Anda di halaman 1dari 7

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Nama : Debi Pranata Dosen : Prof. Dr. Drs. Sugiman, M.Si


NIM : 22309251108 Tugas ke : 1 (satu)
Mata Kuliah : Kajian Masalah-Masalah Kelas :I
Pendidikan Matematika

1. Telaahlah yang dimaksud dengan pengetahuan faktual, konseptual, prinsipal,


prosedural, dan metakognisi dalam matematika.

Jawaban:

a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan Faktual merupakan pengetahuan mencangkup elemen dasar yang
digunakan para ahli dalam komunikasi untuk mengetahui tentang disiplin
akademik, pemahaman, dan mengatur secara sistematis. Pengetahuan faktual
berisi elemen dasar yang harus diketahui oleh siswa jika mereka ingin mengenal
disiplin ilmu atau untuk memecahkan salah satu masalah di dalamnya.

Biasanya, unsur-unsur tersebut berupa simbol yang diasosiasikan dengan


beberapa referensi konkrit atau rangkaian simbol disampaikan. Pengetahuan
Faktual dibedakan menjadi dua yaitu pengetahuan tentang terminologi dan
pengetahuan detail spesifik dan elemen. (Anderson Krathwohl, 2001: 45)

Pengetahuan tentang terminologi meliputi pengetahuan tentang label dan


simbol verbal dan nonverbal misalnya kata, angka, tanda, dan gambar.
Sedangkan pengetahuan tentang detail-detail dan elemen yang spesifik
merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber
informasi. (Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, 2012: 109)

Dalam referensi lain, pengetahuan faktual diartikan sebagai pengetahuan


tentang elemen-elemen terpisah dan mempuanyai ciri-ciri tersendiri. (Nailatul
Khalishah dan Nur Iklilah, 2021: 254)

Dari beberapa pengertian pengetahuan faktual di atas, dapat disimpulkan


bahwa pengetahuan faktual merupakan pengetahun yang dimiliki oleh siswa
berupa bagian – bagian dasar sebelum mempelajari ilmu tertentu.
Contoh pengetahuan faktual dalam matematika misalnya pada materi pecahan
adalah unsur-unsur pecahan dan makna pecahan dari representasi tulisan atau
simbol, gambar, maupun benda konkret.

b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
hubungan antara yang lebih kompleks dan terorganisir. Pengetahuan
konseptual meliputi skema, model mental, atau implisit atau teori eksplisit
dalam model psikologis kognitif yang berbeda.

Teori ini merupakan pengetahuan yang dimiliki individu tentang bagaimana


materi pelajaran tertentu di organisasikan dan disusun, bagian suatu bagian-
bagian yang berbeda saling berhubungan secara lebih sistematis.

Jenis pengetahuan konseptual ini merupakan aspek dari apa yang disebut
dengan “pengetahuan disipliner” atau cara ahali dalam disiplin berpikir tentang
fenomena. (Anderson Krathwohl, 2001: 48)

Dalam Buku Pegangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir


tingkat tinggi dijelaskan bahwa pengetahuan konseptual meliputi skema-skema,
model-model mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model-model
psikologi kognitif yang berbeda. Pengetahuan konseptual meliputi 3 jenis yaitu
mengetahui pengetahuan klasifikasi dan kategori, prinsip dan generalisasi, serta
pengetahuan teori, model, dan struktur. (Dirjen GTK Kemdikbud, 2018: 7)

Dapat disimpulkan bahwan pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan


kompleks yang berupa prinsip & generalisasi, kategori, dan juga klasifikasi.

Dalam matematika misalnya dalam materi pecahan pengetahuan konseptual


meliputi macam-macam pecahan, membandingkan dan mengurutkan nilai
pecahan, dan sifat-sifat dasar pecahan.

c. Pengetahuan Prinsipal
Pengetahuan Prinsipal mencangkup abstraksi hasil observasi ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu prinsip dan generalisasi. (Repository UNJ) Pengetahuan prinsip
dan generalisasi meliputi pengetahuan dari abstraksiabstraksi tertentu yang
merangkum pengamatan fenomena.

Pengetahuan prinsip atau generalisasi biasanya berupa gagasan-gagasan


mendasar yang dapat menjadi sulit untuk dipahami karena tidak diperkenalkan
secara keseluruhan dengan fenomena yang dibahas. (Repositpory UNY)
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan prinsipal merupakan pengetahuan
mengenai suatu fenomena yang sulit dipahami karena tidak di jelaskan secara
menyeluruh.

Dalam ilmu kepemimpinan yang di muat dalam Website leadership pipeline


institute menjelaskan bahwa knowledge principal merupakan transisi dari
knowledge leader. Knowledge principal akan memberikan dampak yang lebih
baik dan lebih lama. Namun, tentu ada perbedaan aksi di dalamnya.
Diantaranya, perencanaan yang lebih lama, value yang dipegang, time
managamen, dan juga skills.

Kedua uraian tentang Pengetahuan prinsip di atas jika dikaitkan dengan


pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa pengetahuan-pengetahun
dalam matematika yang tidak di sertai dengan materi prasyarat sehingga perlu
adanya kajian yang mendalam untuk mengetahui suatu teori matematika.

d. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan Prosedural sering juga disebut dengan pengetahuan mengenai
bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan ini biasanya meliputi sebuah
aktifitas latihan-latihan yang cukup rutin sampai pada pemecahan masalah.
Prosedural merupakan rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Prosedur
diartikan sebagai keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan
metode-metode secara kolektif.

Pengetahuan Prosedural mencakup 3 jenis yaitu pengetahuan keahlian dan


algoritma spesifik suatu subyek, pengetahun teknik dan metode spesifik suatu
subjek, dan pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan
prosedur-prosedur yang tepat. (Dirjen GTK Kemdikbud, 2018:8)

Bransford, Brown, dan Cocking (1999) mencatat, para ahli tidak hanya memiliki
banyak hal tentang pengetahuan tentang materi pelajaran mereka, tetapi
pengetahuan mereka dikondisikan sehingga mereka tahu kapan dan dimana
menggunakannya. (Anderson & Krathwohl, 2001: 54)

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan prosedural adalah pemahaman


mengenai langkah-langkah untuk melakukan suatu hal serta mengetahuan
kapan langkah-langkah tersebut digunakan.

Dalam matematika misalnya pada materi pecahan beberapa pengetahuan


prosedural adalah cara mengubah bentuk pecahan, menentukan hasil operasi
pecahan, dan menentukan ututan langkah pada operasi campur pecahan.
e. Metakognisi
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara
umum sama halnya kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi
sesorang. Dengan memiliki kesadaran ini, siswa akan lebih sadar dan
bertanggung jawab untuk pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Dengan
demikian, mereka akan terus menerus belajar lebih baik. (Dirjen GTK
Kemdikbud, 2018: 8)

Teori ini mencakup pengetahuan metakognitif, kesadaran metakognitif


kesadaan diri, refleksi diri, dan pengaturan diri sendiri. (Anderson & Krathwohl,
2001: 54)

Pengetahuan metakognitif terbagi menjadi 3 jenis yaitu pengentahuan strategis;


pengetahuan meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisional; dan
pengetahuan diri. (I Komang Sesara Ariyana, 2020: 30)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan metakognitif merupakan


pengetahuan siswa mengenai cara efektif untuk dirinya dalam mempelajari
suatu ilmu, siswa juga mamou mengukur kemampuan, dan kelemahan serta
potensi yang ada dalam dirinya.

Dalam pembelajaran matematika siswa penting untuk mengetahui strategi


belajar dan pemecahan masalah. Kesadaran akan diri sendiri mengenai sejauh
mana pemahaman matematika yang sudah ada juga sangat membantu siswa
memetakan pembelajaran matematika kedepannya.

2. Kajilah yang dimaksud dengan kemampuan multipel representasi, penalaran dan


pembuktian, koneksi, komunikasi, dan pemecahan masalah (secara kreatif) dalam
matematika.

Jawaban:

a. Multiple Representasi
Menurut Prain dan Waldrip yang disebutkan dalam Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Matematika, multiple representasi merupakan cara
merepresentasikan suatu konsep dengan berbagai cara yang digunakan.
Multiple represntasi mencakup represntasi verbal matematis, gambar atau
diagram (pictoral), dan representasi grafik.

Sedangkan Adu Gyamfi dalam jurnal yang sama menyebutkan multiple


representasi merupakan kemampuan menggunakan beragam representasi pada
waktu bersamaan. Penggunaannya dapat dimunculkan secara bertahap ataupu
lengkap dengan pemecahan masalahnya. Represtasi yang beragama akan
memperbanyak pengalaman belajar siswa dalam memecahkan masalah. (Kuni
Arifah, dkk, 2020: 2)

Referensi lain menyebutkan menurut Carl Angel, dkk multi representasi adalah
model yang merepresntasikan ulang konsep yang sama dalam beberapa format
yang berbeda. (Irwandani, 2014: 1)

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan multiple representasi adalah


kemampuan untuk menyatakan ulang dengan bahasa sendiri yang mudah di
pahami dan cerna oleh dirinya dan orang disekitarnya.

Pengetahuan multiple representasi dalam matematika misalnya siswa mampu


menyajikan data dalam bentuk diagram mengenai hasil panen padi di sertai
dengan harga dan kesimpulannya dengan bahasa sendiri.

b. Penalaran dan Pembuktian


Penalaran dan pembuktian matematis menawarkan cara yang kuat untuk
berkembang dan mengungkapkkan wawasan tentang berbagai fenomena.
Seseorang yang memiliki pola penalaran dan pemikiran yang sistematis biasanya
mencatat pola, struktur, atau aturan kelengkapan baik dalam situasi yang nyata
maupun objek simbolis. Mereka menanyakan dengan kritis pola tersebut.

Pada akhirnya, bukti matematis adalah cara formal untuk mengungkapkan jenis
penalaran dan pembenaran tertentu. Mampu bernalar sangat penting untuk
memahami matematika. (NCTM, 2000: 56)

P4TK matematika dalam websitenya menyebutkan penalaran dan pembuktian


matematis merupakan cara yang kuat dalam mengembangkan dan
mengekspresikan pemahaman pada fenomena yang luas.

Dapat disimpulkan bahwa penalaran matematika adalah kemampuan seseorang


dalam memahami suatu topik kemudian mampu membuktikan kebenaran dari
hasil penalaran yang ia dapatkan.

c. Koneksi
Koneksi berarti hubungan. Pemahaman yang didapat oleh siswa akan bertahan
lama ketika siswa mampu menghubungkan ide-ide matematika yang ia peroleh.
Tidak hanya antara topik dalam matematika saja tetapi juga dengan topik di luar
matematika. Pembelajaran yang dikemas dengan menekankan hubungan
matematika dengan ilmu lainnya akan memberikan pemahaman kepada siswa
bukan hanya pengetahuan tentang matematika tetapi juga kegunaan
matematika itu sendiri.
Matematika sejatinya merupakan bidang studi yang terintegrasi, meskipun
sering kali penyajiannya dipartisi dan disajikan dengan cara lain. Untuk dapat
mendesain pembelajaran matematika yang saling berhubungan, guru perlu
mengetahui kebutuhan siswa, materi matematika apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya, dan materi matematika apa yang akan mereka pelajari.
(NCTM, 2000: 64)

Jadi, koneksi dalam matematika adalah keterkaitan antar topik matematika dan
antara ilmu matematika dengan ilmu lainnya. Pembelajaran yang terkoneksi
akan memberikan pengalaman kepada siswa dengan lebih bermakna.

d. Komunikasi
Komunikasi adalah bagian yang esensial dari matematika dan pendidikan
matematika. Komunikasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
membagikan ide dan mengklarifikasi pemahaman.

Melalui komunikasi, ide-ide menjadi sebuah refleksi, sebagai bahan


penyempurnaan, pembahasan, dan amandemen. Proses komunikasi juga
membantu membangun sebuah makna dan membuat ide teringat lebih kuat
dan juga terpublikasikan.

Ketika siswa ditantang untuk berpikir dan bernalar tentang matematika dan
mengkomunikasikan hasil pemikirannya secara lisan ataupun tertulis mereka
belajar menjadi lebih jelas dan meyakinkan.

Sebuah percakapan dimana ide-ide matemtika di eksplorasi dari berbagai


perspektif membantu siswa mempertajam pengetahuannya. Kalimat yang
sangat menarik dari komunikasi matematika adalah siswa berkomunikasi untuk
belajar matematika, dan siswa belajar berkomunikasi secara matematis. (NCTM,
2000: 60)

Dengan demikian, komunikasi matematika merupakan penyampaian


matematika baik secara verbal maupun non verbal guna memperoleh
pemahaman yang lebih baik dan lebih komprehensif mengenai suatu topik.

e. Pemecahan Masalah (Secara Kreatif)


Pemecahan masalah merupakan aktifitas mencari solusi sebuah tugas yang
metodenya belum diketahui sbeelumnya. Untuk mencari solusi tersebut, siswa
menggunakan pengetahuan yang sudah di dapat, dan melalui proses ini, siswa
akan sering melakukan pengembangan matematika yang baru.

Memecahkan masalah tidak hanya tujuan belajar matematika, tetapi juga


sarana utama untuk melakukannya. Siswa sebaiknya diberikan kesempatan yang
sering untuk merumuskan langkah dan mencari cara pemecahan masalah.
Pemecahan masalah dalam matematika akan menjadikan siswa cara berpikir
yang sistematis, tekun, rasa ingin tahu dan percaya diri di luar kelas matematika.
(NCTM, 2000: 52)

Pemecahan masalah yang melibatkan proses kreatif disebut pemecahan


masalah kreatif (Creative Problem Solving). Proses pemecahan masalah kreatif
(CPS) dikembangkan oleh Isaksen, Dorval, dan Treffinger (Hwang et al, 2007)
yang terdiri atas 4 langkah, yaitu pertama memahami masalah, yang mempunyai
tiga tahapan, yaitu (a) mengekspresikan atau mengidentifikasi masalah, (b)
mengeksplorasi data, yaitu menginvestigasi latar belakang masalah; dan (c)
membuat kerangka masalah, yaitu mengidentifikasi masalah secara eksplisit.

Kedua membangun atau menghasilkan ide-ide, yaitu mengumpulkan dan


mengembangkan berbagai ide yang relevan. Ketiga mempersiapkan tindakan
atau aksi, yaitu mengembangkan penerimaan atau dukungan, yaitu
mengidentifiksi secara detail langkah-langkah solusi.

Keempat merencanakan pendekatan mempunyai dua tahapan, yaitu penilaian


atau penaksiran tugas, yaitu menilai kesesuaian metode dan mendesain proses,
yaitu menyempurnakan metode solusi secara detail.

Osborn (Hwang et al, 2007) juga memberikan 4 panduan bagi guru terkait
kegiatan pemecahan masalah kreatif, yaitu mendorong munculnya banyak ide,
menerima ide-ide yang tampak asing, mengembangkan ide-ide, tetapi tidak
secara langsung mengkritisinya ketika siswa mempresentasikannya. (Ali
mahmudi, 2008: 11)

Jadi, pemecahan masalah secara kreatif dalam matematika yaitu langkah-


langkah yang ditempuh oleh siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya dalam keilmuan matematika.

Anda mungkin juga menyukai