Anda di halaman 1dari 17

JIEB (ISSN : 2442-4560) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.

id

ANALISIS IMPLEMENTASI DEMING’S CYCLE DALAM UPAYA


MENGATASI MASALAH DISTRIBUSI SEMEN DI PT. INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. PLANT 12 TARJUN KABUPATEN
KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

Suryana
PT. Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk Plant 12 Kalimantan Selatan
Tarjun, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan
e-mail : surpipi354@gmail.com

Abstract: The aim of the research was to the got description of implemented
Deming’s Cycle in the solved of Distribution’s problem in order to delivery
budgeted from Marketing Division have been realiting for customer satisfaction.
Descriptif quantitative methode was used in this research. The result of reaserch
that the distribution cement problem like loading failure of bag cement to vessel
from system computerization have solved by Deming’s Cycle, the begin from
Plan by problem identification and than Do by do improvement which effective
solution and than Check by comparison between before and after improvemen and
than Action like maked the new standardization .

Keywords: Analysis, Deming’s Cycle, Cement Distribution, PT. Indocement


Tunggal Prakrasa Tbk

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai implementasi Deming Cycle dalam mengatasi masalah distribusi
semen agar budget pengiriman yang ditetapkan oleh bagian marketing dapat
terealisasi sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. Metode yang digunakan
adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
diketahui bahwa permasalahan pada distribusi semen dalam bentuk gangguan
pemuatan semen bag ke kapal yang berasal dari sistem komputerisasi dapat diatasi
dengan menggunakan Deming Cycle mulai dari Plan dengan dengan melakukan
identifikasi masalah, dilanjutkan dengan Do dengan melaksanakan perbaikan yang
merupakan solusi pemecahan masalah, kemudian dilanjutkan dengan Check
berupa penelitan terhadap hasil setelah perbaikan dan membandingkannya dengan
kondisi sebelum perbaikan, serta Action yang merupakan tindak lanjut penentapan
standar.

Kata Kunci: Analisis, Deming Cycle, Distribusi Semen, PT Indocement Tunggal


Prakarsa Tbk

Latar Belakang organisasi bisnis diharapkan dapat mencapai


Dalam penjabaran Mata Kuliah tujuannya, seperti meningkatkan
Manajemen Operasional dijelaskan bahwa produktivitas, memperluas pangsa pasar
Tugas utama manajer yang berkaitan dengan (market share), meningkatkan keuntungan,
perbaikan atau peningkatan kualitas adalah mengurangi biaya, dan lain-lain, yang pada
membuat keputusan yang mampu prinsipnya akan meningkatkan kinerja bisnis
meningkatkan kinerja sistem kualitas dan industri itu dalam situasi ekonomi yang
organisasi. Dengan demikian tugas manajer sangat kompetitif. Menurut Vincent Gaspersz
dalam organisasi bisnis global adalah (2005 : 8) bahwa Manajer dalam praktek
membuat keputusan yang berkaitan dengan bisnis global selalu berpikir melalui masalah
masalah – masalah kualitas sehingga

181
182 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

kualitas dan membicarakan masalah kualitas dimana barang yang dipasarkan diusahakan
itu berdasarkan data atau fakta. agar dapat menyebar seluas mungkin
Salah satu ciri yang menonjol dalam sehingga dapat secara intensif menjangkau
era pasar bebas ( barang dan / atau jasa ) semua lokasi dimana calon konsumen berada
yang ditawarkan pada pasar global dapat ( Indriyo Gitosudarmo dalam Dasar – Dasar
berasal dari mana saja tanpa mengenal Manajemen Pemasaran – Danang Sunyoto,
hambatan – hambatan yang berarti pada 2014).Dengan kapasitas produksi sebesar 2,6
pasar itu. Dalam kondisi seperti ini, segala juta ton per tahun dan melalui saluran
bentuk proteksi yang bersifat menghambat distribusi intensif diharapkan mampu
mekanisme kerja pasar bebas yang dilandasi menguasai pangsa pasar domestik untuk area
persaingan bisnis murni akan tersingkir atau luar Jawa dengan merek dagang Tiga Roda
mendapat tekanan- tekanan yang akan dengan produk semen perseroan yaitu
menyulitkan mereka yang melakukan Portland Composite Cement (PCC) dengan
proteksi itu. kemasan Netto 50 Kg. Untuk mendukung
Kunci persaingan dalam pasar global target marketing tersebut maka pabrik ini
adalah kualitas total (total quality) yang telah memiliki 3 unit mesin packer dengan
dalam hal ini telah mencakup penekanan – kapasitas 7.500 ton per hari dan juga
penekanan pada kualitas produk (product memiliki 4 dermaga dengan Dead Weight
quality), kualitas biaya/harga (cost/price Tonage (DWT) sebesar 750 s/d 5.200 ton.
quality), kualitas keamanan (safety quality), Dengan fasilitas mesin yang memadai dan
kualitas pelayanan dan kualitas semangat sistem manajemen ISO 9000 series yang
(moral quality), dan mungkin bentuk 1 – sudah dimiliki yang didalam ISO 9000 series
bentuk kualitas lainnya yang terus juga memuat tentang manajemen kualitas
berkembang guna memberikan kepuasan (quality management), maka sudah
terus menerus kepada pelanggan sehingga sepantasnya target distribusi semen luar jawa
menciptakan loyalitas pelanggan. melalui media transportasi kapal laut dapat
Berbagai dimensi kualitas jasa atau terpenuhi sesuai budget yang telah ditetapkan
pelayanan di atas harus diperhatikan oleh oleh bagian marketing.
manajemen industri jasa, terutama dalam Berdasarkan data yang diperoleh oleh
menetapkan biaya yang harus dikeluarkan peneliti diketahui bahwa secara keseluruhan
pelanggan untuk membayar jasa yang target / budget disribusi tercapai sesuai
diterima. Seyogianya biaya yang ditetapkan budget dari Sales & Marketing Division .
harus kompetitif dengan pesaing-pesaing Namun peneliti menelaah lebih jauh bahwa
lainnya dalam industri jasa. terdapat masalah kualitas ( quality problem )
Berdasarkan hal diatas, setiap pada sistem distribusi semen sehingga
perusahaan harus melakukan perbaikan terdapat beberapa kali distribusi semen tidak
kualitas terus menerus (continuous quality dapat tercapai sesuai target / budget yang
improvement) agar mampu meningkatkan telah ditetapkan oleh Sales & Marketing
kepuasan pelanggan. Menyadari kenyataan Division. Hal ini tentunya menjadi perhatian
yang akan dihadapai di era globalisasi, dunia khusus dari manajemen plant 12 Tarjun.
bisnis Indonesia seyogianya membangun Untuk mengetahui lebih jelas masalah
sistem kualitas modern agar mampu kualitas yang dialami oleh PT. Indocement
mempertahankan pelanggan yang telah ada Tunggal Prakarsa, Tbk Plant 12 Tarjun.
(customer loyality) dan menarik para
konsumen (pelanggan potensial) menjadi Kajian Literatur
pelanggan. Dr. Edward Demings, seorang doctor
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk statistic kebangsaan Amerika Serikat yang
– Plant 12 Tarjun – Kotabaru – Kalimantan merupakan pakar kualitas ternama dan yang
Selatan merupakan pabrik semen pertama mengajarkan kepada Jepang tentang konsep
yang berdiri di provinsi Kalimantan Selatan pengendalian kualitas, mengemukakan
dalam usahanya melakukan saluran bahwa proses industri harus diapndang
distrubusi intensif yaitu saluran distrubusi sebagai suatu perbaikan kualitas secara terus
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 183

menerus (Continuous Quality Improvement) Beberapa pengertian mengenai saluran


yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya distribusi oleh pakar di bidangnya sebagai
ide untuk menghasilkan suatu produk, berikut :
pengembangan produk, proses produksi, 1. Menurut Michael J. Etzel dalam Danang
sampai dengan distribusi kepada pelanggan Sunyoto ( 2014 : 172 ) menerangkan
seterusnya berdasarkan informasi sebagai bahwa saluran distribusi terdiri dari
umpan balik yang dikumpulkan dari serangkaian lembaga yang melakukan
pengguna produk ( pelanggan ) semua kegiatan yang digunakan untuk
dikembangkan ide-ide untuk menciptakan menyalurkan produk dan status
produk baru atau meningkatkan kualitas pemiliknya dari produsen ke konsumen
produk lama beserta proses produksi yang akhir atau pemakai bisnis. Distribusi
ada saa ini. Continuous Improvement yang fiksik terdiri dari semua kegiatan yang
diperkenalkan oleh Dr. Edward Deming bertalian dengan pemindahan produk-
adalah PDCA (Plan, Do, Check, Action) atau produk yang tepat, dalam jumlah yang
yang biasa dikenal dengan nama Deming’s tepat pada waktu yang tepat.
Cycle. 2. Menurut Suhardi Sigit dalam Danang
Menurut Syahu Sugian O ( 2006 : 168) Sunyoto ( 2014 : 172 ) menerangkan
dalam Kamus Manajemen Mutu dijelaskan bahwa saluran distribusi adalah perantara
bahwa PDCA Cycle (Siklus Plan – DO – – perantara, para pembeli, dan penjual
Check – Action) adalah empat langkah untuk yang dilalaui oleh perpindahan barang
peningkatan mutu : baik fisik maupun perpindahan milik sejak
1. PLAN : Rencana – rancana organisasi dari produsen hingga ke tangan
mengenai apa yang dilakukan untuk konsumen.
memasok pelanggan dengan suatu produk 3. Menurut Kotler ( 2002 : 558 ) bahwa
atau jasa. saluran pemasaran adalah serangkaian
2. DO : Organisasi selanjutnya melakukan organisasi yang saling tergantung dan
apa yang direncakanaknnya pada tahap tidak terlibat dalam proses untuk
peratama. menjadikan produk atau jasa siap untuk
3. CHECK : Organisasi selanjutnya digunakan atau dikonsumsi.
memeriksa dan melihat apakah hal
tersebut telah memenuhi semua Semen merupakan bahan pengikat
persyaratan dari pelanggan. hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
4. ACTION : Organisasi kemudian membuat dengan cara menghaluskan clinker dengan
perubahan yang sesuai (bila perlu) batu gips sebagai bahan tambahan (Dr.
sehingga ia akan memenuhi persyaratan Wuryati Samekto, Mpd dan Chandra
yang diminta oleh pelanggan di waktu Rahmadiyanto, 2001 : 33).
selanjutnya. Menurut Bonardo Pangaribuan dalam
Manual Book Bulk Loader Handling Holcim
Siklus ini kadang kala mengacu pada (2004 : 48) mengatakan bahwa semen berasal
Shewhart Cycle, karena Walter A.Shewhart dari bahasa latin caementum yang berarti
mendiskusikan konsep tersebut dalam bahan perekat atau dapat didefinisikan
bukunya Statistical Methode From The sebagai bahan perekat atau lem yang dapat
Viewpoint Of Quality Control dan mengacu merekatkan baha-bahan material lain seperti
pada Deming Cycle, karena W. Edwards batu bata dan batu koral hingga bisa
Deming yang memperkenalkan konsep membentuk sebuah bangunan, sedangkan
tersebut di Jepang, orang Jepang pengertian secara umum semen diartikan
menyebutnya sebagai Deming Cycle. Siklus sebagai bahan perekat yang memiliki sifat
kemudian diulang kembali, dan tidak akan mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi
berakhir . Hal ini mengakibatkan siklus ini satu kesatuan yang kompak dan kuat.
juga diberi nama lain yaitu Continuous Erwin Irianto Siahaan (2011) dalam
Improvement (Continuous Improvement penelitiannya berjudul “Perencanaan
Cycle). Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Dengan
184 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

Menerapkan Pendekatan Metode Kaizen membuat jalur hubung debu menuju


Pada Proses Raw Mill Produk Ordinary penampungan batu kapur. Dari 4 perbaikan
Portland Cement Di PT. Indocement maka dapat dihasilkan tidak terjadi lagi
Tunggal Prakarsa, Tbk”. Metode yang gangguan pada proses produksi raw mill
digunakan metode penelitian deskriptif dengan tingkat keberhasilan 100%.
dengan pendekatan yang digunakan adalah Berdasarkan pada serangkaian teori dan
pendekatan kuantitatif. penelitian terdahulu yang telah dikemukakan,
Berdasarkan penelitian dan pengolahan maka dapat disusun model kerangka berfikir
data dari penelitian terdahulu, maka penulis dari penelitian ini seperti ditunjukkan pada
dapat menyimpulkan bahwa dengan gambar 1.
menggunakan metode Kaizen – Pendekatan Gambar 1 menceritakan tentang
PDCA ( Deming Cycle) maka permasalahan bagaimana perbaikan kualitas proses bisnis
kualitas (quality problem) dalam hal proses harus dilakukan secara menyeluruh mulai
produksi tepung baku semen (raw meal) dari imput hingga output. Perbaikan kualias
dapat dikendalikan dengan baik sehingga input sangat dipengaruhi dari kualitas
penyimpangan kualitas dapat dihilangkan. pemasok bahan baku dan fasilitas produksi,
Penelitian dimulai dari tahapan perencanaan sedangkan kualitas output sangat berkaitan
(Plan) dengan cara melakukan identifikasi dengan preferensi dari pelanggan. Hal ini
permasalah terhadap proses produksi tepung kemudian menjadi pedoman dalam membuat
baku semen dengan hasil diketahui bahwa analisis demings cycle untuk mengatasi
penyebab adanya kegagalan adanya masalah kualitas, dengan menjadikan
gangguan pada mesin weight feeder dengan kebutuhan konsumen dan kepuasan
tingkat permasalahan yang terjadi sebesar pelanggan sebagai tolok ukur kualitas. Jadi
37%.Dengan menggunakan analisa pareto dapat disimpulkan bahwa PLAN berkaitan
maka ditemukan breakdown dari dengan proses mengidentifikasi masalah, DO
permasalahan yaitu berupa penyebab berkaitan dengan analisis penyebab
terjadinya ketidaksesuaian terhadap alat permasalahan dan upaya perbaikan yang
weight feeder adalah terjadinya dilakukan, CHECK berkaitan dengan
penyimpangan modulus LSF dengan tingkat evaluasi dari upaya perbaikan yang
permasalahan sebesar 73%. Penyebab ini dilakukan, dan ACTION merupakan
diperbaiki dengan menggunakan alat bantu pelaksanaan dari standari baru yang dibuat
Kaizen 5W2H . Melalui alat bantu 5W2H berdasarkan hasil evaluasi.
maka ditentukanlah perbaikan – perbaikan
dari 4 faktor, yaitu dari faktor manusia, Metode Penelitian
mesin, metode dan lingkungan. Metodologi yang digunakan untuk
Penyebab dari faktor manusia adalah memecahkan permasalahan kualitas dalam
kurangnya pengawasan dan kesalahan setting upaya peningkatan proses perbaikan
point, penyebab ini diperbaiki dengan cara berkelanjutan dalam manajemen mutu yang
dibuatnya lembar pengawasan dalam bekerja terdiri dari Plan (Perencanaan) Do
dan instruksi kerja yang jelas.Penyebab dari (Pelaksanaan) Check (Pengontrolan) Action
faktor mesin ada pada tidak optimalnya (Tindaklanjut) . Dalam prakteknya penerapan
meisn weight feeder dan raw grinding mill , metodologi Deming Cycle dapat dibagi
maka untuk penyebab ini dilakukan menjadi beberapa tahapan / langkah seperti
perbaikan berupa pemeriksaan secara yang tertera pada penjelasan sebelumnya, ada
berkala.Penyebab faktor metode ada pada yang menggunakan PDCA 6 langkah, ada
teknik penumpukan bahan baku dan yang menggunakan PDCA 7 langkah, ada
dilakukan perbaikan dengan cara merubah juga yang menerapkan PDCA 8 langkah,
metode penumpukan menjadi metode bahkan ada yang menggunakan PDCA
continuous stock pilling. Dari faktor menjadi 12 langkah.Namun peneliti akan
lingkungan karena tidak lancarnya material menggunakan PDCA Deming Cycle 7
dan debu yang bercampur dengan bahan langkah untuk dapat meningkatkan distribusi
baku, penyebab ini diperbaiki dengan cara semen.
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 185

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam primer adalah data yang diperoleh penulis
penelitian ini adalah data kualitatif dan data melalui observasi atau pengamatan langsung
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dari perusahaan, baik itu melalui observasi,
bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak kuesioner dan wawancara secara langsung
dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil dengan pimpinan dan staf perusahaan atau
wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan sesuai dengan kebutuhan dalam
karyawan dalam perusahaan serta informasi- penelitian. Data sekunder adalah data yang
informasi yang diperoleh dari pihak lain yang sudah tersedia di objek peneltian dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data langsung dapat digunakan oleh peneliti, data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen
bentuk angka-angka yang dapat dihitung, perusahaan serta buku-buku literatur yang
yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan memberikan informasi tentang peralatan /
ataupun laporan – laporan yang sudah mesin distribusi semen.
tersedia dan berhubungan dengan masalah Data adalah sumber informasi yang
yang diteliti. penting untuk kelancaran proses penelitian.
Sumber data penelitian berasal dari Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan
sumber primer dan sumber sekunder. Data
186 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

menggunakan teknik pengumpulan data masih ditemukan beberapa defect yang akan
sebagai berikut : dijelaskan pada alinea-alinea selanjutnya.
1. Studi Lapangan(Field Research), yaitu Tahapan yang pertama adalah PLAN (
dikumpulkan dengan cara interview Perencanaan ). Solusi untuk mengatasi
(wawancara), yaitu mengadakan berbagai permasalahan kualitas yang
wawancara kepada pihak manajemen dan menghasilkan berbagai defect, harus diawali
karyawan perusahaan yang berkaitan dari perencanaan yang baik, meliputi:
dengan masalah yang diteliti, dan 1. Pembentukan Gugus Kendali Mutu .
observasi (tinjauan lapangan), yaitu Untuk mengatasi permasalahan kualitas
dengan mengadakan penelitian secara dalam hal terdapat gangguan pada
langsung dilapangan, penelitian ini guna distribusi semen bag via laut maka tahap
memperoleh data yang akurat. awal yang harus dilakukan dalam
2. Dokumenter (dokumentasi), yaitu perencanaan adalah membentuk kelompok
menggali data dari sumber tertulis yang kerja karyawan untuk melakukan problem
dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal solving terhadap masalah kualitas
Prakarsa, Tbk Plant 12 Tarjun Kotabaru distribusi semen bag via laut, dengan
Kalimantan Selatan sehubungan dengan nama kelompok karyawan tersebut
masalah yang diteliiti. dikenal dengan istilah Gugus Kendali
Mutu. Pembentukan Gugus Kendali Mutu
Teknik analisa data yang digunakan dilakukan dalam rangka untuk
adalah teknik analisa deskriptif dari data melaksanakan pemecahan masalah tidak
yang diperoleh nantinya, akan dianalisa tercapainya distribusi semen sesuai
melalui angka – angka dan diagram – harapan / target marketing dengan
diagram sesuai variabel yang ditentukan metodologi PDCA TULTA maka
dengan menggunakan dasar-dasar teoritis, diperlukan team work sesuai penunjukan
kemudian akan ditarik kesimpulan dan saran- dari pimpinan lini. Penunjukan team yang
saran yang diperlukan untuk memperbaiki akan melakukan penelitian diambil dari
dan mengatasi permasalahan dalam proses bagian Dispatch Department yang
identifikasi masalah distribusi semen yang merupakan sumber masalah berada tanpa
dilakukandi PT Indocement Tunggal dilakukan penelitian atau analisa
Prakarsa Tbk. Plant 12 Tarjun Kabupaten permasalahan terlebih dahulu. Hal ini
Kotabaru Kalimantan Selatan. Kesemuanya akan berdampak pada keterbatasan team
akan dikemas dalam satu metodologi PDCA ketika akan melakukan perbaikan . Hasil
Tujuh Langkah & Tujuh Alat Bantu penelitian dari penulis bahwa akan sangat
(TULTA). tepat ketika pemilihan team berdasarkan
analisa PDCA TULTA terhadap
Hasil Penelitian Dan Pembahasan permasalahan ini dimulai dari menelaah
Berdasarkan uraian hasil penelitian penyebab tidak terkirimnya semen bag via
diatas tampak bahwa PT. Indocement laut yang disebabkan karena gangguan
Tunggal Prakarsa,Tbk Plant 12 Tarjun peralatan. Berdasarkan analisa pareto
dalama mengatasi permasalahan distribusi bahwa gangguan peralatan yang paling
semen yang tidak mencapai target marketing dominan adalah pada gangguan
menggunakan Deming Cycle dengan komputerisasi loading system yaitu sistem
metodologi PDCA Tujuh Langkah dan Tujuh pada komputerisasi untuk melakukan
Alat Bantu ( TULTA ) ternyata terfokus pemuatan. Dengan demikian maka
melalui penekanan pada gangguan peralatan ditentukanlah kelompok atau tim yang
yang menyebabkan terhentinya proses menangani masalah ini adalah berasal dari
pengiriman semen sehingga target marketing bagian Management Information System
tidak tercapai. Adapun tahapan dalam & Collecting Data yang berada dibawah
penerapan Deming Cycle pada permasalahan General Manager Operation pada struktur
kualitas proses distribusi semen bag via laut organisasi bukan berasal dari Dispatch
Department yang merupakan departemen
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 187

yang memiliki masalah mutu. Gugus Mengumpulkan Data Baru & Menentukan
Kendali Mutu adalah sekelompok Rencana Berikutnya.
karyawan yang terdiri dari minimum 5
orang atau lebih yang mengadakan 3. Identifikasi Masalah
penelitian dan pemecahan masalah yang Dalam melakukan identifikasi
terjadi pada lini masing- masing guna permasalahan kualitas, GKM DATA
meningkatkan performance di bagiannya sudah mengawali Langkah 1 dalam 7
masing-masing. Adapun Tim yang dipilih langkah PDCA yaitu Menentukan Tema
ini diberi nama Gugus Kendali Mutu ( & Judul. Didalam menentukan tema dan
GKM ) DATA. judul yang pertama dilakukan adalah
identifikasi permasalahan kualitas (quality
2. Pembuatan Jadwal Kegiatan problem). Permasalahan kualitas yang
GKM Data mengawali kegiatan diangkat adalah bersumber dari:
penelitiannya dengan menyusun jadwal a. Aspek mutu Delivery yaitu deviasi /
kegiatan penelitian dengan menggunakan penyimpangan terhadap pengiriman
alat bantu Gant Chart seperti pada tabel berupa keterlambatan pengiriman. Hal
3.2. Jadwal yang disusun mencangkup : ini terlihat pada gangguan yang terjadi
a. Langkah Kegiatan PDCA TULTA. pada pengiriman semen bag via laut
b. Waktu pelaksanaan kegiatan. karena kerusakan pada Bag Counting
System yang merupakan sistem
Penjelasan : penghitungan komputerisasi semen bag
Dalam pembuatan rencana kegiatan dalam via laut dengan lama gangguan 24 jam
bentuk jadwal yang tertera di dalam gant sehingga dapat diartikan semen bag
chart, GKM Data mengawali kegiatan terlambat terkirim ke pelanggan selama
dengan menentukan proses PDCA dengan 24 jam di tahun 2015.
Plan terlebih dahulu pada langkah 1 yaitu b. Permasalahan yang berasal dari
Menentukan Tema & Judul yang objective departemen yang tidak
direncanakan pada minggu ke III bulan tercapai. Terdapat semen bag via laut
Nopember tahun 2016. Untuk langkah ke yang gagal terkirim di tahun 2015
II pada Plan yaitu Menganalisa Penyebab, sebanyak 407.425 ton atau sebesar
GKM Data menentukan rencana kegiatan 81,23 % dari target sebanyak 2.171.000
pada minggu ke IV bulan Nopember tahun ton hanya terkirim sebanyak 1.763.575
2016. Sedangkan pada langkah ke III ton. Dari hasil analisa juga diketahui
masih dari rangkaian Plan, ditentukanlah bahwa loss product akibat gangguan
rencana kegiatan juga pada minggu Ke IV bag counting system sebesar 1.800 ton
tahun 2016. Melangkah ke tahapan DO yang gagal terkirim di tahun 2015 yang
pada PDCA, maka GKM data berakibat kerugian senilai Rp.
mengawalinya dengan merencanakan 1.980.000.000,-. Proses Breakdown
kegiatan pada minggu I s/d IV Desember penentuan tema dan judul yang
tahun 2016 untuk Membuat Rencana dan merupakan gambaran permasalahan
Melaksanakan Perbaikan. Dalam Meneliti tidak dilakukan oleh GKM Data
Hasil yang merupakan tahapan CHECK dengan metodologi sebelumnya,
pada PDCA, maka GKM Data mereka hanya menentukan masalah
merencanakan kegiatan pada minggu I s/d global yang akan ditangani yaitu
IV Januari 2016. Sedangkan pada tahapan gangguan pada loading system. Dengan
akhir dari PDCA yaitu Action, maka analisa breakdown terhadap masalah
GKM Data merencanakan kegiatan pada maka GKM lebih focus kepada hasil
minggu I bulan Pebruari tahun 2016 untuk analisa masalah yang lebih mudah
langkah VI yaitu Membuat Standar Baru untuk dijangkau/lebih focus yaitu
dan minggu II Pebruari tahun 2016 untuk masalah pada Bag Counting System.
kegiatan kegiatan langkah VII yaitu Masih dalam pembahasan langkah I
dalam melakukan identifikasi masalah ,
188 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

dengan metodologi yang lama tidak  Motivasi Peningkatan Pengetahuan


dilakukan pengukuran terhadap & Keterampilan.
dampak perbaikan terhadap team dan  Konsistensi Pelaksanaan SDCA &
departemen terkait namun dengan Program 5S.
metodologi baru penulis mengarahkan
kepada gugus bahwa setelah gugus GKM Data mempunyai nilai rata – rata
menganalisa terhadap masalah kualitas sebesar 2,5 yang artinya dalam
yang di hadapi Dispatch Departemen, penerapan ke 5 parameter tadi masih
maka selanjutnya adalah analisa dinilai kurang.
terhadap dampak dari perbaikan
terhadap anggota dan lini, apakah d. Selanjutnya dalam pengukuran Kinerja
kegiatan perbaikan ini berpengaruh QCC dan Mutu Lokasi Kerja akan
terhadap masing – masing personal dianalisa dengan menggunakan Rinda
anggota GKM Data dan berpengaruh Window untuk mengetahui posisi
terhadap Dispatch Departemen ? hal ini etalase kemampuan yang ada dari
akan diketahui dengan cara GKM Data pada saat sebelum
mengukurnya melalui alat bantu Radar perbaikan dengan alat bantu Radar
Chart. Parameter pengukuran adalah Chart. Berikut hasil analisa dari GKM
Kinerja QCC ( GKM ) dan Mutu Data sbb :
Lokasi Kerja. Pengukuran Kinerja  Kinerja QCC yang sudah diukur
QCC dilakukan dengan tujuan untuk merupakan indicator yang
mengetahui bagaimana kinerja QCC diletakkan pada sumbu X dari radar
sebelum melakukan aktivitas penelitian chart.
ini. Adapun para meter yang diukur  Mutu Lokasi Kerja yang sudah
pada masing – masing anggota adalah diukur merupakan indicator yang
sbb : diletakkan pada sumbu Y dari radar
 Konsep Dasar Mutu & Peningkatan chart.
Mutu.  Kinerja QCC mempunyai nilai rata
 Aktivitas QCC & Peranan Anggota. – rata 2,5.
 Penerapan PDCA Tulta & Tool’s.  Mutu Lokasi Kerja mempunyai nilai
 Pengembangan Keterampilan & rata – rata 2,5.
Talenta.  Pertemuan antara sumbu X dan
 Motivasi penembangan Diri. sumbu Y berada pada Jendela Zona
C yang mengandung arti bahwa
GKM Data mempunyai nilai rata – rata mutu kerja sudah melalui PDCA
sebesar 2,5 yang artinya dalam tetapi belum berhasil optimal.
penerapan ke 5 parameter tadi masih
dinilai kurang. 3. Presentasi Dengan Manajemen.
Setelah melalui proses penilaian terhadap
c. Pengukuran Mutu Lokasi Kerja kinerja QCC dan mutu lokasi kerja,
dilakukan dengan tujuan untuk selanjutnya GKM Data melakukan
mengetahui seberapa besar manfaat presentasi di hadapan manajemen untuk
penelitian melalui QCC ini bagi memamaparkan hasil analisa pada
perusaaan atau lini masing-masing baik identifikasi masalah (langkah I). Dalam
sebelum perbaikan maupun sesudah menentukan tema & judul Dalam
perbaikan. Adapun para meter yang presentasi banyak interaksi & diskusi
diukur pada masing – masing anggota antara GKM Data dengan manajemen.
adalah sbb : Setelah selesai maka komentar
 Hubungan Kerja dan Team Work. manajemen yang berisi ajakan atau saran
 Frekuensi & Mutu Pertemuan. untuk tindaklanjut dibubuhkan dalam
 Kerjasama Atasan & Bawahan. makalah dan ditandatangani sebagai
bentuk komitmen manajemen dalam
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 189

mendukung kegiatan penelitian perbaikan berdasarkan jumlah banyaknya


ini. penyebab.
 Setelah penilaian dilakukan oleh semua
4. Menganalisa Penyebab. anggota GKM Data maka nilai terebut
Permasalahan yang dihadapi oleh GKM dijumlahkan dan ditentukan level
data tertuang dalam judul penelitian penyebab berdasarkan jumlah nilai.
perbaikan yaitu gangguan Bag Counting  Dari urutan level penyebab maka
System Lama / Tinggi. Untuk mengetahui ditentukanlah penyebab-penyebab yang
apa penyebab terjadinya permasalahan akan ditindaklanjuti dengan
maka GKM Data akan melakukan diskusi menggunakan rumus NGT sbb :
tanpa tahu teknik dalam mencari  Jika penyebab – penyebab dominan /
penyebab, penulis mencoba akar penyebab berjumlah antara 1 s/d
mengarahkannya dengan melakukan 5, maka semua penyebab akan
teknik Brainstorming (sumbang saran) ditindaklanjuti.
yang merupakan alat bantu dalam mencari  Jika penyebab – penyebab dominan /
penyebab dari permasalahan. Dipimpin akar penyebab berjumlah 6 s/d 10,
oleh Ketua GKM maka disepakati bahwa maka penentuan tindaklanjuti
brainstorming dilakukan dengan cara menggunakan rumus ½ N + 1.
setiap anggota akan diberikan pertanyaan  Jika penyebab – penyebab dominan /
mengapa gangguan bag counting system akar penyebab lebih dari 10, maka
tinggi secara bergantian, dengan penentuan tindaklanjut menggunakan
menggunakan teknik 5 why maka setiap rumus N + 1.
anggota menghasilkan data yang dapat
dianalisis lebih lanjut. Maka ditentukanlah penyebab – penybab
Hasil dari brainstorming ini akan yang diduga dominanmenyebabkan
dilakukan stratifikasi (pengelompokkan) gangguan bag counting system tinggi
kedalam format 4M1E (Man, Methode, adalah sbb :
Material, Machine, Environment ). a. Program quantity manual.
Dengan alat bantu Ishikawa diagram b. Program tidak bisa switch kade kapal.
untuk pemetaan sebab akibat dari c. Data kapal tidak tampil.
permasalahan maka diketahuilah akar – d. Pindah packer.
akar penyebab dari masing-masing 4M1E e. Delete DO.
yang dijadikan dasar dalam penentuan f. Shipment lama belum di clossing.
nilai Nominal Group Technique (NGT). g. Petugas Bag Counting
GKM Data Belum mengatehui tekhnik BelumMengetahui Cara. Mendapatkan
dalam menggunakan alat bantu maka dari Gambaran Masalah.
itu penulis mengarahkan dan menjelaskan h. Server Error.
GKM Data tentang NGT. NGT
diperlukan untuk menentukan akar 5. Menguji dan Menentukan Penyebab
penyebab yang dominan akan Dominan.
ditindaklanjuti dilangkah berikutnya. 8 akar penyebab yang sudah ditentukan
Adapun cara memperoleh nilai NGT yang merupakan dugaan penyabab akan
adalah sbb : dilakukan uji hipotesa, apakah benar 8
 Semua anggota dengan dipimpin oleh dugaan penyebab tersebut benar – benar
ketua memberikan nilai dari masing – mengakibatkan gangguan bag counting
masing penyebab sesuai pendapatnya system tinggi ?. Untuk mengetahuinya
masing-masing terhadap pemikiran maka GKM Data yang harus melakukan
mana saja penyebab yang berpengaruh pengukuran dengan melakukan
terhadap terjadinya masalah. Nilai pengamatan langsung, namun GKM Data
ditentukan mulai dari angka tertinggi belum mengetahui tekhnik pengujian data,
sampai dengan angka terendah maka penulis mengarahkan dan
mengajarkan tekhnik menguji dan
190 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

menentukan uji hipotesa dengan langkah- atas Who yang bermakna siapa
langkah sbb : penanggung jawab dari perbaikan dapat
a. Lakukan pembagian tugas untuk dijawab dengan nama anggota yaitu
melakukan pemantauan uji coba bapak Husni Thamrin. Pertanyaan
sebagai dasar penghitungan melalui selanjutnya adalah How yang
data yang didapatkan minimum 7 kali bermakna bagaimana cara perbaikan
pemantauan atau 7 data. dilakukan ? jawabannya dengan
b. Hitung data yang didapatkan dengan menyebutkan langkah-langkah dalam
menggunakan rumus berikut : perbaikan adapun pertanyaan How
Much dijawab dengan menyebutkan
n.SumXY – ( Sum X ) ( Sum Y ) berapa persen peluang perbaikan ini
dapat dilaksanakan.
r =
[n.SumX2–(Sum X)2][n.Sum Y2–(Sum Y)2]
2. Presentasi dihadapan Manajemen.
Presentasi ini dilakukan dengan maksud
Terdapat 8 penyebab dominan yang untuk menyampaikan rencana perbaikan
terbukti melalui pengujian hipotesa bahwa agar mendapatkan izin dalam melakukan
penyebab tersebut mengakibatkan proses perbaikan dikarenakan dalam
terjadinya gangguan bag counting system proses perbaikan selalu berhubungan
tinggi. Penyebab tersebut akan dengan batasan wewenang dan tanggung
ditindakalnjuti dengan membuat jawab, keperluan biaya dan material ,
perbaikan. standar kesalamtan kerja, waktu
pelaksanaan, dan sebagainya. Presentasi
Tahapan yang kedua adalah DO, yaitu dilakukan dihadapan para staff, kepala
tahapan Pelaksanaan Perbaikan yang terdiri bagian, kepala departemen.
dari :
1. Membuat Rencana Perbaikan. 3. Melaksanakan Perbaikan
Sebelum perbaikan dilakukan maka Proses pelaksanaan perbaikan dilakukan
terlebih dahulu membuat rencana melalui serangkaian program yang harus
perbaikan dengan menggunakan alat bantu segera dibuat, yaitu:
5W2H, untuk menjelaskan alat bentu a. Program Quantity Otomatis.
tersebut maka akan dijelaskan berdasarkan Program ini harus dibuat mengingat
salah satu penyebab yang dijadikan program yang ada selama ini bersifat
sebagai contoh, dengan penjelasan sbb : manual, yaitu jumlah / quantity muatan
a. Why bermakna mengapa program pada dokumen Delivery Order diinput
quantity manual harus diperbaiki ? ke dalam sistem komputerisasi secara
jawaban dari pertanyaan tersebut manual / di ketik langsung ke dalam
adalah agar sistem penghitungan tidak tabulasi yang sudah tersedia. Hal ini
mengalami selisih. berpotensi terjadi selisih dalam sistem
b. What bermakna apa bentuk penghitungan muatan yang berakibat
perbaikannya ? jawaban dari akan terjadi salah penghitungan muatan
pertanyaan tersebut adalah membuat dan berakibat sistem penghitungan
program quantity otomatis Where error sehingga sistem loading
bermakna kapan perbaikan itu akan dihentikan. Hal ini yang membuat
dilaksanakan ? jawabannya adalah pemuatan jadi terhambat dan target
perbaikan dilaksanakan di kantor pengiriman tidak terpenuhi. Dengan
MISCD. When bermakna kapan dibuatnya program quantity otomatis
perbaikan itu akan dilaksanakan ? pada tanggal 05 Desember 2016
jawaban dari pertanyaan tersebut dengan cara membuka quantity
adalah pelaksanaan perbaikan akan application kemudian buka D.O.
dilaksanakan pada tanggal 05 s/d 14 application dilanjutkan dengan
Desember 2016. Adapun pertanyaan membuat link automaticly dan simpan
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 191

link ke program aplikasi bag counting c. Program Database Kapal.


yang kesemuanya dilakukan oleh bapak Program ini dibuat dikarenakan sering
Husni Tahmrin, maka sistem terjadi data kapal tidak tampil sehingga
penghitungan tepat dan benar sehingga data D.O. tidak dapat di registrasi yang
perhitungan packing normal dan mengakibatkan data berthing line tidak
loading lancer. Hal ini dibuktikan dapat diproses sehingga data loading
dengan hasil monitoring terhadap tidak lengkap dan data bag counting
pengukuran frekuensi selisih tidak dapat diproses. Hal ini yang
perhitungan selama 8 kali pemantauan membuat pemuatan jadi terhambat dan
dalam 8 hari dengan hasil tidak target pengiriman tidak terpenuhi.
ditemukan lagi data perhitungan yang Program Database kapal dibuat oleh
mengalami selisih, sehingga GKM bapak Husni Thamrin pada tanggal 16
Data menyimpulkan perbaikan yang Desember 2016 dengan langkah –
telah dilakukan berhasil. langkah sbb :
 Buka aplikasi vessel status .
b. Program Aplikasi Kade Kapal  Buka aplikasi delivery.
Alternatif.  Link data vessel status.
Program ini harus dibuat mengingat  Simpan data line ke program
program yang ada tidak bisa switch aplikasi bag counting system.
kade kapal sehingga program kade
tidak bisa dihentikan berakibat program Setelah perbaikan ini kemudian
shipment tidak bisa di closing dan dilakukanlah pemantauan terhadap
program harus dimatikan anprosedur perbaikan dari tanggal 17 s/d 30
yang berakibat bag counting program Desember 2016 terhadap data berthing
rusak. Hal ini yang membuat pemuatan line tidak dapat diproses dengan hasil
jadi terhambat dan target pengiriman selama 5 hari pemantauan diketahui
tidak terpenuhi. Dengan dibuatnya bahwa tidak ada lagi data berthing line
program aplikasi kade kapal alternatif tidak dapat diproses, dengan kata lain
yang dilakukan oleh bapak Hendra semua data berthing dapat diproses
Adiwijaya pada tanggal 05 Desember sehingga data loading menjadi lengkap
2016, dengan diawali membuka yang berakibat data bag counting dapat
berthing aplikasi kemudian membuka diproses. . Sehingga GKM Data
berthing line dilanjutkan dengan menyimpulkan perbaikan yang telah
menambahkan line X1, X2 dan X3 dilakukan Berhasil.
sebagai kade alternatif dan simpan data
line ke program aplikasi bag counting., d. Program Aplikasi Back Up Kode
maka program switch kade kapal dapat Packer.
dilaksanakan sehingga program kade Frekuensi pindah packer yang tinggi
bisa dihentikan maka program mengakibatkan kode packer berubah
shipment pun dapat diclossing dan sehingga terjadi penggantian terhadap
program dapat dimatikan sesuai kode packer akibatnya terjadi ganti
prosedur sehingga program bag jalur packer dan aplikasi pakcerpun
counting berjalan dengan lancar. Hal terpaksa harus diganti. Hal ini yang
ini dibuktikan dengan hasil monitoring membuat pemuatan jadi terhambat dan
terhadap pengukuran frekuensi target pengiriman tidak terpenuhi. Hal
program shipment tidak bisa diclossing ini juga yang membuat bapak Hendra
9 kali pemantauan dalam 9 hari dengan Adiwijaya membuat program aplikasi
hasil tidak ditemukan lagi program back up kode pakcer pada tanggal 13
shipment tidak bisa diclose, sehingga Desember 2016 dengan cara terlebih
GKM Data menyimpulkan perbaikan dahulu membuka program bag
yang telah dilakukan berhasil. counting system kemudian membuka
aplikasi packer dan input data packer,
192 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

lalu dilanjutkan dengan klik aplikasi pemantauan, sehingga GKM Data


TR ( Translate ) dang anti berthing line menyimpulkan bahwa perbaikan ini
code lalu klik kode packer yang akan Berhasil.
dipindah. Dengan demikian kode
packer tetap dan tidak perlu ganti kode f. Program Clossing Shipment.
packer sehingga tetap dapat GKM Data harus membuat program
menggunkan jalur packer yang sama closing shipment dikarenan terjadi
dan aplikasi packer yang sama. kondisi dimana shipment lama belum
Selanjutnya pemantauan dilakukan diclossing sehingga aplikasi shipment
terhadap perbaikan, yaitu pada tanggal error yang mengakibatkan shipment
14 s/d 16 Desember 2016 dengan 5 kali list tidak tampil sehingga shipment
pemantuan terhadap indicator Y tidak dapat diupload yang pada
berupa frekuensi kode packer berubah akhirnya display shipment menjadi
dengan hasil pemantauan bahwa tidak kosong. GKM Data melalui bapak
ada lagi kode packer yang berubah Hendra Adiwijaya melakukan
sehingga GKM data menyatakan perbaikan membuat program closing
bahwa perbaikan telah Berhasil. shipment pada tanggal 26 Desember
2016 dengan cara membuka bag
e. Program Link Database. counting system terlebih dahulu,
Pembuatan program link database kemudian klik aplikasi vessel status
dikerjakan oleh bapak Hendra lalu klik aplikasi shipment closing,
Adiwijaya pada tanggal 19 Desember kemudian klik vessel name dan
2016. Hal ini dilakukan karena D.O. mengclose aplikasi shipment.
terdelete oleh petugas sehingga D.O. Monitoring dilakukan pada tanggal 27
hilang yang berakibat D.O. tidak s/d 30 Desember terhadap frekuensi
terdaftar dalam komputerisasi sehingga shipment list tidak tampil . Hasil
D.O. tidak dapat diupload ke sistem monitoring terhadap pengukuran
selanjutnya yang berakibat pada D.O. frekuensi shipment list tidak tampil
tidak dapat dikeluarkan. Perbaikan selama 5 hari pemantauan adalah tidak
dilakukan dengan cara membuka adalagi frekuensi shipment list tidak
aplikasi vessel name kemudian tampil , shipment list selalu tampil dan
membuka data share D.O. lalu klik dapat diupload sehingga display
kode D.O. dan input nomor master shipment selalu tampil pada monitor
D.O. Setelah master D.O. terinput hal ini berakibat pada lancarnya
maka dilanjutkan dengan input data pemuatan dapat berpengaruh terhadap
nomor Sub D.O. dan kemudian data target pengiriman, dengan demikian
dapat disave. Hal ini dilakukan agar perbaikan ini dintyatakan oleh GKM
D.O tidak terdelete sehingga D.O. tetap Data Berhasil.
berada pada database dan terdaftar
sehingga dapat diupload ke sistem g. Program Link Capture Masalah.
berikutnya dan D.O. dapat dikeluarkan Berdasarkan analisa penyebab
sehingga pemuatan menjadi lancar dan diketahui bahwa petugas bag counting
target pemuatan dapat terpenuhi. belum mengetahui cara mendapatkan
Seperti pada perbaikan – perbaikan gambaran masalah sehingga petugas
sebelumnya bahwa setelah perbaikan bag counting tidak dapat memberikan
dilakukan pemantauan atau monitoring gambaran titik permasalahan hal ini
terhadap perbaikan yang dilakukan. berakibat petugas MIS tidak
Bapak Hendra melakukan pemantauan mendapatkan gambaran masalah dari
sejak tanggal 20 s/d 23 Desember 2016 petugas bag counting sehingga petugas
terhadap frekuensi D.O. hilang. Hasil MIS tidak mengetahui letak
pemantauan menyatakan bahwa tidak permasalahan yang sebenarnya
aa lagi D.O. hilang selama 6 kali sehingga petugas MIS tidak dapat
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 193

mengatasi masalah kerusakan bag harus direset yang pada akhirnya hal
counting dan hal ini dapat menghambat ini menjadi salah satu penyebab
pemuatan sehingga target tidak pengiriman tidak tercapai. Oleh karena
tercapai. Untuk penyebab ini, GKM itu GKM Data melalui ibu Aan Nayuri
Data sepakat bahwa tindakan perbaikan melakukan perbaikan pada tanggal 25
yang diambil adalah membuat program Desember 2016 dengan cara membuat
link capture yang dilaksanakan oleh program reset server error dengan cara
ibu Dini Wardini pada tanggal 25 dahulu membuka bag counting
Desember 2016 dengan membuka e- program kemudian remote bag
mail aplikasi kemudian membuka bag counting program lalu reset radio
counting system dilanjutkan dengan komunikasi. Berdasarkan monitoring
penjelasan tentang masalah lalu tekan melalui pengukuran terhadap frekuensi
tekan Alt + Printscreen pada display data produksi tidak tampil selama 6
bag counting system kemudian buka hari pemantauan diketahui bahwa tidak
kembali e-mail lalu klik menu paste ada lagi data produksi yang tampil
pada display e-mail dan send e-mail ke sehingga perbaikan dinyatakan berhasil
petugas MIS. Perbaikan ini dengan tidak terhambatnya pemuatan
dimonitoring pada tanggal 26 s/d 30 dan target dapat tercapai.
Desember 2016 terhadap durasi
petugas MIS mengatasi masalah dan Langkah yang selanjutnya adalah
didapat hasil bahwa selama 6 hari CHECK, yaitu pengontrolan terhadap hasil
pemantauan durasi petugas MIS dari perbaikan, yang terdiri dari:
mengatasi masalah rata-rata selama 5 1. Perbandingan Terhadap Penyebab
menit yang sebelumnya ketika Dominan .
perbaikan belum dilaksanakan durasi Dalam meneliti hasil, GKM Data
petugas MIS mengatasi masalah hingga membandingkan data sebelum perbaikan
mencapai 30 menit. Berdasarkan hasil dengan sesudah perbaikan terhadap hasil
ini maka mengatasi permasalahan lebih namun belum melakukan perbandingan
cepat karena petugas bag counting terhadap masing – masing penyebab,
sudah mengetahui cara mendapatkan terhadap judul dan terhadap tema
gambaran masalah dengan cepat sehingga penulis mengarahkan kepada
sehingga petugas bag counting dapat tahapan meneliti hasil yang lebih akurat
memberikan gambaran titik sebagai berikut :
permasalahan dan petugas MIS a. Penyebab Program Quantity Manual.
mengetahui gambaran masalah dari Pada penyebab ini diketahui bahwa
petugas bag counting sehingga petugas sebelum perbaikan terdapat frekuensi
MIS mengetahui letak permasalahan salah data sebanyak 23 kali, namun
sesungguhnya dan dapat mengatasi setelah dilakukan perbaikan terdapat 0
kerusakan pada bag counting yang kali frekuensi salah data, artinya
mengakibatkan pemuatan menjadi bahwa perbaikan membuat program
lancar dan target dapat tercapai. GKM quantity otomatis dapat mengatasi
Data meyimpulkan bahwa perbaikan frekuensi salah data sehingga tidak ada
ini Berhasil. lagi data yang salah.

h. Program Reset Server Error. b. Penyebab Program tidak bisa switch


Gangguan pemuatan semen bag via data kapal.
laut juga terjadi ketika server Sebelum perbaikan dilakukan terdapat
mengalami error yang mengakibatkan 17 kali frekuensi program bag counting
data produksi tidak tampil sehingga rusak, , setelah perbaikan dilakukan
data semen yang masuk tidak dapat dengan membuat Program aplikasi
diketahui dan berakibat pada data kade kapal maka frekuensi program
perhitungan tidak akurat sehingga data bag counting rusak menjadi 0 kali. Hal
194 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

ini berarti bahwa membuat program dapat dilakukan seperti pada tabel 4.32.
aplikasi kade kapel merupakan Hal ini menggambarkan bahwa
perbaikan yang tepat karena dapat penyebab dominan dapat dihilangkan.
menghilangkan penyebab dominan.
g. Penyebab petugas bag counting belum
c. Penyebab Data Kapal Tidak Tampil. mengetahui cara mendapatkan
Sebelum perbaikan dilakukan terdapat gambaran masalah.
18 kali frekuensi data berthing line Sebelum perbaikan dialakukan yang
tidak dapat diproses. Dengan membuat terjadi adalah petugas MIS lama dalam
program database kapal maka maka mengatasi permasalahan yaitu rata –
tidak ada lagi frekuensi data berthing rata > 100 menit. Namun setelah
line yang tidak dapat diproses, semua dibuatnya program link capture
data berthing line dapat diproses,. masalah maka petugas MIS lebih cepat
.Perbaikan yang dilakukan sudah tepat dalam mengatasi masalah dengan
dalam menghilangkan penyebab. durasi rata- rata maksimum 5 menit.

d. Penyebab Pindah Packer. h. Penyebab Server Error.


Terdapat frekuensi kode packer Server error yang acap kali terjadi
berubah yang tinggi / sering terjadi sebelum perbaikan diindikasikan
dengan tingkat keseringan sebanyak 39 dengan adanya data produksi yang
kali sebelum perbaikan dilakukan. tidak tampil sebanyak 15 kali. Dengan
Dengan membuat program aplikasi dibuatnya program reset server maka
back up kode packer maka tingkat frekuensi data produksi tidak tampil
keseringan berubahnya kode packer menjadi 0 kali sehingga dapat
menjadi 0 kali, dengan demikian disimpulkan bahwa perbaikan dapat
perbaikan yang ditentukan sudah tepat menghilangkan penyebab dominan.
dan berhasil mengatasi penyebab.
2. Perbandingan terhadap Judul.
e. Penyebab Delete D.O. a. Frekuensi Gangguan Loading System.
Pada penyebab ini diketahui bahwa Sebelum perbaikan dilakukan terdapat
terdapat D.O. hilang sebanyak 21 kali gangguan bag counting system pada
karena terdelete. Perbaikan yang komputerisasi loading system sebanyak
dilakukan adalah dengan membuat 56 kali dan merupakan gangguan
program link database D.O. sehingga dominan pada komputerisasi loading
setelah perbaikan terjadi perubahan system. Setelah perbaikan dilakukan
signifikan dengan kondisi tidak ada terdapat gangguan pada bag counting
lagi D.O. yang hilang sehingga system sebanyak 0 kali dan tidak lagi
perbaikan ini berhasil menghilangkan menjadi gangguan yang dominan.
penyebab dominan.
b. Durasi Ganguan Loading System.
f. Penyebab Shipment lama belum Sebelum perbaikan dilakukan terdapat
disclosing. gangguan bag counting system pada
Sering terjadinya shipment list tidak komputerisasi loading system selama
tampil merupakan parameter yang 24 jam dan merupakan gangguan
diukur untuk menggambarkan bahwa dominan pada komputerisasi loading
terjadi penyebab shipement lama belum system. Setelah perbaikan dilakukan
diclosing yaitu sebanyak 15 kali seperti terdapat gangguan pada bag counting
pada tabel 4.23. Hal ini diperbaikan system sebanyak 0 jam dan tidak lagi
dengan membuat program closing menjadi gangguan yang dominan.
shipment sehingga diketahui bahwa
setelah perbaikan dilakukan shipment
list selalu tampil dan proses pemuatan
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 195

c. Lost Product. komputerisasi yang mengakibatkan


Sebelum perbaikan dilakukan terdapat timbulnya lost product sebesar 2.850
gangguan bag counting system pada ton dan merupakan gangguan dominan
komputerisasi loading system yang pada sistem komputerisasi,. Setelah
mengakibatkan timbulnya lost product perbaikan dilakukan terdapat lost
sebesar 1.800 ton dan merupakan product sebesar 450 ton atau turun
gangguan dominan pada komputerisasi sebesar 84,21% dan masih menjadi
loading system. Setelah perbaikan dominan.
dilakukan tidak ada lagi lost product
yang diakibatkan tidak ada lagi d. Nilai Kerugian.
gangguan pada bag counting system Akibat adanya gangguan pada loading
dan tidak lagi menjadi gangguan yang system yang merupakan gangguan
dominan. dominan maka terdapat nilai kerugian
sebesar Rp. 3.135.000.000,-. Setelah
d. Nilai Kerugian. perbaikan dilakukan dan turunnya
Akibat adanya gangguan pada bag gangguan loading system maka nilai
counting system yang merupakan kerugian menjadi turun sebesar Rp.
gangguan dominan maka terdapat nilai 495.000.000,- atau trurun sebesar 59 %
kerugian sebesar Rp. 1.980.000.000,-. namun masih tetap menjadi yang
Setelah perbaikan dilakukan dan dominan..
hilangnya gangguan bag couting
system maka tidak ada lagi nilai Langkah yang ke empat adalah
kerugian yang diakibatkan dari ACTION, atau disebut juga sebagai tindak
penyebab dominan. Lanjut Hasil Perbaikan, yaitu Membuat
Standar Baru. Setelah diketahui bahwa hasil
3. Perbandingan Terhadap Tema. yang dicapai dari penelitian ini adalah tidak
a. Frekuensi Gangguan Sistem adalagi gangguan pada bag counting yang
Komputerisasi. berdampak kepada lost product dan nilai
Sebelum perbaikan dilakukan terdapat kerugian terhadap pengiriman semen bag via
loading system pada sistem laut menjadi berkurang, maka langkah
komputerisasi sebanyak 86 kali dan selanjutanya dalam rangkaian PDCA adalah
merupakan gangguan dominan pada adalah Action, dimana dalam Action diawali
sistem komputerisasi. Setelah dengan pembuatan standar baru yang terdiri
perbaikan dilakukan terdapat gangguan dari :
pada loading system sebanyak 20 kali 1. Standar Pembuatan.
atau turun sebesar 76,74% dan tidak Dalam membuat standar prosedur
lagi menjadi gangguan yang dominan. pembuatan harus mengcu kepada langkah
– langkah pembuatan yang tercantum
b. Durasi Ganguan Sistem Komputerisasi. pada tahap melaksanakan perbaikan ( DO
Sebelum perbaikan dilakukan terdapat ). Adapun prosedur yang sudah dibuat
gangguan loading system pada sistem adalah sbb :
komputerisasi selama 38 jam dan  Standar Prosedur Pembuatan Program
merupakan gangguan dominan pada Quantity Otomatis.
sistem komputerisasi. Setelah  Standar Prosedur Pembuatan Program
perbaikan dilakukan terdapat gangguan Aplikasi Kade Kapal Alternatif.
pada loading sistem sebanyak 6 jam  Standar Prosedur Pembuatan Database
atau turun sebesar 84,21% dan tidak Kapal.
lagi menjadi gangguan yang dominan.  Standar Prosedur Pembuatan Program
Aplikasi Back Up Kode Packer.
c. Lost Product.  Standar Prosedur Pembuatan Program
Sebelum perbaikan dilakukan terdapat Link Database D.O.
gangguan loading system pada sistem
196 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 2, Juli 2017, hal 181 - 197

 Standar Prosedur Pembuatan Program  Prosedur pengoprasian Server .


Aplikasi Clossing Shipment.
 Prosedur Pembuatan Program Link 4. Standar Hasil.
Capture Masalah. Standar hasil adalah standar yang dibuat
 Prosedur Reset Server Eror. berdasarkan hasil yang telah dicapai.
Dengan melaksanakan semua prosedur
2. Standar Perawatan. yang sudah dibuat secara konsisten maka
Standar perawatan dibuat dengan maksud standar hasil yang dibuat dapat tercapai
agar peralatan yang dibuat sudah sehingga permasalah yang sama tidak
terencana program perawatannya. Adapun terulang. Adapun standar hasil yang telah
standar perawatan yang sudah dibuat dibuat adalah gangguan bag counting
adalah sbb : system maksimum 0 jam dalam sebulan.
 Standar Prosedur Perawatan Program
Quantity Otomatis. Kesimpulan
 Standar Prosedur Perawatan Program Pelaksanaan deming’s cycle yang tepat
Aplikasi Kade Kapal Alternatif. dapat membantu perusahaan untuk
 Standar Prosedur Perawatan Database melakukan pendeteksian atas segala
Kapal. permasalahan yang ada di perusahaan dan
 Standar Prosedur Perawatan Program secepatnya bisa melakukan tindakan koreksi.
Aplikasi Back Up Kode Packer. Penerapan deming’s cycle di PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk membantu perusahaan
 Standar Prosedur Perawatan Program
mendeteksi faktor-faktor penyebab terjadinya
Link Database D.O.
defect dan mencari solusi untuk mengurangi
 Standar Prosedur Perawatan Program
jumlah produk cacat melalui pembentukan
Aplikasi Clossing Shipment.
GKM.
 Prosedur Perawatan Program Link Penelitian ini diharapkan membawa
Capture Masalah.
manfaat bagi berbagai pihak, misalnya bagi
 Prosedur perawatan Server . perusahaan penelitian ini diharapkan dap
mengurangi gangguan pada proses distribusi
3. Standar Pengoprasian. semen bag via laut karena potensi lost
Agar setiap petugas yang berwenang product dan nilai kerugian berkurang, target
dapat mengoprasikan peralatan / program distribusi dapat ditingkatkan, meningkatkan
yang sudah dibuat, maka dibuat juga pengetahuan karyawan, serta meningkatkan
standar prosedur pengoprasian. Adapun motivasi kerja karyawan. Bagi
standar pengoprasian yang sudah dibuat Pengembangan Ilmu Pengetahuan, penelitian
adalah sbb : ini diharapkan dapat lebih memperkaya
 Standar Prosedur Pengoprasian pengetahuan tentang Implementasi Deming
Program Quantity Otomatis. Cycle dalam mengatasi permasalahan
 Standar Prosedur Pengoprasian kualitas pada operasional proses bisnis yang
Program Aplikasi Kade Kapal lebih analisis dengan metodologi Tujuh
Alternatif. Langkah Tujuh Alat Bantu dan dapat
 Standar Prosedur Pengoprasian dijadikan referensi perpustakaan dan dapat
Database Kapal. dijadikan perbandingan bagi penelitian
 Standar Prosedur Pengoprasian berikutnya.
Program Aplikasi Back Up Kode Saran yang didapatkan dari hasil
Packer. penelitian ini meliputi:
 Standar Prosedur Pengoprasian 1. Penggunaan alat bantu statistic yang
Program Link Database D.O. update seperti The New 7 Tools dapat
 Standar Prosedur Pengoprasian digunakan agar hasil analisa lebih akurat
Program Aplikasi Clossing Shipment. dan dapat menentukan pengambilan
 Prosedur Pengoprasian Program Link keputusan yang lebih tepat.
Capture Masalah.
Suryana, Analisis Implementasi Deming’s Cycle Lalam Upaya…. 197

2. Perlu juga pengukuran terhadap tingkat Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian
budaya improvement pada satu – satunya Kuantitatif, Prenada Media , Jakarta.
karyawan dengan metode Total Quality Sugian, Syahu, 2006, Kamus Manajemen
Personal ( TQP ) dalam perusahaan. Mutu ,PT. Gramedia Pustaka Utama
3. Lakukan analisa juga terhadap peran Jakarta.
fasilitator sehingga dapat diukur juga Sunyoto, Danang, 2014, Dasar – dasar
dengan Radar Chart . Manajemen Pemasaran , Bukuseru,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Karatsu, Hajime & Toyoki Ikeda, 1985,
Gaspersz, Vincent, 2005, Total Quality Mastering The Tools Of Q.C. PHP
Management, PT Gramedia Pustaka Institute Inc, Tokyo .
Utama, Jakarta. Nayatani, Yoshinobu, Toru eiga, Ryoji
Yamit, Zulian, 2010, Manajemen Kualitas Futami, Hiroyuki Miyagawa, 1994,
Produk & Jasa, Ekonisia, Jogjakarta. The Seven New QC Tools – Practical
Chang, Richard Y & P. Keith Kelly, 2003, Applications for Managers 3A
Langkah – Langkah Pemecahan Corporation, Tokyo.
Masalah , PT Pustaka Binaman Wiyanti, Ignatia Rini, 2016, PDCA TULTA
Pressindo, Jakarta. – Metode Praktis Untuk Pemecahan
Sujarweni, V. Wiratna, 2015, Metodelogi Masalah dan Peningkatan Mutu Di
Penelitian Bisnis & ekonomi, Semua Sektor Usaha dan Bidang Kerja.
Pustakabarupres, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai