Disusun Oleh:
SUSANTIKO
D 600 030 056
3.6.106.03064.5.056
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
produksi. Strategi yang dapat menjamin kualitas adalah strategi yang mampu
keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas tersebut dapat diukur ciri-ciri
persyaratan, dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan antara
penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Perusahaan dituntut untuk dapat
pelanggan.
konsumen terhadap kualitas pada produk rokok di PT. Nojorono yang semakin
tinggi. Oleh karena itu, pada penelitian ini diteliti penerapan Six sigma sebagai
konsep kualitas yang baru untuk mengukur kinerja pada perusahaan rokok yaitu
1
2
termasuk bahan pendukung pada proses produksi yaitu : cigarette paper, filter,
dan corktripping (CTP), proses pembuatan rokok dari tembakau yang sudah
bercampur dengan cengkeh dan saos dimasukan tempat bahan baku siap
prosuksi (hopper) menuju proses pelapisan bahan baku dengan cigarette paper
dilajutkan pemberian filter diakhiri proses pelapisan CTP dan final cut off di
dapatkan hasil rokok batangan. Dalam hal ini, pengendalian kualitas sangat
dari kecacatan fisik (dimana cacat fisik adalah cacat yang terlihat secara
langsung oleh mata), atau ketidaksesuaian keadaan produk rokok dari spesifikasi
yang telah ditentukan (defect), seperti bahan baku terlalu padat membuat
cigarete paper pecah dan kurang tembakau cowong, rokok pudar, rokok besar
kecil dan oval, potongan cigaret tidak rata, filter terpotong miring (panjang
hilang (terpotong dan miring) dan potongan rokok tidak rata. Pada defect proses
pembuatan rokok batangan, kurang perhatian operator saat rokok besar kecil dan
tembakau tidak rata, dan hanya berdiri menunggu sesuatu untuk dikerjakan
sumber daya, baik sumber daya manusia, waktu kerja, serta material proses
segi manajerial maupun proses atau teknis. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan yaitu melalui metode DMAIC dari six sigma, dimana konsep ini
memiliki sistematika yang jelas dalam memperbaiki proses yang terjadi dalam
hal ini dapat menekan jumlah produk yang cacat fisik dalam proses produksinya
sebenarnya, yang berkaitan dengan ciri-ciri seperti cacat per unit dan peluang
untuk sukses atau gagal. Manfaatnya ialah mengubah pandangan kultural dari
dengan toleransi 66.810 cacat per sejuta peluang, produk dan jasa tersebut hanya
masalah dalam penelitian pada tugas akhir ini adalah “Bagaimana upaya
menurunkan jumlah cacat fisik pada pembuatan rokok clas mild batangan yang
dikerjakan pada mesin molins (MK8) unit (SKM) PT. Nojorono. dapat
1. Bagaimana upaya menurunkan jumlah cacat fisik rokok batangan yang terjadi
2. Faktor Critical to Quality apa yang menjadi prioritas pada pembuatan rokok
batangan yang dihasilkan dari mesin Molins yaitu M5, M8, M9, dan M10 di
3. Penelitian ini hanya khusus pada kerusakan yang disebabkan oleh mesin
molins.
2. Menganalisa jenis defect rokok batangan yang ditemukan pada proses mesin
molins (MK8).
molins (MK8).
Maker di (MK8).
antara lain:
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan kepada bagian Maker yang
3. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan penelitian dalam bidang yang sama.
BAB I PENDAHULUAN
kualitas dan perbaikan proses, Konsep Dasar Six sigma, Tools Six
sigma.
BAB V PENUTUP
perusahaan.
1. Tugas Akhir tahun 2006 dengan judul “PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK
Oleh Zulfanah Nadif (D 600 010 011). Tugas akhir ini membandingkan
mutu. Dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Langkah terakhir
SIGMA DMAIC (Studi Kasus PT. Semen Gresik (Persero), Tbk. Tuban-Jawa
Alat yang digunakan dalam melakukan analisa adalah Six sigma DMAIC
yang digunakan pada penelitian ini memaparkan metode Six sigma DMAIC.
Nojorono Tobacco International. Kudus, Pabrik kudus, Jawa tengah pada bagian
proses awal, mencari penyebabn cacat terbesar sampai terkecil yang harus
Measure, Analyze, Improve, and Control) dan jenis penelitian ini yaitu
pembuatan rokok batangan yang ditinjau dari segi manajerial dan teknisnya dan
kualitatif; stabilitas, kapabilitas proses, dan level sigma CTQ terseleksi, modus
kegagalan yang terjadi serta akibatnya pada proses pembuatan rokok di bagian
pembutan rokok batngan dan kegagalan yang terjadi pada CTQ tersebut yang