Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui secara menyeluruh teori-teori tentang
kehamilan ektopik serta peran bidan untuk kehamilan ektopik
2. Untuk mengetahui secara menyeluruh teori-teori tentang
kehamilan Mola Hidatidosa serta peran bidan dalam
penatalaksanaan kehamilan Mola Hidatidosa
3. Untuk mengetahui secara menyeluruh teori-teori tentang kasus
HiperemesisGravidarum dan penanganan masalah
HiperemesisGravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan tanda-tanda vital dapat baik sampai buruk
seperti:
a. Keadaan umum
1) Ibu tampak anemis, sakit, lemah, dan pucat
2) Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma- tidak sadar.
3) Terdapat tanda-tanda syok: hipotensi (tekanan darah
menurun), tekhikardia (nadi meningkat), pucat, ekstremitas
dingin.
4) Pada pemeriksaan abdomen: ditemukan tanda-tanda
rangsangan peritoneal (nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri
lepas) ini disebabkan karena darah yang masuk kedalam
rongga abdomen akan merangsang peritoneum
b. Pemeriksaan khusus melalui vagina (pemeriksaan ginekologi)
1) Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
2) Serviks terlalu lunak dan nyeri tekan
3) Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadang-
kadang sakit diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
4) Kavumdouglas menonjol oleh karena terisi darah dan nyeri
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Kadar hemoglobin meningkat dan eritrosit menurun atau
leukosit meningkat.
2) Tes kehamilan (urine dan HCG)
b. Pemeriksaan ultrasonograsi (USG)
c. Pemeriksaan kuldosintesis
Untuk mengetahui adanya cairan darah dalam kavumdouglass
d. Pemeriksaa yang ditegakkan secara bedah
2.5 Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik
1. Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang
memerlukan penanganan spesialis
a. Dalam hal ini rujukan merupakan langkah yang sangat
penting.
b. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu. Kiranya
bidan dapat menegakkan diagnosis kemungkinannya
sehingga sikap yang paling baik diambil adalah segera
merujuk penderita (ibu) ke fasilitas yang lengkap seperti
puskesmas, dokter atau langsung ke rumah sakit.
2. Sebagai gambaran penanganan spesialistis yang akan dilakukan
adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada
beberapa hal, antara lain lokasi dan tampilan klinis.
4.4 PatofisioligiHiperemesisGravidarum
Patofisiologihiperemesisgravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormon ChorionicGonadhotropin (HCG) dapat menjadi
faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami
relaksasi sehingga motilitas menurun dan kadang lambung menjadi
kosong. Hiperemesisgravidarum yang merupakan komplikasi ibu
hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya
non-protein, nitrogen, asan urat, dan penurunan klorida dalam darah,
kekurangan vitamin B1, B6, B12 dapat mengakibatkan terjadinya
anemia, gangguan alat-alat vital sampai meninmbulkan kematian
(Mitayani, 2009 hal 56).
4.5 Komplikasi pada kasus HiperemesisGravidarum
1. Komplikasi yang terjadi pada ibu
a. Hiperemesis dapat menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dam plasma berkurang.
b. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah-muntah lebih banyak, dapat merusak hati.
c. Terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
2. Komplikasi yang terjadi pada janin
Hiperemesis tak hanya mengancam kehidupan klien, namun
dapat menyebabkan efek samping pada janin sperti abortus,
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi
pada bayi baru lahir.
4.6 Penanganan HiperemesisGravidarum
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah
dan peredaran darah yang baik. Catat cairan yang keluar dan
masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam
kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau
makan. Tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Cairan
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara
intravena.
4. Obat
Pemberian obat pada hiperemesisgravidarum sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang
tidak bersifat teratogenik atau dapat menyebabkan kelainan
kongenital pada bayi.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikistrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena itu di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosis pada pasien ini adalah kehamilan ektopik terganggu.
Perawatan
yang dilakukan sejak pasien datang adalah segera mencari tahu
kepastian
diagnosis kehamilan ektopik terganggu dengan mengambil data
lengkap dari
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan ginekologis,
pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan darah, tes kehamilan dan USG.
Setelah
didapatkan diagnosis kerja kehamilan ektopik terganggu, segera
dilakukan
intervensi pembedahan laparotomi. Dengan kondisi pasien yang
stabil setelah
dioperasi, luka operasi terawat dengan baik, pada perawatan hari ke
sembilan
diminta kontrol luka operasi.
Hal yang dapat dilakukan sekarang adalah memberi edukasi pada
pasien ini
untuk lebih jeli dalam menghadapi tanda-tanda kemungkinan hamil
lagi, seperti
langsung ke dokter untuk memastikan apakah dirinya benar-benar
hamil dan
mendapat perawatan yang lebih ketat. Dijelaskan juga faktor-faktor
risiko sperti
infeksi pelvik, penyakit menular seksual, usia dan larangan merokok
untuk
mencegah bertambah besarnya risiko terjadinya kehamilan ektopik
terganggu,
karena pada pasien yang pernah mengalami penyakit ini, jelas
sebelumnya sudah
ada faktor risiko untuk memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik
terganggu
lagi.
b. Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan penyakit wanita dalam masa
reproduksi antara
umur 15 tahun sampai umur 45 tahun. Umumnya pada kasus ini janin
meninggal
sedangkan vilus-vilus yang membesar dan edematus itu hidup dan
tumbuh subur,
gambaran yang diberikan adalah segugus buah anggur.
Sebagai bidan dapat memberikan penatalaksanaan kasus mola
hidatidosa
dengan mengantisipasi memburuknya keadaan ibu harus
memberikan cairan
intravena RL atau NaCl 0,9% dan mencegah terjadinya perdarahan.
Setelah itu
bidan harus melakukan rujukan ke tingkat pelayanan kesehatan
memadi dengan
BAKSOKU.
c. HiperemesisGravidarum
Hiperemesisgravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam
masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin didalam
kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6-12 masa
kehamilan dan dapat berlanjut hingga minggu ke 16-20 masa
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: SalembaMedika
Bina PustakaSarwonoPrawirohardjo.
FasilitasKesehatanDasardanRujukan.
KebidananUntukKebidanandanKeperawatan. Yogyakarta:
NuhaMedika.
PatologiPadaKehamilan: Manajemen&AsuhanKebidanan.
Jakarta: EGC
1. Kehamilan yang dapat muncul dengan nyeri abdomen dengan atau tanpa
perdarahan pervaginam, yaitu ?
a. kehamilan anggur (molahidatidosa)
b. kehamilan ektopik
c. kehamilan
d. kehamilan Abnormal
e. kehamilan normal
2. Menegakkan diagnosis kehamilan ektopik tentunya dengan melakukan
anamnesa tentang trias kehamilan ektopik terganggudiantaranya yaitu
(kecuali) :
a. Terdapat amenorhea (terlambat datang bulan)
b. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di daerah bahu dan
seluruh abdomen
c. Terdapat perdarahan melalui vagina atau spoting/bercak
d. Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma- tidak sadar.
e. Umunya perdarahan tidak benyak dan berwarna coklat tua
3. Penyebab terjadinya mola hidatidosa belum diketahui secara pasti, faktor-
faktor yang mungkin menjadi penyebab adalah (kecuali):
a. Faktor ovum
b. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
c. Paritas tinggi
d. Kekurangan protein
e. Kelebihan protein
4. Faktor risiko terjadinya kehamilan Mola Hidatidosa yaitu :
a. Usia ibu 35-40 tahun memiliki risiko 2 kali lipat dan ibu yang berusia > 40
tahun beresiko hingga 10 kali lipat.
b. Riwayat kehamilan mola sebelumnya tidak beresiko
c. Pemakaian kontrasepsi oral jangka pendek
d. Defisiensi beta karoten atau vitamin K
5. Mual dan muntah berlebihan selama masa hamil yang disebabkan dari
morningsicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya
melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan
yaitu?
a. Mola Hidatidosa
b. HiperemesisGravidarum
c. Morningsicknes
d. EmesisGravidarum
e. KET
SOAL ESSAY