KAJIAN PUSTAKA
EKONOMI
Pertumbuhan
Efisiensi
Stabilitas
Penurunan Kemiskinan
Keberlanjutan LINGKUNGAN
SOSIAL Keadilan Keliatan/
Pemberdayaan Perubahan Iklim Keanekaragaman
Inklusi Sumber daya alam
Konsultasi Polusi
Dimensi keadilan mencakup tiga hal, yaitu keadilan sosial dan gender
(keadilan inter-personal), keadilan antarwilayah dan antarnegara (keadilan
spasial), dan keadilan antara generasi saat ini dan generasi mendatang
(keadilan antar waktu). Sementara prinsip-prinsip sistemik mencakup:
keanekaragaman, subsidiaritas, kemitraan, dan partisipasi. Dimensi
pembangunan ditopang oleh tiga aspek, yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan
sosial, serta ketiganya saling terkait satu sama lain. Aspek lingkungan termasuk
di dalamnya perhatian yang sangat besar terhadap sistem ekologis yang
merupakan dasar dan prasyarat untuk semua kehidupan. Dimensi ekonomi
termasuk di dalamnya cara mengelola segala sesuatu sumberdaya langka.
Penggunaan sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan modal manusia yang
efisiensi merupakan prinsip dasar dari ekonomi. Sementara itu, aspek sosial
mungkin merupakan konsep yang paling kompleks dan sulit dicerna karena di
dalamnya terletak inti dari sistem nilai yang mengikat segmen yang berbeda
dan bahkan sering kali saling bersaing dalam suatu struktur tentang Tindakan
Bersama yang menghasilkan: 1) pemuasan dari kebutuhan sosial seperti
komunikasi, dukungan dan keamanan, cinta dan perhatian, pengakuan dan
perbedaan dan lain sebagainya; 2) menghormati bentuk yang berbeda dari
organisasi sosial dan sistem kepercayaan; dan 3) perhatian untuk menjamin
keadilan dan peluang yang sma dari seluruh anggota masyarakat. Dimensi
keadilan memegang peranan yang penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Pentingnya Kelembagaan
Memperkuat Partisipasi
Keadilan Demokrasi
Berbagi
Pentingnya Beban Pentingnya
Ekonomi Sosial
Meningkatkan Kepedulian Menjaga
Daya Saing Kohesi
Eko-efisiensi
Akses
Pentingnya Lingkungan
Batas Daya Dukung
1. Akses infrastruktur dan sumberdaya manusia yang lebih baik dan efisien,
termasuk modal.
2. Pengurangan biaya. Biaya transaksi turun karena lokasi berdekatan,
termasuk loksasi layan public.
3. Akses terhadap informasi dan layanan. Adanya kluster memungkinkan
untuk adanya prose pertukaran informasi, memberi para anggota skses ke
pasar yang luas.
4. Menarik investasi asing untuk pertumbuhan ekonomi kedepannya.
5. Pengakuan dan pemasaran yang lebih baik.
1. Berbasis klaster.
2. Membangun kekuatan dan potensi yang ada sesuai dengan cara pandang
Appreciative Inquiry.
3. Mengembangkan strategi pembangunan kesuluruhan, serta menyusun
prioritas dan urutan strategi pembanguna, serta berbasis ilmu pengetahuan
(strategies-based developmen).
KM
Pada sub-bab terdahulu telah diuraikan bahwa klister merupakan salah satu
pendorong daya saing wilayah. Selain itu factor lainya adalah inovasi dan
kreatifitas. Namun di Indonesia, inovasi masih belum banyak dimanfaatkan untuk
pembangunan wilayah perdesaan, masih terbatas pada produk-produk pertanian
dan yang baru berkembang adalah kreativitas. Perkembang kreativitas di
Indonesia juga belum merata, baru di Jawa, dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan daya saing wilayah perdesaan di
Indonesia perlu mendorong pemanfaatan inovasi dan kreativitas.
Kebutuhan untuk menyusun indeks komnposit terjadi pada situasi ketika indikator
individual tidak dapat menyajikan konsep yang kompleksl multidimensional
dengan cara yang memadai, seperti dalam kasus pembangungan wilayah
perdesaan berkelanjutan. Dengan bantuan satu indeks tersebut, yaitu mungkin
untuk membandingkan antar wilayah perdesaan. Dengan ata lain, indcks komposit
idealnya dapatmengukur konsep multidimensi yang tidak dapat ditangkap oleh
satu indikator, misalnya: daya saing, industrialisasi, keberlanjutan, integrasi pasar
tunggal, nasyarakat berbasis pengetahuan, dan lain-lain (OECD 2008).
Selanjutnya OECD nenyatakan pro dan kontra tentang penggunaan indeks
komposit, seperti disajikan pada Tabel 10.1. Menurut Milic dan Jovanovic (2015)
kualitas indeks komposit tidak hanya bergantung pada metodologi yang
digunakan untuk menyusunnya, namun juga kualitas data yang digunakan dalam
analisis.
Indeks komposit dapat dirinci dalam klasifikasi atau tipologi. Tipologi berasal dari
kata Yunani, yaitu typo dan logos, yang secara bahasa berarti ilmu tentang jenis
atau tipe. Menurut Marradi (1990) tipologi adalah jenis klasifikasi di mana lebih
dari satu kriteria dasar diperhitungkan secara bersamaan. Mereka dapat diproduksi
oleh klasifikasi ekstensional atau intensional (Marradi 1990). Hyslop (2007)
menyatakan bahwa tipologi mengacu pada klasifkasi Vano sistematis ke dalam
tiperjenis menurtt atribut tertentu yang umumnva eksklusifdan kolektiflengkap.
Pengelompokan ini dibuat untuk menuniukkan karakteristik umum di dalam tipe
mereka.
Menurut Bailey (1994) terdapat keuntungan dan kerugian dengan adanya ripologi.
Keuntungannya adalah: 1) Tipologi atau klasifikasi adalah alat deskriptif utama
yang baik; 2) Mengurangi konpleksitas; 3) Mengidentifikasi
lat
3.
Penentuan dimensi, peubah, dan indikator seperti yang telah diuraikan d atas
harus memiliki sandaran teori yang benar. Karena kalau tidak, itu hants yang
sekumpulan peubah atau indikator tanpa arti. Peubah dan indikator digunakan
dalam buku ini diambil dari seed concept penyusunan Indikator Perkembangan
Kawasan Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
dalam tim penyusun tersebut penulis terlibat secara ntens.
Teori yang digunakan menyusun peubah dan indiator dari Dimensi Ekonomi
terutama berkaitan dengan daya saing melalui pengembangan wilayah perdesaan
yang berbasis komoditas unggulan, pengembangan klaster, inovasi, keterkaitan
wilayah perdesaan dan perkotaan, promosi produk unggulan, dan prasarana untuk
mendukung perekembangan ekonomi. Pada Tabel 10.2 disajikan peubah dan
indikator dari Dimensi Ekonomi. Sementara untuk Dimensi Sosial Budaya,
peubah dan indikator yang digunakan kreativitas masyarakat, migrasi penduduk,
pelibatan pelaku seni dan budaya dan pemanfaatan produk budaya untuk
pembangunan wilayah perdesaan. Selain itu juga dimasukkan peubah prasarana
untuk meningkatkan kapastas masyarakat. Pada Tabel 10.3 disajikan peubah dan
indikator untuk Dimens! Sosial.
untuk
Pada Dimensi Lingkungan peubah yang digunakan berkaítan deng
Pada Tabel 10.2, 10.3, 10.4, dan 10.5, seluruh peubah menggunakan indikator
yang menggunakan bilangan ordinal (misalnya 1 lebih dari 0 dan 2 lebih dari 1
dan 0), bukan kardinal. Karena bilangan ordinal, maka tidak dapat menggunakan
operasi matematika tambah (+), kurang (-), bagi (:), dan kali (x). Dengan
demikian, metode analisis yang digunakan pun harus sesuai untuk operasi
bilangan ordinal.