Anda di halaman 1dari 45

Batang Otak, Nn.

Cranialis dan Cerebellum

Batang Otak
Batang otak merupakan struktur anatomi yang menghubungkan berbagai bagian dari central nervous
system yang diantaranya: forebrain, cerebellum dan medulla spinalis. Batang otak memiliki peranan
penting dalam meregulasi pernapasan serta denyut jantung dan kesadaran, yang diperankan oleh masing
masing nukleus yang terdapat di batang otak.

Batang otak dapat dibagi menjadi 3 bagian diantaranya (dari cranial ke caudal) :
1. Mesencephalon/midbrain

 Batas Caudal: batas cranial Pons.


 Batas cranial: Konveksi-konkaf berjalan melalui commisura posterior.
2. Pons/varoli

 Batas Caudal: batas cranial medulla oblongata.


 Batas Cranial: bidang transversal melalui tepi kranial fibrae pontis transversae dan decusatio serat
nervus trochlearis.
3. Medulla oblongata

 Batas Caudal: bidang-bidang melalui tepi caudal foramen magnum osis occipitalis atau bidang
transversal melalui decussatio pyramidium.
 Batas Cranial: bidang transversal melalui tepi caudal fibrae pontis transversae dan striae
medullares.

Ciri – ciri eksternal batang otak


Masing - masing bagian dari batang otak pada permukaannya juga memiliki beragam struktur yang
diantaranya:
2|LO SKS 2 1.6 Cap10
1. Mesencephalon/midbrain

 Ventral: terdapat pedunculus cerebellaris yang merupakan penghubung antara batang otak dengan
forebrain.
 Dorsal: terdapat peninggian yang kebulat–bulatan yang disebut corpora quadrigeminae.
Peninggian ini terdiri dari 2 pasang (empat buah) struktur diantaranya. Superior colliculi (2 buah)
dan inferior colliculi (2 buah). Colliculi ini membentuk tectum mesencephali.
2. Pons / varoli

 Ventral: permukaan ventral pons dapat dikenali karena adanya fibriae pontis transversae yang
merupakan serat-serat transversal pons.
 Dorsal: terdapat middle cerebellar peduncle yang menghubungkan pons dengan cerebellum.
3. Medulla oblongata

 Ventral: pada permukaan ventral medulla oblongata dapat di tandai dengan adanya pyramis yang
merupakan sepasang peninggian memanjang di sebelah kanan dan kiri fissura mediana ventralis
yang dibentuk oleh decussatio atau penyilangan berkas serat-serat tractus corticospinalis. Di
bagian lateral pyramis terdapat sepasang peninggian berbentuk oval yang disebut oliva yang
disebabkan karena adanya nuclei olivares caudal dibawah permukaannya.
 Dorsal: pada permukaan dorsal medulla oblongata terdapat 2 peninggian di sebelah kanan dan kiri
dari garis median, yang menandai nucleus gracilis dan nucleus cuneatus. Peninggian ini masing
masing bernama tuberculum gracilis terletak lebih dorsal dan medial, sedangkan tuberculum
cuneatum terletak lebih cranial dan lateral.

Traktus yang melewati batang otak


1. Traktus spinocerebellaris dorsalis
2. Traktus spinocerebellaris ventralis
3. Traktus spinoreticularis
4. Traktus spino-olivaris
5. Trantus spinovestibularis
6. Traktus corticospinalis
7. Traktus reticulospinalis
8. Traktus rubrospinalis

3|LO SKS 2 1.6 Cap10


Anatomi dan Fungsi Nervus Cranialis
Nervus cranialis terdiri atas serabut sensorik, serabut motorik,atau kombinasi dari keduanya. Nervus
cranialis menginervasi otot, kelenjar, atau menerima impuls dari reseptor sensorik. Kumpulan nervus ini
disebut nervus cranialis karena mereka menjulur dari foramen atau fissura di kranium dan diselubungi
oleh lapisan yang berasal dari meninges kranial. Terdapat 12 pasang nervus cranialis, yakni nervus I sampai
XII. Nama-nama setiap nervus cranialis sesuai dengan distribusi dan fungsinya.
Nervus cranialis membawa satu atau lebih dari lima komponen fungsionalnya, yaitu:
1. Serabut eferen

 Serabut eferen yang menginervasi otot bergaris:


Akson motorik somatis, yang menginervasi otot bergaris pada orbit, lidah, dan otot-otot eksternal
pada leher (m. sternocleidomastoideus dan m. trapezius) begitu juga dengan otot bergaris pada
wajah, pallatum, faring, dan laring. Otot bergaris pada wajah, pallatum, faring, dan laring berasal
dari arcus pharinx, dan inervasi motorik somatis mereka dapat disebut secara khusus sebagai
motorik brachialis
 Serabut eferen yang menginervasi kelenjar dan otot polos:
Diantaranya adalah akson motorik visceral yang membentuk rangkaian saraf parasimpatis dari
sistem saraf otonom.

2. Serabut aferen

 Serabut yang membawa sensasi dari viscera


Diantaranya adalah serat aferen visceral umum, yang membawa rangsangan dari sinus karotis,
faring, laring, trakea, bronkus, paru, jantung, dan saluran pencernaan
 Serabut yang menyalurkan sensasi umum (sentuhan, tekanan, panas, dingin)
Serabut ini menyalurkan sensasi umum dari kulit dan membrane mukosa. Serabut-serabut ini
sebagian besar dibawa oleh CN V, dan juga CN VII, CN IX, dan CN X.
 Serabut yang menyalurkan sensasi khusus (spesial)

4|LO SKS 2 1.6 Cap10


Serabut-serabut ini termasuk serabut sensorik khusus yang menyalurkan impuls spesial dari
pendengaran, penciuman (bau), penglihatan, dan keseimbangan.
Serabut-serabut nervus cranialis terhubung secara sentral ke nucleus nervus cranialis, sebuah kelompok
neuron dimana serabut sensorik berakhir dan serabut motorik berasal. Kecuali CN I dan CN II yang
merupakan ekstensi dari forebrain, nucleus nervus cranialis terletak di batang otak.

Anatomi Fungsional Nervus cranialis


1. Nervus olfactorius (CN I): Mengandung komponen serabut sensorik, struktur yg diinervasi epitelium
olfactorius, koneksi sentral melalui bulbus olfactorius, fungsi penghidu atau penciuman
Nervus olfactorius (CN I) membawa impuls rangsangan berupa bau. Badan sel dari neuron reseptor
olfactorius terletak di bagian olfaktoris dari mukosa hidung, atau area olfaktoris pada bagian atas (roof)
dari cavum nasi di sepanjang septum nasi dan dinding medial dari concha nasalis superior. Serabut-serabut
nervus olfactorius melalui foramen-foramen kecil pada lamina cribosa ossis ethmoidalis yang dilapisi oleh
dura dan arachnoid, kemudian memasuki cranium untuk kemudian menuju bulbus olfactorius di fossa
cranialis anterior.
Nervus olfactorius bersinaps dengan sel mitral pada bulbus olfactorius, akson dari sel ini membentuk
tractus olfactorius yang membawa impuls ke otak. Ke arah posterior, traktus olfactorius akan mengalami
bifurcatio dan beberapa dari hasil percabangan tersebut akan langsung menuju ke cortex cerebri. Daerah-
daerah dari cortex yang dituju adalah pusat-pusat olfactory primer yang berfungsi untuk persepsi olfactus
(pembauan). Daerah tersebut seperti area Broadmann 28 bagian anterior dan 33. Bulbus olfactorius dan
traktus olfactorius secara teknis merupakan ekstensi anterior dari forebrain.

5|LO SKS 2 1.6 Cap10


2. Nervus opticus (CN II): Mengandung komponen sensorik, struktur yang diinervasi retina, koneksi
sentral mll nucleus geniculatum laterale dan nucleus pretectalis, fungsi untuk penglihatan dan refleks
cahaya pupil
Nervus opticus (CN II) membawa informasi visual. Nervus ini merupakan ekstensi dari forebrain layaknya
CN I. Seluruh serat-serat nervus opticus berasal dari sel-sel g di dalam retina, dalam retina kita juga
mengenal sel batang (rod) dan sel kerucut (cone) dimana sel batang berfungsi untuk persepsi terang dan
untuk pengelihatan dalam keadaan remang-remang, dan sel kerucut berfungsi untuk persepsi warna dan
untuk pengelihatan dalam. Nervus opticus dikelilingi oleh ekstensi dari meninges kranialis dan ruang
subarachnoid , yang diisi penuh oleh CSS. Nervus opticus dimulai dimana akson tak bermyelin pada sel
ganglion retina menembus sklera dan kemudian menjadi bermyelin, tepat pada discus nervi optici. Nervus
opticus melintas kearah posteromedial mata, dan keluar melalui canalis opticum untuk memasuki fossa
cranii intermediana dimana kemudian kedua nervus opticus bergabung menjadi satu di garis median
membentuk chiasma opticum. Sebagian serat-serat nervus opticus mengadakan decussatio pada optic
chiasm. Serat-serat yang mengadakan decussatio ini adalah serat-serat yang berasal dari separuh retina,
yakni bagian nasal (medial) retina. Sementara serat-serat yang berasal dari temporal (lateral) retina tidak
mengadakan decussatio dan melanjutkan diri ke tractus opticus pada sisi ipsilateral. Serat-serat nervus
cranialis yang mengadakan decussatio tentu saja akan melanjutkan diri ke tractus opticus pada sisi
kontralateral.
Hampir seluruh serat pada tractus opticus berakhir pada corpus geniculatum lateralis pada thalamus.
Setelah melalui nucleus ini, akson yang keluar dari nucleus ini akan menuju korteks area penglihatan atau
visual (area Brodmann 17 pada lobus oksipital otak).

3. Nervus Occulomotorius (CN III): Mengandung Komponen Motorik dan Parasimpatik Preganglionik
Nervus Occulomotorius (CN III) merupakan saraf motorik utama yang menginervasi otot ocular dan
ekstra-ocular. Nervus ini dimulai dari dua nucleus pada batang otak, yakni nucleus occulomotorius yang
merupakan sumber serat-serat eferen somatik untuk menyalurkan perintah atas gerakan yang disadari, serta
nucleus Edinger Westphal yang merupakan salah satu pusat parasimpatik di batang otak, oleh karena itu
6|LO SKS 2 1.6 Cap10
nucleus Edinger Westphal merupakan sumber serat eferen visceral dari CN III. CN III keluar dari cranium
dan memasuki mata melalui fissura orbitalis superior. Di dalam fissura tersebut, CN III terbagi menjadi
bagian superior yang menginervasi m. rectus superior dan m. levator palpebrae superior, dan bagian
inferior yang menginervasi m. rectus medialis, m. rectus inferior, dan m. obliquus inferior. Bagian inferior
juga membawa serabut saraf parasimpatis presinaptik yang bersinaps pada ganglion siliaris.
Maka dari itu, berdasarkan serat-serat pada nucleusnya, Nervus Occulomotorius (CN III) memiliki
beberapa fungsi diantaranya:

 Inervasi motorik somatis untuk empat dari enam otot ekstra-ocular (m. rectus superior, m. rectus
medialis, m. rectus inferior, dan m. obliquus inferior). Disamping itu CN III juga menginervasi m.
levator palpebrae superior.
 Inervasi proprioseptif dari otot-otot diatas
 Inervasi parasimpatis melalui ganglion siliaris ke otot polos pada sphincter pupillae, yang mana
akan menyebabkan kontriksi pada pupil dan otot siliaris untuk melakukan akomodasi.

4. Nervus Trochlearis (CN IV): Mengandung Komponen Motorik Somatik


Nervus trochlearis bertugas untuk menyalurkan impuls motorik somatis dan proprioseptif ke m. obliquus
superior. CN IV adalah nervus cranialis yang paling kecil, berawal dari nucleus trochlearis pada batang
otak. Mulanya, akson-akson yang berasal dari nucleus ini berjalan ke arah dorsal dan selanjutnya
mengadakan decussatio pada ujung cranial velum medullare craniale dan akhirnya keluar pada permukaaan
dorsal batang otak sebelah kaudal dari colliculus caudalis. Uniknya, nervus trochlearis selanjutnya berjalan
mengitari mesencephalon menuju ke arah ventral. Sebelum memasuki orbita, ia berjalan di dalam dinding
superolateral sinus cavernosus bersama-sama dengan CN III dan CN V1.

7|LO SKS 2 1.6 Cap10


5. Nervus Abducens (CN VI): Mengandung Komponen Motorik Somatik
Nervus abducens (CN VI) menyalurkan impuls motorik somatis dan proprioseptif ke satu otot ekstra-okular
saja, yakni m. rectus lateralis. Nervus abducens berasal dari nucleus abducens yang terletak di batang otak,
melalui nucleus ini keluarlah akson-akson yang berjalan kearah ventral dan kaudal. Sebelum memasuki
orbita melalui fissura orbitalis superior, CN VI berjalan di sebelah lateral
Nervus Occulomotorius (CN III), nervus trochlearis (CN IV), dan nervus abducens (CN VI) merupakan
tiga saraf penting yang berhubungan dengan pergerakan bola mata. Detail mengenai pergerakan bola mata
beserta posisi otot dan nervus yang melayani bisa dilihat pada gambar di slide show nomor 3 dan 4.

8|LO SKS 2 1.6 Cap10


6. Nervus Trigeminus (CN V) : Mengandung Komponen Sensorik dan Motorik
Nervus Trigeminus (CN V) merupakan nervus cranialis terbesar, dan mengandung serat-serat yang berasal
dari bagian lateral pons. Serat-serat tersebut terdiri dari serat aferen yang besar dan serat eferen yang lebih
kecil. CN V merupakan saraf aferen penting pada kepala (wajah, gigi, mulut, maupun cavum nasi).
Serat aferen dan eferen pada CN V terdiri dari serat yang keluar dari ganglion trigerminalis. Terdapat tiga
nuclei pada CN V, yakni :

 Nucleus Motorius Nervi Trigemini, yang terdiri atas sel-sel neuron multipolar berukuran besar dan
dari nucleus ini keluar serat-serat brachiomotoric yang pada akhirnya akan melayani musculi
masticatores (muscle of mastication, otot pengunyah) melalui rami motorii nervi mandibularis (CN
V3).
 Nucleus Pontinus Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, kedua nuclei ini
menerima impuls eksteroseptif dari daerah muka, kecuali pada daerah angulus mandibulae dan
auricular. Perbedaan antara kedua nuclei ini adalah didalam nucleus pontinus berakhir serat aferen
CN V yang membawa impuls rasa raba, sedangkan didalam nucleus spinalis berakhir serat aferen
CN V yang membawa impuls nyeri dan suhu (walau beberapa impuls raba atau umum juga
mencapai nucleus ini).
 Nucleus Mesencephalicus Nervi Trigemini, dimana dendrit-dendrit dari nucleus ini
menghantarkan impuls-impuls proprioseptif dari reseptor regang pada otot pengunyah, impuls-
impuls yang berasal dari rasa tekanan pada gigi dan pallatum durum melalui CN V2 dan CN V3.
Terusan dari nucleus pada ganglion ini membentuk tiga saraf, yakni CN V1 (nervus ophthalmicus), CN
V2 (nervus maxillaris), dan CN V3 (nervus mandibularis). Detailnya bisa dilihat pada gambar di slide show
nomor 5,6, dan 7.

7. Nervus Fascialis (CN VII) : Mengandung Komponen Sensorik, Motorik, dan Parasimpatik
Hampir mirip dengan CN V, Nervus Fascialis (CN VII) juga merupakan nervus cranialis yang mengandung
serat-serat aferen dan eferen dengan empat nuclei sebagai berikut :

 Nucleus (motorius) Fascialis, nucleus ini mengeluarkan serat-serat brachiomotoric yang akan
melayani otot-otot wajah, platysma, stylohyoideus, m. venter posterior serta m. digastricus.
 Nucleus Salivatorius Cranialis, yaitu sekumpulan neuron berukuran kecil dan merupakan pusat
dari serat visceromotorik, sekremotorik, atau serat parasimpatik preganglionik. Diluar SSP, serat-
serat ini akan ikut membentuk nervus intermedius yang penyebarannya akan melalui dua cabang:
pertama melalui nervus petrosus superficialis major, yang mencapai ganglion pterygopalatinum
pada fossa pterygopalatina dimana serat parasimpatik postganglionik dari ganglion ini disebar ke:
o Glandula lacrimalis (kelenjar air mata)
o Glandula Nasales dan Paranasales
o Glandula Palatina
Dan kedua melalui chorda tympani, untuk kemudian bergabung dengan nervus lingualis (cabang CN V3)
untuk mencapai ganglion submandibulare. Dari ganglion inilah timbul saraf parasimpatik postganglionik
yang melayani 2 kelenjar saliva yaitu glandula submandibulares dan glandula sublingualis.

9|LO SKS 2 1.6 Cap10


 Nucleus Solitarius terdiri dari 2 bagian : nucleus parasolitarius dan nucleus gustatorius. Serat serat
gustatorik CN VII membawa impuls rasa pengecapan dari bagian 2/3 ventral dorsum linguae, dan
akan berakhir di nucleus gustatorius.
 Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, dimana nervus fascialis juga memiliki serat somatik aferen
umum yang berasal dari meatus acusticus externus, serta serat aferen proprioseptif dari otot-otot
wajah yang berakhir pada nucleus spinalis nervi trigemini bersama-sama dengan CN X.

8. Nervus Vestibulocochlearis (CN VIII): Mengandung Komponen Sensorik


Nervus Vestibulocochlearis (CN VIII) merupakan saraf sensorik khusus yang bertugas dalam
menghantarkan impuls keseimbangan dan pendengaran. Nervus ini terdiri atas dua komponen fungsional
yang berbeda yakni pars vestibularis dan pars cochlearis, yang menuju perbatasan antara pons dan medulla
oblongata, kemudian memasuki meatus acusticus internus dan terpisah menjadi n. vestibularis dan n.
cochlearis.

 Nervus (pars) Vestibularis menghantarkan impuls-impuls yang berasal dari pendeteksi


keseimbangan (duktus semicirculares, utriculus, dan sacculus) yang mencatat pergerakan kepala
dan mempertahankan keseimbangan. Nervus ini merupakan terusan dari neuron pada ganglion
vestibularis, dimana nervus ini, melalui maculae dari utriculus dan sacculus serta ampulla dari
ductus semisirculares akan menuju batang otak tepatnya pada nucleus vestibularis.
 Nervus (pars) Cochlearis menghantarkan impuls-impuls pendengaran (getaran) yang berasal dari
organ corti pada cochlea. Nervus ini berasal dari cochlea untuk kemudian menuju neuron yang
terdapat pada ganglion spiralis.

10 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
9. Nervus Glossopharyngeus (CN IX) : Mengandung Komponen Sensorik, Motorik dan Parasimpatik
Nervus Glossopharyngeus (CN IX) merupakan saraf yang berasal dari dan menuju bagian lateral medulla
oblongata dan berjalan kearah anterolateral keluar dari cranium melalui foramen jugularis. Nuclei nervus
ini terdiri dari :

 Nucleus Ambigus, yang mengeluarkan serat brachiomotoric untuk kemudian melayani


stylopharyngeus.
 Nucleus Salivatorius Caudalis, memberikan serat parasimpatik preganglionik yang bersinaps pada
ganglion oticum. Dari ganglion ini akan keluar serat parasimpatik postganglionik yang selanjutnya
melayani kelenjar saliva terbesar, Glandula Parotidea.
 Nucleus Gustatorius, yang merupakan bagian dari nucleus solitarius menerima impuls-impuls
pengecap melalui serat viscerosensorik khusus yang membawa impuls dari daerah 1/3 posterior
dorsum linguae.
 Nucleus Parasolitarius, yang juga merupakan bagian dari nucleus solitarius menerima impuls-
impuls visceral melalui serat viscerosensorik khusus dari radix linguae, tonsilla palatine, tuba
auditiva, cavitas tympanica, tunica mucosa, nasofaring dan oropharynx, sinus caroticus, serta
glomus caroticum.
 Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, melalui serat sensorik umum membawa impuls eksteroseptif
dari kulit daerah meatus acusticus externus

11 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
10. Nervus Vagus (CN X): Mengandung Komponen Sensorik
Nervus Vagus (CN X) merupakan nervus terpanjang yang keluar dari batang otak menuju ke viscera
thoracis dan abdominis maupun sebaliknya. Nervus ini keluar dari cranium melalui foramen jugularis dan
posisinya tepat diantara CN IX dan CN XI, dengan kumpulan nuclei sebagai berikut :

 Nucleus Ambiguus, merupakan sumber serat-serat brachiomotoric yang melayani otot-otot pada
pallatum mole (kecuali m. tensor veli palatine yang dilayani CN V), pharynx, larynx, dan bagian
cranial esophagus.
 Nucleus (motorius) Dorsalis Nervi Vagi, yang merupakan asal dari serat-serat parasimpatik
preganglionik nervus vagus. Serat-serat parasimpatik preganglionik ini akan bersinaps di ganglia
terminalia terdekat di dinding organ yang dilayani. Serat-serat parasimpatik postganglionik dari
ganglia tersebut akan menuju ke :
o Myocardium
o Otot-otot polos sesuai distribusi nervus vagus
o Kelenjar-kelenjar sesuai distribusi nervus vagus
 Nucleus Solitarius, yang terbagi menjadi dua kelompok sel neuron fungsional berbeda :
o Nucleus Parasolitarius, melalui serat viscerosensorik khusus membawa impuls dari viscera
thoracis serta viscera abdominis melalui serat visceral aferen umum.
o Nucleus Gustatorius, melalui serat mengikuti CN VII, CN IX, dan hanya terdapat dalam
jumlah terbatas pada CN X.
 Nucleus Spinalis Nervi Trigemini, melalui serat sensorik umum membawa impuls-impuls
eksteroseptif yang berasal dari daerah kulit sekitar porus acusticus externus.

12 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
11. Nervus Accessorius (CN XI): Mengandung Komponen Motorik
Nervus Accessorius (CN XI) merupakan nervus yang bersifat motorik murni dimana serat-serat eferennya
berasal dari dua sumber:

 Ujung Caudal Nucleus Ambiguus, dimana serat-serat brachiomotoric akan keluar dan dikenal
sebagai pars vagalis. Pars vagalis bergabung dengan pars spinalis (akan dijelaskan selanjutnya)
dan bersama-sama meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pars vagalis selanjutnya
akan mengikuti cabang-cabang CN X dan akan disebarkan otot-otot larynx.
 Kelompok Neuron Cornu Ventral Medulla Spinalis Segmen C1-C6, akson-akson dari neuron ini
akan membelok kearah cranial lalu memasuki cranium melalui foramen magnum sebagai pars
spinalis. Akson-akson ini kemudian bergabung bersama pars vagalis dan keluar melewati foramen
jugularis. Jadi sesungguhnya pars spinalis berasal dari bagian leher, bukan dari batang otak, namun
perjalanan akson saraf ini membuatnya terlihat seperti berasal dari batang otak layaknya pars
vagalis. Serat-serat plexus cervicalis ini disebarkan ke m. trapezius, sedangkan serat CN XI yang
lain melayani m. sternocleidomastoideus dan sebagian m. trapezius.

13 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
12. Nervus Hypoglossus (CN XII) : Mengandung Komponen Motorik
Nervus Hypoglossus bersifat motorik somatis murni yang menginervasi otot-otot intrinsik dan ekstrinsik
lidah, dan hanya berasal dari satu kolom sel neuron besar, yakni nucleus nervi hypoglossalis, yang terletak
dekat garis median pada daerah dekat dengan perbatasan antara medulla oblongata dan pons.
Nervus hypoglossus keluar dari cranium melalui canalis hypoglossalis. Setelah keluar dari cranium, nervus
ini akan berjalan ke arah inferomedial dan membelok ke arah anterior untuk menginervasi lidah. Cabang-
cabang lingual dari nervus ini melayani otot:

 Styloglossus
 Hyoglossus
 Genioglossus
 Otot-otot intrinsik lidah

14 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Telencephalon, Cortex dan Substansia Alba Hemispherium Cerebri

Telencephalon
Telencephalon terdiri dari 1 bagian yg relatif kecil yang tidak mengalami evaginasi yaitu telencephalon
medium (impar) dan sepasang hemispherium cerebri. Telencephalon medium meliputi daerah otak sebelah
frontal, dari foramen interventricular (monro) sampai tepi atas chiasma opticum yang didalamnya terdapat
area preoptica yang memiliki hubungan fungsional dengan hypothalamus dengan berbagai nucleinya dan
commisura anterior yg berada di atas lamina terminalis. Commisura anterior terdiri dari serat-serat yg
menghubungkan substansia perforata anterior, cortex area prepiriformis, cortex area olfactoricprimer,
corpus amygdaloideum, gyrus temporalis medius dan inferior serta gyrus occipitotemporalis medialis
(fusiformis).

Hemispherium cerebralis
Pada hemispherium cerebralis terdapat gyrus dan sulcus dengan posisi konstan dan luasnya yaitu 2200
cm2. Terdapat beberapa sulcus pada permukaannya yaitu:

15 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Sulcus longitudinalis cerebri
Suatu lekuk yang memisahkan hemispherium cerebri dextra dan sinistra dengan dasar corpus
callosum.
 Sulcus lateralis cerebri (Sylvius)
Memisahkan lobus temporalis dari lobus frontoparietalis
 Sulcus calcarinus (fissura calcarina)
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial lobus occipitallis cerebri. Dapat dibagi menjadi
2 yaitu:
o Sulcus pracalcarinus (fisurra precalcarina)
o Sulcus postcalcarinus (fisurra postcalcarina)
 Sulcus parietooccipitalis
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial hemispherium cerebri dan juga bagian dari lobus
occipitallis cerebri dan lobus parietalis cerebri.

 Sulcus hippocampi
Suatu lekuk yang dalam pada permukaan medial superior lobus temporalis.
Terdapat beberapa sulcus lainnya yang mempunyai arti fungsional dan topografik yg penting yaitu:

 Sulcus centralis (Rolandi)


Batas antara lobus parietalis dan frontalis, batas antara cortex area motorik (area broadman 4) dan
cortex area somatosensorik (area broadman 3, 1, dan 2).
 Sulcus precentralis
Sejajar dengan sulcus centralis dan batas anterior cortex area motorik (gyrus precentralis).
 Sulcus postcentralis
Sejajar dengan sulcus centralis dan batas posterior cortex area somatosensorik.
 Sulcus frontalis superior dan inferior
Membagi sisa permukaan lateral hemispherium di sebelah anterior sulcus precentralis.
 Sulcus intraparietalis
Membagi daerah cortex lobus parietalis menjadi lobus parietalis superior dan inferior.
 Sulcus lunatus
Lekuk kecil dan variabel yang terletak pada permukaan lateral hemispherium dekat polus
occipitalis. Merupakan batas anterior cortex area penglihatan primer.
 Sulcus cinguli
Terletak pada permukaan medial hemispherium dan lebih kurang sejajar dengan corpus callosum.
Gyrus cinguli adalah daerah cortex yang terletak antara sulcus cinguli dan sulcus corporis callosi.
 Sulcus collateralis
Terletak pada permukaan medial lobus temporalis. Membentuk gyrus hippocampi dengan sulcus
hippocampi.

16 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Gyri Cerebri

Gyrus adalah daerah pada cortex yang dibatasi oleh 2 buah sulcus yg berdekatan. Berikut adalah beberapa
gyri:
a. Pada lobus frontalis:

 Gyrus precentralis
 Gyrus frontalis superior, medius, dan inferior
 Gyrus cinguli
 Area parolfactoria (Broca)
 Lobules paracentralis

b. Pada lobus parietalis:

 Gyrus postcentralis
 Gyrus supramarginalis
 Gyrus angularis
 Lobules parietalis inferior
 Precuneus
c. Pada lobus temporalis:

 Gyri temporalis transversi


 Gyrus temporalis superior
 Gyrus temporalis medius
 Gyrus temporalis inferior
 Gyrus occipitotemporalis lateralis
 Gyrus occipitotemporalis medialis (fusiformis)
 Gyrus parahippocampalis
 Uncus
d. Pada lobus occipitalis:

 Cuneus
 Gyrus lingualis

17 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Cortex Cerebri dan Substansia Alba
Cortex cerebri memiliki tebal 2,5 mm. Berdasarkan filogeni & ontogeni, cortex cerebri dibagi menjadi
daerah-daerah tertentu yaitu:

 Neocortex (neopallium/isocortex) merupakan bagian terbesar dan terdiri dari 6 lapis


 Paleocortex (paleopallium) merupakan cortex yang bersifat olfactorik
 Archiocortex bersama dengan paleocortex membentuk allocortex
Koniocortex digunakan untuk menunjukkan daerah sensorik cortex yang terdiri dari:

 Cortex area penglihatan


 Cortex area pendengaran
 Cortex area somatosensorik
Susunan arsitektonik isocortex terdiri dari 6 lamina, yaitu:

 Lamina molekularis
o Sedikit sel tetapi ada sel horizontal cajal dan sel golgi tipe II
o Terdapat percabangan akhir dari dendrit pyramidal & fusiform dari lapisan yang lebih
dalam
 Lamina granularis externaLa
o Mengandung sel neuron yang berbentuk segitiga/pyramidal kecil
o Sel dendrit nya berakhir pada lamina molekularis
o Axonnya berjalan ke profundus
 Lamina pyramidalis externa
o Mengandung neuron berbentuk pyramid
o Terdapat sel granular dan sel martinoti
 Lamina granularis interna
o Sel neuron berbentuk bintang
o Banyak axon berakhir pada lapisan yang sama
 Lamina gangglionalis (lamina pyramidalis interna)
o Terdapat sel pyramidal terutama yg besar/sedang
o Bercampur dengan sel granular & martinoti
o Dendrit naik sampai lamina molekularis
o Dendrit yg lebih kecil naik sampai lamina granularis interna
 Lamina multiformis
o Terdiri dari sel granular, sel martinoti, & sel bintang
o Axon mencapai substansia alba
Adapun hubungan antar neuron pada isocortex yaitu serat-serat sensorik (aferen) yg berakhir di cortex
cerebri adalah serat yang berasal dari:

 Thalamus (fibrae thalamocorticales)


 Daerah cortex sekitar (serat asosiasi )
 Daerah cortex cerebri yg sama pada hemisphererium
Daerah fungsional cortex cerebri pada masing-masing lobus dibagi oleh Broadmann menggunakan angka
dan membagi lagi menjadi daerah yang lebih kecil (seperti daerah 7 dibagi lagi menjadi 7a dan 7b). Masih
banyak daerah pada cortex cerebri yang belum diketahui fungsinya. Berikut daerah fungsional pada cortex
cerebri:

a. Lobus frontalis
1. Dibagi menjadi daerah arsitektual

 Area 4 (cortex area motoric)


o Meliputi sebagian besar gyrus precentralis dan bagian anterior lobulus paracentralis
o Pada lapisan cortex ke V (lamina ganglionaris) terdapat sel pyramidal yg besar yaitu
pyramidal Betz
18 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
o Selain itu, juga dikenal dengan cortex agranularis (karena lamina granularisnya tidak
berkembang dengan baik)
o Proyeksi bagian tubuh melibatkan otot-otot skelet dan dapat diperhatikan hal-hal berikut:
 Daerah representasi gerakan kaki & tungkai bawah yaitu anterior lobulus
paracentralis
 Tangan, jari tangan, ibu jari yaitu representasinya luas
 Representasi gerakan facial letaknya tegak pada ventral area 4 dan dekat dengan
pusat bicara motoric Broca pada area Broadmann 44 dan 45
2. Menerima impuls listrik dari inti posterior ventro-oral thalamus, Area premotoric 6 dan 8, dan area
somatosensoric
3. Mengirim impuls motorik ke otot melalui saluran piramida dan sel tanduk anterior dari sumsum tulang
belakang.

 Area 6 (cortex area premotoric)


o Untuk menggerakkan/menstimuli area 6 diperlukan impuls yang lebih besar dari area 4
o Memiliki hubungan dengan area 4 melalui serat asosiasi pendek
o Cortex area premotoric bersangkutan dengan pengembangan gerakan yang menunjukkan
aspek-aspek ketrampilan dan barangkali mengandung mekanisme untuk pengembangan
kegiatan motoric yang mempunyai sifat lebih rumit daripada yang dapat diharapkan dari
cortex area motoric
 Daerah optokinetic frontal (frontal eye field)
o Terletak di frontal cortex area premotorik
o Bersangkutan dengan bulbus oculi
o Gangguan konjugasi mata tidak berhubungan dengan lesi pada area 4
o Daerah optokinetic terletak di posterior gyrus frontalis medius, yang pada manusia
terutama diwakili oleh area Broadmann 8.
o Dari optokinetic frontal keluar serat descenden menuju batang otak yaitu menuju nervi III,
IV dan VI
 Pusat bicara motoric Bahasa
o Meliputi area Broadmann 44 & bagian yang berdekatan dengan Broadmann 45
o Dominan pada hemispherium sinistra
o Kerusakan pada pusat bicara motorik menimbulkan aphasia motorik
 Cortex area prefrontalis
o Dapat jelas di bedakan dari area 6 & 8 karena lamina granularis (V) berkembang dengan
baik
o Fungsinya yaitu pemikiran abstrak, pembuat keputusan matang, kecermatan, kesabaran
o Berkaitan dengan pembentukan dan latihan sehingga bagus untuk anak ketika pola tingkah
laku terbentuk
o Kerusakan bisa karena infeksi sifilis

b. Lobus parietalis
1. Cortex area somatosensoric (somesti)

 Meliputi gyrus postcentralis yaitu sulcus centralis


 Sesuai dengan Broadmann 3, 1, dan 2
 Pola proyeksi:
i. Proyeksi alat genital, daerah anal, dan jari kaki yaitu pada bagian medial hemispherium
ii. Proyeksi leher, bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, ibu jari yaitu bagian
lateral hemispherium
iii. Jari, ibu jari lebih luas dari bagian lain
iv. Daerah muka juga relatif luas
v. Inferior dari proyeksi muka adalah daerah proyeksi gigi, lidah, pharynx
 Cortex area somatosensoric menerima impuls sensorik spesifik dari nuclei spesifik pada thalamus

19 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Tractus-tractus yang mengantarkan impuls somatosensoric ini meliputi lemniscus medialis, tractus
spinothalamicus, dan lemniscus trigeminalis
2. Daerah asosiasi cortex lobus parietalis

 Cortex area asosiasi somatosensoris (area 5 dan 7)


o Berhubungan dengan area 3, 1, 2 melalui asosiasi serat pendek
o Lesi pada area 5 dan 7 menyebabkan astereognosis
 Gyrus angularis & gyrus supramarginalis
o Mengirimkan serat asosiasi ke dan dari berbagai daerah cortex termasuk gyrus
supramarginalis
o Gyrus supramarginalis (area 40) disebut juga ideomotor yg berfungsi menentukan gerakan
sebagai respon informasi
o Gyrus angularis yaitu pusat bahasa, dibantu/berasosiasi juga dengan gyrus supramarginal,
area 44 & 45 (pusat bicara), area 41 & 42 (pendengaran), area 22 (asosiasi pendengaran),
area 37 & 17 (penglihatan), dan area 18 & 19 (asosiasi penglihatan)
o Kerusakan pada gyrus angularis menyebabkan gangguan dalam pemahaman kata-kata
tertulis atau buta huruf
o Lesi pada gyrus supramarginalis menyebabkan apraxia yaitu ketidakmampuan melakukan
gerakan rumit, tanpa ada kelumpuhan otot, gangguan sensorik atau koordinasi.

c. Lobus Occipitalis

 Cortex area penglihatan primer (area 17) atau area striata


o Terdapat di medial lobus occipitalis yang berada di antara sulcus calcarinus, dan berhenti
pada tempat pertemuan sulcus calcarinus dan sulcus parietooccipitalis
o Cortex 17 sangat tipis, ditandai dengan garis putih yaitu stria Gennari sehingga disebut
area striata
o Area 17 menerima impuls penglihatan dari corpus geniculatum melalui radiatio optica,
lalu menuju ke 18 dan 19 melalui serat asosiasi
o Kerusakan unilateral (pada salah satu hemispherium) menyebabkan hemianopsia
homonim/hemianopia
o Kerusakan bilateral menyebabkan kebutaan total
 Area 18 dan 19 (asosiasi penglihatan)
o Lesi pada area ini tidak menyebabkan kebutaan melainkan bendanya masih bisa dilihat
tapi tidak bisa dikenal & dimengerti atau agnosia penglihatan
o Penting untuk reaksi opticokinetik yaitu gerakan bola mata mengikuti suatu benda
o Lesi pada area 19 yaitu hilangnya kemampuan mengikuti suatu benda yg sedang bergerak
kesisi kontralateral
o Lesi bilateral pada area 19 yaitu kehilangan kemampuan memfokuskan benda

d. Lobus temporalis

 Area 41 dan 42 (pendengaran primer)


o Menerima impuls dari corpus geniculatum mediale melalui radiatio acustica
o Sifat khas yaitu lokalisasi tonotopik
o Lesi unilateral pada koniocortex yaitu tuli sebagian (susah di diagnosis)
o Lesi bilateral paling parah pada kontralateral
 Area 22 (asosiasi pendengaran)
o Mengelilingi area 42
o Menerima impuls dari 41 dan 42 lewat serat asosiasi pendek
o Fungsi kontex ini sama dengan bagian asosiasi lainnya yaitu memahami makna dan
mengenal rangsangan pendengaran
o Lesi pada area 22 (area Wernicke) yaitu aphasia sensorik dimana penderita tidak dapat
memahami percakapan, suara-suara dapat didengar dan dikenal tetapi tidak berarti baginya
 Cortex area olfactoric primer (area 28)

20 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
o Uncus merupakan bagian cortex area olfaktori primer
o Rhinencephalon yaitu serat yg berisi bulbus-bulbus olfactorius

Substansia Alba
Substantia alba hemispherium cerebralis mengisi daerah antara cortex cerebri dan substantia subcorticales
(nuclei subcorticales), serta antara berbagai nuclei subcorticales (ganglia basalia dan diencephalon).
Pada suatu penampang horizontal hemispherium cerebralis diatas corpus callosum, substantia alba
mempunyai bentuk semioval oleh karena itu disebut centrum semiovale.
Serat-serat pembentuk substantia alba hemispherium cerebri berselubung myelin dapat dibagi menjadi 3
golongan utama: 1. Serat-serat proyeksi, 2. Serat-serat asosiasi, dan 3. Serat-serat commissura.

Serat-serat proyeksi (aferen dan eferen)

 Eferen: serat-serat yang berasal dari cortex cerebri dan berakhir di dalam pusat-pusat subcortical.
Contoh: fibrae corticothalamicae, corticopontinae, corticonucleares, corticospinales,
corticorubrales, corticostriatae, dan sebagainya.
 Aferen: serat-serat yang berasal dari pusat-pusat subcortical dan berakhir di dalam cortex cerebri.
Contoh: fibrae thalamocorticales.
Serat-serat proyeksi yang terbentang antara capsula interna dan menyebar ke arah cortex cerebri dikenal
sebagai corona radiata. Dari corona radiata, serat-serat proyeksi ini ke arah caudal melalui daerah yang
sempit di antara nucleus lentiformis di sebelah lateral dan nucleus caudatus serta thalamus di sebelah
medial, dan pada tingkat ini serat-serat proyeksi yang padat ini dikenal sebagai capsula interna. Ke arah
caudal, serat-serat ini melanjutkan diri sebagai basis pedunculi cerebri.

 Pada penampang horizontal melalui capsula interna dapat dikenal bagian-bagian capsula interna
sebagai berikut:
 Crus anterius, yang terletak antara nucleus lentiformis dan nucleus caudatus.
 Genu, yang menempati suatu daerah antara nucleus caudatus, nucleus lentiformis, dan thalamus,
diantara crus anterius dan crus posterius.

21 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Crus posterius, yang terletak antara thalamus dan nucleus lentiformis. Yang selanjutnya dapat
dibagi menjadi 3 bagian: pars thalamolenticularis, pars sublenticularis, dan pars retrolenticularis
(postlenticularis).
Serat-serat commisura
Serat-serat commisura adalah serat-serat yang menghubungkan pusat-pusat (daerah-daerah) yang sama
pada kedua hemispheria cerebri secara timbal balik. Serat-serat utama commissura pada manusia yaitu
corpus callosum, commissura anterior, dan commissura hippocampi. Commissura posterior tidak
berkembang sempurna pada manusia.

 Corpus callosum
Corpus callosum mencapai puncak perkembangannya pada otak manusia, karena strukturnya
terdiri atas serat-serat commissura yang menghubungkan bagian-bagian isocortex (neocortex)
pada kedua belah hemispheria cerebri secara timbal balik. Corpus callosum dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sebagai berikut: rostrum, genu, corpus, dan splenium.
Serat-serat commissura corpus callosum yang menghubungkan kedua lobi frontales cerebri
membentuk forceps frontalis atau anterior (forceps minor), serat-serat commissura corpus
callosum yang menghubungkan kedua lobi occipitales cerebri dikenal sebagai forceps
occipitalis/posterior (forceps major).
 Commissura anterior
Commissura anterior terdiri atas serat-serat commissura yang menghubungkan substantia perforate
anterior, cortex prepiriformis, hippocampus, corpus amygdaloideum, gyrus temporales medius dan
inferior pada kedua belah hemispheria cerebri satu dengan yang lain.
 Commissura hippocampi
Commissura hippocampi terdiri atas serat-serat commissura yang menghubungkan hippocampus
dan mungkin juga gyrus para hippocampalis pada kedua belah hemispheria
Serat-serat asosiasi
Serat-serat asosiasi pada hemispherium cerebri menghubungkan daerah-daerah cortex yang berbeda satu
dengan yang lain pada hemispherium yang sama. Hubungan ini dapat bersifat timbal balik ataupun searah.
Sesuai dengan jarak yang memisahkan daerah-daerah yang dihubungkan, dikenal serat-serat asosiasi
panjang dan pendek. Serat-serat asosiasi pendek menghubungkan satu daerah cortex dengan daerah cortex
sekitarnya yang berdekatan. Beberapa berkas asosiasi yang lebih dikenal terdiri atas:

 Cingulum (membentuk sebagian substantia alba gyrus cinguli)


 Fasciculus uncinatus (menghubungkan gyrus para hippocampalis, cortex lobus temporalis dengan
gyri pada facies orbitalis lobi frontalis dan cortex lobus temporalis)
 Fasciculus fronto-occipitalis superior dan inferior
 Fasciculus longitudinalis superior dan inferior (yang masing-masing menghubungkan cortex lobus
frontalis dengan cortex lobus parietalis dan occipitalis, dan cortex lobus temporalis dengan cortex
lobus occipitalis).

22 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
23 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
24 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
25 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
26 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
27 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
28 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
29 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
30 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
31 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Diencephalon

Diencephalon bersama dengan ganglia basalis merupakan substantia grisea (nucleus subcorticales) utama
yang terdapat di dalam substansi hemisperium cerebri. Posisi diencephalon terdapat di bagian oral
mesencephalon yang tidak berlanjut searah aksis batang otak tetapi menekuk ke arah rostral (depan)
sehingga terletak dekat aksis longitudinal serebri. Diencephalon terletak di tengah otak bagian ventral dan
di kaudal lobus frontal yang melingkupi bagian bawah ventrikel tiga di kedua sisinya dimana thalamus
membentuk bagian atas dinding ventrikel tiga dan hypothalamus membentuk bagian bawah ventrikel tiga.

Batas-batas diencephalon, yaitu:

 Batas posterior: suatu bidang yang dibuat melalui commissura posterior ke tepi caudal corpora
mammillary.
 Batas anterior: suatu bidang yang dibuat melalui foramina interventricularia (monro) menuju ke
tepi posterosuperior chiasma opticum.

32 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Batas Lateral: cauda nucleus caudate, stria terminalis, dan crus posterior capsula interna
 Di medial dipisahkan oleh ruangan berbentuk celah yang disebut ventriculus tertius.

Diencephalon terdiri dari bagian-bagian yang terletak sekitar ventrikel tiga, dan bagian-bagian tersebut
adalah:

 Thalamus (thalamus dorsalis), yang terletak di sisi lateral ventrikel tiga dan membentuk dinding
lateral bagian posterior ventrikel tiga yang merupakan kompleks neuron besar yang meliputi
sekitar 4/5 volume diencephalon.
 Metathalamus, merupakan dua pasang peninggian berbentuk oval pada permukaan caudal pulvinar
thalami, yang terdiri atas corpus geniculatum mediale dan lateral yang sebenarnya dapat dianggap
bagian-bagian thalamus.
 Hypothalamus, yang terletak di sisi ventral dan meluas sampai ke dinding lateral bagian ventral
ventrikel tiga. Hypothalamus dipisahkan dari thalamus melalui sulkus hipothalami, dan
mengandung berbai kelompok neuron yang berfungsi sebagai pusat hirarki tertinggi (head
ganglion) sistem saraf otonom, pada masing-masing sisi kolumna fornix berjalan turun melalui
dinding lateral hypothalamus dan berakhir di korpus mammilare.
 Subthalamus (thalamus ventral), merupakan suatu daerah terbatas di sisi ventral thalamus, di sisi
medial capsula interna, dan lateral dan posterior hypothalamus, jadi juga merupakan suatu daerah
yang terletak diantara thalamus dan tegmentum mesencephalic.
 Epithalamus, yang terletak di sisi posterior ventrikel tiga, dan terdiri atas corpus pineal (pineal
body), striae medullares thalami, trigonum habenulare, commissura epithalamus (posterior).

Hypothalamus
Anatomi topografi
Hypothalamus merupakan bagian diencephalon bagian ventral yang terdiri dari substansia grisea yang
membentuk dasar (dinding ventral) dan sebagian dinding lateral (di sebelah ventral sulkus hypothalamicus)
ventrikel tiga, termaksud infundibulum, korpus mamillaris, dan neurohypophisis.
Pada permukaan basal otak, daerah hypothalamus ditandai oleh struktur-struktur, yaitu: chiasma opticum,
tuber cireneum, dan corpora mammillaria. Collumna forniks, ketika berjalan turun melalui hypothalamus
menuju corpus mammillary pada kedua sisi membagi hypothalamus menjadi segmen medial dan segmen
lateralis. Segmen lateralis mengandung berbagai kelompok serabut, yaitu atau dalam hal ini fasikulus
medialis telensefali, yang berjalan dari area olfaktori basal menuju mesencephalon. Segmen ini juga
mengandung nucleus tuberalis lateralis. Pada segmen medial terdapat nucleus-nucleus yang dapat
dibedakan menjadi pars supraoptica (optica) (kelompok nucleus anterior) (rostral), pars tuberalis (media),
dan pars mammillaris (posterior).

33 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Nuclei hypothalamus

Susunan substansia grisea pada bagian-bagian hypothalamus tersebut diatas amat rumit, tetapi peneliti
berhasil membedakan dengan jelas nucleus-nucleus tersebut sebagai berikut:

 Pars supraoptica (optica) hypothalamus terdiri atas kelompok-kelompok nukleus yaitu: nucleus
preoptikus, nucleus supraoptikus, dan nucleus paraventrikularis. Nucleus supraoptikus dan nucleus
paraventrikularis memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Sitoplasma sel-sel neuron tersebut mengandung koloid, yang berarti selain berfungsi sebagai sel
saraf biasa, sel-sel tersebut juga memiliki fungsi neurosekresi (pembentukan hormon).
Sel-sel neuron didalam nucleus tersebut mengirimkan hormon-hormon melalui axon-axonnya ke
neurohypofisis melalui serat-serat yang dikenal dengan traktus
supraopticoparaventriculohypothalamus (traktus supraoptiko-hyphofisis). Hormon-hormon yang
dibentuk di neurohipofisis tersebut akan dibawa melalui pembuluh darah setempat menuju target
organ. Nukleus supraoptikus akan membentuk hormon vasopressin (Anti Diuretic Hormone) yang
berfungsi dalam retensi air oleh ginjal, sedangkan nucleus paraventrikularis akan membentuk
hormon oksitosin yang memiliki pengaruh pada glandula mammae dan menimbulkan kontraksi
otot polos pada uterus.
Nucleus preoptic, berdasarkan data eksperimental, memiliki kepekaan terhadap peningkatan suhu
tubuh (peka terhadap panas), dan bersangkutan dengan mekanisme pengeluaran panas
(homeostasis suhu).
Pars tuberalis (media) hypothalamus terbagi atas segmen medial dan lateralis. Bagian medialnya
terdiri atas kelompok-kelompok nukleus, yaitu: nucleus ventromedialis yang terdiri dari sel-sel
kecil berbentuk ovoid tidak berbatas tegas yang dianggap sebagai pusat rasa kenyang (satisfy
center), sebagian nucleus hypothalamus posterior yang tersusun dari sel-sel neuron besar
berbentuk ovoid atau bulat yang diduga merupakan pusat utama serat-serat eferen hypothalamus
menuju pusat-purat yang lebih rendah di batang otak, nucleus infundibularis, nucleus
dorsomedialis. Nukleus dorsomedialis dan posterior hypothalamus mengatur mekanisme
pengaturan sekresi katekholamin (epinephrine dan norepinephrine).
Segmen lateral pars tuberalis hypothalamus terdapat dua nucleus yaitu nucleus tuberalis dan area
hypothalamus lateralis (nucleus lateralis) yang berdasarkan data eksperimental mengatur
mekanisme-mekanisme saraf yang berhubungan dengan fungsi dahaga dan lapar. Bagian
kelompok sel neuron di daerah tuber cinereum tepatnya di daerah eminentia mediana diduga
berfungsi dalam pembentukan releasing factor dalam pembentukan hormone di otak. Faktor-faktor
34 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
ini yaitu corticothropin releasing hormonegonadothropin releasing hormone (GnRh), Luteinizing
hormone (LH) dan satu factor penghambat yaitu prolactin inhibitor factor. Faktor-faktor tersebut
akan dibawa menuju adenohipofisis (hipofisis anterior) melalui hypothalamus-hipofisis-portal
system.
 Pars Mammillaris (posterior) hypothalamus terdiri dari kelompok nucleus mammillaris (nucleus
supramammillaris, nucleus interkalatus, dll) dan sebagian nucleus porterior. Area ini dinamakan
zona dinamogenik (Hess) yaitu tempat sistem saraf otonom dapat segera diaktivasi jika diperlukan.

Thalamus
Anatomi
Pada dasarnya thalamus merupakan suatu massa substantia grisea berbentuk oval, dengan diameter sekitar
3 x 1,5 cm. Permukaan medial thalamus membentuk dinding lateral bagian dorsal ventrikel tiga dan dilapisi
oleh ephitelium ependymale. Permukaan dorsal thalamus ikut membentuk dasar pars centralis ventrikel
lateralis, dan permukaan ini juga dilapisi ephitelium ependymale. Pada dasar pars centralis ventrikulus
lateralis thalamus menimbulkan suatu tonjolan berbentuk oval yang disebut tuberculum anterius. Di
sebelah lateral thalamus terdapat hypothalamus dan subthalamus. Ke arah posterior thalamus meluas
melampaui batas-batas posterior ventrikel tiga untuk membentuk suatu tonjolan kebulat-bulatan, pulvinar
thalami dimana terdapat corpus genikulatum lateralis dan medialis pada bagian permukaan caudalnya.

Thalamus sendiri, merupakan kumpulan dari berbagai jenis nucleus dengan fungsi serta hubungan aferen
dan eferentnya masing-masing. Setiap belahan thalamus (kanan dan kiri) terbagi menjadi tiga regio utama
oleh suatu substantia alba tipis berbentuk Y yang letaknya hampir vertikal. Lapisan substantia alba ini
dikenal dengan lamina medullaris interna, yang akan membagi nucleus thalamus menjadi kelompok, yaitu:
nucleus anterior, nucleus ventrolateralis (lateral), dan nucleus medial. Masing-masing klompok tersebut
selanjutnya terdiri atas sejumlah nucleus. Lamina medullaris eksterna merupakan suatu lapisan substantia
alba yang tipis yang melapisi permukaan lateral thalamus.

Nucleus thalamus
Thalamus merupakan station penghubung utama terakhir untuk semua impuls asendens (kecuali impuls
olfaktori) sebelum berlanjut ke korteks melalui serabut talamokortikalis. Berbagai nucleus yang terdapat
di thalamus sukar dibayangkan dalam tiga dimensi, selain daripada itu, nomenklatur yang dipakai amat
rumit dan acapkali tidak ada keseragaman. Akan tetapi, apabila ditinjau dari sudut fungsional dan
hubungannya, berbagai nucleus thalamus dapat digolongkan sebagai berikut:

35 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Nukleus penghubung (relay) spesifik, yang mengirimkan dan menerima serat-serat dari daerah
korteks serebri tertentu yang mempunyai fungsi spesifik.
 Nucleus asosiasi, yang tidak menerima serat-serat langsung dari system serat-serat asendens, akan
tetapi mengirimkan serat-seratnya ke daerah korteks asosiasi.
 Nukleus dengan proyeksi subcortical, yang mengirimkan serat-seratnya ke nucleus subcorticales.
Berdasarkan sifat-sifat morfologik dan fungsional, nucleus-nukleus utama thalamus dapat dibagi
sebagi berikut:

 Kelompok anterior (nucleus anteriores thalami), terdiri atas nucleus anterodorsalis, nucleus
anteromedialis, nucleus anteroventralis.
 Kelompok medial (nucleus medialis thalami), terdiri atas nucleus medialis dorsalis dan nucleus
kecil lainnya.
 Kelompok median (nucleus mediani thalami), terdiri atas sejumlah nucleus kecil dekat garis
median.
 Kelompok intralaminar (nucleus intralaminares thalami), dari kelompok ini yang terpenting adalah
nucleus centromedianus.
 Kelompok Lateral (nucleus lateralis thalami)
o Nucleus lateralis dorsalis
o Nucleus lateralis posterior
o Pulvinar thalami
 Kelompok ventral (nucleus ventralis thalami), terdiri atas:
o Nucleus ventralis anterior
o Nucleus ventralis lateralis
o Nucleus ventralis posteriors, yang dapat dibagi menjadi nucleus ventralis posterolateralis
dan nucleus ventralis posteromedialis.
 Metathalamus, terdiri atas:
o Corpus geniculatum mediale
o Corpus geniculatum laterale
 Nukleus reticularis thalami, merupakan suatu kelompok neuron yang sempit yang terletak di dalam
lamina medullaris eksterna dan capsula interna.
 Nucleus thalami lainnya yang dalam hal ini golongan non-spesifik. Seperti medulla spinalis dan
batang otak (contohnya lemniscus medialis), nucleus thalami dan proyeksi thalamokortikal
mempertahankan ketepatan organisasi somatotopik titik-ke-titik.

36 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Ganglia Basalia, Sistema Ekstrapyramidal

Ganglia Basalis
Atanomi Ganglia Basalis
Ganglia basalis adalah bagian dari sistem motorik. Ganglia basalis terdiri atas beberapa kumpulan
substantia grisea yang padat yang terutama terbentuk dalam hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus
lateralis. Pada otak manusia, ganglia basalis terdiri atas elemen-elemen saraf yaitu: nucleus kaudatus,
putamen, globus palidus, dan korpus amygdaloideum yang seluruhnya terletang di substantia alba
subkortikal telensefalon. Nucleus tersebut berhubungan satu dengan lainnya, dan dengan korteks motorik,
melalui sirkuit regulasi yang kompleks. Nucleus tersebut memberikan efek inhibitorik dan eksitatorik pada
korteks motorik, struktur ini memiliki peran penting dalam inisiasi dan modulasi pergerakan serta pada
kontrol tonus otot.
Ganglia basalis meliputi semua nuclei yang berkaitan secara fungsional di dalam substantia alba
telensefalon yang secara embriologis berasal dari eminensia ganglionic (pars anterior vesikel telensefalon).
Nuclei utama ganglia basalis adalah nucleus kaudatus,putamen, dan sebagian globus palidus. Nuclei lain
yang dianggap sebagai bagian ganglia basalis berdasarkan latar belakang embriologisnya adalah claustrum
dan korpus amygdaloideum.

Corpus amygdaloideum
Corpus amygdaloideum dalam arti filogenik merupakan bagian yang tertua, dan dikenal sebagai
archistriatum. Corpus amygdaloideum ini berbentuk bulat dan terletak di sebelah anterior dari cornu
inferius ventriculi lateralis di dalam lobus temporalis. Menurut Crosby et al (1962) corpus amygdaloideum
terdiri atas dua kelompok nuclei, yaitu: kelompok nuclei corticomedialis, pada manusia ini merupakan
bagian dorsal atau dorsomedial corpus amygdaloideum, dan kelompok nuclei pars basolateralis.
Corpus amygdaloideum mempunyai hubungan-hubungan olfaktori dengan hypothalamus dan struktur-
struktur batang otak yang bersangkutan dengan fungsi visceral. Corpus amygdaloideum tidak memiliki
hubungan fungsional langsung dengan bagian ganglia basalis lainnya. Kerusakan bilateral corpus
amygdaloideum tidak menimbulkan gangguan diskriminasi olfaktorius. Beberapa data klinik menunjukan
bahwa corpus amygdaloideum dan struktur-struktur rhinencephalon sekitarnya mempunyai hubungan
dengan mekanisme-mekanisme batang otak yang mengendalikan atau mengatur kegiatan-kegiatan visceral
dan emosional.

Globus pallidus
Globus pallidus, biasa juga disebut pallidum, terdiri atas dua bagian, globus pallidus medialis dan globus
pallidus lateralis, dan terletak di sebelah lateral capsula interna. Globus pallidus secara filogenetik juga
dikenal sebagai paleostriatum. Secara embriologis, sebagian dari struktur ini merupakan bagian dari
dienchephalon. Putamen dan globus pallidus secara bersama-sama disebut nucleus lentiformis atau nucleus
lentikularis (nucleus berbentuk lensa).

Corpus Striatum
Corpus striatum merupakan kumpulan substantia grisea, yang dalam pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya mengalami pemisahan oleh berkas-berkas capsula interna, menjadi kumpulan sel neuron,
nucleus caudatus dan nucleus lentiformis. Di sebelah anterior, caput nuclei caudate masih berhubungan
dengan nucleus lentiformis (yaitu dengan putamen).
Nucleus caudatus dan putamen, yang bersama-sama disebut striatum, mempunyai susunan histologi yang
sama: 1. terutama terdiri dari sel-sel granular yang kecil dengan akson-akson pendek dan mengandung sel-
sel neuron besar dengan akson yang panjang dan tersebar letaknya, 2. pada otak yang masih segar, kedua

37 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
elemen saraf tersebut berwarna abu-abu gelap dan menunjukan susunan bergaris-garis oleh karena adanya
berkas-berkas berselubung myelin.
Nucleus caudatus mempunyai bentuk memanjang dan melengkung dan mempunyai hubungan yang erat
dengan ventriculus lateralis. Bagian anterior membesar dan dikenal sebagai caput dan menonjol kedalam
lumen cornu anterious ventriculi lateralis. Bagian caudalnya yang memanjang dan langsing dikenal sebagai
cauda. Pada ujung caudanya terdapat corpus amygdaloideum.
Putamen terletak di dalam daerah di antara clustrum (dan capsula interna) dan globus pallidus. Batas antar
putamen dengan globus pallidus berupa suatu lapisan substantia alba yang tipis yang disebut lamina
medullaris externa. Putamen dan nucleus caudatus dikenal juga sebagai neostriatum atau striatum.
Secara kolektif, neostriatum dan paleostriatum membentuk corpus striatum. Nucleus lentiformis adalah
suatu istilah yang hanya dipergunakan orang untuk kepentingan deskriptif saja, dan terdiri dari putamen
dan globus palidus. Claustrum merupakan suatu lapisan substantia grisea yang tipis yang tersisip di antara
cortex insulae dan permukaan lateral putamen.

Nucleus Asosiasi
Nuclei lain yang secara fungsional berkaitan erat dengan ganglia basalis meliputi kedua nuclei mesensefali
yaitu substantia nigra (secara timbal balik berhubungan dengan striatum) dan nucleus ruber serta satu
nucleus diencephalon, nucleus subthalami (secara timbal balik berhubungan dengan globus pallidus).
Globus pallidus dibagian kaudal membatasi pars rostralis (zona merah) substantia nigra. Palidum,
substantia nigra, dan nucleus ruber mengandung banyak zat besi. Pigmentasi substantia nigra yang gelap
(black substance)disebabkan oleh kandungan melanin yang tinggi.

Fungsi Ganglia Basalis


Ganglia basalis berperan pada berbagai proses motorik, termasuk ekspresi emosi, serta integrasi impuls
motorik dan sensorik dan pada proses kognitif. Ganglia basalis melakukan fungsi motoriknya secara tidak
langsung melalui pengaruhnya pada area premotor, motor, dan suplementari korteks serebri. Fungsi utama
ganglia basalis menyangkut inisiasi dan fasilitasi gerakan volunter, dan supresi simultan pengaruh
involunter atau yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu gerakan halus dan efektif.
Selain itu, ganglia basalis tampaknya menggunakan umpan balik propioseptik dan perifer untuk
membandingkan pola atau program gerakan yang ditimbulkan oleh korteks motorik dengan gerakan yang
sedang diinisiasi sehingga gerakan mengalami penghalusan oleh mekanisme servo-control berkelanjutan.

Sistem Ekstrapiramidalis
Fungsi dan beberapa aspek klinis sistem ekstrapiramidalis
Sistem piramidalis dapat menyalurkan impuls-impuls motorik secara langsung ke medulla spinalis atau
batang otak, sedangkan sistem ekstrapiramidalis merupakan suatu jalur saraf descenden yang bersifat multi
sinaptik. Sistem piramidalis dan ekstrapiramidalis mempunyai fungsi yang berbeda tetapi saling mengisi
satu sama lain. Jalur- jalur saraf sistem ekstrapiramidalis berasal dari cortex cerebri yang bekerja utamanya
untuk mengendalikan gerakan yang berhubungan dengan sikap atau gerakan pelan, penyesuaian tonus otot,
gerakan asosiasi dan integrasi autonomi. Pada umumnya sistem ekstrapiramidalis mempunyai pengaruh
penghambatan pada pusat-pusat motoricsubcortical. Suatu lesi murni pada sistem ekstrapiramidalis dapat
menimbulkan paralisis yang bersifat spastik. Jalur sistem ekstrapiramidalis banyak berakhir pada
motorneuron gamma. Oleh karena itu jalur ekstrapiramidalis ini bekerja melalui lengkung gamma
(gammaloop).
Pusat saraf motorik dalam batang otak merupakan bagian dari sistem ekstrapiramidalis. Pada umumnya
mempunyai pengaruh fasilitasi terhadap neuron motorik di medulla spinalis. Dalam keadaan normal, pusat
ini berada dibawah pengaruh penghambatan sistem ekstrapiramidalis yang berasal dari cortex cerebri.
Hilangnya pengaruh ini dapat menimbulkan peningkatan tonus otot

38 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Koneksi Striatum
Hubungan-hubungan aferen striatum
Serat aferen striatum ini berasal dari dua buah sumber utama, yaitu korteks serebri (fibrae corticostriae)
dan thalamus (fibrae thalamostriae). Suatu sumber lainnya ialah substantia nigra (fibrae nigrostriae).
Serat-serat yang berasal dari thalamus merupakan serat-serat yang penting dan berasal dari nucleus
centromedianus, serat serat ini hanya disebarkan ke putamen dan beberapa serat juga berasal dari nuclei
intralaminaris. Fibrae nigrostriae berasal dari pars compacta substantia nigra dan disebarkan ke putamen.
Hubungan-hubungan eferen striatum
Serat-serat eferen dari striatum disebarkan ke globus pallidus dan substantia nigra. Fibrae striopalladae
tersusun secara topografik dalam urutan-urutan dorsoventral dan anteroposterior (fronto-occipital) dan
berjalan secara radial ke berbagai bagian pallidum seperti jari-jari roda sepeda. Fibrae striopalladae dari
nucleus caudatus berjalan kearah ventral melalui capsula interna, sedangkan serat-serat dari putamen
berjalan kea rah medial ke globus pallidus.
Sebagian besar fibrae strionigrales berakhir di dalam pars reticularis substantia nigra, hanya sedikit yang
berakhir di dalam pars compacta.
Hubungan aferen Globus Palidus
Serat – serat aferen globus pallidus ini berasal dari sejumlah nuclei yang dianggap memegang peranan
penting dalam proses integrasi motoric. Nuclei ini meliputi:

 Striatum (putamen dan nucleus caudatus), yang merupakan sumber utama serat – serat aferen
globus pallidus. Serat – serat ini menuju ke globus pallidus medialis dan lateralis. Serat – serat ini,
apabila ditinjau dari sudut striatum, juga disebut fibrae striopallidae.
 Nucleus subthalamicus (Corpus Luysi), fibrae subthalamopallidae ini berjalan melalui capsula
interna untuk berakhir di dalam globus pallidus medialis.
 Substansia nigra. Fibrae nigropallidae ini terutama berasal dari kumpulan sel – sel neuron besar di
dalam pars compacta substansia nigra dan berakhir di dalam globus pallidus medialis.
Hubungan hubungan eferen globus pallidus (susunan fibrae pallidofugales)
Susunan serat–serat ini mempunyai arti yang amat penting, sebab impuls–impuls yang berasal dari
berbagai nuclei yang mencapai globus pallidus akan dihantarkan keluar dari globus pallidus melalui
susunan fibrae pallidofugales ini. Serat–serat eferen globus pallidus ini dapat dibagi menjadi empat berkas
utama:

 Fasiculus lenticularis
Berkas ini terbentuk oleh akson – akson dari bagian – bagian dorsal globus pallidus medialis,
menyilang capsula interna langsung di sebelah rostral nucleus subthalamicus, dan merupakan suatu
berkas yang relatif besar dan jelas di sebelah ventral zona incerta. Serat – serat fasciculus
lenticularis ini juga disebut area Forel H2. Fasciculus lenticularis ini selanjutnya berjalan kearah
medial dan bergabung dengan serat – serat ansa lenticularis. Sebagian besar serat – serat fasciculus
dan ansa lenticularis memasuki daerah fasciculus thalamicus (area forel H1).
Fasciculus thalamicus merupakan suatu berkas yang mempunyai susunan yang amat kompleks,
yang terdiri atas fibrae pallidothalamicus. Tractus rubrodentatothalamicus ini berjalan kea rah
rostral melalui daerah – daerah prerubral (area forel H).
 Ansa lenticularis
Berkas ini keluar dari ventral globus pallidus medialis dan merupakan suatu berkas yang jelas pada
permukaan kea rah ventromedial dan dorsal melingkungi crus posterius capsula interna dan
selanjutnya memasuki area forel H.
 Fibrae pallidotegmentales
Fibrae pallidotegmentales merupakan suatu berkas descendens yang kecil yang berasal dari globus
pallidus medialis dan meuju ke bagian caudal mesencephalon yang berakhir di dalam nucleus
pendulopontinus. Tampaknya tidak ada fibrae pallidofugales yang mencapai medulla spinalis.
 Fibrae pallidosubthalamicae

39 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Fasciculus subthalamicus terdiri atas fibrae pallidofugales yang berjalan melintasi capsula interna
untuk mencapai nucleus subthalamicus dan berasal dari nucleus subthalamicus.
Tiga berkas yang pertama berasal dari globus pallidus medialis, sedangkan fibrae pallidosubthalamicae
berasal dari globus pallidus lateralis. Selain daripada itu fibrae pallidofugales ini tersusun dalam urutan –
urutan rostracaudal, dengan ansa lenticularis paling rostral, disusul oleh fascicularis lenticularis, dan fibrae
pallidosubthalamicae menduduki posisi paling caudal.

Penutup Sistem Saraf Pusat, Ventriculi Enchepali serta Liquor Cerebrospinal dan Vaskularisasi
Sistem Saraf Pusat

Penutup Sistem Saraf Pusat


Telah diketahui jika SSP terdiri atas medulla spinalis dan otak/brain. SSP diselimuti beberapa lapisan yang
berfungsi sebagai pelindung.
Penutup Otak
Cranium merupakan tulang rangka penutup kepala. Dimana cranium dibagi menjadi 2 yaitu neurocranium
dan viscerocranium.

 Neurocranium: Neurocranium merupakan beberapa tulang rangka yang menutup otak.


Neurocranium dibentuk dari 8 tulang, yang terdiri atas 4 tulang singular (frontal, ethmoidal,
sphenoidal, dan occipital) dan 2 pasang tulang bilateral (temporal dan parietal). Neurocranium
terdiri dari bagian atap/roof yang disebut dengan calvarial (skullcap), terdiri dari frontal bone,
parietal bone, occipital bone. Sedangkan bagian dasar atau cranial base (basis cranium) terdiri dari
sphenoidal dan temporal bone dan irregular bone. Sebagian besar dalam tulang – tulang yang
terdapat pada calvaria disatukan oleh jaringan fibrous yang disebut sutures.
 Viscerocranium: Terdiri dari facial bones, yaitu tulang yang berada disekitar mulut, hidung, dan
sekitar mata.
Meninges cranialis yang membungkus otak, diantaranya:

 Dura mater cranialis: lapisan luar yang tebal dan kuat. Terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan endosteal
(periosteal), lapisan disebelah luar yang membungkus permukaan dalam calvaria dan lapisan
meningeal lapisan disebelah dalam. Di antara dua lapisan ini akan membentuk sinus dura matris,
yang berfungsi sebagai penghubung aliran darah dari otak menuju sinus dura matris lalu memasuki
vena jungularis interna.
 Arachnoidea mater cranialis: merupakan lapisan tengah antara lapisan meningeal dengan lapisan
pia mater cranialis.
 Pia mater cranialis: lapisan terdalam yang halus dan banyak mengandung pembuluh darah. Antara
lapisan arachnoidea dengan pia mater terdapat CSF yang disebut dengan subarachnoid space.
Sekat dural/dural infolding adalah suatu pembatas yang membatasi bagian – bagian otak, sekat dural, antara
lain;

 Falx Cerebri: Merupakan suatu pembatas yang berbentuk sabit, yang terletak dalam fissura
longitudinal antara kedua hemispherium cerebri.
 Tentorium Cerebelli: Lipatan yang lebar berbentuk bulan sabit, yang memisahkan lobus occipitalis
kedua hemispherium cerebri dari cerebellum. Falx cerebri melekat pada tentorium cerebelli.
Tentorium cerebelli di arah posterior melekat pada os occipitale, sedangkan di arah anteromedial
berbentuk cekung dan membentuk celah dengan mesencephalon yang disebut incisura tentorii.
 Falx Cerebelli: Lipatan yang memisahkan kedua hemispherium cerebelli satu dengan yang lainnya.
 Diaphragma Sellae: Merupakan lembar dura terkecil dan sirkular, yang membentuk atap fossa
hypophysealis. Diaphragma Sellae menutupi kelenjar hypophysis dan membentuk lubang untuk
jalan dari infundibulum dan vena – vena hipofiseal.

40 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Sinus Durae Matris adalah ruang – ruang antara lapis endostial dan lapis meningeal duramater yang dilapisi
endotel. Darah pada pembuluh darah vena akan bermuara ke dalam sinus durae matris dan akhirnya
memasuki vena jugularis interna. Adapun sinus tersebut antara lain:

 Sinus sagitalis superior: terletak pada tepi cembung falx cerebri berawal dari crista galli dan
berakhir pada confluens sinuum. Ke dalam sinus sagitalis superior bermuara superior cerebral vein.
 Sinus sagitalis inferior: melintas pada tepi inferior falx cerebri yang cembung dan berakhir pada
sinus rectus (straight sinus)
 Sinus rectus: terbentuk dari persatuan sinus sagitalis inferior dan great cerebral vein. Berjalan
mengikuti garis lekat falx cerebri dan bersatu dengan sinus transverse biasanya sinus transversus
sinistra.
 Sinus transversus: melintas ke lateral dari confluens sinuum. Kedua sinus transversus
meninggalkan tentorium cerebelli menjadi sinus sigmoideus.
 Sinus sigmoideus: mengikuti lintasan yang menyerupai huruf S yang membentuk alur pada os
temporale dan os occipitale. Masing – masing sinus memasuki foramen jugulare menjadi vena
jugularis interna.
 Sinus occipitalis: terletak di tepi falx cerebelli dan berjalan ke bagian superior berakhir di
confluens sinum. Sinus ke inferior berhubungan dengan intenal vertebral venous plexus.
 Sinus cavernosus: menampung darah dari vena opthalmica superior, vena ophthalmica inferior,
vena cerebri media superficialis dan sinus sphenoparietalis. Kedua sinus cavernosus saling
berhubungan melalui sinus intercavernosi. Darah sinus cavernosus disalurkan ke posterior dan
inferior ke sinus petrosus superior, sinus petrosus inferior dan plexus pterygoideus.
 Sinus petrosus superior: menyalurkan darah dari ujung posteror sinus cavernosus ke sinus
transversus. Sebelumnya sinus petrosus superior ini akan melengkung membentuk sinus
sigmoideus.
 Sinus petrosus inferior: menyalurkan darah dari sinus cavernosus ke dalam vena jugularis interna
 Sinus basilaris: menghubungkan kedua sinus petrosus inferior dan kearah inferior berhubungan
dengan internal vertebral venous plexus.

Penutup Medulla Spinalis


Medulla spinalis dilindungi oleh tulang vertebrae, ligamen, otot, meninges spinalis dan CSF (Cerebrospinal
Fluid). Terdiri dari 33 vertebrae yang diatur dalam 5 daerah, tetapi hanya 24 yang dapat digerakkan yaitu
7 vertebrae cervicalis, 12 vertebrae thoracalis, 5 vertebrae lumbalis, sedangkan 5 vertebrae sacralis dan 4
vertebrae coccygea tidak dapat digerakkan. Struktur dari vetebrae sendiri terdiri atas 7 processus yang
menonjol, yaitu satu processus spinosus, dua processus transversus, dan 4 processus articularis yang dibagi
menjadi bagian superior dan inferior.
Meninges spinalis terdiri atas membran dura mater, arachnoidea, dan pia mater. Diantara membran tersebut
terdapat CSF. Meninges spinalis dan CSF berfungsi untuk menyokong, melindungi medulla spinalis dan
cauda equina. Diantara duramater dan arachnoidea mater disebut dura-arachnoid interface. Sedangkan
diantara arachnoid mater dengan pia mater terdapat subarachnoid space yang mengandung CSF.

Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal


Sistem ventrikel otak dibentuk terutama oleh empat ventriculus, yaitu ventriculus pertama dan kedua
disebut ventriculus lateralis, ventriculus tertius dan ventriculus quartus. Ventriculus lateralis adalah
ventrikel terbesar dan masing – masing ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius
melalui foramen interventriculare atau foramen of Monro.
Ventriculus tertius berupa celah sempit antara bagian diencephalon dextrum dan sinistrum. Ke arah
poterior-inferior celah ini dilanjutkan menjadi aqueductus mesencephali (aquaductus cerebri) atau sering
disebut dengan aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus quatus.

41 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Ventriculus quartus berada dalam bagian posterior pons dan dalam medula oblongata keluar ke arah
postero-inferior, lalu beralih menjadi canalis centralis dalam bagian medula oblongata dan seluruh medulla
spinalis. Cairan cerebrospinal disalurkan dari ventriculus quartus melalui sebuah aspetura mediana
(Magendius) tunggal dan sepasang aspetura lateralis. Aspetura ini merupakan jalan bagi CSF menuju
spatium subarachnoideum.
Pada dasar otak, arachnoidea mater cranialis dan pia mater cranialis terpisah oleh genangan CSF (cisterna).
Cisterna – cisterna subarachnoidal, ialah:

 Cisterna cerebellomedullaris / cisterna magna: terdapat antara permukaan inferior cerebellum dan
atap ventriculus quartus.
 Cisterna pontis: terdapat pada permukaan anterior pons dan medulla oblongata.
 Cisterna interpeduncularis: terletak antara kedua pedunculus cerebri mesencephalon dan paling
banyak CSF mengalir pada bagian ini.
 Cirterna superior: terletak antara bagian posterior corpus callosum dan permukaan superior
cerebellum dan CSF banyak mengalih ke bagian ini sama seperti cirterna interpeduncularis.
Sumber pembuatan CSF utama adalah choroidal epithelial cell pada plexus choroideus. Plexus choroideus
terletak pada atap ventriculus tertius dan quartus dan pada dasar tanduk dan badan ventriculus lateralis.
CSF berfungsi untuk melindungi otak dari benturan
Villi arachnoidea merupakan tempat resorpsi CSF terpenting merupakan tonjolan – tonjolan arachnoidea
ke dalam dinding sinus durae matris terutama sinus sagitalis superior.

Vaskularisasi Sistem Saraf Pusat


Vaskularisasi Otak
Sistem arteri
Otak memperoleh vaskularisasinya dari internal carotid artery dan vertebral artery

 Internal carotid artery


Merupakan cabang dari common carotid artery. Internal carotid artery memasuki cranial cavity
melalui carotid canal. Cabang terminal internal carotid artery adalah anteriorcerebral artery dan
middle cerebral artery.
 Vertebral artery
Berawal di pangkal leher sebagai cabang dari subclavian artery. Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
o Cervical parts of the vertebral arteries masuk melalui transverse foramen pada 6 bagian
pertama cervical vertebrae.
o Atlantic parts of the vertebral arteries melalui foramen magmun
o Intracranial parts of the vertebral artery menyatu pada bagian caudal pons dan membentuk
basilar artery. Pada bagian terminal basilar artery bercabang membentuk dua posterior
cerebral artery.
Secara garis besar masing – masing cerebral artery mengantar darah kepada satu permukaan atau satu kutub
cerebrum, sebagai berikut.

 Anterior Cerebral Artery : mengantar darah kepada hampir seluruh permukaan medial dan
superior serta lobus frontalis
 Middle Cerebral Artey : mengantar darah ke permukaan lateral dan lobus temporalis
 Posterior Cerebral Artery : mengantar darah ke permukaan inferior dan lobus occipitalis.
Cerebral arterial circle (of Willis) pada dasar otak adalah anastomosis yang penting antara empat artery (2
vertebral artery dan 2 internal carotid artery) yang memasok darah ke otak. Cerebral arterial circle (of
Willis) dibentuk oleh oleh : (dari anterior ke posterior)

 Anterior communicating artery


 Anterior cerebral arteries
 Internal Carotid arteries
 Posterior communicating arteries
42 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
 Posterior cerebral arteries

Sistem Vena

 Superior cerebral vein pada permukaan superolateral dari otak mencurahkan darahnya ke superior
sagittal sinus
 Inferior dan superficial middle cerebral veins dari bagian inferior, postero-inferior, bagian dalam
cerebral hemisphere mencurahkan isinya ke rectus (straight), transverse, dan superior petrosal
sinus
 Great cerebral vein terbentuk dari penggabungan dari dua internal cerebral veins. Great cerebral
vein bergabung dengan inferior sagittal sinus untuk membentuk rectus (straight) sinus.
 Pada cerebellum terdapat superior dan inferior cerebellar vein yang bermuara pada transverse dan
sigmoid sinus.

Vaskularisasi Medulla Spinalis


Sistem arteri
Pembuluh yang mengantar darah ke medulla spinalis berasal dari vertebral, intercostal dan lumbal artery.
Tiga artery yang membujur memasok darah pada medulla spinalis adalah anterior spinal artery dan
sepasang posterior spinal artery. Anterior spinal artery terbentuk dari penggabungan vertebral artery yang
yang berjalan ke bawah (inferior) dibagian anterior median fissure.
Sulcal artery merupakan cabang dari anterior spinal artery dan memasuki medulla spinalis melalusi median
fissure. Sulcal artery mensuplai 2/3 anterior dari medulla spinalis. Posterior Spinal Artery merupakan
cabang dari vertebral artery atau posteroinferior cerebellar artery. Anterior dan posterior spinal artery
hanya memvaskularisasi bagian superior dari medulla spinalis, sebagian besar medulla spinalis
divaskularisasi oleh segmental medullary dan radicular arteries

Sistem Vena
Terdapat tiga anterior spinal veins dan tiga posterior spinal veins. Vena ini melintas membujur,
berhubungan satu dengan yang lainnya dan darah didalamnya disalurkan melalui banyak radicular vein.
Vena penyalur darah medulla spinalis dan vertebra membentuk internal vertebral venous plexus terdiri dari
vena yang berdinding tipis dan tidak berkatup sekeliling duramater spinalis. Anterior spinal vein, posteriol
spinal vein dan internal vertebral venous plexus menyalurkan isinya ke intervetebral vein, lalu ke dalam
vertebral vein, ascendens lumbral vein dan azygos vein.

43 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Referensi
 Asclepione

 Batang Otak, Nn. Cranialis dan Cerebellum


o Kumar, V., Abbas, KA, Aster, C.J, 2013. Robbins basic Pathology 9th Elsevier Saunders,
Canada, USA
o Mescher, A.L, 2013. Junqueira’s Basic Histology 8th Ed. McGraw-Hill Education. New
York
o Sherwood, L, 2012. Introduction to Human Physiology 8th Brooks/Cole, Cengage
Learning. United States
o Sukardi, E. 2013. Neuroanatomica Medica. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

 Telencephalon, Cortex dan Substansia Alba Hemispherium Cerebri


o Sukardi, E. 2013. Neuroanatomica. UIP : Jakarta.

 Diencephalon
o Sukardi, Elias. 2013. NEUROANATOMIA MEDICA. Penerbit : Universitas Indonesia
(UI-Press)
o Duus,Peter. 2010. Diagnosis Topic Neurology DUUS. Edisi 4. Penerbit : ECG
o Moore. K.L. 2010. Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia: Lippicontt Williams
&Wilkins
o Mescher. A.L. 2010. Junquiera’s Basic Histology Text & Atlas 12th ed. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc
o Richard L Drake, et al. 2014. Gray’s Anatomy : Anatomy of Human Body. Elselvier

 Ganglia Basalia, Sistema Ekstrapyramidal


o Sukardi, Elias. 2013. NEUROANATOMIA MEDICA. Penerbit : Universitas Indonesia
(UI-Press)
o Duus,Peter. 2010. Diagnosis Topic Neurology DUUS. Edisi 4. Penerbit : ECG

 Penutup Sistem Saraf Pusat, Ventriculi Enchepali serta Liquor Cerebrospinal dan
Vaskularisasi Sistem Saraf Pusat
o Moore, KL., Agur, Amr., Dalley, AF. 2014. Clinically Oriented Anatomy 7th ed. Lippincott
Williams & Wilkins.
o Hall, E. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Elsevier Singapore Pte Ltd. Singapore.
o Sukardi, E. 2013. Neuroanatomica Medica. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
o Netter, FN. 2014. Atlas of Human Anatomy 6th ed. Elsevier inc. Philadelphia.
o Mescher, AL. 2013. Janqueira's Basic Histology Text & Atlas 13th ed. McGraw-Hill
Education. United States.

44 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0
Jika Anda tidak dapat menjelaskan sesuatu hal secara sederhana, itu
artinya Anda belum cukup paham. – Albert Einstein

45 | L O S K S 2 1 . 6 C a p 1 0

Anda mungkin juga menyukai