Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KELOMPOK PRATIKUM FARMASI FISIKA

UJI SISTEM KOLOID

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Christina Debomar (2011102415064)
Egi Liani Puspita (2011102415085)
Rita Aspiyanti (2011102415117)
Rofhy Agil Raihan (2011102415054)
Silviana Achmad (2011102415116)
Susy Husniyah (2011102415039)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengenal larutan sejati, dispersi kasar, dan koloid
Mempelajari sifat koloid ( efek tyndall )
B. DASAR TEORI
Sistem koloid merupakan salah satu materi yang penting karena pokok
bahasan tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari hari. Sistem koloid
adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel
tersebut sukar terdispersi. Sistem koloid banyak digunakan di kehidupan sehari
hari hal ini dikarenakan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat
digunakan untuk mencamur zat-zat tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. (Danamik, L., &
Yanny, A. 2016)
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadannya antara larutan dan
suspensi. Koloid merupakan salah satu materi kimia yang membahas tentang
suatu bentuk campuran fase peralihan homogen (sejenis) menjadi heterogen.
Istilah koloid berasal dari bahsa Yunani yaitu “kolla” yang berarti lem dan
“oid” yang berarti seperti. Hal ini yang berkaitan dengan lem adalah sifat
difusinya, karena koloid mempunyai nilai difusi yang rendah sperti lem.
(Burhanudin, R, et al 2018)
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaanya
terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid mempunyai
sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat-sifat lain larutan maupun suspensi.
Secara mikroskopis koloid bersifat heterogen. (Burhanudin, R, et al 2018)
Larutan koloid atau dispersi koloid ialah perantara antara larutan sejati dan
suspensi. Dengan kata lain diameter partikel terdispersi dalam larutan sejati dan
lebih kecil dari suspensi (Kingsley Ogemdi, I 2019)
Bila suatu zat di campurkan dengan zat lain, maka akan terjadi
penyebaran secara merata dari suatu zat kedalam zat lain yang disebut dengan
sistem dispersi yang tersusun atas fase terdispersi dan pendispersi. Berdasarkan
ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu larutan,
koloid, dan suspensi. Ketiga sistem pendispersi ini memiliki kesamaan dan
perbedaan jika dilihat dari ukuran partikel, penampilan fosis, fase dan ke stabilan.
(Lamsari Purba., L,S 2017)
Sistem dipersi koloid dapat terjadi dari dispersi zat padat, cair, atau gas.
Kedalam zat pendispersi dalam fase padat, cair, atau gas.
Koloid memiliki sifat-sifat yang khas dalam sistem koloid. Ada bermacam
atau jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari dengan sifat terentu yang
ada padasifat koloid . Sifat-sifat koloid ialah efek Tyndall , Gerak Brown ,
Adsporsi , dan Koagulasi. (Lamsari Purba., L,S 2017)
Bila cahaya menembus melalui celah celah rumah kita, tampak sinar
matahari di hamburkan oleh partikel-partikel debu. Partikel debu berukuran
koloid , partikelnya sendiri tidak dapat dilihat oleh matayang tampak hanya
cahaya yang di hambur oleh debu. Hamburan cahaya inilah yang di namakan
efek tyndall. (Yumike Mose, 2014)
Sistem koloid yang mempunyai medium pendispersi cair dapat dibedakan
atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil ialah koloid yang parikel-partikel
terdispersinya dapat menarik medium pendispersinya. Bila medium
pendispersinya air disebut hidrofil. Koloid liofob ialah koloid yang partikel-partikel
terdispersinya tidak dapat menarik medium pendispersinya. (Purba, L.S.S 2017)
Sistem koloid dapat di pisahkan dengan terlebih dulu dikoagulasi dan
fiokulasi sehingga ukuran partikel menjadi lebih besar dan kan mengendap dan
juga dapat disaring. Koloid dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan
pembekuannya, yaitu : Dispersi koloid, larutan makromolekul, dan koloid asosiasi.

BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
A. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
1. Gelas Ukur
2. Erlenmeyer
3. Beaker Glass
4. Rak dan Tabung reaksi
5. Corong
6. Pipet tetes
7. Batang pengaduk
8. kertas saring
9. kertas karton (30 cm x 30 cm)
10. Kompor listrik
11. Lampu senter
12. Stopwatch

b. BAHAN
1. Sukrosa
2. Susu Bubuk
3. Kopi Bubuk
4. Santan
5. Tanah
6. Aquadest
B. URAIAN BAHAN
Sukrosa
Aquadest
C. CARA KERJA

1. Penyiapan Larutan Uji


a) Larutan Gula
Ditimbang Sukrosa 10g

Ditambahkan aquadest ad 50ml dalam beaker
glass

Dipanaskan hingga seluruh sukrosa larut

b) Campuran Susu dan Air


Ditimbang susu bubuk 10g

Ditambahkan aquadest ad 50ml dalam beaker
glass

Dipanaskan hingga tercampur

c) Campuran Kopi dan Air


Ditimbang kopi bubuk 10g

Ditambahkan aquadest ad 50ml dalam beaker
glass

Dipanaskan hingga tercampur

d) Campuran Santan dan Air


Ditimbang santan 20ml

Ditambahkan aquadest ad 50ml dalam beaker
glass

Dipanaskan hingga tercampur

e) Campuran Tanah dan Air


Ditimbang tanah 10g

Ditambahkan aquadest ad 50ml dalam beaker
glass

Diaduk hingga tercampur

2. Larutan Sejati – koloid – suspensi / dispersi kasar


Diisi tabung reaksi masing-masing 15ml larutan gula, susu cair,
campuran tanahdan air

Diletakkan tabung kedalam rak, diamkan dalam


waktu 5 menit

Diamati apa yang terjadi (terdapat endapan atau


tidak)

Kemudian disiapkan tabung erlenmeyer, letakkan corong


dan lapisi dengan kertas saring


Disaring cairan uji tersebut kedalam tabung erlenmeyer


Setelah disaring, diamati filtrat dan residu dari percobaan
tersebut

3. Efek Tyndall

Diisi beaker glass masing-masing 50ml larutan gula, susu cair, campuran
tanah dan air

Disiapkan kertas karton berwarna gelap, buatlah kotak dengan ukuran 30 x


30cm. Diberi lubang disalah satu sisi dengan ukuran 1 x 1cm dan sisi lainnya
10 x 10cm


Ditempatkan beaker glass yang berisi cairan uji didalam kotak karton

Disinari dengan lampu senter atau lasser dari lubang kecil ?(lubang 1 x 1cm)

Diamati pantulan sinar dari lubang pengamatan (lubang 10 x 10cm)
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan (Larutan sejati, Koloid, Suspensi)

SAMPEL JENIS SAMPEL SETELAH DI FILRAT RESIDU


DIAMKAN

Larutan gula Larutan sejati Tidak terdapat - Larutan Tidak terdapat


endapan jernih residu
(Homogen)
kekuninga
n
- Mengalami
penyusutan
- Tekstur
lebih cair

Larutan susu Koloid Tidak terdapat - Larutan Tidak terdapat


endapan keruh residu
(Heterogen)
- Berubah
warna
putih susu
- Mengalami
penyusutan
- Tekstur
lebih cair

Larutan tanah Suspensi Terdapat endapan - Larutan - Terdapat


keruh residu
(Dispersi kasar)
berwarna - Ampas
coklat berwarna
- Larutan coklat
mengalami
penyusutan

TABEL HASIL PENGAMATAN (Efek Tyndall)

SAMPEL HASIL PENGAMATAN

Larutan Gula Pada larutan gula tidak terdapat efek tyndall,


dikarenakan larutan gula adalah larutan yang
bersifat homogeny yang jernih dan stabil sehingga
tidak diperoleh pemisahan fase atau endapan.
Sehingga larutan gula meneruskan cahaya.

Larutan Susu Pada larutan susu terdapat efek tyndall, hal ini
ditandai dengan larutan susu yang menghamburkan
cahaya. Ini disebebkan oleh partikel dari larutan
susu itu sendiri yang berukuruan besar sehingga
larutan susu cenderung menghamburkan cahaya
lebih panjang.

Larutan Tanah Pada larutan tanah tidak memiliki efek tyndall, hal
ini dikarenakan larutan tanah bersifat suspense yang
tidak menyerap cahaya dan tidak pula
menghamburkan cahaya.

HASIL UJI A & B

SAMPEL JENIS SAMPEL DIDIAMKAN FILTRAT RESIDU

Larutan gula Larutan sejati Tidak mengendap Jernih Tidak ada residu

Larutan susu Koloid Tidak mengendap Keruh Tidak ada residu

Larutan Kopi Suspensi Mengendap Keruh Ada residu

Larutan santan Koloid Tidak mengendap Keruh Tidak ada residu

Larutan tanah Suspensi Mnegendap Keruh Ada residu

SAMPEL HASIL PENGAMATAN

Larutan gula Meneruskan cahaya

Larutan susu Menghambur cahaya

Larutan kopi Tidak menyerap & tidak menghambur cahaya

Larutan santan Menghambur cahaya

Larutan tanah Tidak menyerap & tidak menghambur cahaya


BAB IV
PEMBAHASAN
Koloid merupakan suatu bentuk campuran fase peralihan homogen menjadi
heterogen, campuran tersebut merupakan keadaan antara larutan dan suspensi.
Secara mikroskopis koloid tampak homogen, akan tetapi sebenarnya koloid tergolong
campuran heterogen, karena perbedaan partikel kedua fase koloid masih dapat diamati
dan dibedakan secara makroskopis. Koloid merupakan suatu sistem dispersi, karena
terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Sistem dispersi koloid
dapat dapat terjadi dari dispersi zat padat, cair atau gas kedalam zat pendispersi dalam
fase padat,cair dan gas.
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat - sifat kelas
yang berbeda dari sifat larutan maupun suspensi.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid cahaya akan dihamburkan.
Hal itu karena partikel - partikel koloid mempunyai partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar cahaya tersebut, sebaliknya pada larutan sejati, partikel -
partikelnya relatif terlalu kecil sehingga hamburan cahaya yang terjadi hanya sedikit dan
sangat sulit untuk diamati.
Pada praktikum kali ini kita melakukan praktikum uji sistem koloid. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan sampel yaitu larutan gula dan air,larutan susu dan air,larutan
kopi dan air,larutan santan dan air, dan larutan tanah dan air. Setelah itu akan
dilakukan pengujian atau pengamatan efek tyndall.
Uji pertama yaitu pada larutan gula, Larutan gula dimasukkan dalam tabung reaksi
lalu diletakkan kedalam rak tabung dan diamkan selama 5 menit. Setelah 5 menit , tidak
terdapat adanya endapan pada larutan gula, lalu setelah disaring fitrat yang dihasilkan
jernih dan tidak terdapat adanya residu. Jadi larutan gula dikatakan sebagai larutan
sejati, larutan gula menghasilkan cahaya tembus.
Pada percobaan kedua yaitu pada larutan susu, Larutan susu dimasukkan kedalam
tabung reaksi, lalu simpan di rak dan didiamkan selama 5 menit. Setelah didiamkan
tidak terdapat endapan, lalu setelah disaring fitrat menghasilkan keruh dan tidak ada
residu. Jadi campuran susu ini merupakan koloid, pada efek tyndall larutana susu
menghasilkan cahaya dihamburkan setelah diberi senter.
Pada percobaan ketiga yaitu pada larutan kopi dan air, pertama larutan kopi
dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu disimpan di rak dan didiamkan selama 5 menit
didalam tabung reaksi, setelah didiamkan tidak terdapat adanya endapan pada larutan
kopi, Setelah disaring fitrat yang dihasilkan keruh dan terdapat adanya residu.
Campuran kopi termasuk suspensi, pada efek tyndall larutan kopi disenter dan tidak
ada cahaya yang tembus.
Pada percobaan keempat yaitu pada larutan santan dan air. Larutan santan
didiamkan 5 menit didalam tabung reaksi, setelah didiamkan tidak terdapat endapan,
lalu dilakukan penyaringan fitrat, dan menghasilkan keruh dan tidak terdapat residu.
Pada efek tyndall menghasilkan cahaya yang dihamburkan larutan ini termasuk koloid.
Pada percobaan kelima yaitu pada cempuran tanah dan air. Larutan ini dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan didiamkan selama 5 menit. Setelah didiamkan terdapat
adanya endapan, lalu larutan disaring fitrat yang dihasilkan keruh dan terdapat adanya
residu. Pada larutan tanah termasuk suspensi, pada efek tyndall larutan tanah setelah
disenter cahaya tidak tembus.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dalam pratikum
koloid dapat disimpulkan bahwa :
1. Kimia koloid/system koloid adalah suatu bentuk campuran dua atau lebih
zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar. Adapun koloid mempunyai banyak sifat diantaranya efek
tyndall, gerak brown, adsorpsi, elektroforesis, koagulasi, koloid pelindung
dan dialisis0
2. Efek Tyndall merupakan salah satu sifat koloid dengan prinsip
penghamburan cahaya. Dengan menjatuhkan seberkas cahaya senter
campuran A dibuktikan sebagai larutan sejati, campuran B adalah koloid
dan campuran C adalah suspensi.
3. Sifat larutan tidak dapat disaring, koloid tidak dapat disaring dengan
penyaring biasa, dan suspendi dapat disaring.
4. Campuran (A) yang ditambahkan tawas menjadi keruh tanpa terjadinya
perubahan lain. Tetapi ketika campuran (B) ditambahkan dengan tawas,
larutan menjadi lebih kental dan terdapat gumpalan serta agregat.
5. Campuran A (larutan garam) bukan koloid, sedangkan campuran B (susu
cair) adalah koloid.
B. Saran
Dalam menerapkan pembelajaran menggunakan metode pratikum koloid
hendaknya dosen Pembina melakukan persiapan secara matang, yaitu dengan
membuat RPP, bahan ajar, LKS atau mempersiapkan media pembelajaran lain
yang mendukung pembelajaran seperti slide powerpoint, video pembelajaran,
dan peralatan praktek. Dan dosen hendaknya sudah benar-benar paham
mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama pembelajaran, dan
dosen hendaknya memperhatikan perencanaan waktu dengan sebaik-baiknya
agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan efisien. Sebaiknya pratikum
dilakukan secara offline bukan online karena hanya sedikit mahasiswa yang
memperhatikan perkuliahan online. Yang offline saja kadang sedikit yang
memperhatikan, bagaimana jika online. Maka dari itu, saran dari kelompok kami
lebih baik melakukan pratikum secara tatap muka agar mahasiswa cepat
mengerti dan mudah untuk melakukan tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, R., Subarkah, C.Z. & Sari, S (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Content Context Connection Researching Reasoning Reflecting (3C3R) Untuk
Mengembangkan Keterampilan Generik Sains Siswa Pada Konsep Koloid. JTK
(Jurnal Tadris Kimia) 3(1), 11-12.

Damanik,L., & Yanny, A (2016). Perancangan Aplikasi Pembelajaran Sistem Koloid


Menggunakan Computer Based Learning. Jurnal Riset Kampus (JURIKAM), 3 (6),
80-83.

https://pratikum-kimia-koloid.html?m=1 (akses 20 April 2017)

Kingsley Ogemdi, I . (2019). Properties And Lises Of Colloids : A Review. Colloid and
Surface Science, 4 (2), 24.

Lamsari Purba, L.S (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperaif Tipe
Two Stay. Two Stay (TS-TS) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Koloid. Jurnal EduMat Sains, Universitas Kristen Indonesia,
1(2), 137-152.

Yumike. Mose (2014) Penerapan Model Pembelajaran Predict-Explain (POE) Pada


Materi Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis dan Keterampilan
Proses Sains Siswa. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai