Anda di halaman 1dari 22

Embriologi Sistem Saraf Pusat ( Otak )

21032009

4 Votes

Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK )

System saraf pusat (SSP) berasal dari ectoderm dan tampak sebagai
lempeng saraf pada pertengahan minggu ke-3.

Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu
sama lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya
pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler
dengan bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang,
medulla spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan
cacat seperti spina bifida dan anensefalus.

Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina
basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron
sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng
penghubung antara kedua sisi.

Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak
membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.;
rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan
prosensefalon (otak depan).

Rhombensefalon dibagi menjadi:

1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini


mempunyai lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan
lamina alarisnya mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen)
yang khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan
serebelum, pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur
untuk serabut-serabut saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri serta
koterks serebeli.
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive
dan sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta
lamina alaris aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan
posterior sebagai stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan
penglihatan.
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap
tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan
hypothalamus.
Diensefalon ikut berperan dalma pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga
berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus
intermedius, dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior
yang mengadung neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari
hypothalamus.
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong
lateral, hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur
penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri.
Hemisfer serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara
berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral
diensefalon, mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti
telensefalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen
medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui
saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam
diensefalon. Melalui foramina monro, system ventrikel meluas dari ventrikel
ke-3 ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus
choroideus ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak
baik di dalam system ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat
menimbulkan hidrosefalus.

sistem saraf perifer


A. EMBRIOLOGI SISTEM SARAF PERIFER
Sistem saraf merupakan salah satu dari dua sistem utama kontrol tubuh, selain sistem
endokrin. Secara umum sistem saraf dibagi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi (perifer). Pengorganisasian sistem saraf pusat meliputi otak dan korda
spinalis, sedangkan sistem saraf tepi meliputi saraf kranial, saraf spinal, dan saraf
otonom.

Embriogenesis saraf kranial

Nuklei yang diperlukan untuk membentuk saraf kranial sudah ada pada minggu
keempat perkembangan mudigah. Pada otak belakang, proliferasi pusat-pusat di
neuroepitelium akan membentuk delapan segmen terpisah yang disebut rhombomere.
Pasangan-pasangan rhombomere tersebut akan membentuk nuklei motorik saraf
kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII. Ganglia sensorik untuk saraf kranial berasal dari
plakoda ektoderm dan sel neural krista.

Plakoda ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga, dan empat plakoda epibrankial.
Plakoda epibrankial turut membentuk ganglia untuk saraf V, VII, IX, dan X. Sedangkan
sel krista neuralis membentuk hampir semua ganglia saraf kranialis.

Embriogenesis saraf spinal

Serat-serat saraf motorik spinal akan muncul pada minggu keempat perkembangan
mudigah. Serat saraf tersebut muncul dari sel pada lamina basalis yang terdapat di
medula spinalis. Serat-serat ini akan berkumpul membentuk berkas yang dinamakan
serabut nervus ventral. Sedangkan serat yang berasal dari sel-sel di ganglia spinalis
akan membentuk serabut nervus dorsalis.

Tonjolan sentral berkas ini akan tumbuh ke arah medula spinalis, sedangkan tonjolan
sebelah distal akan bergabung dengan serabut nervus ventralis membentuk nervus
spinalis atau saraf kranial. Saraf kranial ini akan membelah menjadi rami dorsalis dan
ventralis primer. Rami dorsalis akan mempersarafi otot-otot aksial dorsal, sendi-sendi
tulang belakang, dan kulit punggung, sedangkan ventralis primer akan mempersarafi
tungkai atas-bawah, tubuh bagian ventral, serta membentuk pleksus nervus utama
(kranialis, brakialis, dan lumbosakralis).
Embriogenesis saraf otonom

1. Embriologi saraf simpatis

Pada minggu kelima perkembangan mudigah, sel yang berasal dari sel krista neural
pada daerah torakal akan bermigrasi ke ventral serabut dorsal dan membentuk
sepasang serabut longitudinal di bagian lateral aorta. Sel-sel tersebut lalu membentuk
rantai simpatis yang terletak pada sisi kanan dan kiri kolumna vertebra. Rantai
tersebut akan diperpanjang oleh neuroblas yang bermigrasi dari daerah torakal
menuju daerah servikal dan lumbosakral. Setelah rantai terbentuk secara lengkap,
serabut-serabut saraf yang berasal dari kolumna eferen viseral (segmen torakolumbal)
akan menembus ganglia (dengan demikian serabut ini dinamakan preganglionik).

Serabut preganglionik ini akan meninggalkan serabut ventral pada korda dan
membentuk ramus putih, dan memasuki ganglion. Sedangkan sebagian akan bersinaps
dengan rantai-rantai yang lain atau berjalan menuju ganglia preaorta yang dibentuk
oleh neuroblas simpatis di depan aorta.

Adapun akson pada sel-sel ganglion dinamakan serabut postganglionik. Serabut ini
berjalan ke tingkat rantai parasimpatis lain atau menjulur hingga ke jantung, paru-
paru, atau saluran pencernaan. Serabut postganglionik akan memasuki nervus
kranialis melalui cabang yang diakhiri oleh ramus kelabu.

2. Embriogenesis saraf parasimpatis

Serabut parasimpatis praganglionik dihasilkan oleh neuron yang terdapat di batang


otak dan daerah sakral medula spinalis yang menghasilkan nuklei sentral. Sedangkan
serabut parasimpatis postganglionik berasal dari neuron yang berasal dari sel krista
neural dan mempersafi mata, kelenjar ludah, organ dalam, dan lain-lain. Ganglia
saraf parasimpatis sendiri dibentuk di sepanjang dinding organ target viseral yang
dipersarafi oleh saraf autonom. Akson yang dimiliki oleh neuron pembentuk saraf
parasimpatis tersebut akan meninggalkan otak melewati nervus kranial dan daerah
sakral korda spinalis mulai dari S2 sampai S4. Keluaran dari daerah kranial akan
mempersarafi ganglia parasimpatis organ-organ viseral yang berada di daerah kepala
melalui nervus vagus, sedangkan keluaran dari daerah sakral akan mempersarafi
ganglia pelvis viseraal melalui nervus pelvis splechnic.
ANATOMI SISTEM SARAF PERIFER

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh
dengan sistem saraf pusat.

(1) Sistem saraf sadar/somatik

Sistem saraf sadar/somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara
sadar/diperintah oleh otak. Bedakan menjadi dua yaitu :

(a) Sistem saraf pada otak

Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan
dibedakan menjadi 12 pasang saraf

(b) Sistem saraf sumsum spinalis

Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula
spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi
sepanjang medula spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis, seperti tercantum pada
tabel berikut:

Jumlah Medula spinalis Menuju


daerah

7 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot


tangan

12 pasang Punggung Organ-organ dalam

5 pasang Lumbal/pinggang Paha

5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki

1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor

(2) Sistem Saraf Tak Sadar

Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari
atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri
atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf
ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang
belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut
jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan
darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi
empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik
berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat
denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat
denyut jantung

HISTOLOGI SISTEM SARAF PERIFER

1. SERABUT SARAF
Serabut saraf yaitu biasanya axon yang memiliki selubung tipis yaitu : nerolema atau
selubung Schwann, yang merupakan lembaran protoplasma sel-sel schwann yang
berasal dari crista neuralis. Di bawah selubung schwann terdapat selubung mielin.

Pada serabut saraf yang bermialin pada jarak tertentu selubung mengecil membentuk
simpul yang dinamakan Nodus Ranvier, di mana nerolema juga mengikutinya .
Serabut saraf bermialin di perifer agak berbeda dengan yang ada dipusat susunan
saraf dalam hal nerolemanya, yaitu diselubungi oleh sel schwann sedang di susunan
saraf pusat oleh sel oligodendroglia.

Kalau dendrit dibandingkan terhadap axon, maka axon jauh lebih panjang dari pada
dendrit. Lagi pula diameter axon relatif tetap sampai ujungnya, sedangkan diameter
dendrit akan mengecil apabila menjahui pangkalnya. Ujung axon akan bercabang
cabang sebagai pohon dinamakam telodendria.

Unsur utama dari axon adalah lanjutan sitopalasma yang dinamakan axoplasma.
Sebagai lanjutan sitopalasma dalam axoplasma didapat pula organel : mitokondria,
nerofibril dam mikrotubuli namun tidak diketemukan granular endoplasmic reticulum.
Sebagai lanjutan dari nerolema axoplasma dibatasi oleh axolema

Selubung mielin terdiri atas bahan seperti lemak yang merupakan campuran
diantaranya kolesterol, fosfolipid, dan serebrosid. Oleh karena lipid larut selama
proses pembuatanya maka didaerah selubung mielin hanya meninggalkan endapan
protein sebagai nerokeratin. Sedangkan apabila digunakan asan osmium di daerah
selubung mielin terlihat adanya gambaran celah miring sebagai corong yang
dinamakan incisura Schmidt lantermann.
Dengan pengamatan M.E. selubung mielin menampakan gambaran berlapis-lapis,
berikut ini akan menjelaskan bagaimana akan terjadinya selubung tersebut.

Terbentuknya selubung mielin didasarkan pada jelly roll hypothesis yang


menyatakan bahwa sitoplasma sel schwann yang semula melingkupi axon secara
langsung akan berputar berkali-kali dengan axon sebagai sumbunya.

Dari terjadinya mielin tersebut nyata bahwa selubung mielin merupakan bagian dari
sel schwann, namun secara muda, biasa dikatakan bahwa nerolema adalah badan dari
sel schwann dengan inti dan sitoplasma di sekelilingnya, sedangkan selubung mielin
berdiri sendiri.

Pada saraf perifer, serabut saraf umumnya dikelompokan sebagai berkas-berkas yang
dinamakan saraf. Sebelum merupakan sebagai berkas, disebelah luar dari nerolema
dilapisi oleh selubung jaringan pengikat yang berasal mesodermal yang dinamakan
endoneurium atau selubung Henle.

Serabut-serabut saraf bersama endoneuriumnya bergabung menjadi berkas yang


diselubungi oleh jaringan pengikat padat yang dinamakam : perinerium.

Selanjutnya berkas ini diikat lagi menjadi berkas yang lebih besar lagi oleh jaringan
padat yang dinamakan : epinerium. Di dalam berkas yang besar tersebut mungkin
tidak ditemukan berkas serabut saraf yang tidak bermielin yang disebut juga serabut
lemak. Karena tidak bersulubung mielin maka serabut lemak tidak tampak bersegmen-
segmen.

Nerolema merupakan selubung atau sarung yang terbentuk oleh deretan sel-sel
schwann sepanjang serabut saraf hanya terdiri atas sebuah sel schwann. Sitoplasma di
daerah tepi yang tipis akan membentuk tonjolan-tonjolan mengelilingi serabut saraf.

Sinapsis

Apabila axon di rangsang maka impuls yang terbentuk akan dirambatkan baik kea rah
badan sel maupun menjahui badan selnya sampai keujung-ujung yang dinamakan
telodendron. Untuk mencapai sel saraf berikutnya diperlukan suatu alat yang disebut
sinapsis. Keistimewaan sinapsis ini hanya dapat merambatkan impuls dalam satu arah
saja.
Dalam perambatan impuls dapat dibedakan sebagai berikut :
Axodendritik, dari axon ke dendrite lain.
Axosomatik, dari axon ke badan sel lain.
Axo-axinik, dari axo ke axon lain.
Dendro dendritik, ke dendrite lain.

Somato-somatik, antara badan sel saraf.

Kemampuan sebuah sel saraf untuk merambatkan ke sel saraf lainnya berbeda-beda
sehingga jumlah sinapsisnya berbeda-beda.

Ujung ujung telodendron berbentuk sebagai benjolan kecil yang di namakan boutons
terminaux. Lebih sering cabang axon membentuk beberapa sinapsis sepanjang
perjalannya sehingga jenis hubungan ini dinamakan : boutons en passage.

Apabila di amati pada ujung axon tampak mitokondria dan gelembung-gelembung


halus yang dinamakan : gelembung sinaptik.

Gelembung sinaptik berisi subtansi, subtansi tersebut dinamakan neurotransmitter,


yang dapat berupa sebagai : asetil kholin, neropinefrin, dopamine, serotonin, GABA
( gamma amino butyric acid

II. AKHIRAN SARAF


Ujung ujung tonjolan baik sebagai axon ataupun yang berfungsi sebagai dendrit tidak
selalu berhubungan dengan saraf lain melainkan berakhir bebas ataupun berhubungan
dengan jenis jaringan lain. Ujung-ujung saraf tersebut dapat mempunyai kemampuan
menerima rangsangan dari lingkungannya atau membawa pesan dari saraf untuk
lingkungan sebagai jawaban atas rangsangan yang datang.

Apabila serabut saraf mampu membawa impuls dari ujung saraf penerima rangsangan
menuju kearah pusat susunan saraf, maka serabut saraf demikian dinamakan : serabut
saraf aferen. Sebaliknya apabila serabut saraf tersebut membawa impuls sebagai
pesan dari pusat susunan saraf untuk akhiran saraf jenis kedua, maka serabut saraf
demikian di namakan serabut saraf eferen.

AKHIRAN SARAF AFEREN


Ujung dari saraf aferen tersebut dapat berakhir bebas dalam jaringan atau
membentuk jaringan khusus yang disebut reseptor. Reseptor dapat membentuk ujung-
ujung yang tidak berselebung yang dapat diketemukan pada epitel, jaringan pengikat,
otot atau selaput lendir dan kulit.

Reseptor pada selaput lendir dan kulit merupakan bagian dari serabut saraf aferen
bermealin yang menjelang masuk jaringan epitel akan kehilangan selubung mealin
dengan membentuk anyaman yang disebut plexus nervosus. Sel epitel yang
berdekatan dengan reseptor dinamakan sel taktil, berfungsi sebagai penerima
rangsangan yang berbentuk rabaan. Reseptor yang terdapat disekeliling sel rambut
dinamakan reseptor peritrichial.

Kecenderungan terjadinya modifikasi sel-sel epitel menjadi satu kesatuan fungsional


dengan reseptor memberikan penamaan khusus sebagai sel-sel nero-epitel.
Termasuk kelompok ini misalnya terdapat sebagai gemma gustatoria
Sebagai alat pengecap di lidah dan organon corti sebagai alat penerima suara.

Reseptor yang membentuk bangunan khusus

Bulbus terminalis

Reseptor jenis ini berbentuk oval dengan selubung jaringan pengikat tipis sebagai
jaringan pengikat tipis sebagai selubung. Bagian dalam dinamakan Bulbus internus
terdapat sebuah atau lebih ujung saraf yang telah kehilangan selubung mielinnya.
Kadang-kadang ujung saraf tersebut bergulung membentuk glomerulus. Reseptor jenis
ini terdapat dalam jaringan pengikat misalnya : bibir, lidah, pipi, langit-langit, rongga
hidung, alat kelamin, seperti ujung clitoris dan penis yang semuanya dinamakan
sebagai Bulbus terminalis Krause. Apabila terdapat dalam kulit reseptor tersebut
berfungsi menerima rangsangan dingin

Corpusculum tactilum Meissneri.


Reseptor jenis ini biasanya ditemukan pada kulit yang tidak berambut misalnya
telapak kaki dan tangan. Berbentuk oval dengan selubung jaringan padat. Bagian
dalam diisi sel-sel jaringan pengikat gepeng yang tersusun sejajar dengan permukaan
epitel. Diantara sel-sel tersebut terdapat ujung-ujung saraf yang telah kehilangan
mielin.
Reseptor ini berfungsi menerima rangsangan rabaan halus.
Corpusculum lamellosum Vateri Pacini
Reseptor ini berbentuk elips yang tersusun oleh lembaran-lembaran jaringan pengikat
secara kosentris seperti kulit bawang. Dalam jaringan pengikat ini terdapat pembuluh
darah. Masing-masing lembaran dipisahkan oleh cairan jernih. Di bagian tengah
terdapat rongga yang diisi oleh ujung saraf yang telah kehilangan selubung mielin.
Reseptor jenis ini terdapat dalam jaringan pengikat di bawah kulit terutama di
telapak kaki dan tangan., peritoneum, penis, clitoris, papilla mammae dan
sebagainya.

Muscle spindle dan neurotendinal spindle

Kalau beberapa reseptor yang telah dibahas menerima rangsangan dari luar sehingga
dapat dikelompokan dalam eksteroreseptor, maka kali ini reseptor menerima
rangsangan yang ditimbulkan sendiri sehingga dinamakan proprioseptor.

Reseptor ini berbentuk sebagai kumparan sebesar 0,75-1mm terselip diantara serabut-
serabut otot kerangka atau serabut kolagen dari tendo. Fungsi dari muscle spidle
neurotendinal spindle untuk mengetahui sampai seberapa jauh kontraksi otot sedang
berlangsung karena adanya keregangan otot akan bertindak sebagai rangsangan.

Corpusculum Ruffini
Jenis reseptor ini berbentuk sebagai berkas jaringan pengikat yang didalamnya
terdapat ujung-ujung saraf yang bercabang-cabang yang berakhir gepeng. Reseptor
yang berfungsi menerima rangsangan panas ini terdapat didalam jaringan pengikat di
bawah kulit.

AKHIRAN SARAF EFEREN


Sebagai jawaban atau tanggapan terhadap impuls yang datang dari perifer melalui
serabut saraf aferen, maka oleh pusat susunan saraf dikirimkam impuls menjalar
melalui serabut saraf eferen ke sel atau organ sasaran. Akhiran saraf eferen tersebut
akan membentuk efektor pada organ sasaran.

Menurut letaknya akhiran saraf tersebut dikelompokan dalam 2 katagori yaitu :

Akhiran saraf somatik eferen.


Akhiran saraf visceral eferen.

Akhiran saraf somatic eferen

terletak pada serabut-serabut otot kerangka yang dinamakan sebagai motor endplate.
Pada waktu saraf mendekati serabut otot, sebelum bercabang cabang halus, axonnya
akan kehilangan mielin, sehingga cabang-cabang axon yang dekat dengan serabut otot
tidak selubung mielin.

Dengan pengamatan M.E. pada motor end plate tersebut axonnya hanya ditutupi tipis
sitoplasma sel schwann dan ujungnya mendekati sarkolema.

Bagian serabut otot didaerah motor endplate menonjol walaupun arah perjalanan
miofibril tidak mengikuti penonjolan tersebut. Didaerah yang menonjol ini sarkoma
banyak mengandung mitokondria.

Oleh karena ujung-ujung saraf seakan sebagai tapak kaki yang menempel pada
serabut otot, maka bagian ujung saraf disebut endfoot dan sarkoplasma yang
menonjol dinamakan soleplasm.

Apabila diperhatikan dengan seksama, maka ujung saraf yang melebar akan masuk ke
dalam lekukan dalam sole plasm yang dinamakan gutters (parit). Sarkoma yang
merupakan dasar dari parit tersebut melipat-lipat yang dinamakan junctional folds
membentuk celah terpisah dari celah sinaptik. Didaerah parit tersebut axeloma
dinamakan membran presinaptik dan sakolema dihadapannya dinamakan membran
postsinaptik.

Akhiran saraf eferen visceral,

terletak pada alat alat dalam. Ujung ujung akhiran saraf yang merupakan efektor
kehilangan mielin dan membentuk anyaman sekeliling otot polos, otot jantung atau
dibawah otot kelenjar.

Menurut letaknya efektor tersebut dinamakan :

Kardiomotor, pada jantung


Viseromotor, pada otot alat dalam

Vasomotor, pada otot polos pembuluh darah

Pilomotor, pada otot polos folikel rambut

Sekretomotor, pada epitel kelenjer.

III. GANGLION

Ganglion adalah kumpulan sel-sel saraf yang terdapat di luar sistem saraf pusat.
Apabila kumpulan sel-sel saraf terdapat dalam sistem saraf pusat maka dinamakan
Nukleus. Biasanya ganglion berbentuk ovoid kecil yang dibungkus oleh jaringan
pengikat padat.

Ganglion intramural biasanya terdiri dari berapa sel saraf saja dan berada dalam alat-
alat dalam, khususnya dinding saluran pencernaan. Semua ganglion intramural
termasuk dalam sistem parasimpatik.

Berdasarkan struktur dan fungsinya dibedakan 2 jenis ganglion saraf :

Ganglion kraniospinal, terdapat pada radix dorsalis N. spinalis dan N. cranialis,

Ganglion otonom, yang merukan bagian dari sistem saraf otonom.

Masing-masng badan sel ganglion atau badan sel saraf dikelilingi oleh selapis sel
kuboid yang dinamakan sel kapsel setelit dan selapis tipis jaringan pengikat.

Ganglion kraniospinal

mempunyai sel ganglion yang termasuk tipe pseudounipoler yang mempunyai tonjolan
yang berbentuk huruf T. dua percabangan dari tonjolan tersebut disebut axon dan
yang lainnya berfungsi sebagai dendrite. Walaupun berfungsi sebagai dendrit namun
strukturnya adalah axon., karena diluar ganglion memiliki selubung mielin.

Bagian dari ganglion lebih banyak sel-selnya dari pada di bagian tengah di mana lebih
banyak serabut-serabut saraf. Pada sedian histologi, badan sel ganglion yang
berbentuk pseudounipoler tampak gluber dengan inti terletak di tengah.
Ganglion otonom

biasanya berbentuk sebagai pembesaran pada serabut otonom. Beberapa dari ganglion
otonom ini terdapat dalam dinding saluran pencernaan. Ukuran sel saraf dalam
ganglion otonom hampir sama sekitar 20-45 mm mempunyai inti relatif besar sebagai
gelembung yang terletak eksentrik.

Secara faali ganglion otonom dibedakan dalam ganglion simpatik dan ganglion
parasimpatik yang tidak dapat dibedakan secara makrofag

Anda mungkin juga menyukai