Anda di halaman 1dari 12

AUDIT LAPORAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

PRODUK GA REAR MOTOR WIPER BERDASARKAN OBJEKTIF KUALITAS


PADA PT. XYZ

Amelia Kumala1, Rani Rumita2


1,2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Semarang 50239
Telp. (024) 7460052
E-mail: ameliakumala@gmail.com1; ranirumita@gmail.com2

ABSTRAK
PT. XYZ menggunakan laporan FMEA GA Rear Motor Wiper dari PT. XYZ Jepang
dan belum melakukan penyesuaiaan dengan keadaan di lantai produksi. Hal ini menyebabkan
masih terdapat kegagalan proses yang dapat ditinjau dari presentase cacat. Untuk itu
diperlukan adanya audit pada laporan FMEA GA Rear Motor Wiper berdasarkan 10 objektif
kualitas yang terdiri dari perbaikan proses, mode kegagalan yang memiliki risiko tinggi,
process control plan, integrasi, lesson learned, karakteristik kunci atau khusus, waktu, tim,
dokumentasi dan penggunaan waktu. Dari 10 objektif kualitas terdapat 7 objektif kualitas yang
tidak tercapai, yaitu perbaikan proses, mode kegagalan yang memiliki risiko tinggi, lesson
learned, waktu, tim, dokumentasi dan penggunaan waktu. Fokus penelitian ini adalah
perbaikan laporan FMEA berdasarkan objektif kualitas yang tidak tercapai yaitu dengan
melakukan penyesuaiaan antara laporan FMEA dengan keadaan nyata di lantai produksi GA
rear motor wiper.

Kata kunci : Failure Mode and Effect Analysis, Audit FMEA, 10 Objektif Kualitas

ABSTRACT
PT XYZ using FMEA report GA Rear Wiper which is adopted from PT XYZ Jepang
and they has not made the adjustment to the condition in the production floor. This cause will
create the failure process that can be evaluated from the percentage of defect. For this reason,
it necessary to audit the FMEA report GA Rear wiper motor which is based on 10 quality
objectives consist of process improvements, high risk failure mode, process control plans,
integration, lesson learned, special or key characteristics, timing, team, documentation and the
time usage. From that 10 quality objectives, there were 7 quality are not reached, they are
process improvements, high risk failure mode, lessons learned, time, team, documentation and
time usage. This research deals with repairing the FMEA report based on the quality objectives
which is not reached by doing the adjustment between the FMEA report and the current
condition in production floor GA rear motor wiper.

Keywords: Failure Mode and Effect Analysis, Audit FMEA, 10 Quality Objectives

PENDAHULUAN pada perusahaan dengan harapan dapat


Untuk mempertahankan reputasi meminimalisir cacat. PT. XYZ adalah salah
perusahaan mengenai produk cacat, maka satu perusahaan yang bergerak dibidang
diperlukan adanya pengendalian kualitas automotive motor DC. PT. XYZ
memproduksi part-part mobil yang 70% di menyediakan umpan balik untuk
export ke luar negeri. memperbaiki FMEA dikedepannya.
GA rear motor wiper adalah salah
satu produk unggulan PT. XYZ. GA rear TINJAUAN PUSTAKA
motor wiper digunakan sebagai penggerak
atau motor pada wiper belakang mobil. GA Kualitas
rear motor wiper masih memiliki tingkat Kualitas adalah keseluruhan ciri atau
presentase cacat yang melebihi target cacat karakteristik produk atau jasa dalam
karena jenis produk ini terhitung baru di tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan
PT. XYZ dibandingkan dengan rear motor harapan konsumen.
wiper lainnya.
Salah satu syarat dibutuhkannya Cause and Effect Analysis
FMEA adalah riwayat permasalahan pada Cause and effect analysis adalah
lapangan. Riwayat permasalahan pada pendekatan grafis untuk analisis kegagalan.
lapangan ini dapat dilihat pada presentase Hal ini juga disebut sebagai analisis
cacat GA rear motor wiper yang melebihi fishbone, nama yang diambil dari pola
target cacat. berbentuk ikan yang digunakan untuk
Dalam kurun waktu 12 bulan hanya merencanakan hubungan antara berbagai
terdapat 1 bulan yang jumlah cacat tidak faktor yang berkontribusi terhadap
melebihi target yang ditentukan oleh peristiwa tertentu. Biasanya, plot analisis
perusahaaan. Jadi dapat dikatakan bahwa fishbone untuk kelompok utama dari
dalam proses produksi GA rear motor potensi penyebab (man, manchine,
wiper sering terjadi cacat, padahal material, dan method) tetapi bisa termasuk
perusahaan sudah melakukan pengendalian kombinasi dari kategori.
kualitas dengan menggunakan metode
FMEA. Namun FMEA yang digunakan 5 Whys Analysis
perusahaan saat ini milik pabrik pusat di Proses 5 whys telah digunakan
Jepang. Perusahaan belum membuat sebagai alat analisis akar penyebab
laporan FMEA yang sesuai dengan keadaan sederhana selama bertahun-tahun. Proses
di line produksi GA rear motor wiper. ini melibatkan mendefinisikan masalah dan
FMEA termasuk ke dalam living bertanya "why?" lima kali sampai akar
document di dalam perusahaan, yang berarti penyebab ditemukan. Dengan berulang kali
perlu diadakan audit pada produk GA rear mengajukan pertanyaan "why?" untuk
motor wiper. Namun perusahaan belum setiap jawaban, sehingga dapat dikupas
melakukan penyesuaiaan laporan FMEA jauh sampai sumber masalah (root cause)
GA rear motor wiper dengan keadaan di diidentifikasi.
line produksi GA rear motor wiper. Untuk Setelah akar penyebab diidentifikasi,
itu diperlukan audit FMEA yang tindakan korektif dilaksanakan untuk
seharusnya dilakukan segera, melihat mencegah masalah terjadi lagi. Proses 5
presentase cacat GA rear motor wiper yang whys adalah alat yang terbukti akan
melebihi target cacat. meningkatkan efektivitas operasional,
Pada penelitian ini akan dilakukan keamanan, dan kualitas produk kerja,
audit FMEA berdasaran 10 objektif sementara juga mengurangi biaya, dan
kualitas. 10 objektif kualitas ini digunakan menyederhanakan pekerjaan melalui
untuk membantu perusahaan dalam menghilangkan kegagalan sistem.
memperbaiki laporan FMEA, sehingga Tujuan melakukan analisis 5 whys
dapat diketahui objektif kualitas mana yang adalah untuk menemukan akar penyebab
sudah tercapai dan yang belum tercapai dan untuk memperbaiki sistem, bukan
dalam laporan tersebut. Hasil dari audit ini hanya menghapus satu gejala.
Failure Mode and Effect Analysis FMEA
FMEA adalah metode sistematis mengidentifikasi
untuk mencari penyebab potensial dari calon kunci
Karakteristik
kegagalan sebelum menjadi kenyataan. Hal karakteristik yang
6 kunci atau
ini dimaksudkan untuk diterapkan selama tepat untuk
khusus
tahap pengembangan produk atau jasa, dimasukkan pada
ketika sedang didefinisikan dan dirancang proses seleksi kunci
dan ketika produk atau pengiriman sedang karakteristik
dijalankan. FMEA menyediakan cara FMEA butuh
sistematis untuk mengidentifikasi kesalahan diselesaikan selama
dan menilai resiko yang terkait dengan “window
kegagalan dan kesalahan. opportunity” untuk
7 Waktu
(Gilchrist, 1993) memberikan
dampak desain
Objektif Kualitas terbaik dari produk
Tabel 1 10 Objektif Kualitas atau proses.
Objektif Orang yang tepat
No Penjelasan
Kualitas berpartisipasi pada
FMEA mendorong tim FMEA diseluruh
perbaikan desain 8 Tim
Perbaikan analisis dan cukup
1 produk atau proses ditraining dalam
proses
sebagai sasaran prosedur
utama Dokumen FMEA
FMEA mengatasi diisi dengan
semua mode 9 Dokumentasi tindakan perbaikan
Mode kegagalan yang dan penilaian resiko
kegagalan tinggi, yang telah akhir.
2 yang diidentifikasi oleh Waktu yang
memiliki tim FMEA, dengan dihabiskan oleh tim
resiko tinggi efektif dan telah FMEA adalah
diberikan rencana Penggunaan efektif dan efisien
perbaikan. 10
waktu penggunaan waktu
PCP (Process dengan hasil
Control Plan) penambahan nilai
Process
3 didasari oleh mode diakhirnya.
Control Plan
kegagalan dari
proses FMEA METODOLOGI PENELITIAN
Ruang lingkup
FMEA termasuk Pengumpulan Data
integrasi & Dalam pengumpulan data, penulis
4 Integrasi
hubungan mode mengumpulkan data-data yang berkaitan
kegagalan di block dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam
diagram & analisis. penelitian ini, data yang diperlukan adalah
FMEA menganggap data cacat GA rear motor wiper selama 1
semua “pelajaran tahun, data target cacat GA rear motor
yang telah wiper selama 1 tahun, FMEA block
Lesson
5 dipelajari” sebagai diagram dan laporaan FMEA GA rear
learned
masukan untuk motor wiper.
identifikasi modus
kegagalan.
Pengolahan data HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pengolahan data pada penelitian ini, Identifikasi Proses Produksi GA Rear
yaitu: Motor Wiper
1. Identifikasi proses produksi GA rear Proses produksi GA rear motor
motor wiper wiper terdiri dari 20 proses. Proses
Identifikasi proses dilakukan produksi diawali dengan meletakkan metal
berdasarkan pengamatan proses pada housing dan diakhiri dengan
produksi GA rear motor wiper di melakukan packing pada produk GA rear
lapangan. motor wiper yang memiliki kualitas yang
2. Identifikasi penyebab cacat baik. Penejelasan proses produksi GA rear
menggunakan fishbone motor wiper yang lebih jelas dapat dilihat
Salah satu alat yang digunakan pada gambar 1.
untuk mengidentifikasi penyebab cacat
adalah fishbone yang dapat START
mengidentifikasi masalah berdasarkan
4M (man, material, machine, method)
K – 10
3. Identifikasi penyebab cacat
menggunakan 5 whys METAL &
PROCESS CAP
Tahapan dalam melakukan 5 whys
dimulai dengan menentukan main K – 20
cause dan bertanya mengapa itu terjadi. PRESS SHAFT
Jawaban pertanyaan tersebut akan DRIVE
menjadi pertanyaan berikutnya dan
seterusnya sampai ditemukannya akar K – 30

masalah dari main cause tersebut. PEMASANGAN


SHAFT WORM
4. Melakukan review laporan FMEA yang
sudah diterapkan oleh perusahaan. K – 40
Pada tahap ini akan dilakukan
PEMASANGAN
tinjauan ulang terhadap kegagalan dari MOTOR SA
setiap proses, efek dari kegagalan
tersebut, penyebab kegagalan tersebut K – 50

terjadi, penilaian severity, penilaian MAGNETIZING &


CENTERING
occurrence, penilai detection, penilaian
RPN dan tindakan perbaikan yang akan K – 60
dilakukan.
INJECTION
5. Melakukan audit FMEA berdasarkan MOLDING
10 objektif kualitas.
Setiap point-point 10 objektif kualitas K – 65

akan disesuaikan dengan laporan PEMASANGAN


RELAY
FMEA dan keadaan di lapangan. Audit
laporan FMEA dilakukan bersama K – 70
dengan production engineering (PE), CEK TINGGI
supervisor dan leader di line produksi CONTACT
GA rear motor wiper. K – 80

PEMASANGAN
GEAR

Gambar 1 Proses Produksi GA Rear Motor Wiper


Identifikasi Penyebab Cacat
B Menggunakan Fishbone
Cause and effect analysis atau yang
lebih dikenal dengan fishbone adalah suatu
K – 90
analisis terhadap grafik yang berbentuk
PEMBERIAN GREASE tulang ikan untuk mengetahui hubungan
PD BAG. GIGI GEAR sebab dan akibat dari suatu permasalahan.
K – 100 Dengan menggunakan fishbone akan
mencari akar masalah dengan melakukan
PASANG SHAFT analisis penybab 4M (man, material,
SA
machine dan method). Untuk mengetahui
K – 110 akar permasalahan cacat tinggi
menggunakan fishbone yang telihat pada
PEMBERIAN GREASE
PD BAG. LEVER & Gambar 2
KEPALA SHAFT
Identifikasi Penyebab Cacat
K – 120
Menggunakan 5 Whys
PASANG ROD Proses dimulai dengan menulis
WITH PIN
deskripsi spesifik dari masalah. Setelah
pernyataan masalah ditentukan, mulai
K – 130
menggunakan pertanyaan 5 whys untuk
PEMBERIAN menentukan akar permasalahan. Bertanya
GREASE PD CAP
"why?" dalam menanggapi pernyataan
K – 140
masalah, dan terus bertanya "why?" lima
kali atau sampai akar penyebab ditemukan,
PEMASANGAN tidak peduli berapa banyak "why?" yang
BRACKET
diperlukan. Lanjutkan bertanya "why" pada
K – 150 suatu waktu berturut-turut dan tidak
melewatkan jawaban "why". Meskipun
NAME
STAMPING
proses ini disebut 5 whys, pertanyaan
mungkin perlu ditanyakan lebih sedikit atau
K – 170
lebih dari 5 kali sebelum menemukan akar
penyebab.
RUNNING

Melakukan review laporan FMEA yang


K – 180 sudah diterapkan oleh perusahaan.
Pada laporan FMEA terlihat mode
CEK NOISE kegagalan potensial untuk setiap proses.
Terlihat juga efek potensial terjadinya
K – 190 kegagalan dan nilai severity, penyebab
potensial, control prevention dan nilai
TOKUSEI
occurrence, dan deteksi pendendalian serta
nilai detection. Untuk mengetahui suatu
K – 200
kegagalan memiliki resiko tinggi atau tidak,
APPEARAANCE dapat dihitung melalu nilai RPN (Risk
CEK, PACKING
Priority Number) yang didapatkan dari
perkalian severity X occurrence X
SELESAI
detection.
Dalam pembuatan laporan FMEA
Lanjutan Gambar 1 Proses Produksi GA Rear GA rear motor wiper, production
Motor Wiper
enginnering mengambil dari laporan FMEA spesifikasi”. Tindakan kegagalan disana
GA rear motor wiper miliki perusahaan PT. hanya cek kondisi punch.
XYZ Jepang. Perusahaan terpaksa Tindakan perbaikan pada FMEA GA
mengambil laporan FMEA milik PT. XYZ rear motor wiper selama ini belum ada
karena sebagai suatu syarat produsen mobil yang memberikan tindakan perbaikan
dalam menjalin kersama dengan PT. XYZ terhadap proses pada GA rear motor wiper.
selaku supplier dan perusahaan belum Tindakan perbaikan yang dilakukan hanya
memiliki laporan FMEA untuk produk GA dari pengendalian yang dilakukan terhadap
rear motor wiper. Jadi dapat terlihat bahwa kegagalan tersebut namun tidak ada
laporan FMEA yang sekarang digunakan perbaikan proses.
oleh perusahaan tidak sesuai dengan Jadi dapat disimpulkan bahwa,
keadaan di lapangan objektif kualitas 1 yaitu perbaikan desain
atau kualitas tidak dicapai dikarenakan
Audit & Rekomendasi Perbaikan FMEA tindakan perbaikan FMEA hanya pada
GA Rear Motor Wiper Berdasarkan 10 pengendaliannya bukan pada perbaikan
Objektif Kualitas proses.
Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 1
 Objektif Kualitas 1 Rekomendasi yang diberikan agar
Objektif kualitas 1 adalah perbaikan objektif kualitas 1 ini tercapai adalah
proses. FMEA mendorong perbaikan desain dengan memberikan tindakan perbaikan
produk atau proses sebagai sasaran utama. yang mendorong kepada perbaikan proses
Tindakan perbaikan akan diberikan atau desain. Perbaikan dilakukan pada
kepada kegagalan yang memiliki nilai proses injection molding dan proses bracket
severity > 8 atau occurrence > 3 atau assembly.
detection > 8 atau nilai RPN ≥ 125. Dapat Pada proses injection molding
dikatakan terdapat beberapa kegagalan terdapat kegagalan “resin tidak ada” dengan
yang memiliki resiko yang besar seperti RPN 192 diberikan tindakan perbaikan
pada proses metal & press cap (K – 10) “operator cek visual setelah pemberian
pada kegagalan “tinggi metal dibawah resin”. Jadi dalam pengerjaannya, operator
spesifikasi” dan “tinggi metal diatas menambah proses kerjanya dengan
melakukan cek visual.

Pelatihan hanya di awal


Material Man Pelatihan kurang

Operator tidak handal

Lolos inspeksi

Tidak teliti
Material cacat

Material handling Part jatuh


tidak baik
Tidak hati-hati
Presentase
Cacat Tinggi

IK rumit dan
sulit dimengerti Mesin Rusak
Mesin bekerja
Bahasa sulit Terus menerus

Belum
perawatan

Method Mesin hanya 1 Machine

Gambar 2 Analisis Fishbone


Presentase cacat tinggi
padahal sudah
menggunakan laporan
FMEA

Laporan FMEA tidak


GA rear motor wiper
WHY 1 sesuai dengan keadaan di
merupakan produk baru
line produksi

Terdapat beberapa item


WHY 2 yang tidak mendukung
laporan FMEA

Item tersebut tidak


WHY 3 terdapat di lapangan

Laporan FMEA yang


WHY 4 digunakan adalah miliki
pabrik pusat

PT. XYZ membutuhkan


laporan FMEA segera
WHY 5 karena suatu syarat
kerjasama sebagai
suplier

Belum dibuatnya laporan


WHY 6 FMEA yang sesuai
dengan PT. XYZ

Gambar 3 Analisis 5 Whys

 Audit Objektif Kualitas 2 terbalik” memiliki nilai RPN sebesar 128,


Objektif kualitas 2 adalah mode namun tidak ada tindakan perbaikan yang
kegagalan yang memiliki resiko tinggi. diberikan untuk mengurangi resiko
FMEA memberikan kegagalan beresiko kegagalan tersebut.
tinggi yang diidentifikasi oleh tim FMEA, Jadi dapat dikatakan objektif kualitas
dengan dieksekusi rencana tindakan. 2 yaitu mode kegagalan yang memiliki
Berdasarkan laporan FMEA yang resiko tinggi belum dapat dicapai.
telah diterapkan oleh perusahaan, dapat Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 2
dilihat bahwa terdapat beberapa kegagalan Rekomendasi yang diberikan agar
yang tidak diberikan tindakan perbaikan objektif kualitas 2 dapat dicapai adalah
padahal memiliki tingkat resiko tinggi. dengan memberikan tindakan perbaikan
Seperti pada proses kerja “metal dan press kepada kegagalan yang memiliki resiko
cap”, kegagalan “kehilangan metal besar”, yang tinggi. Perbaikan dilakukan pada
“kehilangan metal kecil” dan “metal proses metal & press cap dan injection
molding.
Pada proses metal & press cap  Audit Objektif Kualitas 4
kegagalan “metal besar tidak ada” dan Objektif Kualitas 4 adalah integrasi.
“metal kecil tidak ada” memiliki nilai RPN Ruang lingkup FMEA termasuk integrasi &
sebesar 128 dan diberikan tindakan hubungan mode kegagalan di block
perbaikan “diberikan sensor pada jig”. diagram & analisis.
Data empiris menunjukkan sekitar
 Audit Objektif Kualitas 3 50% dari permasalahan di lapangan dapat
Objektif kualitas 3 adalah process terjadi pada hubungan atau integrasi dengan
control plan (PCP). PCP yang digunakan sistem. Beberapa perusahaan fokus pada
oleh perusahaan didasari oleh mode part atau kegagalan subsystem dan
kegagalan potensial dari FMEA. melupakan hubungannya.
Untuk pengendalian ketika proses Pada perusahaan sudah terdapat
produksi berjalan menggunakan PCP atau FMEA Block Diagram seperti yang terlihat
Process Control Plan. Di dalam PCP pada Gambar 4. . Pada FMEA block
terdapat proses kerja yang dilakukan per diagram tergambarkan sistem, subsistem,
proses, deskripsi, item pemeriksanan, dan komponen. Sistem pada FMEA block
material, metode dan sebagainya yang diagram adalah GA Rear Motor Wiper.
berhubungan dengan proses tersebut. Housing assy dan bracket assy sebagai
PCP pada perusahaan sudah sesuai subsistem. Sedangkan komponen adalah
dengan kegagalan-kegagalan yang terdapat metal besar, metal kecil, pin shaft, motor,
di FMEA. magnet, resin, relay, gear worm, shaft
PCP digunakan untuk pengontrolan clutch, rod pin, grease, screw dan bracket.
agar proses stabil dan mendapatkan produk Pada FMEA Block Diagram tidak dapat
dengan kualitas yang bagus. dilihat hubungan antara komponen dengan
Jadi dapat dikatakan objektif kualitas 3 komponen lainnya.
yaitu process control plan sudah dicapai, Obyektif kualitas 4 belum tercapai
hal ini karena dalam pembuatan PCP karena pada FMEA block diagram belum
didasarkan pada kegagalan-kegagalan dari terlihat terintegrasi satu komponen dengan
FMEA. komponen lainnya.

GA Rear sistem
Motor Wiper

sub
Housing Bracket
sistem
Assy Assy

Metal Metal Pin Gear Shaft Rod komponen


Motor Magnet Resin Relay Grease Screw Bracket Screw
Besar Kecil Shaft Worm Clutch Pin

Gambar 4 FMEA Block Diagram


Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 4 Kegagalan yang terjadi di proses
Objektif kualitas 4 adalah greasing harusnya saling terkait. Contohnya
integrasi. Ruang lingkup FMEA jika kegagalan “grease berlebihan” pada
termasuk integrasi & hubungan mode proses A, maka kegagalan tersebut
kegagalan di block diagram & analisis. seharusnya terjadi juga pada proses B yang
Pada FMEA block diagram memiliki proses greasing didalamnya.
Namun pada laporan FMEA yang
tergambarkan sistem, subsistem, dan
dimiliki perusaahaan terdapat beberapa
komponen. Pada FMEA Block Diagram item yang tidak saling terintegrasi. Pada
tidak dapat dilihat hubungan antara proses shaft worm assembly (K–30) tidak
komponen dengan komponen lainnya. terdapat kegagalan “grease berlebihan”. Di
Rekomendasi perbaikan yang proses gear greasing (K–90) dan shaft
dilakukan adalah tim FMEA membuat clutch assembly (K–100) tidak terdapat
FMEA block diagram yang saling kegagalan “grease kotor”. Pada proses
terintegrasi dari komponen dengan lever & gear head greasing (K–110) tidak
komponen lainnya. Karena selama ini terdapat kegagalan “grease kotor”, “tidak
FMEA block diagram yang dimiliki ada greasing”, “grease kurang” dan
perusahaan belum menggambarkan “grease berlebihan”. Dan hanya pada
proses gear assembly (K–80) dan cap
hubungan antara satu komponen dengan
greasing (K – 130) yang memiiki
komponen lainnya. kegagalan yang sesuai dengan penggunaan
grease.
 Audit Objektif Kualitas 5 Selain permasalahan diatas, terdapat
Objektif kualitas 5 adalah lesson pula beberapa item yang tidak sesuai antara
learned. Yang dimaksud dengan lesson laporan FMEA dengan kejadian di lantai
learned adalah FMEA menganggap semua produksi. Seperti item yang tidak cocok,
“pelajaran yang telah dipelajari” sudah item yang tidak ada di lapangan, maupun
dimasukkan ke dalam FMEA untuk item yang ditambahkan pada laporan
identifikasi kegagalan. FMEA.
Lingkup FMEA harus saling Jadi dapat dikatakan objektif kualitas
terintegrasi satu sama lain. Jadi kegagalan 5 yaitu lesson learned tidak dapat dicapai.
yang satu dengan yang lain saling terkait Karena masih ada ketidaksesuaiaan antara
satu sama lain. Pada laporan FMEA yang proses satu dengan proses lainnya yang
dimiliki perusahaan sekarang terdapat memiliki proses mirip maupun antara
beberapa item yang tidak saling terintegrasi laporan FMEA dengan kejadian di lantai
baik dari satu proses dengan proses lainnya produksi.
maupun antara laporan dengan kejadian Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 5
nyata di lapangan. Rekmendasi perbaikan yang
Banyak proses produksi GA rear dilakukan adalah penambahan kegagalan,
motor wiper yang menggunakan grease. perubahan item-item, dan penghapusan
Kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi kegagalan agar dapat dicapai kesesuaiaan
pada proses yang menggunakan grease antara FMEA GA rear motor wiper dengan
adalah “tidak ada greasing”, “grease keadaan nyata di lantai produksi.
kurang”, “grease berlebihan”, “grease tidak Penambahan kegagalan dapat dilihat
tepat” dan “grease kotor”. Proses-proses pada proses injection molding. Kegagalan
yang menggunakan grease adalah shaft “resin leak” ditemukan di lapangan namun
worm assembly (K-30), gear assembly (K- belum dicantumkan di FMEA.
80), gear greasing (K-90), shaft clutch Penghapusan dilakukan untuk item-
assembly (K-100), lever & gear head item yang terdapat di FMEA namun tidak
greasing (K-110) dan cap greasing (K- terdapat di lapangan. Hal ini dapat dilihat
130).
pada proses height plate contact check pada Jadi dapat disimpulkan bawah
kegagalan “tinggi contact dibawah spec” objektif kualitas 7 yaitu waktu tidak dicapai
dan “contact rusak” tidak terdapat control dikarenakan pada saat pengembangan
detection “heigh check” dan “running produk, PT. XYZ tidak membuat laporan
check” di lantai produksi, sehingga perlu FMEA.
dihapus. Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 7
Objektif kulitas 7 ini tidak dapat
 Audit Objektif Kualitas 6 dicapai karena sudah terlambat dalam
Objektif kualitas 6 adalah membuat FMEA GA rear motor wiper,
karakteristik kunci atau khusus. FMEA yang perlu dilakukan sekarang adalah
mengidentifikasi calon kunci karakteristik melakukan penyesuaiaan antara FMEA GA
yang tepat untuk dimasukkan pada proses rear motor wiper dengan keadaan nyata di
seleksi kunci karakteristik Kunci lantai produksi GA rear motor wiper.
karakteristik adalah fitur dari bahan, proses
atau bagian (termasuk assembly) yang  Audit Objektif Kualitas 8
bervariasi dalam toleransi tertentu dan Objektif kualitas 8 adalah tim. Yang
memiliki pengaruh yang signifikan dimaksud dengan tim adalah orang-orang
terhadap produk, kinerja, kehidupan yang tepat, training yang memadai dalam
pelayanan atau pembuatan. prosedur, tim FMEA berpartisipasi
Pada laporan FMEA GA rear motor diseluruh analisis.
wiper terdapat karakteristik spesifikasi dari Tim FMEA GA rear motor wiper
material yang digunakan. Contoh pada sudah sesuai dengan kebijakan yang
proses shaft drive press fitting (K – 20), dimiliki perusahaan yaitu terdiri dari
pada kegagalan “tinggi shaft diatas production engineering, manufacturing,
spesifikasi” dimana spesifikasinya adalah quality assurance dan quality control.
11,5 ± 0,1. Training dasar FMEA juga diberikan
Jadi dapat disimpulkan objektif kepada tim FMEA oleh training centre di
kualitas 6 yaitu karakteristik kunci atau dalam perusahaan.
khusus sudah tercapai, karena dalam Tetapi pada kenyataannya, dalam
laporan FMEA GA rear motor wiper sudah pembuatan laporan FMEA GA rear motor
terdapat karakteristik spesifikasi dari wiper, tim FMEA tidak terlibat. Disini tim
material. FMEA GA rear motor wiper hanya terlibat
dalam pengesahan laporan FMEA.
 Audit Objektif Kualitas 7 Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Objektif kualitas 7 adalah waktu. objektif kualitas 8 yaitu tim belum tercapai.
FMEA butuh diselesaikan ketika produk Walaupun tim terdiri dari orang-orang yang
dalam waktu pengembangan diawal. berkompeten dan sudah mendapatkan
PT. XYZ belum membuat laporan training dasar, namun tim belum
FMEA. Laporan FMEA yang dimiliki PT. berkontribusi dalam pembuatan FMEA.
XYZ sekarang adalah milik pabrik pusat. Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 8
Hal ini dikarenakan PT. XYZ dituntut oleh Rekomendasi perbaikan untuk
suatu produsen mobil untuk memberikan objektif kualitas 8 ini adalah tim FMEA
laporan FMEA sebagai syarat kerja sama harus terlibat diseluruh analisis dalam
sebagai supplier. Dikarenakan lokasi yang perbaikan laporan FMEA. Tim FMEA
berbeda, maka banyak item-item yang tidak harus mengadakan pertemuan rutin dan
sesuai di laporan FMEA dengan keadaan membahas laporan FMEA secara
nyata di lantai produksi dan perusahaan keseluruhan. Karena selama ini tim FMEA
belum melakukan penyesuaiaan antara GA rear motor wiper hanya
laporan FMEA dengan keadaan nyata di mengaplikasikan dan mengesahkan laporan
lantai produksi.
FMEA milik perusahaan pusat tanpa efisien, serta hasil yang didapatkan
melakukan penyesuaian. menambah nilai.
Menurut prosedur yang benar,
 Audit Objektif Kualitas 9 FMEA dibuat oleh tim FMEA bersama-
Objektif kualitas 9 adalah sama. Tim FMEA akan melakukan
dokumentasi. Dokumen FMEA diisi pertemuan berkali-kali untuk membuat
dengan tindakan perbaikan dan penilaian laporan FMEA yang benar. Pada rapat
resiko akhir. tersebut tim FMEA harus aktif dalam
FMEA harus dibuat sesuai dengan membahas setiap kegagalan yang terjadi.
prosedur. Kolom-kolom di FMEA yang Namun dalam pengerjaan FMEA GA
harus terisi adalah kegagalan, level severity, rear motor wiper, PE mengaplikasikan
efek penyebab dari kegagalan, level laporan FMEA milik perusahaan pusat di
occurrence, control prevention dan control Jepang pada PT. XYZ Indonesia. Tim
detection jika terdapat di lantai produksi, FMEA tidak berkontribusi dalam
level detection, RPN dan tindakan pembuatan FMEA. Mereka hanya terlibat
perbaikan jika resiko tinggi. dalam pengesahan laporan FMEA tersebut.
Namun ada beberapa kegagalan yang FMEA GA rear motor wiper juga
memiliki resiko tinggi tapi tidak diberikan belum dapat mengendalikan kegagalan
tindakan perbaikan. Hal ini dapat dilihat yang terjadi hal ini dapat dilihat dari
pada proses metal & press cap (K-10), pada presentase cacat yang masih tinggi.
kegagalan metal terbalik memiliki resiko Jadi dapat disimpulkan bahwa,
tinggi karena memiliki nilai RPN sebesar objektif kualitas 10 yaitu penggunaan
128 tetapi belum ada tindakan perbaikan waktu tidak dicapai dikarenakan FMEA GA
yang dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan rear motor wiper belum dapat
prosedur FMEA yang harus memberikan mengendalikan kegagalan di lantai
tindakan perbaikan terhadap kegagalan produksi.
yang memiliki resiko tinggi. Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas
Jadi objektif kualitas 9 tidak dapat 10
dicapai karena masih terdapat kegagalan Rekomendasi perbaikan yang
yang beresiko tinggi namun tidak diberikan dilakukan adalah diadakannya pertemuan
tindakan perbaikan. Jadi FMEA masih yang sering dalam mengerjakan FMEA GA
belum sesuai dengan prosedur yang rear motor wiper. Pada pertemuan ini
seharusnya. semua orang dalan tim ikut berkontribusi
Rekomendasi Perbaikan Objektif Kualitas 9 dalam membuat FMEA GA rear motor
Rekomendasi perbaikan yang wiper. Dengan dilakukannya pertemuan ini,
dilakukan adalah dengan memberikan maka diharapkan laporan FMEA yang
tindakan perbaikan pada kegagalan- dibuat dapat mengendalikan kegagalan di
kegagalan yang memiliki resiko tinggi lantai produksi GA rear motor wiper,
seperti pada proses metal & press cap sehingga dapat menurunkan presentase
kegagalan “metal terbalik” dengan nilai cacat yang tinggi.
RPN 128 diberikan tindakan perbaikan
“memberikan sensor material terbalik pada KESIMPULAN
mesin”.
Berikut ini adalah kesimpulan yang
 Audit Objektif Kualitas 10 dapat diambil dari penelitian audit laporan
Objektif kualitas 10 adalah FMEA GA rear motor wiper yang telah
penggunaan waktu. Penggunaan waktu dilakukan
adalah waktu yang dihabiskan oleh tim 1. Berdasarkan analisis 5 whys telah
FMEA dihabiskan dengan efektif dan diketahui bahwa akar permasalahan
presentase cacat yang tinggi adalah
FMEA GA rear motor wiper belum Gilchrist, W. 1993. “Modelling Failure
sesuai dengan keadaan nyata di lantai Modes and Effect Analysis”.
produksi. International Journal of Quality &
2. Audit laporan FMEA GA rear motor Reliability Management. Vol. 10 No.
wiper dilakukan untuk menyesuaikan 5, pp 16-23
FMEA GA rear motor wiper dengan Mobley, R. K. 1999. Root Cause Failure
keadaan nyata di lantai produksi GA Analysis. USA: Newnes
rear motor wiper. Audit laporan FMEA Root Cause Analysis Guidance Document.
menggunakan 10 objektif kualitas. 7 dari 1992. Washington, D.C : U.S.
10 objektif kualitas tidak tercapai dalam Department of Energy.
FMEA GA rear motor wiper yaitu, Sankar, Nune Ravi dan Prabhu, Bantwal S.
perbaikan proses, mode kegagalan yang 2001. “Modified Approach for
memiliki resiko tinggi, lesson learned, Prioritization of Failures in a System
waktu, tim, dokumentasi dan Failure Mode and Effect Analysis”.
penggunaan waktu. Sedangkan objektif International Journal of Quality &
kualitas yang sudah tercapai adalah Reliability Management. Vol. 18 No.
process control plan, karakteristik kunci 3, pp. 324-335
atau khusus, dan level of detail. Teng, Sheng-Hsien dan Ho, Shin-Yann.
3. Berdasarkan audit yang telah dilakukan 1996. “Failure Mode and Effects
pada FMEA GA rear motor wiper Analysis : An Integrated Approach
menggunakan objektif kualitas dapat for Product Design and Process
disimpulkan bahwa FMEA GA rear Control”. Internatioal Journal of
motor wiper belum efektif. Hal ini Quality & Reliability Management.
dikarenakan masih adanya objektif Vol. 13 No. 5, pp. 8-26
kualitas yang belum dicapai oleh FMEA Vinodh, Sekar. 2012.”Application of
GA rear motor wiper. Untuk membuat FMEA to an Automotive Leaf Spring
FMEA GA rear motor wiper menjadi Manufacturing Organization”. The
efektif FMEA, maka diperlukan adanya TQM Journal. Vol. 24 No. 3, pp.
rekomendasi perbaikan pada objektif 260-274
kualitas yang belum tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Aldridge, J.R dan Taylor, J.1991. “The


Application of Failure Mode and
Effects Analysis at an Automotive
Components Manufacturer”.
International Journal of Quality &
Reliability Management. Vol. 8 No.
3, p.p 44-56
Ariani, D. W. 1999. Manajemen Kualitas.
Yogyakarta : Atma Jaya Yogyakarta
Benjamin, S.J, Marathamuthu, M.S, dan
Muthaiyah, S. 2010. “Scrap Loss
Reduction Using The 5-Whys
Analysis”. International Journal of
Quality & Reliability Management.
Vol. 27 No. 5, pp. 527-540
Carlson, Carl. S. 2012. Effective FMEAs.
New Jersey : John Willey & Sons

Anda mungkin juga menyukai