Jawaban:
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan Faktual merupakan pengetahuan mencangkup elemen dasar yang
digunakan para ahli dalam komunikasi untuk mengetahui tentang disiplin
akademik, pemahaman, dan mengatur secara sistematis. Pengetahuan faktual
berisi elemen dasar yang harus diketahui oleh siswa jika mereka ingin mengenal
disiplin ilmu atau untuk memecahkan salah satu masalah di dalamnya.
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
hubungan antara yang lebih kompleks dan terorganisir. Pengetahuan
konseptual meliputi skema, model mental, atau implisit atau teori eksplisit
dalam model psikologis kognitif yang berbeda.
Jenis pengetahuan konseptual ini merupakan aspek dari apa yang disebut
dengan “pengetahuan disipliner” atau cara ahali dalam disiplin berpikir tentang
fenomena. (Anderson Krathwohl, 2001: 48)
c. Pengetahuan Prinsipal
Pengetahuan Prinsipal mencangkup abstraksi hasil observasi ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu prinsip dan generalisasi. (Repository UNJ) Pengetahuan prinsip
dan generalisasi meliputi pengetahuan dari abstraksiabstraksi tertentu yang
merangkum pengamatan fenomena.
d. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan Prosedural sering juga disebut dengan pengetahuan mengenai
bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan ini biasanya meliputi sebuah
aktifitas latihan-latihan yang cukup rutin sampai pada pemecahan masalah.
Prosedural merupakan rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Prosedur
diartikan sebagai keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan
metode-metode secara kolektif.
Bransford, Brown, dan Cocking (1999) mencatat, para ahli tidak hanya memiliki
banyak hal tentang pengetahuan tentang materi pelajaran mereka, tetapi
pengetahuan mereka dikondisikan sehingga mereka tahu kapan dan dimana
menggunakannya. (Anderson & Krathwohl, 2001: 54)
Jawaban:
a. Multiple Representasi
Menurut Prain dan Waldrip yang disebutkan dalam Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Matematika, multiple representasi merupakan cara
merepresentasikan suatu konsep dengan berbagai cara yang digunakan.
Multiple represntasi mencakup represntasi verbal matematis, gambar atau
diagram (pictoral), dan representasi grafik.
Referensi lain menyebutkan menurut Carl Angel, dkk multi representasi adalah
model yang merepresntasikan ulang konsep yang sama dalam beberapa format
yang berbeda. (Irwandani, 2014: 1)
Pada akhirnya, bukti matematis adalah cara formal untuk mengungkapkan jenis
penalaran dan pembenaran tertentu. Mampu bernalar sangat penting untuk
memahami matematika. (NCTM, 2000: 56)
c. Koneksi
Koneksi berarti hubungan. Pemahaman yang didapat oleh siswa akan bertahan
lama ketika siswa mampu menghubungkan ide-ide matematika yang ia peroleh.
Tidak hanya antara topik dalam matematika saja tetapi juga dengan topik di luar
matematika. Pembelajaran yang dikemas dengan menekankan hubungan
matematika dengan ilmu lainnya akan memberikan pemahaman kepada siswa
bukan hanya pengetahuan tentang matematika tetapi juga kegunaan
matematika itu sendiri.
Matematika sejatinya merupakan bidang studi yang terintegrasi, meskipun
sering kali penyajiannya dipartisi dan disajikan dengan cara lain. Untuk dapat
mendesain pembelajaran matematika yang saling berhubungan, guru perlu
mengetahui kebutuhan siswa, materi matematika apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya, dan materi matematika apa yang akan mereka pelajari.
(NCTM, 2000: 64)
Jadi, koneksi dalam matematika adalah keterkaitan antar topik matematika dan
antara ilmu matematika dengan ilmu lainnya. Pembelajaran yang terkoneksi
akan memberikan pengalaman kepada siswa dengan lebih bermakna.
d. Komunikasi
Komunikasi adalah bagian yang esensial dari matematika dan pendidikan
matematika. Komunikasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
membagikan ide dan mengklarifikasi pemahaman.
Ketika siswa ditantang untuk berpikir dan bernalar tentang matematika dan
mengkomunikasikan hasil pemikirannya secara lisan ataupun tertulis mereka
belajar menjadi lebih jelas dan meyakinkan.
Osborn (Hwang et al, 2007) juga memberikan 4 panduan bagi guru terkait
kegiatan pemecahan masalah kreatif, yaitu mendorong munculnya banyak ide,
menerima ide-ide yang tampak asing, mengembangkan ide-ide, tetapi tidak
secara langsung mengkritisinya ketika siswa mempresentasikannya. (Ali
mahmudi, 2008: 11)