Six Sigma Dmaic Sebagai Metode Six Sigma Sebagai Alat Pengendalian Pengendalian Kualitas Produk Mutu Pada Hasil Produksi Kain Judul Kursi Pada Ukm Mentah Pt Unitex, Tbk
Penulis Fandi Ahmad Prima Fithri dan Chairunnisa
Tahun 2019 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Negara, Lembaga Administrasi Teknik, Universitas Andalas Asal Instansi Negara
https://jurnal.umj.ac.id/ https://ejournal.undip.ac.id/ Akses Link index.php/jisi/article/view/4061 index.php/jgti/article/view/17160
Penelitian dilakukan untuk Seringnya terjadi permasalahan
mengetahui kemampuan proses terhadap pengendalian mutu yang berdasarkan produk cacat dengan tidak mencapai target di Departemen pendekatan metode six sigma Tenun, menyebabkan peningkatan DMAIC kemudian untuk waktu pemrosesan produk untuk mengetahui usulan penerapan memperbaiki produk yang cacat juga pengendalian kualitas dengan akan berdampak pada jumlah Aspek mengalisis penyebab cacat pada produksi. Untuk itu penelitian Permasalahan proses produksi dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis proses pengendalian mutu untuk mengetahui faktor utama penyebab terjadinya produk cacat sehingga didapatkan ususlan untuk mengurangi jumlah produk cacat pada hasil produksi. Mengupayakan perbaikan Metode yang digunakan dalam berkesinambungan dengan konsep penelitian ini adalah Metode Six 5W+1H, Tahap define akan Sigma, dengan langkah-langkah menetukan objek penelitian yang Define, Measure, Analyze, Improve, memiliki tingkat defect tertinggi and Control (DMAIC). berdasarkan voice of costumer (VOC), Pada tahap Measuremenemukan jenis cacat yang dominan terjadi pada setiap proses dengan menggunakan pareto diagram untuk mengetahui penyimpangan produksi tertinggi, kemudian mengukur DPMO (DefectPer Million Opportunities) Metode yang dikonversikan kedalam Pemecahan tingkat sigma.Pada tahap analyze Masalah akan menganalisis CTQ dengan Pareto Diagram untuk menganalisis sumber masalah dengan fishbone diagram. Pada tahap improve membuat usulan perbaikan dengan metode 5W+1H. dari pengolahan data didapat nilai DPMO sebesar. Saat ini perusahaan berada pada tingkat 3.31-sigma dengan CTQ (Critical of Quality) adalah jenis cacat kursi lecet dan penyok, ukuran tidak standar dan jahitan tidak rapi
Dari hasil analisis maka dapat Berdasarkan hasil perhitungan,
disimpulkan bahwa penyebab didapatkan nilai Defect per Million utama kecacatan adalah faktor Opportunity yang diperoleh adalah manusia dan berdasarkan analisis sebesar 181.67 dan nilai Sigma 5W+1H maka kebijakan utama sebesar 5.07. Dengan nilai sigma yang harus di lakukan oleh pihak sebesar 5.07 berarti Departmen perusahaan yaitu pengawasan atau Tenun telah mencapai tingkat industri kontrol dengan pembuatan SOP rata-rata USA. Tapi masih ada cacat Hasil dan adanya training untuk yang terjadi dari satu juta peluang. Penelitian meningkatkan kompetensi Untuk memaksimalkan kontrol operator kualitas, rekomendasinya adalah untuk memperkuat pengawasan kepada operator, memprioritaskan pemeriksaan mesin, dan menekankan ketersediaan suku cadang mesin, terutama yang rentan terhadap kerusakan.