Anda di halaman 1dari 9

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS KERUPUK UDANG TIPE MILD-B

PADA PT. INDOSIGMA SURYA CORPORATION


Naniek Utami Handayani, Puji Hastuti
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
naniekh@yahoo.com

Abstrak

Perusahaan makanan adalah satu bisnis yang menghasilkan makanan untuk manusia. Salah satu
bentuk makanan adalah kerupuk udang. Perusahaan makanan berkembang luas di Indonesia. Banyak
perusahaan di dalam dan juga luar negeri aktif dalam hal ini. Konmpetisi membuat setiap perusahaan mencari
cara untuk mampu berdiri. Tak terkecuali PT. INDOSIGMA SURYA CORP. Salah satu usaha PT. INDOSIGMA
SURYA CORP untuk mampu bertahan sebagai satu industri makanan di Indonesia adalah tidak berhenti
meningkatkan kualitas produk yang mana mereka hasilkan. Tetapi dalam proses produksi masih ditemukan
produk cacat dan rework dalam jumlah tinggi. Sebagian besar produk rework terjadi pada jenis Mild B dari
kerupuk udang karena Moisture Content level (MC) tidak sesuai standar. Laporan ini bertujuan untuk mencari
dan meneliti penyebab Moisture Content level (MC) tidak sesuai dari standar sehingga didapatkan solusi untuk
menyelesaikan masalah. Metoda yang digunakan dalam laporan ini adalah Sig Sigma dengan proses tahap
adalah DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). Dari penerapan metoda dihasilkan perbaikan
untuk PT. INDOSIGMA SURYA CORP untuk mengurangi sejumlah produk rework.
Kata kunci : Sig Sigma, MC (Moisture Content), Kerupuk udang

Abstract

Food Manufacturing is a business that produce food for human. One of forming food that is prawn
crisply. Food manufacturing expand in Indonesia. A lot of good company own in and also abroad active in this.
Tighten emulation make every company look for the way of in order to still able to stand up. Do not aside from
PT. INDOSIGMA SURYA CORP. One of effort of PT. INDOSIGMA SURYA CORP in order to able to hold out
as one of food industry in Indonesia is non-stoped to improve the quality of product which they yield. But from
the production process remain to be found defect product and high rework. Mostly rework happened in type
Mild B of prawn crisply because Moisture Content level (MC) inappropriate from the standard. This report aim
to to look for and analyse causes of the happening of Moisture Content level (MC) inappropriate from the
standard so that the solution utilize to finish the problem. Method that used in this report is Sig Sigma with steps
process is DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). From the applying method will be yielded a
repair proposal for PT. INDOSIGMA SURYA CORP for lessening amount of product rework.
Keyword : Sig Sigma, MC, Moisture Content, Prawn crisply

PENDAHULUAN Tindakan pengendalian dapat membantu


mempertahankan kinerja sistem didalam
PT. Indosigma Surya Cipta Corp
batas–batas toleransi yang dispesifikasikan
merupakan industri yang menghasilkan produk
atau dapat meningkatkan hasil output sistem.
berupa kerupuk. Kerupuk yang dihasilkan
PT. Indosigma Surya Cipta Corp telah
dipasarkan di pasar internasional maupun pasar
mendapat sertifikat Hazard Analysis and
lokal. Tingginya tingkat persaingan dunia kerja
Critical Control Points (HACCP) karena
industri menyebabkan perusahaan senantiasa
dinilai mampu menerapkan sistem manajemen
meningkatkan pengendalian kualitas agar
kualitas untuk meningkatkan keamanan
dapat menghasilkan produk unggulan yang
pangan.
memberikan kepuasan kepada konsumen.

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 39


Produk yang dibuat oleh perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk :
adalah kerupuk mentah dengan variasi
1 Mengetahui tingkat sigma yang telah
mencapai 10 jenis. Kerupuk tipe Mild B
dicapai oleh perusahaan.
merupakan produk PT. Indosigma Surya Cipta
Corp yang utama dan sering dipesan, sehingga 2 Menganalisa terjadinya cacat produk pada
jika terdapat produk yang cacat sampai pada kerupuk jenis Mild B khusunya cacat
customer, maka perusahaan harus bisa dikarenakan tingkat kekeringan yang tidak
mengidentifikasi cacat yang terjadi, faktor memenuhi standard dengan menggunakan
yang menyebabkan terjadinya cacat serta metode Six Sigma.
bagaimana usaha perbaikan yang harus 3 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
dilakukan untuk meminimalkan terjadinya terjadinya cacat produk tersebut.
cacat. Beberapa macam cacat yang terdapat
pada produk kerupuk jenis Mild B ini antara 4 Mengajukan usulan perbaikan yang dapat
lain: broken, warna tidak sesuai standar, dilakukan guna mencegah dan
kurang kering, ukuran tidak standard. Untuk meminimalkan kesalahan serupa untuk
penelitian ini yang akan diteliti adalah cacat produksi selanjutnya.
variable dari tingkat kekeringan kerupuk.
Dipilih cacat yang disebabkan tingkat
kekeringan yang tidak memenuhi standar METODOLOGI PENELITIAN
dikarenakan cacat jenis ini yang menyebabkan Six Sigma
frekuensi rework paling tinggi. Hampir 90 % Six Sigma juga sering diartikan sebagai
rework disebabkan oleh cacat jenis ini. metode sistematis untuk improvement proses
maupun produk. Six Sigma dalam hal ini
Salah satu cara peningkatan kualitas dipandang sebagai sebuah metodologi untuk
adalah dengan memperbaiki kualitas proses improvement proses maupun produk melalui
pembuatan produk secara terus-menerus, penerapan tools dan teknik-teknik terstruktur
sehingga akan terjadi pengurangan tingkat yg diterapkan pada proyek tertentu guna
cacat (defect) produk yang signifikan. Untuk tercapainya hasil yg diharapkan. Untuk
itu, dibutuhkan suatu metode yang integral mengimplementasikan filosofi manajemen Six
dalam perbaikan kualitas, salah satunya adalah Sigma dan mencapai level Six Sigma 3,4
dengan metode Six Sigma. Metode yang mulai kegagalan dalam satu juta kesempatan atau
dikembangkan pada akhir tahun 1980-an ini kurang, ada suatu proses yang digunakan.
terbukti efektif untuk memperbaiki dan Proses-proses ini antara lain Define, Measure,
meningkatkan kualitas produk dan proses, baik Analyze, Improve and Control atau dikenal
pada industri manufaktur maupun industri jasa. dengan DMAIC.
Dengan demikian, jumlah cacat yang Define
merugikan perusahaan dapat ditekan Langkah ini merupakan langkah
seminimal mungkin. operasional pertama dalam program
Berdasarkan deskripsi permasalahan di peningkatan six sigma. Pada tahap ini akan
atas, produk kerupuk jenis Mild B memiliki didefinisikan hal-hal yang menjadi
jumlah ketidaksesuaian cukup tinggi yang masalah, sehingga perlu diadakannya
dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian dan perbaikan serta tujuan yang
laporan ini akan menganalisa cara peningkatan hendak dicapa.
kualitas produk kerupuk jenis Mild B pada PT. Measure
Indosigma Surya Cipta Corp menggunakan Langkah selanjutnya adalah measure, yang
metode Six Sigma dengan menganalisa data akan mengidentifikasi proses internal
cacat variable yang dikarenakan tingkat kunci yang mempengaruhi mutu output
kekeringan kerupuk yang tidak memenuhi yang disebut CTQ (Critical To Quality).
standar serta mengidentifikasi faktor-faktor Analyze
penyebabnya, sehingga bisa diketahui akar Analyze merupakan langkah operasional
permasalahannya dan dilakukan tindakan ketiga dalam program peningkatan kualitas
perbaikan lebih lanjut. six sigma. Pada tahap ini hal-hal yang
perlu dilakukan adalah menentukan

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 40


kapabilitas proses, dan menentukan Pada tahapan ini dilakukan pemantauan
baseline kinerja sekarang. hasil-hasil peningkatan kualitas, dan
Improve prosedur-prosedur yang dijadikan
Pada tahap ini dilakukan pedoman kerja standar untuk
pengidentifikasian sumber dan akar mempertahankan peningkatan kualitas
penyebab terjadinya cacat produk, serta yang telah dilakukan.
membuat analisa berdasarkan diagram
Tinjauan Sistem
pareto. Selanjutnya dilakukan suatu
rencana tindakan untuk melakukan Proses produksi pada PT.INDOSIGMA SURYA
perbaikan yang mungkin dilakukan. CORP adalah sebagai berikut:
Control

Bahan Dari
Supplier

Persiapan
Bahan

Penimbangan

Pembuatan
Adonan

Pencetakan

Pengukusan

Pendinginan

Pemotongan

Pengeringan

Internal QC

Memenuhi Tidak
standar?

Ya

External QC

Memenuhi Tidak Produk tidak


standar? dipakai

Ya

Packing

Penyimpanan

Produk siap
dikirim

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Kerupuk Udang

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 41


HASIL DAN PEMBAHASAN  Measure
Pengumpulan Data Mengidentifikasi Karakteristik Kualitas
Kunci (CTQ)
Data yang didapatkan adalah data
variabel mengenai tingkat kekeringan yang
diambil dari bagian Internal QC. Bentuk tidak
sesuai standar
Tabel 1. Data Tingkat Kekeringan Kerupuk
Udang Tipe Mild B Tingkat
kekeringan tidak Hasil Gorengan
sesuai standar
No
Tanggal MC (%)
sampel
Ukuran tidak
1 01-Apr-06 9.37 sesuai standar

2 3-Apr-06 9.52
3 4-Apr-06 9.3
4 5-Apr-06 8.99
5 6-Apr-06 9.1
Terlalu asin
6 7-Apr-06 9.11
7 8-Apr-06 8.87 Rasa
Kepuasan
Pelanggan
8 11-Apr-06 8.81
Kurang bumbu
9 12-Apr-06 9.03
… … …
… … …
… … …
98 14-Aug-06 8.38

Pengolahan Data Adanya bahan


berbahaya
Keamanan

 Define
Gambar 2. Karakteristik Kualitas
Proses Pembuatan kerupuk jenis Kunci
Mild B
Mengukur Baseline kinerja
 Proses Persiapan Udang Selanjutnya hasil-hasil pengukuran
 Proses Penimbangan rata-rata tingkat kekeringan produk
 Proses Pembuatan Adonan kerupuk udang kering ( x ) dan standar
 Proses Pencetakan deviasi (S) digunakan untuk ditentukan
 Proses Pengukusan DPMO dan level (nilai) sigma. Ini
 Proses Pendinginan berfungsi agar kita bisa mengatahui sejauh
 Proses Pemotongan mana produk kita dapat memenuhi
 Proses Pengeringan kebutuhan spesifik pelanggan. Dalam
 Internal QC pengukurannya kita menggunakan
 External QC pengukuran DPMO. Karena pada kasus
 Proses Pengemasan (Packing) PT. INDOSIGMA SURYA CORP hanya
 Penyimpanan dilakukan 1 kali pengukuran untuk tingkat
kekeringannya maka disini digunakan
Mendefinisikan Proses Kunci aturan rentang bergerak .
Mendefinisikan proses kunci
beserta pelanggan dalam proyek Six Sigma
yaitu menggunakan model proses “SIPOC
(Suppliers – Input – Process – Outputs –
Customers)”.

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 42


Tabel 2. Perhitungan Nilai DPMO
No
Tanggal MC MR S DPMO Sigma
sampel
1 01-Apr-06 9.37 - - - -
2 3-Apr-06 9.52 0.15 0.133 559775.479 1.350
3 4-Apr-06 9.3 0.22 0.195 152594.877 2.525
4 5-Apr-06 8.99 0.31 0.275 69040.952 2.983
5 6-Apr-06 9.1 0.11 0.098 20.496 5.602
… …. …. … … … …
… … … … … … ...
… … … … … … …
98 14-Aug-06 8.38 0.14 0.124 833192.273 0.533
Rata-rata 8.822 0.2187 0.249 101902.619 2.818

Tabel 3. Langkah-langkah Perhitungan DPMO

Langkah Tindakan Persamaan Hasil Perhitungan

1 Proses apa yang ingin Anda ketahui? Pembuatan Kerupuk


Tentukan nilai batas spesifikasi atas (upper
2 USL 9.5 %
specification limit)
Tentukan nilai batas spesifikasi bawah (lower
3 LSL 8.5 %
specification limit)
4 Tentukan nilai spesifikasi target T 9%
5 Berapa nilai rata-rata (mean) proses x 8.822 %

6 Berapa nilai standar deviasi data S 0.249 %

7
Hitung kemungkinan cacat yang berada di atas P[z  (USL - x )/ S ]x 0.003364
nilai USL per satu juta kesempatan (DPMO)
1.000.000 *)

8
Hitung kemungkinan cacat yang berada di bawah P[z  (LSL - x )/ S ]x 0.98526
nilai LSL per satu juta kesempatan (DPMO)
1.000.000 **)
Hitung kemungkinan cacat per satu juta
9 kesempatan (DPMO) yang dihasilkan oleh proses = langkah 7 + langkah 8 101902.619
di atas
Konversi DPMO (langkah 9) ke dalam level sigma 2.818
10
(tabel pada lampiran)
Hitung kemampuan proses di atas dalam ukuran Level proses adalah
11
level sigma 2.818-sigma

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 43


POLA SIGMA PEMBUATAN KERUPUK UDANG
PETA KONTROL MC KERUPUK UDANG
8.000
9.8
7.000 9.6

6.000 9.4
NILAI SIGMA

9.2
5.000

MC (%)
9
4.000
8.8
3.000 8.6

2.000 8.4

1.000 8.2

8
0.000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93 97
DATA KE-
DATA KE-
DATA BKA BKB
SIGMA SAMPEL SIGMA PROSES
POLA DPMO PEMBUATAN KERUPUK UDANG
Gambar 4. Peta Kendali MC Kerupuk Udang Tipe
1200000.000
Mild B
1000000.000

800000.000
Menentukan Target Karakteristik
DPMO

600000.000
Kualitas Kunci
400000.000

200000.000 Tabel 4. Baseline Kinerja


0.000
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93 97 Karakteristik Spesifikasi Baseline Target
DATA KE- Kualitas Kebutuhan Kinerja Kinerja
DPMO SAMPEL DPMO PROSES (CTQ) Pelanggan DPMO DPMO
Gambar 3. Pola Sigma dan DPMO pada awal pada
Pembuatan Kerupuk Udang proyek Six akhir
Sigma masa
proyek
 Analyzes -1 -2 -3 -4
Menentukan Stabilitas dan Kemampuan Tingkat 9
Proses kekeringan 
Dari grafik disamping dapat dilihat (MC)
0.5 gram
bahwa nilai tingkat kekeringan kerupuk kerupuk
udang 101.902.619 3.4
sangat bervariasi, banyak sekali data yang
keluar dari batas kendali. Bila dilihat dari
gambar diatas dapat dikatakan terjadi Persentase Baseline Target Persentase
instabilitas dalam nilai rata-rata tingkat penurunan kinerja kinerja peningkatan
kekeringan kerupuk kering sehingga kita DPMO (%) level Sigma level sigma
tidak dapat meneruskan ke perhitungan Cpm sigma pada
dan Cpmk, karena analisa kapabilitas proses pada akhir
awal masa
hanya bisa dilakukan jika nilai rata-rata
proyek proyek
proses berada dalam keadaan stabil. Six
Sigma
(5) = [(3)- -6 -7 (8)=[(7)-
(4)]/(3)x100% (6)]/(6) x
100%
2.818- 6-
99996% sigma sigma 112.9 %

Jika dimisalkan waktu untuk


meningkatkan sigma value adalah 3 bulan
tiap kenaikan 0.1 sigma maka PT.Indosigma
Surya Cipta Corp membutuhkan waktu

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 44


selama 32 tri wulan atau sekitar 96 bulan (8 KESIMPULAN DAN SARAN
tahun) untuk bisa mencapai target 3.4 Tingkat sigma yang telah dicapai
DPMO. Dipilih 3 bulan dikarenakan oleh PT. Indosigma Surya Cipta Corp adalah
PT.Indosigma Surya Cipta Corp adalah 2.818-sigma dengan DPMO adalah
perusahaan yang masih tergolong baru 101902.619
dalam usaha-usaha peningkatan kualitas
Cacat produk tingkat kekeringan
secara terorganisir jadi dibutuhkan waktu
tidak memenuhi standard dikarenakan
yang lebih lama untuk mencapai 0.1 sigma.
beberapa faktor, antara lain : proses
Target Kinerja CTQ tingkat kekeringan
pengovenan yang kurang lama, tenaga kerja
kerupuk udang selama 32 periode triwulan
kurang kurang teliti dalam men-setting
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini:
mesin, kelembaban lantai produksi yang
TARGET KINERJA PENINGKATAN KAPABILITAS kurang diperhatikan , metode kerja yang
SIGMA TINGKAT KEKERINGAN KERUPUK
tidak sesuai prosedur, kualitas dan
7
komposisi bahan baku yang tidak sesuai
6
standard, dan umur mesin yang sudah lama
5
NILAI SIGMA

4
sehingga kerjanya kurang baik. Tetapi
3
peneliti merekomendasikan perbaikan pada
2 proses pengovenan dan pensettingan mesin
1 untuk diutamakan.
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 Tindakan perbaikan yang diusulkan
TRIWULAN KE-
disesuaikan dengan masing-masing
SIGMA TINGKAT KEKERINGAN KERUPUK penyebab.
TARGET KINERJA PENURUNAN DPMO

120000.00 DAFTAR PUSTAKA


DPMO TINGKAT KEKERINGAN

100000.00 1. Ariyani Dorotea,(2003), Pengendalian


80000.00
Kualitas Statistik, Yogyakarta, Penerbit
Andi.
60000.00
2. Gaspersz, Vincent, (2002), Pedoman
40000.00
Implementasi Program Six Sigma, PT
20000.00
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
0.00 3. Mitra, Amitava. (1993), Fundamentals
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32

TRIWULAN KE-
of Quality Control and Improvement.
New York, Macmillan Publishing
DPMO
Company
Gambar 5. Tingkat Kinerja Sigma dan 4. Montgomery, Douglas C. (1990),
Penurunan DPMO Pengantar Pengendalian Kualitas
Mengidentifikasi sumber-sumber dan Statistik. Yogyakarta, Gadjah Mada
akar-akar penyebab masalah University Press
5. Peter S. Pande, Robert P. Neuman,
Dapat dilihat pada fishbone Ronald R. Cavanagh. (2002), The SIX
Diagram pada lampiran SIGMA WAY. Yogyakarta, Penerbit
 Improve Andi
6. Sumanth, D.J., (1984), Productivity
Tahap ini merupakan tahap usulan
Engineering and Management. New
perbaikan yang dapat dilakukan setelah
York, McGraw-Hill Inc.
dapat mengidentifikasikan penyebab cacat.
7. Hidayat Anang, (2006), Peta
Usulan rencana tindakan perbaikan yang
Pengembangan Kualitas dan Kinerja
akan dilakukan dengan menggunakan
Bisnis, PT Elex Media Komputindo
metode 5W 1H yaitu what, why, where,
Kelompok Gramedia, Jakarta.
when, who, and how.
8. Supriyanto Harry, (2004), Proses
Pembuatan Tow dengan Pendekatan Six

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 45


Sigma, Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik Industri, Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya, Vol.VIII,
Oktober 2004, hal:317-326.

LAMPIRAN

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 46


Machine Man
Kelelahan

Kejar target kirim


Kurangnya pengawasan manager produksi
Perawatan mesin yang
tidak teratur Konsentrasi kerja menurun
Kelalaian pekerja

Komponen mesin yang Tingkat pendidikan


tak bekerja yang rendah

Umur mesin yang sudah lama Pengesetan ukuran yang salah


Ketrampilan kurang
Tingkat Kekeringan yang
tidak memenuhi standar
Lama pengovenan
Komposisi adoanan kerupuk
Kelembaban lantai produksi

SOP yang kurang Pemberian air terlalu banyak


mendetail
Kualitas bahan dasar
kerupuk

Environment Method Material

Gambar Fishbone Diagram

J@TI Undip, Vol III, No 1, Januari 2008 47

Anda mungkin juga menyukai