Anda di halaman 1dari 2

Tugas Farmakologi : Ringkasan Materi Analgetik

Riska Novita Ainul Hamzah


NIM. 1814142035
Biologi Sains A
Sistem Saraf terdiri dari 2 yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya
dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian dari
sistem saraf yang mengkoordinasi kegiatan dari semua bagian tubuh hewan bilaterian-yaitu,
semua hewan multiseluler kecuali simetris radial spons dan binatang seperti ubur-ubur. Adapun
obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat dapat dibagi menjadi beberapa golongan besar
salah satunya yaitu Psikofarmaka (Psikotropik), dimana Psikoleptika berperan dalam menekan
atau mengambat fungsi-fungsi tertentu dari susunan saraf pusat yakni hipnotika, sedatif, dan
transquilizer serta antipsikotika dan Psiko-analeptik berperan dalam menstimulasi seluruh
susunan saraf pusat yakni anti depresi dan psikostimulansia.
Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anastetika umum).
Berdasarkan dasar kerja farmakologisnya analgetik diubah menjadi 2 kelompok besar, yaitu
analgetik perifer (non-narkotik) dan analgetik narkotik. Efek Analgetik perifer ini dapat
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi susunan saraf pusat atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan (intensitas nyeri ringan sampai
sedang) sedangkan Efek antipiretik ini akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan
demam. Efek samping yang paling umum adalah gangguan lambung-usus (salisilat, penghambat
prostaglandin=NSAID’S, derivat-derivat pirazolinon), kerusakan darah (parasetamol, salisilat,
derivat antranilat, derivat pirazolinon), kerusakan hati dan ginjal (parasetamol, penghambat
prostaglandin), dan juga reaksi alergi pada kulit. Efek samping ini terutama terjadi pada
penggunaan lama atau dalam dosis tinggi.
Analgetik Anti Radang (NSAID’S) berkhasiat analgetic, antipiretik dan anti radang yang
sering digunakan untuk mengahlu gejala penyakit rema, seperti arthritis rheumatica, arthrosis.
Adapun penggolongan dari analgetik anti radang (NSAID’S) diantaranya salisilat seperti asetol,
benorilate dan difunisal, dimana dosis anti radang 2-3 kali lebih tinggi dari pada dosis analgetik.
Efek samping yang dapat ditimbulkan diantaranya efek ulcerongan seperti mual, muntah, nyeri
lambung, gastritis dan gangguan fungsi ginjal seperti insufisiensi, kelainan pada regulasi
elektrolit dan air (uden, hiperkalemia).
Analgetik narkotika disebut juga OPIOIDA adalah zat yang bekerja terhadap reseptor
opioid khas di susunan saraf pusat hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri
dapat berubah-ubah. Berdasarkan kerjanya terbagi atas agonis opiat, antagonis opiate, dan
kombinasi. Efek samping umum yang dapat ditimbulkan diantaranya ialah Supresi SPP, mual
sedaasi, menekan pernafasan, batuk, dan pada dosis lebih tinggi mengakibatkan menurunnya
aktivitas mental dan motoris, gangguan saluran cerna seperti motilitas berkurang, gangguan
saluran urogenital seperti retensi urin (karena naiknya tonus dari sfingter kandung kemih),
gangguan saluran nafas seperti bronkokontriksi dan pernafasan menjadi lebih dangkal, serta
gangguan sirkulasi seperti vasodilatasi, hipertensi dan bradikardia.

Anda mungkin juga menyukai