Anda di halaman 1dari 37

BAB II

SISTEM PERSARAFAN

A. Susunan saraf Pusat


Susunan ini terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau
saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut urat
saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat
kelompok jaringan utama pada tubuh.
Sel-sel saraf berpadu dan membentuk substansi kelabu dalam sistem, seperti
yang dijumpai dalam korteks otak dan pada bagian dalam sumsum tulang belakang.
Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini terjadi
karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk dari
bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan, dan
memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lainnya.

Gambar 1. Serabut saraf dalam medula. Aksosn atau silinder aksis berjalan dari sel
ke ujung akhir serabut saraf, dilingkupi sebuah sarung berlemak-sarung meduler
yang diselingi nodus Ranvier.

Sebuah sel saraf berikut aksonnya dan prosesus lainnya membentuk sebuah
neuron. Pada saat pembentukan batang saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi
berkas-berkas yang disebut fasikuli.
Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan
eksitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas
rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangan mekanik, elektrik, kimiawi, atau fisik
yang menimbulkan impuls yang dihasilkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf
selalu dihantarkan melalui dendrit ke sel, lantas dari sel ke akson. Proses sedemikian
disebut dalil penghantar maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga
melintasi sejumlah neuron.
Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah
motorik dalam korteks melintasi akson atau serabut saraf, yang sewaktu menyusui,
sumsum tulang belakang berada dalam substansi putih. Akson itu mengait dendrit sel
saraf motorik pada kornu anterior sumsum tulang belakang. Kemudian impuls
merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar
anterior saraf susmsum tulang belakang dan dihantar pada tujuan akhirnya dalam otot.
Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut
saraf (dendron) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian,
melalui axon sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju
sebuah nukleus dalam medula oblongta, dan akhirnya dikirimkan ke otak. Serabut saraf
yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkas-berkas
saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang.
Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal:
1. Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum
tulang belakang ke saraf periferi (tepi)
2. Saraf sensorik atau saraf aferen yang
menuju otak
3. Batang
saraf
maupun

serabut

campuran yang
sensorik,

membawa

mengandung

sehingga

dapat

impuls
baik

dari

serabut

menghantar

impuls

dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini.

periferi
motorik,
dalam

Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan berbagai pusat
saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut
saraf asosiasi atau serabut saraf komisural.

Meningia
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi
struktur saraf yang halus itu, membawa pembuluh darah ke situ, dan dengan sekresi
sejenis cairan, yaitu cairan serebrospinal memperkecil benturan atau goncangan.
Meningia terdiri dari tiga lapis, yaitu:
a. Pia mater yang menyelipkan dirinya ke dalam celah yang ada pada otak dan
sumsum tulang belakang, dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat tadi
dengan demikian menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
b. Arakhnoid yang merupakan selaput halus yang memisahkan pia mater dari dura
maiter.
c. Dura mater yang padat dan keras, terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar yang
melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali
pada bagian tertentu, di mana sinus-venus terbentuk, dan di mana dura mater
membentuk bagian-bagian berikut: Falx serebri yang ter-letak di antara kedua
hemisfer otak. Tepi atas falx serebis membentuk sinus longitudinalis superior
atau sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari otak, dan tepi bawah
falx serebri membentuk sinus longitudinalis inferior atau sinus sagitalis inferior
yang menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium Serebeli memisahkan
serebelum dari serebrum.

Diafragma sellae adalah sebuah lipatan berupa cincin dalam dura mater dan
yang menutupi sela tursika, yaitu sebuah lekukan pada tulang sfenoid, yang berisi
hipofisis.
Sistem ventrikuler terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan
satu sama lain. Ke dalam rongga-rongga itulah plexus khoroid menyalurkan cairan
serebro spinal. Plexus khoroid dibentuk oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang
sangat halus dan ditutupi oleh bagian pia mater yang membelok ke dalam ventrikel
dan menyalurkan cairan serebrospinal.
Kedua ventrikel lateral, masing-masing berada satu pada tiap hemisfer otak,
dan bersambung dengan ventrikel ketiga yang terletak pada garis tengah antara
kedua talamus. Ventrikel ketiga bersambung dengan ventrikel keempat yang
terdapat di antara serebelum, pons dan medula oblo-ngata, melalui saluran kecil,
aqueduktus serebri. Celah-celah pada atap ventrikel keempat memungkinkan cairan
serebro-spinal memasuki ruang subarakhnoid yang mengelilingi keseluruhan otak
dan sumsum tulang belakang.
Cairan serebro-spinal adalah hasil sekresi plexus khoroid. Cairan ini bcrsifat
alkali, bening mirip plasma. Tekanannya adalah 60 sampai 140 mm air. Sirkulasi
cairan serebro-spinal. Cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam ventrikelventrikel yang ada di dalam otak; cairan itu mosuk ke dalam kanalis sentralis

sumsum tulang belakang dan juga ke dalam ruang subarakhnoid melalui celah-celah
yang terdapat pada ventrikel keempat.
Setelah itu cairan ini dapat melintasi ruangan di atas seluruh permukaan otak
dan sumsum tulang belakang hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui
granulasi arakhnoid (granulatio arfachnoidalis) pada sinus sagitalis superior (lihat
gambar 3).
Oleh karena susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang
yang sangat halus, terletak di antara dua lapisan cairan lapisan cairan sebelah
dalam yang merupakan isi dari ventrikel-ventrikel otak dan saluran pusat sumsum
tulang belakang, dan lapisan cairan sebelah luar yang berada dalam ruang
subarakhnoid. Dengan adanya kedua "bantalan air" ini, maka sistem persarafan
terlindung baik.

Gambar 3. Garis-garis besar berupa diagram yang menunjukkan kedudukan ruangruang yang berisi cairan-ruang subaraknoid, ventrikel, dan kanalis spinalis yang
berada di dalam dan sekitar otak dan susmsum tulang belakang.

Fungsi cairan serebro-spinal. Cairan ini bekerja sebagai bufer, melindungi


otak dan sumsum tulang belakang. Menghantarkan makanan ke jaringan sisteni
persarafan pusat.
1.

OTAK
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di
dalam rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh. Berat otak orang dewasa kira-kira 1400 gram.

a. Perkembangan otak
Otak terletak di dalam rongga kranium (tengkorak). Otak berkembang dari
sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak
awal, yang disebut otak depan, otak tengah dan otak belakang.
- Otak depan, menjadi belahan otak
striatum dan talami (talamus

(hemispheium

cerebri),

korpus

dan hipotalamus). Fungsi menerima dan

mengintegrasikan informasi dan mengenai kesadaran dan emosi.

Otak tengah, mengkoordinir otot yang berhubungan dengan penglihatan


dan pendengaran. Otak ini yang menjadi tegmentum, krus serebrium, korpus

kuadrigeminus.
- Otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun dari
lapisan fiber (berserat) dan termasuk sel yang terlibat dalam pengontrolan
pernafasan. Otak belakang ini menjadi:
- Pons vorali, membantu meneruskan informasi
- Medula oblongata, mengendalikan fungsi otamatis organ dalam (internal)
- Serebelum, mengkoordinasikan pergerakan dasar.
b. Pelindung otak
Otak dilindungi oleh:
- kulit kepala dan rambut
- tulang tengkorak dan columna vertebral
- meningen (selaput otak)

c. Bagian-bagian otak

1) Cerebral Hemisphere (cerebrum: otak besar)


Serebrum terdiri dari dua belahan (hemisfer) besar sel saraf (substansi
kelabu) dan serabut saraf (substansi putih). Belahan kiri mengendalikan tubuh
bagian kanan, dan belahan kanan yang mengendalikan tubuh bagian kiri. Jika
dibelah, otak terdiri dari dua lapis, yaitu
- Lapisan luar/kulit (korteks), merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu. Pada
bagian yang berwarna abu-abu ini banyak terdapat badan-badan sel saraf.
Permukaan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaannya menjadi lebih
luas. Pada korteks terdapat berbagai puat saraf, seperti pusat gerak, pusat
penglihatan, dsb.
- Lapis dalam, berwarna putih. Pada lapis ini banyak terdapat serabut-serabut
saraf. Balok otak pada bagian dalamnya terdapat rongga yang disebut
ventrikel, yang bersii cairan limpa. Otak besar terbagi menjadi lobus dahi,
lobus ubun-ubun, lobus pelipis, dan lobus belakang kepala.
Pada lapisan Kedua hemisfer otak itu dipisahkan oleh celah yang dalam,
tapi bersatu kembali pada bagian bawahnya melalui korpus kalosum, yaitu
massa substansi putih yang terdiri dari serabut saraf.

Fisura-fisura dan sulkus-sulkus membagi hemisfer otak menjadi beberapa


daerah. Kortex serebri bergulung-gulung dan terlipat secara tidak teratur,
sehingga memungkinkan luas permukaan substansi kelabu bertambah. Lekukan
di antara gulungan-gulungan itu disebut sulkus. Sulkus yang paling dalam
membentuk fisura longitudinalis dan lateralis. Fisura-fisura dan sulkus-sulkus
ini membagi otak dalam beberapa daerah atau "lobus" yang letaknya sesuai
dengan tulang yang berada di atasnya, seperti lobus frontalis, temporalis,
perietalis dan oksi-pitalis.

- Lobus frontalis, menstimulasi pergerakan otot, yang bertanggung jawab


untuk proses berpikir.
- Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan sensasi
perabaan, tekanan, dan sedikit menerima perubahan temperatur.

- Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari


mata.
- Lobus temporalis, mengandung area auditori yang menerima sensasi dari
telinga.
Fisura longitudinalis adalah celah dalam pada bidang medial yang membagi serebrum menjadi hemisfer kanan dan kiri. Sekeping tipis duramater yang
disebut falx serebri menyelipkan dirinya ke dalam. Dengan cara yang sama
sebagian kecil dura mater, yang disebut flax serebeli, membagi serebelum
menjadi hemisfer kanan dan kiri.
Sulkus lateralis, atau fisura Silvius, memisahkan lobus temporalis dari
lobus frontalis (pada sebelah anterior) dan dari lobus parietalis pada sebelah
posterior.
Sulkus sentralis atau fisura Rolandi memisahkan lobus frontalis dari lobus
parietalis. Lobus oksipitalis terletak di belakang lobus parietalis dan bersandar
pada tentorium serebeli yaitu sebuah lipatan dura mater yang memisahkan fosa
kranialis tengah fosa kranialis posterior di bawahnya.
Kortex serebri terdiri dari banyak lapisan sel saraf; yang adalah substansi
kelabu serebrum. Kortex serebri ini tersusun dalarn, banyak gulungan-gulungan
dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah
permukaan kortex serebri, persis sama seperti melipat sebuah benda yang justru
memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang sebenarnya.
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri dari serabut saraf
milik sel-sel pada kortex.
Kortex serebri dibagi menjadi beberapa daerah, sebagian memiliki fungsi
motorik, dan sebagiannya lagi mempunyai fungsi sensorik.
Daerah motorik terletak persis di depan sulkus dan memanjang terus
hingga sulkus lateralis. Daerah motorik ini pada kortex, mengandung sel-sel
besar yang merupakan awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada
sisi lain dari tubuh. Keseluruhan tubuh justru dilukiskan terbalik yaitu: berturutturut dari atas ke bawah adalah daerah motorik yang mengendalikan anggota

badan bawah, badan, anggota badan atas, leher dan akhirnya kepala. Bagian
paling bawah pada kortex motorik disebut Daerah Broca dan mempunyai
hubungan dengan kemampuan bicara pada seseorang. Pada orang-orang yang
lazim

menggunakan

Broca terletak

pada

anggota
sisi

kiri

badannya

yang

sebelah

hemisfer, sebaliknya

kanan, Daerah

pada

orang-orang

kidal, Daerah Broca terletak pada sisi kanan hemisfer.


Kortex sensorik terletak persis di belakang sulkus sentralis. Di sini berbagai sifat perasaan dirasakan dan lantas di-tafsir.
Daerah auditorik (pendengaran) terletak pada lobus temporalis, persis di
bawah fisura longitudinalis. Di'sini kesan atas suara dit.erima dan ditaf-sirkan.
Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipitalis yang
menerima bayangan serta kesan-kesan untuk ditafsirkan.
Pusat pengecapan dan penciuman terletak agak di sebelah depan pada lobus
temporalis.
Substansi putih pada hemisfer otak terdiri dari serabut saraf yang ber-gerak
ke dan dari kortex, dan menyambungkan berbagai "pusat" pada otak dengan
sumsum tulang belakang.
Beberapa kelompok kecil substansi kelabu yang disebut ganglia atau nuklei
basalis, terbenam dalam massa substansi putih pada setiap hemisfer otak. Dua
dari antaranya dalah nukleus kaudatus dan nukleus lentiformis, dan keduaduanya bersama membentuk korpus striatum. Struktur ini berhubungan erat
dengan massa substansi kelabu yang lain, yaitu talamus yang terletak di tengahtengah struktur itu. Ada kemungkinan besar bahwa sistem nukleus dan serabut
ini, yang merupakan bagian sistem ekslra-piramidal, mempengaruhi tonus dan
sikap tubuh, menyatukan dan menyesuaikan gerakan-gerakan otot sadar utama,
yang merupakan tugas jalur motorik desendens yang besar, atau sistem
piramidal.

2) Otak tengah (talamus dan hipotalamus)


Talamus terutama berkenaan dengan penerimaan impuls sensorik, yang dapat
ditafsirkan pada tingkat subkortikal, atau disalurkan pada daerah sensorik kortex
otak, dengan tujuan mengadakan kegiatan penting mengatur perasaan dan gerakan
pada pusat-pusat tertinggi.
Hipotalamus. Pada daerah-dasar atau lunas ventrikel ketiga, terdapat beberapa
nukleus tertentu yang merriiliki kegiatan fisiologik yang tertentu juga.
Beberapa di antaranya mempunyai hubungan dengan sistem saraf oto-nom yang
membentuk "bagian tertinggi pada sistem itu". Beberapa nu-kleus juga mempunyai
hubungan dengan lobus posterior kelenjar hipofi-sis pada sistem endokrin, di
mana nukleus-nukleus itu melakukan pengen-dalian. Fungsi-fungsi seperti
pengaturan suhu tubuh, lapar dan haus diatur oleh pusat-pusat dalam hipotalamus.
Kapsula Interna terbentuk oleh berkas-berkas serabut motorik dan senso-rik yang
menyambung kortex serebri dengan batang otak dan sumsum tu-lang belakang.
Pada saat melintasi pulau-pulau substansi kelabu, berkas-berkas saraf ini berpadu
satu sama lain dengan eratnya.
Trombosis arteri yang melayani kapsula interna, dapat menimbulkan kerusakan
pada salah satu sisi tubuh (hemiplegia); kerusakan serebro-vas-kuler seperti itu
discbut "stroke" (lihat Catatan Klinik halaman 298).
Kortex adalah asal semua impuls motorik yang mengendalikan otot tu-langtulang.
Kortex juga merupakan daerah-akhir untuk menerima semua impuls saraf
sensorik yang masuk guna dinilai dan ditafsirkan, termasuk sensibilitas kulit
sentuhan, sakit, tekanan, suhu, getaran, jaringan, bentuk dan ukuran serta
sensibilitas otot dan sendi
Batang otak terlihat dari otak tengah (diensefalon) pons varoli dan medulla
oblongata.

Otak tengah ( diensefalon ) merupakan bagian ats batang otak. Aque duktus
serebri yang menghubungkan ventrikel ketiga dan ke empat melintasi melalui otak
tengah ini. Otak tengah dapat juga dibagi dalam 2 tingkat :
1.

Atap yang mengandung banyak pusat-pusat reflek yang penting untuk


penglihatan dan pendengaran.

2.

Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsula interna melalui bagian dasar
otak tengah, menurun terus melalui pons dan medula oblongata menuju sumsum tulang belakang.
Jalur lintas sensorik, dalam perjalanannya dari sum-sum tulang belakang,

medula dan pons, mendaki melalui bagian otak tengah ini sebelum memasuki
talamus atau kapsula interna, guna mencapai penyebaran akhirnya dalam kortex
sensorik hemisfer serebri
Otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan
gerakan-gerakan mata
Pons Varoli merupakan bagian tengah batang otak dank arena itu memiliki jalur
lintas naik turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga terdapat banyak serabut
yang

berjalan

menyilang

pons

untuk

menghubung-

kan kedua lobus serebelum; dan menghubungkan serebelum dengan kortex


serebri.
Medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan
pons dengan sumsum tulang belakang. Medula oblongata ter-letak dalam fosa
kranialis posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat di bawah
foramen magnum tulang oksipital.
Sifat-sifat utama medula oblongata adalah bahwa di situ jalur motorik
desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain.
Hal ini disebut dekusasio motorik. Perpotongan seperti di atas yang dilakukan jalur
sensorik pada medula, juga terjadi, dan disebut dekusasio sensorik.
Medula oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai sa-raf otak
yang penting. Selain itu medula mengandung "pusat-pusat vital" yang berfungsi
mengendalikan pernapasan dan sistem kardio-vaskuler. Oleh karena itu, suatu

cedera yang terjadi pada bagian ini dalam batang otak, dapat membawa akibat yang
sangat serius.
3) Serebelum
Adalah

bagian

terbesar

dari

otak

belakang.

Serebelum

me-

nempati fosa kranialis posterior dan diatapi oleh tentorium-serebeli, yavig


merupakan lipatan dura mater yang memisahkannya dari lobus oksipitalis
serebri.
Rongga ventrikel kecmpat memisahkan serebelum dari pons dan medula
oblongata. Sebuah celah yang dalam memisahkan serebelum menjadi dua hemisfer,
hemisfer kiri dan kanan; dan ke dalam celah itulah falx serebeli, yang merupakan
sebuah lipatan dura mater lain, menyelipkan dirinya.
Susunan substansi kelabu dan putih pada serebelum sama seperti susun-an
yang terdapat pada serebrum, yaitu dengan substansi kelabu berada di permukaan.
Permukaan itu berbukit-bukit dan berlipat-lipat dalam belitan Dan fisura antara
tumpukan-tumpukan pada serebelum sangat rapat satu sama lain, dibandingkan
dengan sulkus pada kortex serebri.
Serebelum mempunyai hubungan dengan berbagai bagian lain sistem
persarafan. Tetapi hubungannya yang terutama adalah dengan hemisfer serebri pada
sisi yang lain dan dengan batang otak. Selain itu serebelum menerima serabut dari
sumsum tulang belakang dan berhubungan dengan pusat-pusat refleks penglihatan
pada atap otak tengah (diensefalon), dengan talamus dan dengan serabut-serabut
saraf pendengaran.
Fungsi serebelum adalah untuk mengatur sikap dan aktivitas sikap badan.
Serebelum berperanan penting dalam koordinasi otot dan menjaga ke-seimbangan.
Bila serabut kortiko-spinal yang melintas dari kortex serebri ke sumsum tulang
belakang

mengalami

penyilangan (lihat atas),

dan

de-

ngan

demikian

mengendalikan gerakan sisi yang lain dari tubuh, maka hemisfer serebeli
mengendalikan tonus otot dan sikap pada sisinya sendiri.

4) Ventrikel otak
Yaitu beberapa rongga yang saling berhubungan di dalam otak dan berisi
cairan serebrospinalis.
Fungsi dar cairan serebrospinal adalah
-

sebagai buffer

melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan dan trauma.
menghantarkan makanan ke sistem syaraf pusat.
Ada 3 jenis kelompok syaraf yang dibentuk oleh syaraf serebrospinalis, yaitu:

syaraf sensorik, (syaraf afferen), yaitu membawa impuls dari otak dan medulla
spinalis ke perifer.

Syaraf motorik (syaraf efferenta0, menghantar impuls dari otak dan medulla
spinalis ke perifer.

Syaraf campuran, yang mengandung serabut motorik dan sensorik, sehingga dapat
menghantar impuls dalam dua jurusan.

2. SARAF-SARAF KEPALA
Ada dua belas pasang saraf kranial. Beberapa daripadanya adalah se-rabut
campuran, yaitu gabungan saraf motorik dan saraf sensorik, semen-tara lainnya
adalah atau hanya saraf motorik, ataupun hanya saraf sensorik, misalnya saraf untuk
pancaindra.
1. Nervus

olfaktorius

(sensorik),

urat

saraf

penghidu. (Lihat

juga ha-

penglihat. (Lihat

juga ha-

laman 315).
2. Nervus

optikus

(sensorik),

urat

saraf

laman 316-322).
3. Nervus
Juga

okulo-motorius
menghantar

melayani

sebagian

serabut-serabut

saraf

besar

otot

externa

mata.

parasimpatis

untuk

mela

yani otot siliari dan otot iris. Secara klinis, kerusakan pada saraf ini
akan

mengakibatkan

ptosis,

cahaya dan daya akomodasi.

juling,

dan

kehilangan

refleks

terhadap

4. Nervus trokhlearis (motorik) ke arah sebuah otot mata, yaitu muskulus obliqus externa.
5. Nervus Trigeminus.
nya,

nervus

Inilah saraf otak yang terbesar. Pada hakekat-

trigeminus

merupakan

urat

saraf

sensorik

yang

mela-

yani sebagian bcsar kulit kepala dan wajah; juga melayani selaput
lendir mulut, hidung, sinus paranasalis serta gigi, dan dengan perantaraan

sebuah cabang

motorik kecil,

mempersarafi

otot-otot

pengu-

nyah. Nervus Trigeminus terbagi menjadi tiga cabang utama, yang


bergerak

ke

depan

dari

ganglion

trigeminus

yaitu:

nervus

oftal-

mikus, maxilaris dan mandibulans, yang berfungsi menampung sensibilitas dari berbagai daerah wajah, mulut, gigi dan sebagian tengkorak sebagaimana

diperiihatkan

pada gambar

208. Juga menyedia-

kan scrabut-serabut sensorik pengecap pada lidah.


6. Saraf" abdusens (motorik), menuju satu otot mata, yaitu rektus lateralis.
7. Saraf
da

fasialir,.

Saraf

wajah)

dan

merupakan

saraf

ini

kulit

terutama motorik untuk

kepala (lihat gambar

sensorik

yang

209).

menghantarkan

otot-otot
Saraf
rasa

mimik

(pa

fasialis

juga

pengecap

dari

lidah (lihat halaman 314).


8. Saraf

pendengaran

atau

nervus

akustikus

(sensorik) untuk

pen-

dengaran. Saraf ini terdiri atas dua bagian yaitu nervus kokhlearis,saraf yang
sesungguhnya untuk pendengaran, dan nervus vestibula9. Nervus glosso-faringeics mengandung serabut motorik dan sen-sorik. Serabut
motorik menuju

salah

satu

otot

konstriktor

farinx,

sementara sekreto-

motorikmenuju kelenjar parotis, dan saraf sen-sorik menuju posterior ketiga


pada lidah dan sebagian palatum lu-nak.
10. Nervus Vagus terdiri dari serabut motorik dan sensorik yang fungsi-fungsinya
telah

disebutkan

bar 225, halaman 311).

pada

halaman

308 (lihat

juga gam-

11. Nervus

aksesorius. Saraf

ini

terbelah

menjadi

dua

bagian:

yang

pertama menyertai vagus menuju larinx dan farinx, yang kedua adalah saraf motorik yang menuju otot sterno - mastoid (nervus sterno-kleido-mastoideus) dan otot trapezius.
12. Nervus hipoglosus (motorik), menuju otot lidah.
3. MEDULA SPINALIS

Medula spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medula


oblongata, menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum, dan berahir di antara
vertebra lumbalis pertama dan kedua. Disini medula spinalis meruncing sebagai
konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari piameter yang disebut
filum terminale, yang membus kantong dra meter, bergerak menuju koksigis.
Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian
depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang
dibelah sebuah fisura sempit.
Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan
servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak
guna melayani anggota badan atas dan bawah, dan pleksus dari daerah toraks
membentuk saraf-saraf interkostalis.

Sebuah irisan melintang pada sumsum tulang belakang memperlihatkan


susunan substansi kelabu yang membentuk huruf H. Kanalis spinalis berikut isinya,
yaitu cairan serebro-spinal, melintas persis di tengah-tengah huruf H tersebut.
1. Kauda ekuina
Merupakan berkas yang terdiri atas akar-akar spinalis yang bergerak turun
dari tempat kaitannya pada sumsum tulang belakang, melalui kanalis spinalis,
untuk kemudian muncul melalui foramina intervertebrales.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah
a. Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
b. Gerak refleks
Untuk terjadinya gerak refleks, dibutuhkan struktur-struktur sebagai berikut:
a. Organ sensorik berfungsi menerima impuls. Misalnya kulit
b. Serabut saraf sensorik berfungsi menghantarkan impuls-impulsa tersebut
menuju sel-sel dalam ganglion radiks posteroir, dan selanjutnya serabut selsel itu akan menruskan impuls-impuls itu menuju substansi kelabu pada
kornu posterorir meddula spinalis
c. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai tempat serabut-serabut saraf
penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medula
spinalis.
d. Sel saraf motorik, dalam kornu anterorir medula spinalis yang menerima dan
mengalihkan impuls tersbut melalui serabut saraf motorik.
e. Organ motorik berfungsi melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh
impulsa saraf motorik.

Gerak refleks merupakan bagian dan mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat daripada gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang
tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat kemauan sadar, misalnya
bukan saja menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan ssengaja
menyentujh permukaan benda panas itu.
2. Saraf-saraf spinalis
31 pasang saraf sumssum tulang belakang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf
motorik membentuk akar anterior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik
pada akar posterorir guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan.
Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintais foramen invertebralis,
tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer anterori dan
serabut primer posterior.
Seraut primer posterior melayani kulit dan otott punggung, sedang serabut
primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi pleksus saraf anggota
gerak dan membentuk saraf-saraf interkonstalis pada daerah toraks.

3. Jalur saraf motorik


Impuls berjalan dari korteks serebri menuju sumsum tulang belakang,
melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebrospinalis atau traktus
piramidalis. Neuron petama, yaitu neuron motorik atas, memiliki badan-badan
sel dalam daerah pra-Rolandi pada kortkes serebri dan serabut-serabutnya
berpadu erat pada saat melintas antara nukleus-kaudatus dan lentiformis dalam
kapsula interna.
Neuron motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dalam kornu
anterior sumsum tulang belakang, keluar, lantas masuk akar anterior saraf
spinalis, lalu didistribusikan ke periferi, dan berakhir dalam organ motorik,
misalnya otot.
B. Sistem Saraf Tepi (Perifer)
Sistem saraf tepi menyampaikan informasi antara Jaringan dan saraf pusat
(CNS) dengan cara membawa signals dari dan ke CNS. Sistem saraf perifer terdiri
dari semua jalur saraf yang berjalan diseluruh sisa tubuh. Baik somatik dan sistem
saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf perifer, yang berarti mereka terdiri
dari wilayah dari sistem saraf yang tidak termasuk otak atau sumsum tulang
belakang.
1. Susunan Saraf Somatik
Yaitu susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas
otot sadar atau serat lintang. Jadi saraf ini melakukan sistem pergerakan otot yang
disengaja atau tanpa disengaja. Saraf ini meliputi gerakan (lingkaran) refleks.
Gerak reflek merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena
debu, menari tangan paada saat terkena barang panas. Gerak refleksi ini dapat

dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda
panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu.
Refleks tergantung pada terdapatnya arkus refleks yang terdiri dari organ
sensoris dan serat-serat saraf yang membawa impuls ke sistem saraf pusat, saraf
motorik yang membawa impuls ke otot. Reflek ini terjadi dari rangsangan sensoris
langsung menuju jalur motoris tanpa melalui otak.
Untuk terjadi gerak reflek dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensoris,
yaitu kulit, serabut saraf sensoris, susum tulang belakang, sel saraf motorik dan
organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf
motorik.
Macam-macam refleks yang biasa dilakukan diklinik:
a. Reflek tendon
- Gerakan rahang
- Gerakan bisepe
- Geraka triseps
- Gerakan lutut
- Gerakan pergelangan kaki
b. Refleks superfisial
Yaitu reaksi otot terhadap usapan atau sentuhan pada kulit atau mrmbran
mukosa.
- Refleks konjungtiva, yaitu kelipatan olrh sentuhan pada konjungtiva.
- Refleks paringcal, yaitu kontraksi pharing karena disentuh.
- Refleks abdominal, kontraksi otot dinding perut sebagai respon terhadap
-

usapan atau belaian pada abdomen.


Reflek csortum terangkat sebagai respon terhadap usapan pada paha.
Refleks plantar, yaitu fleksi ibu jari sebagai respon terhadap usapan pada

telapan kaki.
Dalam susunan saraf somatik juga mencakup saraf cranial yang berasal dari
otak; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor
sensorik yang berhubungan.
a. Saraf Kranial
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar meninggalkan
tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina ( tunggal ,
foramen). Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau
dengan angka romawi. Saraf-saraf tersebut adalah Olfaktorius (I), Optikus (II),

Okulomotorious (III), Troklearis (IV), Trigeminus (V), Abdusen (VI) , Fasialis


(VII), Festibulokoklear (VIII), Glosofaringeus (IX), Fagus (X), Aksesorious
(XI), Hipoglosus (XII). Saraf kranial (I ) (II)dan (VIII) merupakan

saraf

sensorik murni .
Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.
Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah
kepala. 12saraf kepala meliputi :
1)
Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII.
2)
Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
3)
Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V,
VII, IXdan X.
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar dariotak dan
melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubunganerat dengan
otot pancaindra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalamkepala ada dua
saraf kranial. Beberapa di antara serabut campuran gabungansaraf motorik dan saraf
sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik sajaatau hanya sensorik saja
(misalnya alat-alat indra). Saraf kepala terdiri dari:
1)
Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung,

membawa

rangsangan

aroma(bau-bauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar


dariotak di bawah dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini
melalui lubang yang ada di dalam tulang tapis akan menuju rongga
2)

hidungselanjutnya menuju sel-sel pancaindra.


Nevus Optikus
Sifatnya
sensoris,
mensarafi
bola

mata,

membawa

rangsanganpenglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut


sarafnya keluardari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabut-serabut
tersebut, memilikitangkai otak dan membentuk saluran optik dan bertemu
di tangkai hipofisisserta membentang sebagai saraf mata, serabut tersebut
tidak semuanyabersilang. Sebagian serabut saraf terletak di sebelah sisi
serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh sebab itu serabur saraf yang
datang darisebelah kanan retina tiap-tiap mata terdapat di dalam optik

kanan begitupula sebaliknya retina kiri tiap-tiap mata terdapat di sebelah


3)

kiri.
Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (ototpenggerak
bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkaiotak dan
menuju ke lekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mataatas,

4)

selain itu mempersarafi otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
Nervus Troklearis
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar matayang
pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata dan
saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring

5)

atas.
Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tigabuah
cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar, saraf ini merupakan saraf otak
besar

yang

mempunyai

dua

buah

akar

saraf

besar

yang

mengandungserabut saraf penggerak. Pada ujung tulang belakang yang


terkecilmengandung serabut saraf penggerak. Di ujung tulang karang
bagianperasa membentuk sebuah ganglion yang dinamakan simpul saraf
serta meninggalkan rongga tengkorak.
a) Nervus Oftalmikus : Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala
bagiandepan kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola
mata.
b) Nervus Maksilaris: Sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas,
bibiratas, palatum, batang hidung, rongga hidung, dan sinus
maksilaris.
c) Nervus Mandibularis: Sifatnya majemuk (sensoris motoris). Serabutserabut

motorisnya

mensarafi

otot-otot

pengunyah.

Serabut-

serabutsensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan


dagu.Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa rangsangan
6)

citrarasake otak.
Nervus Abdusen

Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagaisaraf


penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan
pontis menembus selaput otak sela tursika. Sesudah sampai dilekuk mata
7)

lalu menuju ke otot lurus sisi mata.


Nervus Fasialis
Sifatnya majemuk (Sensoris dan motoris), serabut-serabutmotorisnya
mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Didalam saraf
ini terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan
kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan

menghantarkan rasa

pengecap. Saraf ini keluar di sebelah belakang danberiiringan dan saraf


8)

pendengar.
Nervus Auditorius (Vestibulokoklear)
Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangandari
pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar.
Saraf ini mempunyai dua buah kumpulan serabut saraf yaiturumah keong
(koklea), disebut akar tengah adalah saraf utnuk mendengardan pintu
halaman

9)

(vestibulum),

disebut

akar

tengah

adalah

saraf

utnuk keseimbangan.
Nervus Glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring, tonsil,lidah.
Saraf ini dapat membawa rangsangan citrarasa ke otak. Di dalamnya
mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya

sebagai saraf lidah

tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan
karang.Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan
ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di bawah dinamakan
ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak)
berhubungandengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11
10)

utnuk faringdan tekak.


Nervus Vagus
Sifatnya
majemuk,

mengandung

serabut-serabut

saraf

motorik,sensorik dan parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus,


gasterintestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan

lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini keluar dari sumsum
11)

penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah tekak.


Nervus Asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleidomastoid
danmuskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas
dua bagian, bagian yang berasal dari otak dan bagain yang berasal dari sumsum

12)

tulang belakang.
Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagaisaraf
lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung, akhirnyabersatu
dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Saraf ini
juga memberikan ranting-ranting pada otot yang melekat pada tulanglidah
dan otot lidah.

b. Saraf Spinal
Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45cm
dan lebar 14mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur
yang dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus
dan bagian dalam dari anterior berupa fisura.
Medulaspinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui
voramina interfertebrales (lubang pada tulang vertebra).
Saraf-saraf spinal diberi mana sesuai dengan formen intervetebratis
tempat keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal pertama yang keluar
diantara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian,
terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang
saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan 1 pasang
saraf koksigeal.
Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat
saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu
sebagai berikut:
1)
Fleksus Servikalis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di
bawahotot sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk

mempersarafibeberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi


2)

diafragma.
Fleksus Brakialis
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf
torakalpertama, terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang
klavikula dan aksalia.Dari tiga saraf ini muncul lima saraf utama yang

3)

mempersarafi lengan danbeberapa otot leher dan dada.


Fleksus Lumbo Sakralis
Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota gerak bawah (bagian

4)

pinggul dan kaki).


Fleksus Sakralis
Terdiri dari saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis yang
begabung untuk membentuk nervus iskiadikus yang besar masuk ke
dalam paha melalui cairansakrum untuk melayani otot paha. Becabang
menjadi nervus popliteus medialisdan lateralis mempersarafi otot sebelah
belakang paha dan depan bawah lutut.

C. Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara
keduannya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat
seolah-olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat
guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena
sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ
dalam secara tidak sadar, kadang disebut juga susunan saraf tak sadar.
Menurut fungsinnya, susunan saraf otonom dibagi dalam dua bagian :
1.

Sistem simpatis yang terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan


serta bersambung dengan sumsung tulang belakang melalui serabut-serabut

2.

saraf.
Sistem parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf
otonom kranial dan saraf otonom sacral.

a) Sistem Simpatis

Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglionganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan
kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion
koksigis. Ganglion-ganglion itu tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerahdaerah berikut :
Daerah leher

: Tiga pasang ganglion servikal

Daerah dada

: Sebelas pasang ganglion torakal

Daerah pinggang

: Empat pasang ganglion lumbal

Daerah pelvis

: Empat pasang ganglion sacral

Didepan koksigis

: Ganglion koksigis

Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui


sumsum tulang belakang, dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung yang
bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion dan dari ganglion
masuk menuju sumsum tulang belakang.
Ganglion simpatis lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini
dan bersama serabut-serabutnya membentuk pleksus-pleksus simpatis.
1.

Pleksus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-

2.

cabangnya ke situ dan ke paru-paru.


Pleksus seliaka terletak disebelah belakang lambung dan melayani organ-organ

3.

dalam rongga abdomen.


Pleksus mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sacrum dan
melayani organ-organ dalam pelvis.

Fungsi
Serabut-serabut saraf simpatis menyarafi otot jantung, otot-otot tak sadar
semua pembuluh darah, serta semua alat dalam, seperti lambung, pancreas, dan
usus. Melayani serabut motoric sekretorik pada kelenjar keringat, serabut-serabut

motoric pada otot tak sadar dalam kulit-arektores pilorum, serta mempertahankan
tonus semua otot termasuk tonus otot tak sadar.
b) Sistem Parasimpatis
Sistem parasimpatis. Saraf kranial otonom adalah saraf kranial ketiga,
ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh. Saraf-saraf ini merupakan penghubung tempat
serabut-serabut parasimpatisk lewat dalam perjalanannya keluar dari otak menuju
organ-organ yang sebagian dikendaikan olehnya. Serabut-serabut yang mencapai
serbut-serabut otot sirkular pada iris merangsang gerakan-gerakan yang menentukan
ukuran pupil mata, menggunakan saraf kranial ketiga, yaitu saraf okulo motorik.
Serabut-serabut otot motoric sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf
ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar.
Daerah layanannya luas, serta serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar
kelenjar. Penyebaran ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis .
Saraf parasimpatik sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah
sacral. Saraf-saraf ini membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan
bersama saraf simpatis membentuk pleksus yang melayani kolon, rectum, dan
kandung kencing.
c) Sistem Pengendalian Ganda (Simpatis dan Parasimpatis)
Sistem pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis). Hanya sebagian
kecil organ dari kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan, yaitu simpatis atau
parasimpatis. Sebagian besar organ dan kelenjar memiliki pelayanan ganda, yaitu
menerima beberapa serabut dari sistem simpatis di samping beberapa serabut dari
saraf otonom sacral atau kranial. Keaktifan organ dirangsang sekelompok urat saraf,
sementara dilain pihak dilambatkan atau diberhentikan sekelompok urat saraf lain,
dengan kata lain mesing-masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian,

penyesuaian tepat antara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme
kegiatan halus organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah, serta otot-otot tak
sadar juga dipertahankan.
Dengan demikian, jentung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis,
dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso dilator.
Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor yang
mempercepat dan memperlambat gerakan paristaltik berturut-turut.
Kegiatan ditambah atau Kegiatan diperlambat atau

Organ

dirangsang oleh
Simpatis

Jantung

(kecepatan

diberhentikan oleh
atau Vagus

(kecepatan

kekuatan ditambah)

kekuatan dikurangi )

Bronki

Vagus (konstriksi)

Simpatis (dilebarkan)

Lambung

Vagus (kontraksi)

Simpatis (dikendurkan)

Usus

Vagus (kontraksi)

Simpatis (dikendurkan)

Kandung kencing

Otonom sacral

Simpatis (dikendurkan)

Pupil mata (iris)

Otonom
(kontraksi)

kranial

ketiga

dan

Simpatis (dilebarkan)

Apabila sebuah organ memiliki otot sfingter, serabut saraf yang


menyebabkan organnya berkontraksi akanmenghambat sfinkter dan sebaliknya. Halhal seperti itu terjadi pada lambung dalam sfingter pilorik, usus dalam sfingter
ileokolik dan kadang kencing dalam sfingter uretra internal. Sebagai contoh, pada
kegiatan mikturisi, sfingter uretra dikendurkan, sementara otot pada dinding
kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan kandung kencing
dikosongkan.

D. Penggolongan Obat-Obatan Yang Mempengaruhi Sistem Persarafan


Banyak bukti bahwa kini manusia secara ternag-terangan memekai bahan kimia
tertentu seperti etil alkohol dan kokain hanya untuk memperoleh apa yang ingin
mereka dapatkan seperti suatu perubahan perasaan dan perubahan perilaku yang
menyenangkan atau menguntungkan. Pada akhir-akhir ini keberhasilan para ahli
kimia organik dalam mensintesis berbagai macam bahan kimia psikoaktif atau obatobatan banyak mengubah kegiatan sistem saraf dan dapat menolong orang-orang
yang sakit jiwa. Akan tetapi kemajuan ini juga mendapatkan perhatian dari banyak
kalangan karena semakin banyaknya penggunaan bahan kimia psikoaktif yang
digunakan oleh manusia untuk disalahgunakan pemakaiannya.
Melihat fenomena yang ada telah mendorong adanya penelitian terhadap cara
kerja obat-obatan tersebut dan pengaruhnya terhadap perubahan-perubahan
fisiologisa dan perilaku-perilaku yang dimunculkan. Berkenaan dengan efek
fisiologis dan efek perilakunya, obat-obatan digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Stimulan
Stimulan yang paling luas digunakan ialah kafein (pada kopi, teh, dan
minuman cola), nikotin, (pada sigaret), amfetamina, kokain, ekstasi, dan shabu.
Obat-obat tersebut digunakan untuk meningkatkan daya konsentrasi dan
aktivitas mental serta fisik. Stimulan dalam kerjanya meningkatkan kegiatan
SSP sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik orang yang
menggunakan, mengkonsentrasikan diri untuk membuat prestasi yang lebih
baik, sanggup bekerja lebih kuat dan lebih lama tanpa istirahat.
Setiap stimulan ini menstimulasi saraf simpatik, melalui pengendalian
pusat-pusat di hipotalamus. Kegiatan yang ditimbulkan misalnya, mempercepat
laju jantung, pengecilan pupil, dan peningkatan gula darah. Stimulasi simpatik
yang disebabkan kafein adalah sangat lemah, oleh nikotin lebih lemah lagi, dan
oleh amfetamin, misalnya deksedrin dan metilamfetamin kecepatan cukup kuat.

Stimulan

sering

digunakan

secara

sembunyi-sembunyi

di

kalangan

olahragawan, disebut dengan dopping. Jenis stimulan yang sering digunakan di


kalangan olahragawan adalah amfetamine. Amfetamin juga mempengaruhi
fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti misalnya
bertambahnya rasa haus dan berkurangnya rasa lapar dan rasa kantuk. Karena
efek depresan terhadap delera makan, maka amfetamin secara luas dipakai
untuk membantu orang mengurangi bobot tubuhnya.
Kokain merupakan alkaloida tanaman belukar Erythroxylon Coca dari
Amerika Selatan. Kokain digunakan dengan tujuan untuk lebih fit, segar, kuat,
bersemangat, hilang rasa kantuk dan tidak terasa lapar. Bila terlanjur kronis
akan menimbulkan tidak bergairah bekerja, tidak dapat tidur, halusinasi, tidak
nafsu makan, berbuat dan berpikir tanpa tujuan, tidak punya ambisi, kemauan
dan perhatian. Pada tingkat overdosis dapat menyebabkan kematian karena
serangan dan gangguan pada pernafasan dan terhadap jantung. Disamping itu
dapat juga menimbulkan keracunan pada SSP sehingga korban dapat
mengalami kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan
mata

gelap.

Cara menggunakan

kokain

adalah

menyuntikkannya

secara

intravena

subkutan,

dihirup

hidung

dikunyah,

(sniff),

dilarutkan

kemudian

diminum,

dihisap

orang merokok.

atau
dengan

seperti

2. Halusinogen
Halusinogen adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan daya khayal
(halusinasi) yang kuat, yang menyebabkan salah persepsi tentang lingkungan
dan dirinya, baik yang berkaitan dengan pendengaran, penglihatan maupun
perasaan. Dengan kata lain obat-obatan jenis halusinogen memutarbalikkan
daya tangkap kenyataan objektif. Dalam dosis sedang halusinogen mempunyai
pengaruh menghancurkan yang kuat terhadap persepsi penglihatan danpersepsi
pendengaran subjek. Juga ada peningkatan respon emosional. Dengan dosis
yang lebih tinggi dapat terjadi halusinasi yang sebenar-benarnya yakni si subjek
melihat dan mendengar benda-benda yang tidak ada samasekali. Efek-efek yang
ditimbulkan setelah penggunaan halusinogen adalah rasa khawatir yang akut,
gelisah dan tidak bisa tidur, biji mata yang membesar, suhu badan meningkat,
tekanan darah meningkat, gangguan jiwa berat.
Diperkirakan ada sekitar 100 jenis zat halusinogen yang biasanya
digunakan oleh manusia dan tiga jenis halusinogen yang paling sering
disalahgunakan, yaitu LSD (d. Lysergic Acid Diethylamide), Psilosibin dan
Meskalin. Namun tidak hanya itu, marijuana atau ganja atau kanabis juga
termasuk ke dalam golongan ini karena ganja mengandung sejenis bahan kimia
yang disebut delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat mempengaruhi
suasana hati manusia dan cara orang tersebut melihat serta mendengar hal-hal
disekitarnya. Ganja dianggap narkoba yang aman dibandingkan dengan putaw
atau shabu. Kenyataannya sebagian besar pecandu narkoba memulai dengan
mencoba ganja. Jika menggunakan ganja, maka pikiran akan menjadi lambat,
terlihat bodoh dan membosankan. Ganja dapat mempengaruhi konsentrasi dan
ingatan, meningkatkan denyut nadi, keseimbangan dan koordinasi tubuh yang
buruk, ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan dan halusinasi. Cara

menggunakan ganja yaitu dengan membuat lintingan rokok, dicampur dengan


tembakau dan menghisapnya.

3. Depresan
Depresan adalah obat yang bekerja mempengaruhi otak dan SSP, dapat
menyebabkan timbulnya depresi pada si pemakai, yaitu bekerja mengendorkan
atau mengurangi aktivitas SSP. Obat ini terkenal dengan sebutan sebagai obat
penenang atau obat tidur. Ada lima kategori utama depresan yaitu :
a. Etil alkohol (etanol)
b. Barbiturat, yang mencakup obat-obatan seperti sekonal, membutal, dan
amital.
c. Obat penenang yang paling luas dipakai adalah memprobamat (miltown dan
ekuanil), klorpromazin (torazin), klordiazepoksida (librium), dan diazepam
(valium).
d. Opiat, mencakup opium, morfin, heroin, kodein, dan metadon.
e. Anestetik, mencakup eter, kloroform, dan sejumlah hidrokarbon lain yang
mudah menguap yang digunakan sebagai pelarut (benzena, toluena, dan
karbontetraklorida).
Candu atau opium merupakan sumber utama dari narkotika alam. Dari
candu ini dapat dihasilkan morfin, heroin. Candu berasal dari getah tanaman
Papaver Somniferum yang dibiarkan mengering sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai
aspal. Bentuk ini dinamakan candu mentah atau candu kasar. Cara menggunakan
candu adalah dengan menghisapnya sama seperti cara orang merokok.

Morfin (C17 H19 NO3) adalah zat utama yang berkhasiat narkotika yang
terdapat pada candu mentah. Khasiat morfin adalah untuk analgetik, menurunkan
rasa kesadaran (sedasi, hipnotis), menghambat pernafasan, menghilangkan
refleks batuk dan menimbulkan rasa nyaman (euphoria) yang kesemuanya
berdasarkan penekanan susunan saraf pusat (SSP). Cara menggunakan morfin
adalah dicampur dengan tembakau kemudian dihisap, diminum, disuntikkan pada
lengan bagian bawah sebelah dalam, digosokkan pada goresan silet bagian bawah
lengan bagian dalam.
Secara medis obat-obatan tersebut dapat berguna untuk membantu
mengurangi rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan
darah tinggi dan epilepsi, serta merangsang untuk segera tidur.
E. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Persarafan
1. Neuritis
Peradangan pada saraf karena pengaruh fisis seperti tekanan pukulan, patah
tulang, atau dapat pula karea racun atau defisiensi vitamin B1, B6, dan B12.
Pada daerah yang mengalami peradangan akan terasa sakit dan terkadang
kesemutan. Neuritis sering terjadi sepanjang saraf sciatik pada tungkai bawah
karena gangguan pada vertebra lumbar.

2. Transeksi
Kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari medula spinalis misalnya
karena terjatuh atau tertembak, yang sering disertai dengan hancurnya tylangtullang vertebrae.

Transeksi yang terjadi di daerah dekat kepala akan menimbulkan kematian


akibat terjadinya gangguan pada saraf untuk pernafassan ke otot diafragma.
Transeksi di daerah serviks akan menimbulkan kuadriplegia (lumpuh tungkai
atas bawah). Transeksi dai atas pembesaran lumbar akan menimbulkan
paraplegia (lumpuh kedua tungkai bawah). Transeksi juga disertai dengan
kehilangan segala rasa.
Pada transeksi mula-mula timbul shock, yaitu hilangnya segala refleks.
Kejadian ini berlangsubg beberapa hari sampai beberapa minggu, kemudian
beberapa reflkes berangsur-angsur kembali, tetapi gerakan-gerakan sadar dan
fungsi seksual, buang air kecil dan buang air besar biasanya terganggu.
3. Trauma Kepala
Trauma kepala disebabkan oleh benturan pada kepala yang akan menimbulkan
beberapa akibat :
a. Konkusio, tidak terjadi kerusakan struktural. Gejala yang ditimbulkan
berupa pingsan kurang dari 24 jam, paling sering hanya beberapa menit.
b. Kontusia, terjadikerusakan otak yang lebih serius, juga terjadi pendarahan
walaupun sedikit. Gejalanya berupa pingsan yang lama ditambah dengan
gangguan neurologis lain.
c. Laserasi, jaringan otak robek. Hal ini sering disebabkan karena patah tulang
tengkorak atau tertembak. Biasanya terjadi pendarahan hebat yang
menyebabkan naiknya tekanan dalam tengkorak dan oedema otak.
4. Penyakit Parkinson
Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya neurotransmitter dopanmin pada basal
ganglia. Gejala yang ditimbulkan adalah gemetaran tangan sewaktu istirahat
(tetapi gemetaran tersebut hilang sewaktu tidur), sulit bergerak, dan kekakuan
otot. Otot-otot muka yang kaku menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng,
mata sulit mengedip dan langkah-langkah menjadi kecil dan kaku.
Penyakit parkinson ini biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40
tahun. Penyakit ini tidak mempengaruhi pendengaran, penglihatan dan
intelegensi karena korteks otak tidak terganggu.
5. Struk
Merupakan kematian sel-sel otak disertai gangguan fungsinya yang disebabkan
oleh terganggunya aliran darah pada otak. Penyebab yang paling sering adalah
tekanan darah tinggi dan terosklerosis ataupun kedua-duanya.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) sering menimbulkan pendarahan di otak


karena

pecahnya

pembuluh,

sedangkan

terosklerosis

menimbulkan

penyumbatan karena trombosis (pembekuan darah di dalam pembuluh darah)


dan emboli (benda asing yang terbawa oleh aliran darah di dalam pembuluh
darah yang bisa menyumbat bagian distal pembuluh). Contoh benda asing
adalah bekuan darah dan gelembung udara.
Gejala yang ditimbulkan penyakit ini sangat bervariasi bergantung pada tingkat
struk dan daerah otak yang terkena. Biasanya ditandai dengan pusing-pusing,
sulit bicara, tidak melihat, pingan, sampai gelaja yang klasik yaitu lumpuh
badan sampai kematian.
6. Epilepsi
Suatu penyakit yang terjadi karena dilepaskannya letusan-letusan listrik
(impuls) pada neuron-neuron di otak. Bergantung pada sel-sel saraf yang mana
yang terkena, epilepsi dibagi menjadi :
a. Gandmal, yaitu terjadi di daerah motoris dan kesadaran. Sehingga
menimbulkan kejang-kejang yang disertai dengan hilangnya kesadaran.
Sebelum terjadi kejang-kejang sering didahului oleh terkenanya daerah
sensoris, misalnya meraskan tak enak di perut, melihat, mendengar sesuatu,
peristiwa tersebut disebut aura.
b. Psikomotor, yaitu terjadi di daerah lobus temporalis, sering menimbulkan
gangguan mental.
c. Petimal, yaitu terjadi di daerah talamus dan hipotalamus, penderita akan
kehilangan kesadaran terhadap lingkungan selama 5-30 detik, diam untuk
beberapa saat namun kemudian aktif kembali seperti tidak terjadi apa-apa.
Petimal sering terjadi pada anak-anak.
Penyebab epilepsi antara lain terdapatnya jaringan parut di otak dari bekas
luka sewaktu lahiran atau infeksi, tumor, gangguan metabolisme, dan tidak
diketahui penyebabnya.
7. Polimielitis
Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang neuronneuron motoris sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis). Penyakit

polimielitis ditularkan melallui makanan dan ditandai dengan gejala-gejala


panas, sakit kepala, kaku duduk, sakit otot, kemudian kelumpuhan.
Pencegahannya dengan vaksin autipolio yang diminumkan, biasanya sewaktu
masih bayi.

Anda mungkin juga menyukai