Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

DIPLOMA III
ANGKATAN 2022

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
BAGIAN FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

MAKASSAR
2022
UJI AKTIVITAS ANTI MIKROBA EKSTRAK BUAH BIT (Beta vulgaris L.) DAN BERAS
HITAM (Oryza sativa L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia
coli

Diploma III_2022
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar

paraikatte022@gmail.com
Alamat email : Paraikatte022@gmail.com, 087711120038

PENDAHULUAN
Mikrobiologi merupakan salah satu ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba,
jasad renik, atau makhluk hidup yang berukuran kecil. Berbicara tentang mikrobiologi banyak hal
yang akan dipelajari dan diamati karena di sekitar kita atau bahkan dalam diri kita terdapat banyak
macam mikroba. Kelompok mikroba yang dimaksud berupa kelompok bakteri, alga, protozoa,
fungi mikroskopik dan virus. Mengetahui atau mengamati mikroba yang ada di lingkungan kita
merupakan suatu hal yang wajib, karena memiliki beberapa fungsi ada yang merugikan dan
adapula yang menguntungkan (Melisa, 2015).
Antimikroba merupakan suatu substansi yang dapat menghambat atau membunuh
mikroorganisme, namun penggunaannya yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah resistensi
antimikroba. Antimikroba merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, zat
tersebut memiliki kemampuan atau khasiat untuk menghambat pertumbuhan kuma. Antimikroba
merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan mikroba dengan
cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mekanisme kerja dari senyawa
antimikroba diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat keutuhan
permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim dan menghambat sintesis asam nukleat
dan protein (Fernanda, 2022).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Pengobatan
infeksi biasanya menggunakan antibiotik, namun ditemukan masalah dan penggunaan antibiotik.
Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen yang sering terdapat pada saluran pernafasan atas,
mulut, saluran kencing, hidung dan kulit. Staphylococcus aureus ini termasuk bakteri gram positif
dimana dapat menyebabkan meningitis, bisul, jerawat dan infeksi (Purnamasari, 2018).
Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat gram negatif, fakultatif
anaerob, tidak membentuk spora dan merupakan flora alami pada usus manusia. Secara fisiologi,
Escherichia coli memiliki kemampuan bertahan pada kondisi lingkungan yang sulit. Escherichia
coli tumbuh dengan baik di air tawar, air laut, atau di tanah. Escherichia coli patogen sering
menyebabkan infeksi seperti septinia, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis,
gastroenteritis dan penyakit lainnya (Lella, 2022).
Buah bit (Beta vulgaris L.) tanaman yang banyak terdapat di Eropa, Asia dan Amerika.
Buah bit mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin C, vitamin B dan vitamin A, sehingga baik
untuk kesehatan tubuh. Buah bit (Beta vulgaris L.) diketahui memiliki kemampuan antimikroba.
Kandungan fitokimia pada buah bit berupa Flavonoid, Saponin, dan Betalain yang mempunyai
kemampuan menghambat beberapa bakteri (Kinanti, 2019).
Beras hitam (Oryza sativa L.) merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen
(terutama Antosianin) yang paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain. Beras
hitam memiliki kandungan vitamin, mineral dan kadar antosianin yang lebih tinggi daripada beras
lainnya. Selain itu, beras hitam juga memiliki kandungan Flavonoid, Saponin, Triterpenoid, dan
Steroid yang merupakan salah satu antimikroba (Anwar, 2018).
Tujuan dilakukan praktikum uji aktivitas antimikroba ini adalah untuk mengetahui daya
hambat suatu ekstrak yang diduga memiliki daya atau aktivitas sebagai antimikroba terhadap suatu
bakteri (Jamets, 2007).

METODE
Desain tempat dan waktu
Praktikum uji aktivitas antimikroba ekstrak buah bit dan beras hitam dilakukan di
laboratotium mikrobiologi farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi 31 Oktober 2022 pada pukul
13:00 – 15:00 WITA.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu alkohol, aquadest steril, biakan bakteri,
Dimethylsulfoxide (DMSO), medium Nutrient Agar (NA), sampel (ekstrak) buah bit dan beras
hitam, tetrasiklin. Alat yang digunakan pada praktikum yaitu botol cokelat, cawan petri, bunsen,
mikropipet, ose, paper disc, pencadang, pinset, spoit 1-10 mL, dan tabung reaksi.
Prosedur Praktikum
Sterilisasi Alat
Alat yang akan digunakan dicuci dengan detergen terlebih dahulu, Setelah itu alat yang
akan disterilkan di bungkus menggunakan kertas HVS atau aluminium foil. Alat yang memiliki
lubang seperti tabung reaksi, botol cokelat, erlenmeyer, dll di tutup dengan menggunakan kapas
sebelum dibungkus dan disterilkan. Alat yang terbuat dari kaca dan tidak berskala di oven pada
suhu 160-170°C selama 1-2 jam, Alat yang terbuat dari kaca dan berskala serta terbuat dari karet
atau non kaca disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit, Kemudian ose dan spoit
disterilkan dengan cara dipijarkan.
Pembuatan Media NA
Media NA dibuat dengan menimbang 8,4 gram, kemudian dilarutkan dalam 300 mL
aquadest. Dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil diaduk-aduk sampai larut
sempurna. Kemudian dilakukan sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121º C
sehingga didapatkan media NA yang steril. Dibiarkan dingin dan dimasukkan ke dalam kulkas.
Uji Aktivitas Antimikroba Metode Difusi menggunakan paperdisc
Metode difusi menggunakan paperdisc. Sebelum melakukan perlakuan uji aktivitas anti
mikroba aseptiskan terlebih dahulu meja praktikum, Disiapkan alat dan bahan, tuangkan media
NA ke dalam cawan petri sebanyak 10 mL NA, kemudian tunggu hingga media memadat, setelah
memadat ambil 1 biakan bakteri Escehrichia coli dengan menggunakan cotton swab kemudian
gores secara sinambung rapat. Setelah digores, kemudian sampel uji dan kontrol negatif diteteskan
50µL pada paperdisc lalu biarkan hingga menyerap sedangkan kontrol positif (antibiotik)
digunakan paperdisc yang sudah mengandung antibiotik tertentu, setelah itu paperdisc dimasukkan
kedalam cawan petri dengan jarak yang telah diatur agar tidak saling berdekatan, kemudian
diinkubasi dalam inkubator 1 x 24 jam pada suhu 37°C.
Uji Aktivitas Antimikroba Metode Difusi menggunakan pencadang (sumuran)
Metode difusi menggunakan pencadang. Sebelum melakukan perlakuan uji aktivitas
aseptiskan terlebih dahulu meja praktikum. Siapkan alat dan bahan, medium sebanyak 5 mL di
ambil dengan menggunakan spoit yang telah dipijarkan, masukkan ke dalam cawan petri yang
telah dipijarkan setelah itu di homogenkan (Basic Layer), diamkan hingga media memadat.
Setelah media NA memadat masukkan pencadang yang telah dipijarkan sesuai jarak yang telah di
tentukan, pastikan tidak berdekatan. Setelah itu masukkan suspensi bakteri sebanyak 20µL
dimasukkan ke dalam botol cokelat, tambahkan media sebanyak 10-15 mL ke dalam botol cokelat
lalu homogenkan, lalu di tuangkan ke dalam cawan petri, setelah memadat cabut pencadang, lalu
tetesi sampel uji pada sumuran yang telah terbentuk sedangakan kontrol positif (Tetrasiklin) di
letakkan di tengah dan kontrol negatif DMSO, lalu tetesi pada setiap konsentrasi ekstraknya.
Setelah itu di wrap capet lalu di inkubasi di dalam inkubator 1x24 jam pada suhu 37℃.
Pengolahan dan analisis data
Data yang diperoleh dalam praktikum ini merupakan data yang bersifat kuantitatif yaitu dengan
cara perhitungan diameter penghambatan yang terlihat pada media yang telah diujikan dengan
menggunakan jangka sorong.

HASIL
Berdasarkan hasil dari percobaan uji aktivitas antimikroba ekstrak buah bit (Beta vulgaris
L.) dan beras hitam (Oryza sativa L.) yang telah dilakukan terdapat perbedaan luas zona hambat
yang terbentuk. Hal ini terlihat dari adanya variasi zona hambat pada konsentrasi masing-masing
ekstrak yang digunakan.
Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba (Kelompok 1)

Mikroba Uji Replikasi Hasil Penghambatan Kontrol


Ekstrak (mm)
1% 3% 7% (+) (-)
Escherichia coli 1 5,12 6,63 (-) (-) (-)
Staphylococcus aureus 2 8,43 7,55 (-) 21,54 (-)
3 (-) (-) (-) (-) (-)
Rata-Rata 7,93 9,14
SD
Keterangan : Kontrol (+) : Paper Disc Tetrasiklin
Kontrol (-) : DMSO
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba (Kelompok 2)

Mikroba Uji Replikasi Hasil Penghambatan Kontrol


Ekstrak (mm)
1% 3% 7% (+) (-)
Escherichia coli 1 8,43 3,55 (-) (-) (-)
Staphylococcus aureus 2 (-) 12,45 (-) (-) 11,20
Escherichia coli 3 6,95 (-) (-) (-) (-)
Rata-Rata 5,12 6,68 (-) (-) 3,75
SD
Keterangan : Kontrol (+) : Paper Disc Tetrasiklin
Kontrol (-) : DMSO

Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba (Kelompok 3)


Mikroba Uji Replikasi Hasil Penghambatan Kontrol
Ekstrak (mm)
1% 3% 7% (+) (-)
Staphylococcus aureus 1 - 12,49 (-) 11,20 (-)
Escherichia coli 2 8,43 7,55 (-) (-) (-)
Staphylococcus aureus 3 6,95 (-) (-) (-) (-)
Rata-Rata 5,12 6,68 (-) 3,73 (-)
SD
Keterangan : Kontrol (+) : Paper Disc Tetrasiklin
Kontrol (-) : DMSO

Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba (Kelompok 4)


Mikroba Uji Replikasi Hasil Penghambatan Kontrol
Ekstrak (mm)
1% 3% 7% (+) (-)
Staphylococcus aureus 1 (-) 12,49 (-) 11,20 (-)
Escherichia coli 2 8,43 7,55 (-) (-) (-)
3 (-) (-) (-) (-)
Rata-Rata 2,81 6,68 (-) 3,73 (-)
SD
Keterangan : Kontrol (+) : Paper Disc Tetrasiklin
Kontrol (-) : DMSO

PEMBAHASAN
Antimikroba adalah obat yang dapat membunuh mikroorganisme dan menghentikan
pertumbuhannya. Uji aktivitas antimikroba dilakukan menggunakan metode difusi agar. Metode
difusi agar dilakukan dengan memasukkan komponen antimikroba ke dalam lubang pada agar.
Komponen akan berdifusi ke dalam agar dan akan menghambat pertumbuhan mikroba yang
terkandung dalam agar. Namun, untuk komponen antimikroba yang hidrofobik, akan sulit
berdifusi ke dalam agar karena agar bersifat polar / hidrofilik. Oleh karena itu digunakan DMSO
yang bersifat seperti emulsifier, memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik agar senyawa yang
bersifat hidrofobik dapat larut dalam agar. Untuk menghilangkan pengaruh DMSO terhadap
ekstrak, DMSO digunakan sebagai kontrol negatif pada saat dilakukan uji difusi agar (Eva,2017).
Metode difusi adalah metode yang digunakan untuk menentukan sensitivitas mikroba uji
terhadap agen antimikroba (Yolla et al., 2020). Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan
paper disc atau sumuran yang kedalamnya dimasukkan antimikroba dalam gelas tertentu dan
ditumpahkan kedalam media padat yang telah diinkubasi dengan kekuatan hambatan.
Antibiotik tetrasiklin merupakan salah satu antibiotik berspektrum luas yang memiliki
mekanisme kerja dengan digunakan dalam pengobatan, sehingga bakteri tersebut memerlukan
waktu yang lama untuk membuat mekanisme pertahanan terhadap antibiotik. Tetrasiklin adalah
antibiotik poliketida spektrum luas yang diproduksi dari genus Streptomyces dari Actinobacteria.
(Finne, 2013).
Dimethylsulfoxide (DMSO) merupakan control negatif yang dipakai pada praktikum,
dikarenakan dapat mengontrol secara negatif melalui proses yang sama dengan pelarut yang
dipakai sebagai bahan pencair dari bahan yang diuji. Dimethylsulfoxide (DMSO) merupakan suatu
senyawa organosulfur dengan rumus kimia (CH3)2SO (Afifah, 2022).
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh seperti pada gambar sebelumnya, dimana
percobaan hasil dilakukan agar dapat melihat efektivitas antibiotik terhadap sampel dengan
melihat zona bening yang terbentuk. Pada ekstrak beras hitam dan buah bit (paper disc) disekitar
kertas cakram memberikan zona hambat dengan konsentrasi 1% dan 3%, sedangkan pada kontrol
negatif tidak memberikan zona hambat. Pada ekstrak beras hitam dan buah bit (pencadang),
disekitar sumuran kontrol positif Staphylococcus aureus memberikan zona hambat, sedangkan
buah bit Escherichia coli tidak memberikan zona hambat apapun denngan konsentrasi 1%, 3% dan
7%.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 1 diperoleh hasil uji aktivitas antimikroba
terhadap kontrol negatif pada Staphylacoccus aureus ekstrak buah bit pada metode difusi
pencadang tidak memberikan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal
ini tidak dapat dijadikan sebagai suspending agent, pada kontrol negatif pada bakteri Escherichia
coli ekstrak beras hitam pada metode difusi pencadang tidak memberikan zona hambat pada
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Sedangkan pada kontrol positif pada bakteri Staphylococcus
aureus ekstrak buah bit terdapat zona bening. Pada percobaan ini kami tidak melakukan
pengamatan menggunakan metode difusi paper disc karena terjadi kesalahan pada saat praktikum.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 2 diperoleh hasil uji aktivitas antimikroba
ekstrak beras hitam dan buah bit pada metode difusi paper disc, disekitar kontrol positif tetrasiklin
terdapat zona hambat dengan konsetrasi 1%, 3% dan 7%. Pada kontrol negatif Dimethylesulfoxide
(DMSO) tidak memberikan hambatan. Pada uji aktivitas antimikroba terjadi faktor kesalahan pada
saat menuangkan media tidak menunggu media hingga memadat tetapi langsung menggores
dengan bakteri tersebut sehingga media rusak.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 3 diperoleh hasil uji aktivitas antimikroba
terhadap kontrol negatif pada Staphylacoccus aureus ekstrak buah bit pada metode difusi
pencadang tidak memberikan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal
ini tidak dapat dijadikan sebagai suspending agent, pada kontrol negatif pada bakteri Escherichia
coli ekstrak beras hitam pada metode difusi pencadang tidak memberikan zona hambat pada
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Sedangkan pada kontrol positif pada bakteri Staphylococcus
aureus ekstrak buah bit terdapat zona bening. Pada uji aktivitas antimikroba ekstrak beras hitam
dan buah bit pada metode difusi paper disc, disekitar kontrol positif tetrasiklin terdapat zona
hambat dengan konsetrasi 1%, 3% dan 7%. Pada kontrol negatif Dimethylesulfoxide (DMSO)
tidak memberikan hambatan.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 4 diperoleh hasil uji aktivitas antimikroba pada
ekstrak beras hitam dan buah bit menggunakan metode difusi peper disc disekitar kertas cakram
memberikan zona hambat dengan konsentrasi 1% dan 3%. Sedangkan pada kontrol negatif tidak
memberikan zona hambat. Pada ekstrak beras hitam dan buah bit menggunakan metode difusi
pencadang isekitar sumuran kontrol positif bakteri Staphylococcus aureus memberikan zona
hambat sedangkan buah bit bakteri Escherichia coli tidak memberikan zona hambat dengan
konsentrasi 1%, 3% dan 7%.
KESIMPULAN
Dalam percobaan uji aktivitas antimikroba semakin besar konsentrasi ekstrak yang
digunakan semakin besar pula konsentrasi zona hambatnya. Akan tetapi, hasil pengamatan pada
konsentrasi tertinggi yaitu 7% tidak ada diameter zona hambatnya karena kesalahan pada saat
pengamatan yaitu kami tidak mengukur zona hambat. Selain itu, juga aktivitas senyawa
antimikroba dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa yang digunakan, jumlah bakteri yang
ada, dan lamanya inkubasi dan aktivitas metabolisme bakteri.

SARAN
Kepada praktikan diharapkan agar menguasai materi dan konsep praktikum sebelum
memasuki laboratorium, selalu memastikan alat dan bahan yang ingin digunakan telah siap,
sehingga pada saat pelaksanaan praktikum tidak menghambat jalannya praktikum serta lebih teliti
dan cermat pada saat praktikum untuk meminimalisir terjadinya kesalahan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Saldi
Hapiwaty sebagai koordinator praktikum mikrobiologi, Kak Filia Ananda Kelsi, Kak Wa Ode
Hasra Emi, Kak Martitin Tri Aprilia dan Kak Frans Syukur Biring yang telah mendampingi kami
selama praktikum dan Ibu Fadliana selaku laboran mikrobiologi Stifa Makassar.

DAFTAR PUSTAKA
Afifah Nur Yanti., 2022. UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA FRAKSI DAUN JERUK LEMON
(Citrus limon (L.) Osbeck) TERHADAP Stapylococcus aureus DAN Escherichia coli. e-
journal 2579-7557.
Anwar., Ace Darojatun., 2018. UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BERAS HITAM TERHADAP
BAKTERI Escherichia coli dan Shigella sp. Diploma thesis, STIKes BTH Tasikmalaya
Eva H. Direja., 2017. KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella
sativa L.) TERHADAP BAKTERI PATOGEN DAN PERUSAK PANGAN. Departement
Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institusi Pertanian Bogor .
Bogor .
Fernanda Desmak Pertiwi., Firman Rizaldi., 2022. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga
Telang (Clitoria ternatea L.)Terhadap Bakteri Sthapylacoccus epidermis. Jurnal Ilmiah
Biosaintropis.
Finnie Luthfia Suheri,.Zulkarnain Agus,. Ivony Fitria,. 2013. Perbandingan Uji Resistensi Bakteri
Staphylococcus aureus Terhadap Obat Antibiotik Ampisilin Dan Tetrasiklin. Jurnal
Andalas Dental.
Jamets, Melnick dan Adelbera . 2007. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23 EGC : Jakarta.
Kinanti Nabila Suraiya., 2019. AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK BUAH BIT (Beta vulgaris
L.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO. Universitas Sriwijaya
Lella Rahmawati., 2022. Deteksi Escherichia coli Penghasil Extended Spectrum Beta- Lactamase
(ESBL) Menggunakan Metode PCR Pada Sampel Air Bersih Yang Di Isolasi Di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Politeknik Kesehatan Surabaya.
Melisa Ardianti., 2015. Laporan Mikrobiologi dan Parasitoligi percobaan VII uji aktivitas dari
ekstrak bahan alam. Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo.
Putra Angga W. G., 2018. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL, ETIL ASETAT, DAN n-

HEKSANA DARI DAUN BENALU ALPUKAT (Dendrophthoepentandra (L.)oMiq. Departemen


Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Purnamasari, D., Vifta, R.L. and Susilo, J., 2018. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah
Terong Ungu (Solanummelongena L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 3(1):1–6,
doi:10.31942/inteka.v3i1.2126.
Sevira Putri D., Ria Mariani., Doni A.N., 2022. Aktivitas Antibakteri Daun Binahong (Anredera
cordifolia) terhadap Sthapylacoccus aureus. Journal Of Pharmacy science and Practice.
Yolla Arinda Nur Fitriana., Vita Arfiana Nurul Fatimah., Ardhista Shabrina Fitri., 2019.
Antibacterial Activity of Betel Leaves: Test of MIC Extract (Minimum Inhibitory
Concentration) and MBC (Minimum Bactericidal Concentration.Sainteks.

LAMPIRAN

Hasil Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar (Kelompok 1)

Gambar 1 Beras Hitam Pencadang Gambar 2 Buah Bit Pencadang


(Escherichia coli) (Staphylacoccus aureus)

Hasil Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar (Kelompok 2)

Gambar 1 Beras Hitam Pencadang Gambar 2 Beras Hitam Pencadang


(Escherichia coli) (Staphylacoccus aureus)
Gambar 3 Buah Bit Paper Disc Gambar 4 Buah Bit Paper Disc
(Staphylacoccus aureus) (Escherichia coli)

Hasil Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar (Kelompok 3)

Gambar 1 Beras Hitam Paper Disc Gambar 2 Buah Bit Paper Disc
(Escherichia coli) (Staphylacoccus aureus)

Gambar 3 Buah Bit Pencadang Gambar 4 Beras Hitam Pencadang


(Escherichia coli) (Staphylacoccus aureus)

Hasil Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Agar (Kelompok 4)

Gambar 1 Beras Hitam Paper Disc Gambar 2 Buah Bit Paper Disc
(Staphylacoccus aureus) (Escherichia coli)

Kelompok 1 :

Perhitungan :
1% =

3% =

Kontrol + =
Kelompok 2 :

Perhitungan :

1% =

3% =

Kontrol - =

Kelompok 3 :

Perhitungan :

1% = mm

3% = mm

Kontrol + = mm

Kelompok 4 :

Perhitungan :

1% =

3% =

Kontrol + =

Anda mungkin juga menyukai