Anda di halaman 1dari 11

POTENSIAL OSMOSIS JARINGAN TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen pengampu:
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si.
Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S.

oleh:
Kelas A 2015
Kelompok 5

Fadillah Utami (1505063)


Jembar Galih Ramiati (1500255)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Nia Yuniarti (1500525)
Rianeu Ramadhanti (1500897)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul Praktikum
Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
B. Waktu dan Tempat
Hari : Rabu, 10 Oktober 2018
Waktu : 07.00 - 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI
C. Rumusan Masalah
Bagaimana mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara
plasmolisis?
D. Tujuan
Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara plasmolisis.
E. Dasar Teori
Potensial osmotik mempunyai pengertian yaitu zat cair dalam vakuola dan
bagian-bagian sel lainnya yang mengandung zat-zat terlarut di dalamnya, artinya
zat cair tersebut adalah suatu larutan dan potensial airnya (seandainya
dikeluarkan dari sel adalah potensial larutan atau potensial osmosis yang nilainya
lebih rendah daripada potensial air murni (Zhabila, 2017).
Status larutan potensial osmotik dinyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan
tekanan atau satuan energi. Potensial osmosis air murni memiliki nilai = 0,
sehingga jika digunakan satuan tekanan maka nilainya menjadi 0 atm atau 0 bar.
Potensial osmosis cairan sel dapat diukur dengan mudah bila nilai potensial
tekanan cairan sel sama dengan nol, yaitu pada saat sel mengalami plasmolisis.
Jika potensial osmosis di luar sel lebih besar daripada potensial osmosis di dalam
sel, maka air berdifusi masuk ke dalam sel (mengalami turgid), sehingga larutan
menjadi hipotonis. Namun jika potensial osmosis di luar sel lebih kecil daripada
di dalam sel maka, air berdifusi ke luar dan sel akan mengalami plasmolisis (sel
menjadi mati), kondisi ini larutan menjadi hipertonis. Dan jika potensial osmosis
diluar sel sama besarnya dengan potensial osmosis di dalam sel maka tidak aka
nada gerakan air (konsentrasi seimbang), maka lautan ini mengalami isotonis
(Cahyana, 2016).
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan menggambarkan
perbandingan proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin pekat suatu larutan
akan makin rendah potensial osmosisnya (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2018).
Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metode.
Metode yang sering digunakan adalah dengan menggunakan suatu seri larutan
yang konsentrasi dan potensial osmosisnya diketahui, misalnya dengan
menggunakan larutan sukrosa. Metode ini didasarkan pada adanya peristiwa
plasmolisis yaitu dengan menentukan suatu larutan yang hanya menyebabkan
terjadinya kondisi “incipient plasmolysis” (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2018).
Pada kondisi “incipient plasmolysis”, setengah dari seluruh sel yang
dimasukan menunjukkan tanda-tanda plasmolisis. Pada saat ini sel-sel
menunjukkan penurunan (pengurangan) volume, sehingga konsentrasi cairan di
dalam sel akan lebih padat (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2018).
F. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Tabel 1. Alat pada Praktikum Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
No. Nama Alat Jumlah
1 Rak tabung 1 buah
2 Tabung reaksi 9 buah
3 Silet tajam 1 buah
4 Mikroskop 1 buah
5 Kaca objek dan kaca penutup 7 buah
2. Bahan yang digunakan
Tabel 2. Bahan pada Praktikum Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
No. Nama Bahan Jumlah
1 Larutan sukrosa 0,0 M 5mL
2 Larutan sukrosa 0,05 M 5mL
3 Larutan sukrosa 0,10 M 5mL
4 Larutan sukrosa 0,15 M 5mL
5 Larutan sukrosa 0,20 M 5mL
6 Larutan sukrosa 0,25 M 5mL
7 Larutan sukrosa 0,30 M 5mL
8 Larutan sukrosa 0,35 M 5mL
9 Larutan sukrosa 0,40 M 5mL
10 Daun Rhoeo discolor 21 buah
G. Langkah Kerja
Bagan 1. Langkah kerja Praktikum Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
Sembilan buah tabung
reaksi disiapkan dan
Permukaan bawah daun Sayatan epidermis
dikelompokkan dan
Rhoeo discolor disayat dimasukkan ke dalam
dilabeli dan diisi masing-
sebanyak 21 sayatan, tabung reaksi berisi larutan
masing dengan larutan
masing-masing sukrosa, setiap tabung
sukrosa mulai dari
mengandung ±25 sel. menerima 3 sayatan.
konsentrasi 0,0 sampai
0,40 sebanyak 5 ml.

Amati dengan mikroskop.


Menghitung berapa
Dibiarkan selama 30 menit. sayatan dengan berbagai
potensial osmosis dari
lalu letakkan sayatan yang konsentrasi larutan diamati
larutan sukrosa yang
telah direndam di atas kaca tanda-tanda plasmolisis
menunjukan keadaan
objek. atau yang mengalami
"incipient plasmolysis".
plamolisis.
H. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Mengukur Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan
Kelompok 5
Nama
No. Sebelum Direndam Sesudah direndam Keterangan
Larutan

Sukrosa Mengalami
1.
0,0 plasmolisis

Gambar 1a. Hasil sayatan Gambar 1b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,0 M konsentrasi 0,0 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Sukrosa Mengalami
2.
0,05 plasmolisis

Gambar 2a. Hasil sayatan Gambar 2b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,005 M konsentrasi 0,005 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Sokrosa Mengalami
3.
0,1 plasmolisis

Gambar 3a. Hasil sayatan Gambar 3b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,1 M konsentrasi 0,1 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)
Nama
No. Sebelum Direndam Sesudah direndam Keterangan
Larutan

Sukrosa Mengalami
4.
0,15 plasmolisis

Gambar 4a. Hasil sayatan Gambar 4b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,15 M konsentrasi 0,15 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Sukrosa Mengalami
5.
0,2 plasmolisis

Gambar 5a. Hasil sayatan Gambar 5b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,2 M konsentrasi 0,2 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Setelah
direndam
Sukrosa
6. terjadi
0,25
incipient
plasmolisis
Gambar 6a. Hasil sayatan Gambar 6b. Hasil sayatan
sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,25 M konsentrasi 0,25 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)
Nama
No. Sebelum Direndam Sesudah direndam Keterangan
Larutan

Setelah
direndam
Sukrosa
7. terjadi
0,30
incipient
plasmolisis
Gambar 7a. Hasil sayatan Gambar 7b. Hasil sayatan
sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,30 M konsentrasi 0,30 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Setelah
direndam
Sukrosa
8. terjadi
0,35
incipient
plasmolisis
Gambar 8a. Hasil sayatan Gambar 8b. Hasil sayatan
sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,35 M konsentrasi 0,35 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)

Sukrosa Mengalami
9.
0,4 plasmolisis

Gambar 9a. Hasil sayatan Gambar 9b. Hasil sayatan


sebelum direndam pada sesudah direndam pada
konsentrasi 0,4 M konsentrasi 0,4 M
(Dok. Kelompok 5A, 2018) (Dok. Kelompok 5A, 2018)
I. Pembahasan
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel, dari
daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke rendah. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami yang dapat dihambat dengan cara meningkatkan tekanan pada
bagian yang memiliki konsentrasi lebih rendah. Tekanan osmotik bergantung
pada konsentrasi zat terlarut, bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Pada praktikum kali ini, sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor
dimasukkan ke dalam larutan sukrosa yang memiliki konsentrasi berbeda-beda.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensial osmotik daun tersebut pada
keadaan Incipient plamolysis. Incipient plamolysis adalah kondisi di mana
setengah dari keseluruhan sel yang dimasukkan ke dalam larutan mengalami atau
menunjukkan tanda-tanda plasmolisis.
Peristiwa plasmolisis terjadi karena konsentrasi larutan di luar sel lebih besar
dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Apabila konsentrasi larutan tinggi, maka
potensial osmotik juga akan semakin tinggi, sehingga semakin banyak sel yang
terplasmolisis

Grafik Potensial Osmosis Jaringan Rhoeo discolor


90
80
Plasmolisis Sel (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Konsentrasi Larutan Sukrosa (M)
.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, masing-masing jaringan yang
dimasukkan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis dengan jumlah
yang berbeda-beda. Sel yang mengalami persentase plasmolisis tertinggi adalah
sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa 0,40. Sedangkan peristiwa
incipient plamolysis hanya terjadi pada larutan sukrosa yang memiliki
konsentrasi 0,25, 0,30, dan 0,35.
Menurut Ismail dan Muis (2011), osmosis terjadi karena pengeluaran air dari
konsentrasi larutan yang potensialnya tinggi ke larutan yang potensialnya rendah.
Nilai potensial air di dalam dan sekitar sel akan memengaruhi difusi air ke dalam
sel tumbuhan. Potensial air suatu sel dipengaruhi oleh matriks sel larutan dalam
vakuola dan tekanan hidrostatik di dalam isi sel.
Pada praktikum yang dilakukan, terdapat beberapa hasil yang tidak sesuai
dengan teori misalnya pada larutan 0,15 dan 0,20 seharusnya mengalami
incipient plamolysis dan 0,30 sudah mengalami plasmolisis yang mengatakan
bahwa pertambahan konsentrasi sel akan membuat sel yang terplasmolisis
semakin banyak. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan saat menyayat
daun Rhoeo discolor, yaitu terlalu tipis atau bahkan terlalu tebal, atau terjadi
kesalahan saat menghitung jumlah sel yang mengalami plasmolisis.
J. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa potensial osmosis pada keadaan ”incipient plasmolysis”
memiliki nilai yang hampir sama atau kira-kira sama dengan potensial
osmosis sel pada keadaan normal?
Jawaban:
Karena incipient plasmolysis terjadi pada jaringan yang separuh jumlah selnya
baru saja mulai plasmolisis (protoplas baru mulai lepas dari dinding sel),
berarti tekanan-dalamnya sama dengan nol. Maka dari itu potensial osmotik
larutan penyebab incipient plasmolysis setara dengan potensial osmotik di
dalam sel, sesudah kesetimbangan dengan larutan tercapai.
2. Pada keadaan ”incipient plasmolysis”, nilai potensial osmosis yang
sebenarnya akan lebih kecil atau lebih besar dari keadaan normal? Jelaskan
alasan anda!
Jawaban:
Lebih kecil dari yang sebenarnya karena volume jaringan awal dan jaringan
pada keadaan incipient plasmolysis dilakukan secara hati-hati (seluruh volume
jaringan atau lebih baik lagi ukuran sampel protoplas yang agak besar), maka
perubahan potensial osmotik yang disebabkan oleh perubahan volume dapat
dihitung. Jika koreksi tidak dilakukan, nilai potensial osmotik yang diperoleh
dari metode plasmolisis menjadi terlalu negatif, sering berselisih 0,1 Mpa atau
lebih (5-10% atau lebih).
3. Apakah sel-sel jaringan dari tumbuhan yang berbeda akan memiliki potensial
osmosis yang berbeda pula? Jelaskan!
Jawaban:
Ya, karena tumbuhan yang berbeda akan memiliki potensial osmosis yang
berbeda pula hal tersebut dipengaruhi keadaan lingkungan yang berubah
(misalnya, rawan air atau rawan garam).
K. Simpulan
Potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dapat diukur melalui cara
plasmolisis. Plasmolisis ditandai dengan keluarnya sebagian larutan dalam sel.
Hal ini terjadi karena konsentrasi di luar sel lebih besar dibandingkan konsentrasi
di dalam sel. Semakin pekat suatu larutan akan semakin rendah potensial
osmosisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, Tirta. (2016). Perbedaan potensial osmotik, Potensial Air, Potensial


Tekanan dan Potensial Kimia. [Online]. Diakses dari:
https://student.unud.ac.id/tirtacahyana/news/26533. (13 Oktober 2018)
Ismail dan Muis, A. (2011). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.
Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan. (2018). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Zhabila, A. (2017). Pengertian Potensial Osmosis. [Online]. Diakses dari:
https://brainly.co.id/6974189. (13 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai