Anda di halaman 1dari 42

1.

Memahami dan Menjelaskan Jaras Senosris dan Motoris Nervus Cranialis


1.1 Memahami dan Menjelaskan Nervus cranialis dan Fisiologi

Nomor
I

Nama
Olfaktori

Jenis
Sensori

II

Optik

Sensori

III

Okulomotor

Motorik

IV
V

Troklear
Trigeminal

Motorik
Gabungan

VI
VII

Abdusen
Fasial

Motorik
Gabungan

VIII

Vestibulokoklear

Sensori

Fungsi
Menerima rangsang dari hidung dan
menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai sensasi bau
Menerima rangsang dari mata dan
menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual
Menggerakkan sebagian besar otot
mata
Menggerakkan beberapa otot mata
Sensori: Menerima rangsangan dari
wajah untuk diproses di otak sebagai
sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
Abduksi mata
Sensorik: Menerima rangsang dari
bagian anterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah
Sensori
sistem
vestibular:
Mengendalikan
keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang
untuk diproses di otak sebagai suara

IX

Glosofaringeal

Gabungan

Vagus

Gabungan

XI
XII

Aksesori
Hipoglosal

Motorik
Motorik

Sensori: Menerima rangsang dari


bagian posterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ
dalam
Sensori: Menerima rangsang dari
organ
dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ
dalam
Mengendalikan pergerakan kepala
Mengendalikan pergerakan lidah

Saraf Olfaktorius (N.I)


Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang
menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini
terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius
pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria,
bulbus subkalosal pada sisi medial lobus
orbitalis.
Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang
serabut-serabutnya berasal dari membran
mukosa hidung dan menembus area kribriformis
dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus
olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan
dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus
temporal bagian medial sisi yang sama.
Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks
tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan
induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan
bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem
penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria medularis talamus.
Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat yang berhubungan
dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.

Saraf Optikus (N. II)


Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di
retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum
di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi
lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum.
Orientasi spasial serabut-serabut dari berbagai bagian fundus
masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah retina
ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan
sebaliknya.
Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian
nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari
lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk
indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di
kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua
nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan
kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam
traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini
serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati
bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual
lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk
kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal.
Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang
berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
Saraf Okulomotorius (N. Iii)
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan
substansia grisea periakuaduktal (Nukleus motorik) dan
sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).
Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otototot rektus medialis, superior, dan inferior, otot oblikus
inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom
atau nukleus Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit
mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan
otot siliaris.
Saraf Troklearis (N. IV)

Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di


depan substansia grisea periakuaduktal dan berada di bawah
Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya
saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf
troklearis mempersarafi otot oblikus superior untuk
menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam
derajat kecil.
Saraf Trigeminus (N. V)
Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut
motorik dan serabut-serabut sensorik. Serabut motorik
mempersarafi otot masseter dan otot temporalis.
Serabut-serabut sensorik saraf trigeminus dibagi
menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus,
maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya
mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa mulut,
hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura
dalam fosa kranii anterior dan tengah bagian anterior
luar dan kanalis auditorius serta bagian membran

telinga
timpani

Saraf Abdusens (N. VI)


Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat medula
oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot rektus
lateralis.
Saraf Fasialis (N. VII
Saraf fasialis mempunyai fungsi
motorik dan fungsi sensorik fungsi
motorik berasal dari Nukleus
motorik yang terletak pada bagian
ventrolateral dari tegmentum pontin
bawah dekat medula oblongata.
Fungsi sensorik berasal dari
Nukleus sensorik yang muncul
bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke
lateral ke dalam kanalis akustikus
interna.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis
okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot
digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan
bagian anterior lidah.
Saraf Vestibulokoklearis (N. VIII

Saraf

vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi
pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai
dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di
dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan
menyebar melewati batang dan serebelum.
Saraf Glosofaringeus (N. IX)
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius
pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf
glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis
superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf
berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot
stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke
basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga
posterior lidah.
Saraf Vagus (N. X)
Saraf vagus juga mempunyai dua
ganglion yaitu ganglion superior atau
jugulare dan ganglion inferior atau
nodosum, keduanya terletak pada
daerah foramen jugularis, saraf vagus
mempersarafi semua visera toraks dan
abdomen dan menghantarkan impuls
dari dinding usus, jantung dan paruparu.
Saraf Asesorius (N. XI)

Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks


kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus ambigus yang
terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris adalah saraf
motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian
atas otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar
kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan
diangkat ke atas.
Saraf Hipoglosus (N. XII)
Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata
pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat
dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf
hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan
mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus
dan genioglosus.
Vascularisasi di Otak
Darah mengalir ke otak melalui dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis :
Arteri carotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri carotis comunis, naik dan
masuk ke rongga tengkorak melalui canalis carotikus, berjalan dalam sinus cavernosus,
mempercabangkan arteri untuk nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri cerebri
anterior dan arteri cerebri media :
Arteri carotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer.
Arteri cerebri anterior memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian
tengah, corpus calosum dan nukleus caudatus.
Arteri cerebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis dan
temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri
subclavia, menuju dasar tengkorak melalui canalis transversalis di kolumna vertebralis cervikalis,
masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing
sepasang arteri cerebelli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu
menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat
mesencephalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri cerebri posterior.
Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas.
Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons.
Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis,
sebagian kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus
koroid dan batang otak bagian atas

Arteria basilaris (aa. vertebrales a. Basilaris) terdiri dari :


Inferior anterior cerebelli (a. labyrinthi)
Aa. pontis
Aa. mesencephalicae
Superior cerebelli
Aa. cerebri posteriores circulus arteriosus cerebri Willisi

Circulus Arteriosus Wilisi


Merupakan anastomose yang penting antara 4 arteri (a.vertebralis & a.carotis interna)
yang memasok darah ke otak. Dibentuk oleh a.cerebri posterior, a.communicans posterior,
a.carotis interna, a.cerebri anterior, dan a.comunicans anterior.
Masing-masing a.cerebralis mengantar darah ke satu permukaan dan satu kutub cerebrum
:
1.
A. cerebri anterior mengantar darah hampir seluruh permukaan medial & superior serta
polus frontalis
2.
A. cerebri media mengantar darah ke permukaan lateral & polus temporalis
3.
A. cerebri posterior mengantar darah ke permukaan inferior & polus occipitalis.

Pembuluh balik di otak


Ada 2 kelompok pembuluh balik :
1. Vv.cerebrales superficialis (v.cerebri externa)
2. Vv.cerebrales profunda (v.cerebri interna)
Cabang v.cerebri externa : v.cerebri superior, v.cerebri media, v.cerebri anterior dan
v.basilaris v. cerebri externa terdapat dirongga subarachnoid.
Cabang v.cerebri interna : v. terminalis & v. choroidea v. terminalis & v. choroidea
bergabung membentuk v. cerebri magna.
1.2 Memahami dan Menjelaskan Jaras Sensorik&Motrik
1. Motorik

Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur
oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks, ganglia basalis,
dan cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal :
A.

Traktus piramidal s. Traktus Corticospinalis


Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4 Broadmann),
yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat motorik disalurkan melalui
traktus piramidal berakhir pada cornu aanterior medulla spinalis.

Pusat jaras Motorik


Neuron Motorik Atas
Semua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramid cortex cerebri (Pusat Supraspinal).
Meliputi :
o Ganglia basalis tractus corticostriata
o Di-encephalon tractus cortico-diencephalon
o Batang otak cortico bulbaris
Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri sebagai Neuron
orde pertama (sel pyramidalis). Axo neuron pertama turun melalui corona radiata masuk crus
posterior capsula interna mes-encephalon, pons, medulla oblongata dan medulla spinalis bersinap
dengan neuron orde kedua pada cornu anterior subt.grisea medulla spinalis.

o
o
o

Asal Neuron Orde pertama :


1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentralis
1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus precentralis
1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis

Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)


Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal) tractus corticospinalis. Letak columna
subt.grisea medulla spinalis terdapat dua neuron :
o Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna anterior subt.grisea
o Neuron orde ketiga axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalis sebagai radix anterior
n.spinalis yang bergabung dengan radix posterior membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi
ke efektor sadar
B.
Traktus Ekstrapyramidal
Datang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis
1. Tractus reticulospinalis
Asal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla
oblongata (neuron orde pertama).
Jalan :
Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlis
pontinus
Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medulla spinalis :
traktus reticulospinalis medulla spinalis
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)
Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi
kontraksi otot skelet berkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.

2. Tractus Tectospinalis
Asal :
Colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)
Jalan : Menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata. Jalannya dekat
sekali dengan fasciculus longitudinale medialis
Tujuan: cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan neuron orde kedua
dan ketiga
Fungsi :
1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap
2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan

3. Tractus Rubrospinalis
Asal
: nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mes-encephalon setinggi
coliculus superior.
Jalan : axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun kebawah melewati pns,
medulla oblongata menuju cornu anterior meulla spinalis subt. grisea (pusat spinal)
Fungsi : memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi otot ekstensor berkaitan
dengan fungsi keseimbangan tubuh

4. Tractus vestibulospinalis

Asal

: nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med. oblongata), menerima
akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan cerebelum
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)
Fungsi : memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot fleksor berkaitan
dengan fungsi keseimbangan tubuh

5. Tractus olivospinalis
Asal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari cortex cerebrii,
corpus striatum, nuceu ruber
Tujuan : cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)
Fungsi : mempengaruhi kontraksi otot skelet berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otak

a. Tractus Corticothalamus
Asal : area brodmann 10, 11, 12
Tujuan: nucleus medialis thalami
Asal : area brodmann 9 dan 11
Tujuan: nuclei septi thalami
Asal : area brodmann 9
Tujuan: nucleus medialis et lateralis thalami
Asal : area brodmann 6
Tujuan: nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami
Asal : area brodmann 4
Tujuan: nuclei lateralis thalami
b. Tractus corticohypothalamicus
Asal
: cortec hypocampi
Tujuan
: hypothalamus
c. Tractus corticosubthalamicus
Asal
: area brodman 6
Tujuan
: subthalamus
d. Tractus Corticonigra
Asal
: area brodmann 4, 6 dan 8
Tujuan : substantia nigra
e. Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6
Tujuan
: tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons), nucleus olivarius inferius (medulla
oblongata)

2. Sensorik
Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan alat ini
sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan luar. Setiap
reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke
dalam sinyal (impuls) saraf.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:
Exteroseptor : perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba
Proprioseptor : perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.
Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung,
lambung, usus, dll.
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :
Mekanoreseptor
Kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada
pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn
dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus
Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan).

Thermoreseptor
Reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu
dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
Nociseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang dihasilkan oleh
adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh reseptornya berupa
akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan).
Chemoreseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang diterima sel
reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di
lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk
mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi
perubahan kadar gula darah.
Photoreseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel photoreceptor
(batang dan kesrucut) di retina mata.

Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :
A. Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima
reseptor dibawa ke ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla
spinalis berganti menjadi neuron sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis
membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di otak
berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju korteks somatosensorik yang berada di girus
postsentralis (lobus parietalis)
B. Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo :
sinyal diterima reseptor ganglion spinale radiks posterior medulla spinalis lalu naik sebagai
funiculus grasilis dan funiculus cuneatus berakhir di nucleus Goll berganti menjadi neusron
sensoris ke-2 menyilang ke sisi lain medulla spinalis menuju thalamus di otak berganti
menjadi neuron sensoris ke-3 menuju ke korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobus
parietalis).

Capsula Interna
Merupakan berkas serabut saraf berbentuk pita lebar substansia alba yang memisahkan nucleus
lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Mengandung serabut saraf penghubung bolakbalik antara cortex cerebri dengan thalamus dan medula spinalis. Pada penampang lintang verventuk
huruf V, dimana titik sudutnya disebut genu menghadap ke medial dan kaki-kakinya disebut crus
anterior dan crusposterior.
Crus anterior capsula interna :
Terletak antara nucleus caudatus dan nucleus lenticularis, di dalamnya terdapat :

Serabut Corticopetal (Serabut aferen), mengandung serabut radiatio anterior.


Serabut corticofugal (Serabut eferen, mengandung tractus frontopontin yang datang dari cortex
lobus frontalis menuju nuclei pontis.
Crus posterior capsula interna :
Terletak antara thalamus dengan nucleus lenticularis, didalamnya terdapat :

Pars lenticulothalamicus
Mengandung serabut radiatio thalamicus yang bercampur dengan tractus eferen utama yang
turun dari cortex cerebri antara lain :
Tractus corticobulbaris
Menuju nuclei motorik nn. Craniales.
Letak : pada genu.
Tractus corticospinalis
Menuju nuclei motorik nn. Spinales. Di belakang tractus ini, terdapat serabut yang
menghubungkan thalamus ke cortexgyrus centralis posterior yang merupakan pusat
somasthesia.
Letak : yang ke lengan dekat genu, yang ke kaki lebih jauh dari genu.

Tractus corticorubralis
Ke nucleus ruber pada mes-encephalon
Pars retrolenticularis
Terletak lateral dari thalamus dan di belakang nucleus lenticularis.
Mengandung radiatio thalamicus posterior.
Pars sublenticularis
Letak : ventralis dari ujung posterio nucleus lenticularis
Mengandung :
Tractus temporopontin
Dari cortex lobus temporalis ke nucleus pontin
Tractus geniculocalcarina
Dari corpus geniculatum laterale ke cortex fissura calcarina
Radiatio auditorius
Dari corpus geniculatum mediale ke gyrus temporalis tranversa
Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : Jakarta.

2. Memahami dan Menjelaskan Stroke


2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Stroke
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO). Stroke di definisikan
sebagai manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit neurologis.
Definisi lain stroke adalah suatu deficit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau
hemoragi sirkulasi saraf otak. Kelainan utama stroke adalah kelainan pembuluh darah yang tentu
saja, merupakan bagian dari pembuluh darah sistemik. Oleh karenanya stroke harus dianggap
merupakan akibat komplikasi penyakit sistemik.
2.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Stroke
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan
kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah
di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia pun selalu meningkat dari tahun ke
tahun. Sebanyak 33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas pribadi, 20
% membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 % kehilangan pekerjaan.
Selain itu, stroke merupakan penyebab dementia (kepikunan) no. 2.
2.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Stroke
1. Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama
trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda
trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien
dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan
yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebra.
Sumbatan di arteri otak yang berupa gumpalan (thrombosis) adalah penyebab yang paling
umum dari suatu stroke. Bagian dari otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat
kemudian diambil darah dan oksigennya, akibatnya sel-sel dari bagian otak itu mati.
Faktor-faktor risiko yang menyebabkan terbentuknya gumpalan gumpalan tersebut adalah :
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
b. Kolesterol tinggi
c. Diabetes, dan merokok
2. Embolisme serebral.
Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara
sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan
paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
Tipe lain dari stroke mungkin terjadi ketika bekuan darah atau suatu potong dari plak
atherosclerotic (endapan-endapan dari kolesterol dan kalsium pada dinding dalam dari
jantung atau arteri) putus terlepas, berjalan melalui arteri-arteri yang terbuka, dan memondok
pada suatu arteri dari otak. Ketika ini terjadi, aliran dari darah yang kaya oksigen ke otak
terhalang dan menyebabkan stroke. Suatu bekuan darah mungkin terbentuk didalam
kamar/bilik jantung sebagai akibat dari irama jantung yang tidak teratur, seperti pada atrial
fibrillation. Embolism dapat juga berasal dari arteri yang besar (contohnya, arteri karotid,
suatu arteri utama pada leher yang mensuplai darah ke otak) dan kemudian berjalan menghilir
untuk menyumbat sebuah arteri kecil didalam otak
3. Iskemia serebral

Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma pada
arteri yang menyuplai darah ke otak.
4. Haemorrhagi serebral
Terjadi ketika sebuah pembuluh darah didalam otak pecah dan menyebabkan perdarahan
didalam jaringan otak yang mengelilinginya. Sehingga menyebabkan suatu stroke dengan
merampas darah dan oksigen pada bagian-bagian dari otak. Darah tersebut juga dapat
mengiritasi otak dan menyebabkan pembengkakan jaringan otak (cerebral edema). Edema dan
akumulasi darah dari cerebral hemorrhage meningkatkan tekanan didalam tengkorak dan
menyebabkan kerusakan dengan menekan otak terhadap tulang tengkorak.
a. Haemorrhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang
memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan
robekan arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam beberapa jam
cedera untuk mempertahankan hidup.
b. Haemorrhagi subdural pada dasarnya sama dengan haemorrhagi epidural, kecuali bahwa
hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya periode pembentukan
hematoma lebih lama danc menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin
mengalami haemorrhagi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda atau gejala.
c. Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi
penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulus Willisi dan
malformasi arteri vena kongenital pada otak. Darah berkumpul pada ruangan dibawah
selaput arachnoid yang melapisi otak. Darah berasal dari suatu pembuluh darah abnormal
yang bocor atau pecah yang seringkali berasal dari suatu aneurysm (suatu penonjolan
keluar yang abnormal dari dinding pembuluh). Subarachnoid hemorrhages biasanya
menyebabkan sakit kepala mendadak yang berat dan leher yang kaku. Jika tidak dikenali
dan dirawat, konsekwensi-konsekwensi neurologi utama, seperti koma, dan kematian
otak akan terjadi.
d. Haemorrhagi intracerebral adalah perdar ahan di substansi dalam otak paling umum pada
pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena
penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. Biasanya awitan tiba -tiba,
dengan sakit kepala berat. Bila ha emorrhagi membesar, makin jelas defisit neurologik
yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital
Strok non hemoragik
Jenis strok ini pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang kemudian
menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak. Strok ini sering diakibatkan oleh
thrombosis akibat plak aterosklerosis arteri otak/ yang memberi vaskularisasi pada otak atau
suatu emboli pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak.
Strok hemoragik
Strok ini diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro aneurisma dari charcot atau etat crible
diotak.
Faktor Resiko
a) Non modifiable risk factors :

Usia

Jenis kelamin

Berat badan lahir rendah

Ras/etnis

Genetik

b) Modifiable risk factors

Well-documented and modifiable risk factors

Hipertensi

Paparan asap rokok

Diabetes

Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu

Dislipidemia

Stenosis arteri karotis

Sickle cell disease

Terapi hormonal pasca menopause

Diet yang buruk

Inaktivitas fisik

Obesitas

Less well-documented and modifiable risk factors

Sindroma metabolic

Penyalahgunaan alcohol

Penggunaan kontrasepsi oral

Sleep-disordered breathing

Nyeri kepala migren

Hiperhomosisteinemia

Peningkatan lipoprotein (a)

Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase

Hypercoagulability

Inflamasi

2.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Stroke


Strok

Iskemik

Global

Hemoragik

Fokal

Gagal pompa jantung,


hipotensi sistemik (syok),
peningkatan tekanan
intrakranial

Subaraknoid

Arteri

Vena

Penebalan dinding pembuluh


darah, Obstruksi luminal
tromboemboli, spasme,
kompresi eksternal

TROMBUS

Interserebral

Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada
2 jenis, yaitu
1) Perdarahan intraserebral
- pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
-

pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan
otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke
otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke
iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Stroke akibat trombosis serebri
- Proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan
2) Emboli serebri
- Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
3) Hipoperfusi sistemik
-

Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan


denyut jantung

2. Berdasarkan waktu terjadinya


1) Transient Ischemic Attack (TIA)
Episode singkat disfungsi neurologis yang disebabkan gangguan setempat pada otak
atau iskemi retina yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa adanya infark,
serta meningkatkan resiko terjadinya stroke di masa depan
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
Gejala neurologis menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
Akibat penyumbatan aliran darah regional yang disebabkan oleh trombus yang
menyumbat pembuluh darah secara parsial, sehingga aliran darah otak berkurang
4) Completed stroke
Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2) Sistem vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alternans, disartria
b. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
c. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
2.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Stroke
Stroke Iskemik
Adanya aterotrombosis atau emboli, memutuskan aliran darah otak (cerebral blood
flow/CBF).Nilai normal CBF = 53 ml/100 mg jaringan otak/menit. Jika CBF < 30 ml/100
mg/menit, makaakan terjadi iskemik. Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit kekurangan oksigen, maka
prosesfosforilasi oksidatif terhambat dan produksi ATP (energi) berkurang. Hal ini
menyebabkanpompa Na-K-atpase tidak berfungsi, sehingga terjadi depolarisasi membran sel

saraf yangmenyebabkan pembukaan kanal ion Ca. Hal ini akan memicu kenaikan influks Ca
secara cepatsehingga terjadi gangguan padanca homeostasis. Ca merupakan signalling molekul
yangmengaktivasi berbagai enzim dan memicu proses biokimia yang bersifat eksitotoksik
yangmenyebabkan kematian sel saraf (nekrosis maupun apotosis), sehingga gejala yang
timbultergantung pada saraf mana yang mengalami kerusakan/kematian
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap
Tahap 1
a) Penurunan aliran darah
b) Pengurangan O2
c) Kegagalan energy
d) Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2
a) Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b) Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis

Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan permeabilitas
patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis,
peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang diperantarai oleh radikal
bebas.

Stroke Hemoragik
Hemoragik merupakan penyebab ketiga tersering serangan stroke. Penyebab
utamanya:hipertensi yang terjadi jika tekanan darah meningkat dengan signifikan, sehingga
pembuluh arteri robek dan menyebabkan perdarahan pada jaringan otak. Hal tersebut
menimbulkanmembentuk suatu massa yang menyebabkan jaringan otak terdesak, bergeser, atau
tertekan (displacement of brain tissue) sehingga fungsi otak terganggu. Semakin besar hemoragi
yangterjadi, semakin besar displacement jaringan otak yang terjadi. Pasien dengan stroke
hemoragik sebagian besar mengalami ketidaksadaran dan akhirnya meninggal
Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi klinis Stroke
Gejala akibat lesi :
Lesi di korteks
o Gejala terlokalisasi, mengenai daerah lawan dari letak lesi
o Hilangnya sensai kortikal (stereognosis, diskriminasi 2 titik) ambang sensorik yang
bervariasi
o Kurang perhatian terhadap rangsang sensorik
o Bicara dan pengelihatan mungkin terkena

Lesi di kapsula
o Lebih luas, mengenai daerah lawan letak lesi
o Sensasi primer menghilang
o Bicara dan pengelihatan terganggu

Lesi dibatang otak


o Luas, bertentangan letak lesi
o Mengenai saraf kepala sesisi dengan letak lesi (III-IV otak tengah)
o (V,VI,VII, dan VIII di pons), (IX,X,XI,XII di Medulla)

Lesi di medulla spinalis


o Neuron mototrik bawah di daerah lesi, sesisi
o Neuron motoric atas dibawah lesi, berlawanan letak lesi
o Gangguan sensorik

Berdasarkan lokasi penyumbatan :


1.

Pembuluh besar dalam sirkulasi anterior


a. Arteri cerebri media
Sumbatan total :
Contralateral hemiplegia, hemianasthesia, homonymous hemianopia, pandangan
cenderung pada sisi ipsilateral. Dapat pula terjadi global aphasia pada hemisphere
yang dominan dan ansognosia, constructional aphasia, dysarthria pada
hemisphere non dominan.
Sumbatan partial :
Lemah tangan / lengan atau lemah wajah dengan aphasia broca dengan atau tanpa
kelemahan lengan. Ataupun dapat terjadi aphasia wernicke tanpa kelemahan.
b. Arteri cerebri anterior
Respons motorik dan verbal menurun, paraparesis, dan inkontinensia urin.

c. Arteri choroid anterior


Hemiplegia contralateral, hemianasthesia, homonymous hemianopia.
d. Arteri carotis interna
Gejala mirip dengan gejala pada arteri cerebri media, namun juga terdapat transient
monocular blindness.
e. Arteri carotis communis
Gejala sama dengan pada carotis interna.
2. Pembuluh darah besar dalam sirkulasi posterior
a. Arteri cerebri posterior
Infark pada lesi lateral subthalamus, thalamus medial, ipsilateral pedunculus cerebral,
dan midbrain. Dapat pula terjadi palsy N. III dengan ataxia contralateral atau
hemiplegia contralateral.
Penyumbatan pada bagian distal arteri ini mengakibatkan infark pada temporal medial
dan occipital, yang kemudian menyebabkan contralateral homonymous hemianopia,
gangguan ingatan apabila hippocampus terlibat. Infark pada splenium corpus callosum
menyebabkan alexia tanpa agraphia.
b. Arteri vertebral dan cerebri posterior inferior
Vertigo, kaku wajah ipsilateral dan badan kontralateral, diplopia, hoarseness,
dysarthria, dysphagia, Wallenbergs syndrome.
Infark cerebral dan edema dapat mengakibatkan respiratory arrest.
c. Arteri basilaris
Gejala pusing (dizziness), diplopia, dysarthria, kaku wajah, gejala hemisensorik.
d. Arteri cerebelli superior
Ataxia cerebellar ipsilateral, mual muntah, dysarthria, rasa kebal kontralateral, tidak
merasakan sensasi suhu pada ekstremitas, badan, dan wajah.
e. Arteri cerebelli anterior inferior
Penurunan pendengaran ipsilateral, lemah wajah, vertigo, mual muntah, nystagmus,
tinnitus, cerebellar ataxia, kebal contralateral.
3. Pembuluh kecil (lacunar stroke)
Gejala dapat berupa hemiparesis motorik, ataxic hemiparesis, dysarthria, dan aphasia broca

5.

`Perbedaan Stroke Hemoragik dan non-Hemoragik


Stroke Hemoragik
Gejala Klinis
PIS
PSA
Gejala defisit lokal
Berat
Ringan
SIS sebelumnya
Amat jarang
Permulaan (onset)
Menit/jam
1-2 menit
Nyeri kepala
Hebat
Sangat hebat
Sering
Sering
Muntah pada awalnya

6.
7.
8.

Hipertensi
Kesadaran
Kaku kuduk

1.
2.
3.
4.

9.
Hemiparesis
10. Deviasi mata
11. Gangguan bicara

Hampir selalu
Bisa hilang
Jarang
Sering sejak awal
Bisa ada
Sering

Biasanya tidak
Bisa hilang sebentar
Bisa ada pada
permulaan
Tidak ada
Tidak ada
Jarang

Stroke Non
Hemoragik
Berat/ringan
+/ biasa
Pelan (jam/hari)
Ringan/ tak ada
Tidak, kecuali lesi di
batang otak
Sering kali
Dapat hilang
Tidak ada
Sering dari awal
mungkin ada
Sering

12. Likuor
13. Perdarahan Subhialoid

Sering berdarah
Tak ada

Selalu berdarah
Bisa ada

Mungkin (+)

14. Paresis/gangguan N III

Jernih
Tak ada
-

2.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Stroke


Diagnosis
Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis hemoragis atau non hemoragis. antara
keduanya, dapat ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, algoritma
dan penilaian dengan skor stroke, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Bila sudah ditetapkan sebagai penyebabnya adalah stroke, maka langkah berikutnya adalah
menetapkan stroke tersebut termasuk jenis yang mana, stroke hemoragis atau stroke non
hemoragis. Untuk keperluan tersebut, pengambilan anamnesis harus dilakukan seteliti
mungkin.Berdasarkan hasil anamnesis, dapat ditentukan perbedaan antara keduanya, seperti
tertulis pada tabel di bawah ini.

2. Pemeriksaan klinis neurologis


Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan antara keduanya
akan didapatkan hasil sebagai berikut :

3. Algoritma dan penilaian dengan skor stroke.


Terdapat beberapa algoritma untuk membedakan stroke antara lain dengan,
Penetapan Jenis Stroke berdasarkan Algoritma Stroke Gadjah Mada

Penetapan jenis stroke berdasarkan Djoenaedi stroke score

Bila
skor >
20 termasuk stroke hemoragik, skor < 20 termasuk stroke non-hemoragik. Ketepatan
diagnostik dengan sistim skor ini 91.3% untuk stroke hemoragik, sedangkan pada stroke
non-hemoragik 82.4%. Ketepatan diagnostik seluruhnya 87.5%
Terdapat batasan waktu yang sempit untuk menghalangi suatu stroke akut dengan obat
untuk memperbaiki suplai darah yang hilang pada bagian otak. Pasien memerlukan evaluasi
yang sesuai dan stabilisasi sebelum obat penghancur bekuan darah apapun dapat digunakan.

Penetapan jenis stroke berdasarkan Siriraj stroke score

Catatan : 1. SSS> 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
4. Pemeriksaan Penunjang
Computerized tomography (CT scan): untuk membantu menentukan penyebab seorang terduga
stroke, suatu pemeriksaan sinar x khusus yang disebut CT scan otak sering dilakukan. Suatu CT
scan digunakan untuk mencari perdarahan atau massa di dalam otak, situasi yang sangat berbeda
dengan stroke yang memerlukan penanganan yang berbeda pula. CT Scan berguna untuk
menentukan:

jenis patologi
lokasi lesi
ukuran lesi

menyingkirkan lesi non vaskuler

MRI scan: Magnetic resonance imaging (MRI) menggunakan gelombang magnetik untuk
membuat gambaran otak. Gambar yang dihasilkan MRI jauh lebih detail jika dibandingkan
dengan CT scan, tetapi ini bukanlah pemeriksaan garis depan untuk stroke. jika CT scan dapat
selesai dalam beberapa menit, MRI perlu waktu lebih dari satu jam. MRI dapat dilakukan
kemudian selama perawatan pasien jika detail yang lebih baik diperlukan untuk pembuatan
keputusan medis lebih lanjut. Orang dengan peralatan medis tertentu (seperti, pacemaker) atau
metal lain di dalam tubuhnya, tidak dapat dijadikan subyek pada daerah magneti kuat suatu MRI.
Computerized tomography dengan angiography: menggunakan zat warna yang disuntikkan ke
dalam vena di lengan, gambaran pembuluh darah di otak dapat memberikan informasi tentang
aneurisma atau arteriovenous malformation. Seperti abnormalitas aliran darah otak lainnya dapat
dievaluasi dengan peningkatan teknologi canggih, CT angiography menggeser angiogram
konvensional.
Conventional angiogram: suatu angiogram adalah tes lain yang kadang-kadang digunakan untuk
melihat pembuluh darah. Suatu pipa kateter panjang dimasukkan ke dalam arteri (biasanya di area
selangkangan) dan zat warna diinjeksikan sementara foto sinar-x secara bersamaan diambil.
Meskipun angiogram memberikan gambaran anatomi pembuluh darah yang paling detail, tetapi
ini juga merupakan prosedur yang invasif dan digunakan hanya jika benar-benar diperlukan.

Misalnya, angiogram dilakukan setelah perdarahan jika sumber perdarahan perlu diketahui
dengan pasti. Prosedur ini juga kadang-kadang dilakukan untuk evaluasi yang akurat kondisi
arteri carotis ketika pembedahan untuk membuka sumbatan pembuluh darah dipertimbangkan
untuk dilakukan.
Carotid Doppler ultrasound: adalah suatu metode non-invasif (tanpa injeksi atau penempatan
pipa) yang menggunakan gelombang suara untuk menampakkan penyempitan dan penurunan
aliran darah pada arteri carotis (arteri utama di leher yang mensuplai darah ke otak)
Tes jantung: tes tertentu untuk mengevaluasi fungsi jantung sering dilakukan pada pasien stroke
untuk mencari sumber emboli. Echocardiogram adalah tes dengan gelombang suara yang
dilakukan dengan menempatkan peralatan microphone pada dada atau turun melalui esophagus
(transesophageal achocardiogram) untuk melihat bilik jantung. Monitor Holter sama dengan
electrocardiogram (EKG), tetapi elektrodanya tetap menempel pada dada selama 24 jam atau
lebih lama untuk mengidentifikasi irama jantung yang abnormal.
Tes darah: tes darah seperti sedimentation rate dan C-reactive protein yang dilakukan untuk
mencari tanda peradangan yang dapat memberi petunjuk adanya arteri yang mengalami
peradangan. Protein darah tertentu yang dapat meningkatkan peluang terjadinya stroke karena
pengentalan darah juga diukur. Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab stroke yang
dapat diterapi atau untuk membantu mencegah perlukaan lebih lanjut. Tes darah screening
mencari infeksi potensial, anemia, fungsi ginjal dan abnormalitas elektrolit mungkin juga perlu
dipertimbangkan.
Perbedaan jenis stroke dengan menggunakan alat bantu.

Gaman
CT-Scan Stroke Infark dan Stroke Hemoragik

Karakteristik MRI pada stroke hemoragik dan stroke infark

Diagnosis Banding

Acute Coronary Syndrome


Atrial Fibrillation
Bell Palsy
Benign Positional Vertigo
Brain Abscess
Epidural Hematoma
Hemorrhagic Stroke in Emergency Medicine
Inner Ear Labyrinthitis
Myocardial Infarction
Neoplasms, Brain
Subarachnoid Hemorrhage
Syncope
Transient Ischemic Attack

2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Stroke


Untuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B yaitu:
a) Breathing : Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru baik. Pengobatan dengan
oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah berkurang.
b) Brain : Udem otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi udem otak, dapat
dilihat dari keadaan pasien yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan
funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat diberikan
Diphenylhydantoin atau Carbamazepin.

c) Blood : Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak.
Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru akan
menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak.
Pemberian infus glukosa harus dicegah karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah
infark yang akan mempermudah terjadinya udem. Keseimbangan elektrolit harus dijaga.
d) Bowelm : Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan
membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila perlu diberikan nasogastric tube (NGT).
e) Bladder : Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retentio urin.
Pemasangan kateter jika terjadi inkontinensia.
Perawatan suportif

b
c
d
e
f

a Pelihara oksigenasi jaringan secara adekuat; membutuhkan bantuan saluran napas dan ventilasi.
Cek aspirasi pneumonia yang mungkin terjadi.
Tekanan darah; pada kebanyakan kasus, tekanan darah tidak boleh diturunkan secara cepat. Jika terlalu
tinggi, menurunkan tekanan darah secara berhati-hati, karena status neurologis dapat bertambah buruk
ketika tekanan darah diturunkan.
Status volume darah; koreksi hipovolemia dan elektrolit-elektrolit tetap pada batas normal.
Demam; harus dicari sumber dari demam dan diturunkan dengan anti piretik yang sesuai.
Hypoglycemia/dan atau hyperglycemia; harus dijaga dengan kontrol yang ketat. Hiperglikemia dapat
bertambah buruk pada cedera iskemik.
Profilaksis DVT; stroke dengan pasien yang mempunyai risiko tinggi untuk DVT. Penting untuk
menggunakan heparin subcutan 5,000 IU q. 8 atau 12 jam atau subkutan enoksaparin 30 mg q. 12 jam
pada ambulasi awal.
Penatalaksanaan Stroke Hemoragik
a) Singkirkan kemungkinan koagulopati. Pastikan hasil masa protrombin dan masa
tromboplastin parsial adalah normal. Jika masa protrombin memanjang, berikan plasma beku
segar (FFP) 4-8 unit intravena setiap 4 jam dan vitamin K 15 mg intravena bolus, kemudian 3
kali sehari 15 mg subkutan sampai masa protrombin normal. Koreksi antikoagulasi heparin
dengan protamin sulfat 10-50 mg bolus lambat (1 mg mengoreksi 100 unit heparin).
b) Kendalikan HT. Tekanan yang tinggi bisa menyebabkan perburukan perihematom. Tekanan
darah sisitolik >180mmHg dengan labetalol (20 mg intravena dalam 2 menit ulangi 40-80
mg intravena dalam interval 10 menit sampai tekanan yang diinginkan kemudian infus 2
mg/menit dan dirasi atau penghambat ACE 12,5 mg-25 mg, 2-3 kali sehari atau antagonis
kalsium (nifedipin oral 4x 10 mg).
c) Pertimbangkan bedah saraf apabila perdarahan serebelum diameter lebih dari 3 cm atau
volum lebih dari 50 ml. Pemasangan ventrikulo-peritoneal bila ada hidroefalus obstruktif akut
atau kliping aneurisma.
d) Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma/malformasi arteriovenosa.
e) Berikan manitol 20% (1 mg/kg BB intravena dalan 20-30 menit). Steroid tidak terbukti
efektif pada perdarahan intraserebral.
f) Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kg BB intravena atau peroral). Pada umumnya anti
konvulsan diberikan bila terdapat kejang.
g) Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk mencegah vasospasme.
h) Untuk mengatasi perdarahan intracerebral : obati penyebabnya, turunkan TIK, beri
neuroprotektor, tindakan bedah dengan pertimbangan GCS >4 dilakukan pada pasien dengan

perdarahan serebelum > 3cm, hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum,
perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda peningkatan TIK akut dan encaman herniasi.
Pada TIK yang meninggi :
a) Manitol bolus, 1 gr/kgBB dalam 20-30 menit lanjutkan dengan 0,25-0,5g/kgBB tiap 6 jam
smpai maksimal 48 jam.
b) Gliserol 50% oral, 0,25-1 gr/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10% intravena 10 ml/kgBB
dalam 3-4 jam (untuk edema serebri ringan-sedang).
c) Furosemid 1mg/ kg BB intravena.
d) Intubasi dan hiperventilasi terkontrol sampai pCO2 29-35 mmHg
e) Penggunaan steroid masih kontroversial.
f) Kraniotomi dekompresif.
Perdarahan subaraknoid
a) Nimodipin digunakan untuk mencegah vasospasme.
b) Tindakan operasi dapat dilakukan pada perdarahan subaraknoid stadium I dan II akibat
pecahnya aneurisma sakular berry dan adanya komplikasi hidrosefalus obstruktif.
Penatalaksanaan Stroke Non-Hemoragik
Tujuan terapi
a) Pencegahan stroke melalui reduksi faktor risiko.
b) Pencegahan sejak awal atau pada stroke yang rekuren dengan memodifikasi proses patologik
mendasar.
c) Mereduksi kerusakan otak sekunder dengan pemeliharaan perfusi yang adekuat pada daerah
yang secara garis besar mengalami iskemik dengan mengurangi dan atau menurunkan edema.
Penanganan dari Serangan Iskemia Akut
a) Mengeleminasi atau mengontrol faktor-faktor risiko.
b) Memberi edukasi pada pasien mengenai pengurangan faktor risiko dan tanda serta gejalagejala dari TIA dan stroke ringan.
c) Intervensi-Bedah
d) Endarterektomi karotis ( Cea)
e) Pengeluaran plak ateromatosa dengan cara bedah.
f) Pasien yang direservasi untuk pengeluaran bekuan atau lesi berulserasi yang mengoklusi >
70% dari aliran darah pada arteri karotis.
g) Dapat menurunkan risiko dari strok > 60% selama tahun keduanya setelah dioperasi dan
wajib mengikuti mengikuti prosedur.
h) Endarterektomi vertebra umumnya tidak lagi digunakan.
i) Angioplasti balon : Menempatkan suatu balon kecil yang dideflasikan pada pembuluh darah
yang yang mengalami stenose Balon kemudian dipompakan menekan plak ateromatosa ke
arah dinding. Mempunyai risiko melepasnya emboli kecil yang dapat berpindah ke retina atau
otak.
j) Penempatan Sten : Prosedur eksperimental; > 50-60% mengalami kekambuhan.
Menempatkan suatu coil baja tahan-karat kedalam pembuluh darah yang kemudian difiksasi
pada salah satu dinding dari arteri; saat ini coil ditambahkan dengan obat-obatan slowrelease.
k) Agen-agen antiplatelet

Obat Antihipertensi Pada Stroke

Golongan/Obat
Tiazid
Diazoksid

ACEI
Enalaprit

Mekanisme
Aktivasi
sensitive
channels

Esmolol

Alfa Blocker
Fentolamin

Trimetafan

<

Efek Samping

5 Retensi cairan
dan
garam,
hiperglikemia
berat,
durasi
lama
(1-12
jam).

0,625-1,25 mg Awitan < 15 Durasi lama (6


IV selama 15 menit.
jam), disfungsi
menit.
renal.

kanal 5 mg/jam IV,


2.5
mg/jam
tiap 15 menit,
sampai
15
mg/jam.

Awitan cepat
(1-5 menit),
tidak terjadi
rebound.
Eliminasi
tidak
dipengaruhi
oleh disfungsi
hati/
renal,
potensi
interaksi obat
rendah.

Bradikardia,
hipotensi,
durasi lama (46 jam).

Antagonis reseptor 10-80 mg IV


1, 1, 2
tiap 10 menit
sampai
300
mg/hari; infus
0,5-2
mg/menit.
Antagonis selektif
reseptor 1.
0,25-0,5 mg/kg
IV
bolus
disusul dosis
pemeliharaan.

Awitan cepat Bradikardia,


(5-10 menit).
hipoglikemia,
durasi lama (212 jam). Gagal
jantung
kongestif,
bronkospasme.
Awitan segera, Bradikardia,
durasi singkat gagal jantung
< 15 menit.
kongestif.

Antagonis reseptor 5-20 mg IV.


1, 2.

Awitan cepat Takikardia,


(2
menit), aritmia.
durasi singkat
(10-15 menit)

Vasodilator Langsung
Hidralasin
NO terkait dengan 2,5-10 mg IV
mobilisasi kalsium bolus (sampai
dalam otot polos.
40 mg).

Thiopental

Interaksi Obat

ATP IV bolus: 50- Awitan


K- 100 mg; IV menit
infus;
15-30
mg/menit

ACE inhibitor

Calcium Channel Blocker


Nikardipin
Penyekat
Clevidipin
kalsium
Verapamil
Diltiazem

Beta Blocker
Labetalol

Dosis

Serum sicknesslike,
druginduced lupus,
durasi jam (3-4
jam),
awitan
lambat (15-30
menit)
Aktivasi reseptor 30-60 mg IV.
Awitan cepat Depresi
GABA
(2
menit), miokardial
durasi
singkat (5-10
1-5 mg/ menit menit).
Blockade
Bronkospasme,
IV
ganglionik.
retensi
urin,
Awitan
segera, durasi siklopegia,

2.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Stroke


Akut :
Kenaikan tekanan darah : Keadaan ini biasanya mekanisme kompensasi sebagai upaya
mengejar kekurangan pasokan darah ditempat lesi. Oleh karena itu kecuali bila menunjukkan
nilai yang sangat tinggi (sistol>220/diastole>130) tekanan darah tidak perlu diturunkan,
karena akan turun dengan sendirinya setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis tekanan
darah juga tidak perlu diturunkan segera
Kadar gula darah : Pasien strok sering kali merupakan pasien DM sehingga kadar gula
pasca strok tinggi. Akan tetapi seringkali terjadi kenaikan gula darah pasien sebagai reaksi
kompensasi akibat mekanisme stress
Gangguan jantung : baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi keadaan ini
memerlukan perhatian khusus, karena seringali memburuk keadaan strok bahkan sering
merupakan penyebab kematian
Gangguan respirasi : Baik akibat infeksi maupun akibat penekanan di pusat napas
Infeksi dan sepsis : Merupakan komplikasi strok yang serius
Ulcer stress ; Menyebabkan terjadinya hematemesis dan melena
Kronik :
Akibat tirah baring yang lama ditempat tidur bisaterjadi pneumonia, decubitus, inkontinensia
serta berbagai akibat imobilisasi lain
Rekuren strok
Gangguan social ekonomi
Gangguan psikologis
Komplikasi stroke dibagi 3:
a) Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)

Edema
serebri:
defisit
neurologis
cenderung
memberat,
dapat
mengakibatkanpeningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan
kematian.

Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.

b) Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)

Pneumonia: Akibat immobilisasi lama

Infark miokard

Emboli peru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasta stroke, seringkali path saat
penderitamulai mobilisasi.

Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.

c) Komplikasi Jangka panjang

Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vascular perifer.
Komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu:
Hipoksia serebral diminimsdknn dengan memberi oksigeriasi
Penurunan darah serebral
Embolisme serebral
2.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Stroke
Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran
1) Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik
2) Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka
panjang
3) Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33%
diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan1/2/2009 Zullies Ikawati's
Lecture Notes 8
4) Prognosis pasien dgn stroke hemoragik (perdarahan intrakranial) tergantung pada
ukuran hematoma hematoma > 3 cm umumnya mortalitasnya besar, hematoma
yang massive biasanya bersifat lethal
5) Jika infark terjadi pada spinal cord prognosis bervariasi tergantung keparahan
gangguan neurologis Jika kontrol motorik dan sensasi nyeri terganggu
prognosis jelek
2.11 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Stroke
Rekomendasi American Stroke Association (ASA) tentang pencegahan stroke adalah sebagai
berikut:
1. Pencegahan Primer Stroke
Pendekatan pada pencegahan primer adalah mencegah dan mengobati faktor-faktor risiko
yang dapat dimodifikasi.
Hipertensi
Hipertensi harus diobati, untuk mencegah stroke ulang maupun mencegah penyakit
vaskular lainnya. Pengendalian hipertensi ini sangat penting artinya bagi para penderita
stroke iskemik dan TIA. Target absolut dalam hal penurunan tekanan darah belum dapat
ditetapkan, yang penting adalah bahwa tekanan darah < 120 / 80 mm Hg. Modifikasi
berbagai macam gaya hidup berpengaruh terhadap upaya penurunan tekanan darah
secara komprehensif.
Obatobat yang dianjurkan adalah diuretika dan ACE inhibitor; namun demikian
pilihan obat disesuaikan dengan kondisi / karakteristik masingmasing individu.
Diabetes melitus
Pada penderita diabetes melitus maka penurunan tekanan darah dan lipid darah
perlu memperoleh perhatian yang lebih serius. Dalam kasus demikian ini maka obat
antihipertensi dapat lebih dari 1 macam. ACE inhibitor merupakan obat pilihan untuk
kasus gangguan ginjal dan diabetes melitus
Pada penderita stroke iskemik dan TIA, pengendalian kadar gula direkomendasikan
sampai dengan mendekati kadar gula plasma normal (normoglycemic), untuk

mengurangi komplikasi mikrovaskular dan kemungkinan timbulnya komplikasi


makrovaskular. Sementara itu kadar HbA1c harus lebih rendah dari 7%.
Lipid
Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar kolesterol yang tinggi, penyakit
arteri koroner, atau adanya bukti aterosklerosis, maka pasien harus dikelola secara
komprehensif meliputi modifikasi gaya hidup, diet secara tepat, dan pengobatan. Target
penurunan kadar kolesterol adalah sebagai berikut: LDL < 100 mg% dan kadar LDL <
70 mg% bagi penderita dengan faktor risiko multipel.
Penderita stroke iskemik atau TIA yang dicurigai mengalami aterosklerosis tetapi
tanpa indikasi pemberian statis (kadar kolesterol normal, tanpa penyakit arteri koroner,
atau tidak ada bukti aterosklerosis) dianjurkan untuk diberi statin untuk mengurangi
risiko gangguan vaskular.
Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar HDL kolesterol rendah dapat
dipertimbangkan untuk diberi niasin atau gemfibrozil.
Merokok
Setiap pasien stroke atau TIA harus segera menghentikan kebiasaan merokok.
Penghentian merokok dapat diupayakan dengan cara penyuluhan dan mengurangi
jumlah rokok yang dihisap / hari secara bertahap.
Obesitas
Bagi setiap penderita stroke iskemik atau TIA dengan obesitas/overweight sangat
dianjurkan untuk mempertahankan bodymass index (BMI) antara 18,524,9 kg/m2 dan
lingkat panggul kurang dari 35 inci (perempuan) dan kurang dari 40 inci (lakilaki).
Penyesuaian berat badan diupayakan melalui keseimbangan antara asupan kalori,
aktivitas fisik dan penyuluhan kebiasaan hidup sehat
Aktivitas fisik
Setiap pasien stroke iskemik atau TIA yang mampu untuk melakukan aktivitas fisik
sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan selama 30 menit/hari. Untuk
pasien yang tidak mampu melakukan aktivitas fisik maka dianjurkan untuk melakukan
latihan dengan bantuan orang yang sudah terlatih.

2. Pencegahan Sekunder Stroke


Pencegahan sekunder stroke mengacu pada kepada strategi untuk mencegah
kekambuhan stroke. Pendekatan utama adalah mengendalikan hipertensi, CEA, dan memakai
obat antiagregat antitrombosit. Aggrenox adalah satu-satunya kombinasi aspirin dan
dipiridamol yang telah terbukti efektif untuk mencegah stroke sekunder.
3. Memahami dan Menjelaskan kewajiban suami terhadap istri menurut Islam
1. Bergaul dengan istri dengan cara yang maruf (baik)
Yang dimaksud di sini adalah bergaul dengan baik, tidak menyakiti, tidak menangguhkan
hak istri padahal mampu, serta menampakkan wajah manis dan ceria di hadapan istri.
Allah Taala berfirman,

.Dan bergaullah dengan mereka dengan baik. (QS. An Nisa: 19)

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
maruf. (QS. Al Baqarah: 228).
Dari Aisyah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Sebaik-baik kalian adalah yan berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang
yang paling berbuat baik pada keluargaku (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad
Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai surat An Nisa ayat 19 di atas, Berkatalah yang
baik kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat
baiklah sebagai engkau suka jika istri kalian bertingkah laku demikian. (Tafsir Al Quran Al
Azhim, 3: 400)
Berbuat maruf adalah kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak
istri. Nah, setelah ini akan kami utarakan berbagai bentuk berbuat baik kepada istri. Penjelasan
ini diperinci satu demi satu agar lebih diperhatikan para suami.

2. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal dengan baik


Yang dimaksud nafkah adalah harta yang dikeluarkan oleh suami untuk istri dan anakanaknya berupa makanana, pakaian, tempat tinggal dan hal lainnya. Nafkah seperti ini adalah
kewajiban suami berdasarkan dalil Al Quran, hadits, ijma dan logika.
Dalil Al Quran, Allah Taala berfirman:
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya (QS. Ath Tholaq: 7).

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara maruf (QS.
Al Baqarah: 233).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Bapak dari si anak punya kewajiban dengan cara yang
maruf (baik) memberi nafkah pada ibu si anak, termasuk pula dalam hal pakaian. Yang
dimaksud dengan cara yang maruf adalah dengan memperhatikan kebiasaan masyarakatnya
tanpa bersikap berlebih-lebihan dan tidak pula pelit. Hendaklah ia memberi nafkah sesuai
kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap pertengahan dan hemat (Tafsir Al
Quran Al Azhim, 2: 375).
Dari Jabir, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika haji wada,

Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian
sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan
kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh
permadani kalian ditempati oleh seorang pun yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan
demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Kewajiban kalian bagi istri
kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang maruf (HR. Muslim no.
1218).
Dari Muawiyah Al Qusyairi radhiyallahu anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallammengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian
sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di
wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka
nasehat) selain di rumah (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih).
Dari Aisyah, sesungguhnya Hindun binti Utbah berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam, Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit. Dia
tidak memberi untukku dan anak-anakku nafkah yang mencukupi kecuali jika aku mengambil
uangnya tanpa sepengetahuannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Ambillah dari hartanya yang bisa mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan kadar
sepatutnya (HR. Bukhari no. 5364).
Lalu berapa besar nafkah yang menjadi kewajiban suami?
Disebutkan dalam ayat,

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
(QS. Ath Tholaq: 7).

Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya
(pula) (QS. Al Baqarah: 236).
Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada Hindun,

Ambillah dari hartanya yang bisa mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan kadar
sepatutnya (HR. Bukhari no. 5364).

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa yang jadi patokan dalam hal nafkah:
1. Mencukupi istri dan anak dengan baik, ini berbeda tergantung keadaan, tempat dan zaman.
2. Dilihat dari kemampuan suami, apakah ia termasuk orang yang dilapangkan dalam rizki
ataukah tidak.
Termasuk dalam hal nafkah adalah untuk urusan pakaian dan tempat tinggal bagi istri.
Patokannya adalah dua hal yang disebutkan di atas.
Mencari nafkah bagi suami adalah suatu kewajiban dan jalan meraih pahala. Oleh karena itu,
bersungguh-sungguhlah menunaikan tugas yang mulia ini.

3. Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta


Inilah yang dicontohkan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang
diceritakan oleh istri beliau, Aisyah radhiyallahu anha,

Ia pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam safar. Aisyah lantas berlomba
lari bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Tatkala Aisyah
sudah bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasulshallallahu alaihi wa sallam,
namun kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ini balasan untuk
kekalahanku dahulu. (HR. Abu Daud no. 2578 dan Ahmad 6: 264. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih). Nabishallallahu alaihi wa sallam masih menyempatkan diri untuk
bermain dan bersenda gurau dengan istrinya tercinta.

Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata,



Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam menutup-nutupi pandanganku dengan


pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di
dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa
seperti gadis belia yang suka bercanda (HR. Bukhari no. 5236 dan Muslim no. 892).

4. Menyempatkan waktu untuk mendengar curhatan istri

Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa duduk dan menyimak curhatan dan cerita
Aisyah radhiyallahu anha, sampai pun kisah itu panjang. Di antara cerita Aisyah pada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam dikisahkan dalam hadits yang lumayan panjang berikut ini.



Sebelas orang wanita berkumpul lalu mereka berjanji
menyembunyikan sedikit pun cerita tentang suami mereka.

dan

bersepakat

untuk

tidak

1. Mengajarkan istri masalah agama

Sebagian suami kurang mempedulikan hal ini. Mereka hanya tahu bahwa kewajibannya
hanyalah memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal atau kesenangan dunia. Kewajiban kali ini
sebenarnya terbilang penting bahkan teramat penting karena berkaitan dengan akhirat.
Coba bayangkan jika suami melihat istrinya enggan berjilbab, malas shalat fardhu, sering
bermaksiat, atau tidak bisa membaca Al Quran, apakah ia rela istrinya seperti itu? Semua itu
tentu saja perlu didikan. Selain dibini, yah harus dibina pula. Bukan hanya biologis saja yang ia
nikmati dari istri. Seharusnya ada simbiosis mutualisme. Istri bisa membahagiakan suami, begitu
pula sebaliknya. Dan kebahagiaan rohani ini lebih dari segalanya, lebih pula dari kebahagiaan
dunia.

Semoga menjadi renungan bagi kita para suami- firman Allah Taala,


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS. At
Tahrim: 6). Lihatlah tafsiran para salaf mengenai ayat tersebut.

Lihatlah apa yang dikatakan oleh sahabat Ali radhiyallahu anhu,


.
Ajarilah adab dan agama kepada mereka.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma juga berkata,

.
Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hindarilah maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk
mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka.
Mujahid berkata,

. .
Bertakwalah pada Allah dan nasehatilah keluargamu untuk bertakwa pada-Nya.
Adh Dhohak dan Maqotil berkata,

2. Tidak mempersoalkan kesalahan kecil istri


Inilah petunjuk Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits Abu
Hurairah, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu
akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhoi (HR. Muslim no.
1469). Karena istri tentu saja dalam bersikap dan kelakuan tidak bisa seratus
persen perfect sebagaimana yang suami inginkan. Bersabarlah dan tetap terus menasehati istri
dengan cara yang baik.

3. Tidak memukul istri di wajah dan tidak menjelek-jelekkan istri

Dari Muawiyah Al Qusyairi radhiyallahu anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallammengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian


sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di
wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka
nasehat) selain di rumah (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih).

4. Tidak meng-hajr (pisah ranjang) dalam rangka mendidik selain di dalam rumah
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam ayat dan hadits sebelumnya di atas. Mengenai
makna hajr di ranjang pada ayat,


Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As
Sadi rahimahullahmengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak
berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Lihat Taisir Al Karimir
Rahman, 177).

Ibnul Jauzi menerangkan mengenai makna hajr di ranjang ada beberapa pendapat di kalangan
pakar tafsir:
1. Tidak berhubungan intim
2. Tidak mengajak berbicara, namun masih tetap berhubungan intim
3. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti istri ketika diranjang
4. Pisah ranjang (Lihat Zaadul Masiir, 2: 76).
Dan hajr boleh dilakukan di luar rumah jika ada maslahat sebagaimana Nabi shallallahu alaihi
wa sallampernah meng-hajr istri-istrinya selama sebulan di luar rumah mereka.

5. Memberikan hak istri dalam hubungan intim


Hal ini dapat kita ambil pelajaran dari hadits Abu Darda berikut ini:
Nabi shallallahu alaihi wa sallam- telah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda.
Suatu saat Salman mengunjungi saudaranya- Abu Darda. Ketika itu Salman melihat istrinya,
Ummu Darda, dalam keadaan tidak mengenakkan. Salman pun berkata kepada Ummu Darda,
Kenapa keadaanmu seperti ini? Saudaramu, Abu Darda, seakan-akan ia tidak lagi
mempedulikan dunia, jawab wanita tersebut. Abu Darda kemudian datang. Salman pun
membuatkan makanan untuk Abu Darda. Salman berkata, Makanlah. Maaf, saya sedang
puasa, jawab Abu Darda. Salman pun berkata, Aku pun tidak akan makan sampai engkau
makan. Lantas Abu Darda menyantap makanan tersebut.

Ketika malam hari tiba, Abu Darda pergi melaksanakan shalat malam. Salman malah
berkata pada Abu Darda, Tidurlah. Abu Darda pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi untuk
shalat. Kemudian Salman berkata lagi yang sama, Tidurlah. Ketika sudah sampai akhir malam,
Salman berkata, Mari kita berdua shalat. Lantas Salman berkata lagi pada Abu Darda,
Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga memiliki kewajiban
terhadap dirimu sendiri (yaitu memberi supply makanan dan mengistirahatkan badan, pen),
dan engkau pun punya kewajiban pada keluargamu (yaitu melayani istri, pen). Maka berilah
porsi yang pas untuk masing-masing kewajiban tadi. Abu Darda lantas mengadukan Salman
pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, Salman itu benar (HR.
Bukhari no. 968).
Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, suami itu wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan
istri. Inilah pendapat yang tepat, berbeda dengan pendapat sebagian ulama yang mengharuskan
suami harus menyetubuhi istrinya minimal empat bulan sekali. Namun yang tepat adalah
pendapat pertama.
6.

Memberikan istri kesempatan untuk menghadiri shalat jamaah selama keluar


dengan Hijab yang sempurna dan juga memberi izin bagi istri untuk mengunjungi
kerabatnya, sebagaimana hal ini telah diterangkan dalam kisah Ummu Zar dan Abu Zar
sebelumnya.

7.

Tidak menyebar rahasia dan aib istri, sebagaimana pernah diterangkan


dalam kewajiban istri.

8.

Berhias diri di hadapan istri sebagaimana suami menginginkan demikian pada istri
Allah Taala berfirman,

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
maruf. (QS. Al Baqarah: 228).

9. Selalu berprasangka baik dengan istri


Inilah mengapa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak
terlalu penuh curiga ketika ia meninggalkan istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aibaibnya. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,



Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi
istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulubulu kemaluannya dan menyisir rambutnya (HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no. 715).
http://hak-dan-kewajiban-suami-dan-istri-menurut-islam/

Anda mungkin juga menyukai