Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Gangguan Saraf pada Jaras Sensorik

Ega Apriliyanti
102014276
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Abstrak
Manusia dapat mengetahui bahwa seluruh angan-angan, keinginan, nafsu,pencernaan, ingatan
merupakan hasil akhir dari kerja otak. Otak itu sendiri dilindungi oleh tengkorak dan
kolumna vertebralis serta dilapisi membran jaringan ikat yang disebur meninges. Otak
memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Terdapat dua belas pasang saraf
dalam otak yang keluar dari permukaan bawah otak melalui foramina kecil. Untuk mecapai
otak sinyal-sinya atau informasi dari lingkungan luar akan merjalan di sepanjang saraf,
Sinyal-sinyal dalam bentuk aliran listrik yang disebut infuls saraf, akan diangkut dari suatu
bagian sistem saraf menuju bagian lain. Sistem saraf tersebut berhubungan dengan sifat
universal kehidupan yang kita sebut iritabilitas atau peka rangsangan.
Kata kunci: otak, saraf, manusia, system, sinyal
Abstract
Humans can know that all delusion, desire, lust, digestion, memory is the end result of the
workings of the brain. The brain itself is protected by the skull and vertebral column as well
as the connective tissue membrane coated as meninges and. The brain has multiple parts
with their respective functions. There are twelve pairs of nerves in the brain that comes out of
the bottom surface of the brain through small foramina. Signal to the brain mecapai-sinya or
information from the outside environment will merjalan along nerves, signals in the form of
electricity called infuls nerve, will be transported from one part to the other parts of the
nervous system. The nervous system is associated with the universal nature of life which we
call sensitive irritability or excitability.
Keywords: brain, nervous, human, system, signal

Pendahuluan
Aktivitas motorik somatik sangat bergantung pada pola dan kecepatan pelepasan impuls
neuron motorik spinalis dan neuron homolog yang terdapat di nukleus motorik saraf
kranialis. Neuron neuron ini yang merupakan jaras bersama terakhir yang menuju ke otot
rangka, mendapat masukan impuls dari berbagai jalur. Setiap neuron motorik spinalis
memiliki banyak masukan dari segmen spinal yang sama. Berbagai masukan suprasegmental
juga bertemu di sel sel ini, yaitu dari segmen spinal lain, batang otak, dan korteks serebri.
Sebagian masukan ini berakhir langsung di neuron motorik,Akrivitas terpadu berbagai
masukan di tingkat spinal, medulla oblongata, mesensefalon da korteks inilah yang mengatur
postur tubuh dan memungkinkan terjadinya gerakan terkoordinasi.1
Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini terjadi karena
gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak. Misalnya di tangan, kaki, dan
bagian badan lainnya.Gangguan saraf tepi yang menimbulkan kesemutan dapat disebabkan
oleh berbagai faktor.Di antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya, jika
daerah lenganatas tertekan oleh sesuatu atau terlipat (tertekuk), maka akan terjadi gangguan
aliran darah pada area di bawahnya sehingga menimbulkan kesemutan di bagian bawah area
yang tertekanatau tertekuk tersebut.
Pembahasan
Pelindung Otak
Meninges
Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Ia juga dibungkus
membrane jaringan ikat yang disebut meninges. Dimulai dari lapisan paling luar, berturutturut terdapat duramater, arachnoid, dan piamater. Arachnoid dan piamater saling melekat dan
seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-araknoid.1
Duramater
Meninges paling luar, terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung dengan
periosteum tengkorak. Duramater yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari
periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena berdinding tipis,jaringan
ikat longgar, dan jaringan lemak. Ia selalu dipisahkan dari arachnoid oleh celah sempit, ruang
2

subdural. Permukaan dalam duramater, juga permukaan luarnya pada medulla spinalis,
dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.1
Arachnoid
Araknoid mempunyai 2 komponen: lapisan yang berkontak dengan dura mater dan
sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan piamater.Rongga diantara
trabekel membentuk ruang subarachnoid, yang terisi cairan serebrospinal dan terpisah
sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi
susunan saraf pusat dari trauma.Ruang subaraknoid berhubungan dengan ventrikel
otak.Arachnoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.Pada beberapa daerah,
arachnoid menerobos dura mater membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus
venosus dalam dura mater.Juluran ini, yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena disebut Vili
Araknoid. Fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus
venosus(reabsorsi).1
Piamater
Piamater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh
darah.Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan sel
atau serat saraf. Di antara piamater dan elemen neural terdapat lapisan tipus cabang-cabang
neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari
susunan saraf pusat yang memisahkan SSP dari cairan cerebrospinal.Piamater menyusuri
seluruh lekuk permukaan susunan saraf pusaf dan menyusup kedalamnya untuk jarak tertentu
bersama pembuluh darah.Pia mater di lapisioleh sel-sel gepeng yang berasal dari
mesenkim.Pembuluh darah menembus susunan saraf pusat melalai torowongan yang dilapisi
oleh piamater ruang perivaskuler.1
Otak
Cerebri
Merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua belahan yaitu hemisfer
serebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh korpus kalosum, yaitu
suatu pita tebal yang mengandungi sekitar 300juta akson saraf melintang antara dua hemisfer.
Setiap hemisfer terdiri daripada sebuah lapisan luar yang tipis yaitu subtansia grisea( bahan
abu-abu) atau korteks serebrum, menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu subtansia
alba(bahan putih). Manakala jauh di sebelah dalam subtansia alba terdapat subtansia grisea
lain, yaitu nucleus basal.
3

Di seluruh SSP, subtansia grisea terutama terdiri daripada badan-badan sel yang terkemas
rapat dengan dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus (jaras) serat-serat
saraf bermielin (akson) membentuk subtansia alba, penampakannya yang putih disebabkan
oleh komposisi lemak myelin. Serat-serat di subtansia alba menyalurkan sinyal dari satu
bagian korteks serebrum ke bagian lain atau anata korteks dan bagian SSP yang lain.
Komunikasi semacam itu memungkinkan terjadinya integrasi antara berbagai bagian korteks
dan bagian lain2. Vaskularisasi disini dari a. carotis interna dan a.vetebralis. Kedua a.carotis
interna mencabangkan a. opthalmica, a. communicans posterior dan a. choroidea sebelum
bercabang menjadi a. cerebri media dan anterior.
Masing-masing hemispherium terbagi menjadi lobus-lobus utama oleh berbagai sulcus.
Lobus-lobus tersebut diberi nama sesuai dengan tulang calvarium yang menutupinya. Lobus
frontalis: merupakan lobus terbesar, kurang lebih sepertiga dari permukaan hemispherium
cerebri. Lobus frontalis membentang dari sulcus centralis sampai polus frontalis dengan di
sebelah inferolateral dibatasi oleh sulcus lateralis cerebri. Terletak di sebelah posterior (di
kepala belakang), bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan.
Lobus parietalis: batas lobus ini tidak tegas, kecuali batas anteriornya pada facies lateralis
yaitu oleh sulcus centralis dan batas posteriornya pada facies medialis oleh sulcus parietooccipitalis. Lobus temporalis: terletak di sebelah ventral sulcus lateralis dan pada permukaan
lateralnya terdapat tiga gyri yang membentang miring yaitu gyrus temporalis superior,
medius dan inferior. Pada sisi dalam dari sulcus lateralis terdapat beberapa lipatan pendek
miring disebut gyrus temporalis transversal dari Heschl yang merupakan cortex auditoris
(pendengaran) primer.
Lobus Oksipitalis: merupakan lobus kecil yang bersandar pada tentorium cerebelli.
Cortex pada kedua tepi sulcus calcarinus (striata) merupakan cortex visual (penglihatan
primer). Cortex visual dari masing-masing hemispherium menerima impuls visual dari retina
sisi temporal ipsilateral dan retina sisi kontralateral dimana menangkap persepsi separuh
lapangan pandang kontralateral.

Gambar 1. Lobus Cerebri2


Cerebelum3
Terletak di sebelah posterior pons dan medulla oblongata. Terdiri dari dua hemispherium
cerebelli. Permukaannya berlipat-lipat membentuk folia yang dipisahkan oleh fissura-fissura.
Hemispherium cerebelli dibagi menjadi: Lobus anterior, Lobus posterior dan Lobus
flocculonodular. Terdiri dari tiga bagian yaitu : cortex cerebelli yang merupakan subtansia
gricea, corpus medulare yang merupakan subtansia alba, dan empat pasang nuclei intrinsic.
Serabut yang berasal dari atau meninggalkan cerebellum bersifat ipsilateral(berasal dari
sisi tubuh yang sama). Cerebellum menerima rangsang yang berkaitan dengan keseimbangan
tubuh (equilibrium) . Aliran gerakan extremitas, leher, dan truncus yang berasal dari cortex
cerebri.4

Gambar 2. Struktur Cerebellum


Batang Otak (Truncus Ecenephalli)5
Batang otak, daerah yang paling tua dan paling kecil di otak bersambungan dengan korda
spinalis. Fungsi umum adalah untuk perilaku otomatis, jalur masuk utama semua serabut dan
cerebrum dan medulla spinalis dan sebaliknya. Selain itu, memberi ineversi bagi wajahdan
kepala ( 10 dari 12 nervi craniales).
Melekat ke bagian atas ke belakang dari otak adalah serebelum, yang berkenaan dengan
posisi tubuh dalam ruang yang sesuai dan koordinasi bawah sedar aktivitas motoric
(gerakan). Di atas batang otak , terselip di dalam interior serebrum adalah diensefalon yang
mengandung dua komponen otak yaitu hipotalamus yang mengontrol banyak fungsi

homeostasis yang penting untuk mempertahankan stabilitas lingkungan internal. Keduanya


ialah thalamus yang melakukan sebagian pengolahan sensorik primitive.
Mensencephalon6
Mesenchepalon, merupakan bagian encephalon yang terkecil, yang menghubungkan
diencephalon dengan pons. Pada permukaan dorsal mesenchepalon terlihat empat tonjolan
kecil yang dikenali sebagai corpora quadrigemina ( nuclei terbesar) yang terbagi menjadi
colliculus rostralis (superior) yaitu nuclei yang berperan pada reflex visual dan colliculus
caudalis (inferior)yang berperan dalam reflex terhadap suara. Brachium colliculi caudalis
(inferior) menghubungkan colliculuc caudalis dengan corpus geniculatum mediale manakala
brachium colliculi rostralis (superior) menghubungkan colliculus rostralis dengan corpus
geniculatum laterale. Nervus trochlearis (N.IV) muncul di caudal dari sepasang colliculus
caudalis (inferior) kemudian mengelilingi mesencephalon. Subtansia grisea periaquaductural
mengelilingi aquaductus cerebri. Fungsi utama adalah untuk fight-and-flight reaction dan
menghubungkan respon terhadap nyeri visceral.

Gambar 3. Mesenchepalon tampak posterior


Pons6
Pons (dalam bahasa latih berarti jembatan) berbentuk jebatan serabut-serabut yang
menghubungkan kedua hemisfer serebellum, serta menghubunkan mesencephalon disebelah
superior dengan medula oblongata diinferior. Pons merupakan maa rantai penghubung yang
penting pada jaras kortikoseceberali yang menyatukan hemisfer serebri dan serebellum.6 Pons

sering disebut sebagai pons varoli. Pons adalah struktur yang berada dalam brain stem yang
superior terhadap medula oblongata, dan inferior dari otak tengah.
Pons terletak antara mesencephlon dan medula oblongata. Pons ini juga memiliki inti dari
nervus. V, VI, an VII yaitu trigeminus, abduscens, dan facialis yang berada setingi pons.
Pons juga berperan dalam beberapa aktivitas medula obongata, yang mempunyai nukleus
yang engatur proses pernafasan di medula, misalnya semua berkas akson yang mempunyai
informasi sensoris dan informasi motoris di wilayah otak nagian atas akan melewati batan
otak, sehingga pengiriman data merupakan salah satu fungsi paling penting pada medula
oblongata dan pons.
Medula Oblongata6
Medula oblongata adalah bagian dari truncus encivalikus, yang berada di bawah dari
pons. Medula oblongata akan berlanjut menjadi medula spinalis setelah ditandai dengan
dekusasio piraido. Inti-inti di medula oblongata itu mengandung sebagian besar farmasio
retikularis, yang bersifat fungsi ototnom. Medula oblongata mempunyai pusat-pusat yang
mengatur

fungsi

viseral

seperti

pernafasan,

jantung,

akivitas

pembuluh

darah,

penelanan,muntah,dan pencernaan. Medula oblongata juga berpran mengontrol fungsi


otonomi tubuh serta pergantian atau pertukaran sinyal rangsang. dan mempunyai pusat pusat
yang mengatur beberapa fungsi viseral yang meliputi pernafasan, jntung, dan aktivitas
pembuluh darah.5
Saraf Kranialis2
Klasifikasi fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari saraf tersebut
berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi, dan melayani fungsi seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf-saraf
kranialis lainnya adalah brankiomerik (V, VI, IX, X dan XI), dan
serat eferennya mempersarafi otot yang berasal dari arkus
brankialis.
Tipe serat-serat di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis:
1. serat aferen somatic (mengirim rasa nyeri, suhu, raba,
tekanan, dan propioseptif melalui reseptor pada kulit, sendi,
tendon, dan lain-lain)
2. serat otonom (visceral) aferen, mengirim impuls (nyeri) dari
visera
3. a) serat somatic aferen special, mengirim impuls dari
reseptor special (mata, telinga)
7

b) serat visceral aferen special, mengirim impuls pengecapan dan penciuman.


4. Serat somatic eferen umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII)
5. Serat eferen visceral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar parasimpatik
seperti juga simpatik.
6. Serat eferen brankiomerik special, mempersarafi otot-otot yang berasal dari arkus
brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-otot dari arkus kedua,
IX untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk otot-otot dari arkus keempat dan
selanjutnya)

Sistem Olfaktorius (I)2


Dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius, sistem ini terdiri dari
bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal; fila olfaktoria; bulbus
olfaktorius; traktus olfaktorius; korteks pada lobus temporal unkus dan area subkalosal pada
sisi medial lobus orbitalis.
Mukosa olfaktorius menutupi daerah seluas kurang lebih 2 cm2 pada atap tiap kavum
nasi dan meluas kea rah konka nasalis superior dan septum nasi. Sel sensorik kecil dan sel-sel
penunjuanganya, tersebar pada epitel olfaktori khusus kelas tinggi. Kelenjar Bowman juga
terletak di sini, menghasilkan cairan serosa, yang juga disebut mucus olfaktoeius, dan bahan
aromatic mungkin menjadi larutan. Sel-sel sensorik merupakan neuron bipolar. Prosesus
perifernya berakhir pada permukaan epitel dalam bentuk rambut-rambut olfaktorius pendek.
Prosesus sentralis lebih halus. Beratus-ratus prosesus sentralis bergabung membentuk
fasikulus yang tidak bermielin, yaitu filum olfaktorius. Pada setiap sisi lebih kurang terdapat
20 filum; yang berjalan melalui foramen dalam lempeng kribiformis tulang etmoidalis dan
ber hubungan dengan bulbus olfaktorius. Filum tersebut adalah pendahulu dari saraf
olfaktorius, dan dipercaya mempunyai kecepatan konduksi yang paling lambat dari semua
saraf.
Bulbus olfaktorius adalah bagian yang menonjol dari otak. Merupakan tempat dari
sinaps atau dendrit sel mitral yang rumit, sel tufted dan sel granular. Jadi, sel olfaktorius
bipolar adalah neuron pertama dalam sistem penciuman, sel mitral dan sel tufted dari bulbus
olfaktorius mewakili neuron kedua. Akson dari neuron-neuron ini membangun traktus
olfaktorius, yang pada tiap sisi terletak dari girus rekti di atas sulkus olfaktorius. Di depan
subtansi anterior yang berlubang-lubang, dimana pembuluh darah korpus striatum keluar dan
masuk, traktus olfaktorius membentuk trigonum olfaktorius, dan setiap traktus memecah ke
dalam stria medial dan lateral. Serat stria lateral berlanjut di atas limen insula (sambungan
korteks orbital dan insula) ke giri semilunaris dan ambient ke dalam amigdala. Di sini,
neuron ketiga dimulai, yang meluas ke bagian anterior girus parahipokampus, mewakili area
Brodmann 28. Daerah ini merupakan region kortikal dari lapangan proyeksi dan daerah
asosiasi dari sistem olfaktorius.
Akson stria medialis bersambung dengan daerah di bawah rostrum korpus kalosum
dan dengan area septalis di depan komisura anterior. Ini merupakan komisura paleokorteks,
8

yang menghubungkan kedua daerah olfaktorius dan membawa serat yang berkomunikasi
dengan sistem limbic. Juga menghubungkan giri temporalis medialis dan sebagian giri
temporalis inferior dari hemisfer tersebut. Sistem olfaktorius adalah satu-satunya sistem
saensorik di mana impuls mencapai korteks tanpa dihubungkan lebih dahulu ketalamus.
Interkoneksi sentralnya kompleks dan beberapa tidak sepenuhnya dimengerti.
Bau yang mencetuskan nafsu makan, menginduksi reflex salvias, sedangkan bau yang
amis mencetuskan mual, dan muntah. Reaksi ini berhubungan dengan emosi. Penciuman
dapat menyenangkan atau menjijikan. Serat utama yang berhubungan dengan daerah otonom
adalah berkas otak depan medial dan stria medularis thalamus.
Berkas otak depan medial terdiri dari serat-serat yang muncul dari region olfaktorius
basalis, region periamigdaloid dan nucleus septalis. Pada perjalanannya melalui hipotalamus,
beberapa serat berakhir pada nucleus hipotalamik. Kebanyakan serat berlanjut ke dalam
batang otak dan berhubungan dengan daerah otonom pada formasio retikularis dan dengan
nucleus salivatorius dan nucleus dorsalis saraf vagus.
Stria talamikus medialis bersinaps dalam nucleus habenularis. Traktus
habenulopedunkularis berlanjut dari nucleus nucleus ini ke nucleus inpendukularis dank e
nucleus tegmentalis, kemudian jauh ke bawah, ke pusat otonom formasio retikularis batang
otak.

Sistem Optik (II, III, IV, VI)2


Jaras Penglihatan2
Retina merupakan reseptor dari impuls penglihatan. Retina mewakili ke depan dari
otak dan secara penting terdiri dari tiga lapisan neuron.
Traktus serat yang berjalan naik dari mata ke kiasma disebut saraf optikus. Setelah saraf
tiba pada kiasma, separuh dari seratnya yang berasal dari separuh sisi nasal retina,
menyeberang melalui kiasma ke sisi yang berlawanan. Separuh lainnya, yang berasal dari
separuh sisi temporal retina, terus berjalan ipsilateral. Di belakang kiasma, semua bergabung
dengan serat yang menyeberang dari mata kontralateral dan membentuk traktus optikus.
Setiap traktus berakhir pada korpus genikulata lateralnya. Pada saraf optikus, traktus dan juga
pada radiasio optika, yang berasal dari neuron baru dalam korpus genikulatum lateral, seratserat tersusun dalam urutan retinotopik yang sempurna, yang juga ditemukan pada korteks
penglihatan atau korteks kalkarina.

Pergerakan Mata (III, IV, VI)2


Otot-otot dari setiap mata, dipersarafi oleh saraf okulomotorius (III), troklearis (IV)
dan abdusens (VI). Nucleus dari tiga pasang saraf ini, terletak pada masing-masing sisi garis
9

tengah dari tegmentum otak tengah dan pons bagian bawah, dekat akuaduktus dan ventrikel
keempat.
Saraf Okulomotorius (III)2
Nucleus saraf okulomotoris terletak sebagian di depan subtansia grisea periakuaduktal
dan sebagian lagi di dalam subtansia grisea. Nucleus motorik bertanggung jawab untuk
persarafan otot-otot rektus medialis, superios, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot
levator palpebra superior. Pada setiap nucleus, neuron bertanggung jawab untuk setiap otot,
membentuk kolumna.
Beberapa akson dari motor neuron bertanggung jawab untuk otot-otot eksterna yang
menyeberang pada tingkay nucleus. Bersama dengan akson yang tidak menyeberang dan
serat parasimpatik, akson ini berayun di sekeliling dan melalui nucleus rubra pada perjalanan
ke dinding lateral bawah dari fosa interpedunkularis, di mana semuanya bergabung dan
muncul sebagai saraf okulomotorius. Kedua saraf berjalan di antara arteri serebri posterior
dan arteri serebelaris superior. Pada perjalanannya ke orbita, kedua saraf pertama-tama
berjalan melalui spasium subarakanoid dari sisterna basalis dan kemudian melalui spasium
subdural. Di mana masing-masing serat menyeberangi ligamentum sfenopetrosal sebelum
memasuki sinus kavernosus, dan menjadi rentan terhadap tekanan yang disebabkan oleh
herniasi unkus. Setelah melewati sinus, saraf memasuki orbita melalui fisura orbita superior.
Kemudian, serat parasimpatik meninggalkan saraf dan bergabung dengan ganglion siliar, di
mana serat preganglionik dihubungkan ke serat postganglionic pendek yang mempersarafi
otot-otot mata interna.
Setelah memasuki orbita, serat somatic saraf okulomorius terbagi menjadi dua
cabanga, cabang atas atau dorsal berlanjut ke levator palpebra superior dan otot rektus
superior. Cabang bawah atau ventral mempersarafi rektus medial dan inferior dan otot
oblikus inferior.
Saraf Troklearis (IV)2
Nucleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan subtansia grisea
periakuaduktal, dan segera berada di bawah nucleus saraf okulomotoris. Radiks interna
membentuk lingkaran di sekeliling bagian lateral subtansia grisea sentralis dan meyilang
dibelakang akuaduktus di dalam velum medularis superior, membran tipis yang membentuk
lektum ventrikel keempat rostralis. Setelah menyeberang, saraf tersebut meninggalkan otak
tengah di bawah kolikulus inferior. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang
keluar dari sisi dorsal batang otak. Dalam perjalanan ventralnya ke sinus kavernosus, sarafsaraf tersebut pertama-tama melewati fisura pontosereberalis rostralis dan kemudian berlanjut
di bawah tepi tentorium ke sinus kavernosus, dan dari sana ke dalam orbita disertai oleh saraf
okulomotorius.
Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke
bawah, ke dalam, dan abduksi dalam derajat kecil. Paralisis otot ini menyebabkan deviasi

10

mata yang sakit ke atas dan sedikit ke dalam kea rah mata yang sehat. Deviasi ini terutama
terlihat jika mata yang terlibat melihat ke bawah dan ke dalam, pada arah mata normal.
Saraf Abdusens (VI)2
Nucleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat
medulla oblongata, dan segera terletak di bawah lantai ventrikel keempat. Krus interna saraf
fasialis (VII) berjalan di antara nucleus saraf VI dan ventrikel keempat. Serat radiks dari
abdusens, berlanjut melalui basis pons di setiap sisi garis tengah, dan muncul sebagai saraf
dari sambungan pontomedular tepat di atas pyramid.
Dari sini, kedua saraf berjalan ke atas melalui spasium subaraknoid pada masing-masing
sisi arteri basilaris. Kemudian berjalan melalui spasium subdural di depan klivus, melubangi
dura, dan bergabung dengan dua saraf motorik dalam sinus kavernosus. Di sini saraf-saraf
tersebut berhubungan erat dengan cabang pertama dan kedua saraf trigeminus dan dengan
arteri karotis interna, yang juga berjalan melalui sinus kavernosus. Saraf-saraf tersebut juga
tidak berjalan jauh dari bagian lateral sinus sphenoid dan sinus etmoidalis.

Saraf Trigeminus (V)2


Saraf trigeminus bersifat campuran: bagian mayornya membawa serat sensorik dari
wajah, dan bagian yang lebih kecil membawa serat motorik untuk otot-otot pengunyah.
Bagian sensorik berasal dari ganglion trigeminalis yang berkaitan dengan ganglion spinalis
dan mengandung sel-sel ganglion pseudounipolar. Akson-akson perifer dari sel-sel ini
berhubungan dengan reseptor untuk raba, diskriminasi, tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus
sentral memasuki pons dan berakhir dalam nucleus sensorik utama (raba, diskriminasi) dan
nucleus spinalis (nyeri, suhu) dari saraf. Satu aspek dari nucleus traktus mesensefalik
trigeminus menunjukkan gambaran khusus dari saraf. Neuron dari nucleus ini berhubungan
dengan neuron ganglion spinalis. Jadi, nucleus dapat dianggap sebagai ganglion yang
dikatakan berpindah tempat ke dalam batang otak. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan
dengan reseptor perifer dalam gelendong otot dari otot pengunyah dan dengan reseptor yang
berespons terhadap tekanan.
Tiga nucleus meliputi daerah yang luas, yang berjalan dari medulla spinalis bagian
servikalis ke atas ke otak tengah.
Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal dari apeks rostral tulang petrosa,
di luar bagian lateral dari sinus cavernous. Akson perifer dari neuron ganglionik membentuk
tiga bagian mayor:
a. Saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior
b. Saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum
c. Saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah, mukosa mulut, hidung,
dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam fosa kranii anterior
11

dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari bagian anterior telinga luar dan
kanalis auditorius menerima persarafan sensorik dari saraf intermediate, glosofaringeus dan
vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls-impuls lain, membawa impuls propioseptif dari
otot-otot pengunyah dan dari atap mulut untuk mengendalikan kekuatan menggigit.
Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut kea rah kaudal
sebagai trakus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada nucleus spinalis dari saraf, yang
berlanjut ke bawah sejauh medulla spinalis atas. Di sini traktus menggambarkan
perpanjangan cranial dari zona Lissauer dan substansia gelatinosa kornu posterior, yang
menerima rasa nyeri dari segmen servikal paling atas.
Bagian kaudal dari nucleus spinalis memperlihatkan beberapa pola somatotopik.
Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf oftalmikus. Lebih cranial,tiba serat
dari saraf maksilaris, saraf ini diikuti oleh serat dari saraf mandibularis. Serat saraf VII (saraf
intermediet) dan IX serta X mengirimkan impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah,
faring, dan laring, bergabung dengan traktus spinalis dari saraf trigeminus. Segmen tengah
dan segmen cranial dari nucleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan
impuls tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa nyeri yang
berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nucleus ini memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Serat neuron kedua dari nucleus spinalis menyebar sewaktu menyeberang ke sisi yang
berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui tegmentum pons ke thalamus, bersama-sama
dengan traktus spinotalamikus lateral. Serat berakhir dalam nucleus posteromedial ventralis
dari thalamus.
Nucleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta tegmentum
dorsolateral dari pons. Nucleus ini menerima impuls aferen dari rasa raba, diskriminasi, dan
tekanan, yang pada medulla spinalis, dikirim oleh funikuli posterior. Serat neuron kedua
dalam nucleus ini juga menyeberang ke sisi lain dari nucleus posteromedial ventral dari
thalamus.
Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada thalamus, mengirimkan aksonaksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interna ke sepertiga bawah girus
postsentralis.
Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai nucleus di dalam
tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nucleus sensorik utama. Saraf motorik
meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf mandibularis. Saraf motorik ini mempersarafi
otot masseter, pterigoideus temporalis, lateralis, dan medialis, milohioideus, digastrikus
anterior dan otot tensor veli palatine.

Saraf Fasialis atau Intermediat (VII)2


Saraf fasialis yang sebenarnya

12

Nucleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah
dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson dari neuron pertamatama berjalan ke arah sudut pontosereberal, di mana akson ini muncul pada sambungan
pontomedular tepat di depan saraf kranialis VIII. Krus dari saraf fasialis memberikan
kolikulus fasialis pada lantai ventrikel keempat tepat di atas striae medular horizontal. Saraf
intermediate muncul di antara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya semua (fasiatis,
intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediate berpisah dari saraf kranialis VIII dan terus ke
lateral dalam kranalis fasialis, kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum.
Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena saraf fasialis
mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut sebagai krus eksterna
atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir fasialis, saraf fasialis meninggalkan
cranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik ini, serat motorik menyebar di atas
wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa melubangi glandula paroitis. Otot-otot
yang dipersarafi oleh saraf VII, melayani ekspresi fasial dan berasal dari arkus brankialis
kedua. Otot-otot orbikularis oris dan okuli, buksinator, oksipital, frontal, stapedius,
stilohioideus, digastrikus posterior dan plastima, termasuk dalam kelompok ini.
Nucleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus reflex.
Reflex kornea sebelumnya telah disebutkan. Impuls optic juga tiba pada nucleus dari
kolikulus superior melalui traktus tektobulbaris, menyebabkan penutupan kelopak mata jika
terdapat cahaya yang cukup terang (reflex berkedip). Impuls akustik mencapai nucleus
melalui nucleus dorsalis badan trapezoid. Tergantung pada intensitas suara, arkus reflex ini
menghasilkan relaksasi atau tegangan otot stapedius.
Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer serebri,
sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus presentralis kontralateral.
Akibatnya, gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear oleh suatu lesi, seperti misalnya
infark, membiarkan persarafan otot frontalis tetap utuh. Tetapi jika sebuah lesi melibatkan
nucleus atau saraf perifer, semua otot fasial ipsilateral mengalami kelumpuhan.

Sistem Auditorius (VIII)2


Sistem auditorius terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Yang
akan dibicarakan sekarang, terbatas pada telinga dalam, yang terdiri dari koklea, mengandung
organ korti, dan saraf akustikus atau koklearis dan hubungannya di dalam sistem saraf pusat.
Gelombang suara yang masuk dari telinga luarm dirubah menjadi gerakan mekanis
oleh osikel auditorius dari telinga tengah, dan pada gilirannya diubah menjadi gelombang
tekanan dari perilimfe, pada waktu stapes menggetarkan fenestra ovalis. Gelombang tekanan
dari perilimfe menggetarkan dua setengah putara koklea melalui skala vestibule ke
helikotrema, dan kemudian berjalan turun melalui skala timpani ke fenestra rotundum.
Gelombang tekanan ini menghasilkan getaran pada membrane basilar, menyebabkan
13

stimulasi sel rambut dari organ korti. Gelombang ini adalah reseptor sensorik khusus yang
mampu mengubah gelombang mekanis menjadi potensial aksi elektris.
Ganglion spiralis terletak dalam kanalis spiraslis dari organ Korti. Cabang perifer sel
bipolar dari ganglion ini berhubungan dengan sel sensorik di dalam organ Korti. Akson
sentral dari ganglion ini membentuk saraf koklearis, yang bergabung dengan saraf
vestibularis pada perjalanannya melalui meatus akustikus interna ke arah sudut
pontoserebelaris. Di sana, kedua saraf tersebut memasuki batang otak tepat di belakang
pendukel sereberal inferior. Beberapa serat saraf koklearis, berakhir pada nucleus koklearis
ventralis dan lainnya pada nucleus koklearis dirsalis. Neuron kedua menghantarkan impuls
melalui jaras yang berbeda dan dengan beberapa interupsi di sentral dari kolikulus inferior
dan korpus genikulatum medial.
Akson yang berasal dari nucleus koklearis ventral menyeberang garis tengah sebagai
serat trapezoid. Beberapa serat tersebut pada titik ini menghantarkan impuls ke neuron dari
nucleus korpus trapezoid; yang lainnya menghantarkan impuls ke neuron dalam nucleus
olivarius superior, dalam nucleus lemniskus lateralis atau dalam formasio retikularis.
Kemudian impuls akustik berjalan melalui lemniskus lateral ke rostral ke kolikulus inferior,
dan beberapa dari impuls ini kemungkinan berjalan langsung ke korpus genikulatum medial.
Akson dari nucleus koklearis dorsal berjalan di dorsal dari pedunkel sereberalis
inferior ke sisi yang berlawanan, sebagian sebagai stria medulares, sebagian melalui formasio
retikularis. Akhirnya, mereka bergabung dengan serat yang datang dari nucleus koklearis
ventral dalam lemnikus lateralis dan menyertainya ke kolikulus inferior.
Satu kelompok dari serat-serat ini berjalan ipsilaterall oleh karena itu gangguan pada
satu lemnikus lateralis tidak menyebabkan tuli unilateral. Lebih mungkin terjadi penurunan
daya pendengaran pada telinga sisi yang lain dan beberapa kegagalan dalam mengenal arah
datangnya suara.
Dimulai pada kolikulus inferior, neuron baru berhubungan dengan korpus
genikulatum medial dari thalamus. Dari sini, impuls akustik berjalan melalui radiasio akustik
melalui ekstremitas posterior ventral dari kapsula interna ke lapangan kortikal primer dalam
konvulasi tranversal temporal Heschl.
Pada pejalanannya dari organ korti ke korteks, serat jaras auditorius melewati empat
sampai enam stasiun penyambung. Pada titik ini serat memberikan kolateral yang merupakan
bagian dari arkus reflex. Beberapa kolateral berhubungan dengan serebelum. Yang lainnya
berjalan sepanjang berkas longitudinalis medialis ke nucleus otot mata dan merupakan sarana
dalamgerakan mata konjugat ke arah suara. Ada juga serat lain yang berjalan melalui
kolikulus superior dan inferior ke nucleus pretektalis dan melalui traktus tektobularis ke
nucleus berbagai saraf kranialis dan sel-sel motorik kornu anterior dalam medulla spinalis
bagian servikal. Hubungan yang disebut terakhir, bertanggung jawab untuk menolehkan
kepala ke arah atau menjauh dari sumber kepala. Impuls kolateral ke dalam sistem aktivasi
asenden formasio retikularis melayani kesadaran. Beberapa impuls berjalan turun melalui
lemnikus lateralis ke neuron interkalasi yang mempunyai pengaruh regulator, pada tegangan
14

membrane basilar. Dianggap bahwa neuron ini memungkinkan telinga untuk memusatkan
perhatian pada frekuensi suara tertentu secara simultan menghambat frekuensi yang
berdekatan.

Sistem Vestibular atau Keseimbangan (VIII)2


Untuk mempertahankan keseimbangan dibutuhkan tiga sistem: sistem vestibular,
sistem propiosepsi dari otot dan sendi dan sistem optikal.
Organ reseptor mempertahankan keseimbangan tubuh dan terletak dalam utrikulus,
sakulus dan dalam ampula kanalis semisirkularis. Pada kedua utrikuli dan sakuli, organ
reseptor adalah maculae staticae. Macula dari utrikulus mengisi lantai utrikulus, sejajar
dengan basis cranium. Macula sakulus mengisi dinding medial dari sakulus dalam posisi
vertical. Sel rambut dari masing-masing macula tertanam dalam membrane gelatinosa yang
berisi otolit dan dikelilingi oleh sel-sel penunjang. Reseptor ini mengirim impuls static secara
sentral dan memberikan informasi tentang posisi dari kepala dalam ruangan; impuls ini juga
mempengaruhi tonus otot.
Tiga kanalis semisirkularis dihubungkan dengan utrikulus. Setiap ujung yang melebar
atau ampula mengandung suatu reseptor yang disebut Krista. Sel rambut dari setiap Krista
ampularis tertanam dalam materi gelatinosa yang membentuk kupula tinggi, yang tidak
mengandung otolit. Sel rambut dari Krista sensitive terhadap pergerakan endolimfe di dalam
kanalis semisirkularis. Semua itu adalah reseptor kinetic. Impuls yang dihasilkan oleh
reseptor dalam labirin merupakan stimuli pada arkus reflex yang mengatur otot-otot mata,
leher, dan tubuh sedemikian rupa sehingga keseimbangan dapat dipertahankan tanpa
tergantung posisi atau gerakan kepala.
Ganglion vestibularis terletak dalam meatus akustikus interna dan mengandung sel
bipolar. Semua serat perifernya berhubungan dengan reseptor dalam apparatus vestibularis,
dan serat-serat sentralnya membentuk saraf vestibularis. Bersama dengan saraf kklearis, saraf
vestibularis berjalan melewati meatus akustikus interna ke arah sudut pontosereberalis,
dimana saraf vestibular memasuki batang otak pada sambungan pontomedular dalam
pejalanannya ke nucleus vestibularis dekat lantai ventrikel keempat.
Serat saraf vestibularis terbagi sebelum berakhir pada kelompok sel nucleus
vestibularis, dari sini neuron kedua berlanjut. Pola anatomi yang tepat dari serat aferen dan
eferen dalam nucleus ini belum jelas secara sepenuhnya.
Beberapa serat dari saraf vestibularis mengirimkan impuls secara langsung melalui
traktus jukstarestiformis, yang terletak dekat pedunkel serebelaris inferior dan berjalan ke
lobus flokulonodular dari serebelum. Stimuli eferen dari nucleus fastigialis Russel kembali ke
15

nucleus vestibularis, dan melalui saraf vestibularis ke sel rambut dari labirin menggunakan
pengaruh regulator, terutama inhibisi.
Arkiserebelum juga menerima serat sekunder dari nucleus vestibularis superior,
medial dan inferior. Arkiserebelum mengembalikan stimuli eferen secara langsung ke
kompleks nucleus vestibularis dan ke neuron motorik spinalis melalui hubungan
serebeloretikularis dan retikulospinalis. Dalam nucleus vestibularis lateral, berasal traktus
vestibulospinalis lateral yang penting. Traktus ini berjalan turun ipsilateral dalam funikulus
anterior ke motoneuron spinalis gama dan alfa, sejauh segmen sakralis. Traktus ini
mempunyai pengaruh yang mempermudah reflex ekstensor dan menjaga tonus otot cukup
tinggi pada seluruh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan.
Serat nucleus vestibularis medial bergabung dengan fasikulus longitudinalis medialis
pada masing-masing sisi, berhubungan dengan sel-sel motorik dari kornu anterior segmen
servikalis, dan berjalan turun sebagai traktus vestibulospinalis medial ke dalam bagian rostral
medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini terletak dekat sulkus medianus anterior dari
medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini membentuk fasikulus sulkomarginalis, yang
berjalan turun dan berakhir dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat
ini mempengaruhi tonus otot leher, sesuai dengan berbagai posisi dari kepala, dan mungkin
juga merupakan bagian dari arkus reflex yang membantu mempertahankan keseimbangan
dengan memulai gerakan kompensasi dari lengan.
Bersama dengan bagian flokulonodular dari serebelum, nucleus vestibularis
membentuk kompleks yang sangat penting untuk keseimbangan dan tonus otot-otot skeletal.
Ada sistem tambahan yang melayani keseimbangan, spinoserebelaris dan serebroserebelaris.
Semua nucleus vestibularis, dihubungkan dengan nucleus saraf motorik ocular oleh
fasikulus longitudinalis medialis. Beberapa serat terlihat berhubungan dengan nucleus
interstisial cajal dan nucleus Darkschewitsch dann berlanjut ke thalamus.

Sistem Vagus (VII Intermediat, IX, X, Kranial XI)2


Saraf Glosofaringeus (IX)2
Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan cranium melalui foramen jugularis. Pada foramen tersebut, saraf IX
mempunyai dua ganglion, ganglion intrakranialis superior dan ganglion intrakranialis
inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena
jugularis interna ke otot stiloglosal, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena
jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal saraf berlanjut ke
basis lidah dan mensarafi mukosa faring, tonsik dan sepertiga posterior lidah.
Saraf ini mempunyai cabang-cabang sebagai berikut:

16

a. Saraf timpanikus, berasal dari ganglion ekstrakranialis inferior, melewati

b.
c.
d.
e.

telinga tengah dan pleksus timpanikus (Jacobson), berlanjut melalui saraf


petrosus minor dan ganglion otikum ke glandula parotis. Merupakan saraf
sensorik untuk telinga tengah dan tuba eustakius
Cabang stilofaringeal, mensarafi otot stilofaringeal
Cabang faringeal, bersama dengan cabang saraf vagus membentuk pleskus
faringeal. Semua mempersarafi otot-otot serat lintang dari faring.
Cabang sinus karotikus, semua menyertai arteri karotis interna ke sinus
karotikus dan ke glomus karotikum
Cabang lingualis, semua mengambil impuls pengecapan dari sepertiga
posterior lidah.

Saraf Vagus (X)2


Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion, ganglion superior atau jugularis dan
ganglion inferior atau nodosum. Keduanya terletak pada daerah foramen jugularis.
Saraf vagus mewakili arkus brankialis ke empat dan selanjutnya. Kaudal dari ganglion
inferior, saraf ini berjalan turun sepanjang arteri karotis interna dan arteri karotis komunis dan
tiba di mediastinum melalui aperture torakalis superior. Saraf kanan berjalan di atas arteri
subklavia dan yang kiri berjalan di atas arkus aortikus dan di belakang radiks paru. Dari titik
tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan melekat pada sisi
posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Cabang terminal berjalan
dengan esophagus ke dalam rongga abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatik.
Saraf Asesorius (XI)2
Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranalis. Radiks kranali adalah akson
dari neuron dalam nucleus ambiguous yang terletak dekat dengan neuron dari saraf vagus.
Nucleus Ambiguus
Nucleus ambiguous terdiri dari motoneuron saraf glosofaringeus, vagus dan asesorius
cranial. Nucleus ini menerima impuls supranuklear dari kedua hemisfer serebri melalui
traktus kortikonuklear. Oleh karena itu, gangguan unilateral dari serat sentral tidak
memberikan gangguan fungsi yang nyata. Akson dari nucleus, menyertai saraf
glosofaringeus, vagus dan asesorius kranialis dan mempersarafi otot palatum mole, otot
faring, laring dan otot lurik bagianrostral esophagus. Nukeus ambiguous menerima impuls
aferen dari nucleus spinal trigeminus dan dari nucleus traktus solitaries. Nukleus ini
merupakan bagian dari arkus reflex yang berasal dari mukosa traktus respiratorius dan
digestivus, dan mencetuskan batuk dan muntah.
Saraf asesorius Spinalis
Bagian spinal dari saraf asesorius berasal dari kolumna sel kornu anterior ventrolateral.
Akson pertama-tama berjalan naik dalam funikulus lateral untuk satu sampai dua segmen
sebelum meninggalkan medulla spinalis di lateral dan dorsal dari ligamentum dentatum.
Beberapa radiks yang terletak di antara segmen anterior dan radiks posterior bergabung untuk
17

membentuk batang bersama. Di rostral, batang berjalan melalui foramen magnum ke dalam
cranium dan bersatu dengan bagian kranialis dari saraf; saraf kemudian meninggalkan
cranium melalui foramen jugularis. Saraf asesorius cranial menjadi bagian dari saraf vagus,
dansaraf asesorius spinalis sekarang disebut sebagai ramus eksternus. Cabang eksterna ini
berjalan turun pada leher dan memberikan persarafan motorik ke otot sternokleidomastoideus
dan trapezius.

Saraf Hipoglosus (XII)2


Nucleus saraf hipoglosus terletak pada medulla oblongata bawah pada setiap sisi garis
tengah dan dekat lantai ventrikel keempat, dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus.
Setiap nucleus terbuat dari beberapa kelompok motoneuron, dan setiap kelompok
mempersarafi otot lidahnya masing-masing. Sesuai dengan perkembangan, neuron identik
denganmotoneuron pada kornu anterior spinalis. Hipoglosus adalah saraf eferen somatic.
Aksonnya berjalan di ventral ke arah sulkus lateral anterior di antara olive inferior dan
pyramid. Di sana akson menuju permukaan dalam berkas tipis multiple yang segera bersatu
untuk membentuk saraf. Saraf meninggalkan cranium melalui kanalisnya sendiri, yaitu
kanalis hipoglosi, di atas tepi lateral foramen magnum. Di dalam leher, saraf berjalan di
antara arteri karotis interna disertai oleh serat tiga segmen atas. Serat-serat ini tidak bersatu
dengan saraf hipoglosus, tetapi segera berpisah dan mempersarafi otot tulang hioideus.
Saraf hipoglosus mempersarafi otot lidah: stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
Persarafan volunteer berjalan melalui traktus kortikonuklear yang datang dari korteks
presentralis, menyertai traktus kortikospinalis pada perjalanannya melalui kapsula interna.
Nucleus hipoglosus menerima impuls terutama dari traktus kortikonuklearis kontralateral. Sebagai tambahan, serat aferen dari formasio retikularis, nucleus nucleus traktus
tektospinalis, dan dari arkus reflex yang melayani menelan, mengunyah, mengisap dan
menjilat.

Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel
penyokong).
Neuron / Sel Saraf
Neuron adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setelah
matang sel ini tidak lagi menjalani reproduksi sel dan tidak dapat diganti. Pematangan sel
saraf terjadi sebelum atau segera setelah lahir. Setiap neuron berfungsi menerima rangsangan
yang datang dan untuk mengirim rangsangan ke saraf lain atau otot. Neuron berfungsi dengan
berespons terhadap sinyal-sinyal listrik dan menghasilkan sinyal-sinyal tersebut yang
18

mengubah aliran ion-ion bermuatan melintasi membran sel neuron. Neuron terbagi menjadi
dendrit, badan sel, dan akson.7
Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek. Dendrit
adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf-saraf lain atau bekerja
sebagai reseptor bagi rangsangan sensorik yang datang. Pada badan sel terdapat inti sel yang
berfungsi mengontrol pembentukan protein, enzim, dan zat-zat pengantar sel. Badan sel
membagikan zat-zat tersebut ke bagian neuron lainnya sesuai kebutuhan. Badan sel
menyampaikan sinyal listrik ke akson.7 Akson adalah perluasan memanjang atau serat tempat
lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel. Panjang akson mungkin berukuran
kurang dari 1 mm sampai 1 m lebih. Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat berkembang
banyak.8

Gambar 4. Sel Saraf


Neuron dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya yaitu : Unipolar (jarang pada vetebrata
kecuali embrional dini), bipolar (di ganglia vestibular dan koklear, dalam epitel olfaktori
hidung), pseudounipolar (ganglia kraniospinal), dan multipolar (kebanyakan neuron di SSP
dan mencakup neuron motoris dan interneuron otak dan medulla spinalis)

Gambar 5. Macam-Macam Neuron


3.2 Neuroglia / Sel Penyokong9
Berfungsi sebagai penyokong dan membantu sel saraf melakukan fungsi integratif dan
komunikatifnya. Merupakan 70 - 80% dari seluruh sel yang ada di SSP. Selain itu,
mempunyai kemampuan untuk bermitosis. Dapat dikenali karena jauh lebih kecil dan intinya
19

terpulas gelap. Macam-macam sel glia termasuklah mikroglia, oligodendroglia, astrosit


fibrosa, Astrosit protoplasmatis dan Sel ependim yang terdapat pada sistem saraf pusat (SSP)
manakala sel schwann (neurolemosit) dan sel satelit yang hanya terdapat pada sistem saraf
tepi (SST).
Jaras Sensorik / Ascendens
Jaras ascenden medula spinalis menyalurkan rangsang somatosensorik umum. Ia
menghantarkan semua modalitas sensorik yang berasal dari anggota tubuh, batang tubuh,
leher dan kepala kecuali kepala bagian muka dan batok kepala anterior dari bidang frontal
yang melalui kedua telinga . Informasi itu diperoleh melalui semua akar dorsal saraf
spinal.Pada dasarnya jaras ini tersusun dari urutan tiga neuron , yaitu:
Neuron orde I: Neuron unipolar dengan perikarion (badan sel) dalam ganglion spinal.
Serabut perifernya mulai pada reseptor dan membentang sampai ganglion spinal. Kemudian
dari ganglion spinal serabut sentral memasuki medula spinalis melalui akar dorsal saraf spinal
dan berakhir bersinaps di dalam medula spinalis atau dalam BO dengan neuron orde II
Neuron orde II: terdapat dalam segmen medula spinalis atau BO dan aksonnya menyilang
garis tengah untuk berlanjut naik di kontralateral medula spinalis dan berakhir dalam nukleus
VPL thalamus. Neuron orde III: dengan perikarion di thalamus mengirim aksonnya ke
korteks somatosensorik ( area 3,1,4 Brodmann) melalui crus poterior capsula interna.
Terdapat 4 jalur ascendens utama, yaitu tractus columna dorsalis, tractus spinothalamicus,
tractus spinocerebellaris posterior, dan tractus spinocerebellaris anterior.
Traktus Columna Dorsalis
Impuls dari sentuhan dan reseptor peraba masuk kemedulla spinalis melalui radik dorsalis
(neuron I ). Akson memasuki medula spinalis, berasenden untuk bersinap dengan nukluei
grasilis dan kuneatus di medulla oblongata bagian bawah (neuron II ). Akson menyilang ke
sisi yang berlawanan dan bersinap dalam talamus lateral ( neuron III ), Terminasinya berada
pada area somestatik kortek serebral. Fungsinya traktus ini menyampaikan informasi
mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi tubuh, dan gerakan sendi dari kulit, persendian .
Traktus Spinotalami
Impuls dari reseptor taktil pada kulit masuk ke medulla spinalis melalui radik dorsal
( neuron I ) dan bersinap dalam kornu posterior di sisi yang sama ( neuron II ). Akson
menyilang kesisi yang berlawanan dan berasenden untuk bersinap dalam talamus ( neuron
20

III ). Akson berujung dalam area somestatik kortek serebrl.Fungsinya membawa informasi
mengenai sentuhan, suhu dan nyeri.
Traktus Spinoserebelar Posterior
Impuls dari traktus ini memiliki awal dan akhir yang sama dengan impuls dari traktus
spinoserebelar

ventrikel,

walau

demikian

akson

pada

neuron

II

dalam

kornu

posterior,berasenden di sisi yang sama menuju kortek serebelar. Fungsinya membawa


informasi mengenai propriosepsi bawah sadar ( kesadaran akan posisi tubuh, keseimbangan
dan arah gerakan ).
Traktus Spinosereberal Anterior
Impuls dari reseptor kinestetik ( kesadaran akan posisi tubuh ) pada otot dan tendon
memasuki medulla spinalis melalui radiks dorsal ( neural I ) dan bersinap dalam kornu
posterior ( neuron III ). Akson berasenden di sisi yang sama atau berlawanan dan
berterminasi pada korteks serebelar. Fungsinya membawa informasi mengenai gerak dan
posisi seluruh anggota gerak.

Gambar 7. Jaras Ascendens


Diabetes melitus atau kencing manis10
Merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kelainan metabolik akibat dari
kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau bisa juga karena kurangnya respon tubuh
terhadap insulin, atau bisa juga akibat dari adanya pengaruh hormon lain yang menghambat
kinerja insulin.
Penyakit kencing manis terjadi ketika pankreas tidak bisa lagi memproduksi insulin
dalam jumlah yang cukup, atau tubuh Anda menjadi kurang sensitif terhadap insulin yang
21

dihasilkan tubuh fungsi dari Hormon Insulin yaitu untuk mengubah Glukosa menjadi energi.
Jika produksi insulin berkurang atau tidak efektif maka kadar Glukosa darah menjadi tidak
terkendali dengan optimal hal ini dapat berujung pada terjadinya penyakit Diabetes Melitus.
Gejala diabetes melitus
Hilangnya kemampuan tubuh mengontrol insulin yang dihasilkan pankreas atau
kurangnya pruduksi insulin menyebabkan gangguan Metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak dalam tubuh. Glukusa merupakan Karbohidrat alamiah yang biasa digunakan oleh
tubuh kita sebagai sumber energi tubuh dalam kondisi normal tubuh memang membutuhkan
Glukosa,

namun

jika

berlebih

dan

berlangsung

secara

terus

menerus

dapat

menyebabkan Hyperglikemia dan berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh dan beberapa
organ ikut terpengaruhi. 10

Kesimpulan

22

Rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima
oleh reseptor di kulit. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke
dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke
atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya,
rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan
tadi baru akan disadari oleh penderita. Pada penderita diabetes mellitus dengan kadar glukosa
yang tinggi dapat mengganggu neoropati periper yang mengakibatkan kerusakan syaraf
menuju kedalam traktus spinotalamicus sehingga pasien tersebut merasakan kesemutan/baal.

Daftar Pustaka
23

1. Batticaca FB. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta:
Salemba medika;2008.h.85
2. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.h.367-9
3. Wibowo DS.Anatomi tubuh manusia.Jakarta: PT Grasindo; 2006.h 44.
4. Hull. Dasar-dasar pediatri. Edisi Ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.h.48-9
5. Wibowo D. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Grasindo, 2007.h.31-45.
6. Muttaqin Arif. Buku Asuhan Keperawatan Klien dengan Gnagguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.60-61
7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.40-43
8. Kee JL, Hayes ER. Farmakologi. Jakarta:EGC; 2007.h.20-29
9. Wati Winami. Buku ajar anatomi neurosains. Jakarta: FK Ukrida; 2008. h. 52-5.
10. Soegondo S, Subekti. (2007). Penatalaksanaan DM Terpadu, Jakarta : EGC

24

Anda mungkin juga menyukai