Ega Apriliyanti
102014276
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Abstrak
Manusia dapat mengetahui bahwa seluruh angan-angan, keinginan, nafsu,pencernaan, ingatan
merupakan hasil akhir dari kerja otak. Otak itu sendiri dilindungi oleh tengkorak dan
kolumna vertebralis serta dilapisi membran jaringan ikat yang disebur meninges. Otak
memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Terdapat dua belas pasang saraf
dalam otak yang keluar dari permukaan bawah otak melalui foramina kecil. Untuk mecapai
otak sinyal-sinya atau informasi dari lingkungan luar akan merjalan di sepanjang saraf,
Sinyal-sinyal dalam bentuk aliran listrik yang disebut infuls saraf, akan diangkut dari suatu
bagian sistem saraf menuju bagian lain. Sistem saraf tersebut berhubungan dengan sifat
universal kehidupan yang kita sebut iritabilitas atau peka rangsangan.
Kata kunci: otak, saraf, manusia, system, sinyal
Abstract
Humans can know that all delusion, desire, lust, digestion, memory is the end result of the
workings of the brain. The brain itself is protected by the skull and vertebral column as well
as the connective tissue membrane coated as meninges and. The brain has multiple parts
with their respective functions. There are twelve pairs of nerves in the brain that comes out of
the bottom surface of the brain through small foramina. Signal to the brain mecapai-sinya or
information from the outside environment will merjalan along nerves, signals in the form of
electricity called infuls nerve, will be transported from one part to the other parts of the
nervous system. The nervous system is associated with the universal nature of life which we
call sensitive irritability or excitability.
Keywords: brain, nervous, human, system, signal
Pendahuluan
Aktivitas motorik somatik sangat bergantung pada pola dan kecepatan pelepasan impuls
neuron motorik spinalis dan neuron homolog yang terdapat di nukleus motorik saraf
kranialis. Neuron neuron ini yang merupakan jaras bersama terakhir yang menuju ke otot
rangka, mendapat masukan impuls dari berbagai jalur. Setiap neuron motorik spinalis
memiliki banyak masukan dari segmen spinal yang sama. Berbagai masukan suprasegmental
juga bertemu di sel sel ini, yaitu dari segmen spinal lain, batang otak, dan korteks serebri.
Sebagian masukan ini berakhir langsung di neuron motorik,Akrivitas terpadu berbagai
masukan di tingkat spinal, medulla oblongata, mesensefalon da korteks inilah yang mengatur
postur tubuh dan memungkinkan terjadinya gerakan terkoordinasi.1
Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini terjadi karena
gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak. Misalnya di tangan, kaki, dan
bagian badan lainnya.Gangguan saraf tepi yang menimbulkan kesemutan dapat disebabkan
oleh berbagai faktor.Di antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya, jika
daerah lenganatas tertekan oleh sesuatu atau terlipat (tertekuk), maka akan terjadi gangguan
aliran darah pada area di bawahnya sehingga menimbulkan kesemutan di bagian bawah area
yang tertekanatau tertekuk tersebut.
Pembahasan
Pelindung Otak
Meninges
Susunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Ia juga dibungkus
membrane jaringan ikat yang disebut meninges. Dimulai dari lapisan paling luar, berturutturut terdapat duramater, arachnoid, dan piamater. Arachnoid dan piamater saling melekat dan
seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-araknoid.1
Duramater
Meninges paling luar, terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung dengan
periosteum tengkorak. Duramater yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari
periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena berdinding tipis,jaringan
ikat longgar, dan jaringan lemak. Ia selalu dipisahkan dari arachnoid oleh celah sempit, ruang
2
subdural. Permukaan dalam duramater, juga permukaan luarnya pada medulla spinalis,
dilapisi epitel selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.1
Arachnoid
Araknoid mempunyai 2 komponen: lapisan yang berkontak dengan dura mater dan
sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan piamater.Rongga diantara
trabekel membentuk ruang subarachnoid, yang terisi cairan serebrospinal dan terpisah
sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi
susunan saraf pusat dari trauma.Ruang subaraknoid berhubungan dengan ventrikel
otak.Arachnoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.Pada beberapa daerah,
arachnoid menerobos dura mater membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus
venosus dalam dura mater.Juluran ini, yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena disebut Vili
Araknoid. Fungsinya ialah untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus
venosus(reabsorsi).1
Piamater
Piamater terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh
darah.Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan sel
atau serat saraf. Di antara piamater dan elemen neural terdapat lapisan tipus cabang-cabang
neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari
susunan saraf pusat yang memisahkan SSP dari cairan cerebrospinal.Piamater menyusuri
seluruh lekuk permukaan susunan saraf pusaf dan menyusup kedalamnya untuk jarak tertentu
bersama pembuluh darah.Pia mater di lapisioleh sel-sel gepeng yang berasal dari
mesenkim.Pembuluh darah menembus susunan saraf pusat melalai torowongan yang dilapisi
oleh piamater ruang perivaskuler.1
Otak
Cerebri
Merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua belahan yaitu hemisfer
serebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh korpus kalosum, yaitu
suatu pita tebal yang mengandungi sekitar 300juta akson saraf melintang antara dua hemisfer.
Setiap hemisfer terdiri daripada sebuah lapisan luar yang tipis yaitu subtansia grisea( bahan
abu-abu) atau korteks serebrum, menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu subtansia
alba(bahan putih). Manakala jauh di sebelah dalam subtansia alba terdapat subtansia grisea
lain, yaitu nucleus basal.
3
Di seluruh SSP, subtansia grisea terutama terdiri daripada badan-badan sel yang terkemas
rapat dengan dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus (jaras) serat-serat
saraf bermielin (akson) membentuk subtansia alba, penampakannya yang putih disebabkan
oleh komposisi lemak myelin. Serat-serat di subtansia alba menyalurkan sinyal dari satu
bagian korteks serebrum ke bagian lain atau anata korteks dan bagian SSP yang lain.
Komunikasi semacam itu memungkinkan terjadinya integrasi antara berbagai bagian korteks
dan bagian lain2. Vaskularisasi disini dari a. carotis interna dan a.vetebralis. Kedua a.carotis
interna mencabangkan a. opthalmica, a. communicans posterior dan a. choroidea sebelum
bercabang menjadi a. cerebri media dan anterior.
Masing-masing hemispherium terbagi menjadi lobus-lobus utama oleh berbagai sulcus.
Lobus-lobus tersebut diberi nama sesuai dengan tulang calvarium yang menutupinya. Lobus
frontalis: merupakan lobus terbesar, kurang lebih sepertiga dari permukaan hemispherium
cerebri. Lobus frontalis membentang dari sulcus centralis sampai polus frontalis dengan di
sebelah inferolateral dibatasi oleh sulcus lateralis cerebri. Terletak di sebelah posterior (di
kepala belakang), bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan.
Lobus parietalis: batas lobus ini tidak tegas, kecuali batas anteriornya pada facies lateralis
yaitu oleh sulcus centralis dan batas posteriornya pada facies medialis oleh sulcus parietooccipitalis. Lobus temporalis: terletak di sebelah ventral sulcus lateralis dan pada permukaan
lateralnya terdapat tiga gyri yang membentang miring yaitu gyrus temporalis superior,
medius dan inferior. Pada sisi dalam dari sulcus lateralis terdapat beberapa lipatan pendek
miring disebut gyrus temporalis transversal dari Heschl yang merupakan cortex auditoris
(pendengaran) primer.
Lobus Oksipitalis: merupakan lobus kecil yang bersandar pada tentorium cerebelli.
Cortex pada kedua tepi sulcus calcarinus (striata) merupakan cortex visual (penglihatan
primer). Cortex visual dari masing-masing hemispherium menerima impuls visual dari retina
sisi temporal ipsilateral dan retina sisi kontralateral dimana menangkap persepsi separuh
lapangan pandang kontralateral.
sering disebut sebagai pons varoli. Pons adalah struktur yang berada dalam brain stem yang
superior terhadap medula oblongata, dan inferior dari otak tengah.
Pons terletak antara mesencephlon dan medula oblongata. Pons ini juga memiliki inti dari
nervus. V, VI, an VII yaitu trigeminus, abduscens, dan facialis yang berada setingi pons.
Pons juga berperan dalam beberapa aktivitas medula obongata, yang mempunyai nukleus
yang engatur proses pernafasan di medula, misalnya semua berkas akson yang mempunyai
informasi sensoris dan informasi motoris di wilayah otak nagian atas akan melewati batan
otak, sehingga pengiriman data merupakan salah satu fungsi paling penting pada medula
oblongata dan pons.
Medula Oblongata6
Medula oblongata adalah bagian dari truncus encivalikus, yang berada di bawah dari
pons. Medula oblongata akan berlanjut menjadi medula spinalis setelah ditandai dengan
dekusasio piraido. Inti-inti di medula oblongata itu mengandung sebagian besar farmasio
retikularis, yang bersifat fungsi ototnom. Medula oblongata mempunyai pusat-pusat yang
mengatur
fungsi
viseral
seperti
pernafasan,
jantung,
akivitas
pembuluh
darah,
yang menghubungkan kedua daerah olfaktorius dan membawa serat yang berkomunikasi
dengan sistem limbic. Juga menghubungkan giri temporalis medialis dan sebagian giri
temporalis inferior dari hemisfer tersebut. Sistem olfaktorius adalah satu-satunya sistem
saensorik di mana impuls mencapai korteks tanpa dihubungkan lebih dahulu ketalamus.
Interkoneksi sentralnya kompleks dan beberapa tidak sepenuhnya dimengerti.
Bau yang mencetuskan nafsu makan, menginduksi reflex salvias, sedangkan bau yang
amis mencetuskan mual, dan muntah. Reaksi ini berhubungan dengan emosi. Penciuman
dapat menyenangkan atau menjijikan. Serat utama yang berhubungan dengan daerah otonom
adalah berkas otak depan medial dan stria medularis thalamus.
Berkas otak depan medial terdiri dari serat-serat yang muncul dari region olfaktorius
basalis, region periamigdaloid dan nucleus septalis. Pada perjalanannya melalui hipotalamus,
beberapa serat berakhir pada nucleus hipotalamik. Kebanyakan serat berlanjut ke dalam
batang otak dan berhubungan dengan daerah otonom pada formasio retikularis dan dengan
nucleus salivatorius dan nucleus dorsalis saraf vagus.
Stria talamikus medialis bersinaps dalam nucleus habenularis. Traktus
habenulopedunkularis berlanjut dari nucleus nucleus ini ke nucleus inpendukularis dank e
nucleus tegmentalis, kemudian jauh ke bawah, ke pusat otonom formasio retikularis batang
otak.
tengah dari tegmentum otak tengah dan pons bagian bawah, dekat akuaduktus dan ventrikel
keempat.
Saraf Okulomotorius (III)2
Nucleus saraf okulomotoris terletak sebagian di depan subtansia grisea periakuaduktal
dan sebagian lagi di dalam subtansia grisea. Nucleus motorik bertanggung jawab untuk
persarafan otot-otot rektus medialis, superios, dan inferior, otot oblikus inferior dan otot
levator palpebra superior. Pada setiap nucleus, neuron bertanggung jawab untuk setiap otot,
membentuk kolumna.
Beberapa akson dari motor neuron bertanggung jawab untuk otot-otot eksterna yang
menyeberang pada tingkay nucleus. Bersama dengan akson yang tidak menyeberang dan
serat parasimpatik, akson ini berayun di sekeliling dan melalui nucleus rubra pada perjalanan
ke dinding lateral bawah dari fosa interpedunkularis, di mana semuanya bergabung dan
muncul sebagai saraf okulomotorius. Kedua saraf berjalan di antara arteri serebri posterior
dan arteri serebelaris superior. Pada perjalanannya ke orbita, kedua saraf pertama-tama
berjalan melalui spasium subarakanoid dari sisterna basalis dan kemudian melalui spasium
subdural. Di mana masing-masing serat menyeberangi ligamentum sfenopetrosal sebelum
memasuki sinus kavernosus, dan menjadi rentan terhadap tekanan yang disebabkan oleh
herniasi unkus. Setelah melewati sinus, saraf memasuki orbita melalui fisura orbita superior.
Kemudian, serat parasimpatik meninggalkan saraf dan bergabung dengan ganglion siliar, di
mana serat preganglionik dihubungkan ke serat postganglionic pendek yang mempersarafi
otot-otot mata interna.
Setelah memasuki orbita, serat somatic saraf okulomorius terbagi menjadi dua
cabanga, cabang atas atau dorsal berlanjut ke levator palpebra superior dan otot rektus
superior. Cabang bawah atau ventral mempersarafi rektus medial dan inferior dan otot
oblikus inferior.
Saraf Troklearis (IV)2
Nucleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan subtansia grisea
periakuaduktal, dan segera berada di bawah nucleus saraf okulomotoris. Radiks interna
membentuk lingkaran di sekeliling bagian lateral subtansia grisea sentralis dan meyilang
dibelakang akuaduktus di dalam velum medularis superior, membran tipis yang membentuk
lektum ventrikel keempat rostralis. Setelah menyeberang, saraf tersebut meninggalkan otak
tengah di bawah kolikulus inferior. Saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranialis yang
keluar dari sisi dorsal batang otak. Dalam perjalanan ventralnya ke sinus kavernosus, sarafsaraf tersebut pertama-tama melewati fisura pontosereberalis rostralis dan kemudian berlanjut
di bawah tepi tentorium ke sinus kavernosus, dan dari sana ke dalam orbita disertai oleh saraf
okulomotorius.
Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke
bawah, ke dalam, dan abduksi dalam derajat kecil. Paralisis otot ini menyebabkan deviasi
10
mata yang sakit ke atas dan sedikit ke dalam kea rah mata yang sehat. Deviasi ini terutama
terlihat jika mata yang terlibat melihat ke bawah dan ke dalam, pada arah mata normal.
Saraf Abdusens (VI)2
Nucleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat
medulla oblongata, dan segera terletak di bawah lantai ventrikel keempat. Krus interna saraf
fasialis (VII) berjalan di antara nucleus saraf VI dan ventrikel keempat. Serat radiks dari
abdusens, berlanjut melalui basis pons di setiap sisi garis tengah, dan muncul sebagai saraf
dari sambungan pontomedular tepat di atas pyramid.
Dari sini, kedua saraf berjalan ke atas melalui spasium subaraknoid pada masing-masing
sisi arteri basilaris. Kemudian berjalan melalui spasium subdural di depan klivus, melubangi
dura, dan bergabung dengan dua saraf motorik dalam sinus kavernosus. Di sini saraf-saraf
tersebut berhubungan erat dengan cabang pertama dan kedua saraf trigeminus dan dengan
arteri karotis interna, yang juga berjalan melalui sinus kavernosus. Saraf-saraf tersebut juga
tidak berjalan jauh dari bagian lateral sinus sphenoid dan sinus etmoidalis.
dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari bagian anterior telinga luar dan
kanalis auditorius menerima persarafan sensorik dari saraf intermediate, glosofaringeus dan
vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls-impuls lain, membawa impuls propioseptif dari
otot-otot pengunyah dan dari atap mulut untuk mengendalikan kekuatan menggigit.
Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut kea rah kaudal
sebagai trakus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada nucleus spinalis dari saraf, yang
berlanjut ke bawah sejauh medulla spinalis atas. Di sini traktus menggambarkan
perpanjangan cranial dari zona Lissauer dan substansia gelatinosa kornu posterior, yang
menerima rasa nyeri dari segmen servikal paling atas.
Bagian kaudal dari nucleus spinalis memperlihatkan beberapa pola somatotopik.
Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf oftalmikus. Lebih cranial,tiba serat
dari saraf maksilaris, saraf ini diikuti oleh serat dari saraf mandibularis. Serat saraf VII (saraf
intermediet) dan IX serta X mengirimkan impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah,
faring, dan laring, bergabung dengan traktus spinalis dari saraf trigeminus. Segmen tengah
dan segmen cranial dari nucleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan
impuls tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa nyeri yang
berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nucleus ini memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Serat neuron kedua dari nucleus spinalis menyebar sewaktu menyeberang ke sisi yang
berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui tegmentum pons ke thalamus, bersama-sama
dengan traktus spinotalamikus lateral. Serat berakhir dalam nucleus posteromedial ventralis
dari thalamus.
Nucleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta tegmentum
dorsolateral dari pons. Nucleus ini menerima impuls aferen dari rasa raba, diskriminasi, dan
tekanan, yang pada medulla spinalis, dikirim oleh funikuli posterior. Serat neuron kedua
dalam nucleus ini juga menyeberang ke sisi lain dari nucleus posteromedial ventral dari
thalamus.
Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada thalamus, mengirimkan aksonaksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interna ke sepertiga bawah girus
postsentralis.
Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai nucleus di dalam
tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nucleus sensorik utama. Saraf motorik
meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf mandibularis. Saraf motorik ini mempersarafi
otot masseter, pterigoideus temporalis, lateralis, dan medialis, milohioideus, digastrikus
anterior dan otot tensor veli palatine.
12
Nucleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah
dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson dari neuron pertamatama berjalan ke arah sudut pontosereberal, di mana akson ini muncul pada sambungan
pontomedular tepat di depan saraf kranialis VIII. Krus dari saraf fasialis memberikan
kolikulus fasialis pada lantai ventrikel keempat tepat di atas striae medular horizontal. Saraf
intermediate muncul di antara saraf fasialis dan akustikus, dan ketiganya semua (fasiatis,
intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediate berpisah dari saraf kranialis VIII dan terus ke
lateral dalam kranalis fasialis, kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum.
Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena saraf fasialis
mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang disebut sebagai krus eksterna
atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir fasialis, saraf fasialis meninggalkan
cranium melalui foramen stilomastoideus. Dari titik ini, serat motorik menyebar di atas
wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa melubangi glandula paroitis. Otot-otot
yang dipersarafi oleh saraf VII, melayani ekspresi fasial dan berasal dari arkus brankialis
kedua. Otot-otot orbikularis oris dan okuli, buksinator, oksipital, frontal, stapedius,
stilohioideus, digastrikus posterior dan plastima, termasuk dalam kelompok ini.
Nucleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus reflex.
Reflex kornea sebelumnya telah disebutkan. Impuls optic juga tiba pada nucleus dari
kolikulus superior melalui traktus tektobulbaris, menyebabkan penutupan kelopak mata jika
terdapat cahaya yang cukup terang (reflex berkedip). Impuls akustik mencapai nucleus
melalui nucleus dorsalis badan trapezoid. Tergantung pada intensitas suara, arkus reflex ini
menghasilkan relaksasi atau tegangan otot stapedius.
Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer serebri,
sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus presentralis kontralateral.
Akibatnya, gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear oleh suatu lesi, seperti misalnya
infark, membiarkan persarafan otot frontalis tetap utuh. Tetapi jika sebuah lesi melibatkan
nucleus atau saraf perifer, semua otot fasial ipsilateral mengalami kelumpuhan.
stimulasi sel rambut dari organ korti. Gelombang ini adalah reseptor sensorik khusus yang
mampu mengubah gelombang mekanis menjadi potensial aksi elektris.
Ganglion spiralis terletak dalam kanalis spiraslis dari organ Korti. Cabang perifer sel
bipolar dari ganglion ini berhubungan dengan sel sensorik di dalam organ Korti. Akson
sentral dari ganglion ini membentuk saraf koklearis, yang bergabung dengan saraf
vestibularis pada perjalanannya melalui meatus akustikus interna ke arah sudut
pontoserebelaris. Di sana, kedua saraf tersebut memasuki batang otak tepat di belakang
pendukel sereberal inferior. Beberapa serat saraf koklearis, berakhir pada nucleus koklearis
ventralis dan lainnya pada nucleus koklearis dirsalis. Neuron kedua menghantarkan impuls
melalui jaras yang berbeda dan dengan beberapa interupsi di sentral dari kolikulus inferior
dan korpus genikulatum medial.
Akson yang berasal dari nucleus koklearis ventral menyeberang garis tengah sebagai
serat trapezoid. Beberapa serat tersebut pada titik ini menghantarkan impuls ke neuron dari
nucleus korpus trapezoid; yang lainnya menghantarkan impuls ke neuron dalam nucleus
olivarius superior, dalam nucleus lemniskus lateralis atau dalam formasio retikularis.
Kemudian impuls akustik berjalan melalui lemniskus lateral ke rostral ke kolikulus inferior,
dan beberapa dari impuls ini kemungkinan berjalan langsung ke korpus genikulatum medial.
Akson dari nucleus koklearis dorsal berjalan di dorsal dari pedunkel sereberalis
inferior ke sisi yang berlawanan, sebagian sebagai stria medulares, sebagian melalui formasio
retikularis. Akhirnya, mereka bergabung dengan serat yang datang dari nucleus koklearis
ventral dalam lemnikus lateralis dan menyertainya ke kolikulus inferior.
Satu kelompok dari serat-serat ini berjalan ipsilaterall oleh karena itu gangguan pada
satu lemnikus lateralis tidak menyebabkan tuli unilateral. Lebih mungkin terjadi penurunan
daya pendengaran pada telinga sisi yang lain dan beberapa kegagalan dalam mengenal arah
datangnya suara.
Dimulai pada kolikulus inferior, neuron baru berhubungan dengan korpus
genikulatum medial dari thalamus. Dari sini, impuls akustik berjalan melalui radiasio akustik
melalui ekstremitas posterior ventral dari kapsula interna ke lapangan kortikal primer dalam
konvulasi tranversal temporal Heschl.
Pada pejalanannya dari organ korti ke korteks, serat jaras auditorius melewati empat
sampai enam stasiun penyambung. Pada titik ini serat memberikan kolateral yang merupakan
bagian dari arkus reflex. Beberapa kolateral berhubungan dengan serebelum. Yang lainnya
berjalan sepanjang berkas longitudinalis medialis ke nucleus otot mata dan merupakan sarana
dalamgerakan mata konjugat ke arah suara. Ada juga serat lain yang berjalan melalui
kolikulus superior dan inferior ke nucleus pretektalis dan melalui traktus tektobularis ke
nucleus berbagai saraf kranialis dan sel-sel motorik kornu anterior dalam medulla spinalis
bagian servikal. Hubungan yang disebut terakhir, bertanggung jawab untuk menolehkan
kepala ke arah atau menjauh dari sumber kepala. Impuls kolateral ke dalam sistem aktivasi
asenden formasio retikularis melayani kesadaran. Beberapa impuls berjalan turun melalui
lemnikus lateralis ke neuron interkalasi yang mempunyai pengaruh regulator, pada tegangan
14
membrane basilar. Dianggap bahwa neuron ini memungkinkan telinga untuk memusatkan
perhatian pada frekuensi suara tertentu secara simultan menghambat frekuensi yang
berdekatan.
nucleus vestibularis, dan melalui saraf vestibularis ke sel rambut dari labirin menggunakan
pengaruh regulator, terutama inhibisi.
Arkiserebelum juga menerima serat sekunder dari nucleus vestibularis superior,
medial dan inferior. Arkiserebelum mengembalikan stimuli eferen secara langsung ke
kompleks nucleus vestibularis dan ke neuron motorik spinalis melalui hubungan
serebeloretikularis dan retikulospinalis. Dalam nucleus vestibularis lateral, berasal traktus
vestibulospinalis lateral yang penting. Traktus ini berjalan turun ipsilateral dalam funikulus
anterior ke motoneuron spinalis gama dan alfa, sejauh segmen sakralis. Traktus ini
mempunyai pengaruh yang mempermudah reflex ekstensor dan menjaga tonus otot cukup
tinggi pada seluruh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan.
Serat nucleus vestibularis medial bergabung dengan fasikulus longitudinalis medialis
pada masing-masing sisi, berhubungan dengan sel-sel motorik dari kornu anterior segmen
servikalis, dan berjalan turun sebagai traktus vestibulospinalis medial ke dalam bagian rostral
medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini terletak dekat sulkus medianus anterior dari
medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat ini membentuk fasikulus sulkomarginalis, yang
berjalan turun dan berakhir dalam bagian rostral medulla spinalis bagian torakalis. Serat-serat
ini mempengaruhi tonus otot leher, sesuai dengan berbagai posisi dari kepala, dan mungkin
juga merupakan bagian dari arkus reflex yang membantu mempertahankan keseimbangan
dengan memulai gerakan kompensasi dari lengan.
Bersama dengan bagian flokulonodular dari serebelum, nucleus vestibularis
membentuk kompleks yang sangat penting untuk keseimbangan dan tonus otot-otot skeletal.
Ada sistem tambahan yang melayani keseimbangan, spinoserebelaris dan serebroserebelaris.
Semua nucleus vestibularis, dihubungkan dengan nucleus saraf motorik ocular oleh
fasikulus longitudinalis medialis. Beberapa serat terlihat berhubungan dengan nucleus
interstisial cajal dan nucleus Darkschewitsch dann berlanjut ke thalamus.
16
b.
c.
d.
e.
membentuk batang bersama. Di rostral, batang berjalan melalui foramen magnum ke dalam
cranium dan bersatu dengan bagian kranialis dari saraf; saraf kemudian meninggalkan
cranium melalui foramen jugularis. Saraf asesorius cranial menjadi bagian dari saraf vagus,
dansaraf asesorius spinalis sekarang disebut sebagai ramus eksternus. Cabang eksterna ini
berjalan turun pada leher dan memberikan persarafan motorik ke otot sternokleidomastoideus
dan trapezius.
Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel
penyokong).
Neuron / Sel Saraf
Neuron adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setelah
matang sel ini tidak lagi menjalani reproduksi sel dan tidak dapat diganti. Pematangan sel
saraf terjadi sebelum atau segera setelah lahir. Setiap neuron berfungsi menerima rangsangan
yang datang dan untuk mengirim rangsangan ke saraf lain atau otot. Neuron berfungsi dengan
berespons terhadap sinyal-sinyal listrik dan menghasilkan sinyal-sinyal tersebut yang
18
mengubah aliran ion-ion bermuatan melintasi membran sel neuron. Neuron terbagi menjadi
dendrit, badan sel, dan akson.7
Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek. Dendrit
adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf-saraf lain atau bekerja
sebagai reseptor bagi rangsangan sensorik yang datang. Pada badan sel terdapat inti sel yang
berfungsi mengontrol pembentukan protein, enzim, dan zat-zat pengantar sel. Badan sel
membagikan zat-zat tersebut ke bagian neuron lainnya sesuai kebutuhan. Badan sel
menyampaikan sinyal listrik ke akson.7 Akson adalah perluasan memanjang atau serat tempat
lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel. Panjang akson mungkin berukuran
kurang dari 1 mm sampai 1 m lebih. Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat berkembang
banyak.8
III ). Akson berujung dalam area somestatik kortek serebrl.Fungsinya membawa informasi
mengenai sentuhan, suhu dan nyeri.
Traktus Spinoserebelar Posterior
Impuls dari traktus ini memiliki awal dan akhir yang sama dengan impuls dari traktus
spinoserebelar
ventrikel,
walau
demikian
akson
pada
neuron
II
dalam
kornu
dihasilkan tubuh fungsi dari Hormon Insulin yaitu untuk mengubah Glukosa menjadi energi.
Jika produksi insulin berkurang atau tidak efektif maka kadar Glukosa darah menjadi tidak
terkendali dengan optimal hal ini dapat berujung pada terjadinya penyakit Diabetes Melitus.
Gejala diabetes melitus
Hilangnya kemampuan tubuh mengontrol insulin yang dihasilkan pankreas atau
kurangnya pruduksi insulin menyebabkan gangguan Metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak dalam tubuh. Glukusa merupakan Karbohidrat alamiah yang biasa digunakan oleh
tubuh kita sebagai sumber energi tubuh dalam kondisi normal tubuh memang membutuhkan
Glukosa,
namun
jika
berlebih
dan
berlangsung
secara
terus
menerus
dapat
menyebabkan Hyperglikemia dan berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh dan beberapa
organ ikut terpengaruhi. 10
Kesimpulan
22
Rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima
oleh reseptor di kulit. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke
dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke
atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya,
rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan
tadi baru akan disadari oleh penderita. Pada penderita diabetes mellitus dengan kadar glukosa
yang tinggi dapat mengganggu neoropati periper yang mengakibatkan kerusakan syaraf
menuju kedalam traktus spinotalamicus sehingga pasien tersebut merasakan kesemutan/baal.
Daftar Pustaka
23
1. Batticaca FB. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta:
Salemba medika;2008.h.85
2. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.h.367-9
3. Wibowo DS.Anatomi tubuh manusia.Jakarta: PT Grasindo; 2006.h 44.
4. Hull. Dasar-dasar pediatri. Edisi Ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.h.48-9
5. Wibowo D. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Grasindo, 2007.h.31-45.
6. Muttaqin Arif. Buku Asuhan Keperawatan Klien dengan Gnagguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.60-61
7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.40-43
8. Kee JL, Hayes ER. Farmakologi. Jakarta:EGC; 2007.h.20-29
9. Wati Winami. Buku ajar anatomi neurosains. Jakarta: FK Ukrida; 2008. h. 52-5.
10. Soegondo S, Subekti. (2007). Penatalaksanaan DM Terpadu, Jakarta : EGC
24