BLOK 4A
MINGGU 3
1.3 Tujuan
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja faktor risiko dari Fraktur Klavikula
1.3.8. Untuk mengetahui bagimana mekanisme kerja bidan terhadap kasus Fraktur Klavikula
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Tinjauan Pustaka Varney
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengumpulkan
semua data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Data terdiri
atas data subjektif dan data objektif. Data subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa
langsung, maupun meninjau catatan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif
didapatkan dari pemeriksaan langsung pada pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Contoh
pada kasus ini, data subjektif : Ny.A cemas dengan keadaan anaknya, dimana terdapat seperti
sisik di kepalanya, data objektif : kepala bayi : terdapat seborrhae
Pada langkah ini, data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan diagnosis yang sfesifik (sesuai dengan “nomenklatur standar diagnosa”) dan atau
masalah yang menyertai. Dapat juga dirumuskan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosis, tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan. Masalah
ini sering menyertai diagnosa. Contoh pada kasus ini, diagnosa : Byi Ny.A 3 hari postpartum
normal. Masalah : Tidak ada, karena seborrhae merupakan masalah fisiologis.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose / masalah potensial ini benar-benar
terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh pada kasus ini,
diagnosa potensial : Tidak ada.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,
kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut
sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana
haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksankan
dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena
itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksankannya. Contoh pada kasus ini, perencanaan :
1. Beritahu hasil pemeriksaan bayinya kepada Ny.A
2. Jelaskan mengenai sisik yang ada pada kepala bayinya itu merupakan salah satu masalah
yang biasa yang terjadi pada bayi baru lahir, dan menyarankan ibu agar tidak khawatir.
3. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya dan memberikan ASI Eksklusif selama 6
bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
4. Ajarkan ibu cara membersihkan kulit kepala bayi
5. Jelaskan bagaimana cara membersihkan sisik pada kepala bayi
6. Anjurkan kepada ibu untuk tidak menggaruk kepala bayi
6. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen asuhan bagi klien
adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dari asuhan klien. Contoh pada kasus ini, pelaksanaan :
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayinya kepada Ny.A seperti : Nadi :
140x/menit, Frekuensi Nafas : 40x/menit, Suhu: 36,5 ℃
b. Menjelaskan mengenai sisik yang ada pada kepala bayinya itu merupakan salah
satu masalah yang biasa yang terjadi pada bayi baru lahir, dan menyarankan ibu
agar tidak khawatir.
c. Menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya dan memberikan ASI Eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
d. Mengajarkan ibu cara membersihkan kulit kepala bayi dengan memandikan dan
mencuci rambutnya dengan menggunakan shampo khusus bayi
e. Menjelaskan bagaimana cara membersihkan sisik pada kepala bayi, seperti
oleskan baby oil pada sisik yang terdapat dikepala bayi selama 24 jam lalu setelah
itu urut pelan-pelan kulit kepala bayi yang terdapat sisik itu dengan handuk
lembut hingga mengelupas.
7. Evaluasi
Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga
benar dalam pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang
telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang telah
diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara
keseluruhan. Contoh pada kasus ini, evaluasi :
1. Ibu mengerti keadaan bayinya saat ini
2. Ibu mengetahui dan mengerti mengenai apa yang dialami bayinya, dan Ibu tidak
merasa khawatir lagi.
3. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
4. Ibu mengerti cara membersihkan kulit kepala bayi
5. Ibu mengerti cara membersihkan sisik pada kepala bayi
Ibu mengerti untuk tidak menggaruk kepala bayi
2.2 Tinjauan Pustaka SOAP
1. Data Subjektif (S)
Data subketif (S), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diproleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau rimgkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. Contoh pada
kasus ini, data subjektif : Ny. A cemas dengan keadaan anaknya, dimana terdapat seperti sisik
di kulit kepalanya.
3. Assessment (A)
4. Planning (P)
Planning/ perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini
bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus
mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi
tenaga kesehatan lain, dokter.
Meskipun secara istilah, P adalah planning/ perencanaan saja, namun P dalam metode
SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi. Dengan
kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Hellen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam
SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan
keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui
oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila
kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun
implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubahan atau harus disesuaikan.
Contoh pada kasus ini, perencanaan :
a. Beritahu hasil pemeriksaan bayinya kepada Ny.A
b. Jelaskan mengenai sisik yang ada pada kepala bayinya itu merupakan salah satu
masalah yang biasa yang terjadi pada bayi baru lahir, dan menyarankan ibu agar
tidak khawatir.
c. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya dan memberikan ASI Eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
d. Ajarkan ibu cara membersihkan kulit kepala bayi
e. Jelaskan bagaimana cara membersihkan sisik pada kepala bayi
f. Anjurkan kepada ibu untuk tidak menggaruk kepala bayi
2.3 Tinjauan Pustaka Kasus
2) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan publikasi ilmiah ini adalah menggunakan metode
diskriptif dengan pendekatan studi kasus yang bersifat Mengumpulkan data (pengkajian nyeri
PQRST) mempelajari, menganalisis yang dilakukan secara integratif komprehensif agar
memperoleh pemahaman yang mendalam serta membuat kesimpulan masalah. Penulisan
publikasi ilmiah ini mengambil kasus bayi Ny T umur 26 tahun dengan nyeri fraktur
klavikula diruang Edelweis RS TK. II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang yang dilaksanakan
pada tanggal 4-9 Juni 2018. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur pada pasien keluarga dan petugas kesehatan yang mengetahui
data yang dibutuhkan.
I. Deskirpsi Jurnal
A. Komponen Deskripsi Jurnal
1) Abstract
2) Pendahuluan
3) Metode Penelitian
4) Hasil dan Pembahasan
5) Kesimpulan penelitian
2) Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi
baru lahir normal dengan presentase sungsang dikamar bersalin Rumah Sakit Dr
Sumantri Parepare tahun 2018 sebanyak 43 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari bayi baru lahir normal dengan presentase sungsang yang mengalami
asfiksia dan fraktur clavikuladi kamar bersalin Rumah Sakit DrSumantri
Pareparetahun 2018 sebanyak 38 orang.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnikacci dental sampel yaitu tehnik
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang ditemui asalkan sesuai
dengan persyaratan data yang diinginkan. Kriteria inklusidalam penelitian ini yaitu
semua ibu hamil yang melahirkan pervaginam letak sungsang,Bersedia untuk diobservasi
dan kriteri eksklusi dalam penelitian ini yaitu semua ibu hamil yang melahirkan normal
dan tidak bersedia untuk diobservasi Pengumpulan Data dalam penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder.
4) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan persalinan sungsang dengan asfiksia
dan freaktur clavikulaperiode Maret-Juni dapat diambil kesimpulan bahwa Ada hubungan
asfiksia neonatorium dengan persalinan pervaginam letak sungsang . Hal ini Karen apada
saat persalinan sungsang melahirkan kepala bayi terkadang sulit sehingga proses
kelahiran kepala lambat yang mengakibatkan suplei O2 ke janin kurang dan
mengakibatkan asfiksia saat bayi dilahirkan yang ditandai dengan bayi tidak segera
menangis pada saat dilahirkan. Dan tidak ada hubungan fraktur clavikula dengan
persalinan pervaginam letak sungsang. Hal ini karena penolong persalinan
sungsang sudah memahami cara melahirkan bahu pada bayi dengan persentase
sungsang sehingga frakturclavikula jarang terjadi, kejadian ini didapatkan bila
bayi dengan berat badan bayi lebih dari batas normal dan datang kerumah sakit secara
tiba-tiba dalam keadaan pembukaan sudah lengkaps ehingga bahu bayi sulit dilahirkan
maka terjadilah fraktur clavikula.
II. Telaah Jurnal
a. Judul
Pada judul jurnal sudah spesifik dan efektif
b. Nama Penulis
Nfn Musyahida
c. Abstrak
Pada jurnal sudah mengikuti kaidah penulisan abstrak yang baik dan benar.
d. Isi
Pada jurnal membuktikan dan menjelaskan hubungan Asfiksia Neonatorium Dan Fraktur
Clavikula Dengan Persalinan Pervaginam Letak Sungsang. Dengan pembahasan dan hasil
yang menggunakan data yang akurat.
e. Daftar Pustaka
Pada jurnal daftar pustaka yang dipaparkan sangat lengkap dan jelas.Jadi jurnal ini sangat
meyakinkan bagi pembacanya.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
B. Keluhan Utama
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Nilai APGAR
Aspek yang
No 0 1 2 Waktu
dinilai
1. Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari 1 1
denyut jantung 100 100
2. Usaha bernafas Tidak ada Lembar Menangis 1 2
teratur kuat
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan 1 1
flexi sedikit aktif
4. Reaksi terhadap Tidak ada Gerakan Menangis 2 2
rangsangan sedikit
5. Warna kulit Biru / Tubuh Seluruh 1 2
pucat kemerahan tubuh
ekstremitas kemerahan
biru
6 8
2. Antropometrik
2. Panjang badan : 50 cm
3. Lingkar kepala : 35 cm
4. Lingkar dada : 30 cm
5. Lila : 9,5 cm
3. Refleks
a. Moro : Tidak sama antara kedua tulang klavikula kanan dan kiri
a. Palmargrap : Ada
5. Tanda vital
a. Suhu : 38,3⁰C
b. Nadi : 120x/menit
c. Pernapasan : 40x/menit
6. Kepala
7. Mata
8. Hidung
9. Mulut
11. Leher
12. Dada
13. Perut
a. Bentuk : simetris
15. Kulit
a. Warna : kemerahan
c. Lanugo : ada
16. Ekstremitas
b. Kaki : simetris
c.Gerakan : ada
d. Kuku : lengkap
A. Diagnosa
Bayi Ny. “R” lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan fraktur klavikula.
Dasar :
1. Bayi lahir sungsang pervaginam tanggal 20 November 2020 Pukul 10.00 WIB.
4. Adanya krepitasi.
B. Masalah
b. Adanya krepitasi
b. Adanya krepitasi
IV. Perencanaan
a. Suhu
b. Nadi
c. Pernafasan
a. Ampisilin
b. Sanmal drop
V. Pelaksanaan
1. Melakukan fiksasi pada daerah clavikula dextra sesuai dengan advis dokter
6. Menjelaskan kepada ibu perban boleh dibuka setelah 3-6 minggu dan masa
pembentukan tulangnya 6-12 bulan.
VI. Evaluasi
4. Kolaborasi
dengan dokter
tentang pemberian
terapi
a. Ampisilin
b. Sanmal drop
6. Jelaskan kepada
ibu tentang keadaan
bayinya
7. Jelaskan pada
ibu mengenai
pentingnya ASI
8. Anjurkan ibu
untuk mengonsumsi
sayur-sayur hijau.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Fraktur klavikula adalah retaknya tulang selangka, merupakan kasus tersering yang
terjadi pada bayi saat mengalami jalan lahir.
2. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya fraktur klavikula seperti distosia
bahu,panggul sempit, letak sungsang, serta persalinan traumatic.
3. Diagnosa dapat ditegakkan pada bayi dengan jalan melakukan palpasi daerah klavikula
dan rotgen tulang.
4. Lakukan penatalaksannaan yang bertujuan menguragi gerakan pada bayi, karenaumunya
pada bayi tulang akan kembali tersambung dan terbentuk dengan normal setelah
beberapa minggu.
4.2 Saran
kita sebagai Bidan atau tenaga kesehatan seharus nya lebih memahami tentang macam-
macam masalah yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita termasuk Fraktur
klavikula. Serta lebih mengetahui bagaimana tindakan yang tepat yang dapat dilakukan
untuk mengatasi Fraktur klavikula.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1360/4/4%20CHAPTER%202.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/a9ef07501ae676cc0019811041fd7b3b.p
df
http://scholar.unand.ac.id/38417/2/BAB%20I.pdf