Disusun
Oleh :
Nama : Muhammad Thedi
NIM : 1605101050073
Kelas : 03
Hari/jam : Jumat/10.00 WIB
Akar Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar
rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak
cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh
memanjang dan menyebar di dalam tanah.
Batang Rumput teki (Cyperus rotundus L.) tumbuh tegak, berbentuk segitiga,
berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm.
membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat
membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
Daun Rumput teki (Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak
berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda,
mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih pendek
dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
Bunga Rumput teki (Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung
batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau
melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar,
satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
Buah Rumput teki (Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya
kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah
rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu,
buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
Biji Rumput teki (Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh
buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu,
biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat
kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.
2.1.1.3. Habitat
Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari,
seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan pertanian,
dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas.
2.1.2.3. Habitat
Daerah basah, di sawah, rawa-rawa, hingga permukaan laut dengan kedalaman 300
meter.
2.2.1.3. Habitat
E. crus-galli tumbuh pada daerah dengan ketinggian yang rendah sampai sedang.
Gulma ini tumbuh baik pada tempat dengan penyinaran penuh sepanjang tepi perairan
(Soerjani et al., 1987). E. crus-galli membutuhkan waktu 42-64 hari untuk melengkapi
siklus hidupnya. Benih akan langsung tumbuh setelah ditanam tetapi sebagian lagi
mengalami dormansi selama 4-48 bulan. Fotoperiodisme mempengaruhi jumlah benih
yang dorman dan intensitas dari dormansi tersebut.
2.2.2. Bioekologi Rumput Cynodon dactylon ( L ) Pers ( Kakawatan )
2.2.2.1. Klasifikasi botani gulma Cynodon dactylon ( L ) Pers adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Family : Poacea
Genus : Cynodon
Spesies : Cynodon dactylon
2.3.1.3. Habitat
Habitat alami kangkung air adalah di perairan yang tergenang. Kangkung biasanya
tumbuh liar (secara alami) di sawah, parit tepi sungai atau bahkan di parit. Tumbuhan ini
kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan subtropis, beberapa tumbuh di daerah sedang
(Lawrence, 1951). Kangkung termasuk tumbuhan hidrofit yang sebagian tubuhnya di
atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam
batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke
permukaan air.
2.3.2.3. Habitat
Genjer (Limnocharis flava) merupakan tumbuhan darat liar sama seperti kangkung,
semanggi dan bopong yang termasuk pada jenis yang sama, tapi genjer hanya akan
tumbuh subur di lahan yang banyak tergenang air. Tumbuh di lembah sungai, genjer
juga mudah ditemui pada lapisan tanah gembur dan lapisan lumpur yang tergenang air
dangkal. Selain itu lahan persawahan yang digenangi air setelah masa panen atau disela
tanaman padi yang masih muda. Tanaman genjer yang sering disebut sebagai tanaman
terna ini berasal dari daerah tropis Amerika, tetapi terdapat juga tumbuh liar di daerah
panas lain.
2.4.1.3. Habitat
Pada umumnya tersebar di seluruh daerah Asia tropika. Paku ini jarang ditemukan di
lereng-lereng gunung namun menyukai dataran rendah.
2.4.2.3. Habitat
Ferna tahunan. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang oleh
pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan lumpur yang “dibangun” oleh udang
dan kepiting. Biasanya menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertil dihasilkan pada
bulan Agustus hingga April. “Kecambah” (sebenarnya “bibit spora”) berlimpah pada
bulan Januari hingga April (di Jawa).
BAB III PEMBAHASAN
2. Cyperus Compressus L
Morfologi Cyperus Compressus L
Batang : Batangnya tegak dengan tinggi 5-75 cm, bentuknya gepeng dan tipis.
Akar : Akarnya halus, banyak, berumbai dan memiliki system perakaran
serabut.
Daun : Daunyya biasanya sepanjang atau sependek ukuran batangnya. DAunnya
lebar dan agak kasar, serta memiliki ujung yang runcing.
Bunga : Pembungaan terdiri dari sekelompok spiklet yang membentuk sessil
umbellate.
3. Fimbristylis apylla
Morfologi Fimbristylis apylla
Tulang daun sejajar, akar serabut, batang dari pangkal, bentuk daun meruncing,
bunganya bertangkai, satu tangkai satu bunga.Puncak batang, masing-masing
duduki oleh suatu spikelet. Spikelet bola panjang dan berwana coklat kemerah-
merahan didalamnya.
4. Cyperus flavidus
Morfologi Cyperus flavidus
Batang : Berbentuk segitiga tajam dan lici.
Akar : Serabut, berwarna merah kekuningan.
Daun : Bangun garis, lemah ujungnya, meruncing.
Bunga : Majemuk
B. Gulma Rerumputan
1. Chloris barbata
Morfologi Chloris barbata
Batang: Batangnya merayap pada pangkalnya dan mengeluarkan akar dan
tingginya mencapai 0.2 – 0,8 cm.
Daun : Pelepah daun yang bagian bawah bertunas, lidah daunnya pendek.
Helaian daun berbentuk garis, tepi daunnya kasar, permukaan kasar, warnya
hijau kebiruan ukurannya 0,4-1 cm.
Bunga : Termauk bunga lengkap. Bung abulir terdiri dari sekam, benang sari 3
dan putik 2.
Akar : Serabur berwarna merah kekuningan.
2. Eleusine Incdica
Morfologi Eleusine Incdica
Batang : Batang membentuk rumpun yang kokoh dengan perakaran lebat.
Tumbuh tegak adaklanya merambat, batang membentuk cabang, tinggi batang
12-85cm.
Daun : Daunnya memiliki helai yang panjang, berbentuk garis, ujungnya
runcing atau tegak tumpul.
Bunga : Bunga tegak atau condong kesamping dengan 2 sampai 7 bulir yang
tumbuh menjaru (diglatus) pada ujung batang.
Akar : Sistem perakaran serabut.
3. Eragrotis unioloides
Morfologi Eragrotis unioloides
Batang : batangnya berbentuk bulat silindris, semakin kebawah berongga.
Daun : daunnya memiliki helaian berbentuk garis dan agak kasar.
Bunga : bunga memiliki perbungaan yang banyak berupa malai yang terbuka
dengan panjang beragam.
Akar : sistem perakaran serabut.
4. Echinochloa colonum
Morfologi Echinochloa colonum
Batang : batangnya berbentuk silindris dan tegak.
Daun : daunnya berbentuk pita dan bergaris.
Akar : sistem perakaran serabut.
5. Hymenachine acutigluma
Morfologi Hymenachine acutigluma
Batang : batangnya tegak dan dapat mencapai 100cm.
Daun : daunnya berbentuk linear denga panjang 15-40cm dan lebar 1-3 mm.
Akar : sistem perakarnnya serabut.
2. Amaranthus spinosus
Morfologi Amaranthus soinosus
Akar tanaman bayam duri ini berakar tunggang dan batangnya berbentuk bulat
lunak dan berair. Memiliki daun tunggal yang berwarna hijau berbentuk bundar
telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6 cm. Lebar daun 0,5 cm
sampai 3,2 cm. Bunganya berkelamin tunggal berwarna hijau. Setiap bunga
memiliki 5 mahkota.
3. Carlotropis gigantean
Morfologi Carlotropis gigantean
Batang biduri berbentuk silindris dengan percabangan bertipe simpodial
(cabang menyerupai batang). Batangnya berwarna hijau keputihan dan berlapis
lilin. Daun biduri berupa daun tunggal, berwarna hijau berukuran panjang 8-30
cm dan lebar 4-15 cm. Bunga biduri mejemuk dengan bentuk paying yang
tumbuh di ujung ranting. Mahkota bunga berbentuk bulat telur, berwarna putih
keungu- unguan dengan diameter 4 - 4,5 cm.
4. Vermonia cinerea
Morfologi Vermonia cinerea
Gulma ini memiliki bunga ungu berukuran sangat kecil. Memiliki batang yang
kecil dan berwarna hijau. Akarnya serabut dan halus, berwarna coklat muda.
Bunganya berwarna ungu kemerahan dan putih, bunga majemuk dalam
bongkol. Daunnya tunggal duduk berseling.
5. Cinderella murdiflora
Morfologi Cinderella murdiflora
Gulma ini memiliki bunga berwarna kuning, bunga majemuk dengan kelopak.
Memiliki batang besar slinder dan berwarna hijau. Akar verupa tungang
berwarna putih dan memiliki daun tunggal.
D. Gulma Paku-Pakuan
1. Acrostichum aureum (Paku Laut)
Morfologi Acrostichum aureum
Daun : panjangnya 1-3 meter, memiliki kurang lebih dari 30 pinak daun.
Susunan daun majemuk menyirip gasal, berbentuk lanset dan susunan anaknya
berseling.
Batang : berupa rhizome, keras, berdaging, terdapat sisi sisik berwarna. Tidak
ada Bunga dan buah.
5. Asplenium nidus
Morfologi Asplenium nidus
Akar : akaranya rimpang memanjang atau merayap, panjang, bersisik rapat,
sisik besar.
Batang : rhizoma yang pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik
berwarna coklat.
Daun : daunnya tunggal yang tersusun pada batang sangat pendek melingkar
membentuk ranjang. Ujung daun meruncing atau membulat mengkilat.
BAB VI PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya para pratikan melakukan
identifikasi dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA