Abstrak
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (PT. CCAI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan
dalam kemasan. Perusahaan ini menjadi pusat produksi produk Coca-Cola regional Jawa Tengah. Berbagai
macam produk seperti Coca-Cola, Fanta, Sprite, Minute Maid dan Frestea diproduksi demi memenuhi kebutuhan
pelanggan. Produk-produk tersebut tentunya tidak terlepas dari permasalahan produk cacat, dimana dalam
produksinya terdapat produk yang tidak sesuai dengan standar ketetapan produk. Secara umum, produk cacat
PT.CCAI dibagi menjadi tiga tipe, yakni cap, cap quality, dan underfill. Dari hasil analisis yang dilakukan, produk
Coca-Cola 1000 ml memiliki jumlah cacat yang paling besar, yakni 0,49%. Penyebab terbesar dari terjadinya cacat
produk pada produk Coca-Cola 1000 ml adalah underfill, dimana volume dari produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan batas minimal. Permasalahan tersebut diselesaikan menggunakan konsep Lean Six Sigma dengan
menggunakan tools diagram Pareto dan diagram tulang ikan. Dari hasil analisis menggunakan tools tersebut, PT.
CCAI Semarang disarankan untuk memberikan pelatihan-pelatihan mengenai manajemen waktu pada karyawan-
karyawannya, terutama pada karyawan-karyawan baru. Selain itu, PT. CCAI Semarang harus juga melakukan
pengecekan mesin yang lebih rutin dan lebih memperhatikan lingkungan area produksi.
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 205
ml. Hal ini dikarenakan tingkat prosentase cacatdari spesifik. Berikut adalah langkah-langkahnya (A
produk Coca-Cola 1000 ml memiliki angka yang Thomas et al, 2009) :
melebihi prosentase cacat standar. 1. Define, meliputi konsumen, prioritas konsumen,
permasalahan konsumen, hingga solusinya.
Studi Literatur 2. Measure, melakukan pengukuran terhadap
Kombinasi Lean dan Six Sigma semakin performansi proses.
mendapatkan pengakuan oleh para ahli dalam 3. Analyze, menganalisis akar penyebab
menyelesaikan permasalahan identifikasi dan permasalahan.
eliminasi defect product serta pengukuran sistem 4. Improve, melakukan pendesainan ulang
kualitas (Hu et al, 2008). Six Sigma yang terhadap proses dan melakukan uji terhadapnya.
dikombinasikan dengan filosofi Lean menyajikan 5. Control, melakukan pengendalian terhadap
solusi untuk menangani problem secara spesifik yang pengembangan-pengembangan yang dilakukan
telah diidentifikasikan sebelumnya (Wheat, Mills, & serta menyingkirkan penghalang-
Carnell, 2003). Six Sigma memiliki lima fase yang penghalangnya.
digunakan untuk mengatasi permasalahan secara
Lean merupakan sebuah filosofi manufaktur yang 3. Melakukan penarikan terhadap permintaan
berfokus pada pemberian produk berkualitas tinggi konsumen
secara tepat waktu dan biaya terendah (Liker, 2004). 4. Membuat aliran
Lean didefinisikan sebagai alat untuk menghilangkan 5. Mencapai kesempurnaan
waste secara sistematis yang dilaksanakan oleh Lean manufacturing membutuhkan tidak hanya
seluruh anggota organisasi (Worley & Doolen, 2006). pemahaman teknis secara menyeluruh dari sistem
Filosofi lean bergantung pada pendekatan lima fase, manufaktur, tetapi juga membutuhkan pemahaman
diantaranya (A Thomas et al, 2009): mengenai hubungan yang ada antara manufaktur dan
1. Identifikasi nilai area-area lain dalam perusahaan seperti manajemen
2. Ukur value stream rantai pasok, permintaan dan persepsi konsumen,
distribusi dan logistik (Womack & Jones, 1994).
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 206
Contoh penggunaan dari kombinasi antara Lean Kemudian, apabila sudah dilakukan identifikasi
dan Six Sigma terjadi pada kasus perusahaan masalah, maka penelitian dilanjutkan dengan
manufaktur ban di India. Pada kasus tersebut, Lean melakukan observasi lapangan dan studi pustaka
Six Sigma digunakan untuk mengatasi permasalahan untuk mendapatkan data-data yang relevan. Setelah
defect tyre seperti adanya lubang, sobekan, serta data-data yang relevan didapatkan, maka data-data
gelembung dalam ban (Gupta et al, 2012). tersebut diolah kemudian dilanjutkan dengan
menganalisisnya. Setelah itu, penelitian memasuki
2. Metodologi tahap terakhir, yakni pemberian kesimpulan dan
Penelitian ini dimulai dengan mempelajari saran.
aktivitas-aktivitas produksi yang ada di PT. CCAI.
Setelah semua aktivitas produksi teridentifikasi, 3. Hasil dan Pembahasan
peneliti mengidentifikasi masalah-masalah pada Berikut ini perbandingan rata-rata cacat produk
proses produksi dan peyebab-penyebabnya. yang dihasilkan lintasan 6 dalam setahun :
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 207
Dari Tabel 1 tersebut, diketahui bahwa Coca-Cola standar deviasi sebesar 0,38. Sebelum dilakukan
1000 ml menghasilkan produk cacat paling banyak, penghitungan kapabilitas proses, maka perlu
yakni dengan prosentase sebesar 0,49 persen setahun. dilakukan pengecekan apakah data berdistribusi
Tabel 2 disajikan produksi Coca-Cola 1000 ml tahun normal dan terkontrol secara statistik. Peta kendali
2016. yang digunakan dalam kasus ini adalah peta kendali
Dari data Tabel 2 tersebut diketahui bahwa rata- P. Gambar 2 disajikan Peta P Coca-Cola 1000 ml.
rata prosentase produk cacat adalah 0,49 dengan
Grafik Peta P
0,0180
0,0160
0,0140
0,0120
0,0100
0,0080
0,0060
0,0040
0,0020
0,0000
23-Jun-16
18-Jun-16
09-Jun-16
28-Mar-16
07-Mei-16
19-Apr-16
29-Des-16
22-Des-16
29-Apr-16
12-Apr-16
18-Sep-16
11-Okt-16
10-Okt-16
02-Sep-16
10-Feb-16
Proporsi Reject CL UCL LCL
28-Mar-16
22-Des-16
07-Mei-16
18-Sep-16
10-Feb-16
Dikarenakan dalam Peta P tersebut masih terdapat penelitian ini, data dieliminasi sebanyak 9 kali
data yang berada di luar batas kendali, maka data sehingga hanya menyisakan 6 data. Gambar 3 adalah
terekstrim perlu dieliminasi. Data paling ekstrim dari hasil dari Peta P setelah data ekstrim tersebut
grafik tersebut ditunjukkan pada produksi pertama, dieliminasi.
yakni pada tanggal 29 Desember 2016. Data akan Setelah semua data berada di batas kendali,
dilakukan eliminasi secara terus-menerus hingga dilakukan pengecekan distribusi normal terhadap data
tidak ada data yang berada di luar batas kendali. Pada yang telah dieliminasi tersebut. Gambar 4 adalah
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 208
hasil pengecekan distribusi normal menggunakan yang kurang dari 1 menandakan bahwa proses
software Minitab. Dari grafik tersebut diketahui tersebut tidak kapabel, sedangkan nilai Cp dan Cpk
bahwa nilai P adalah 0,377 sehingga data telah yang memiliki rentang jauh mengindikasikan bahwa
terdistribusi normal dikarenakan nilai P melebihi nilai proses tidak berkumpul di tengah, namun berada di
alfa (0,005). Selanjutnya dilakukan penghitungan Cp luar batas spesifikasi. Hasil penghitungan Cp dan Cpk
dan Cpk menggunakan software Minitab. Gambar 5 ini menunjukkan bahwa dalam produksi Coca-Cola
adalah hasil dari penghitungan Cp dan Cpk. 1000 ml masih perlu dilakukan tindakan perbaikan.
Gambar 5 tersebut menunjukkan bahwa nilai C p
sebesar 0,68 dan nilai Cpk sebesar -1,41. Nilai Cpk
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 209
Gambar 6. Diagram Pareto
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 210
Pembuatan Diagram Pareto Sedangkan apabila terjadi permasalahan terhadap
Pembuatan Diagram Pareto diawali dengan O-ring, penanganan dapat dilakukan dengan cara
mengetahui penyebab cacat terbanyak. Tabel 3 mengganti O-ring mesin. Melakukan penggantian O-
menyajikan rekapitulasi jumlah cacat selama 2016. ring secara rutin juga merupakan langkah yang baik
Gambar 6 merupakan Diagram Pareto yang disusun untuk mencegah terjadinya kerusakan O-ring.
berdasarkan Tabel 3.
4. Kesimpulan dan Saran
Pembuatan Diagram Tulang Ikan Coca-Cola 1000 ml diproduksi sebanyak 15 kali
Pembuatan Diagram Tulang Ikan akan dilakukan pada tahun 2016 dengan jumlah produksi box
pada permasalahan terbesar pada Diagram Pareto. sebanyak 145.118 atau setara dengan 1.744.527 pcs.
Berdasarkan Pareto pada penelitian ini, penyebab Dari 1.744.527 pcs Coca-Cola 1000 ml yang
terbesar dari produk cacat adalah underfill. Diagram diproduksi, 6.661 pcs adalah produk cacat. Proporsi
Tulang Ikan dari permasalahan underfill dapat dilihat cacat yang terjadi pada produksi Coca-Cola 1000 ml
pada Gambar 7. pada tahun 2016 adalah sebesar 0,49 persen.
Gambar 7 menjelaskan bahwa ada lima aspek Penyebab cacat dari Coca-Cola 1000 ml terdiri atas
yang perlu diperbaiki demi mengurangi underfill, cap cacat, cap quality cacat, serta underfill cacat
yakni aspek manusia (man), mesin (machine), metode dengan proporsi terbesar terjadi pada keadaan
(method), material, serta lingkungan (environment). underfill dengan prosentase 61,21%, diikuti dengan
Masing-masing dari aspek tersebut memiliki sub cap cacat 22,97%, dan cap quality cacat 15,82%.
aspek yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan Terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam
kapabilitas produksi Coca-Cola 1000 ml. produksi Coca-Cola 1000 ml, diantaranya aspek
manusia, mesin, metode, material, serta aspek
Implementasi Jidoka lingkungan.
Jidoka merupakan konsep dimana mesin dan Setelah dilakukan penelitian ini, ada beberapa
manusia bekerja bersama untuk menyelesaikan tindakan yang dapat dilakukan oleh PT.CCAI untuk
permasalahan. Mesin akan bekerja secara otomatis mengurangi cacat pada Coca-Cola 1000ml. PT. CCAI
untuk mengendalikan kualitas produk, sedangkan Semarang harus memberikan pelatihan-pelatihan
manusia akan mengerjakan aktivitas yang lebih tinggi mengenai manajemen waktu pada karyawan-
nilainya. Secara teknis, jidoka dapat karyawannya, terutama pada karyawan-karyawan
diimplementasikan salah satunya dengan baru serta memberikan seorang partner karyawan
menggunakan Diagram Tulang Ikan sebagai acuan lama kepada karyawan baru. Hal ini dilakukan agar
penyelesaian masalah. karyawan-karyawan baru PT. CCAI Semarang dapat
Berdasarkan Diagram Tulang Ikan yang telah melakukan adaptasi terhadap pembagian shift yang
dibuat, ada beberapa permasalahan dari aspek ada di PT. CCAI lebih cepat.
manusia yang perlu diperhatikan agar dapat Selain itu, PT. CCAI Semarang harus melakukan
mengurangi tingkat underfill Coca-Cola 1000 ml, pengecekan mesin lebih rutin dan lebih teliti agar
diantaranya adalah kelelahan, konsentrasi menurun, mampu meninimalisir kerusakan yang terjadi. PT.
serta minimnya skill dan pengetahuan operator CCAI Semarang disarankan untuk lebih
tentang mesin yang bersangkutan. Permasalahan- memperhatikan lingkungan area produksi. Hal ini
permasalahan tersebut dapat dicegah dengan cara dilakukan agar kegiatan produksi dalam PT. CCAI
melatih karyawan agar memiliki manajemen waktu lebih resik.
yang baik serta memberikan pelatihan-pelatihan Kekurangan dari penelitian ini adalah data yang
kepada karyawan baru mengenai mesin-mesin didapatkan terlalu sedikit, yakni hanya 15 data dalam
produksi. Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan satu tahun. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan
akibat minimnya pengetahuan dan skill tentang mesin dapat menggunakan data yang lebih banyak sehingga
dapat pula diatasi dengan memberikan seorang penelitian lebih terpercaya. Selain itu, diharapkan
partner karyawan lama kepada karyawan baru. pula dalam penelitian selanjutnya untuk
Sedangkan dari aspek mesin, penyebab terjadinya mengidentifikasi penyebab cacat selain underfill.
underfill adalah akibat mesin yang berhenti lama atau
kerusakan pada O-ring. O-ring merupakan suatu part 5. Refrensi
dalam mesin pengisi yang berfungsi untuk mengatur A Thomas et al. (2009). Applying Lean Six Sigma in
volume pengisian. Mesin yang berhenti lama dapat a Small Engineering Company - a model for
dicegah dengan melakukan penggunaan mesin yang change. Journal of Manufaturing Technology
sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP). Management, 113-29.
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 211
Gupta, V., Acharya, P., & Patwardhan, M. (2012). Wheat, B. (2003). Leaning into Six Sigma : A
Monitoring Quality Goals through Lean Six- Parable of the Journey to Six Sigma and a Lean
Sigma Insures Competitiveness. International Enterprise. New York: McGraw-Hill.
Journal of Productivity and Performance Womack, J. P., & Jones, D. T. (1994). From Lean
Management, 194-203. Production to the Lean Enterprise. Harvard
Hu et al. (2008). A Multi-Objective Model for Project Business Review, 93-103.
Portfolio Selection to Implement Lean and Six Worley, J. M., & Doolen, T. L. (2006). The Role of
Sigma Concepts. International Journal of Communication and Management Support in a
Production Research, 6611-25. Lean Manufacturing Implementation .
Liker, J. (2004). The Toyota Way : 14 Management Management Decision, 228-45.
Principles form the World's Greatest
Manufaturer. New York: McGraw-Hill.
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 212