Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PENGEMBANGAN KURIKULUM

TINGKATAN TAKSONOMI ANDERSON DAN KRATHWOHL

Oleh :
Hanif Muslimah
1401070030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
Tingkatan Taksonomi Anderson dan Krathwohl

Perubahan taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl


dapat dilihat dari kata benda (dalam taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam
taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan
sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda). Kategori pengetahuan dalam
taksonomi Bloom berubah menjadi mengingat. Bentuk kata kerja mengingat
mendeskripsikan tindakan yang tersirat dalam kategori pengetahuan aslinya; tindakan
pertama yang dilakukan oleh siswa dalam belajar pengetahuan adalah mengingatnya.
Kategori pemahaman menjadi memahami. Pemahaman merupakan tingkat
memahami yang paling rendah. Pemahaman terbatas pada hanya memahami tentang
apa yang sedang dikomunikasikan tanpa menghubungkannya dengan materi lain.
Perubahan dari pemahaman menjadi memahami karena dalam pemilihan nama-nama
kategori, mempertimbangkan keluasan pemakaian istilah tersebut oleh banyak guru
(Gunawan dan palupi, 2016).

Kategori aplikasi menjadi mengaplikasikan atau menerapkan. Kategori


evaluasi menjadi mengevaluasi. Kategori analisis menjadi menganalisis. Kategori
sintesis menjadi mencipta. Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen
menjadi sebuah kesatuan yang koheren dan fungsional yang akhirnya dapat
menghasilkan sebuah produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sintesis
hanya terbatas pada memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian untuk
membentuk satu kesatuan dengan melibatkan proses mengolah potongan-potongan,
bagian-bagian, elemen-elemen dan mengatur serta memadukan sedemikian rupa
sehingga membentuk sebuah pola atau struktur yang sebelumnya tidak jelas. Dalam
kategori ini hanya terjadi perubahan dari kata benda menjadi kata kerja (Gunawan
dan palupi, 2016).
Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri
yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi. Pengetahuan tetap
dipertahankan dalam taksonomi revisi namun berubah menjadi dimensi tersendiri
karena diasumsikan bahwa setiap kategori-kategori dalam taksonomi membutuhkan
pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa (Gunawan dan palupi,
2016).

Taksonomi Anderson dan Krathwohl’s melibatkan dua dimensi, dengan enam


proses kognitif dan empat jenis pengetahuan. Dimensi tersebut adalah dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Sedangkan keempat jenis pengetahuan
tersebut adalah (Kuswana, 2012):

a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan ini berisi bagian-bagian materi pokok dan mendasar yang harus siswa
ketahuai lebih dahulu, jika mereka dituntut mencapai atau menyelesaikan masalah.
Pengetahuan ini mencakup :
1) Pengetahuan tentang terminologi, meliputi pengetahuan khusus label-label atau
symbol-simbol verbal dan nonverbal. Contohnya pengetahuan tentang alphabet,
pengetahuan tentang syarat-syarat keilmuan, pengetahuan tentang menuliskan
kosakata dalam kalimat.
2) Pengetahuan tentang pokok-pokok dan bagiannya, berkenaan dengan
pengetahuan berbagai peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi,
meliputi informasi yang spesifik dan tepat, dan perkiraan informasi seperti
periode waktu dalam peristiwa yang terjadi atau fenomena yang terjadi.
Contohnya, pengetahuan nama-nama penting, tempat, dan peristiwa dalam berita,
pengetahuan tentang tanggal yang benar dari suatu kejadian atau fenomena, dan
pengetahuan fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan, kewarganegaraan,
dan kebutuhan manusia serta ketertarikannya
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan ini meliputi pengetahuan kategori dan klasifikasi serta hubungannya
secara kompleks, dideskripsikan dalam bentuk pengetahuan yang tersusun secara
sisstematik sesuai dengan disiplin ilmu yang relevan.
Pengetahuan ini mencakup :
1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, meliputi ketagori-kategori, bagian-
bagian, dan penyusunan yang digunakan dalam isi materi yang berbeda.
Pengetahuan ini merupakan aspek penting dalam mengembangkan sebuah
disiplin akademik. Contohnya, pengetahuan macam-macam bentuk kepemilikan
usaha, pengetahuan bagian-bagian kalimat (kata benda, kata sifat, dan kata
kerja), dan pengetahuan macam-macam teori psikologi yang berbeda.
2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, meliputi abstraksi yang
menyimpulkan fenomena penelitian. Abstraksi ini memiliki nilai yang sangat
besar dalam mendeskripsikan, memprediksikan, atau menentukan tindakan yang
paling tepat dan relevan atau arah yang harus diambil. Contohnya, pengetahuan
prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran, pengetahuan generalisasi tentang
kebudayaan khusus, dan pengetahuan hukum-hukum fisika dasar.
3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur, meliputi pengetahuan dasar dan
generalisasi dengan hubungan timbale balik yang jelas, pandangan yang
sistematis dalam sebuah fenomena yang rumit, masalah, dan materi. Contohnya,
pengetahuan hubungan timbale balik antara prinsip kimia sebagai dasar untuk
teori kimia, pengetahuan struktur kongres secara keseluruhan, pengetahuan
evolusi, dan pengetahuan model genetika (DNA).
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan procedural merupakan pengetahuan mengenai bagaimana cara
melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, alogaritma, teknik-teknik,
dan metode-metode yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur.Ataupun
dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah.
Pengetahuan ini mencakup :
1) Pengetahuan tentang keterampilan umum-khusus dan alogaritma, pengetahuan
alogaritma diperoleh melalui latihan materi matematika. Hasil dari pengetahuan
procedural seringkali dipandang sebagai pengetahuan konseptual atau faktual.
Contohnya, pengetahuan keterampilan melukis menggunakan cat air,
pengetahuan keterampilan dalam mengartikan kata, pengetahuan keterampilan
macam-mcam alogaritma untuk menyelesaikan persamaan kuadrat.
2) Pengetahuan tentang metode dan teknik khusus, meliputi pengetahuan yang
sangat luas dari hasil consensus, persetujuan, atau norma-norma disiplin ilmu yan
relevan. Contohnya, pengetahuan metode penelitian yang relevan untuk ilmu
sosial, pengetahuan metode-metode untuk menilai konsep kesehatan, dan
penegtahuan macam-macam metode literature.
3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat.
Contohnya, pengetahuan kriteria untuk menentukan beberapa jenis esai untuk
ditulis (ekspositori dan persuasive), pengetahuan kriteria untuk menentukan
metode yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan aljabar, dan
pengetahuan kriteria untuk menentukan prosedur statistik dalam mengolah data
yang terkumpul dalam eksperimen.
d. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan ini mencakup :
1) Pengetahuan Strategi
Pengetahuan strategis adalah pengetahuan perihal strategi-strategi belajar dan
berpikir tentang pemecagan masalah (Darmawan dan Sujoko, 2013). Sedangkan
menurut Kuswana (2012) pengetahuan strategi adalah pengetahuan umum untuk
mempelajari, memikirkan, dan menyelesaikan masalah. Subjenis pengetahuan ini
mencakup pengetahuan tentang berbagai strategi yang siswa dapat gunakan
untuk menghafal materi pelajaran, mencari makna teks, atau memahami apa yang
mereka dengar dari pelajaran di kelas atau apa yang mereka baca dalam buku
atau bahan ajar lain. Beberapa contoh pengetahuan strategi adalah :
a) Pengetahuan ulangan dan penyimpanan informasi
Pengetahuan bahwa mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara
menanamkan informasi.
b) Pengetahuan perluasan seperti menguraikan dengan kata-kata sendiri dan
kesimpulan
Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi seperti memparaprase dan
merangkum.
c) Pengetahuan strategi macam-macam organisasi
Pengetahuan tentang beragam strategi pengorganisasian seperti menulis garis
besar dan menggambar diagram.
d) Pengetahuan strategi perencanaan.
2) Pengetahuan tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan
kondisional
Pengetahuan ini meliputi, pengetahuan yang membedakan tugas-tugas kognitif
dengan tingkat kesulitannya bisa sedikit atau banyak, bisa saja membuat sistem
kognitif ataupun strategi kognitif. Contoh pengetahuan tentang tugas-tugas
kognitif, yang meliputi pengetahuan pengetahuan kontekstual dan kondisional
adalah:
a) Pengetahuan bahwa tugas mengingat kembali (misalnya, soal jawaban sing-
kat) berbeda dengan tugas mengenali (misalnya, soal pilihan ganda) pada
umumnya lebih banyak menuntut kerja sistem memori.
b) Pengetahuan buku sumber yang sulit untuk dipahami dibandingkan dengan
buku biasa atau buku teks umum.
c) Pengetahuan tugas memori sederhana
Pengetahuan bahwa tugas sederhana untuk menghafal sederhana (misalnya,
mengingat sebuah nomor telepon) hanya membutuhkan strategi petualangan.
3) Pengetahuan itu sendiri
Menurut Darmawan dan Sujoko (2013), pengetahuan ini mencakup pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitannya dengan kognisi dan
belajar. Sedangkan menurut Kuswana (2012) pengetahuan ini meliputi, kekuatan
dan kelemahan dalam hubungannya dengan pengertian pembelajaran.
Contohnya, siswa mengetahui tes itu lebih mudah dalam bentuk pilihan berganda
dibandingkan bentuk esai, hal itu karena siswa memiliki pengetahuan itu sendiri
(isi materi).

Dari keempat jenis pengetahuan yang ada, Darmawan dan Sujoko (2013)
menyatakan bahwa hal-hal terpenting dalam revisi taksonomi bloom terdapat pada
pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai
pengertian umum atau mengenai salah satu pengertian itu sendiri dari disiplin ilmu
yang relevan (Kuswana, 2012). Metakognitif adalah suatu istilah yang berkaitan
dengan apa yang diketahui seseorang tentang individu yang belajar bagaimana dia
mengontrol serta menyesuikan perilakunya. Metakognitif juga merupakan bentuk
kemampuan untuk melihat pada diri sehingga, apa yang dia lakukan dapat terkontrol
secara optimal. Metakognitif bermanfaat untuk melihat pada diri sendiri sejauh mana
dan seperti apa individu telah belajar. Dengan pengetahuan tersebut dia akan dapat
mengontrol dan menyesuaikan perilakunya (Darmawan dan Sujoko, 2013).

Menurut Darmawan dan Sujoko (2013) metakognitif secara umum dibagi


menjadi dua bidang yang saling berkaitan satu sama lain. Pertama, adalah
pengetahuan metakognitif yang merupakan kesadaran tentang berpikirnya, dimana
siswa mengerti apa yang dia ketahui, yang tidak dia ketahui, dan yang ingin
diketahui. Siswa dapat mengajukan pertanyaan seperti, “apa yang saya ketahui ? Apa
yang tidak saya ketahui ? Apa yang perlu saya ketahui ?”. Peran guru dalam hal ini
adalah menolong untuk melakukan refleksi tentang apa yang mereka ketahui dan apa
yang ingin mereka ketahui ketika mereka hendak mempelajari topik-topik baru.
Kedua, pengaturan metakognitif yang berkaitan dengan kecakapan untuk mengelola
proses berpikirnya sendiri.
Dalam taksonomi yang telah direvisi, dua dimensi yang tercipta dijadikan
dalam sebuah tabel taksonomi. Dimensi Pengetahuan pada sumbu vertikal dari tabel,
sedangkan proses kognitif pada sumbu horizontal (Darmawan dan Sujoko, 2013).

Tabel 1. Penempatan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif

Dimensi Proses Kognitif


Dimensi
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pengetahuan
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisa Mengevaluasi Mencipta

A. Pengetahuan
Faktual

B. Pengetahuan
Konseptual

C. Pengetahuan
Prosedural

D. Pengetahuan
Metakognitif
Berikut ini tabel keenam kategori hubungan dan dimensi proses kognitif serta tabel
dimensi proses kognitif (Kuswana, 2012) :

Tabel 2. keenam kategori hubungan dan dimensi proses kognitif

Kategori Proses Kognitif Contoh


1. Mengingat :
Mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang
1.1 Mengenal Tanggal-tanggal pentig sejarah negara
Mengingat Mengingat kembali tanggal-tanggal penting
sejarah negara
2. Memahami :
Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan dan
komunikasi grafik
2.1 Mengartikan Menguraikan dengan kata-kata sedniri dalam piato
2.2 Mmeberikan contoh Mmeberikan contoh macam-macam gaya lukisan
artistic
2.3 Mengklasifikasikan Mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan
mental
2.4 Menyimpulkan Menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang
ditayangkan video
2.5 Menduga Mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari
pembelajaran bahasa asing
2.6 Membandingkan Membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah
dengan situasi sekarang
2.7 Menjelaskan Menjelaskaan penyebab peristiwa penting di
Perancis abad ke-18
3. Menerapkan :
Menggunakan prosedur dalam situasi yag diberikan
3.1 Menjalankan Membagi satu angka dengan seluruh angka dengan
perkalian
3.2 Melaksanakan Menetapkan situasi tepatnya hukum Newton yang
kedua
4. Menganalisis :
Memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana
bagian-bagian tersebut dihubungkan satu samalain maupun menjadi sebuah
struktur keseluruhan atau tujuan.
4.1 Membedakan Membedakan angka yang relevan dan tidak
relevan dalam satu soal matematika
4.2 Mengorganisasi Bukti-bukti struktur dalam deskripsi sejarah
menjadi sebuah atau melawan sebuah penjelasan
sejarah
4.3 Mendekonstruksi Menetapkan pandangan para ahli dalam pandangan
politiknya
5. Menilai :
Membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria standar
5.1 Memeriksa Menetapka apakah kesimpulan para ilmuwan
sesuai dengan data yang diteliti
5.2 Menilai Menilai diantara dua metode mana yang terbaik
yang dapat menyelesaikan masalah
6. Menciptakan
Menepatkan bagian-bagian secara bersama-sama ke dalam suatu ide, semuanya
saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik
6.1 Menghasilkan Menghasilkan hipotesis untuk menghitung
fenomena yang sudah diteliti
6.2 Merencanankan Merencanakan penelitian mengenasi masalah
sejarah
6.3 Membangun Membangun sebuah habitat bary untuk
meyakinkan tujuan baru
Tabel 3. Dimensi Proses Kognitif

Kategori dan Proses


Nama Lain Definisi
Kognitif
1. Mengingat :
Mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang
1.1 Mengenal Mengidentifikasi Penempatan pengetahuan
dalam memori jangka panjang
secara konsisten dengan materi
yang dipersembahkan
1.2 Mengingat kembali Mendapat kembali Mendapatkan kembali
pengetahuan yang relevan dari
materi yang lama
2. Memahami :
Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan dan
komunikasi grafik
2.1 Mengartikan Klasifikasi, Mengubah dari satu bentuk
menguraikan dengan gambaran (numeric) ke bentuk
kata-kata sendiri, yang lain (verbal)
menggambarkan,
menerjemahkan
2.2 Memberikan contoh Ilustrasi Menemukan contoh khusus
atau ilustrasi konsep atau
prinsip
2.3 Mengklasifikasi Mengategorikan, Menentukan sesuatu kedalam
menggolongkan suatu kategori
2.4 Menyimpulkan Meringkas, Meringkas tema umum aatau
menggeneraslisasikan khusus
2.5 Menduga Menyimpulkan, Menggambarkan kesimpulan
meramalkan, logika dari informasi yang ada
menyisipkan,
meemprediksi
2.6 Membandingkan Membedakan, Mendeteksi korespondensi
memetekan, antara dua ide, objek, dan
mencocokan semacamnya

2.7 Menjelaskan Menciptakan model Menciptakan sistem model


penyebab dan pengaruh
3. Menerapkan :
Menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan
3.1 Menjalankan Membawa Menerapkan prosedur ke tugas
yang umum
3.2 Melaksanakan Menggunakan Menerapkan prosedur menjadi
tugas yang tidak umum
4. Menganalisis :
Menerapkan atau menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan atau yang
dihadapi
4.1 Membedakan Mendiskriminasikan, Membedakan bahan-bahan
memusatkan, yang relevan atau tidak relevan
menyeleksi atau yang penting dan yang
tidak penting
4.2 Mengatur Menemukan Menetapkan bagaimana
hubungan, integrasi, elemen-elemen cocok atau
meringkas, berfungsi dalam sebuah
menguraikan, struktur
menyusun
4.3 Menghubungkan Membangun Menetapkan pandangan,
gangguan, nilai-nilai atau
maksud yang mendasari materi
5. Menilai :
Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standarisasi
5.1 Memeriksa Mengordinasi, Mendeteksi
mendeteksi, ketidakkonsekuenan atau buah
mengawasi, menilai pikiran yang keliru dalam
sebuah proses atau hasil,
menetapkan proses atau hasil
yang masuk akal, mendeteksi
ketidakefektifan prosedur
sebagai hasil yang sudah
dilaksanakan
5.2 Mengupas Menilai Mendeteksi
ketidakkonsekuenan antara
hasil dan kriteria eksternal,
menetapkan hasil yang
memiliki konsistensi eksternal,
mendeteksi ketidaktepatan
prosedur dalam memberikan
kesesuaian
6. Menciptakan :
Menepatkan bagian-bagian dalam keseluruhan fungsi menjadi sebuah pola atau
struktur yang baru
6.1 Menghasilkan Hipotesis Alternatif hipotesis berdasakan
kriteria
6.2 Merencanakan Merancang Melengkapi prosedur untuk
menyempurnakan beberapa
tugas
6.3 Mengeluarkan Menghasikan Menciptakan sebuah produk

Anderson dan Krathwohl mengemukakan bagaimana guru dapat


menggunakan tabel taksonomi. Pertama, tabel taksonomi dapat membantu guru-guru
lebih memahami tujuan-tujuan pembelajaran mereka (tujuan-tujuan yang mereka buat
sendiri dan tujuan-tujuan yang telah disediakan oleh pihak lain); yakni, tabel
taksonomi membantu para pendidik menjawab pertanyaan apa yang disebut dengan
“pertanyaan tentang pembelajaran”. Kedua, dengan pemahaman yang lebih utuh
perihal tujuan-tujuan pembelajaran mereka, guru-guru dapat menggunakan tabel
taksonomi untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih bagus mengenai
bagaimana mengajar dan mengases siswa dalam kerangka tujuan-tujuan
pembelajaran itu yakni, tabel taksonomi membantu para pendidik menjawab
pertanyaan apa yang disebut dengan “pertanyaan tentang pembelajaran” dan
“pertanyaan tentang asesmen”. Ketiga, tabel taksonomi dapat membantu mereka
menentukan seberapa sesuai antara tujuan, asesmen, dan pembelajarannya dengan
cara yang tepat yakni, tabel taksonomi membantu para pendidik menjawab
pertanyaan apa yang disebut dengan “pertanyaan tentang kesesuaian semua
komponennya.” Selain menolong bagi guru yang mengajar, tabel taksonomi
membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar tidak semata pada hasil belajar
mengingat dan memahami pengetahuan konseptual melainkan hingga hasil belajar
mengevaluasi dan memahami pengetahuan metakognitif, mengevaluasi pengetahuan
konseptual, menciptakan pengetahuan procedural (Darmawan dan Sujoko, 2013).
Daftar Pustaka

Darmawan, I Putu A. dan Sujoko, Edi. 2016. Revisi Taksonomi Pembelajaran


Benyamin S. Bloom. Setya Widya, Vol. 29, No. 1. Juni 2013.
Gunawan, I. dan Palupi, Anggraini R. 2016. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah
Kognitif : Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Penilaian. Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun.
Kuswana, W. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai