. Six Sigma sangat terinspirasi oleh enam dekade sebelumnya
dari metodologi peningkatan kualitas seperti kendali mutu, TQM, dan cacat nol (zero
defect), berdasarkan kerja pionir seperti Shewhart, Deming, Juran, Ishikawa, Taguchi
dan lain-lain. Maka pada tahun 1987, keluar sebuah pendekatan baru dari Motorola
sebuah konsep perbaikan yang inovatif yaitu metode Six Sigma.
Six Sigma Motorola merupakan suatu konsep atau teknik pengendalian dan
peningkatan kualitas dramatik yang diterapkan oleh perusahaan Motorola sejak tahun
1986, yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas. Banyak
ahli
manajemen
kualitas
menyatakan
bahwa
metode
Six
Sigma
Motorola
4
dikembangkan dan diterima secara luas oleh dunia industri, karena manajemen industri
frustasi terhadap sistem-sistem manajemen kualitas yang ada, yang tidak mampu
melakukan peningkatan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol (Zero
defect). Banyak sistem manajemen kualitas, seperti: Malcolm Baldridge National
Quality Award (MBNQA), ISO 9000 dan lain-lain, hanya menekankan pada upaya
peningkatan terus-menerus berdasarkan kesadaran mandiri dari manajemen, tanpa
memberikan solusi yang ampuh dalam hal terobosan-terobosan yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol. Prinsipprinsip pengendalian dan peningkatan kualitas Six Sigma Motorola mampu
menjawab tantangan ini, dan terbukti perusahaan Motorola selama kurang lebih 10
tahun setelah implementasi konsep Six Sigma telah mampu mencapai tingkat kualitas
3,4 DPMO (defect per million opportunities kegagalan per sejuta kesempatan).
Beberapa keberhasilan Motorola yang patut dicatat dari aplikasi program Six Sigma
(Vincent Gasperz, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan produktivitas rata-rata 12,3% per tahun b.
Penurunan COPQ (Cost Of Poor Quality)
b. Eleminasi kegagalan dalam proses sekitar 99,7%
c. Penghematan biaya manufacturing lebih dari $11 milyar.
d. Peningkatan tingkat pertumbuhantahumam rata-rata: 17% dalampenerimaan,
keuntungan dan harga saham Motorola.
METODOLOGI
PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memfokuskan kegiatan penelitian yang dilakukan, maka ruang lingkup
penelitian dibatasi berdasarkan tempat dan obyek penelitian sebagai berikut.
5
a. Tempat Penelitian,
Penelitian dilakukan di bagian produksi seksi machining pabrik satu divisi
fitting PT. Surya Toto Indonesia, Tbk, yang berlokasi di Jl. MH. Thamrin KM7
Serpong Tangerang Banten.
b. Obyek Penelitian,
Pelaksana penelitian difokuskan pada kegiatan operasional di lantai produksi
yang memproses cover kran urinal tipe T60PF (no part 15326 F). Yaitu seksi
machining pabrik satu.
c. Metode Penelitian,
Tahapan penelitian ditandai dengan dimulainya studi pendahuluan, yang meliputi
studi pustaka dan lapangan sampai penarikan kesimpulan dari seluruh rangkaian
penelitian. Diagram alir metodologi penelitian dari awal hingga selesai adalah
dalam gambar 3.1 sebagai berikut.
PENGERTIAN:
= PROSES
= PERIKSA
6
PEMBUATAN DRAT
= PERIKSA KUALITAS
DI MESIN RIM
PEMBUATANHEXAGONL
DI MESIN POLYGON
PEMBUBUTAN
PERMUKAAN DI
MESIN TURET
= SIMPAN
DELIVERY KE SEKSI
POLISHING
2. MEASURE
a. Pengukuran Baseline Kinerja
Pengukuran basline kinerja pada tiap proses di machining.
1) Pengukuran baseline kinerja pada proses mesin RIM
Ada dua defect yang potensial dalam proses pengerjaan pada mesin RIM.
Berikut contoh perhitungan nilai DPMO dan kapabilitas sigma untuk proses
pada mesin RIM dalam satu hari.
DPO
DPMO
=0,001092896
= DPO x 1.000.000
= 0,001092896x 1.000.000
= 1092,896 dikonversikan dengan nilai sigma
Tabel 1. KapabilitasSigma dan DPMO Proses Rim
Periode
(1 bulan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jumlah
Produk yang
Diperiksa
305
360
355
354
338
309
335
346
323
354
322
309
306
Jumlah
Produk
Defect
1
1
0
1
1
1
1
2
1
2
1
0
1
Jumlah
CTQ
Potensial
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
DPMO
Yield
(%)
Sigma
1092.896
925.9259
0
941.6196
986.1933
1078.749
995.0249
1926.782
1031.992
1883.239
1035.197
0
1089.325
99.672
99.722
100
99.717
99.704
99.676
99.705
99.422
99.69
99.435
99.689
100
99.673
4.5
4.5
6
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
4.3
4.5
6
4.5
14
15
Total
319
321
4956
1
1
15
3
3
3
1044.932
1038.422
1008.88
99.686
99.688
99.869
4.5
4.5
4.5
3. ANALYZE
Tujuan tahap analyze adalah untuk memverifikasi penyebab yang mempengaruhi
defect, berikut Diagram fish bone terjadinya defect pada proses produksi cover keran
urinal tipe T60PF
a. Analisa Defect Pada Proses Mesin Rim
Analisa defect dapat dilakukan menggunakan diagram fish bone. Diagram fish
bone pada proses mesin Rim dengan defect drat seret, drat rusak dan pluge gauge
blong
4. IMPROVE
Usulan tindakan perbaikan pada proses mesin Rim dengan defect drat seret
dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut
Tabel 2. Usulan Tindakan Perbaikan Proses Mesin Rim Dengan Defect Drat Seret
No
Potensi
Masalah
Faktor
Penyebab
1
Machine
Drat seret
Man
Methode
Material
Lingkungan
Tindakan Perbaikan
1. Kualitas tool lebih diperhatikan sebelum
memulai produksi
2. Perhatikan kondisi mesin sebelum memulai
produksi
3. Buat chek sheet tentang kondisi mesin
untuk mengetahui kinerja mesin
1. Adakan skill up tiap operator
2. Buat lisensi skill tiap operator
Buat SOP untuk mesin RIM
Periksa material sebelum proses
Perbaikan layout pemisahan sebelum dan
sesudah proses
5. CONTROL
Control merupakan tahap operasional terakhir dari tahapan DMAIC, di mana
pada tahap ini akan dibuat mekanisme kontrol dan
mendokumentasikan
proyek.
Adapun kondisi tingkat defect produk pada saat sesesudah dilakukan beberapa
tindakan perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Pengukuran Proses Rim Setelah Perbaikan
Periode
(1 bulan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Produk Yang
Diperiksa
300
360
326
354
338
300
335
346
323
354
Jumlah
Produk
Defect
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
CTQ
Potensial
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
DPMO
Yield (%)
Sigma
0
0
0
941.62
0
0
0
0
0
0
100
100
100
99.904
100
100
100
100
100
100
6
6
6
4.6
6
6
6
6
6
6
11
12
13
14
15
Total
322
309
306
319
321
4913
0
0
0
0
0
1
3
3
3
3
3
3
0
0
0
0
0
67.8472
100
100
100
100
100
99.993
6
6
6
6
6
5.3
DAFTAR PUSTAKA
Brue, Greg. 2002 Six sigma for managers Jakarta: Canary
Dwi Sabrina C. 2007 Peningkatan Kualitas Sepatu Dengan PT Ecco Indonesia Sidoarjo.
http://www.unsri.ac.id/journal/files/padresource/peningkatan%kualitas.pdf
(di