Anda di halaman 1dari 19

TABLE OF CONTENTS

01 02 03
PLANET PLANTS ANIMALS
You can describe the topic of You can describe the topic of You can describe the topic of
the section here the section here the section here

04 05
HABITATS ACTIONS
You can describe the topic of You can describe the topic of
the section here the section here
Kelompok 2
Arista Apriani Bifel
(2106050001) Jhuinta Sulastri Bianome
(2106050022)

Treza Eanda Kapitan (2106050040)


Gracela T.Y. Wadan
Rista Kristiana Mooy (2106050019)
(2106050005)
Vinsensia M.M. Ndese
(2106050041) Fience Adu
(2106050018)
KLHS, UKL, UPL DAN SPPL

OLEH:
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
(KLHS)

• UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan
bahwa Kajian Lingkungan Hidup Strategis; yang
selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau
program
TUJUAN DAN MANFAAT KLHS

• Tujuan Utama KLHS memastikan prinsip


pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan.

• KLHS merupakan upaya mencari terobosan dan


memastikan bahwa pada tahap awal penyusunan
kebijakan, rencana dan/atau program prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan sudah dipertimbangkan.

• KLHS bermanfaat untuk menjamin bahwa setiap


kebijakan, rencana dan/atau program ‘lebih hijau’
dalam artian dapat menghindarkan atau mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
TUJUAN DAN MANFAAT KLHS

• KLHS berarti juga menerapkan prinsip precautionary


principles, dimana kebijakan, rencana dan/atau program
menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan
pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup

• KLHS bermanfaat untuk memfasilitasi dan menjadi


media proses belajar bersama antar pelaku
pembangunan, dimana seluruh pihak yang terkait
penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program dapat secara aktif mendiskusikan seberapa
jauh substansi kebijakan, rencana dan/atau program
yang dirumuskan telah mempertimbangkan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pendekatan dan Prinsip-prinsip KLHS
○ KLHS dibangun melalui pendekatan
pengambilan keputusan berdasarkan masukan
berbagai kepentingan. Makna pendekatan
tersebut adalah bahwa penyelenggaraan KLHS
tidak ditujukan untuk menolak atau sekedar
mengkritisi kebijakan, rencana dan/atau
program, melainkan untuk meningkatkan
kualitas proses dan produk kebijakan, rencana
dan/atau program, khususnya dari perspektif
pembangunan berkelanjutan.
6 PRINSIP KLHS
Prinsip 1: Penilaian Diri Prinsip 2: Penyempurnaan
(Self Assessment) Kebijakan, Rencana dan/atau
program
Makna prinsip ini adalah sikap dan
(Improvement of the Policy, Plan,
kesadaran yang diharapkan muncul dari
diri pemangku kepentingan yang and/or Program
terlibat dalam proses penyusunan dan
Prinsip ini menekankan pada
evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
upaya untuk penyempurnaan
program agar lebih memperhatikan
pengambilan keputusan suatu
prinsip-prinsip pembangunan
kebijakan, rencana dan/atau
berkelanjutan dan mempertimbangkan
program.
prinsip-prinsip tersebut dalam setiap
keputusannya
6 PRINSIP KLHS

Prinsip 3: Peningkatan Kapasitas dan Prinsip 4: Memberi Pengaruh


Pembelajaran Sosial pada Pengambilan Keputusan
(Social Learning and Capacity Building) (Influencing Decision Making)

Prinsip ini menekankan bahwa KLHS


Prinsip ini menekankan bahwa integrasi
harus memberikan pengaruh yang
KLHS dalam perencanaan
positif pada pengambilan keputusan.
kebijakan, rencana dan/atau program harus
menjadi media untuk belajar
bersama khususnya tentang isu-isu
pembangunan berkelanjutan, baik bagi
masyarakat umum dan khususnya bagi para
birokrat dan pengambil
keputusan.
6 PRINSIP KLHS
Prinsip 5: Akuntabel (Accountable)
Prinsip ini menekankan bahwa KLHS Prinsip 6: Partisipatif
harus diselenggarakan secara terbuka dan Prinsip ini menekankan bahwa KLHS
bertanggungjawab, sehingga dapat harus dilakukan secara terbuka dan
dipertanggung-jawabkan pada publik melibatkan pemangku kepentingan
secara luas. yang terkait dengan kebijakan,
rencana dan/atau program. Prinsip ini
telah menjadi amanat dalam Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan
harus diwadahi dalam
penyelenggaraan KLHS.
UKL DAN UPL

• Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang
tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

• Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan


menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi
yang tersedia.
Proses dan Prosedur UKL dan UPL

• Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL,


namun dilakukan dengan mengguanakan formulir isian yang berisi
beberapa hal. Berikut ini
1. Identitas pemrakarsa.
2. Rencana kegiatan dan/atau usaha.
3. Dampak Lingkungan yang akan terjadi.
4. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
5. Tanda tangan dan cap.
Proses dan Prosedur UKL dan UPL
Formulir isian tersebut diajukan oleh pemrakarsa kegiatan kepada
instansi-instansi berikut ini.

 Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan


lingkungan hidup kabupaten atau kota untuk kegiatan yang berlokasi
pada satu wilayah kabupaten atau kota.

 Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan


lingkungan hidup provinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari
satu kabupaten atau kota.
 Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan
lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan untuk
kegiatan yang berlokasi lebih dari satu provinsi ataupun lintas batas
negara.

 Tentang tata cara mengurus izin lingkungan, Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia No. 27 Tahun 2012 Bab 1 Pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa “Izin
Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan
kegiatan yang meliputi:

• penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;


• penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
• permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Tujuan Penyusunan UKL dan UPL

a. Untuk mengidentifikasi kegiatan dan dampak yang ditimbulkannya terhadap


lingkungan hidup.
b. Untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar usaha dan atau kegiatan.
c. Merumuskan langkah-langkah dalam melakukan pencegahan,penanggulangan
dan pengendalian dampak negatif yang terjadi akibat kegiatan pergudangan
tersebut.
d. Merumuskan langkah-langkah peningkatan dampak positif akibat kegiatan
Pembangunan gudang tersebut.
e. Merumuskan langkah-langkah pemantauan lingkungan hidup untuk mengetahui
efektivitas pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan.
Kegunaan Penyusunan UKL dan UPL

a. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan untuk mencegah, menanggulangi dan


mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.
b. Sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif yang ditimbulkannya.
c. Sebagai pedoman kepada Pemrakarsa di dalam melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
d. Membantu proses pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
e. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang ketaatan perusahaan dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Keberhasilan UKL dan UPL

Kunci keberhasilan UKL-UPL sangat bergantung pada beberapa hal yaitu:


a. Relevansi rencana kegiatan dengan komponen lingkungan terkena dampak
b. Metode pengelolaan
c. Metode pemantauan
d. Rencana lokasi pengelolaan dan pemantauan
e. Pelaporan dan pengawasan
AWESOME WORDS
A PICTURE IS
WORTH A
THOUSAND
WORDS

Anda mungkin juga menyukai