PENDAHULUAN
Nama teh kombucha berasal dari dua kata yaitu “kombu” dan “cha”. Kata “cha” diambil
dari Bahasa Cina yang bermakna “teh”. Produk minuman fungsional ini merupakan hasil
fermentasi larutan teh manis dengan menggunakan kultur bakteri diantaranya Acetobacter
xylinum, Acetobacter ketogenum, Bacterium gluconicum, dan beberapa jenis khamir diantaranya
difermentasi selama 8-12 hari (Rismunandar dan Paimin, 2001). Menurut Naland (2004),
kombucha merupakan agen penghasil senyawa biokimia. Mikroorganisme yang ada di dalam
jamur kombucha akan mengubah gula di dalamnya menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan
Menurut Barbosa-Canovas et al. (1998), senyawa asam yang dihasilkan pada proses
fermentasi ini adalah berupa asam-asam organik. Salah satu asam organik yang banyak terdapat
dalam kombucha adalah asam asetat yang dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antibakteri,
atau mempengaruhi sistem kerja sel seperti dinding sel, membrane sel, enzim-enzim metabolik
dan sistem sintesis protein. Selama ini, penelitian yang banyak berkembang adalah pembuatan
kombucha berbahan dasar daun teh yang diketahui memiliki kandungan antibakteri dan
antioksidan yang tinggi. Akan tetapi saat ini telah berkembang pembuatan kombucha dari
berbagai variasi daun yang lain. Salah satu contoh tanaman yang dapat dimanfaatkan daunnya
2014, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah sekitar 1,2 juta hektar (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2014). Begitu besarnya produksi kopi di Indonesia, namun selama ini
pemanfaatan tanaman kopi secara komersial hanya terfokus pada pengolahan biji kopi sebagai
minuman seduh maupun bahan tambahan makanan. Daun kopi yang merupakan salah satu
bagian dari tanaman kopi, selama ini hanya dianggap sebagai limbah hasil pemangkasan yang
dilakukan dalam proses pengelolaan perkebunan kopi (Pristinia, Devi Y., dkk. 2017). Daun hasil
pemangkasan tersebut akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk menjadi produk tertentu, salah
Daun kopi sendiri diketahui memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, saponin, kafein,
dan polifenol seperti halnya pada daun teh (Wulandari, 2014). Asam fenolik yang terkandung
dalam daun kopi merupakan senyawa antioksidan yang dapat berfungsi menghilangkan radikal
bebas di dalam tubuh. Menurut Wulandari (2014) daun kopi memiliki kandungan antioksidan
sebesar 55,43%-89,78%. Selain itu, menurut hasil penelitian Frischkneecht et al. (1986) daun
kopi memiliki kandungan alkaloid yang tinggi. Alkaloid merupakan bahan aktif yang berfungsi
sebagai antibakteri. Kemudian hasil penelitian Purborini (2003) menyatakan, cairan kopi dapat
salah satu bakteri yang berperan dalam pembuatan teh kombucha. Kopi kombucha mengandung