Anda di halaman 1dari 24

Innervasi orbita

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
NUKLEUS NERVUS KRANIALIS
TOPOGRAFI, FISIOLOGI DAN PATOLOGI
NERVUS OPTIK ( N. II )
NERVUS OKULOMOTORIUS ( N. III )
NERVUS TROKHLEARIS ( N. IV )
NERVUS TRIGEMINUS ( N. V )
NERVUS ABDUCEN ( N. VI )
NERVUS FACIALIS ( N. VII )
PERSARAFAN AUTONOM
PERSARAFAN SIMPATIS
PERSARAFAN PARASIMPATIS
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

2
4
9
12
18
20
25
27
30
33
35

INERVASI ORBITA
PENDAHULUAN
Tubuh kita merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam organ dan saling
terintegrasi oleh berbagai macam sistem koordinasi. Salah satu sistem yang mengatur tubuh kita
adalah sistem persyarafan.
Sistem persarafan kita diatur menjadi suatu sistem yang kompleks yang juga mengatur
mata sebagai indera penglihatan sehingga mata dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna.
Mata di dalam fungsi persarafannya diatur langsung oleh 6 dari 12 saraf cranialis yang
merupakan bagian dari sistem saraf perifer. Keenam saraf cranialis tersebut adalah
optikus ( N. II ), nervus occulomotoris ( N.III ),

nervus

nervus trochlearis ( N. IV ), nervus

trigeminus (N.V), nervus abducens (N.VI), dan nervus facialis (N.VII). Selain itu sistem syaraf

autonom juga mengatur mata kita yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
( 1,2,3)
Keenam saraf cranialis yang mengatur persarafan ke mata mempunyai fungsi, distribusi
topografi di otak yang berbeda-beda. Semuanya akan berintegrasi dan bersinergis sehingga
membuat suatu sistem yang akan mengatur mata sehingga dapat menjalankan fungsinya.
Perlunya kita mengetahui tentang persarafan orbita ini, terutama tentang topografinya
akan sangat membantu kita dalam mendiagnosa penyakit lebih dini sebelum kita melakukan
pemeriksaan penunjang.
Dalam sari pustaka sebelumnya telah dibahas persarafan orbita secara umum, tapi dalam
sari pustaka kali ini akan dibahas persarafan pada orbita lebih detail, baik mengenai anatomi
serta fisiologi termasuk kelainan-kelainan yang terjadi , yang dapat membantu kita dalam
mendiagnosa suatu penyakit.
Pada gambar berikut, secara singkat saraf cranialis letak dan fungsinya di mata akan
digambarkan sbb :
Gambar 1, Tabel 1. Topografi dan Fungsi Nervus Kranialis (4)

NUKLEUS NERVUS CRANIALIS


Dalam mempelajari persarafan dimata, perlu kiranya kita mengetahui bagaimana perjalanan
dari saraf tersebut. Perjalanan dari keenam nervus cranialis akan dimulai dimana nukleus/ badan
sel sarafnya berasal sampai kepada tempat dimana axon nervus cranialis tersebut sampai pada
tempat menjalankan fungsinya.

Letak nukleus terdistribusi di Hipothalamus, Mid brain dan Pons serta Medula Oblongata

Gambar 2. Distribusi nukleus nervus cranialis ( 4 )


Secara anatomi, nervus optik bermula di diskus optik tapi secara fungsionalnya berada di sel
ganglion retina. Bagian awal dari nervus optik diwakili oleh sekitar 1 juta sel ganglion yang
kemudian melewati sklera melalui lamina cribrosa.
Nervus okulomotor, akan memulai nukleusnya di midbrain/mesencephalon setinggi
colliculus superior.
Nukleus dari nervus III terdiri atas 3 bagian menurut Warwick yaitu :
1. Kolom-kolom sel lateral , yang akan mempersarafi otot-otot ekstra okuler, termasuk di
dalamnya adalah kolom dorsal untuk m.rektus inferior ( IR ), kolom intermedius untuk m.obliqus
inferior ( IO ), kolom ventral untuk m.rektus medial ( MR ) dan kolom medial yang akan
memberikan serabut menyilang pada m.rektus superior kontralateral ( SR ).
2. Inti sentral kaudal ( CCN ), yang berada di tengah dan sepertiga bagian kaudal dari inti nervus
okulomotor. Inti ini akan memberikan persarafan kepada m.levator palpebra pada kedua sisi.
3. Inti visceral, terdiri dari 2 yaitu inti dari Edinger Westphal ( E-W) dan inti median anterior.
Kedua inti ini akan memberikan serabut parasimpatis preganglioner ipsilateral dan kemudian
akan bergabung dengan serabut somatomotorik N.III ( oblique inferior) untuk kemudian berakhir
di ganglion siliare yang akan mengontrol konstriksi pupil dan fungsi akomodasi. (5)
Gambar dibawah ini adalah kolom-kolom nukleus nervus okulomotor sesuai dengan otot yang
dipersarafi.
Gambar 3. Topografi nukleus N. III (6)
Nervus trokhlearis mempunyai nukleus berlokasi di dorsocaudal mesencephalon tepat
dibawah aquaduktus serebral dan dibawah nukleus n.okulomotor.
Nukleus trigeminus bermula dari midbrain, pons dan ke medulla sampai ke cervical
cord, yang bergabung dengan spinal cord.
Secara anatomi nukleus trigeminus terbagi 4 yaitu dari caudal ke rostral. Ketiga nukleus
ini menerima informasi sensoris dan motorik yang berbeda-beda.
1. Nukleus sensoris utama
Merupakan nukleus yang terletak di samping akuaductus dan batas caudal
dari ventrikel IV, yang akan menerima impuls proprioseptif melalui sensori
root nervus trigeminus yang membawa rangsang sensoris melalui nervus
nasosiliaris dari kornea, dan konjungtiva.
2. Nukleus Motorik

Nukleus ini menerima serabut saraf dari cerebral hemisphere, retikular formation, red
nukleus , medial longitudinal fasciculus (MLF), dan nukleus mesencephalic. Nukleus motoris
trigeminus yang terletak dimedial dari nukleus sensoris. Serabut motoris keluar dari sisi lateral
pons, yang mengikuti cabang ketiga N.V yang mensuplai untuk otot mengunyah, tensor tympani
.
3.

Nukleus spinal
Terletak di sepanjang medula oblongata sampai ke spinal C4 dan akan menerima rangsang raba,

nyeri dan suhu. (7,8)


4. Nukleus Mesencephalic
Nukleus ini menerima rangsang proprioseptif dan deep sensation dari otot mengunyah , otot
wajah dan otot ekstraokuler.
Nukleus nervus abdusen berlokasi di pons diatas dasar ventrikel 4 setinggi colliculus
facialis. Nukleus nervus abdusen dekat dengan garis tengah seperti halnya nervus okulomotoris
dan nervus trokhlearis sebagai motor nukleus, serabutnya lalu menuju ke ventral dan akhirnya
keluar di perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas pyramid (bagian dari medula
oblongata) . Nukleus nervus abdusen juga berada di medial dari traktus corticospinalis ( traktus
pyramidalis ) yang mengontrol fungsi motorik dan sensoris dari traktus spinalis. (7)
Gambar Nukleus Nervus Trigeminus
Nukleus dari nervus abdusen mempunyai 2 buah nukleus

yang mengontrol fungsi

motorik yaitu nukleus motorik pada satu sisi dan nukleus interneuron yang melintas garis tengah
dan mengontrol sisi kontralateralnya dari m.rektus medial yang juga diinervasi oleh nervus
okulomotor.(7,8)
Gambar dibawah memperlihatkan letak topografi dari nukleus nervus abdusen yang
berdekatan dengan nukleus nervus yang lain.
Gambar 4. Topografi nukleus nervus abducen ( 9 )
Nukleus nervus fasialis berada di pons dan lateral dari nukleus nervus abdusens dan di
medial dari nukleus vestibulocochlear dan

di dalam

perjalannnya

bergabung dengan

nervus intermedius.Nervus facialis sendiri sebenarnya adalah serabut motorik tapi setelah
bergabung dengan nervus intermedius berubah menjadi fungsi menjadi sekretomotorik. ( 7 )
Ada 3 nukleus nervus facialis pada pons, yaitu

nukleus motoris dimana serabut motoriknya akan berputar ke posterior melewati nukleus

nervus abdusen yang akan mengatur otot-otot mimik.


nukleus salivari superfisial memberikan serabut para simpatis untuk kelenjar saliva dan

kelenjar lakrimal.
nukleus solitarius untuk mensuplai chorda tympani.(7)
Gambar 5. Nukleus nervus kranialis
Gambar diatas memperlihatkan letak skematik dari nukleus dari seluruh nervus cranialis
melalui potongan coronalnya. Terlihat bahwa letak nukleus tersebut berdekatan yang
memungkinkan jika terjadi penekanan pada daerah pons misalnya akan memperlihatkan gejala
parese bukan hanya pada salah satu nervus saja tapi juga nervus lain yang berdekatan.

TOPOGRAFI, FISIOLOGI DAN PATOLOGI

1. Nervus Optik
Nervus optik memiliki panjang sekitar 50 mm, yang secara topografi akan dibagi menjadi 4
segmen, yaitu :
a.

Bagian intraokuler, yang memiliki panjang 1,5 mm dan dibagi atas zona prelaminar, zona
laminar dan zona post laminar.

b.

Bagian intraorbita, yang memiliki panjang kira-kira 28 mm yang memiliki bentuk S yang
memudahkan pergerakan bola mata tanpa peregangan. Dibagian ini nervus optik sudah bermielin
dan dibungkus oleh lapisan menings. Pada apeks orbita, nervus optik akan dikelilingi oleh
Annulus Zinn yang merupakan origo dari 4 muskulus rektus dan m. oblique superior.

c.

Bagian intrakanalikular, dimana akan melewati foramen optikum yang panjangnya kira-kira 6
mm. Di dalam kanalis optikum ini, nervus optik lebih terfiksasi karena duramaternya akan
bergabung dengan periosteum.

d. Bagian intrakranial yang memiliki panjang kira-kira 10 mm dan di bagian ini nervus optik akan
tidak bermielin kembali. Bagian anterior dari arteri karotis interna akan berada di bawa sedikit ke
temporal dari nervus ini.( 1,2,10)
Gambar 6. Perjalanan nervus optikus

Di kiasma yang berada di anterior hipotalamus dan anterior dari ventrikel 3, akan
berkonfigurasi dimana serabut-serabut nervus optik yang berasal dari nasal akan mengadakan
persilangan sedangkan bagian temporal tetap akan berjalan pada sisi yang sama. Di daerah ini
sangat kaya akan vaskularisasi dimana pada daerah ini kiasma akan di suplai oleh proximal arteri
serebralis anterior dan arteri komunikans anterior, selain itu juga sangat berdekatan dengan
kelenjar hipofise.
Dari kiasma, nervus optik berlanjut ke traktus optik dimana serabut nervus optik yang
dari temporal ipsilateral akan bergabung dengan bagian nasal kontralateral. Seluruh serabut
sebelum sampai ke korpus genikulatum lateral, sebagian akan menuju ke nukleus pretektal yang
akan mengatur reflex pupil sedangkan sebagian besar akan menuju ke korpus genikulatum
lateral yang berperan dalam lintas penglihatan. Korpus genikulatum merupakan nukleus dari
nervus optik dan selanjutnya nervus optik akan berlanjut sampai ke korteks penglihatan . Korpus
genikulatum lateral terletak di bawah talamus posterior dan di temporal pulvinar , selanjutnya
oleh radiasio optik atau traktus genikulokalkarina akan berakhir di korteks primer penglihatan di
lobus oksipital. (1, 2, 10)
Fungsi nervus optik
Nervus optik merupakan saraf somatik spesial afferen yang artinya spesial sensoris
yang serabut sarafnya hanya di ada di intrakranial dan tidak ada di batang otak dan spesial sense
( hearing, vision, balance dan smell ). Sel fotoreseptor pada retina menjadi reseptor dalam
menerima informasi visual. Informasi visual berupa cahaya yang akan diubah menjadi impuls
saraf yang akan dihantarkan oleh nervus optik sampai ke korteks penglihatan kita sehingga
akhirnya kita dapat melihat suatu objek. ( secara detail dibahas di sari pustaka lintas
penglihatan ).
Gangguan pada nervus optik
Di sepanjang perjalanan nervus optik, banyak sekali struktur-struktur berdekatan yang
dapat menjadi penyebab gangguan pada nervus optik. Mulai dari retina sampai ke korteks
penglihatan dapat menimbulkan gangguan pada nervus optik ini.
Kelainan tersebut termasuk diantaranya :
1. Kegagalan cahaya untuk mencapai retina, misalnya akibat kekeruhan media refrakta.
2. Penyakit pada retina, seperti retinitis pigmentosa, perdarahan pada makula,
perdarahan pada retina sampai ablatio retina.

3. Penyakit atau kelainan pada nervus optikus seperti neuritis optik, neuritis
retrobulbar, dan atrofi nervus optikus.
5. Adanya fraktur pada tulang sphenoid yang mengkompressi nervus optik pada kanalis optikum
5. Adanya aneurisma di sekitar kiasma yang akan mengkompressi nervus optik,
Misalnya oleh arteri karotis interna, arteri serebralis anterior atau a. komunikans
anterior. Juga aneurisma oleh arteri arteri lain yang mensuplai di sepanjang
perjalanan nervus optik sampai ke korteks penglihatan.
6. Adanya tumor yang dapat membuat penekanan langsung pada nervus optik atau
pada pembuluh darah yang mensuplai nervus optik ( tumor hipofise).(10)
Jika terjadi lesi pada N.II akan mengakibatkan gangguan pada fungsinya yaitu :
-

Gangguan pada ketajaman penglihatan


-

Gangguan pada refleks pupil


Gangguan pada lapangan pandang ( 10 )

Adapun gambaran defek lapangan pandang tersebut adalah :


1. Partial optic nerve Ipsilateral scotoma pada mata kanan
2. Complete optic nerve Blindness pada mata kanan
3. Optic chiasm Bitemporal hemianopia
4 .Optic tract Homonymous hemianopia
5. Meyers loop Homonymous upper quadrant anopia (temp cresc)
6. Optic radiation Homonymous hemianopia dengan macular sparing
7. Visual cortex Homonymous hemianopia dengan macular sparing
8. Macular cortex Central scotomas (bilateral)

Gambar 6. Defek lapangan pandang (10)

2. Nervus Okulomotor
Nervus okulomotor dalam perjalanannya akan melalui daerah-daerah sebagai berikut :
-

Bagian intraparenkim di mid brain. Serabut saraf berjalan dari nukleusnya di daerah dorsal
tegmentum midbrain, melewati red nukleus dan menuju ventral keluar ke mid brain pada bagian

medial dari pedunkulus serebri di colliculus superior.


Bagian subarachnoid. Setelah keluar dari bagian ventral dari mesencephalon selanjutnya akan
memasuki ruang subarachnoid di depan midbrain pada fossa interpedunkular, dan lewat diantara

arteri cerebellaris superior dan arteri cerebralis posterior dan di proksimal dari arteri komunikans
-

posterior.
Bagian sinus cavernosus.

Sebelum memasuki sinus cavernosus nervus okulomotor akan

menembus duramater di dekat prosesus klinoideus posterior dan selanjutnya akan memasuki
sinus cavernousus yang juga berisi nervus trokhlearis, nervus abdusen, nervus trigeminus dan
arteri karotis interna. Nervus III
-

akan berjalan di dinding lateral atas dari sinus cavernus

superior, tepat dibawah ligamentum petroclinoid.


Bagian Orbita. Nervus III akan memasuki ruang orbita melalui fissura orbitalis superior, dan
akan membagi diri menjadi 2 cabang besar yaitu cabang superior dan inferior.( 11 )
Gambar 7. Perjalanan nervus okulomotor
Percabangan Nervus Okulomotor
Setelah keluar dari fissura orbitalis superior, selanjutnya nervus okulomotor akan

mempercabangkan dirinya menjadi dua divisi besar yaitu :


divisi superior yang akan menginervasi m.levator palpebra dan m.rektus superior,
divisi inferior akan menginervasi m. rektus medial, m. rektus inferior dan m.obliqus inferior.
Cabang dari obliqus inferior selanjutnya akan mempercabangkan serabut parasimpatis
preganglion dari nukleus Edinger westphal yang akan menginervasi m.spinkter pupil dan otototot siliaris. ( 1, 11 )
Gambar 8. Ganglion Siliar (1)
GANGLION SILIAR
Ganglion siliar adalah salah satu ganglion yang berada di mata yang sangat penting
dalam letak dan fungsinya. Berlokasi sekitar 1 cm di depan annulus Zinn, bagian lateral dari
arteri opthalmikus diantara n. Optikus dan m. rektus lateral. Strukturnya sangat kompleks dan
merupakan pertemuan dari 3 serabut saraf yang berbeda-beda fungsinya, yaitu :

a.

Serabut sensoris yang berasal dari n. Nasosiliaris , cabang dari nervus optalmikus, panjang
sekitar 10-12 mm dan berisi serabut sensoris dari kornea, iris dan badan siliar.

b.

Serabut motorik yang berasal dari cabang inferior N. III yang juga mempersarafi m. obliqus
Inferior. Serabut ini yang satu_satunya bersinaps dimana serabut postganglionnya akan
membawa serabut parasimpatis yang akan menginervasi m.spinkter iris dan badan siliar.

c.

Serabut simpatis yang berasal dari pleksus sekitar arteri karotis interna. Serabut ini hanya lewat
dan tidak bersinaps yang akan menginervasi pembuluh darah okuler dan m. dilatator iris. (1, 2, 3)
Fungsi nervus okulomotor

Fungsinya ada 2 yaitu :


1. General Somatik efferen ( motoris) dimana serabut sarafnya yang berasal dari nukleus motorik
akan menginervasi 5 otot ekstra okuler , yaitu :
M. Rectus superior untuk pergerakan mata keatas
M. Rectus medial untuk pergerakan ke medial
M. Rectus inferior untuk pergerakan mata kebawah
M. Obliqus Superior untuk pergerakan mata ke atas dan ke medial
M Levator palpebra untuk pergerakan bola mata keatas
2 General Visceral Efferen yaitu serabut nervus okulomotor preganglionik para simpatis yang
berasal dari nukleus Edinger Westphal akan menginervasi

otot spinkter pupil yang akan

mengkonstriksikan pupil dan muskulus siliaris yang akan mengatur akomodasi.


Third Nerve Palsy ( TNP )
1. Jika ada gangguan pada nervus okulomotor setelah keluar dari midbrain dan hanya pada satu
sisi maka terjadi Unilateral palsy. Maka yang terlihat adalah
- `Down and out` dari bola mata karena:
(1) kelemahan dari m. Rektus medial sehingga terjadi eksotropia/ deviasi
horisontal,
(2) kelemahan dari m. Rectus superior dan oblique inferior (keduanya
elevator) dan m.rectus inferior (depressor) sehingga yang tersisa adalah m. Rektus superior
-

yang membuat mata menjadi arah keluar dan kebawah.


Ptosis karena kelemahan dari m.levator palpebra yang membuat palpebra superior tidak dapat

diangkat dan mata tidak dapat melihat jelas.


Diplopia karena adanya misaligment dari bola mata sehingga penglihatan tidak binokular

membuat mata melihat dobel.


Pupil dilatasi akibat terganggunya serabut parasimpatis yang berasal dari subnukleus Edinger

2.

Westphal yang mengatur otot spinkter pupillae.


Gangguan akomodasi karena gangguan inervasi dari muskulus siliaris (2, 11,12)
Gambar 8. Okulomomotor Nerve Palsy ( 11)
Jika lesi mengenai nukleus pada satu sisi , akan terjadi unilateral TNP , ptosis parsial
kontralateral dan parese elevasi bolamata kontralateral .
Adanya kontralateral ptosis parsial karena adanya inervasi ke bilateral dari satu nukleus yang
sama, sedangkan ptosis ipsilateral yang lebih berat karena lesi pada satu sisi di nukleus akan
menekan badan sel dan serabutnya sedangkan yang kontralateral hanya akan parsial karena
persarafannya hanya sebagian.

Sedangkan terjadinya palsy elevasi karena nukleus untuk

m.rectus superior akan berjalan menyilang, sehingga gejala yang diberikan akan kontralateral.
( perhatikan letak nukleus nervus okulomotor). Penyebabnya biasa infark atau tumor.

3. Jika lesi pada serabut setelah dari nukleus tapi masih di mid brain maka akan terjadi :
-

Benedict Syndrome dgn tanda-tanda ipsilateral flapping tremor dan ataxia karena menekan red

nukleus.
Weber Syndrome dgn tanda-tanda parese unilateral nervus okulomotor dimata dan disertai
alternating hemiparese ( biasanya kontralateral), karena didekat nukleus nervus okulomotor
terdapat traktus corticospinal di daerah pedunculus yang mengatur fungsi motorik .(11,12)
Biasanya disebabkan oleh aneurisma atau tumor.

4. Jika lesi di ruang arachnoid, misalnya terdapat aneurisma maka yang paling cepat terjadinya
gangguan adalah pupil karena serabut saraf pupil dari nervus okulomotor yang paling terluar
yang terdekat dengan arteri komunikans posterior ( arteri yang tersering terjadi aneurisma).
Jika terjadi perdarahan sub arachnoid misalnya karena ruptur dari aneurisma dan pasien menjadi
tidak sadar maka sulit untuk mengevaluasi kelainan yang timbul, maka refleks pupil dapat
menjadi hallmark untuk mendeteksi kelainan nervus okulomotor ini.
Tapi jika pupil tidak terganggu (spared) sedangkan tanda-tanda parese n.3 yang lain ada, maka
itu menjadi tanda bahwa terjadi parese n.3 karena iskemia terhadap vaskularisasi ke nervusnya
misalnya pada DM atau proses demielinating pada nervus nya.
5.

Jika lesi terjadi di sinus cavernosus maka pada keadaan awal nervus okulomotorlah yang
pertama terganggu karena serabut pupil nervus okulomotor tepat berada dibawah ligamentum
petroclinoid, tapi jika lesi yang lebih besar maka nervus 4 dan nervus 6 serta 2 divisi dari nervus
5 juga akan terkena , misalnya pada keadaan inflamasi.
Secara anatomis N.III akan terletak paling atas dibagian sinus cavernosus posterior tapi jika di
bagian anterior akan berada dibawah dan medialis dari N.IV . (11,12)
Gambar dibawah memperlihatkan aneurisma dari arteri karotis yang dapat menekan
nervus III. (13)

3. Nervus Trochlearis
Nervus trochlearis sangat unik karena serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan
menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan
bersifat kontralateral sedangkan pada nervusnya akan ipsilateral.(14, 15,16)

Gambar 9: Topografi Nervus Trokhlearis (15)


Serabut sarafnya setelah meninggalkan nukleusnya akan memutar ke caudal
mesencephalon di periaquaductal grey. Selanjutnya ke medial kembali untuk menyilang garis
tengah dan akhirnya akan keluar ke permukaan dorsal (bukannya ventral) antara pons dan
midbrain junction.
Selanjutnya akan memasuki ruang subarachnoid dimana akan berjalan antara arteri
serebralis posterior dan arteri serebellaris superior.
Setelah menembus duramater akan memasuki sinus cavernosus di dinding lateralnya,
dimana akan bergabung bersama N. III , N.VI, a.karotis interna dan N. V. Nervus trokhlear
akanberada di bawah nervus III dan diatas dari cabang opthalmik dari nervus V. Akhirnya akan
memasuki fissura orbitalis superior tapi diluar dari annulus Zinn lalu berjalan diatasnya dan
akhirnya akan menginervasi m.obliqus superior. (14,15,16)
Fungsi nervus trokhlearis
Nervus trokhlearis berfungsi sebagai general somatik efferent (motorik) yang akan
menginervasi m.oblique superior yang membuat bola mata bergerak ke bawah dan ke lateral.
Fourth Nerve Palsy ( FNP )
Nervus trokhlearis memiliki panjang 60 mm dan berdiameter sangat kecil yaitu hanya
sekitar 0,25-1 mm, hal ini yang membuat nervus trokhlearis sangat fragile/ rentan terhadap
tekanan, injuri dan sangat sulit dikenali pada saat operasi.(2)
Lesi setingkat nukleus
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa serabut saraf dari nervus trochlearis akan
bersilangan dulu di mesencephalon sebelum keluar menuju ruang subarachnoid maka jika terjadi
lesi pada nukleus atau serabut saraf sebelum keluar dari midbrain maka akan mengakibatkan
paralisis nervus trochlear secara kontra lateral. Penyebab yang tersering pada daerah ini adalah
infark, hidrosefalus, dan trauma.

Karena banyaknya struktur-struktur lain berupa nukleus dari nervus cranialis yang lain
seperti N. III, N. IV dan N. VI maka biasanya paralisis nervus IV juga akan disertai oleh kelainan
dari nervus yang lain seperti light-near dissosiate pupil, Horner sindrom, nystagmus dan
Internuclear Opthalmoplegia ( INO ).(14)
Lesi di luar midbrain
Jika terjadi suatu fraktur tertutup intrakranial ( tersering ), meningioma, carotid
cavernosus fistula, infeksi pada sinus cavernosus atau tumor hipofise yang dapat menekan nervus
trochlear akan menyebabkan parese dari nervus ini.
Penekanan atau injury pada nervus ini akan membuat :
-

Mata tidak dapat bergerak ke dalam dan kebawah, sehingga pasien akan kesulitan untuk

membaca atau menuruni tangga.


Diplopia adalah keluhan yang tersering dirasakan, berupa vertikal diplopia terutama jika pasien
berusaha untuk membaca, tapi dengan melakukan head tilting atau memutar kepala kearah
kontralateral dari otot oblique superior yang parese ( dagu mendekati mata yang terkena) akan

memudahkan dan menghindarkan untuk melihat dobel .


Parese dari nervus trochlear yang murni/ sendiri (isolated) kadang sulit untuk dideteksi karena
biasanya parese dari nervus ini akan bersama-sama dengan nervus yang lain ( N. III, dan N. VI)
karena dalam perjalanannya di sinus cavernosus dan fissura orbitalis superior selalu berjalan

berdampingan.(14,15,16)
6. Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus setelah keluar dari nukleusnya di sepanjang mesencephalon, pons sampai
ke medula oblongata, serabut-serabutnya akan bergabung membentuk ganglion Gasseri /
Semilunar

di daerah Meckel Cave

yang selanjutnya akan memasuki ruang subarachnoid.

Setelah dari ruang subarachnoid akan menembus duramater dan memasuki ruang sinus
cavernosus yaitu cabang opthalmik dan cabang maksilaris.
Di ruang sinus cavernosus akan berada di nervus ini akan berada di bagian inferior pada
sinus cavernosus posterior, tapi setelah di bagian anterior, nervus ini akan berada di superior
sebelum akhinya

cabang opthalmik ( V1 ) akan memasuki fissura orbitalis superior yang

selanjutnya akan memasuki rongga orbita yang akan menuju ke kulit dahi dan puncak kepala.
Sedangkan cabang maksilaris akan memasuki cranium melalui foramen rotundum. Serabut saraf
sensorisnya akan mencapai fossa pterigopalatina melalui fissura orbitalis inferior ( wajah, dagu
dan gi gi atas ) dan melalui kanalis pterigopalatina ( langit-langit, mukosa hidung dan farings).

Cabang mandibularis akan memasuki foramen ovale dan akan menginervasi lidah, gigi bawah,
dan kulit rahang bawah.(2, 3, 17, 18)
Percabangan nervus trigeminus
Cabang-cabang N.Trigeminus adalah :
Nervus Opthalmicus ( V1)
Saraf ini merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang pempersarafi glandula
lacrimalis, conjuntiva, mukosa

cavum nasi, kulit hidung, palpebra, dahi dan kulit kepala.

Membentang ke ventral di dinding sinus lateral cavernosus dibawah n.okulamotorius dan nervus
trokhlearis. Menerima serabut simpatis dari pleksus karotikus internus , sebelum memasuki
fissura orbitaris superior.
Selanjutnya bercabang menjadi :
1. N .Lakrimalis
cabang terkecil memasuki orbita melalui tepi lateral fissura orbitalis superior, membentang pada
tepi atas m.rectus lateralis bersama-sama a.lakrimalis. Menerima r.zygomatikus n.maksilaris
mengandung serabut sekretori untuk glandula lakrimalis.
2. N .Frontalis
memasuki rongga orbita melalui bagian superior fissura orbitalis superior terletak diatas otot
dan membentang diantara m.levator palpebra superior dan peiosteum. Pada pertengahan orbita
3.

bercabang dua menjadi n.supratroclearis dan n.supraorbitalis.


N.nasosiliaris; masuk orbita melalui bagian medial fissura orbitalis superior, menyilang
n.optikus menuju dinding medial orbita dan selanjutnya sebagai n.ethmoidalis anterior, masuk
kedalam cavum cranii melalui foramen ethmoidalis anterior, berjalan diatas lamina kribosa dan
turun ke cavum nasi melalui celah disisi crista gali. N.nasosiliaris menerima r.komunikan
ganglion siliaris dan mempercabangkan n.siliaris longus, n. siliaris brevis, n.infratrochlearis dan
n.ethmoidalis posterior.(3,18)
Nervus Maksilaris
Dari ganglion trigeminal divisi ini berjalan kedepan pada dinding lateral sinus cavernosus
dibawah N.VI, dan meninggalkan fossa crani melalui foramen rotundum dan memasuki bagian
superior dari fossa pterygopalatina.
Sesudah memutari sisi lateral processus orbitalis dari os platina, memasuki orbital
melalui fissura orbitalis inferior. Berjalan kedepan pada sulcus infraorbitali pada orbital floor dan

berubah nama menjadi n.infraobita. Selanjutnya memasuki canalis dan keluar pada pipi melalui
foramen infraorbitalis untuk mempersarafi kulit palpebra inferior, kulit sisi hidung dan pipi, bibir
atas dan mucosa bibir atas dan pipi.(3,18)
Nervus mandibularis
Divisi ini merupakan divisi yang terbesar. Divisi ini tidak menginervasi orbita
Fungsi dari nervus trigeminus
1.

Cabang opthalmik adalah general somatik afferent /sensoris ( tactile, proprioceptif, dan
nosiseptif ), dimana :
- cabang frontal akan mempercabangkan nervus supratrokhlearis yang akan
membawa rangsang sensoris untuk konjungtiva dan kelopak mata atas dan
kulit dahi bagian bawah serta nervus supraorbitalis yang akan mensuplai
palpebra inferior , konjungtiva dan sebagian kulit dahi.
- cabang lakrimal akan membawa rangsang sensoris dari kelenjar lakrimal
melalui post ganglion pterigopalatina, serta konjungtiva dan kulit sekitar
sudut mata bagian lateral.
- Cabang nasosiliaris akan mempercabangkan :
@ infratrokhlearis yang akan menginervasi untuk sistem drainase lakrimal,
konjungtiva dan kulit sekitar kantus medial.
@ nervus siliaris longus akan membawa serabut sensoris dari badan siliar,
iris dan kornea dan membawa serabut saraf simpatis ke otot dilatator
pupil,
@ nervus siliaris brevis akan membawa serabut saraf parasimpatis yang
menginervasi otot konstriktor pupil dan m siliaris , serta akan membawa
serabut simpatis yang akan menginervasi otot dilatator pupil dan
m.Tarsalis superior.

2. Cabang maksillaris adalah serabut general somatik afferent/sensoris untuk kelopak mata inferior,
bibir atas, gusi dan gigi bagian atas, dagu, hidung, dan sebagian farings serta sinus frontal,
ethmoid dan maxillaris.

3.

Cabang mandibular adalah sensoris untuk gusi bawah, gigi, bibir bawah sedangkan motoris
untuk lidah , langit-langit dan otot-otot mengunyah.(17, 18)
Gambar dibawah memperihatkan perjalanan dari nervus trigeminus dan daerah kulit yang
dipersarafi ( dermatomnya ).
Gambar 10. Perjalanan nervus trigeminus
Apa yang terjadi jika terjadi kelainan pada nervus trigeminus ?
Jika terjadi gangguan pada persarafan pada nervus trigeminus maka fungsi sensoris dari
daerah yang dipersarafi akan memperlihatkan kelainan sesuai dengan dermatomnya.
Trigeminal Neuralgia ( Tic Douloureux) adalah suatu keadaan dimana terjadinya rasa
nyeri pada daerah persarafan sensoris dari nervus trigeminus. Sifatnya ipsilateral dan biasanya
disebabkan kompressi dari arteri atau vena di fossa posterior yang akan menekan nukleus
sensorisnya. Penyebab infeksi dan degeneratif terjadi di ganglionnya. Penyebab yang lain adalah
intoksikasi kronik alkohol, defisiensi vitamin B1,B12,B6 dan juga dapat karena drug eruption,
serta trauma atau fraktur tulang tertutup yang dapat menekan cabang-cabang dari nervus
trigeminus ini. Gejalanya tiba-tiba, dan awalnya akan menyerang bibir, pipi, gigi dan ke bagian
mata.
Kelainan yang dapat terjadi di daerah mata yaitu hilangnya fungsi sensoris yang dibawa
oleh cabang-cabang nervus trigeminus seperti cabang V1 (n. Frontal, n.lakrimal ) yang akan
mambawa rangsang sensoris dari daerah konjungtiva, kelopak mata atas, kelenjar lakrimal.
Hal lain yang dapat terjadi adalah gangguan pada fungsi sensoris pada kornea
dan otot-otot iris serta muskulus siliaris yang dibawa oleh nervus nasosiliaris. (18)
Gambar diatas menggambarkan perjalanan rangsang sensoris kornea yang dibawa oleh
nervus trigeminalis cabang 1 yang akan dibawa ke nukleus spinalis nervus trigeminus
selanjutnya akan dibawa ke nukleus motorik nervus facialis secara bilateral yang akan menbuat
mata berkedip karena kontraksi muskulus orbikularis okuli. Jadi jika dilakukan perangsangan
pada kornea ipsilateral maka mata kiri dan kanan akan berkedip, tapi jika terjadi lesi pada n. V1
ipsilateral maka mata yang kontralateral tidak akan berkedip juga. Tapi jika kornea kontralateral
dilakukan perangsangan maka kedua mata akan berkedip ( affected eye juga ).(18)

7. Nervus Abdusen

Nukleus nervus abdusen berada di medial dari nukleus nervus facialis di pons, serabut saraf
nervus abdusen akan berjalan keatas dan kedepan di dalam pons dan akhirnya keluar di
perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas medulla oblongata. (9, 14 )
Serabut saraf selanjutnya memasuki ruang subarachnoid dan akan menembus duramater
pada dorsum sella dari tulang sphenoid, berjalan terus dibawah prosessus clinoid superior dan
memasuki sinus cavernosus pada sisi lateral dari arteri karotis interna, dimana nervus
okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus opthalmikus berada di sisi lateral dari sinus
cavernosus. Selanjutnya akan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior dibawah vena
oftalmika . Akhirnya berjalan diantara 2 caput m.rektus lateral dan akan menginervasi muskulus
tersebut.(9, 17)
Gambar 11 Perjalanan nervus abducen
Fungsi dari nervus abducens
Sebagai General Somatik Efferent ( motorik ) dengan menginervasi otot m.rektus lateral
yang membuat bola mata bergerak ke arah lateral.
Sixth Nerve Palsy ( SNP)
Gangguan pada setingkat nukleus.
Kerusakan pada nukleus nervus abdusen tidak akan semata-mata kelumpuhan dari nervus
abdusen sendiri ( kelemahan dari m. rektus lateral ), tapi lebih kepada gangguan pergerakan
horisontal/ lateral (lateral gaze conjugate paralisis) kedua mata. Hal ini disebabkan oleh karena,
selain nukleus motoriknya yang mengatur m.rektus lateral juga ada nukleus interneuron yang
menginervasi m. rektus medial yang diinervasi juga oleh nervus okulomotor secara kontralateral.
Pada mata normal, pergerakan mata ke lateral (m. rektus lateral) pada satu mata akan
berpasangan dengan

pergerakan mata ke medial pada mata yang lain (m.rektus medial),

sehingga kedua mata akan melihat pada satu objek yang sama. Semua ini diatur oleh serabut
saraf pada Medial Longitudinal Fasciculus (MLF). (9, 14, 17)
Lesi di daerah perifer
Jika terjadi gangguan pada nervus abducen akan menyebabkan diplopia dan strabismus
karena dominasi kekuatan dari nervus okulomotor yang menginervasi m.rektus medial. Bola
mata akan bergerak ke medial sehingga untuk menghindari diplopia maka pasien akan berusaha
untuk memutar kepalanya supaya kedua mata dapat melihat sempurna. (9)

Penyebabnya dapat oleh karena tumor,aneurisma atau fraktur

yang dapat langsung

menekan nervus ini. Penyebab yang lain yaitu infark, demyelinating, infeksi, penyakit pada sinus
cavernosus dan neuropati. Tapi penyebab yang tersering adalah diabetik neuropati .
Penyebab yang lain adalah Wernicke-Korsakoff Syndrome yang disebabkan oleh
defisiensi thiamine karena alkoholisme menyebabkan nistagmus dan parese m. rektus lateral
serta Tolosa - Hunt Syndrome dimana penyakit ini adalah penyakit idiopatik granulomatous
yang menyebabkan nyeri pada nervus okulomotor dan nervus abdusen.(9, 17)

8. Nervus Facialis
Nervus facialis adalah campuran serabut sensoris dan motoris. Nervus ini akan berjalan
ke ventral midbrain setelah keluar dari nukleusnya di pons. Disebut nervus sekretomotorik
karena dalam perjalanannya akan bergabung dengan nervus intermedius yang merupakan nervus
sekretomotorik untuk kelenjar salivatorius.(19)
Setelah keluar dari nukleusnya akan berjalan ke dorsomedial lalu melingkari nukleus
nervus abdusen baru membelok ke ventrolateral untuk meninggalkan lateral pons. Disinilah
nervus facialis akan bergabung dengan nervus intermedius. Nukleus salivatory nervus facialis
akan mengeluarkan serabut saraf dan yang melalui lobang akustikus meatus akan membentuk
ganglion genikulatum. Dari ganglion ini melalui great petrosal nerve akan menuju ganglion
pterigopalatina yang akan memberikan serabut parasimpatis sekretomotorik untuk kelenjar
lakrimal. Tapi sebelum sampai di ganglion pterigopalatina, serabut saraf parasimpatis akan
berjalan bersama dengan serabut saraf simpatis yang dibawa oleh deep petrosal nerve ( dari
pleksus simpatis di arteri karotis interna) di sepanjang foramen lacerum. Keduanya lalu bersinaps
dan oleh nervus vidian akan bergabung dengan nervus lakrimal yang selanjutnya akan
menginervasi kelenjar lakrimal. Sebagai saraf motorik nervus facialis akan memberikan
serabutnya untuk otot-otot wajah, otot stylohioid, digastrikus dan sisanya ke glandula parotis.
Cabang temporalnya yang menuju intracranial akan mempersarafi otot frontalis dan m.
orbicularis oculi bagian atas, dan cabang yang menuju zygomatikus akan mempersarafi m.
orbicularis bagian bawah.(19)

Gambar 12 perjalanan nervus facialis


Fungsi dari nervus facialis
1. Fungsi sensoris dari wajah, kornea, mulut, hidung, gigi, lidah, menings, sinus dan
gendang telinga.
2. Fungsi motoris untuk otot mengunyah.
3. Fungsi sensoris dari reseptor rasa 2/3 lidah dan langit-langit.
4. Fungsi motoris dari otot-otot ekspresi wajah, otot stapedius dan otot-otot telinga tengah.
5. Parasympatis untuk kelenjar saliva dan kelenjar lakrimal.
6. Fungsi motoris untuk m.orbicularis oculi yang membuat mata berkedip dan muscle tone
untuk menutup mata pada palpebra atas dan bawah.

Apa yang terjadi jika terjadi kelainan pada nervus facialis ?


Jika terjadi suatu gangguan terhadap persarafan nervus facialis, maka pemeriksaan
terhadap fungsi dari nervus facialis harus betul-betul dilakukan dengan seksama. Mulai dari
fungsi motorik pada otot wajah, otot mengunyah dan otot orbicularis okuli yang diinervasi
nervus tersebut sampai kepada fungsi sensorisnya . Gejala yang muncul dibagian mata dapat
berupa terjadinya kelemahan terhadap fungsi m. orbicularis okuli dan disfungsi sekresi dari

kelenjar lakrimal. Akibatnya dapat terjadi ektropion, lagoftalmus, dry eye sindrome sampai
terganggunya ocular surface.
Nervus okulomotor yang menginervasi m. Levator terlihat berjalan sendiri dan jauh dari
n. Facialis, sehingga jika terjadi kelainan dari nervus facialis maka nervus 3 tetap akan bekerja
mengangkat palpebra superior, tapi palpebra inferior tetap akan lemah sehingga akan jatuh ke
bawah membuat gangguan pada drainage air mata.
Penyebab kelainan nervus facialis yang tersering adalah Bell`s palsy. Ditandai dengan onset
tiba-tiba dari kelemahan otot-otot wajah, kadang dimulai oleh infeksi virus, tidak ada kelainan
neurologi yang lain serta tidak ada kelainan telinga.
Penyebabnya masih belum jelas tapi diduga kuat karena pengaruh virus herpessimpleks.
Pada Bell`s palsy terlihat kelainan seperti : perubahan pada wajah yang terlihat, otot-ototnya
terlihat terjatuh, hilangnya lipatan nasolabial dan menurunnya sudut mulut, sulit untuk
menggerakkan otot-otot wajah, tapi hanya pada satu sisi, kesulitan untuk mengunyah dan
gangguan pengecapan, kesulitan untuk menutup kelopak mata ( kelemahan m.orbicularis oculi ),
sensitif terhadap suara , nyeri pada belakang telinga, ektropion, lagoftalmus .
Penyebab yang lain dapat oleh karena trauma, virus herpes Zoster dan tumor ( acoustic
neuroma, hemangioma, tumor glandula parotis ).(9, 10, 15)

PERSARAFAN AUTONOM TERHADAP ORBITA


Persarafan autonom terbagi menjadi dua divisi yaitu sistem saraf simpatis dan sistem
saraf parasimpatis. Persarafan autonom merupakan bagian dari sistem saraf perifer. Sistem
saraf autonom mengirimkan serabut sarafnya ke jaringan otot jantung, otot polos dan jaringan
kelenjar. Stimulasi dari sistem simpatis atau parasimpatis akan mengontrol fungsi kontraktilitas
jantung, kontraktilitas otot polos serta stimulasi atau inhibisi dari sekresi kelenjar.
Fungsi dari sistem simpatis dan parasimpatis dapat dikatakan berbeda , tetapi dalam
pengertian lebih ke saling mengimbangi daripada antagonis. Aksi dari parasimpatis dapat
disimpulkan seperti rest and digest dimana pada sistem simpatis seperti fight or flight.(20)
Pada organ mata, sistem saraf autonom akan menginervasi sel otot polos di otot instrinsik
mata yaitu m. spinkter pupil, m. dilatator pupil, m. siliaris, kelenjar- kelenjar di mata, m.
muller serta pembuluh darah yang ada di mata.
A. PERSARAFAN SIMPATIS
Persarafan simpatis pada mata dapat dibagi menjadi 2 jalur tujuan, yaitu :

1. Jalur yang bermula dari bagian posterior hipothalamus yang akan berjalan sampai ke mata dan
3 kali berganti neuron. Serabutnya menuruni batang otak menuju medula spinalis dan berakhir di
kolom sel intermediolateral spinal cord setinggi cervikal 8 sampai thorakal 2. Disini serabut saraf
akan berganti neuron pada ciliospinal nucleus of Budge-Waller. Serabut post-sinaptik lalu
meninggalkan medula spinalis melalui rami ventral dari Th 1-3 akan bergabung dengan
paravertebral sympathetic plexus. Serabut ini akan berjalan ke atas menuju ganglion cervicalis
superior dan bersinaps disana. Setelah berganti neuron, serabut post ganglion akan berjalan
sepanjang arteri karotis interna dan memasuki kranium melalui kanalis karotikus. Serabut ini
akan berjalan bersama dengan arteri karotis interna sampai akhirnya keluar dari fissura orbitalis
superior dan bergabung dengan ganglion siliar tanpa bersinaps. Oleh nervus siliaris longus
serabut simpatis akan menginervasi m. dilatator pupil. (20)
Gambar 13. Jalur simpatis
2. Jalur selanjutnya adalah rangkaian dari jalur pertama dimana serabut saraf setelah bersinaps di
ganglion servikal superior akan berjalan bersama dengan arteri karotis eksterna dan berjalan
sepanjang tulang petrosa dan mengikuti deep petrosal nerve yang selanjutnya akan bersinaps di
ganglion pterigopalatina dan oleh nervus lakrimal akan menginervasi kelenjar lakrimal.
Sebagian lagi yang berjalan bersama dengan arteri karotis eksterna akan mensuplai kelenjar
keringat (sweat gland) di daerah dahi.
Untuk serabut saraf simpatis yang akan mensuplai m. Muller akan berjalan bersama dengan
arteri opthalmika. (20)
Pada iris yang diinervasi serabut simpatis akan berdistribusi di otot spinkter iris,
pembuluh darah dan pada lapisan epitel berpigmen dari processus ciliaris. Selain itu juga akan
terdistribusi di pembuluh darah di mata.
Fungsi sistem simpatis pada mata
Noradrenalin adalah neurotransmitter utama yang dikeluarkan oleh serabut saraf
simpatis mata, disamping neurotransmitter yang lain seperti dopamin, serotonin. Noradrenalin ini
ditemukan paling banyak di daerah sekitar iris dan di humor aquous.
Serabut simpatis akan dibawa oleh dua jenis serabut saraf yaitu :
1.
-

serabut adrenergik dan diterima oleh reseptor alfa 1 dan alfa 2.


Sistem ini akan :
Menginervasi m. dilatator pupil sehingga mata menjadi midriasis
Menginervasi m. muller ( m. tarsalis superior) .

Menginervasi glandula lakrimal dengan menurunkan fungsi sekresinya

Menginervasi pembuluh darah di mata sehingga vasokonstriksi atau vasodilatasi

2. Serabut kolinergik dan diterima oleh reseptor beta 1 dan beta 2 akan menginervasi prosessus
siliaris sehingga dapat memproduksi humor aquous.(20)
PERSARAFAN PARASIMPATIS PADA MATA
Persarafan parasimpatis berasal dari 2 nukleus yang berbeda sesuai dengan target
organnya, yaitu dari nervus okulomotor dan nervus facialis, dimana :
1.

Jalur pertama berasal dari nukleus nervus okulomotor yaitu nukleus Edinger-Westphal di
midbrain. Dari nukleus ini akan dikeluarkan serabut saraf preganglionik yang akan berjalan
bersama nervus okulomotor dan akan bersinaps di ganglion siliar. Serabut saraf postganglionik
yaitu nervus siliaris brevis akan membawa serabut saraf parasimpatis dan memasuki orbita serta
menginervasi m.siliaris dan m. spinkter pupil.

2. Jalur untuk menginervasi glandula lakrimal dimulai dari nukleus nervus facialis yaitu nukleus
salivatory yang akan memberikan serabut preganglioniknya dan akan berjalan terus menuju
ganglion genikulatum. Selanjutnya akan berlanjut menjadi 2 cabang serabut parasimpatis yaitu
nervus petrosal besar ( great petrosal nerve) dan chorda tympani. Dan melalui great superior
petrosal nerve akan berhenti di ganglion sphenopalatina. Serabut postganglion akan berjalan
melalui nervus vidian dan akan bergabung dengan nervus lakrimal (cabang V1) akan
menginervasi kelenjar lakrimal.(20)
Fungsi persarafan parasimpatis
Serabut post ganglionik ini akan mengeluarkan neurotransmitter asetilkolin dan melalui
serabut saraf kolinergik akan diterima reseptor muscarinik yang akan menginervasi :
-

Menginervasi m. spinkter pupil sehingga mata menjadi miosis

Menginervasi m.siliar untuk mengatur akomodasi.

Menginervasi glandula lakrimal dengan meningkatkan fungsi sekresinya

Menginervasi pembuluh darah di mata sehingga vasokonstriksi

Gambar 14 : jalur perjalanan persarafan simpatis dan parasimpatis yang menginervasi


otot iris, m. siliaris dan kelenjar lakrimal.(20)
Gambar diatas memperlihatkan tempat serabut saraf adrenergik dengan reseptornya dan
serabut kolinergik dengan reseptor muskarinik. Dari gambar tersebut diatas kita akan dapat
mengetahui dasar farmakoterapi obat-obat untuk mata.(20,21)

PENUTUP
Mata sebagai indera penglihatan dalam menjalankan fungsinya diatur oleh berbagai
macam sistem, dimana salah satunya adalah sistem persarafan.
Enam nervus cranialis mengatur secara langsung baik dalam fungsi sensoris maupun
fungsi motoriknya . Keenam saraf cranialis tersebut adalah
occulomotoris ( N.III ),

nervus optikus ( N. II ), nervus

nervus trochlearis ( N. IV ), nervus trigeminus (N.V), nervus

abducens (N.VI), dan nervus facialis (N.VII). Selain itu sistem syaraf autonom juga mengatur
mata kita yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Cibis GW, Abdel Latief AA, Bron AJ, Chalam KV, Tripathy BJ et al. BCSC : Fundamental and

2.

principles of opthalmology. Section 2. San Francisco, USA : AAO, 2008-2009 ; 96-125.


Newman SA, Arnold AC, Friedman DI, Kline LB, Rizzo III JF. BCSC : Neuro-opthalmology.

3.

Section 5. San Francisco, USA : AAO, 2008-2009; 23-28.


Anonim, Cranial nerves. Available from : http.//www. Wikipedia.org. Accessed on september

4.
5.
6.

4.2009
Anonim. Available from : 150 Cranial Nerves ppt. Accessed on 6 September 2009.
Sidarta P, Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar, edisi 6. Jakarta. Dian Rakyat. 1994: 116-60.
Available from : http://www.revopth.com/getting at the vertical

diplopia//200810/083_RPJ8_F6.gif.
7. Cranial Nerve Nucleus. Available from : http://www. Wikipedia.org.
8.
Kanski JJ. Clinical opthalmology 5th edition. Butterworth-Heinerman Ltd. Oxford American.
2003: 596-647
Anonim. Abducen nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org.
Accessed on September 6. 2009.
10. Nervus Optic. Available in http : // yayanakhyar.wordpress.com
9.

11. Available from : http://www.ispub.com/oculomotor erve/volume10_number_1.


Accessed on oktober 5. 2009.
12. Available in http://www.ispub/ijn/volume 10 number 15/orv/oculomotor nerve
13. Available in http://www. medscape.com/surgical management of unruptured post carotid artery
wall aneurysma/2003/459061/art-nf459061.fig.
14. Diplopia. Available in http: //jnnp.bmj.com/egi/Diplopia and eye movement/75/iv24.

15.

Yousry et al, MR Anatomy of the Proximal Cisternal Segment of the Trochlear Nerve:
Neurovascular Relationships and Landmarks. Radiology, 223 (1): 31-38

16. Anonim. Trokhlear nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org.


Accessed on September 6 . 2009.
17. EA Gallman. Medical Neuroscience. Available from : 42905_EyeMovementAnswer.pdf-Adobe
reader
18. Trigeminal Nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org. Accesssed on September 6. 2009
19. Facial Nerve. Available from : http: // www.Radiopaedia.org. Accessed on 24 september 2009.
20. Autonomic Nervous System. Available from : http://www.WordiQ.com. Accessed on oktober 14.
2009.
21. Denis J Dupre, Autonomic Pharmacology, Available from :denis.dupre@dal.ca
Accessed on oktober 5. 2009

Anda mungkin juga menyukai