SKRIPSI
Oleh :
ARTIKA SARI
NIM: 07.02.006
1
2
SKRIPSI
Oleh :
ARTIKA SARI
NIM: 07.02.006
LEMBAR PENGESAHAN
Tim Penguji
(Iting, S.Kp, M.Biomed) (Ns. Janno Sinaga, S.Kep. M.Kep, Sp. KMB)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis
yang dicantumkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Artika Sari
5
Agama : Islam
Pendidikan
4. Tahun 2007 sampai saat ini sedang menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Ilmu Keperawatan ( PSIK) STIKes Mutiara Indonesia.
6
ABSTRAK
Senam Kaki dapat membantu memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan memperkuat otot-otot
kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot betis dan otot paha,
mengatasi keterbatasan gerak sendi dan mencegah terjadinya depormitas. Keterbatasan jumlah insulin
pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya
pembulu darah, saraf dan strukrur internal lainya. Sehingga pasokan darah ke kaki semakin terhambat,
akibatnya pasien DM akan mengalami gangguan sirkulasi darah pada kakinya. Peneliti an bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus
sebelum dan sesudah di berikan perlakuan senam kaki. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi
Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 347 orang pertahun, tehnik samplingdalam
penelitian ini adalah purposiple sampling sehingga diperoleh 29 orang. Data penelitian dianalisa
dengan uji paired t-test. Berdasarkan hasil analisa data di ketahui bahwa ada perbedaan sirkulasi darah
sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki dengan nilai p=0.000 dengan rata-rata peningkatan
sirkulasi darah. -0,260. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengarug senam kaki terhadap
sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus di RSU Dr.Pirngadi Medan. Saran untuk praktek
keperawatan di harapkan perawat yang bekerja diruangan tersebut hendaknya menbuat prosedure tetap
senam kaki terhadap pasien diabetes melitus dan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan
alat yang lebih akurat untuk mengukur sirkulasi darah kaki seperti Dopller HI-doop.
Kata kunci : Senam Kaki, Sirkulasi Darah Kaki, Pasien Diabetes Melitus.
7
ABSTRACT
Leg exercises can help improve blood circulation is impeded and trengthen the small muscles of the
foot in diabetic patiens with neuropathy. Moreover, it can strengthen the calf musclesand thigh
muscles, to overcome the limitation of joint motion and prevent deformity. Limitations of the amount of
insulin in people with diabetes resulted in increased blood sugar levels this causes damage to blood
vessels, nerves and other internal structures so that the bloodsupply to the foot increasingly hampered,
resulting in diabetic patients will experience a disruption of blood circulation in this legs. This study
aims to determine the influence of Gymnastics Against Blood Circulation foot in diabetic mellitus
Patients before and after exercises foot treatment is given. This type of study is Quasi experimentation.
The population in this study as many as 347 people per year, sampling techniques in the study was
purposive sampling to obtain 29 people. Data were analyzed with paired t-test trials. Based on the
results of data analysis known that there are differences in blood circulation before and after exercises
foot with a p-value = 0,000with and average peningkaran -0,260 blood circulation. The conclusion of
this study was there the influence of leg exercises on leg blood circulation in patients with diabetes
mellitus in RSU Dr. Pirngadi Medan. Suggestion for nursing practice are expected to nurses working
in the room should be made SOPs leg exercises to patients with diabetes mellitus and for further
research should use a more accurate tool to measure leg blood circulation as Dopller HI-doop.
Key words : Gymnastics Foot, Leg Blood Circulation, Diabetes Mellitus Patients
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti sampai saat ini masih diberikan
kebijakan sebagai dasar dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH
MELITUS DI RUANG PENYAKIT DALAM RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2011’’.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
2. Dr. Dra. Ivan Elisabeth, M.Kes, selaku Ketua STIKes Mutiara Medan.
3. Iting, S.Kp. M.Biomed, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Mutiara Medan, sekaligus sebagai Ketua penguji yang telah banyak memberikan
4. Ns. Rosetty Sipayung, S.Kep selaku penguji III yang telah memberikan saran
5. Ns. Janno Sinaga, S.Kep. M.Kep. Sp.KMB selaku dosen penguji I dalam
6. Ns. Agnes Silvina Marbun, S.Kep selaku dosen penguji II dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Dr. Dewi Fauziah Syahnan, Sp. THT selaku Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan
8. Kedua Orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan dukungan baik
secara materi, motivasi dan doa kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya peneliti berharap kiranya skripsi ini akan bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan.
Peneliti
( Artika Sari )
\
10
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSRTAK .................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DARTAI ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari
makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh
pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
menurun, atau pankreas dapat menghentikan produksi insulin. Keadaan ini dapat
mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi pada neuropati
(penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit
makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki. Senam kaki ini bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga
15
nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot paha,
serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami oleh penderita Diabetes
Melitus (Wibisono, 2009). Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita
Diabetes Melitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien
senam kaki ini berpengaruh untuk memperbaiki sirkulasi darah. Dari pengamatan
(Dian, 2008) di Rumah Sakit. Dr. Oen Solo Baru pada tanggal 7 Mei 2007 banyak
menyehatkan tubuh juga sangat memungkinkan untuk dapat mengikutinya. Dian juga
pernah melakukan penelitian tentang senam ini pada tahun 2009. Tetapi pada
penelitian tersebut memfokuskan pada lansia saja. Pada tahun yang sama (Cinta,
2009) juga melakukan penelitian tentang pengaruh senam kaki dalam mencegah kaki
diabetik, kemudian (Julian, 2010) melakukan penelitian tentang pengaruh senam kaki
terhadap peningkatan sirkulasi darah kaki pada pasien DM di RSUP Haji Adam
Malik Medan yaitu rata-rata sirkulasi darah kaki sebelum dilakukan senam kaki 0,94
mmHg dan sesudah dilakukan senam kaki terjadi peningkatan sirkulasi darah kaki
diabetes. Data terbaru menunjukkan bahwa satu dari lima orang dengan diabetes
(20%) memiliki neuropati perifer. Resiko neuropati perifer adalah sekitar 2 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan orang tanpa diabetes. Kombinasi neuropati perifer dengan
16
masalah yang terkait dengan suplai darah ke kaki dapat menyebabkan ulkus kaki dan
penyembuhan luka lambat. Infeksi ini dapat mengakibatkan luka amputasi, 40-70%
Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak ditangani secara tepat dapat
berkembang menjadi suatu tindakan pemotongan amputasi kaki. Adanya luka dan
masalah lain pada kaki merupakan penyebab utama, morbiditas, disabilitas, dan
Komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada
kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes. (Akhtyo, 2009).
Dari sudut ilmu kesehatan, tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila
umumnya. Selain itu telah lama pula olah raga, digunakan sebagai bagian pengobatan
diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes
melitus (bagi orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang
tidak diharapkan. Olahraga, yang dilakukan adalah olahraga yang terukur, teratur,
Salah satu jenis olah raga, yang dianjurkan terutama, pada penderita, usia, lanjut
memilih RSU Dr Pirngadi Medan karena di RSU Dr. Pirngadi Medan tidak ada
Dari hasil rekam medik di RSU Dr. Pirngadi Medan bahwa jumlah penderita
Diabetes Melitus tipe 1 dan tipe 2 pada tahun 2010 adalah sebanyak 347 penderita.
penelitian sebagai berikut, “Adakah Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah
Untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada
tentang pemberian senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien DM.
18
kegiatan senam kaki di Rumah Sakit dalam memperbaiki sirkulasi darah kaki
Dapat dijadikan data dasar dalam melakukan penelitian yang lebih lanjut
mengenai senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada. penderita DM.
2.1.1 Defenisi
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer dan Bare,
{IDDM})
Pada tipe ini sel beta pancreas mengalami kerusakan sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan pada system imun tubuh, meningkatnya kerentangan sel beta
terhadap virus atau sel beta mengalami degenerasi. Tipe 1 umumnya lebih sering
16
20
gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan adanya penglepasan glukosa hati
tipe 2. Pada keadaan kegemukan respon sel beta pankreas terhadap peningkatan
gula darah sering berkurang. Selain itu reseptor insulin pada target sel diseluruh
namun dipengaruhi pula oleh faktor lain yaitu gaya hidup seperti diet dan
kebiasan berolahraga.
c. Diabetes Gestasional
masa kehamilan. Biasanya, diabetes ini muncul pada minggu ke-24 (bulan
keenam). Istilah itu juga diberikan pada diabetes yang untuk pertama kalinya
kembali.
muncul kembali, keadaan tersebut bisa disebut diabetes tipe 2 atau tetap disebut
diabetes gestasional.
21
Diabetes yang disertai kehamilan, jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat
berdampak buruk terhadap bayi dan ibu. Si jabang bayi dapat tumbuh besar lebih
dari besar normal (makrosomia), yaitu berat lahirnya lebih dari 4 kg (disebut bayi
raksasa atau giant baby). Diabetes Gestasional pada prinsipnya berbeda dengan
sama.
Diabetes tipe lain merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang
hiperglikemia akibat kelainan spesifik atau kelainan genetic fungsi sel beta,
fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin, dan
2.1.3 Etiologi
1. Faktor Imunologi
Faktor ini banyak terjadi pada diabetes melitus tipe 1, respon ini merupakan
respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan
pulau langerhans dan insulin endogen (intemal) terdeteksi pada saat diagnosis di
Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas
3. Pola diet
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus. Konsumsi makanan yang
berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya
4. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang
lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. 9 dari 10 orang gemuk
5. Faktor genetik
Diabetes melitus dapat di wariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes melitus akan di bawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
melitus. Pewaris gen ini bisa sampai ke cucunya bahkan cicit walau resikonya
sangat kecil.
23
sehingga tidak ada sel resi honnon-hormon untuk metabolisme tubuh termasuk
insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama
mengiritasi pankreas.
Gambaran klinis awal pada Diabetes Melitus adalah Poliuri atau banyak
kencing disebabkan karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotik diuresis dimana gula banyak
kehilangan cairan banyak karena poliuri sehingga untuk mengimbangi klien lebih
banyak minum. Polifagi (banyak makan) disebabkan karena glukosa tidak sampai ke
sel-sel yang mengalami starvasi (lapar) sehingga untuk memenuhinya klien akan
terus makan. Walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan
berada sampai pada pembuluh darah. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga
berkurang disebabkan karena kehabisan glikogen yang telah dilebur menjadi glukosa,
maka tubuh mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan
protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah
cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
24
lemak sehingga klien dengan Diabetes Melitus walaupun banyak makan akan tetap
kurus.
Mata kabur yang disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa - sarbitol
fruktasi) karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,
Menurut Harbuono, 2008 ada beberapa faktor resiko pada pasien DM yaitu :
pada jaringan lemak yang luas. Sebagai kompensansi akan di bentuk insulin yang
otot, hati, monosit dan permukaan sel lemak. Hal ini akan memperberat resistensi
terhadap insulin. Gula darah tinggi yang tidak ditatalaksana dapat menyebapkan
kerusakan syaraf, masalah ginjal atau mata, penyakit jantung serta stroke
(Harbuono, 2008).
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, bertambahnya usia
Kelompok usia yang menjadi faktor resiko diabetes adalah usia lebih dari 45
tahun. Ras dan suku bangsa, dimana bangsa amerika, Afrika, amerika, meksiko,
Indian amerika, hawai dan sebagian amerika asia memiliki resiko diabetes dan
25
penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya
angka tekanan darah tinggi. Jenis kelamin yang memungkinkan pria menderita
penyakit jantung lebih besar dari pada wanita. Namun, jika wanita telah
meskipun prefalensinya tidak setinggi pria. Riwayat keluarga yang salah satu
meningkat.
Glukosa adalah gula, glukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga.
Gula, darah akan meningkat jika kita mengkonsumsi makanan. Pada orang yang
sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi
oleh pankreas. Hormon insulin yang akan membantu glukosa dari darah masuk ke sel
1. Tes gula, darah sewaktu. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil
kapan saja.
2. Tes gula darah puasa. Tes ini memakai contoh darah yang diambil saat kita
tidak makan atau minum apapun (kecuali air putih) sedikitnya 8 j am.
3. Tes toleransi glukosa. Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian
kita mengkonsumsi minuman mana dengan kadar gula darah tertentu, lalu
kadar gula darah kembali diukur. Di Indonesia, yang lebih sering dilakukan
adalah tes gula darah setelah makan, yaitu dimulai dengan tes gula
26
2.1.7 Penatalaksannan
meliputi :
1. Perencanaan makanan
Tahap pertama dalam perencanaan makan adalah mendapatkan riwayat diet untuk
mengidentifikasi kebiasaan makan pasien dan gaya hidupnya. Tujuan yang paling
asupan kalori total untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sesuai
dan pengendalian kadar glukosa darah. Persentase kalori yang berasal dari
Distribusi dari kalori karbohidrat saat ini lebih dianjurkan daripada protein dan
lemak. Sesuai dengan standar makanan berikut ini, makanan yang berkomposisi :
Karbohidrat : 45 – 60%
Protein : 10 – 15%
Lemak : 20 – 25%
(Sukardji, 2004).
jasmani teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit ) merupakan
salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes. Latihan jasmani yang dimaksud
jasmani ini sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
Batasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang memerlukan
3. Intervensi farmakologi
250 mg/tab.
Adapun cara kerja sulfoni lurea ini utamanya adalah meningkatkan sekresi
receptor insnulin pada otot dan sel lemak, meningkatnya efisiensi sekresi
insulin dan potensiasi stimulasi insulin transpor karbohidrat ke sel otot dan
jaringan lemak, serta penurunan produksi glukosa oleh hati. Cara kerja
obat ini pada umumnya melalui suatu alur kalsium yang sensitif terhadap
ATP.
fase pertama yang terdiri dari dua macam obat, yaitu repaglinid dan
menyebabkan hipoglikemia.
usatu receptor inti di sel otot dan sel lemak yang terbagi atas dua
di bagi tiga yaitu : Insulin yang verja cepat contohnya insulin reguler
bekerja paling cepat dan KGD dapat rutin dalam waktu 20 menit,
4. Penyuluhan
optimal, dan menyesuaikan keadaan psikologis serta kualitas hidup yang lebih
baik. Edukasi adalah bagian integral dari asuhan keperawatan pada pasien
2.1.8 Kompfikasi
Belum lama ini ilmuan di bidang medis memberikan perhatian lebih besar pada suatu
suatu keadaan berbahaya dan kemungkinan besar dapat mematikan. Kondisi ini dapat
30
meliputi resistensi insulin, kadar gala darah tinggi, peningkatan trigliserida, kadar
Kadar glukosa yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak dapat
energi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik bahkan sel-sel otak bisa
4) Minum alkohol.
5) Stress.
31
Oleh karena itu pokok utama dalam melakukan pencegahan terhadap serangan
hipoglikemia adalah :
b) Hiperglikemia
kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului
Akibatnya glukosa, yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami
pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh kurangnya
Dalam hal ini ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronis
1) Teori Sorbitol.
dan jaringan tertentu pada sel dan jaringan tertentu dan dapat
perubahan fungsi.
2) Teori glikolisasi
2. Komplikasi Kronik
adanya penyakit jantung koroner, stroke (pada pembuluh darah otak dan
kaki).
33
mereka memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Hipertensi diderita oleh
63-70% penderita diabetes dan penyakit ini berkaitan erat dengan faktor--
faktor lain, seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan tingkat
jantung 2-4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak
menderita diabetes diabetes karena gula darah yang tinggi lama kelamaan
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Ginjal
cairan yang berlebih. Bila ginjal mengalami kerusakan saringan ini menjadi
rusak dan kotoran tercampur dalam darah. Kerusakan ginjal sering kali
merupakan kasus komplikasi yang fatal pada penderita diabetes yang sudah
lama dan parah. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh
awal, pembuluh darah mulai bocor dan hal ini akan mengakibatkan
lebih parah, pembuluh darah yang abnormal akan tumbuh di retina dan
kerusakan aliran darah yang menyebabkan mati rasa pada kaki. Penderita
diabetes yang sudah lama atau sudah tua cenderung memiliki masalah
sirkulasi yang lebih serius karena kerusakan aliran darah yang melalui
arteri kecil. Hal ini menambah kerentanan terhadap luka-luka dikaki yang
infeksi.
amputasi.
adalah luka pada pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk
akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah pada tungkai. Bagi
terkendali, masalah pada kaki ini akan mengarah pada infeksi dan
yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak seimbang, sepatu yang
infeksi.
3. Kuku Kaki yang Tumbuh ke Dalam. Terjadi ketika ujung kuku tumbuh
atau trauma kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. Rica ujung
4. Pembengkakan Ibu Jari Kaki. Terjadi jika ibu jari condong kearah jari
Dapat terjadi pada, salah satu kaki atau kedua, kaki karena penggunaan
5. Plantar Warts. Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di
kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar telapak kaki.
6. Jari Kaki Bengkok. Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan
7. Kulit Kaki Kering dan Pecah. Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak
berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit
yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat
gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki
dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timulnya kaki diabetik adalah
pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan
terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya
atropi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa
dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila
dinaikkan.
nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit
sembuh.
berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi
Sedangkan gangren kaki diabetik sendiri bisa dibagi menjadi enam tingkatan,
yaitu:
1. Derajat 0. Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai
5. Derajat 4. Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
2.2.1 Definisi
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana,
jenis olahraga aerobik yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana
Diabetes Melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3-5 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan diabetes. Latihan fisik yang dimaksud adalah berjalan, bersepeda, santai,
joging, senam, dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan umur
untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan kondisi dan
kemampuan tubuh. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
(deformitas). Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis dan otot paha dan
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur,
dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua
keluar atau kedalam dan mencengkram pada jari-jari kaki. Latihan senam kaki
diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai dirumah bersama
keluarga, juga pada waktu kaki terasa dingin, lakukan senam ulang.
Indikasi dari senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita
Diabetes melitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien
kaki ini juga dikontraindikasikan pada klien yang mengalami perubahan fungsi
fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada dan orang yang depresi, khawatir atau cemas.
2.2.4 Prosedur
Alat yang harus dipersiapkan adalah : kursi (jika tindakan dilakukan pada
posisi duduk), prosedur pelaksanaan senam, sedangkan persiapan untuk klien adalah
kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki. Perhatikan juga
lingkungan yang mendukung, seperti lingkungan yang nyaman bagi pasien dan jaga
privasi pasien.
41
Posisi awal
2. Luruskan kembali
42
Latihan ke 10 (sekali)
Selembar koran dilipat-lipat dengan kaki menjadi bentuk bulat seperti bola.
Kemudian dilicinkan kembali dengan menggunakan kedua kaki, dan setelah itu
disobek-sobek.
diatas lembaran koran lainnya. Akhirnya bungkuslah semuanya dengan kedua kaki
salah satunya pada organ kaki (Hayens, 2003). Normal Sirkulasi darah pada
kaki adalah > 1,0 yang di peroleh dari rumus ABPI (Ankle Brachial Pressure
Index). Sedangkan keadaan tidak normal dapat di peroleh bila nilai ABPI 0,5
- 0,9 resiko tinggi luka dan perlu perawatan tindak lanjut dan ABPI < 0,5 kaki
Dasar terjadinya luka atau kelainan pada kaki pasien diabetes adalah
adanya suatu kelainan pada saraf, kelainan pembuluh darah dan kemudian
adanya infeksi. Dari ketiga hal tersebut, yang paling berperan adalah
48
kelainan saraf dapat mengenai saraf sensori, saraf motorik dan saraf
Akibatnya kaki lebih rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil.
menyebabkan infeksi. Bila infeksi ini tidak diatasi dengan baik, hal itu akan
2007). Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju
Akibat lanjut dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi
perubahan bentuk deformitas pada kaki seperti jari menekuk cock up toes,
terjadi penipisan bantalan lemak dibawah daerah pangkal jari kaki kaput
kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki charchot, yang
pembusukan gangren. Gangren yang luas dapat pula terjadi akibat sumbatan
kelainan bentuk kaki, memngkadm kekuatan otot betis dan paha, dan
DARAH KAKI
adalah:
Ha : Ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien DM di
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat
dari perlakuan tertentu, dengan menggunakan rancangan One Group Pretest Postest
yaitu rancangan penelitian yang melihat pengaruh perlakuan yang diberikan kepada
ingin mengetahui sirkulasi darah kaki setelah dilakukan perlakuan yaitu : senam kaki
Responden 01 I1I2I3I4I5 02
KETERANGAN:
1
52
I1, I2, I3, I4, I5 : Melakukan senam kaki dengan frekuensi 5 kali seminggu.
senam kaki
Penelitian ini dilakukan di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan
tahun 2011.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang di rawat di
3.3.2 Sampel
53
yaitu pemilihan sampel sesuai dengan tujuan peneliti dari populasi yang memenuhi
Adapun kriteria, Sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah (1)
pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, (2) pasien diabetes melitus yang tidak
mengalami gangguan pembuluh darah, (3) pasien diabetes melitus yang mengalami
mati rasa dan kesemutan di kaki atau jari kaki, (4) pasien dengan kesadaran penuh.
Medan.
54
sebagai berikut:
1. Senam Kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
darah bagian kaki yang memiliki tujuan memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat
darah dan di alirkan oleh arteri ke seluruh organ-organ tubuh salah satunya
pada organ kaki (Hayens, 2003) Sirkulasi darah diukur dengan menggunakan
takanan darah di kaki. Hasil dari kedua pengukuran ini dibandingkan dengan
rumus ABPI, hasil dari ABPI inilah sirkulasi darah pre –test.
dalam 1 minggu.
darah.
2. ABPI 0,5 - 0,9 resiko tinggi luka dan perlu perawatan tindak lanjut.
3. ABPI < 0,5 kaki sudah mengalami nekrotik, gangren, ulkus, borok yang perlu
terakhir adalah Entri yaitu proses penyusun data atau pengorganisasian data agar
dengan mudah dapat dijumlahkan atau ditata, untuk dapat disajikan dan dianalisis.
yang di peroleh dari setiap responder merupakan hasil pengukuran sirkulasi darah
Sebelumnya peneliti harus tahu berapa nilai sirkulasi darah normal pada
P1
ABPI1
P
Keterangan:
kaki
sehingga, di ketahui pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien
diabetes melitus.
57
Data yang dikumpul akan di analisa dengan uji univariat dan bivariat:
1. Uji Univariat
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Analisa ini digunakan untuk
2. Uji Bivariat
darah kaki (variabel terikat) akan dilakukan dengan uji t-dependent adalah
kelompok/sampel yang respondennya sama dan di ukur dua kali pre dan post
dengan tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi terletak di jalan Prof H.M. Yamin, SH No.
HIUS. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantin Macky pada
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, sebagai salah satu sarana
serasi dan terpadu. Dilengkapi dengan para dokter spesialis yang telah dikenal
terintegrasi, dan konsep pelayanan yang berbeda dengan harga kompetitif untuk
rumah sakit sekelasnya Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada gilirannya diharapkan
1
59
45-60 17 58,6
>60 7 24,1
Total 29 100,0
Perempuan 14 48,3
Total 29 100,0
3 Pendidikan SD 8 27,6
SLTP 12 41,4
60
SMU 8 27,6
D-3 1 3,4
Total 29 100,0
Petani 5 17,2
Pensiun 2 6,9
Wiraswasta 8 27,6
Total 29 100,0
penelitian ini terdapat 5 orang pasien berusia < 45 tahun, 17 orang responden
berusia 45-60 tahun dan 7 orang berusia > 60 tahun keatas (dewasa lanjut). Jenis
(48,3%).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Rata-Rata Sirkulasi Darah Kaki Sebelum dan Sesudah
Senam Kaki Di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr.Pirngadi Medan
tahun 2011 (n=29)
61
darah Sebelum dilakukan senam kaki adalah 0,90, dan setelah dilakukan senam kaki
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Peningkatan Sirkulasi Darah Kaki Sebelum dan Sesudah
Senam Kaki Di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2011 (n=29)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan senam kaki
sebanyak 5 kali dalam 1 minggu terjadi peningkatan sirkulasi darah kaki sebanyak 27
orang (80%) dan 2 orang (20%) tidak mengalami peningkatan sirkulasi darah (tidak
meningkat).
menggunakan uji t dependent yaitu membandingkan data pada pre test dan post
test untuk memperoleh perbedaan sirkulasi darah kaki Sebelum senam kaki (Pre
62
Test) dan setelah senam kaki (post test) sebanyak 5 kali dalam 1 minggu. Nilai
Tabel 4.4
Basil Uji t dependent Berdasarkan Hasil Pengukuran Sirkulasi Darah Kaki
Sebelum dan Sesudah Senam Kaki Di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr.Pirngadi
Medan Tahun 2011 (n=29)
Test
dependent ada perbedaan rata-rata sirkulasi darah sebelum dan setelah dilakukan
senam kaki pada pasien Diabetes Melitus yang dirawat di Ruang Penyakit Dalam RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dengan (p=0,000) dan Standart Deviasi -0,126.
Dimana rata-rata peningkatan sirkulasi darah setelah dilakukan latihan senam kaki
4.2 Pembahasan
4.2.1 Rata-rata Sirkulasi Darah Kaki Sebelum dan Sesudah dilakukan Senam Kaki.
63
Berdasarkan hasil penelitian di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi yang
mulai dilakukan pada Mei 2011, dimana telah dilakukan pengukuran sirkulasi darah
sebelum senam kaki rata-rata 0,90 yang berarti bahwa resiko tinggi luka dan perlu
perawatan tindak lanjut, peningkatan kadar gula, darah bisa merusak pembuluh
darah, saraf dan struktur internal lainnya. Terbentuk zat kompleks yang terdiri dan
gula, di dalam dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menebal dan
terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Kadar gala darah yang tidak terkontrol juga
darah). Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia responden yang lebih banyak berusia 45-
menurun, sesuai dengan pendapat Tandra (2008). KGD juga mempengaruhi sirkulasi
darah responden, semakin tinggi KGD responden maka hal ini akan mempengaruhi
responden 1,16 yang berarti bahwa sirkulasi darah responden normal. Hal ini dapat
terjadi karena senam kaki dapat memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan
64
memperkuat otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes melitus. Senam kaki yang
dilakukan peneliti di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2011 sebanyak 29 responden,
dependent sebelum dilakukan senam kaki (Pre Test) dan sesudah senam kaki (Post
Test) didapatkan nilai p= 0,000 (p < 0,05) yang mempunyai makna bahwa ada
pengaruh senam kaki secara signifikan terhadap sirkulasi darah kaki pada pasien
diabetes melitus. Dengan demikian Hipotesa, yang diperoleh pada penelitian ini
adalah ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki. Hal ini dapat terjadi
dengan metode, yang telah diberikan oleh peneliti, selain itu responden juga
mengkonsumsi obatobatan yang diresepkan oleh dokter secara teratur. Hal ini
sesuai dengan pendapat Tara (2003) yang menyebudm bahwa senam kaki dapat
memngkat sirkulasi darahnya, hal ini terlihat dan ketidakseriusan responden untuk
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh pendapat Soegondo (2007) dimana
pada saat berolahraga glukosa, dan lemak merupakan sumber energi utama. Setelah
berolahraga 10 menit glukosa akan meningkat 15 kali dari jumlah kebutuhan biasa,
kebutuhan biasa. Setelah 60 menit kadar glukosa dalam darah akan menurun karena
akan memngaruhi penurunan kadar glukosa dalam darah. Penurunan glukosa dalam
Handriksen (2002) menyatakan bahwa, latihan aerobik dengan durasi 30-60 merit
darah.
meningkatkan sirkulasi darah kaki dan dari hasil penelitian ini didapatkan nilai
(p= 0,000) yang berarti adanya, perubahan yang signifikan. Menurut Krucoff (2004)
Afriwardi (2011) dimana pada otot yang berkontraksi saat latihan fisik, aliran darah
ke otot akan meningkat guna menyediakan makanan dan oksigen sebagai sumber
66
energi. Peningkatan aliran darah sebanding dengan jumlah serabut otot yang terjadi
selama latihan. Pada latihan fisik dengan intensitas teratur dan melibatkan banyak
serabut otot, aliran darah ke otot dapat meningkat lebih dari tiga kali lipat.
Senam kaki merupakan pilihan yang tepat untuk pasien diabetes melitus
pada pasien diabetes. Senam kaki merupakan salah satu tempi yang di berikan untuk
melancarkan sirkulasi darah yang terganggu. Penelitian lain yang sudah pernah
dilakukan adalah pengaruh senam kaki terhadap pencegahan kaki diabetic (Cinta,
2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan keadaan kaki
pada saat sebelum senam kaki dan setelah senam kaki. Oleh karena itu, senam kaki
sangat bagus dilakukan pada pasien Diabetes Melitus baik untuk pencegahan
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr.
Pirngadi Medan dengan jumlah sampel penelitian 29 responden, dan diantaranya ada
yang tidak kooperatif atau menolak untuk dilakukan senam kaki, maka dari itu
peneliti harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dalam melakukan penelitian
seharusnya peneliti menggunakan alat ukur sirkulasi darah Dopller dengan merk HI-
doop karena alat tersebut lebih simpel dan lebih akurat untuk mengukur sirkulasi
67
darah, tetapi karena harganya mahal dan tidak terjangkau oleh peneliti maka, peneliti
kaki.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
1. Sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus, sebelum dilakukan senam
2. Sirkulasi darah kaki pada pasien diabetes melitus sesudah dilakukan senam
3. Ada pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki di ruang penyakit
5.2 Saran
Bagi Perawat RSU Dr. Pirngadi Medan, hendaknya dapat membuat prosedur tetap
senam kaki kepada pasien diabetes melitus secara teratur 3-5 kali seminggu sesuai
51
69
Bagi penderita diabetes melitus agar melakukan pola hidup yang sehat, yaitu
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan alat yang lebih akurat untuk
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth. Vol 2.
EGC : Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Salemba, Medika : Jakarta.
Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum
Kepada Yth :
Bapak/Ibu Calon Responden
Di RSU Dr Pirngadi Medan
Saya Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (SI-Keperawatan) akan
melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki
Pada Pasien DM di Ruang Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan”. Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir untuk
Indonesia Medan.
Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien DM. Untuk keperluan tersebut saya mohon
partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini
darah Bapak/Ibu diukur oleh peneliti. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas
Demikian permohonan ini, atas partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
(Artika Sari)
72
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi
STIKes Mutiara Indonesia yang bernama Artika sari, dengan judul “Pengaruh
Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus di
Ruang Penyakit Dalam RSU Dr. Pirngadi Medan 2011”, maka dengan ini saya
menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden untuk membantu dan berperan
Responden
( )
73
LEMBAR OBSERVASI
No Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Lembar observaso diisi oleh peneliti sesuai dengan hasil observasi dari responden.
Master Data
Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes
Melitus Di Ruang Penyakit Dalam
Jenis ABPI
No Umur Pendidikan Pekerjaan ABPI Post
kelamin Pre
1. 3 1 1 2 2 1
2. 2 2 2 1 2 1
3. 2 1 2 2 1 2
4. 1 1 3 4 2 1
5. 1 2 3 4 1 1
6. 2 1 2 4 1 1
7. 2 1 2 4 2 1
8. 2 2 3 1 2 1
9. 3 2 1 1 2 1
10. 3 1 2 3 2 1
11. 3 2 1 1 2 2
12. 2 2 1 1 1 1
13. 3 1 2 3 2 1
14. 2 1 1 2 2 1
15. 2 2 2 1 2 1
16. 2 1 4 4 2 1
17. 2 2 3 4 2 1
18. 2 1 3 4 2 1
19. 2 2 2 1 2 1
20. 2 1 3 4 1 1
21. 3 2 1 1 1 1
22. 2 2 2 1 1 1
23. 2 2 1 1 1 1
24. 2 1 1 2 2 1
25. 2 2 2 1 1 2
26. 3 1 3 3 2 2
75
27. 2 1 3 4 1 1
28. 2 2 2 2 2 1
29. 2 1 2 2 2 1
Keterangan :
4 = D-3 4 = wiraswasta
76
Frequencies
Statistics
Jenis
UmurK Umur Kelamin Pendidikan pekerjaan
responden Responden Responden Responden Responden
N Valid 29 29 29 29 29
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
UmurK responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <45 tahun 5 17.2 17.2 17.2
45-60 tahun 17 58.6 58.6 75.9
>60 tahun 7 24.1 24.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 15 51.7 51.7 51.7
perempuan 14 48.3 48.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
77
pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 14 48.3 48.3 48.3
Petani 5 17.2 17.2 65.5
Pensiun 2 6.9 6.9 72.4
Wiraswasta 8 27.6 27.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
T-Test
N Correlation Sig.
Pair 1 ABPI Pre & ABPI Post 29 .360 .055
78