Anda di halaman 1dari 23

SISTEM SARAF TEPI

 Merupakan system saraf yang berada di luar system


saraf pusat dan terdiri atas saraf dan ganglia (tunggal :
ganglion). Pada system saraf tepi dikenal 2 macam
serat saraf, yaitu serat saraf sensori (saraf aferen) dan
serat saraf motor (saraf eferen).
 Serat saraf sensori tersusun dari sel – sel saraf yang
membawa informasi dari reseptor sensori ke system
saraf pusat, sedangkan serat saraf motor membawa
perintah dar system saraf pusat ke efektor. Ganglion
merupakan simpul – simpul saraf yang berasal dari
berbagai bagian tubuh.
 Menuruttempat asalnya,
semua saraf pada system saraf
tepi dapat dibedakan atas
saraf cranial dan saraf spinal.
A. SARAF KRANIAL
Saraf cranial merupakan saraf yang
muncul pada permukaan dorsal otak.
Saraf cranial berfungsi membawa
impuls saraf dari dan ke otak. Pada
manusia, terdapat 12 pasang saraf
cranial yang penomoranya dilakukan
dengan menggunakan angka romawi.
Saraf cranial dapat berupa serat saraf
sensory, serat saraf motor, dan
gabungan dari serat saraf sensori dan
motor.
A. Saraf Kranial ( 12 pasang ), muncul dari berbagai bagian
batang otak.

1. Saraf olfaktori (CN I) adalah saraf sensorik, berasal dari


epitelium olfaktori mukosa nasal. (Penciuman)
2. Saraf optik (CN II) adalah saraf sensorik (penglihatan)
3. Saraf okulomotorik (CN III) merupakan saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik ( penggerak mata )
4. Saraf troklear (CN IV) adalah saraf gabungan, tetapi sebagian
besar terdiri dari saraf motorik, saraf terkecil dalam saraf
kranial (penggerak mata)
5. Saraf trigeminal (CN V) saraf kranial terbesar, merupakan
saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik
(merupakan saraf kembar tiga yang terdiri dari oftalmik,
maksilar, dan mandibular)
6. Saraf abdusen (CN VI) merupakan saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik (pergerakan rahang
atas dan bawah dan pergerakan bola mata)
7. Saraf fasial (CN VII) adalah saraf gabungan (sensasi pada otot
dan reseptor rasa pada ujung lidah)
8. Saraf vestibulokoklear (CN VIII), hanya terdiri dari saraf sensorik
{sensasi keseimbangan (vesibula) dan pendengeran (koklea)}
9. Saraf glosofaringeal (CN IX) adalah saraf gabungan {sensasi pada
faring, tonsil, pangkal lidah, dan arteri kepala (sensori) dan
pegerakan faring dan kelenjar saliva (motor) }
10.Saraf vagus (CN X) adalah saraf gabungan {kemampuan bicara
dan menelan, pergerakan jantung, dan organ-organ dalam
(motor) dan sensasi faring, laring, esofagus dan organ-organ
dalam (sensori)}
11. Saraf aksesori spinal (CN XI) adalah saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari serabut motorik {terdiri dari dari asesori
spinal (pergerakan langit- langit lunak, faring, dan laring) dan
asesori spinal (pergerakan leher dan punggung)}
12. Saraf hipoglosal (CN XII) termasuk saraf gabungan, tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf motorik (pergerakan lidah)
B. SARAF SPINAL

Saraf Spinal ( 31 pasang ) berawal dari korda melalui


radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior)

1. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan


regia kolumna vertebra tempat saraf tersebut :
 a. Saraf serviks; delapan pasang, C1 sampai C8
 b. Saraf toraks; 12 pasang, T1 Sampai T12
 c. Saraf lumbal; lima pasang, L1 sampai L5
 d. Saraf sakral; lima pasang, S1 sampai S5
 e. Saraf koksiks; satu pasang
Cont..
2. Divisi. Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen
intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi.
 Cabang meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis
melalui foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan
mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis, dan
ligament intervertebral.
 Ramus dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar
ke arah posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada
bagian belakang kepala, leher, dan pada trunkus di regia saraf
spinal.
 Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai
bagian anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
 Cabang visceral adalah bagian dari SSO. Cabang ini memiliki
ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu yang
membentuk
Cont..
3. Pleksus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk
dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11,
yang merupakan awal saraf interkostal

a. Pleksus serviks terbentuk dari ramus ventral keempat


saraf servik pertama-C1,C2,C3,C4-dan sebagian C5.

b. Pleksus brakial terbentuk daroi ramus ventral saraf


serviks C5,C6,C7,C8, dan saraf toraks pertama T1, dengan
melibatkan C4 dan T2.

c. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus saraf lumbal


L1,L2,L3 dan L4, dengan bantuan T12

d. Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral saraf


sqakral S1,S2 dan S3, serta kontribusi dari L4,L5, dan S4.

e. Pleksus konsiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan


saraf spinal konsiks, dengan kontribusi dari ramus S4.
 Secara struktural Sistem Saraf Tepi
terdiri dari 2 kelompok yaitu :
1. sistem saraf somatik
2. sistem saraf otonom
1. System saraf somatic
▪ System saraf somatic (saraf sadar ) merupakan
system saraf yang melayani kulit,otot rangka
dan tendon. Saraf somatic meliputi saraf-saraf
yang menerima dan menghantarkan informasi
dari reseptor sensori (rangsangan eksternal) ke
SSP dan menyampaikan perintah dari SSP ke
otot rangka . Sistem saraf somatic disebut saraf
sadar karena system saraf ini bekerja menurut
kesadaran kita.
 Beberapa aksi dalam system saraf somatic adalah
berupa gerak reflex . Reflex adalah suatu gerakan
spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai
tanggapan terhadap suatu rangsangan. Gerak reflex
terjadi dengan sangat cepat,tanpa melalui
pertimbangan otak. Pada gerak reflex impuls saraf
mengalir pada jalur yang pendek. Jarak terpendek
yang di lalui impuls saraf dalam melakukan gerak
reflex disebut lengkung reflex.
2) Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom atau saraf tak sadar
merupakan bagian dari SST yang bekerja mengatur
dan mengendalikan otot jantung, otot – otot polos,
dan sejumlah kelenjar secara permanen. Artinya,
system saraf tersebut bekerja melayani berbagai
struktur dalam tubuh. Misalnya, jantung, paru –
paru, saluran pencernaan, pembuluh darah,
kantong kemih, dan kelenjar keringat. Disebut
system saraf otonom karena sifat kerja system saraf
ini tidak menurut kemauan atau kehendak kita.
Gambar Struktur & Fungsi Sistem Saraf Otonom
1. Gambaran
a. SSO adalah sistem motorik eferen viseral
b. SSO tidak memiliki input volunter
c. Serabut aferen viseral (sensorik) menyampaikan sensasi
nyeri atau rasa kenyang dan pesan –pesan yang berkaitan
dengan frekuensi jantung, tekanan darah, dan pernapasan

2. Divisi
a. SSO memiliki dua revisi: sistem simpatis dan sistem
parasimpatis
b. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima
inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi.
c. Divisi simpatis dan para simpatis pada Sso secara anatomis
berbeda dan fungsinya antagonis.
d. Kedua divisi memiliki dua neuron di antara SSP dan
efektor.
(1) neuron preganglionik , dalam SSP
(2) neuron postganglionik, luar SSP
System saraf otonom terdiri atas system saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Pada kedua
system saraf otonom ini terdapat ganglion yang
berfungsi sebagai penghubung antara SSP dan
struktur tubuh yang dilayani oleh system saraf
autonom (efektor).
 Sistem saraf simpatik meliputi saraf – saraf yang
keluar pada daerah vertebra thorax dan vertebra
lumbar. Oleh karena itu, system saraf ini disebut juga
system saraf thorakolumbar.
 Pada system saraf simpatik, serat – serat saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang tidak langsung
menuju efektor, melainkan terlebih dahulu
membentuk sinapsis di dalam ganglion.
Neurotransmiternya adalah berupa norepinefrin.
System saraf ini memiliki serat praganglion yang lebih
pendek dibandingkan serat saraf pascaganglion
neuron
Continue...

 Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk


lateral substansi abu-abu dalamsegmen toraks dan
lubal bagian atas medulla spinalis.
 Akson termielinisasi disebut serabut preganglionik,
keluar melalui radiks ventral bersama dengan serabut
eferen somatic.
 Serabut preganglionik menjalar seperti ramus
komunikans putih menuju ganglion terdekat pada
rantai ganglion simpatis paravertebral, yang terletak di
sepanjang kedua sisi kolumna vertebra. Saat serabut
preganglionik mencapai ganglion, serabut ini akan
mengambil salah satu dari ketiga jalur berikut
B. System Saraf Parasimpatik
 Sistem saraf parasimpatik disebut juga system saraf
kraniosacral. Pada system saraf ini, saraf – saraf muncul
dari daerah cranial dan daerah vertebra sacral (bagian
paling bawah dari sumsum tulang belakang).
 Sistem saraf parasimpatik memiliki serat – serat
praganglion berukuran panjang dan serat – serat
pascaganglion berukuran pendek. Artinya, pada system
saraf parasimpatik ganglia berada dekat dengan organ atau
berada dalam organ. Pada system saraf ini, transmiternya
adalah berupa asetilkolin.
 Badan sel neuron preganglionik terletak dalam nuclei
batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf
XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen
sacral kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis dan
keluar melalui radiks ventral.
 Neuron postganglionic terletak dalam ganglia terminal
yang terdapat tepat di luar atau di dalam dinding organ
yang terinervasi.
CONTINUE...

 Serabut parasimpatis yang berawal dari regia cranial


korda menginervasi mata, struktur pada kepala, dan
visera abdominal dan pelvis.
 Serabut parasimpatis yang berawal dari regia sacral
korda membentuk saraf splanknik pelvis dan
menginervasi system urinarius, serta bagian-bagian
dari usus besar bawah.
 Serabut parasimpatis tidak menjalar dalam ramus
dorsal dan ramus ventral saraf spinal. Dengan
demikian, efektor pada kulit (kelenjar keringat, otot
arektor pili, dan pembuluh darah kutan) tidak
menerima inervasi parasimpatis.
Sistem saraf otonom. Divisi parasimpatis terdapat pada sisi kiri dan divisi simpatis
pada sisi kanan.
Efek fisiologis sistem simpatis dan parasimpatis
 Pada dasarnya, fungsi dari sistem simpatis adalah untuk
memobilisasi energi dalam situasi yang membuat stres
melalui peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah,
konsentrasi, gula darah, dan aliran darah ke otot rangka.
 Sistem parasimpatis bekerja berlawanan dengan sistem
simpatis. Sistem ini mengubah dan menyimpan energi
melalui penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah
serta stimulasi saluran pencernaan untuk memproses
makanan.
 Kedua sistem ini bekerja di bawah sadar untuk
mempertahankan lingkungan internal, atau homeostatis.

Anda mungkin juga menyukai